Anda di halaman 1dari 63

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL TESIS

Judul

: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI


MANAJEMEN DIKLAT (SIM-D) TERHADAP KINERJA
PEGAWAI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MANAJEMEN
PROYEK DI PUSDIKLAT KEMENTERIAN PU

Oleh

: SATYA RAHARJA, ST

NRP

: 9112202815

Telah diseminarkan pada


Hari

: Senin

Tanggal : 09 Maret 2015


Tempat

: Kampus MMT ITS


Jln. Cokroaminoto 12 A, Surabaya
Mengetahui/Menyetujui :

Dosen Penguji :

Dosen Pembimbing

1. Prof. Drs.Ec.Ir. Riyanarto Sarno, M.Sc.,Ph.D


NIP. 19590803 198601 1 001

2. Daniel Oranova Siahaan, S.Kom, Msc, PDEng


NIP. 19590803 198601 1 001

Dr. Ir. RV. Hari Ginardi, M. Sc.


NIP. 19650518 199203 l 003

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

ii

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI


MANAJEMEN DIKLAT (SIM-D) TERHADAP KINERJA
PEGAWAI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MANAJEMEN
PROYEK DI PUSDIKLAT KEMENTERIAN PU
Nama
NRP
Dosen Pembimbing

: Satya Raharja, ST
: 9112202815
: Dr. Ir. RV. Hari Ginardi, M. Sc

ABSTRAK
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pekerjaan Umum
mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan dan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan teknis, fungsional dan kepemimpinan, serta
pemberdayaan dan pembinaan SDM di Kementerian Pekerjaan Umum. Pada saat
ini Pusdiklat telah menerapkan Sistem Informasi Manajemen Diklat (SlM-D)
yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja, dan pelayanan pada Pusdiklat
Kementerian PU terhadap Stakeholder.
Studi kualitatif dan kuantitatif yang berjudul Analisis Pengaruh
Penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat (SIM-D) Terhadap Kinerja
Pegawai dan Dampaknya Terhadap Manajemen Proyek di Pusdiklat Kementerian
Pekerjaan Umum" ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan survei, dan
jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Adapun sifat dari
penelitian adalah konfirmatif dan komparatif. Penelitian ini menggunakan 56
responden dari pengguna SIM-D. Data diperoleh melalui kuesioner yang diisi
oleh responden dan diukur dengan skala Likert. Model analisis data yang
digunakan untuk menjawab Hipotesis adalah Partial Last Square dengan
menggunakan software SMARTPLS.
Hasil penelitian diharapkan dapat menunjukkan bahwa penerapan Sistem
Informasi Manajemen Diklat berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai
dan Manajemen di Pusdiklat Kementerian PU. Sehingga nanti dapat disimpulkan
apakah penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat (SIM-D) di Pusdiklat
Kementerian PU dapat dinilai sudah efektif dalam memberikan kualitas pelayanan
kepada Widyaiswara, Peserta Pelatihan dan pihak lainnya yang berkepentingan.
Kata Kunci

Penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat (SIM-D),


Kinerja Pegawai, Manajemen Proyek

iii

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

iv

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas rahmat, nikmat, dan taufik-Nya proposal tesis yang
berjudul "ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN (SIM-D) TERHADAP KINERJA PEGAWAI DAN
DAMPAKNYA TERHADAP MANAJEMEN PROYEK DI PUSDIKLAT
KEMENTERIAN PU" dapat diselesaikan. Proposal tesis ini diajukan sebagai
bagian dari tugas akhir dalam rangka menyelesaikan studi di Program Magister
Manajemen Teknologi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bidang
keahlian Manajemen Proyek.
Dalam penyelesaian proposal tesis ini, penulis banyak mendapatkan
masukan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih
yang setulusnya kepada:
1. Dr. Ir. R.V. Hari Ginardi, M.Sc, selaku dosen pembimbing, yang telah
banyak meluangkan waktu dalam membimbing dan memberikan masukan
kepada penulis.
2. Ir. Ashari Lubis, MM., selaku Kepala Balai Diklat PU Wilayah VI Jakarta
Kementerian Pekerjaan Umum, yang telah banyak memberikan
kesempatan dalam berdiskusi serta memberikan izin dan kemudahan
kepada penulis dalam melaksanakan penelitian ini.
3. Rekan-rekan di PUSDIKLAT Kementerian Pekerjaan Umum yang telah
membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis dalam mengikuti
Program Beasiswa Pendidikan S2 Kerjasama Kementerian PU dan ITS.
4. Ketiga Orang Tuaku atas semua dukungan dan doanya yang telah
diberikan dengan tulus ikhlas, semoga oleh Allah dicatat sebagai amal
ibadah dan pahala.
5. Istri tercinta Anissa Gemala yang selalu menemani, memberikan
semangat, dukungan, saran, dan doa kepada penulis sampai saat ini.
6. Rekan-rekan MMT-ITS beserta semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam pembuatan proposal ini, baik secara langsung maupun
secara tidak langsung.
Akhirnya penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan.
Untuk itu saran dan kritik yang konstruktif akan sangat membantu agar proposal
tesis ini dapat menjadi lebih baik.
Surabaya,

