Anda di halaman 1dari 57

Manajemen Bank

JASA BANK

Moza Nafisah

041411231191

Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga
Tahun 2015/2016
BAB I

MANAJEMEN BANK
1.1 SEJARAH BANK UMUM
Bank pertama kali didirikan dalam bentuk seperti sebuah
firma pada umumnya pada tahun 1690, pada saat kerajaan Inggris
berkemauan

merencanakan

membangun

kembali

kekuatan

armada

lautnya untuk bersaing dengan kekuatan armada laut Perancis akan tetapi
pemerintahan Inggris saat itu tidak mempunyai kemampuan pendanaan
kemudian berdasarkan gagasan William Patersonyang kemudian oleh
Charles Montagu direalisasikan dengan membentuk sebuah lembaga
intermediasi keuangan yang akhirnya dapat memenuhi dana pembiayaan
tersebut hanya dalam waktu duabelas hari.
Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan
adalah pada zaman kerajaan tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian
usaha perbankan ini berkembang ke Asia Barat oleh para pedagang.
Perkembangan perbankan di Asia, Afrika dan Amerikadibawa oleh bangsa
Eropa pada saat melakukan penjajahan ke negara jajahannya baik di Asia,
Afrika

maupun

benua

Amerika.

Bila

ditelusuri,

sejarah

dikenalnya

perbankan dimulai dari jasa penukaran uang. Sehingga dalam sejarah


perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat penukaran uang.Dalam
perjalanan sejarah kerajaan pada masa dahulu penukaran uangnya
dilakukan antar kerajaan yang satu dnegan kerajaan yang lain. Kegiatan
penukaran ini sekarang dikenal dengan namaPedagang Valuta Asing
(Money Changer).Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan
operasional perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang
atau yang disebut sekarang ini kegiatan simpanan. Awal mulanya
memang pekerjaan bank sebagai pedagang uang, yaitu

menjual dan

membeli mata uang logam (perak dan emas). Lambat laun keberadaan
bank dapat menjadi tempat penitipan logam mulia untuk menjaga
keamanan.
Sebagai bukti penyimpanan/penitipan logam mulia tersebut,
pihak pedagang memberi surat bukti atas penitipannya yang disebut nita
emas smith(Gold Smith Note) atau uang giral. Berikutnya kegiatan

perbankan bertambah dengan kegiatan peminjaman uang. Uang yang


disimpan oleh masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan kembali kepada
masyarakatyang membutuhkannya, Jasa-jasa bank lainnya menyusul
sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang
semakin

beragam

misalnya

tabungan

haji,

pembayaran

pembayaran rekening listrik, air dan lain sebagainya.

pajak,

Lama kelamaan

meja2 tersebut berubah menjadi bangunan yang bisa kita sebut dangan
BANK. jadi pengertian bank adalah lembaga keuangan yang usaha
pokoknya adalah memberi kredit, dan jasa

lalu lintas keuangan dan

peredaran uang.
1.2 KELEMBAGAAN BANK
Lembaga keuangan terbagi menjadi 2, yaitu :
1.

Bank Umum :
Bank Umum menurut Undang-undang RI Nomor 7 tahun 1992 tentang

perbankan sebagaimana diperbaharui dengan UU nomor 10 Tahun 1998,


adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan/atau

berdasarkan

prinsip

syariah

yang

dalam

kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.


1.1. Bank Umum Konvensional
Bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat
memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan
wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum sering
disebut bank komersil (commercial bank)
. Kegiatan-kegiatan Bank Umum Konvensional
a) Menghimpun dana dari masyarakat (Funding) dalam bentuk :
b) Menyalurkan dana ke masyarakat (Lending)
c) Memberikan jasa-jasa bank lainnya (Services)

Bentuk badan hukum Bank Umum Konvensional


A) Perusahaan Perseroan (Persero)
B) Perseroan Daerah (PD)
C) Koperasi
D) Perseroan Terbatas (PT).
1.2 Bank Umum Syariah
Bank Umum Syariah adalah Bank Umum yang melaksanakan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Syariah adalah BPR yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan
hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan
atau pembayaran kegiatan usaha, atau kegiatan lain yang dinyatakan
sesuai dengan syariah. Berdasarkan bentuk hukumnya bank dapat berupa
perseroan terbatas, perusahaan daerah atau koperasi.

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) :


Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran
2.1 BPR Konvensional
Kegiatan BPR Konvensional
- Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu;
- Memberikan kredit;

- Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia


(SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada
bank lain.

2.2. BPR Syariah


Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Syariah :
- Menerima simpanan dana dari masyarakat dalam bentuk
1. Tabungan berdasarkan prinsip wadiah atau mudharabah
2. Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah
3. Bentuk lain berdasarkan prinsip wadiah atau mudharabah
- Menyalurkan dana melalui :
1. Transaksi jual beli berdasarkan prinsip :
# murabahah
# istishna
# ijarah
# salam
2. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil meliputi :
# mudharabah
# musyarakah
# bagi hasil lainnya.

BPRS dapat bertindak sebagai lembaga baitul maal yaitu

menerima dana berasal dari zakat, infaq, shadaqah, waqaf hibah atau
dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada yang berhak dalam
bentuk santunan dan atau pinjaman kebajikan (qardh-ul hasan).

Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan BPRS sesuai

dengan Prinsip Syariah.

1.3 FUNGSI BANK UMUM


Pada umumnya fungsi bank umum adalah menghimpun dana
dari masyarakat dalam berbagai bentuk simpanan dan menyalurkannya
kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Secara lebih terperinci
fungsi bank umum adalah sebagai berikut :
a.

Meyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien

dalam kegiatan ekonomi


b.
c.

Menciptakan uang
Menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

kepada masyarakat
d.

Menawarkan jasa-jasa keuangan lainnya

e.

Menyalurkan kredit

f.

Bank umum harus mampu menarik dana masyarakat sebanyak

mungkin. Kemampuan menarik dana masyarakat ini merupakan persoalan


tersendirikarena selalu berhadapan dengan biaya yang harus dikeluarkan
dalam rangka penarikan dana tersebut.

1.4 TUGAS BANK UMUM


Tugas dan usaha Bank diarahkan kepada perbaikan ekonomi
rakyat dan pembangunan ekonomi nasional dengan jalan melakukankan
usaha bank umum dengan mengutamakan:
1.

pemberian kredit kepada sektor koperasi, tani dan nelayan yang

melingkupi :

membantu perkembangan koperasi, terutama dalam bidang

pertanian dan perikanan.

membantu kaum tani dan nelayan yang belum tergabung dalam

koperasi, untuk

mengembangkan usaha-usahanya dalam bidang

pertanian dan perikanan, dan mendorong serta membimbing kearah


usaha bersama atas azas sendi perkoperasian
2.

membantu rakyat yang belum tergabung dalam koperasi dan

menjalankan kegiatan dalam bidang kerajinan, perindustrian rakyat,


perusahaan rakyat dan perdagangan kecil;
3.

pemberian bantuan terhadap usaha Negara dalam rangka

pelaksanaan politik agraria;


4.

pemberian bantuan terhadap usaha Pemerintah dalam

pembangunan masyarakat desa;


5.

pembinaan dan pengawasan bank desa, lumbung desa, bank pasar

dan bank-bank sejenis lainnya berdasarkan petunjuk dan pimpinan Bank


Indonesia.
1.6 KREDIT PASIF DAN KREDIT AKTIF
1. Kredit aktif
A. Kredit Rekening Koran (R/K)
Bank memberikan pinjaman kepada langganan (nasabah) yang
dapat diambil sebagian-sebagian sesuai dengan kebutuhan. Jaminan
kredit rekening koran adalah surat-surat berharga, barang-barang yang
ada dalam gudang peminjam, dan penyerahan barang-barang bergerak
atau tidak bergerak.
Kredit rekening koran merupakan kredit yang penyediaan dananya
dilakukan melalui pemindahbukuan. Bank akan memindahkan kredit
tersebut kedalam rekening giro nasabah, sedangkan penarikannya
dilakukan dengan menggunakan sarana berupa cek, bliyet giro atau surat
pemindahbukuan.
Kredit rekening koran ini menguntungkan bagi bank, maupun
debitur. Keuntungan bagi debitur adalah debitur hanya membayar bunga

sebesar presentase tertentu dikalikan dengan kredit yang telah ditarik,


sehingga beban bunga nasabah menjadi lebih kecil dan efesien.
B. Kredit Reimburs
Kredit reimburs (letter of credit) adalah pinjaman yang diberikan
kepada langganan (nasabah) atas pembelian sejumlah barang, dan yang
membayar adalah bank. misalnya, A di Jakarta membeli barang dan B di
Medan. Atas permintaan A kepada bank, bank membayar lebih dahulu
harga barang kepada B. Jika barang sudah tiba di tempat A kemudian
dijual, maka hasil penjualan diserahkan kepada bank sesuai dengan
jumlah pembayaran bank kepada B.
C. Kredit Aksep
Kredit aksep adalah pinjaman yang diberikan kepada anggaran
(nasabah) dengan mengeluarkan wesel. Wesel ini dapat diperdagangkan.

D. Kredit Dokumenter
Kredit dokumenter adalah pinjaman yang diberikan kepada
langganan

(nasabah),

pengiriman

barang

setelah

yang

telah

nasabah
disetujui

menyerahkan
oleh

kapten

dokumen

kapal

yang

mengangkut barang tersebut. Penjual dalam hal ini baru dapat menerima
pembayaran setelah menyerahkan dokumen bukti-bukti pengiriman
barang yang lazim disebut konosemen. Kredit dokumenter ini hanya dapat
dilakukan antar kota (interlokal), antar pulau (interinsuler) dan antar
negara (internasional).

E. Kredit den gan Jaminan Surat-surat Berharga


Kredit dengan jaminan surat-surat berharga adalah pinjaman
yang diberikan kepada langganan (nasabah) untuk membeli surat-surat
berharga, dan sekaligus surat-surat berharga tersebut berlaku sebagai
jaminan (untuk penjelasan selanjutnya lihat sub unit mengenai kredit).

2. Kredit Pasif
A. Giro
Giro adalah simpanan yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran dan penarikannya hanya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek atau bilyet giro (giro = giral).
B. Deposito Berjangka
Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya
dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu, misalnya 1 bulan, 3 bulan,
6 bulan, atau 12 bulan.
C. Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito adalah deposito berjangka yang bukti penyimpanannya
dapat diperdagangkan.

