Anda di halaman 1dari 5

Pembuatan Yakult Susu adalah salah satu produk pangan yang banyak memiliki fungsi yang baik bagi

tubuh dan dapat dalam berbagai produk olahan. Susu banyak mendapat perlakuan untuk diolah dikarenakan sifat dari susu yang tidak tahan lama sehingga perlu setidaknya sedikit sentuhan teknologi agar daya simpan dari susu tersebut dapat lebih tahan lama dan tentunya tidak menghilangkan kandungan gizi yang ada didalamnya. Berbagai macam cara telah dikembangkan untuk mengolah susu agar memiliki daya simpan yang lebih dan menguntungkan bagi yang mengkonsumsinya. Salah satu caranya adalah dengan mengolah susu menjadi produk olahan berupa susu fermentasi. Proses fermentasi pada susu tidak lain bertujuan untuk membuat produk baru dengan cita rasa yang berbeda dengan bahan aslinya, menghilangkan citarasa yang tidak diinginkan, serta memberi nilai tambah. Banyaknya citarasa dari susu fermentasi adalah diakibatkan karena berubahnya komposisi kimia yang terkandung di dalam susu dan biasanya perubahan komposisi kimia susu terjadi akibat fortifikasi oleh bakteri. Fortifikasi oleh bakteri asam laktat pada susu dapat menghasilkan produk susu fermentasi seperti yakult, yogurt, dan kefir. Produk susu fermentasi tersebut, dibedakan berdasarkan jenis bakteri asam laktatnya. Bakteri asam laktat akan menghidrolisis laktosa yang ada di dalam susu menjadi berbagai macam senyawa karbohidrat yang lebih sederhana misalnya glukosa dan galaktosa seperti yang terdapat dalam produk yakult.

Bakteri Lactobacillus casei Shirota strain

Yakult adalah minuman susu fermentasi, yang dibuat dengan cara memfermentasi susu bubuk skim yang mengandung bakteri asam laktat hidup Lactobacillus casei Shirota strain. Pada tahun 1930, almarhum Dr. Minoru Shirota, pendiri perusahaan Yakult, telah berhasil mengkulturkan berbagai jenis bakteri asam laktat dan memilih satu jenis bakteri yang bersifat paling tahan terhadap cairan pencernaan. Di samping itu, Dr. Minoru Shirota juga memperkuatnya sehingga menjadi strain baru yang unggul. Karena itu, berbeda dengan bakteri lain, bakteri ini dapat menaklukkan berbagai hambatan fisiologis seperti asam lambung dan cairan empedu sehingga dapat mencapai dan bertahan hidup dalam usus manusia. Dari dalam usus bakteri ini membantu meningkatkan kesehatan kita dengan cara mengaktifkan sel-sel kekebalan, meningkatkan jumlah bakteri berguna, dan mengurangi jumlah bakteri yang merugikan.

Proses Produksi dalam Pembuatan Yakult Langkah pertama produksi susu ini disebut dengan proses pembibitan dimana bakteri Lactobacillus casei yang khusus didatangkan dari Jepang dicampur dengan glukosa dan susu bubuk skim. Glukosa merupakan media bagi bakteri ini untuk hidup. Pembelahan bakteri ini cukup lama sekitar 1 hari setiap pembelahannya. Proses ini dilakukan selama 1-4 hari didalam inkubator, setelah itu dipindakan kedalam inkubator yang berisi sukrosa & aroma untuk membentuk yakon (Yakult Konsentrat) selama 1 minggu. Kemudian diencerkan dengan air dan dikemas didalam botol plastik yang dibuat dari polistiren. Pembuatan yakult adalah dengan cara disterilisasi terlebih dahulu pada suhu 140 selama 3 sampai 4 detik, kemudian ditanamkan Lactobacillus casei C selama dua hari. Nilai gizi(Strain shirota) diinkubasi pada suhu 37 yakult yaitu protein 1,2%, lemak 0,1%, mineral 0,3%, karbohidrat 16,5%, air 81,9%, dan nilai kalori tiap 100 g. Menurut Margawani (1995), Lactobacilllus casei adalah galur unggul yang mudah dan cocok untuk dikembangbiakkan dalam minuman dasar susu. Selain bakteri ini mampu bertahan dari pengaruh asam lambung, juga mampu bertahan dalam cairan empedu sehingga mampu bertahan hidup hingga usus halus. Tahapan Proses Pembuatan Yakult: 1. Tangki pelarutan Bahan-bahan utama yaitu susu bubuk skim dan glukosa dicampur dengan air dan ditampung dalam tangki pelarutan. 2. Tangki pembibitan Dalam tangki ini bibit bakteri Lactobacillus Casei Shirota Strain disiapkan dan dikembangbiakkan. 3. Tangki fermentasi Selanjutnya bibit bakteri Lactobacillus Casei Shirota Strain dicampu

dengan campuran bahan-bahan di no. 1 diatas dan dimasukkan kedalam tangki fermentasi. 4. Proses homogenizer Tahap berikutnya dilakukan proses Homogenizer dan diawasi secara ketat.

5. Tangki pencampur Hasil proses homogenizer tersebut dicampur dengan sirup dari tangki sirup dan disimpan dalam tangki pencampur.

6. Tangki penampung Kemudian hasil dari proses no. 4 tersebut dicampur dengan air yang sudah di sterilisasi dan ditampung didalam tangki penampung. 7. Mesin pembuat botol Untuk menjaga higienitas dari Yakult, maka proses pembuatan botol dilakukan sendiri oleh Yakult Indonesia. 8. Mesin pengisian Selanjutnya minuman Yakult sudah siap diisi ke dalam botol. Di botol tersebut juga dicetak semua informasi yang ada seperti kandungan nutrisi, tanggal kadaluwarsa, dan lain-lain. 9. Mesin pengepakan Botol-botol yang sudah terisi untuk selanjutnya dikemas dalam kemasan dimana 1 kemasan ( packing ) terdiri dari 5 botol Yakult. 10. Ruang pendingin Kemasan yang berisi botol Yakult disimpan dalam ruang pendingin untuk menjamin kualitas dari minuman kesehatan Yakult.

11. Distribusi Dari ruang pendingin tersebut selanjutnya Yakult siap didistribusikan ke pelanggan melalui sistem penjualan langsung ( Direct Sales ) untuk dikirim ke toko-toko dan supermarket maupun melalui sistem penjualan oleh Ibu-ibu Yakult Lady untuk dikirim ke rumah-rumah setiap hari.

Anda mungkin juga menyukai