Januari 2015

Penulis

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i
ABSTRAK

iii

KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR TABEL

xi

DAFTAR PERSAMAAN

xiii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

LatarBelakang 1

1.2

Rumusan Masalah

1.3

Tujuan Penelitian

1.4

Manfaat Penelitian

1.5

Batasan Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Definisi dan Terminologi


2.1.1

Sistem Informasi Manajemen 7

2.1.2

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

2.1.3

Kinerja Pegawai

11

2.1.4 Manajemen Proyek

14

2.1.5 Tujuan Manajemen Proyek

10

15

2.1.5 Fungsi Dasar Manajemen Proyek16


2.2

Penelitian Terdahulu 16

2.3

Posisi Penelitian

22

3.1

Jenis Penelitian

29

3.2

Populasi dan Sampel 30

3.3

Metode Pengumpulan Data

31

3.4

Skala Pengukuran Variabel

32

3.5

Klasifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian


vii

33

3.6

Teknik Analisa Data 37

3.8

Kerangka Penelitian 44

3.9

Jadwal Penelitian

45

DAFTAR PUSTAKA 47

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Hasil Penelitian Standish Group (2006)............................................23


Gambar 2. 2 Deskripsi Analisis Penelitian..............................................................25
Gambar 2. 3 Variabel SIM-D.................................................................................25
Gambar 2. 4 Variabel Kinerja Pegawai..................................................................26
Gambar 2. 5 Variabel Manajemen Proyek.............................................................27
Gambar 3. 1 Langkah-Langkah Analisis PLS........................................................38
Gambar 3. 2 Sub-Struktur 1 Analisis Penelitian...................................................42
Gambar 3. 3 Sub-Struktur 2 Analisis Jalur...........................................................43
Gambar 3. 4 Diagram Alir Penelitian....................................................................44

ix

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

DAFTAR TABEL

Table 3. 1 Desain Penelitian..................................................................................29


Table 3. 2 Skala Likert...........................................................................................33
Table 3. 3 Pertanyaan Mengenai Penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat
................................................................................................................................35
Table 3. 4 Pertanyaan Mengenai Kinerja Pegawai................................................36
Table 3. 5 Pertanyaan Mengenai Manajemen Proyek............................................37
Table 3. 6 Metode Analisis....................................................................................41

xi

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

xii

DAFTAR PERSAMAAN
Persamaan 3. 1 Rumus Slovin ...............................................................................30
Persamaan 3. 2 Goodness of fit (GoF)...................................................................41

xiii

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

xiv

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

LatarBelakang
Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang sangat pesat saat ini

memberikan banyak kemudahan pada berbagai aspek kegiatan bisnis. Peranan TI


dalam berbagai aspek kegiatan bisnis dapat dipahami karena sehagai sebuah
teknologi yang menitik beratkan pada pengaturan sistem informasi dengan
penggunaan komputer, TI dapat memenuhi kebutuhan informasi dunia bisnis
dengan sangat cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat. Penerapan TI bagi
Organisasi mempunyai peranan penting dan dapat menjadi pusat strategi bisnis
untuk memperoleh keunggulan bersaing. Menurut Bodnar dan Hopwood
(Nasution, 2004) terdapat tiga hal yang berkaitan dengan penerapan TI berbasis
komputer yaitu ; (a) Perangkat keras (hardware); (b) Perangkat lunak (software),
dan; (c) Pengguna (brainware). TI menjadi penting sebagai faktor penentu pada
setiap orang yang menjalankan TI.
Saat ini Teknologi Informasi menjadi faktor penentu keberhasilan dalam
suatu organisasi, oleh sebab itu tingkat kepuasan end user juga merupakan salah
satu tolak ukur dari keberhasilan suatu sistem. Untuk dapat mewujudkan stabilitas
kerja yang baik dari penggunanya, harus didukung oleh ketahanan sistem yang
handal dan merupakan sistem yang sudah diimplementasikan secara optimal.
Sehingga dapat memberikan kepuasan dan rasa percaya pemakai terhadap sistem
yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Baik buruknya kinerja dari sebuah sistem dapat dilihat melalui kepuasan
pemakai sistem dan pemakaian dari sistem itu sendiri. Walaupun upaya dalam
meningkatkan pengembangan sistem perangkat lunak terus-menerus dilakukan,
namun untuk mendapatkan perangkat lunak yang berkualitas, diantara sekian
banyak perangkat lunak yang ada sekarang ini tetaplah sangat sulit. Banyak
masalah-masalah yang secara relatif berasal dari manajemen kualitas perangkat
lunak yang bersifat kompleks, Penelitian yang dilakukan oleh Person, McCahon,
dan Hightower (1995) mengatakan bahwa dibutuhkan tiga sampai lima tahun bagi

