Anda di halaman 1dari 7

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

(PHBS)

DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
BAB I
1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Siswa sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga,
ditingkatkan, dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain berfungsi sebagai tempat
pembelajaran, juga dapat menjadi tempat yang berpotensi terjadinya penularan
penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Jumlah siswa sekolah yang cukup besar
yaitu sepertiga jumlah penduduk dan usia sekolah merupakan masa keemasan untuk
menanamkan nilai-nilai PHBS. Oleh karena itu, siswa sekolah berpotensi sebagai
agen perubahan untuk mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat, baik di
lingkungan sekolahnya, keluarga dan masyarakat.
Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta
maupun sekolah agama dari berbagai tingkatan. Dimana jumlah anak sekolah
diperkirakan mencapai 30% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 73 juta orang.
Dengan jumlah sebesar ini, maka anak usia sekolah merupakan modal utama
pembangunan dimasa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi
kesehatannya. Sekolah merupakan tempat yang strategis dalam kehidupan anak,
maka sekolah dapat difungsikan secara tepat sebagai salah satu institusi yang dapat
membantu dan berperan dalam upaya optimalisasi tumbuh kembang anak usia
sekolah dengan upaya promotif dan preventif.
Berdasarkan laporan pusat promosi kesehatan diketahui bahwa 75% kesehatan
dibangun oleh lingkungan yang sehat dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS). Tidak
ada yang bisa dikerjakan pada kondisi sakit, bahkan aktivitas sehari-hari juga tidak
dapat dilakukan pada kondisi fisik, psikis dan lingkungan yang buruk. Pada usia anak
sekolah penyakit yang sering dihadapi anak sekolah dasar biasanya berkaitan dengan
kebiasaan hidup bersih dan sehat seperti kebiasaan cuci tangan pakai sabun, potong
kuku, gosok gigi, dan membuang sampah sembarangan.

BAB II
PERENCANAAN PENANGGULANGAN MASALAH
2.1 Tujuan Penyuluhan
Kegiatan ini bertujuan agar warga sekolah baik siswa siswi dan para guru SD
Model Kota Malang mengetahui pengertian perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
di sekolah, apa saja yang merupakan PHBS sekolah, dan manfaat dari melaksanakan
PHBS.
2.2 Sasaran Penyuluhan
Sasaran kegiatan ini adalah warga sekolah khususnya siswa dan siswi SD
Model Kota Malang.
2.3 Metode penyuluhan
Metode penyuluhan PHBS di sekolah ini adalah:
a. Penyampaian materi dengan cara penyuluhan interaktif
b. Diskusi dan tanya jawab
Materi penyuluhan ditampilkan dengan alur cerita. Materi penyuluhan mencakup:
a. Pengertian PHBS di sekolah
b. Manfaat PHBS di sekolah
c. Indikator PHBS di sekolah
2.4 Materi Penyuluhan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah
2.4.1. Definisi
Kebiasaan/perilaku positif yang dilakukan oleh setiap siswa, guru, penjaga
sekolah, petugas kantin sekolah, orang tua siswa dan lain-lain untuk mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta aktif dalam menjaga lingkungan sehat di
sekolah.
2.4.2 Manfaat PHBS di sekolah
1. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga masyarakat sekolah
terlindungi dari berbagai gangguan kesehatan dan ancaman penyakit.

2. Meningkatkan semangat belajar-mengajar sehingga prestasi belajar siswa


meningkat.
3. Meningkatnya citra sekolah.
4. Menjadi contoh Sekolah Ber-PHBS bagi sekolah lainnya.
2.4.1.3 Indikator PHBS di sekolah
1. Mengkonsumsi jajanan sehat di warung/kantin sekolah
2. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
3. Menggunakan jamban
4. Olahraga teratur di sekolah
5. Memberantas jentik di sekolah
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
8. Membuang sampah pada tempatnya
Indikator PHBS di sekolah akan memberikan indikasi keberhasilan atau
pencapaian kegiatan PHBS di sekolah. Indikator yang dikembangkan tentunya
meliputi indikator yang terkait dengan perilaku siswa di sekolah dan indikator yang
berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan di lingkungan sekolah
sebagai bentuk dukungan kebijakan. dimana indikator PHBS di sekolah dapat
dirincikan menjadi dua bagian antara lain : 1) indikator perilaku siswa 2) indikator
lingkungan sekolah. Agar indikator PHBS memenuhi persyaratan tersebut, perlu
dilakukan kajian dengan pemilihan responden atau informan masyarakat sekolah
terutama siswa sekolah. Dengan diketahuinya perkembangan pelaksanaan PHBS di
sekolah maka dapat dilakukan upaya promosi kesehatan lebih lanjut sehingga dapat
meningkatkan jumlah sekolah sehat di Indonesia.
Jika sebagian murid SD memahami PHBS bukan tidak mungkin dapat
menekan tingginya angka kesakitan seperti, penyakit diare, DBD dan penyakit ISPA
yang kerap kali datang pada musim panca roba.
Selama 2 minggu setelah gejala pertama atau 1 minggu setelah penyakit kuning
muncul. Pasien juga diharapkan menjaga kebersihan. Dan lebih baik dirawat
dirumah sakit agar mendapat bantuan medis yang memadai.
4

BAB III
PELAKSANAAN PENYULUHAN
3.1 Judul Penyuluhan
Judul kegiatan penyuluhan:
PHBS di SEKOLAH
3.2 Waktu dan Tempat Penyuluhan
Hari dan Tanggal : Senin, 11 Mei 2015
Waktu

: 10.00 - Selesai

Tempat

: SD Model Kota Malang

3.3 Susunan Acara


5

Tabel 3.2 Susunan Acara Penyuluhan


Susunan acara
09.00 10.30
10.30 - 10.00
10.00 11.30

Kegiatan
Persiapan Penyuluhan
Pemberian materi
Diskusi Interaktif (tanya jawab)

3.4 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan adalah:

Laptop

1 buah

BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Melalui Penerapan PHBS di sekolah ternyata memberikan manfaat :

1. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga masyarakat sekolah


terlindungi dari berbagai gangguan kesehatan dan ancaman penyakit.
2. Meningkatkan semangat belajar-mengajar sehingga prestasi belajar siswa
meningkat.
3. Meningkatnya citra sekolah.
4. Menjadi contoh Sekolah Ber-PHBS bagi sekolah lainnya.

Anda mungkin juga menyukai