D. Tabungan
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya tidak terikat pada jangka
waktu tertentu.
E. Deposit on Call
Deposit on call adalah simpanan tetap yang berada di bank selama
deposan (pemilik deposito) tidak membutuhkannya. Jika akan mengambil
simpanan, deposan Iebih dahulu harus memberitahukannya kepada bank.
F. Deposito Automatic Roll Over
Deposito automatic roll over adalah deposito yang sudah jatuh tempo
tetapi belum ditarik oleh deposan dan bunganya Iangsung diperhitungkan
secara otomatis.
BAB II
INKASO

Salah

satu

jasa

menyelesaikan/melakukan

perbankan
penagihan

dalam
terhadap

bidang

jasa

surat-surat

adalah
berharga

kepada pihak ketiga (penagih) atau permintaan nasabahnya (tertagih)


yang terkena alasan tertantu tidak dapat langsung dilakukan ke rekening
penerima. Hal ini disebabkan karena surat berharga tersebut memiliki
status antara lain : (1) tidak untuk dibayar oleh bank penerima (2) harus
ditagih terlebih dahulu kepada pihak lain.
I.

Pendahuluan

v Latar Belakang
Salah satu kendala mengirim uang dengan membawa uang tunai yang
langsung dari satu wilayah ke wilayah lain adalah faktor keamanan uang
tersebut. Bahaya perampokan bukan hanya kepada uang yang di bawa,
akan tetapi juga nyawa si pembawa uang. Disamping itu keamanan uang
juga tidak dapat dijamin sampai tujuan, karena bisa saja si pembawa uang
yang membawa uang melarikan uang yang akan dikirim dengan sengaja.
Di sisi lain resiko kehilangan yang tidak sengaja mungkin saja terjadi.
Untuk mengatasi masalah tersebut bank berhasil ,menyediakan sarana
pengiriman uang yang dijamin aman sampai tujuan. Keuntungannya biaya
pengiriman yang relative jauh lebih murah dan waktu pengiriman yang
sangat singkat. Pengiriman uang lewat bank dapat pula mengefisienkan
waktu dengan mengirim di satu tempat jika mengirim untuk beberapa
tujuan sekaligus ke berbagai tempat lain dalam waktu yang sama. Jasa
pengiriman uang lewat bank ini disebut transfer.
Selain transfer, ada istilah lain dalam hal pengiriman yang dinamakan
dengan inkaso, yang mana inkaso merupakan proses penagihan warkat
antar bank. Yang mana inkaso tersebut hanya digunakan khusus dalam
pengiriman berupa surat-surat berharga atau cek bukan barang yang
dilakukan antar bank di kota yang berbeda maupun ke luar negri.

v Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah


untuk menambah pengetahuan bagi penulis terkait transfer dan inkaso
dalam aplikasi perbankan syariah. Sehingga tidak ada kekeliruan dalam
memahami kedua sistem transaksi tersebut. Yang mana, dalam makalah
ini telah dijelaskan secara detail dan gamblang mengenai teknis transfer
dan inkaso.
Selanjutnya satu harapan yang kami inginkan, semoga makalah ini
dapat berguna bagi pembaca dan kami juga berharap kritik dan saran dari
pembaca atas segala kekurangan dalam makalah ini.
II.

Ketentuan Umum

v Pengertian
*

Transfer

Transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah


dana tertentu sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang ditujukan
untuk keuntungan seseorang yang ditunjuk sebagai penerima transfer.
Baik transfer uang keluar atau masuk akan mengakibatkan adanya
hubungan antar cabang yang bersifat timbal balik, artinya bila satu
cabang mendebet cabang lain mengkredit.
Pengiriman uang dalam satu kota maksudnya adalah pengiriman uang
dari bank yang satu ke bank yang lain tetapi masih dalam sartu wilayah.
Pengiriman uang keluar kota yaitu, pengiriman uang dari satu kota ke kota
lainnya, misalkan seorang nasabah yaitu Tn. Toriq M. Avis di BNI cabang
Rawasari Jakarta mengirim uang kepada Tn. Herson Dimouby Dogopia di
BNI cabang Darmo Surabaya. Demiakian pula dengan pengiriman uang
keluar negri yaitu dari salah satu bank yang ada di Indonesia dengan
Negara lain.
Keuntungan Transfer
a.

Biaya pengiiman uang relative sangat murah

b.

Uang yang di kirim di jamin aman sampai tujuan

c.

Waktu tiba sangat cepat

d.

Prosedur dan proses pengiriman sangat mudah

e.

Dapat mengirim ke beberapa tempat tujuan sekaligus

f.

Pengiriman uang tidak selalu tunai

g.

Memperoleh penghasilan dari biaya pengiriman

h.

Memperoleh dana cash dari uang yang di kirim

i.

Merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada nasabah

Inkaso

Inkaso adalah kegiatan jasa Bank untuk melakukan amanat dari pihak ke
tiga berupa penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan
tertentu di kota lain yang telah ditunjuk oleh si pemberi amanat. Sebagai
imbalan jasa atas jasa tersebut biasanya bank menerapkan sejumlah tarif
atau fee tertentu kepada nasabah atau calon nasabahnya. Tarif tersebut
dalam dunia perbankan disebut dengan biaya inkaso. Sebagai imbalan
bank meminta imbalan atau pembayaran atas penagihan tersebut disebut
dengan biaya inkaso.

v Warkat Inkaso

Warkat inkaso tanpa lampiran


Yaitu warkat warkat inkaso yang tidak dilampirkan dengan

dokumen dokumen apapun seperti cek, bilyet giro, wesel dan surat
berharga.

Warkat inkaso dengan lampiran

Yaitu warkat warkat inkaso yang dilampirkan dengan dokumen


dokumen lainnya seperti kwitansi, faktur, polis asuransi dan dokumen
dokumen penting.
Keuntungan Inkaso
a.

Menghemat biaya

b.

Menghemat waktu

c.

Menghindari resiko kehilangan

III.

Ketentuan (atau Pelaksanaan)

v Kriteria
*

Transfer

Transfer

itu

sendiri

bisa

memperlancar

transaksi

perdagangan,

mempermudah transaksi pembayaran dan dengan menggunakan sistem


transfer maka keamanan untuk transaksi nasabah sendiri lebih terjamin.
Mekanisme transfer :
Dalam mekanisme transfer ada 4 pihak yang terlibat, yaitu :
a.

Nasabah

Adalah sebagai pihak pemilik/pengirim yang member anmanah kepada


bank untuk memindahkannya kepada pihak penerima.
b.

Bank penarik (Drawer Bank)


Adalah bank pelaku transfer yang menerima dana dan amanat dari

nasabah untuk di transfer ke pihak Bank tertarik (Drawee) yang pada


akhirnya bank tertarik akan menyerahkan kepada penerima dana akhir.
c.

Bank tertarik (Drawee Bank)

Adalah bank yang menerima transfer masuk dari bank penarik unuk
diteruskan kepada penerima dana akhir.
d.

Penerima Dana (Benefeciary)

Adalah pihak akhir yang menerima dana transfer dari bank tertarik
*

Inkaso

Sistem kerja Inkaso meliputi penyampaian kuitansi, penagihan premi, dan


administrasi

utang

piutang

lainnya

sehingga

dapat

membantu

manajemen perusahaan dalam mengelola penerimaan premi dengan baik.


Kriteria dari inkaso itu sendiri adalah sebagai berikut :
a.

Dapat Membantu lebih efektif dan efisien dalam penyelesaian

tagihan antar kota.


b.

Lebih bonafid dan nasabah memiliki reputasi yang lebih jelas.

c.

Kemudahan dalam penagihan pembayaran atas warkat-warkat

dengan biaya yang kompetitif.


Adapun mekanisme pelaksanaanya, inkaso dibedakan menjadi :
a.

Inkaso melalui bank lain yaitu inkaso yang dilaksanakan terhadap

pihak ketiga yang merupakan nasabah dari Bank lain.


b.

Inkaso melalui cabang sendiri yaitu Inkaso yang dilakukan melalui

cabang Bank sendiri untuk pihak ketiga di luar kota pada kantor cabang
Bank sendiri.
Jenis-jenis Inkaso :
a.

Inkaso keluar

Inkaso

keluar

penagihan

merupakan

sesuai

dengan

kegiatan

bank

pemrakarsa

amanat

yang

diterimanya,

melaksanakn
baik

untuk

keuntungan nasabah bank maupun pihak sendiri. Kegiatan inkaso keluar


meliputi :
1)
2)

Penerimaan amanat dan warkat inkaso dari pemberi amanat


Meneruskan amanat kepada kantor Cabang Banj sendiri di kota

tempat pihak tertagih


3)

Penerimaan hasil inkaso dari kantor cabang pelaksana inkaso

4)
b.

Penyerahan pembayaran hasil inkaso kepada pihak pemberi amanat


Inkaso Masuk

Inkaso masuk merupakan tagihan dari Cabang Bank sendiri atau bank lain
atas warkat yang diterbitkan oleh nasabah sendiri. Kegiatan inkaso masuk
meliputi :
1)

Penerimaan tagihan masuk dari cabang sendiri di kota lain. Dalam

hal ini, bank penerima tagiahan masuk merupakan bank pelaksana inkaso
2)

Pelaksanaan (realisasi) penagihan. Jika pihak tertagih (ertarik)

sebagai nasabah sendiri, bank pelaksana membebani rekening nasabah


yang bersangkutan sejumlah nominal inkaso. Dalam hal pihak tertarik
adalah nasabah bank lain, bank pelaksana melakukan penagihan kepada
bank tempat rekening tertarik melalui kliring.
3)

Pengiriman informasi mengenai hasil inkaso kepada cabang

pemrakarsa.

v Syarat dan Ketentuan Lainnya


*

Transfer

Lama waktu pengiriman tergantung dari sarana yang digunakan untuk


mengirim. Dewasa ini pengiriman uang dapat tiba hari itu juga dan
langsung sudah dapat dicairkan di tempat tujuan melalui sarana
pengiriman dengan sistem online computer. Besarnya biaya pengiriman

sangat tergantung oleh sarana dan jarak tujuan pengiriman juga.


Pertimbangan lainnya adalah nasabah bank yang bersangkutan atau
bukan, artinya jika nasabah bank berarti nasabah memiliki rekening di
bank yang bersangkutan. Kalau nasabah bank yang bersangkutan malah
terkadang gratis. Sebaliknya jika bukan nasabah, biaya kirim yang
dibebankan tidak terlalu besar. Dewasa ini biaya transfer ke luar kota
nasabah dikenakan beban Rp. 3.000,-.
*

Inkaso

Persyaratan
Pengirim inkaso menyerahkan surat/dokumen berharga kepada
cabang Bank BNI untuk ditagihkan kepada pembayaran inkaso di
tempat/kota lain di Indonesia.
Ketentuan
Biaya atau fee transaksi inkaso rincian biaya yang dikeluarkan
dalam melakukan inkaso yaitu sebagai berikut :

Outward collection (inkaso keluar) : 0,125% x nominal transfer (min

USD 10, max USD 150) atau biasanya Rp 7.500,

Inward collection (inkaso masuk) : 0,125% x nominal transfer (min

USD 10, max USD 150) + USD 35 atau biasanya Rp 5.000,-

IV.