kualitas program untuk menghasilkan manfaat yang signifikan dalam ruang


lingkup kepuasan pemakai serta kualitas dari produk dan pelayanan.
Dalam

rangka

mewujudkan

kepemerintahan

yang

baik

(good

governance), Pemerintah melalui Inpes No. 3 tahun 2003 mengamanatkan


implementasi penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat transparan melalui
dukungan Teknologi Informasi (TI) atau yang dikenal dengan nama egovernment.

Melalui

e-government

pemerintah

diharapkan

bisa

menyelenggarakan proses pemerintahan secara efisien, transparan dan mampu


memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat. keberhasilan
pelaksanaan e-government pada instansi pemerintah harus didukung dengan
proses perencanaan srategis pengembangan e-government, agar implementasinya
dapat sesuai dengan visi dan misi tujuan organisasi. Perencanaan strategis
Organisasi memuat pedoman kebutuhan sistem informasi apa yang diperlukan
dalam organisasi, sehingga Teknologi

informasi yang diterapkan atau

dikembangkan guna mendukung proses operasional dalam organisasi dapat


berjalan secara efektif.
Berdasarkan Peraturan Menteri PU Nomor 08/PRT/M/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum, Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Kementerian Pekerjaan Umum mempunyai tugas Melaksanakan
pembinaan, pengembangan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis,
fungsional dan kepemimpinan, serta pemberdayaan dan pembinaan SDM di
Kementerian Pekerjaan Umum. Maka salah satu upaya untuk mewujudkan
aparatur yang profesional dapat dilaksanakan melalui Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat). Kegiatan Diklat merupakan proses peningkatan kompetensi aparatur
agar mampu menghasilkan kinerja yang optimal melalui transfer pengetahuan,
sikap dan keterampilan tertentu agar memenuhi syarat dan cakap dalam
melaksanakan pekerjaannya.
Dalam pelaksanaan Tugas dan Fungsinya Pusdiklat Kementerian PU
sebagai pembinaan Aparatur di Kementerian PU setiap tahunnya Pusdiklat
melaksanakan Proyek/Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan yang dilaksanakan
disetiap Unit/Satker dibawah Pusdiklat Kementerian PU. Pelaksanaan Proyek
penyelenggaraan pendidikan Pusdiklat Kementerian PU juga mengemban prinsip2

prinsip Manajemen Proyek diantaranya melakukan tahap perencanaa (Planning),


pelaksanaan (Executing), Pengawasan (Monitoring & Controling), Evaluasi dan
Pelaporan (Closing).
Guna mendukung e-goverment, Pusat Pendidikan dan Pelatihan telah
melaksanakan salah satu butir fungsinya yaitu Pelaksanaan Sistem Informasi
Kediklatan dengan menerapkan Sistem Informasi Manajemen Diklat pada tahun
2012 yang dikenal dengan nama SIM-D.
Penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat (SIM-D) dimaksudkan
untuk dapat meningkatkan kinerja Manajemen Pusdiklat terutama mendukung
pelaksanaan proyek-proyek pendidikan dan juga meningkatkan kinerja para
pegawainya. Pengolahan data dan Informasi baik dari segi perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan hingga pelaporan diharapkan dapat lebih efektif,
pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah maupun kendala yang
dialami dalam Organisasi Pusdiklat Kementerian PU dapat lebih cepat, sehingga
meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan Pusdiklat terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan.
Berdasarkan observasi sementara, ada beberapa permasalahan timbul
dalam penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat di lingkungan Pusdiklat
Kementerian PU, diantaranya adalah Sumber Daya Manusia yang kurang
mendukung penerapan Sistem baru, Infrastruktur Teknologi yang kurang
menunjang dibeberapa Unit pengguna Sistem tersebut, dan banyaknya
pandangan-pandangan dari sebagian pegawai pengguna SIM-D bahwa sistem
yang dibangun tidak berpengaruh banyak terhadap pengoptimalan kinerja mereka,
juga penerapan SIM-D ini tidak berperan signifikan dalam peningkatan kinerja
Manajemen Pusdiklat Kementerian PU.
Berdasarkan penjelasan di atas dan adanya permasalahan yang timbul
dalam penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat di Pusdiklat Kementerian
PU, maka penulis tertarik untuk melanjutkan penelitian terdahulu, dan penelitian
ini akan dituangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah berbentuk Thesis dengan
judul Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat
(SIM-D) Terhadap Kinerja Pegawai Dan Dampaknya Terhadap Manajemen
Proyek Di Pusdiklat Kementerian PU.
3

