dan
hasil
itu
adalah
keluaran
dari
perilaku.
Perilaku yang tepat akan membuahkan hasil yang merefleksikan gabungan upaya banyak
individu. Perilaku mencerminkan usaha seseorang untuk melakukan sesuatu. Sementara itu,
karakteristik individu menunjukkan penyebab perilaku.
Standar
kinerja
Minimal sebuah standar kinerja, harus berisi dua jenis informasi dasar tentang apa yang harus
dilakukan dan seberapa baik harus melakukannya. Standar kinerja merupakan identifikasi
tugas pekerjaan, kewajiban, dan elemen kritis yang menggambarkan apa yang harus
dilakukan. Standar kinerja terfokus pada seberapa baik tugas akan dilaksanakan.
Agar berdaya guna, setiap standar/kriteria harus dinyatakan secara cukup jelas sehingga
manajer dan bawahan atau kelompok kerja mengetahui apa yang diharapkan dan apakah telah
tercapai atau tidak. Standar haruslah dinyatakan secara tertulis dalam upaya menggambarkan
kinerja yang sungguh-sungguh memuaskan untuk tugas yang kritis maupun yang tidak kritis.
Hal ini dikarenakan bahwa tugas pekerjaan dan standar kinerja saling berkaitan, adalah
praktik yang lazim mengembangkannya pada waktu yang bersamaan. Apapun metode
lanjut,
setiap
standar
harus
menunjuk
pada
aspek
spesifik
pekerjaan.
Tampaknya lebih mudah mengukur kinerja terhadap standar yang dapat digambarkan dalam
istilah kuantitatif. Sungguhpun demikian, pekerjaan manajerial memiliki sebuah komponen
tambahan. Yaitu, disamping hasil yang merefleksiksn kinerja manajer itu sendiri, hasil yang
lainya mencerminkan kinerja unit organisasional yang menjadi tanggung jawab manajer
bersangkutan.
Dari beberapa literatur yang saya baca, kemudian saya gabung-gabungkan dengan
pengalaman melakukan penyusunan standar kinerja di sebuah unit/instalasi di Rumah Sakit,
saya berikan contoh lembar penilaian kinerja. Semoga dapat menjadi inspirasi.
UNSUR PENILAIAN KINERJA HASIL PENILAIAN
Rendah Sedang Tinggi
KARAKTERISTIK INDIVIDU
Keahlian
Pengetahuan kerja
Kepemilikan sertifikat/ijin keahlian
Kemampuan
Kekuatan fisik
Koordinasi anggota badan dlm bekerja
Kemandirian
Kebutuhan
Hasrat untuk berhasil
Kebutuhan sosial
Sikap
Kejujuran
Loyalitas
Kreativitas
Kepemimpinan
PERILAKU
Pelaksanaan tugas pokok (berdasarkan identifikasi dan elemen kritis pekerjaan)
Menjelaskan produk kepada calon pembeli
Menjual produk
Melakukan pengepakan dan pengiriman
Menanggapi komplain dan keluhan
Mematuhi perintah
Melaporkan masalah
Merawat perlengkapan
Membuat catatan pekerjaan
Mengikuti peraturan
Hadir secara teratur
Memberi saran
HASIL
Jenis/kuantitas Produk
Nilai jual Produk
Tingkat Produksi
Pelanggan yang dilayani
Kualitas Produksi
Efektivitas penggunaan bahan
Efektivitas penggunaan alat
Tingkat keselamatan kerja
Kepatuhan terhadap prosedur
Kepuasan pelanggan
Pengertian Controlling (mengendalikan)
Pengawasan, Pengendalian atau Controlling adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa
mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan
dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan
semula.
Langkah langkah Dalam Mengendalikan Fungsi Manajemen
Dalam proses pengendalian (kontrol) dibutuhkan langkah-langkah seperti berikut ini :
1. Menentukan standar-standar yang akan digunakan menjadi dasar pengendalian.
2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai.
3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan
bila ada.
4. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan
sesuai dengan rencana.
Tipe tipe Kontrol Dalam Manajemen
Ada 4 tipe kontrol dalam pengendalian manajemen, yaitu :
Manajemen operasi yang efektif membutuhkan standar yang dapat membantu perusahaan
untuk menentukan :
1.
2.
Kebutuhan staf (berapa banyak orang dibutuhkan untuk memproduksi
barang yang dibutuhkan).
3.
Perkiraan biaya dan waktu sebelum produksi dilaksanakan (untuk
membantu mengambil baragam keputusan, dari perkiraan biaya hingga ke keputusan untuk
membuat sendiri atau membeli).
4.
Jumlah kru dan keseimbangan pekerjaan (siapa mengerjakan apa dalam
satu aktivitas kelompok atau pada satu lini produksi).
5.
Tingkat produksi yang diharapkan (sehingga baik manajer dan pekerja
tahu apa saja yang termasuk dalam satu hari kerja normal).
6.
Dasar perencanaan insentif pekerja (apa yang menjadi acuan untuk
memberikan insentif yang tepat).