Kesesuian Hukum Produk terhadap Fatwa (atau Hukum Lain)


Sejak beroperasinya LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), banyak

pihak khusunya kalangan perbankan hanya melihat satu sisi saja dari
fungsi LPS. Pada umumnya LPS hanya dipersepsikan sebagai lembaga
penjaminan simpanan dengan cara memungut premi dan mengeluarkan
tingkat suku bunga penjaminan (SBP).
Program penjaminan yang dilakukan oleh LPS adalah hanya
berupa

simpanan

yaitu

giro,

deposito,

sertifikat

deposito.

Dalam

penjelasan UU LPS dinyatakan bahwa transfer masuk dan transfer keluar

serta inkaso tidak termasuk dalam lingkup yang dijamin karena bukan
termasuk simpanan.

V.
A.

Penutup
kesimpulan
Transfer dan inkaso merupakan salah satu transaksi yang

memudahkan konsumen atau nasabah dalan melakukan pengiriman, baik


berupa surat-surat berharga maupun uang di dalam negri atau luar negri.
Serta memberikan pelayanan dan fasilitas demi kenyamanan nasabah
untuk keamanan transaksinya.
B.

Saran
Untuk para nasabah yang menggunakan jasa transfer dan inkaso,

supaya lebih memperhatikan tata cara pengiriman yang benar sebelum


melakukan

transaksi tersebut karena akan berdampak pada kerugian

nasabah sendiri. Karena bisa saja disebabkan kesalahan teknis uang


nasabah hilang tanpa jejak.
Saat ini masih banyak kita jumpai kesalahan dari nasabah sendiri
yang masih minim pengetahuan mengenai sistem transfer dan inkaso.
Padahal ini jasa yang sangat umum digunakan dalam dunia perbankan
saat ini.

BAB II
KLIRING
BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar belakang

Didalam kehidupan sehari-hari masyarakat memiliki kebutuhan yang


berbeda-beda, kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan dalam
bertransaksi

yang

semakin

meningkat

seiring

dengan

globalisasi

perekonomian dunia. Para penjual yang menginginkan usahanya terus


berkembang dengan cara pembayaran yang dilakukan bermacam-macam.
Karena

cara

pembayaran

memiliki inisiatif

yang

bermacam-macam

membuat

bank

untuk mempermudah cara pembayaran yang akan

dilakukan oleh penjual dan pembeli. Salah satu fungsi utama dari bank
adalah melakukan pertukaran uang dalam bertransaksi. Mekanisme
pembayaran yang lebih dari satu pihak ke pihak yang lainnya jika kedua
belah pihak memiliki rekening yang sama akan mempermudah proses

transaksi dan jika pembayaran dilakukan dengan rekening yang berbeda


atau tidak berada disatu daerah maka proses transaksi akan lebih susah.
Cara penyelesaian utang piutang yang menyangkut pada bank akan
memerlukan biaya yang besar, tenaga yang kurang efektif dan juga
memerlukan waktu yang cukup lama. Dengan demikian cara kegiatan
operasional perbankan akan terhambat. Oleh karena itu, muncul suatu
gagasan

untuk

membentuk

lembaga

kliring

yang

kemudian

diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral (pada tanggal


7 Maret 1967). Dengan adanya lembaga kliring, masalah seperti waktu
pertemuan, tempat, siapa yang hadir, besarnya dana yang dibutuhkan
untuk penyelesaian utang piutang dan sebagainya, telah ditentukan dan
diorganisir. Tujuan yang diinginkan dari terbentuknya lembaga kliring
adalah untuk memajukan atau memperlancar lalu lintas pembayaran giral
serta layanan kepada masyarakat yang menjadi nasabah bank. Dengan
demikian, perhitungan utang piutang diharapkan dapat dilakukan secara
mudah, cepat, aman, dan efisien.
Kliring antar bank adalah pertukaran warkat atau data elektronik antar
bank atas nama bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya
diselesaikan pada waktu tertentu. Warkat atau data keuangan elektronik
dimaksud merupakan alat pembayaran bukan tunai yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan atau ketentuan lain yang berlaku yang
lazim digunakan dalam transaksi pembayaran. Adapun sistem kliring
antar bank meliputi sistem kliring domestik dan lintas Negara. Pengaturan
sistem kliring lintas Negara mencakup antara lain :
Penetapan

persyaratan

bagi

Bank

Indonesia

atau

bank

dalam

keanggotaan pada sistem kliring yang bersifat regional atau internasional.


Pengaturan mengenai kesepakatan antara Bank Indonesia atau lembaga
lain sebagai penyelenggara sistem pembayaran dengan bank sentral atau
lembaga penyelenggara sistem pembayaran Negara lain yang berkaitan
dengan pelaksanaan kliring penyelesaian akhir transaksi pembayaran
antar bank.
B.

Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah


adalah sebagai berikut:
1.

Cara pembayaran yang dilakukan bank dengan cara kliring

2.

Kurangnya pengetahuan tentang kliring

3.

Mekanisme yang digunakan dalam kliring

4.

Peranan bank terhadap fasilitas kliring

C.

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan adalah untuk:


menerangkan tentang pengertian kliring, fungsi kliring, jenis-jenis kliring,
mekanisme kliring dan semua yang bersangkutan dengan kliring.

D.

Manfaat

Berdasarkan tujuan makalah di atas, maka manfaat penulisan ini adalah


mengetahui apa itu kliring dan mekanisme kliring didalam perbankan

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Pengertian Kliring

Pengertian kliring menurut Pratnama Raharja (1997;132), yaitu : Kliring


adalah Perhitungan utang-piutang antara para peserta secara terpusat di
satu tempat dengan cara saling menyerahkan surat-surat berharga dan
surat-surat dagang yang telah ditetapkan untuk dapat diperhitungkan .
Adapun pengertian kliring menurut Thomas suyatno (1999;81), yaitu :
Kliring adalah sarana perhitungan warkat antar Bank yang dilaksanakan

oleh Bank Indonesia guna memperluas dan memperlancar lalu lintas


pembayaran giral
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
kliring adalah Sarana perhitungan utang-piutang antar bank dengan cara
saling menyerahkan surat-surat berharga dan surat-surat dagang guna
memperlancar.lalulintas

pembayaran

yang

terdiri

dari

pengiriman

uang,inkaso dan pembukaan letter of credit.


Kliring adalah perhitungan utang piutang antara para peserta secara
terpusat di satu tempat dengan cara saling menyerahkan surat-surat
berharga dan surat-surat dagang yang telah ditetapkan untuk dapat
diperhitungkan dengan mudah dan aman, serta untuk memperluas dan
memperlancar lalu lintas pembayaran giral. Pengertian kliring menurut
PBI No.7/18/PBI/2005 tanggal 22 Juli 2005 ialah pertukaran warkat atau
Data Keuangan Elektronik (DKE) antara peserta kliring baik atas nama
peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya
diselesaikan pada waktu tertentu. Data Keuangan Elektronik (DKE) adalah
data transfer dana dalam format elektronik yang digunakan sebagai dasar
perhitungan dalam SKNBI. SKNBI merupakan singkatan dari Sistem Kliring
Nasional Bank Indonesia, yaitu Sistem Kliring Bank Indonesia yang
meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya
dilakukan secara nasional.
Dalam pelaksanaan kliring tentu saja Bank Indonesia memiliki tujuantujuan

tertentu.

memperlancar

lalu

Tujuan-tujuan
lintas

tersebut

pembayaran

yaitu

giral,

memajukan

merupakan

dan

alternatif

pelayanan jasa transfer dana yang kompetitif dengan cara mempermudah


dalam melakukan perhitungan, dan penyelesaian utang piutang secara
aman, cepat dan efisien, serta merupakan salah satu pelayanan bank
kepada para nasabah-nasabahnya.

B. Fungsi Kliring

Kendatipun

jasa

pengiriman

uang

hanya

merupakan

tugas

tambahan yang dilakukan dalam industri perbankan, peranannya cukup


diperhitungkan. Hal ini dibuktiktikan dengan adanya sebagian besar
kantor bank tidak memangut biaya apa pun terdapat jasa pengiriman
uang tersebut.
Jasa pengiriman uang yang diselenggaraan oleh bank memberi
manfaat ganda yaitu bagi bank maupun bagi masyarakat yang
menggunakannya. Adapun manfaat yang dapat diambil dari kegiatan jasa
pengiriman uang antara lain :
Sebagai jasa pelayanan pengiriman uang, bank menerima imbalan
sebagai berikut :
-

Bagi bank

Untuk menghimpun dana masyarakat sehingga memperbesar likuiditas


bank :
a.
b.
c.
d.

Adanya biaya kliring.


Adanya bunga.
Adanya kelancaran transaksi perdagangan.
Pemerataan peredaran uang.

- Bagi masyarakat
a. Mudah

c. Aman

b. Murah

d. Selamat

C.

Jenis-Jenis Kliring

Ada tiga jenis-jenis kliring yang ada di perbankan yaitu:


1.

Kliring umum adalah perhitungan warkat antar bank, diatur oleh

Bank Indonesia.
2.

Kliring lokal adalah perhitungan warkat antarbank yang masih dalam

satu wilayah.

3.

Kliring antar cabang adalah perhitungan warkat antar bank yang

masih dalam satu wilayah cabang bank peserta.

D.

Peserta kliring

Bank yang dimaksud peserta kliring adalah bank umum yang berada
dalam wilayah kliring tertentu dan tidak dihentikan kepesertaannya dalam
kliring oleh Bank Indonesia sebuah bank dapat dilarang untuk mengikuti
kliring karena berbagai alasan. Pada dasarnya alasan tersebut berkenaan
dengan pelanggaran pelanggaran terhadap bank Indonesia atau ketidak
mampuannya untuk menyelesaikannya kewajiban giral.

Syarat syarat yang harus dipenuhi oleh suatu bank umum agar dapat
menjadi peserta kliring yaitu:
a.

Suatu kantor Bank umum diwajibkan ikut serta dalam kliring setelah

mendapat persetujuan Bank Indonesia


b.

Mempunyai ijin usaha yang sah

c.

Keadaan administrasi dan keuangan memunginkan bank itu untuk

memenuhi kewajibannya dalam kliring


d.

Simpanan masyarakat dalam bentuk giro dan klonggaran tarik kredit

yang diberikan oleh kantor tersebut telah mencapai sekurang kurangnya


20% dari syarat modal setelah disetorkan minimum bagi pendirian bank
baru.
e.