1.2

Rumusan Masalah
Latar belakang yang telah diuraikan memunculkan suatu pertanyaan yaitu,

bagaimana pengaruh penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat (SIM-D)


terhadap Kinerja pegawai dan dampaknya terhadap Manajemen proyek Diklat
Pusdiklat Kementerian PU, rincian rumusan masalah yang ada dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh signifikan penerapan sistem informasi
manajemen Diklat (SIM-D) terhadap Kinerja pegawai?
2. Apakah ada pengaruh signifikan penerapan sistem informasi
manajemen Diklat (SIM-D) terhadap Manajemen proyek Diklat?
3. Apakah ada pengaruh signifikan Kinerja pegawai terhadap Manajemen
proyek Diklat?
4. Apakah ada pengaruh signifikan penerapan sistem informasi
manajemen Diklat (SIM-D) terhadap Manajemen proyek Diklat
melalui Kinerja pegawai?

1.3

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan penerapan sistem
informasi manajemen Diklat (SIM-D) terhadap Kinerja pegawai.
2. Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan penerapan sistem
informasi manajemen Diklat (SIM-D) terhadap Manajemen proyek
Diklat.
3. Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan Kinerja pegawai
terhadap Manajemen proyek Diklat.
4. Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan penerapan sistem
informasi manajemen Diklat (SIM-D) terhadap Manajemen proyek
Diklat melalui Kinerja pegawai.

1.4

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini antara lain yaitu sebagai berikut :
1. Dapat menjadi rekomendasi dan Evaluasi bagi Pusdiklat Kementerian
PU untuk mengetahui pengaruh penerapan SIM-D terhadap kinerja
pegawai dan manajemen proyek pendidikan agar Sistem Informasi
Manajemen Dikat yang telah diterapkan saat ini dapat dikembangkan
lebih baik lagi.
2. Menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

1.5

Batasan Penelitian
Penelitian ini hanya difokuskan pada pegawai yang menggunakan Sistem

Informasi Manajemen Diklat Pusdiklat Kementerian PU. Oleh karena itu dapat
dijelaskan sasaran secara terinci yaitu sebagai berikut :
1. Identifikasi permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada penerapan
Sistem

Informasi

Manajemen

Diklat

(SIM-D)

di

Pusdiklat

Kementerian PU.
2. Permasalahan yang akan diteliti lebih difokuskan kepada para
pegawai Pusdiklat Kementerian PU khususnya pada pengguna SIM-D
dan Manajemen Pusdiklat Kementerian PU.

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Definisi dan Terminologi

2.1.1

Sistem Informasi Manajemen


Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan hal atau kegiatan atau

elemen atau sub sistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan
cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu
fungsi guna mencapai tujuan (Sutanta, 2003).
Sesuai dengan definisi tersebut Sutanta menjelaskan bahwa suatu sistem
mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Mempunyai komponen (components)
2. Mempunyai batas (boundary)
3. Mempunyai lingkungan (environments)
4. Mempunyai penghubung/antar muka (interface) antar komponen
5. Mempunyai masukan (input)
6. Mempunyai pengolahan (processing)
7. Mempunyai keluaran (output)
8. Mempunyai sasaran (objectives) dan tujuan (goals)
9. Mempunyai kendali (control)
10. Mempunyai umpan balik (feed back
Davis, (dalam Rochaety dkk, 2011) menyatakan bahwa: Infomasi
adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi
yang menerima dan memiliki nilai nyata yang dibutuhkan untuk proses
pengambilan keputusan saat ini maupun saat mendatang.
Pengertian data menurut Longkutoy, (dalam Sutabri, 2005), data
adalah suatu istilah majemuk yang berarti fakta atau bagian dari fakta yang
mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambargambar, angka-angka, huruf-huruf, atau simbol-simbol yang menunjukkan suatu

ide, obyek, kondisi, atau situasi dan lain-lain.


Manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan
pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalaian)
yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, finansial,
fisik, dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara
efektif dan efisien (Griffin, 2004).
Manajemen merupakan sarana untuk mencapai tujuan organisasi dengan
memanfaatkan alat yang tersedia semaksimal mungkin dan melaksanakan fungsifungsi manajemen yaitu : perencanaan (Planning), organisasi (Organizing),
kepemimpinan (Leading) dan pengendalian (Controling).
Proses manajemen menurut fungsinya adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan, berarti menetapkan tujuan organisasi dan menentukan
bagaimana cara terbaik untuk mencapinya.
2. Pengorganisasian

mencakup

penentuan

bagaimana

cara

mengelompokkan berbagai aktivitas dan sumber daya yang ada.


3. Kepemimpinan adalah serangkaian proses yang dilakukan agar
anggota dari suatu organisasi bekerja bersama demi kepentingan
organisasi tersebut.
4. Pengendalian adalah suatu kegiatan pemantauan kemajuan organisasi
dalam mencapai tujuan.
Keempat fungsi tersebut merupakan suatu proses yang memerlukan
suatu sistem yang merupakan suatu fungsi pada tatanan yang benar-benar efektif,
dimana fungsi-fungsi tersebut saling mempengaruhi satu sama lain guna
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan.
Penerapan ilmu manajemen dalam Sistem Informasi Manajemen
merupakan suatu kemajuan yang luar biasa, dengan cara-cara pengumpulan
informasi yang tidak terorganisasi dan berdasarkan pengalaman.
Sehingga dari uraian definisi tersebut diatas dapat diberikan pengertian
tentang Sistem Informasi Manajemen sebagai berikut : Sistem Informasi
Manajemen (SIM) merupakan sekumpulan subsistem yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama dan membentuk suatu kesatuan, saling berinteraksi dan
bekerjasama untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan
8

kemudian mengolahnya dan menghasilkan keluaran berupa informasi sebagai


dasar pengambilan keputusan (Sutanta, 2003).
Menurut Zakiyudin (2012), Sistem informasi manajemen adalah
ketersediaan suatu rangkaian data yang cukup lengkap yang disimpan agar dapat
menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen, dan pembuatan
keputusan dalam suatu organisasi.
Sedangkan

menurut Rochaety dkk (2011), Sistem

informasi

manajemen adalah merupakan perpaduan antara Sumber Daya Manusia dan


aplikasi teknologi informasi

untuk memilih, menyimpan, mengolah dan

mengambil kembali data dalam rangka mendukung pengambilan keputusan


sebuah perusahaan.
Sementara menurut Ismail (2004), sistem informasi manajemen adalah
serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi yang secara
rasional mampu menstransformasikan data sehingga menjadi informasi dengan
berbagai cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat
manajer.
Dalam penerapan sistem informasi manajemen, sumber daya manusia
adalah faktor penting yang harus dipersiapkan dengan baik, karena sumber daya
manusia adalah salah satu komponen fisik sistem informasi manajemen, yang
mempunyai tugas sebagai operator komputer, analisis sistem, programmer,
personil data entry dan manajer sistem informasi.
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem manusia dan mesin
(Sutabri, 2005). Pemahaman kemampuan manusia sebagai pengolah informasi
akan menguraikan sebuah model umum tentang manusia sebagai pengolah
informasi. Model umum tentang manusia sebagai pengolah informasi terdiri dari
indera

penerima

(mata,

telinga,

hidung)

yang

menerima

isyarat

dan

meneruskannya kepada unit pengolah (otak). Hasil olahan tersebut berupa respon
atau tanggapan yang berupa keluaran (ucapan atau tulisan). Kapasitas manusia
dalam menerima masukan dan menghasilkan keluaran adalah terbatas. Bila sistem
pengolah manusia dibebani melampui batas, maka tingkat tanggapannya akan
berkurang.
Proyek adalah suatu kegiatan yang menggabungkan antara sumber9

sumber daya seperti manusia, material, peralatan dan modal/biaya yang dihimpun
dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan.
Kurun waktu manajemen proyek dibatasi oleh program-program yang sifatnya
sementara dan berakhir bila sasaran dan tujuan organisasi proyek sudah tercapai.
Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan
keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya terbatas, untuk
mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang
optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu, serta keselamatan kerja (Husen,
2010).
2.1.2

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)


Dessler (2010:280) Pendidikan dan Pelatihan adalah proses mengajar

keterampilan yang dibutuhkan karyawan baru untuk melakukan pekerjaannya.