7.
Efisiensi karyawan dan pengawasan (sebuah standar diperlukan untuk
mengetahui apa yang digunakan dalam penentuan efisiensi)
A.
Pengukuran Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pengukuran pekerjaan adalah penetapan waktu yang diperkirakan
diperlukan untuk melaksanakan sebuah pekerjaan. Standar pekerja yang ditetapkan secara
benar, mewakili waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja rata-rata untuk melaksanakan
aktivitas tertentu dibawah kondisi kerja normal.
Tujuan pengukuran kerja Standar pekerja ditetapkan dengan empat cara :
1.
Standar masa lalu mempunyai kelebihan, karena secara relative mudah dan murah
didapatkan. Walaupun demikian, standar ini tidak objektif dan kita tidak mengetahui
keakuratannya, apakah mereka mencerminkan kecepatan kerja yang layak atau yang buruk,
dan apakah kejadian yang tidak biasa terjadi sudah dimasukan dalam perhitungan.
2.
Merupakan pencatatan waktu sebuah sampel kinerja pekerja dan menggunakannya sebagai
dasar untuk menetapkan waktu standar. Seorang pekerja yang terlatih dan berpengalaman
dapat menerapkan standar dengan delapan langkah berikut :
a.
b.
Bagi pekerjaan menjadi elemen yang tepat (bagian dari pekerjaan yang sering
membutuhkan tidak lebih dari beberapa detik).
c.
Tentukan berapa kali akan dilakukan pengamatan (jumlah siklus atau $sample yang
dibutuhkan).
d.
e.
Hitung waktu siklus rata-rata. Waktu siklus pengamatan rata-rata (average observed
cycle time) merupakan rata-rata aritmetika dari waktu setiap elemen yang diukur, yang
disesuaikan dari pengaruh yang tidak biasa untuk setiap elemen :
Waktu siklus pengamatan rata-rata =
(jumlah waktu yang dicatat untuk melaksanakan setiap system)
jumlah siklus pengamatan
Tentukan tingkat kinerja dan kemudian hitung waktu normal untuk setiap elemen. Yaitu
waktu pengamatan yang disesuaikan lajunya.
Waktu normal = (waktu siklus pengamatan rata-rata) X (faktor peringkat)
Tingkat kinerja menyesuaiakan waktu pengamatan dengan waktu yang diharapkan dapat
dikerjakan oleh seorang pekerja normal.
f.
Tambahkan waktu normal untuk setiap elemen, untuk mendapatkan waktu normal total
bagi pekerjaan tersebut.
g.
Hitunglah waktu standar (standard time). Penyesuaian ke waktu normal total
memeberikan kelonggaran seperti kebutuhan pribadi, keterlambatan yang tidak dapat
dihindarkan, dan kelelahan.
Waktu standar
3.
Memperkirakan persentase waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja paa beragam
pekerjaannya. Kegunaan utama dari work sampling adalah untuk mengetahui ratio
kelambatan, yang menggambarkan persentase dari waktu tenaga kerja atau mesin terlambat
atau nganggur dan untuk menganalisa pekerjaan yang tugasnya bukan repetitive. Prosedur
pengambilan sampel kerja dapat diringkas menjadi lima langkah antara lain :
a.
Ambil sampel awal untuk mendapatkan sebuah perkiraan nilai parameter (sepert
perhitungan persentase waktu sibuk seorang pekerja).
b.
c.
d.
e.
Data Historis
Untuk melaksanakan study waktu dengan stopwatch ada beberapa kendala antara lain,
tenaga kerja yang sering tidak suka dijadikan subjek dari study dan sering menunjukkan sikap
yang tidak kooperatif serta sulitnya melakukan pembobotan pekerjaan. Namun demikian,
penggunaan waktu historis mempunyai beberapa kelemahan antara lain sulit untuk
menggunakan waktu historis ini untuk membuat waktu standar secara abstrak tanpa
melakukan study waktu.
C.
Suatu pembagian pekerjaan manual menjadi elemen dasar kecil yang waktunya telah
ditetapkan dan dapat diterima secara luas. Beberapa perusahaan menggunakan sebuah
perpaduan dari penelitian menggunakan stopwatch dan standar waktu yang telah ditentukan,
terutama di saat mereka bertujuan untuk menguji hasil yang didapatkan.
D.
Learning Curve
Learning curve atau yang kadang-kadang sering disebut sebagai improvement curve
adalah gambar atau grafik yang menggambarkan fakta bahwa jika pekerja melakukan
tugasnya berulang-ulang, maka prestasi mereka akan meningkat. Dasar pemikiran dari
learning curve adalah bahwa perbaikan terjadi karena para pekerja belajar bagaimana
melakukan pekerjaan lebih baik dengan menghasilkan produk yang lebih banyak. Learning
curve dapat membantu manajer memproyeksikan tenaga kerja dan kebutuhan anggaran dalam
rangka mengembangkan rencana jadwal produksi.