Menyetorkan jaminan kliring sebesar 50% rata- rata kewajiban 20

hari terakhir dikurangi 40% rata-rata tagihan harian 20 hari terakhir.


Kewajiban ini hanya berlaku bagi kantor bank yng baru direhabilitasi.
Jaminan kiring ini berlaku selama 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal
penyetoran. Kewajiban menyetor jaminan kliring ini tidak berlaku bagi
peserta tidak langsung atau peserta pindahan wilayah kliring.

f.

Bank peserta menunjukkan minimal orang wakil tetap pada lembaga

kliring. Pemberitahuan mengenai wakil tetap ini disampaikan secara


tertulis kepada bank Indonesia dengan dilampirkan contoh tanda tangan
dan paraf wakil-wakil tersebut.
Peserta kliring dapat dibedakan menjadi dua macam :
1.

Peserta langsung, yaitu : bank-bank yang sudah tercatat sebagai

peserta kliring dan dapat memperhitungkan warkat atau notanya secara


langsung dengan BI atau melaui PT Trans Warkat sebagai perantara
dengan BI.
Contoh : Bank Retail, Bank Devisa
2.

Peserta tidak langsung, yaitu: bank-bank yang belum terdaftar

sebagai peserta kliring akan tetapi mengikuti kegiatan kliring melalui bank
yang telah terdaftar sebagai peserta kliring.
Contoh : BPR
E.

Mekanisme kliring

Pertemuan kliring dilakukan dalam dua tahap yaitu :


1.

Kliring Penyerahan

Kliring Penyerahan adalah bagian dari suatu siklus Kliring guna


memperhitungkan warkat dan atau DKE yang disampaikan oleh Peserta.
Dalam kliring penyerahan, peserta kliring akan menyerahkan warkatwarkat/DKE kliringnya baik warkat/DKE debet maupun warkat/DKE kredit
kepada penyelenggara/peserta lawan transaksinya (lazimnya disebut
dengan warkat/DKE keluar (outward clearing) serta menerima warkat/DKE
debet maupun kredit dari penyelenggara/peserta lawan transaksinya
(lazimnya disebut warkat/DKE masuk (inward clearing).
Atas dasar penyerahan warkat/DKE kliring dimaksud, Penyelenggara akan
melakukan perhitungan kliring sehingga dapat menghasilkan Bilyet Saldo
Kliring dan berbagai bentuk laporan kliring yang dapat berguna bagi

penyelesaian akhir transaksi kliring ke rekening giro bank di Bank


Indonesia dan pembukuan transaksi kliring ke rekening nasabah bank.
Kegiatan yang perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum kliring penyerahan
adalah :

Warkat di cap yang memuat sebutan kliring dan dicantumkan

nomor kode kelompok peserta

Persetujuan penyelenggara dan peserta lain

Langkah-langkah selanjutnya adalah :


a.

Warkat-warkat dikelompokkan sesuai peserta. Warkat-warkat

tersebut dapat digolongkan menjadi :

Warkat kliring yang diserahkan oleh masing-masing peserta, yaitu :

Nota Debet Keluar yaitu warkat yang disetorkan oleh nasbah suatu
bank untuk keuntungan rekening nasbah tersebut.
Nota Kredit Keluar yaitu warkat pembebanan ke rekening nasabah yang
menyetorkan untuk keuntungan rekening nasabah bank lain.

Warkat kliring yang diterima dari peserta lain, yaitu :

Nota Debet Masuk yaitu warkat yang diserahkan oleh peserta lain atas
beban nasabah bank yang menerima warkat.
Nota Debet Keluar yaitu warkat yang diserahkan oleh peserta lain
untuk keuntungan nasabah bank yang menerima warkat.
b.

Warkat debet dan kredit dirinci nilai nominalnya dalam suatu daftar.

c.

Nilai nominal dan banyaknya warkat dalam daftar kliring di

jumlahkan.
d.

Serah terima warkat kliring yang telah ditandatangani oleh wakil

peserta kliring

e.

Apabila terjadi perbedaan pendapat mengenai dapat tidaknya

warkat diperhitungkan dalam kliring, maka keputusan akhir diserahkan


kepada penyelenggara.
f.

Penyusunan neraca kliring penyerahan yang ditandatangani dan

dibubuhi nama peserta kliring dengan jelas.


g.

Wakil peserta kliring kembali ke bank masing-masing untuk

menentukan layak tidaknya warkat-warkat yang diterima dari bank lain


untuk diselesaikan.
2.

Kliring Pengembalian (Retur)

Kliring Pengembalian adalah bagian dari suatu siklus kliring guna


memperhitungkan warkat dan atau DKE debet kliring penyerahan yang
ditolak berdasarkan alasan yang ditetapkan dalam ketentuan Bank
Indonesia atau karena tidak sesuai dengan tujuan dan persyaratan
penerbitannya.

Contoh Mekanisme Kliring :


Terdapat 2 buah bank umum nasional yaitu SITIBANK dan KARMANBANK.
Keduanya memiliki asset yang sama-sama disimpan disuatu tempat yakni
Bank Indonesia. Seluruh asset yang di simpan di BI disebut Rekening
Koran (R/K pada BI). BI mencatat R/K SITIBANK dan R/K KARMANBANK
pada kolom Liability(kredit). Kedua bank pun memiliki pembukuan yakni
R/K pada BI dicatat di sisi Asset dan disisi Liability terdapat tabungan,
giro, deposito, dan simpanan masyarakat lainnya.
Sebuah kasus misalnya : SITIBANK memiliki seorang nasabah yang
bernama Gino, ia mengirimkan cek sebesar Rp. 10 jt kepada Atun nasabah
KARMANBANK. Atun mencairkan cek tersebut di KARMANBANK, lalu
KARMANBANK melakukan perubahan pembukuan menjadi R/K pada BI
dicatat di kolom debet dan tabungan Atun Rp. 10 jt dikolom kredit. Begitu
pula SITIBANK melakukan perubahan pembukuan pada rekening Gino
menjadi Giro Gino pada kolom Debet danR/K pada BI dikolom Kredit.

Proses pemindahn giro berupa cek dari bank lain disebut Pinbuk Kredit.
PadaBI R/K SITIBANK danR/K KARMANBANK dicatat disisi Liability. Lalu
karena KARMANBANK mengirimkan surat ke SITIBANK melalui BI yang
disebutNota

Debet

Keluar,

maka

terjadi

perubahan

jumlahR/K

KARMANBANK di BI menjadi bertambah, kemudian SITIBANK menerima


surat dari KARMANBANK melalui BI yang menyatakan bahwa sudah terjadi
transaksi pencairan cek sebesar Rp. 10 jt dari nasabah Gino kepada Atun
nasabah KARMANBANK, surat tersebut adalah Nota Debet Masuk, lalu
SITIBANK melakukan perubahan rekening pada BI menjadi berkurang.
Kasus lain misalnya : Atun mengambil tabungan sebesar Rp.20 jt pada
KARMANBANK,

lalu

KARMANBANK

melakukanperubahan

pembukuan

menjadi Tab. Atunpada sisi Debet Rp.20 jt dan R/K pada BI disisi Kredit
Rp.20 jt. Lalu KARMANBANK mengirimkan surat yaitu Nota Kredit Keluar
yang menyatakan bahwa telah terjadi transaksi pada rekening Atun maka
BI melakukan perubahan pembukuan R/K KARMANBANK menjadiR/K
KARMANBANK pada sisi Debet dan R/K SITIBANK pada sisi Kredit sebesar
Rp.20 jt. Lalu BI mengirimkan Nota Kredit Masuk pada SITIBANK ini
menjadi tolakan kliring, lalu SITIBANK melakukan perubahan pembukuan
menjadi R/K pada BI pada sisiDebet Tab. Gino pada sisi Kredit sebesar Rp.
20 jt

F.

Transaksi kliring

Transaksi yang diproses melalui fasilitas Kliring meliputi transfer debet


dan transfer kredit yang disertai dengan pertukaran fisik warkat, baik
Warkat Debet maupun warkat kredit. Berikut adalah penjelasannya:
1.

Warkat

Warkat adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas


beban atau untuk untung rekening nasabah atau bank melalui kliring.
Warkat yang dapat diperhtungkan dalam kliring otomasi adalah:
a.

Cek

Cek adalah surat yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) meliputi cek dividen, cek perjalanan, cek cinderamata, dan jenis
cek lainnya yang penggunaannya dalam kliring disetujui oleh Bank
Indonesia.
b.

Bilyet Giro

Bilyet giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan
dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang
bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya
termasuk Bilyet Giro Bank Indonesia.
c.

Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT)

Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT) adalah wesel sebagaimana diatur


dalam KUHD yang diterbitkan oleh bank khusus untuk sarana transfer.
d.

Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT)

Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT) adalah surat bukti penerimaan


transfer dari luar kota yang dapat ditagihkan kepada bank peserta
penerima dana transfer melalui kliring lokal.
e.

Warkat Debet

Warkat Debet adalah warkat yang digunakan untuk menagih dana pada
bank lain untuk untung bank atau nasabah bank yang menyampaikan
warkat tersebut. Warkat debet yang dikliringkan hendaknya telah
diperjanjikan dan dikonfirmasikan terlebih dahulu oleh bank yang
menyampaikan warkat debet kepada bank yang akan menerima warkat
debet tersebut.
f.

Warkat Kredit

Warkat Kredit adalah warkat yang digunakan untuk menyampaikan dana


pada bank lain untuk untung bank ata nasabah bank yang menerima
warkat tersebut.
2.

Dokumen Kliring

Merupakan dokumen yang berfungsi sebagai alat bantu dalam proses


perhitungan kliring ditempat penyelenggara.
Dokumen kliring terdiri dari:
a.

Bukti penyerahan warkat debet kredit penyerahan ( BPWK)

b.

Bukti Penyerahan Warkat Kridit Kliring Penyerahan ( BPWK)

c.

Kartu Bach Warkat Kridit

d.

Kartu Bach Warkat Debet

e.

Lembar Substitusi

3.

Formulir Kliring

Formulir yang digunakan untuk proses perhitungan kliring lokal dengan


manual meliputi:
a.

Neraca kliring penyerahan/pengembalian. gabungan formulir ini

disediakan oleh penyelenggara dan digunakan oleh penyelenggara untuk


menyusun rekapitulasi neraca kliring penyerahn/pengembalian.
b.

Neraca kliring penyerahan/pengembalian. Formulir ini disediakan

oleh peserta dan digunakan oleh peserta untuk menyusun neraca kliring
penyerahan/pengembalian

atas

dasar

daftar

warkat

kliring

penyerahan/pengembalian.
c.

Bilyet saldo kliring. Formulir ini disediakan oleh peserta dan

digunakan digunakan oleh peserta untuk menyusun bilyet saldo kliring


berdasarkan neraca kliring penyerahan dan neraca kliring pengembalian.