Masih menurut Dessler (2009:249), Training refers to the methods used
to give new or present employees the skills they need to perform their jobs.
Training is essentially a learning process. "Pelatihan mengacu pada metode yang
digunakan untuk memberikan karyawan baru keterampilan yang mereka butuhkan
untuk melakukan pekerjaan mereka". Pelatihan pada dasarnya adalah sebuah
proses belajar.
Menurut Hasibuan (2008:180) Pendidikan dan Pelatihan adalah proses
peningkatan kemampuan teknis dan moral kerja karyawan operasional sesuai
dengan kebutuhan tugas-tugasnya.
Menurut Andrew F. Sikula yang dikutip oleh Mangkunegara (2011:44)
Training is a short term educational process utilizing systematic and organized
prodecure by which non managerial personel learn technical knowledge and
skills for a definite purpose. (Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka
pendek dengan menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir, sehingga
karyawan operasional belajar pengetahuan teknik pengerjaan dan keahlian untuk
tujuan tertentu).
Menurut Kaswan (2013:2) Pelatihan adalah proses meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan karyawan. Pelatihan mungkin juga meliputi

10

pengubahan sikap sehingga karyawan dapat melakukan pekerjaannya lebih


efektif.
Suwatno dan Priansa (2011:118-119) berdasarkan sumbernya, metode
pendidikan dan pelatihan dapat dibagi menjadi dua, yaitu in house dan external
training. In house training (IHT) dapat berupa kegiatan on the job training (OJT),
seminar, lokakarya, pelatihan internal perusahaan dan pelatihan berbasi komputer,
yang sumbernya dari dalam perusahaan. Sedangkan external training terdiri dari
kursus-kursus, seminar, dan lokakarya yang diselenggarakan oleh asosiasi
profesional, lembaga pendidikan, trainer profesional, yang dilakukan pihak lain di
luar perusahaan.
Menurut Henry Simamora yang dikutip Suwatno dan Priansa (2011:119220) metode pelatihan dapat dikelompokkkan dalam tiga cara yaitu : a) Presentasi
informasi : Memberikan informasi-informasi yang dimiliki dari suatu pelatihan
kepada trainee; b) Metode simulasi : Teknik penerapan yang dilakukan dalam
pelatihan dan c) Pelatihan pada pekerjaan : Pelaksanaan langsung pelatihan pada
pekerjaan yang sedang dilaksanakan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pelatihan dan pengembangan
menurut Mangkunegara (2011:45) adalah a) perbedaan individu pegawai, b)
hubungan dengan jabatan analisis, c) motivasi, d) partisipasi aktif, e) seleksi
peserta penataran dan f) metode pelatihan dan pengembangan.
2.1.3

Kinerja Pegawai
Menurut Mangkunegara (2005:9) mengemukakan definisi kinerja sebagai

ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dihubungkan dengan


produktivitas. Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Oleh karena
itu dapat disimpulkan bahwa kinerja SDM adalah prestasi kerja, atau hasil kerja
(output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM per satuan periode
waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.

11

Performance is the process of creating a work environment or setting in


which people are enabled to perform to the best of their abilities. Performance
management is a whole work system that begins when a job is defined as needed.
It ends when an employee leaves your organization. Many writers and consultants
are using the term performance management as a substitution for the
traditional appraisal system. I encourage you to think of the term in this broader
work system context. A performance management system includes the following
actions. (Beehr & Newman, dalam Hasibuan 2006: 208)
Penilaian Kinerja menurut Siswanto (2007: 114) adalah suatu kegiatan
yang dilakukan manajemen atau penyelia. Penilai untuk menilai kinerja tenaga
kerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraian atau
deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun.
Pengertian manajemen kinerja Menurut Wibowo (2007: 9) Manajemen
kinerja merupakan gaya manajemen dalam mengelola sumber daya yang
berorientasi pad akinerja yang melakukan proses komunikasi secara terbuka dan
berkelanjutan dengan menciptakan visi bersama dan pendekatan strategis serta
terpadu sebagai kekuatan pendorong untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengertian manajemen kinerja Menurut Baird (2006) definisi Kinerja
adalah suatu proses kerja dari kumpulan orang- orang untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, dimana proses kerja ini berlangsung secara berkelanjutan dan
terus- menerus.
Miner (2008: 120) mengemukakan secara umum dapat dinyatakan empat
aspek dari kinerja, yaitu sebagai berikut :
1. kualitas yang dihasilkan, menerangkan tentang jumlah kesalahan,
waktu, dan ketepatan dalam melakukan tugas.
2. kuantitas yang dihasilkan, berkenan dengan berapa jumlah produk
atau jasa yang dapat dihasilkan.
3. waktu kerja, menerangkan tentang jumlah absent, keterlambatan,
serta masa kerja yang telah dijalani individu pegawai tersebut.
4. kerja sama, menerangkan akan bagaimana individu membantu atau
menghambat dari teman sekerjanya.

