Anda di halaman 1dari 3

PUTUSAN KPPU NOMOR: 19/KPPU-L/2007

A. PARA PIHAK
Para Pihak dalam perkara ini adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

EMI Music South East Asia (Terlapor I)


PT EMI Indonesia (Terlapor II)
Arnel Affandi, S.H. (Terlapor III)
Dewa 19 (Terlapor IV)
Iwan Sastra Wijaya (Terlapor V)
PT Aquarius Musikindo (Pelapor)

B. PERILAKU
Perkara ini bermula ketika PT Aquarius Musikindo merasa Dewa 19 telah
melakukan persekongkolan dengan EMI Music South East Asia, PT EMI
Indonesia, Arnel Affandi, dan Iwan Sastro Wijaya. Persekongkolan ini timbul
ketika Dewa 19 menandatangani kontrak dengan EMI Music South East Asia.
Dewa 19 dianggap telah melanggar Pasal 23 UU Anti Monopoli mengenai
kegiatan yang dilarang berupa persekongkolan. Persekongkolan itu sendiri
didefinisikan menurut Pasal 1 angka (8) UU Anti Monopoli adalah bentuk
kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pelaku usaha lain untuk
menguasai

pasar

bersangkutan

bagi

kepentingan

pelaku

usaha

bersekongkol. Dalam proses penandatanganan kontrak dengan EMI Music


South East Asia, Dewa 19 dibantu oleh Arnel Affandi dan Iwan Sastra Wijaya.
Arnel Affandi adalah GM ASIRI dan konsultan hukum PT Aquarius Pustaka
Musik yang merupakan perushaan publishing dari PT Aquarius Musikindo.
Iwan Sastra Wijaya pada saat ini merupakan pimpinan perusahaan
Blackboard. Penandatangan kontrak ini didasari oleh keinginan Dewa 19
untuk go international sementara pada saat yang bersamaan Dewa 19 belum
menyelesaikan kewajibannya dalam perjanjian kerjasama dengan PT
Aquarius Musikindo. Menurut Pasal 9 Buku Putih ASIRI, perjanjian
pembuatan karya suara dengan dua perusahaan, dalam kasus ini antara

Dewa 19 dengan PT Aquarius Musikindo & EMI Music South East Asia, maka
perjanjian yang terlebih dahulu ada harus dipenuhi dulu segala kewajibannya.
Muncul anggapan bahwa untuk menghindari peraturan tersebut, maka yang
menandatangi kontrak adalah EMI Music South East Asia karena peraturan
tersebut hanya berlaku bagi anggota ASIRI. Hal ini diperkuat dengan
pembayaran royalty dan lain-lain ternyata dilakukan oleh PT EMI Indonesia
yang notabene bukan salah satu pihak dalam perjanjian dengan Dewa 19.
Selain itu, Arnel Affandi dan Iwan Sastra Wijaya ketika penandatangan
kontrak antara Dewa 19 dengan EMI Music South East Asia tidak tercatat
sebagai karyawan ataupun petinggi dari EMI Music South East Asia, namun
setelah ditandatangani kontrak tersebut Arnel Affandi diangkat menjadi
Managing Director PT EMI Indonesia dan A&R Director PT EMI Indonesia.
C. DAMPAK
Persekongkolan tersebut menimbulkan dampak kerugian bagi PT Aquarius
Musikindo dan sebaliknya keuntungan bagi para terlapor. Kerugian yang
ditaksir oleh PT Aquarius Musikindo mencapai Rp 4.295.627.881,- (empat
milyar dua ratus sembilan puluh lima juta enam ratus dua puluh tujuh ribu
delapan ratus delapan puluh satu rupiah). Mengenai kegiatan persekongkolan
ini, KPPU menggunakan metode rule of reason sehingga dibutuhkan
pemeriksaan dan analasis lebih lanjut. Setelah mempertimbangkan LHPL
serta tanggapan/jawaban para terlapor, maka KPPU dalam amar putusannya
menyatakan bahwa:
1. Menyatakan EMI Music South East Asia (Terlapor I), PT EMI Indonesia
(Terlapor II), Arnel Affandi, S.H. (Terlapor III), Dewa 19 (Terlapor IV) dan
Iwan Sastra Wijaya (Terlapor V) secara sah dan meyakinkan terbukti
melanggar ketentuan Pasal 23 Undang-undang Nomor 5/1999;
2. Memerintahkan Arnel Affandi, S.H. (Terlapor III), Dewa 19 (Terlapor IV) dan
Iwan Sastra Wijaya (Terlapor V) untuk tidak lagi melakukan persekongkolan
dalam bentuk pembocoran informasi rahasia perusahaan yang dapat
mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat;

3. Menetapkan EMI Music South East Asia (Terlapor I) dan PT EMI


Indonesia (Terlapor II) untuk membayar ganti rugi kepada PT Aquarius
Musikindo sebesar Rp3.814.749.520,00 (tiga milyar delapan ratus empat
belas juta tujuh ratus empat puluh sembilan ribu lima ratus dua puluh
rupiah);
4. Menghukum EMI Music South East Asia (Terlapor I) dan PT EMI
Indonesia

(Terlapor

II)

untuk

membayar

denda

sebesar

Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) yang harus disetorkan ke Kas


Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang
persaingan usaha Departemen Perdagangan Sekretariat Jenderal Satuan
Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan
kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang
Persaingan Usaha).

Anda mungkin juga menyukai