G.

Peran Bank Indonesia Dalam Kliring

Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal yakni mencapai dan


menjaga kestabilan nilai rupiah. Hal ini mengandung dua aspek yakni
kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap barang dan jasa yang
tercermin pada laju inflasi; serta kestabilan nilai mata uang rupiah
terhadap mata uang negara lain yang tercermin pada perkembangan nilai

tukar. Dari segi pelaksanaan tugas dan wewenang, Bank Indonesia


menerapkan prinsip akuntabilitas dan transparansi melalui penyampaian
informasi kepada masyarakat luas secara terbuka melalui media massa
setiap awal tahun mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan moneter, dan
serta rencana kebijakan moneter dan penetapan sasaran-sasaran moneter
pada tahun yang akan datang. Informasi tersebut juga disampaikan
secara tertulis kepada Presiden dan DPR sesuai dengan amanat UndangUndang."
Sesuai Undang-Undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan
Undang0Undang Nomor 3 tahun 2004 tentang perubahan atas UndangUndang nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, salah satu tugas
bank indonesia

adalah mengatur

dan menjaga

kelancaran sistem

pembayaran. Dibidang sistem pembayaran, Bank Indonesia merupakan


satu satunya lembaga keuangan diindonesia yang mempunyai wewenang
untuk memgeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut,
menarika dan memusnaakan uang dari peredaran. Disisi lain dalam
rangka mengatur dan menjaga sistem pembayaran Bank Indonesia juga
berwenang melaksanakan, memberi persetujuan dan perizinan atas
penyelenggaraan jasa sisitem pembayaran, seperti sistem transfer, dana,
baik yang bersifat real time maupun kliring.ataupun sistem pembayaran
lain.
Yang berkaitan dengan sistem kliring yaitu:
a.

Mengatur Sistem Kliring Antar Bank

Sistem kliring antar bank meliputi sistem kliring domestik dan sistem
lintas negara. Pengaturan kedua sistem ini mencakup antara lain:

Penetapan persyaratan bagi bank indonesia atau bank dalam

keanggotaan

pada

sistem

kliring

yang

bersifat

regional

ataupun

internasional.

lain

Mengatur mengenai kesepakatan antar Bank Indonesia atau lembaga


sebagai

penyelenggarra

sistempembayaran

dengan

baik

dan

sentral/atau lembaga penyelenggaraan sistem pembayaran negara lain

yang

berkaitan

denganpelaksanaan

kliring

dan

penyelesaian

akhir

transaksi pembayaran anter bank.


b.

Mengatur Pokok- Pokok Ketentuan kliring

Pokok-pokok ketentuan dalam kliring yang diatur oleh bank Indonesia


adalah:

Jenis penyelenggaraan kliring yang dapat dilaksanakan pihak lain

yang sudah mendapatkan persetuan oleh Bank Indonesia

Persyaratan dan bentuk hukum piyhak lain yang dapat

menyelenggarakan kliring
c.

Tata cara pemberian persyaratan persetujuan pihak lain yang akan

menyelenggarakan kliring

H. Prosedur transfer
a. Dengan penyetoran nilai
- Nasabah datang ke bagian pengiriman uang bank tertentu.
- Nasabah menyetor uang ke kasir.
b. Dengan surat pemerintah
Surat perintah ditunjukan kepada bank untuk mengirim sejumlah uangnya
yang tersimpan dalam rekeningnya kepada orang yang disebutkan dalam
surat itu.
c. Dengan menyetor cek/bilyet giro bank lain
Pengiriman uang dengan menyetorkan cek atau bilyet giro bank lain
adalah bahwa si pengirim memiliki cek atau bilyet giro bank A, tetapi A
memilih pelaksanaannya melalui bank B.

BAB III
PENUTUPAN

A.

Kesimpulan

Kliring adalah perhitungan utang piutang antara para peserta secara


terpusat di satu tempat dengan cara saling menyerahkan surat-surat
berharga dan surat-surat dagang yang telah ditetapkan untuk dapat
diperhitungkan dengan mudah dan aman, serta untuk memperluas dan
memperlancar lalu lintas pembayaran giral.
Ada tiga jenis-jenis kliring yang ada di perbankan yaitu kliring umum,
kliring lokal dan kliring antar cabang. Mekanisme kliring terdiri dari dua
yaitu kliring penyerahan adalah bagian dari suatu siklus kliring guna
memperhitungkan warkat dan atau DKE yang disampaikan oleh Peserta
dan Kliring Pengembalian adalah bagian dari suatu siklus kliring guna
memperhitungkan warkat dan atau DKE debet kliring penyerahan yang
ditolak berdasarkan alasan yang ditetapkan dalam ketentuan Bank
Indonesia atau karena tidak sesuai dengan tujuan dan persyaratan
penerbitannya.
Transaksi yang diproses melalui fasilitas Kliring meliputi transfer debet
dan transfer kredit yang disertai dengan pertukaran fisik warkat, baik
Warkat Debet maupun warkat kredit. Bank Indonesia mempunyai satu
tujuan tunggal yakni mencapai dan menjaga kestabilan nilai rupiah. Hal ini
mengandung dua aspek yakni kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap
barang dan jasa yang tercermin pada laju inflasi; serta kestabilan nilai
mata uang rupiah terhadap mata uang negara lain yang tercermin pada
perkembangan nilai tukar.
B.

Saran

Saran yang dapat diberikan dari makalah ini adalah untuk menjaga
keseimbangan bagai suatu masalah yang berkaitan dengan tingkat
likuiditas suatu bank, maka setiap bank sebaiknya mencadangkan dana
lebih dari giro wajib minimum yaitu lebih besar dari 8%. Hal itu dilakukan
agar jika bank mengalami kalah kliring, maka bank masih dapat
melakukan kegiatan kliring.

Sesuai dengan konsekuensi jika

bank

mengalami kekalahan kliring terus menerus, maka bank terancam


dilikuidasi oleh bank indonesia.
BAB III
SAFE DEPOSIT BOX
Pengertian Safe Deposit Box
Layanan Safe Deposit Box adalah jasa penyewaan kotak
penyimpanan harta atau surat-surat berharga yang dirancang secara
khusus dari bahan baja dan ditempatkan dalam ruang khasanah yang
kokoh, tahan bongkar dan tahan api untuk memberikan rasa aman bagi
penggunanya. Kondisi ketidakpastian selalu menambah rasa khawatir,
terutama menyangkut keamanan barang-barang yang tidak ternilai
harganya. Dalam menentukan pilihan untuk tempat penyimpanan yang
tepat, tentunya harus memilih tempat yang terpercaya.

Keuntungan Safe Deposit Box

Bagi Bank

a. Biaya sewa
b. Uang jaminan yang mengendap
c. Pelayanan nasabah

Bagi Nasabah

a. Menjamin kerahasiaan barang-barang yang disimpan


b. Keamanan barang terjamin

Mekanisme Safe Deposit box


1.
kita

Menjumpai teller dan mengutakaran niat dan maksud kedatangan

2.

Mengisi permohonan penyewaan Safe Deposit Box

3.

Mengisi surat-kuasa atas Safe Deposit Box tersebut

4.

Mengisi perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box pada Bank

Rakyat Indonesia
5.

Dan menandatanganinya dengan arti setuju atas perjanjian

tersebut
6.

Mengisi kartu ijin masuk ruangan khazanah Safe Deposit Box pada

PT Bank Rakyat Indonesia


7.

Jika ingin berhenti buatlah atau mengisi permohonan penghentian

Safe Deposit Box


Biaya atau Fee Transaksi Penyewaan Safe Deposit box
Safe Deposit Box (SDB) meliputi penerimaan uang sewa tahunan,
penerimaan uang jaminan kunci Safe Deposit Box (SDB), pembatalan atau
berakhirnya Safe Deposit Box (SDB).
Untuk penerimaan uang sewa dapat dibukukan kedalam rekening sewa
Safe Deposit Box (SDB) yang diterima dimuka yang akan dibukukan
sebagai pos hutang. Secara berangsur-angsur akan dialokasikan menjadi
pendapatan bank kedalam laporan laba-rugi.
Prosedur pengakhiran penyewaan safe deposit box
a. Nasabah bersama petugas bank biasanya menutup dan membuka
untuk keperluan mengosongkan kotak sewa.
b. Nasabah harus menyatakan formilir pemohonan terdahulu bahwa
kunci kotak tersebut telah dikembalikan kepada bank.
c. Bank secara sepihak pun dapat mengakhiri sewa-menyewa kotak
tersebut karena kelalaian dari pengontrak setelah bank memberikan
kepada nasabahnya.

BAB IV
CEK
PENGERTIAN CEK (CHEQUE)
* Cek merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk menarik atau
mengambil uang direkening giro. Fungsi lain dari cek adalah sebagai alat
untuk melakukan pembayaran.
Beberapa definisi cek
* Pengertian cek adalah surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada
bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar
sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan di dalamnya atau kepada
pemegang cek tersebut
Cek adalah suatu cara pembayaran yang menginstruksikan suatu
lembaga keuangan, misalnya bank,
untuk membayar sejumlah nilai tertentu dengan mata uang tertentu dari
rekening tertentu milik pemberi instruksi pada lembaga tersebut. Baik
pihak pembayar maupun penerima pembayaran dapat berupa individu
maupun badan hukum.
Cek Adalah Surat perintah tidak bersyarat kepada bank untuk membayar
sejumlah

uang

tertentu,

pada

waktu

surat

tersebut

diserahkan

kepadanya, dan agar surat perintah itu berlaku sebagai cek, isinya harus
memenuhi syarat yang ditetapkan dalam undang-undang, antara lain
memuat perkataan cek (cheque).
Macam cek

Cek Atas Unjuk


Cek yang mencantumkan atau tidak mencantumkan nama penerima
pembayaran

disertai

klausula

atau

kepada

pembawa;

cek

ini

dipindahtangankan dengan menyerahkan kepada orang lain begitu saja


(bearer cheque).
Cek Berjaminan
Cek yang pada bagian mukanya dituliskan nama pegawai bank yang
ditarik dan yang menanggung serta mengesahkan tanda tangan si
penarik sebagai seorang depositor dari bank tersebut bahwa dana cek itu
cukup (certified cheque).
Cek Jalan
Cek yang dikeluarkan oleh bank untuk keperluan perjalanan (travellers
cheque).
Cek Kliring
Cek yang dapat diperhitungkan dalam pertemuan kliring (clearing
cheque).
Cek Lunas
Cek yang telah dibayar oleh bank tertarik dan ditandai dengan cap atau
perforasi lunas atau tanda lain semacam itu (cancelled cheque, paid).
Cek Order
Cek yang memuat nama penerima pembayaran dengan atau tanpa
klausula

kepada

order,

cek

ini

dipindahtangankan

dengan

cara

endosemen (order cheque).