12

Dikatakan individu mempunyai kinerja yang baik bila dia berhasil memenuhi
keempat aspek tersebut sesuai dengan target atau rencana yang telah ditetapkan
oleh organisasi.
Menurut Prawirosentono (2008: 93), faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja karyawan adalah sebagai berikut :
1. Efektivitas dan efiensi. Dalam hubungannya dengan terhadap
organisasi, maka ukuran baik buruknya kinerja diukur oleh
Efektivitas dan efiensi dikatakan efektif bila mencapai tujuan,
dikatakan efisien bila hal itu memuaskan sebagai pendorong
mencapai tujuan.
2. Otoritas dan tanggung jawab. Wewenang dan tanggung jawab setiap
orang dalam suatu organisasi akan mendukung kinerja karyawan
tersebut. Kinerja karyawan akan dapat terwujud bila karyawan
mempunyai komitmen dengan organisasinya dan ditunjang dengan
disiplin kerja yang tinggi.
3. Disiplin. Secara umum, disiplin menunjukkan suatu kondisi atau
sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan
ketepatan perusahaan. Disiplin meliputi ketaatan dan hormat
terhadap perjanjian yang dibuat antara perusahaan dan karyawan
4. Inisiatif. Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya pikir, kreativitas
dalam bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan
dengan tujuan organisasi. Setiap inisiatif sebaiknya mendapat
perhatian atau tanggapan positif dari atasan, kalau memang dia
atasan yang baik.
5. Untuk mengetahui kinerja karyawan diperlukan kegiatan-kegiatan
khusus. Bernardin dan Russel dalam Hasibuan (2007: 89-90)
mengajukan enam kinerja primer yang dapat digunakan untuk
mengukur kinerja, yaitu:
a. Quality, merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil
pelaksanaan kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati
tujuan yang diharapkan.

13

b. Quantity, merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah


rupiah, unit, siklus kegiatan yang dilakukan.
c. Timelinness,
diselesaikan

merupakan
pada

sejauh

waktu

mana

yang

suatu

kegiatan

dihendaki,

dengan

memperhatikan koordinasi output lain serta waktu yang


tersebut untuk kegiatan orang lain.
d. Cost effectiveness, merupakan tingkat sejauh mana penggunaan
sumber daya organisasi (manusia, keuangan, teknologi, dan
material) dimaksimalkan untuk mencapai hasil tertinggi atau
pengurangan kerugian dari setiap unit penggunaan sumber
daya.
e. Need for supervision. Merupakan tingkat sejauh mana seorang
pekerja dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa
memerlukan

pengawasan

seseorang

supervisor

untuk

mencegah tindakan yang kurang diinginkan.


f. Interpersonal impact. Merupakan tingkat sejauh mana pegawai
memelihara harga diri, nama baik, dan kerja sama diantara
rekan kerja dan bawahan.
Sedangkan standart pengukuran kinerja dikemukakan oleh Lopez dalam Hasibuan
(2007: 102) yaitu: a)kualitas kerja, b) kuantitas kerja, c) pengetahuan tentang
pekerjaan, d) pendapat atau pernyataan yang disampaikan, e) keputusan yang
diambil, f) Perencanaan kerja dan g) daerah organisasi kerja
2.1.4 Manajemen Proyek
Menurut Husen (2009:4) pada (Suita, 2013) manajemen proyek adalah
penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik
dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang
telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya,
mutu dan waktu serta keselamatan kerja. Dalam (Wijaya, 2013) pada buku Budi
Santoso (2009:3) manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),
ketrampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam aktifitas-aktifitas
proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.Dalam (PMBOK:2008)
14