Cek Rusak
Cek yang rusak karena lusuh atau sobek sehingga tidak laik bayar
(multilated cheque).
Cek Terbuka

Cek yang dapat dibayarkan sewaktu-waktu; dapat dibayarkan kepada


seorang tanpa kehadiran pemiliknya (opened cheque).
Cek Undur
Cek yang bertanggal sesudah hari peredaran, dan apabila cek yang
demikian diajukan kepada bank sebelum tanggal yang tertera di atas cek
itu maka bank tetap wajib membayarnya (post dated cheque).
Syarat hukum dan penggunaan cek sebagai alat pembayaran giral seperti
yang diatur di dalam KUH Dagang pasal 178 yaitu :
* pada surat cek harus tertulis perkataan CEK
* surat cek harus berisi perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah
uang tertentu .
* nama bank yang harus membayar (tertarik)
* penyambutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan
* tanda tangan penarik.
Syarat lain :
* tersedianya dana

oleh

si

pemberi cek
*

jumlah

uang

yang

tertulis

diangka dengan huruf haruslah


sama.
*

atau

stempel

yang ada di specimen (contoh

* jika ada coretan atau perubahan


ditandatangani

tangan

perusahaan harus sama dengan

* ada materai yang cukup

harus

tanda

tandatangan)
* tidak diblokir pihak berwenang
* resi cek sudah kembali
* endorsment cek benar, jika ada
* kondisi cek sempurna

memperlihatkan

kedaluarsa
setelah
tersebut

cek

yaitu

masa
70

dikeluarkannya

hari
cek

* rekening belum ditutup


* dan syarat-syarat lainnya

Jenis-jenis Cek
1. Cek Atas Nama
* Merupakan cek yang diterbitkan atas nama seseorang atau badan
hukum tertentu yang tertulis jelas di dalam cek tersebut. Sebagai contoh
jika didalam cek tertulis perintah bayarlah kepada : Tn. Roy Akase
sejumlah Rp 3.000.000,- atau bayarlah kepada PT. Marindo uang sejumlah
Rp 1.000.000,- maka cek inilah yang disebut dengan cek atas nama,
namun dengan catatan kata atau pembawa dibelakang nama yang
diperintahkan dicoret.
2. Cek Atas Unjuk
* Cek atas unjuk merupakan kebalikan dari cek atas nama. Di dalam cek
atas unjuk tidak tertulis nama seseorang atau badan hukum tertentu jadi
siapa saja dapat menguangkan cek atau dengan kata lain cek dapat
diuangkan oleh si pembawa cek. Sebagai contoh di dalam cek tersebut
tertulis bayarlah tunai, atau cash atau tidak ditulis kata-kata apa pun.

3. Cek Silang
* Cek Silang atau cross cheque merupakan cek yang dipojok kiri atas
diberi dua tanda silang. Cek ini sengaja diberi silang, sehingga fungsi cek
yang

semula

tunai

berubah

menjadi

non

tunai

atau

sebagai

pemindahbukuan.
4. Cek Mundur
* Merupakan cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal sekarang,
misalnya hari ini tanggal 01 Mei 2002. Sebagai contoh. Tn. Roy Akase
bermaksud mencairkan selembar cek dan di mana dalam cek tersebut
tertulis tanggal 5 Mei 2002. jenis cek inilah yang disebut dengan cek
mundur atau cek yang belum jatuh tempo, hal ini biasanya terjadi karena

ada kesepakatan antara si pemberi cek dengan si penerima cek, misalnya


karena belum memiliki dana pada saat itu.
5. Cek Kosong
* Cek kosong atau blank cheque merupakan cek yang dananya tidak
tersedia di dalam rekening giro. Sebagai contoh nasabah Tn. Rahman
Hakim menarik cek senilai 60 juta rupiah yang tertulis di dalam cek
tersebut, akan tetapi dana yang tersedia di rekening giro tersebut hanya
ada 50 juta rupiah. Ini berarti kekurangan dana sebesar 10 juta rupiah,
apabila nasabah menariknya. Jadi jelas cek tersebut kurang jumlahnya
dibandingkan dengan jumlah dana yang ada.
Keterangan yang ada didalam suatu cek :
1. Ada tertulis kata-kata Cek atau Cheque
2. Ada tertulis Bank Penerbit (Bank Matras)
3. Ada nomor cek
4. Ada tanggal penulisan cek (di bawah nomor cek)
5. Ada perintah membayar bayarlah kepada. atau pembawa
6. Ada jumlah uang (nominal angka dan huruf)
7. Ada-tanda tangan dan atau cap perusahaan pemilik cek
BAB IV
LETTER OF CREDIT
BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar belakang masalah

Sudah menjadi sebuah kewajaran, bahwa tidak ada suatu negara pun
yang dapat memenuhi kebutuhannya hanya dengan mengandalkan
barang-barang

yang

diproduksi

dari

dalam

negeri

saja.

Sehingga

membutuhkan pasokan barang yang diperoleh dari luar negeri baik


berupa bahan pangan, bahan industri dan barang lainnya. Keterbatasan
tersebut

memicu

adanya

aktivitas

mekanisme

jual

beli

barang

antarnegara (Ekspor-Impor)
Permasalahan yang dihadapai adalah bagaimana menyelesaikan kondisi
dimana antara penjual dan pembeli dalam aktivitasnya dibatasi oleh jarak
yang jauh dan waktu tempuh yang lama, sehingga menyulitkan terjadinya
transaksi dengan cara tunai. Hal ini

menimbulkan kekhawatiran oleh

kedua belah pihak terhadap risiko kerugian jika salah satu pihak tidak
memenuhi kewajibannya.

B.

A.

Rumusan masalah

Pengertian Letter of Credit

B.

Pelaku Letter of Credit

C.

Tata cara pembayaran dengan Letter of Credit

D.

Jenis-jenis Letter of Credit

E.

UCP 600

F.

Contoh kasus Letter of Credit

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Pengertian

Letter of Credit atau dalam bahasa Indonesia disebut Surat Kredit


Berdokumen merupakan salah satu jasa yang ditawarkan bank dalam
rangka pembelian barang, berupa penangguhan pembayaran pembelian
oleh pembeli sejak LC dibuka sampai dengan jangka waktu tertentu sesuai

perjanjian. Berdasarkan pengertian tersebut, tipe perjanjian yang dapat


difasilitasi LC terbatas hanya pada perjanjian jual beli, sedangkan
fasilitas yang diberikan adalah berupa penangguhan pembayaran. LC
mempermudah dan memperlancar transaksi jual beli barang terutama
yang berkaitan dengan ekspor impor
Letter of credit, atau sering disingkat menjadi L/C, LC, atau LOC, adalah
sebuah cara pembayaran internasional yang memungkinkan eksportir
menerima pembayaran tanpa menunggu berita dari luar negeri setelah
barang dan berkas dokumen dikirimkan keluar negeri (kepada pemesan).
Fungsi L/C sering digunakan dalam kegiatan ekspor-impor :
-

Merupakan

suatu

perjanjian

bank-bank

dalam

menyelesaikan

transaksi komersial internasional.


Memberikan pengaman bagi pihak-pihak yang terlibat dalam

transaksi yang diadakan.


Memastikan adanya pembayaran asalkan persyaratan-persyaratan

L/C terpenuhi.
Merupakan instrumen yang didasarkan hanya atas dokumendokumen dan bukan atas barang-barang dagangan jasa-jasa.

B.

Pelaku Letter of Credit

Applicant

atau

pemohon

kredit

adalah

importir

(pembeli)

yang

mengajukan aplikasi L/C.


Beneficiary adalah eksportir (penjual) yang menerima L/C.
Issuing bank atau opening adalah bank pembuka L/C.
Advising bank adalah bank yang meneruskan L/C, yaitu bank koresponden
(agen) yang meneruskan L/C kepada beneficiary. Bank tidak bertanggung
jawab atas isi L/C dan hanya bertindak sebagai perantara.
Confirming bank adalah bank yang melakukan konfirmasi atas permintaan
issuing bank dan menjamin sepenuhnya pembayaran.

Paying bank adalah bank yang secara khusus ditunjuk dalam L/C untuk
melakukan pembayaran dan beneficiary berkewajiban
Carrier

adalah

pengangkut

barang

yang

dikirim

(Perusahaan

Pelayaran/Penerbangan) untuk dibeberapa negara dengan perbatasan


darat bisa juga perusahaan angkutan darat seperti truk, kereta Dll).

C.

1.

Tata cara pembayaran dengan LC

Importir meminta kepada banknya (bank devisa) untuk membuka

suatu L/C untuk dan atas nama eksportir. Dalam hal ini, importir bertindak
sebagai opener. Bila importir sudah memenuhi ketentuan yang berlaku
untuk impor seperti keharusan adanya surat izin impor, maka bank
melakukan kontrak valuta (KV) dengan importir dan melaksanakan
pembukaan L/C atas nama importir. Bank dalam hal ini bertindak sebagai
opening/issuing bank. Pembukaan L/C ini dilakukan melalui salah satu
koresponden (agen) bank di luar negeri. Koresponden bank yang
bertindak sebagai perantara kedua ini disebut sebagai advising bank atau
notifiying

bank.

Advising

bank

memberitahukan

kepada

eksportir

mengenai pembukaan L/C tersebut. Eksportir yang menerima L/C disebut


beneficiary.
2.

Eksportir menyerahkan barang ke Carrier, sebagai gantinya

Eksportir akan mendapatkan bill of lading (surat tanda terima barang).


3.

Eksportir menyerahkan bill of lading kepada bank untuk

mendapatkan

pembayaran.

Paying

bank

kemudian

menyerahkan

sejumlah uang setelah mereka mendapatkan bill of lading tersebut dari


eksportir. Bill of lading tersebut kemudian diberikan kepada Importir.
4.

Importir menyerahkan bill of lading kepada Carrier untuk ditukarkan

dengan barang yang dikirimkan oleh eksportir.

D.

Jenis-jenis LC

Revocable L/C
Adalah L/C yang sewaktu-waktu dapat dibatalkan atau diubah secara
sepihak

oleh

opener

atau

oleh

issuing

bank

tanpa

memerlukan

persetujuan dari beneficiary.


Irrevocable L/C
Irrevocable L/C adalah L/C yang tidak bisa dibatalkan selama jangka
berlaku (validity) yang ditentukan dalam L/C tersebut dan opening bank
tetap menjamin untuk menerima wesel-wesel yang ditarik atas L/C
tersebut.

Pembatalan

mungkin

juga

dilakukan,

tetapi

harus

atas

persetujuan semua pihak yang bersangkutan dengan L/C tersebut.


Irrevocable dan Confirmed L/C
L/C ini diangggap paling sempurna dan paling aman dari sudut penerima
L/C (beneficiary) karena pembayaran atau pelunasan wesel yang ditarik
atas L/C ini dijamin sepenuhnya oleh opening bank maupun oleh advising
bank, bila segala syarat-syarat dipenuhi, serta tidak mudah dibatalkan
karena sifatnya yang irrevocable.

Clean Letter of Credit


Dalam L/C ini tidak dicantumkan syarat-syarat lain untuk penarikan suatu
wesel. Artinya, tidak diperlukan dokumen-dokumen lainnya, bahkan
pengambilan uang dari kredit yang tersedia dapat dilakukan dengan
penyerahan kuitansi biasa.

Documentary Letter of Credit


Penarikan uang atau kredit yang tersedia harus dilengkapi dengan
dokumen-dokumen lain sebagaimana disebut dalam syarat-syarat dari
L/C.
Documentary L/C dengan Red Clause
Jenis L/C ini, penerima L/C (beneficiary) diberi hak untuk menarik sebagian
dari jumlah L/C yang tersedia dengan penyerahan kuitansi biasa atau
dengan penarikan wesel tanpa memerlukan dokumen lainnya, sedangkan
sisanya dilaksanakan seperti dalam hal documentary L/C. L/C ini
merupakan kombinasi open L/C dengan documentary L/C.
Revolving L/C
L/C

ini

memungkinkan

kredit

yang

tersedia

dipakai

ulang

tanpa

mengadakan perubahan syarat khusus pada L/C tersebut. Misalnya, untuk


jangka waktu enam bulan, kredit tersedia setiap bulannya US$ 1.200,
berarti secara otomatis setiap bulan (selama enam bulan) kredit tersedia
sebesar US$ 1.200, tidak peduli apakah jumlah itu dipakai atau tidak.
Back to Back L/C
Dalam L/C ini, penerima (beneficiary) biasanya bukan pemilik barang,
tetapi hanya perantara. Oleh karena itu, penerima L/C ini terpaksa
meminta bantuan banknya untuk membuka L/C untuk pemilik barangbarang yang sebenarnya dengan menjaminkan L/C yang diterimanya dari
luar negeri.
Transferable L/C

Beneficiary berhak memnita kepada bank yang diamanatkan untuk


melakukan pembayaran/akseptasi kepada setiap bank yang berhak
melakukan

negosiasi,

untuk

menyerahkan

hak

atas

kredit

sepenuhnya/sebagian kepada pihak ketiga.

Stand by Letter of Credit


Suatu jaminan khusus yang biasa nya dipakai sebagai "stand by" oleh
pihak beneficiary atau bank atas nama nasabah nya. Dalam hal ini apabila
pihak applicant gagal untuk melaksanakan suatu kontrak/gagal untuk
membayar

pinjaman/memenuhi

pinjamannya,

maka

Bank

yang

bersangkutan akan membayar kepada pihak beneficiary atas penyerahan


selembar sight draft & surat pernyataan dari pihak beneficiary yang
menyatakan bahwa applicant atau kontraktor tidak dapat melaksanakan
kontrak yang di setujui, membayar pinjaman/memenuhi kewajibannya.

E.

Contoh kasus

Kasus L/C Bank BNI dari Aspek Teknis Perbankan


Kasus manipulasi surat kredit (letter of credit) yang terjadi di PT. Bank
Negara Indonesia (persero) Tbk. Makin banyak diberitakan di berbagai
media cetak dan elektronik. Pemberitaan yang makin meluas tersebut
bukannya makin membuat kejelasan bagi masyarakat mengenai apa yang
sebenarnya terjadi, tetapi makin membingingkan. banyak orang awam
yang menanyakan menyangkut teknik operasionalisasi L/C dan aspek
hukumya.
Kasus bermula dari diterimanya L/C bernilai Rp. 1,7 triliun oleh Bank BNI
cabang Kebayoran Baru. L/C tersebut dibuka oleh bank-bank yang selain
bukan merupakan koresponden Bank BNI, juga bank-bank yang berasal
dari negara-negara dalam katagori berisiko tinggi (high risk countries).
Bank-bank

tersebut

adalah

Dubai

Bank

Kenya

Limited,

Rosbank

Switzerland SA, Middle East Bank Kenya Ltd., dan The Wall Street Banking
Corp, Cook Island Beneficiary (ekportir). Sementara yang menerima L/C
adalah perusahaan-perusahaan dalam Gramindo Group dan Petindo
Group. Komoditas yang diekspor adalah pasir kuarsa dan residu minyak
dengan negara tujuan Kenya dan beberapa negara di Afrika.
Kronologi:
2.

Bank BNI cabang kebayoran Baru menerima 156 buah L/C dengan

Issuing Bank : Rosbank Switzerland, Dubai Bank Kenya Ltd, The Wall
Street Banking Corp, dan Middle East Bank Kenya Ltd. Oleh karena BNI
belum mempunyai hubungan koresponden langsung dengan sebagian
bank tersebut diatas, mereka memakai bank mediator yaitu American
Express Bank dan Standard Chartered Bank.
3.

Beneficiary mengajukan permohonan diskonto wesel ekspor

berjangka (kredit ekpor) atas L/C-L/C tersebut diatas kepada BNI dan
disetujui oleh pihak Bank BNI. Gramindo Group menerima Rp 1,6 triliyun
dan Petindo Group menerima Rp 105 Milyar.
4.

Setelah beberapa tagihan tersebut jatuh tempo, opening bank tidak

bisa membayar kepada BNI dan nasabahpun tidak bisa mengembalikan


hasil ekspor yang sudah dicairkan sebelumnya.
5.

Setelah diusut pihak kepolisian, ternyata kegiatan ekspor tersebut

tidak pernah terjadi.


6.

Gramindo Group telah mengembalikan sebesar Rp 542 milyar

sisanya (Rp 1,2 triliyun) merupakan potensi kerugian BNI.


Dalam menanggapi kasus ini manajemen Bank BNI mengatakan bahwa
tidak ada ekpor fiktif dan belum ada kerugian, tetapi yang ada hanya
potensi

kerugian

(potential

losses).

Pertanyaannya

adalah

apakah

mungkin kerugian sebesar itu terjadi tanpa ekspor fiktif? Minimnya


informasi mengenai sistem pembayaran perdaganagan internasional
melalui

Letter

of

Credit

(L/C)

menimbulkan

pertanyaan mengenai kasus pembobolan bank BNI

semakin

banyaknya

BAB III
PENUTUP
A.

Simpulan

Kondisi dimana antara penjual dan pembeli dalam aktivitasnya dibatasi


oleh jarak yang jauh dan waktu tempuh yang lama, sehingga menyulitkan
terjadinya transaksi dengan cara tunai yang dilakukan lintas negara. Hal
ini

menimbulkan kekhawatiran oleh kedua belah pihak terhadap risiko

kerugian jika salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya. Sehingga


adanya Letter of Credit ini mempermudah dan memberikan jaminan
keamanan dalam kegiatan transaksi lintas negara yang berupa eksporimpor
Letter of credit, atau sering disingkat menjadi L/C, LC, atau LOC, adalah
sebuah cara pembayaran internasional/jasa pembayaran yang biasa
dilakukan oleh vendor dan buyyer dalam kegiatan ekspor-impor dengan
transaksi jual-beli yang memberikan fasilitas penangguhan pembayaran.
Yang berfungsi untuk menjaga keamanan dan kenyamanan dalam
bertransaksi jual-beli internasional secara efisien dan terpercaya.
Pelaku L/C diantaranya: Applicant, Beneficiary, Issuing bank, Advising
bank, Confirming bank, dan Carrier yang memiliki peran dan fungsinya
masing-masing dalam kegiatan L/C ini.
L/C juga memiliki jenis-jenis perjanjian dalam melakukan transaksinya
yang berdasarkan kesepakatan bersama antara vendor dan buyyer

BAB V
TRANSFER UANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Salah satu kendala mengirim uang dengan membawa uang tunai yang
langsung dari satu wilayah ke wilayah lain adalah faktor keamanan uang
tersebut. Bahaya perampokan bukan hanya kepada uang yang di bawa,
akan tetapi juga nyawa si pembawa uang. Disamping itu keamanan uang
juga tidak dapat dijamin sampai tujuan, karena bisa saja si pembawa uang
yang membawa uang melarikan uang yang akan dikirim dengan sengaja.
Di sisi lain resiko kehilangan yang tidak sengaja mungkin saja terjadi.
Untuk mengatasi masalah tersebut bank berhasil ,menyediakan sarana
pengiriman uang yang dijamin aman sampai tujuan. Keuntungannya biaya
pengiriman yang relative jauh lebih murah dan waktu pengiriman yang
sangat singkat. Pengiriman uang lewat bank dapat pula mengefisienkan

waktu dengan mengirim di satu tempat jika mengirim untuk beberapa


tujuan sekaligus ke berbagai tempat lain dalam waktu yang sama. Jasa
pengiriman uang lewat bank ini disebut transfer.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.

Apa yang dimaksud dengan transfer?

2.

Apa saja macam-macam dari transfer?

3.

Siapa pihak-pihak yang terkait didalam transfer?

4.

Bagaimana mekanisme transfer?

1.3 TUJUAN
1.

Untuk mengetahui apa itu transfer.

2.

Untuk mengetahui macam-macam dari transfer.

3.

Untuk mengetahui pihak-pihak yang terkait didalam transfer.

4.

Untuk mengetahui mekanisme transfer.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Transfer
Pengiriman uang (transfer) merupakan salah satu jasa dalam dunia
perbankan yang banyak digunakan oleh masayarakat. Penggunaannya
bermacam-macam, baik dilakukan melalui surat kawat maupun secara
tertulis. Karena transfer biasa dilakukan didalam negeri maupun diluar
negeri yang dapat dilaksanakan dalam bentuk valuta asing maupun
dalam bentuk rupiah.

Dengankata lain transfer merupakan suatu kegiatan jasa bank untuk


memindahkan sejumlah dana tertentu sesuai dengan perintah si pemberi
amanat yang ditujukan untuk keuntungan seseorang yang ditunjuk
sebagai penerima transfer. Baik transfer uang keluar atau masuk akan
mengakibatkan adanya hubungan antar cabang yang bersifat timbal balik,
artinya bila satu cabang mendebet cabang lain mengkredit.
Transfer merupakan jasa pengiriman uang baik antar bank yang sama
ataupun kepada Bank yang berbeda. Jasa transfer dapat dibuat di dalam
wilayah yang sama, ke daerah lain maupun ke Luar Negri.
Sarana yang digunakan dalam jasa transfer ini tergantung kemauan
nasabah, dan hal tersebut akan mempengaruhi kecepatan pengiriman
dan besar kecilnya biaya pengiriman.
Pengiriman uang dibagi menjadi dua yaitu :
1.

Pengiriman uang keluar (transfer keluar)

2.

Pengiriman uang masuk (transfer masuk)


Menurut N. Lapoliwa dan Daniel S. Kuswandi (2000:196) :

Transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memudahkan sejumlah


dana tertentu sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang ditunjukan
untuk keuntungan seseorang yang ditujuk sebagai penerima transfer.

Menurut Malayu Hasibuan (2001:123):

Transfer adalah pengiriman uang antar kota atau antar negara yang
dilakukan melalui bank.

Sedangkan menurut P.Suhardi (2001:9) yang dimaksud dengan

transfer adalah:
Transfer adalah amanat yang diberikan kepada bank untuk melakukan
pengiriman uang dari suatu cabang ke cabang lain, kepada bank yang
sama atau bank lain untuk dibayarkan kepada rekanannya secara tunai
atau melalui rekening.
2.2 Macam-macam transfer
1.

Transfer Keluar

Adalah salah satu jenis pengiriman uang yang dapat menyederhanakan


lalu lintas pembayaran adalah dengan pengiriman uang keluar (transfer
keluar). Media untuk melakukan transfer ini adalah dengan secara tertulis
(Mail Transfer) ataupun melalui surat kawat (Wire Transfer).
Keuntungan bagi bank yang melakukan transfer keluar adalah sebagai
sarana untuk menciptakan pendapatan dalam bentuk komisi, peningkatan
pelayanan kepada para nasabah, peningkatan pangsa pasar bank, dan
segi promosi lainnya.
Pengiriman oleh bank dilakukan dengan cara memerintahkan cabang lain
untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada beneficiary (orang yang
berhak menerima transfer) yang berdomisili di kota tertentu.dengan
demikian terjadi hubungan antar kantor antar cabang pemberi amanat
dan pembayar transfer.

2.

Pembatalan Transfer keluar

Pembatalan transfer keluar hanya bisa dilakukan apabila transfer keluar


belum dibayarkan kepada si peneriama uang, untuk itu bank pemberi
amanat harus memberi perintah Stop Payment kepada cabang
pembayar. Pembayaran pembatalan ini baru dapat dilakukan oleh bank
pemberi amanat apabila telah terima berita konfirmasi dari bank
pembayar bahwa memang transfer yang dimaksud belum dibayarkan.
3.

Transfer Masuk

Selain transfer keluar juga ada transfer masuk dimana bank menerima
amanat dari salah satu cabang untuk membayar sejumlah uang kepada
seseorang (beneficiary). Dalam hal ini bank pembayar akan membukukan
hasil transfer kepada rekening nasabah beneficiary bila ia memiliki
rekening di bank pembayar.
Dalam hal transfer masuk ditujukan kepada bukan nasabah bnak
pembayar, hasail transfer akan ditampung dalam rekening Hasil Transfer
Yang dapat Dibayar . Rekening ini akan tetap outstanding hingga hasil
transfer dibayarkan kepada beneficiary.
Transfer masuk dikenakan lagi komisi sebab kepada nasabah si pemberi
amanat telah dibebankan komisi pada saatmemberikan amanat transfer.
Keuntungan yang diharapakan adalah dari lamanya dana yang
mengendap : yaitu selisih waktu antara penerima perintah untuk
membayar hingga hasil transfer dibayarkan.
4.

Pembatalan Transfer Masuk

Seperti halnya transfer keluar, transfer masukpun dapat terjadi


pembatalan. Jika terjadi pembatalan hal pertama yang harus dilakukan
adalah memeriksa apakah hasil transfer telah dibayarkan kepada
beneficiary. Bila ternyata belum akan diblokir dan dibatalkan untuk
kemudian dikembalikan kepada cabang pemberi amanat melalui
pemindah-bukuan.

Khusus transfer masuk kepada nasabah yang langsung dimasukkan


kedalam rekening yang bersangkutan, tidak dapat dibatalkan karena etis
perbankan tidak dapat mengurangi tau mendebit rekening seseorang
tanpa persetujuan si pemilik rekening yang bersangkutan. Pembatalan
transfer masuk hanya dapat dilakukan apabila transfer dibayarkan yang
lazim dilakukan pada beneficiary yang bukan nasabah bank.
Menurut Malayu S.P Hasibuan (2001:125-126) dilihat dari alat/sarana
pemberitahuan yang digunakan, transfer dibedakan menjadi :
1.

Pengiriman uang dengan surat

Pengiriman uang dengan surat(mail transfer- MT) diartikan jika bank


pengirim mengirimkan perintah membayar (payment order) kepada
pembayar (paying bank) dilakuakn dengan surat yang dikirim melalui pos
atau perusahaan curier service nasional atau internasional.
2.

Pengiriman uang dengan wesel (wesel cek)

Bank pengirim menerbitkan cek bank atas nama/unjuk untuk nasabah


yang dapat dicairkan pada kantor cabang bank pengirim yang telah
ditentukan. Bank pengirim baru menerbitkan cek bank setelah nasabah
menyetorkan secara efektif uang senilai nominal cek bank. Cek bank bisa
dibawa sendiri atau dikirimkan kepada penerimanya. Transfer dengan
wesel pelaksanaanya sama dengan cek bank.
3.

Pengiriman uang dengan telex atau telegram (TT)

Bank pengirim mengirimkan perintah membayar kepada bank pembayar


dengan telex atau telegram. Biaya pengiriman biasanya di tanggung oleh
si pengirimnya.
4.

Transfer dengan faksimili

Bank pengirim mengirimkan perintah membayar kepada bank pembayar


debgan faximili. Pengiriman dengan faximili lebih terjaminkarena perintah
membayarnya diterima tertulis seperti aslinya (fotocopynya). Transfer
dengan faximili relative cepat sampai, cuma biasanya lebih mahal dan
biasanya dilakukan antar kantor cabang.

5.

Transfer dengan buku tabungan atau ATM

Bank pengirim mengharuskan penerimanya membuka buku tabungan dan


ATM nya pada bank pengirim. Bank pengirim haruslah bank yang telah
terkomputerisasi dan online. Uang yang akan dikirim disetorkan pada
buku tabungan saja dan pencairannya dengan ATM nya ditempat/ kota
lain.
Menurut P.Suhardi (2001:8): Dilihat dari mata uang yang digunakan
transfer dibedakan menjadi:
1.

Transfer dalam rupiah

Transfer rupiah adalah transfer masuk maupun transfer keluar berupa


rupiah. Pencairan transfer rupiah tergantung pada permintaan nasabah
penerima transfer itu, dapat dilakukan secara tunai atau pemindahbukuan
kepada nasabah bank lain.
2.

Transfer dalam valuta asing

Transfer dalam valuta asing adalah transfer masuk atau transfer keluar
berupa uang valuta asing dan harus dikurskan. Transfer masuk dengan
kurs beli dan transfer keluar dengan kurs jual. Saat itu transfer valuta
asing hampir sama dengan transfer rupiah, perbedaannya transfer valuta
asing harus terlebih dahulu dikurskan kepada rupiah.
Menurut P.Suhardi (2001:8): Dilihat dari tempat yang dituju transfer
dibedakan menjadi:
1.

Transfer dalam negeri

Transfer dalam negeri adalah transfer dimana wilayah atau tempat


penerima transfer masih berada dalam negara yang sama dengan
pengirim transfer valuta yang digunakan biasanya dalam valuta sendiri
yaitu valuta rupiah.
2.

Transfer luar negeri

Transfer luar negeri adalah dimana wilayah atau tempat penerima.


Transfer dengan pengirim uang berada ditempat yang berbeda. Valuta

yang dipergunakan biasanya valuta asing. Bila pembayaran untuk


pengiriman uang ini dalam rupiah maka harus dibuat kontrak jual(sales
contract) mata uang yang diinginkan.

2.3 Pihak-pihak yang terkait dalam transfer


Menurut Taswan (2005:271-272): Pihak-pihak yang terlibat dalam
transaksi transfer adalah:
1.

nasabah yaitu sebagai pihak pemilik dana

(pengirim)/penerima dan yang akan memindahkan dananya/menerima


sejumlah dana dari pihak pengirim melalui jasa pengiriman uang.
2.

Bank penarik atau drawer bank yaitu bank pelaku

transfer/bank yang menerima dana dan amanat dari nasabah untuk di


transfer kepada drawee atau bank tertarik yang kemudian diserahkan
kepada penerima dana (beneficiary)
3.

Bank tertarik (drawee bank) yaitu bank yang menerima

transfer masuk dari drawer bank untuk diteruskan atau dibayarkan


kepada penerima (beneficiary)
4.

Beneficiary adalah pihak akhir yang berhak menerima dana

transfer dari drawee bank.

2.4 Mekanisme transfer


Transfer itu sendiri bisa memperlancar transaksi perdagangan,
mempermudah transaksi pembayaran dan dengan menggunakan sistem
transfer maka keamanan untuk transaksi nasabah sendiri lebih terjamin.
Adapun mekanisme transfer adalah sebagai berikut.
1.

Nasabah

Adalah sebagai pihak pemilik/pengirim yang member anmanah kepada


bank untuk memindahkannya kepada pihak penerima.

2.

Bank penarik (Drawer Bank)


Adalah bank pelaku transfer yang menerima dana dan amanat dari

nasabah untuk di transfer ke pihak Bank tertarik (Drawee) yang pada


akhirnya bank tertarik akan menyerahkan kepada penerima dana akhir.
3.

Bank tertarik (Drawee Bank)

Adalah bank yang menerima transfer masuk dari bank penarik unuk
diteruskan kepada penerima dana akhir.
4.

Penerima Dana (Benefeciary)

Adalah pihak akhir yang menerima dana transfer dari bank tertarik

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Transfer merupakan salah satu transaksi yang memudahkan konsumen
atau nasabah dalan melakukan pengiriman, baik berupa surat-surat
berharga maupun uang di dalam negri atau luar negri. Serta memberikan
pelayanan dan fasilitas demi kenyamanan nasabah untuk keamanan
transaksinya.
3.2 Saran
Untuk para nasabah yang menggunakan jasa transfer, supaya
lebih memperhatikan tata cara pengiriman yang benar sebelum
melakukan transaksi tersebut karena akan berdampak pada kerugian
nasabah sendiri. Karena bisa saja disebabkan kesalahan teknis uang
nasabah hilang tanpa jejak.
Saat ini masih banyak kita jumpai kesalahan dari nasabah sendiri
yang masih minim pengetahuan mengenai sistem transfer dan ikaso.
Padahal ini jasa yang sangat umum digunakan dalam dunia perbankan
saat ini.

Anda mungkin juga menyukai