juga dijelaskan bahwa manajemen proyek yang dimulai dari initiating, planning,
executing, monitoring, controlling dan closing.
1. Proses Initiating; mencakup pengenalan dan fase dari sebuah proyek.
2. Proses Planning;proses yang semakin rinci dan mendokumentasikan
pekerjaan proyek (lingkup proyek) yang menghasilkan produk proyek.
3. Proses Executing; Proses yang paling banyak membutuhkan waktu dan
sumder daya sehingga manajer proyek membutuhkan kemampuan
kepemimpinan untuk mengatasi tantangan pada saat eksekusi proyek
dan selama eksekusi.
4. Proses Monitoring and Controlling; Proses yang mempengaruhi
seluruh kelompok proses serta lifecycle proyek. Aktivitasnya
melingkupi : mengukur kemajuan proyek, memonitor penyimpangan
terhadap rencana, dan pengambilan corrective action sebagai
penyesuaian kemajuan saat ini terhadap apa yang sudah direncanakan.
5. Proses Closing; proses finalisasi seluruh kegiatan, dimana manajer
proyek akan memastikan bahwa semua pekerjaan proyek selesai dan
bahwa proyek tersebut telah memenuhi tujuannya.
6. Selain itu (Kerzner, 2006) mengemukakan bahwa manajemen proyek
adalah suatu proses merencanakan, mengorganisir, memimpin,
mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran
jangka pendek yang telah ditentukan. Dari definisi diatas maka dapat
disimpulkan bahwa keberhasilan suatu proyek diikuti oleh peran aktif
manajemen.
2.1.5 Tujuan Manajemen Proyek
Menurut (Soeharto, 1999) tujuan dari proses manajemen proyek adalah
sebagai berikut :
1. Agar semua rangkaian kegiatan tersebut tepat waktu, dalam hal ini
tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek.
2. Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan lagi di
luar dari perencanaan biaya yang telah direncanakan.
3. Kualitas sesuai dengan persyaratan.
15

4. Proses kegiatan sesuai persyaratan


2.1.5 Fungsi Dasar Manajemen Proyek
Menurut (Soeharto, 2002) fungsi dasar dari manajemen proyek adalah
sebagai berikut :
1. Pengelolaan Lingkup Proyek
Suatu lingkup proyek adalah jumlah kegiatan atau pekerjaan yang
harus dilakukan untuk menghasilkan produk yang diinginkan oleh
proyek tersebut.
2. Pengelolaan Waktu atau Jadwal
Waktu atau jadwal merupakan salah satu sasaran umum proyek.
Keterlambatan akan mengakibatkan berbagai bentuk kerugian,
misalnya,

penambahan

biaya.

Pengelolaan

waktu

meliputi

perencanaan, penyusunan dan pengendalian jadwal.


3. Pengelolaan Biaya
Pengelolaan biaya meliputi segala aspek yang berkaitan dengan
hubungan antara dana dan kegiatan proyek.
4. Mengelola Kualitas dan Mutu
Mutu, dalam kaitannya dengan proyek diartikan sebagai memenuhi
syarat untuk penggunaan yang telah ditentukan atau fit for intended
use. Agar suatu produk atau jasa hasil proyek memenuhi syarat
penggunaan, diperlukan suatu proses yang panjang dan kompleks,
mulai dari mengkaji apa saja, syarat syarat penggunaan yang
dikehendaki oleh pemilik proyek atau pemesan produk.

2.2

Penelitian Terdahulu
Penelitian pengaruh penerapan Sistem Informasi Manajemen telah

banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, sedangkan penelitian tesis ini


dilakukan dari sudut pandang yang berbeda yaitu untuk menganalisis bagaimana
pengaruh penerapan sistem informasi manajemen terhadap kinerja pegawai dan
dampaknya terhadap manajemen proyek sehingga diharapkan hasil penelitian ini
dapat dipergunakan untuk meningkatkan penerapan SOP dan SIM, dan dapat
16

membantu para manajer untuk mengambil keputusan berdasarkan hasil penelitian.


Adapun penelitian terdahulu yang digunakan adalah terlihat di bawah ini :
1. Yusuf Munirat, Isyaka Momahed Sanni, dan Aina Olalekan Kazeem
(2014) dengan judul penelitian The Impact of Management Information
System (MIS) on the Performance of Business Organization in Nigeria.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh MIS dalam
Organisasi Bisnis Nigeria dan menentukan bagaimana sistem tersebut
membantu organisasi untuk bekerja secara efektif. Hasil penelitian
menunjukkan

bahwa

organisasi

bisnis

harus

memperkenalkan

fleksibilitas MIS dalam sifat atau pola dan terstruktur. Perhatian


seharusnya juga diberikan pada komunikasi melalui agensi periklanan
sebagai cara untuk mempromosikan pengendalian pasar bersamaan
dengan penguasaan program dan software computer yang tepat dan
sesuai untuk menunjang pertumbuhan MIS dan ekspansi ke dalam
lingkungan pasar bisnis global. Data dikumpulkan melalui kuesioner
dan dianalisis secara statistik menggunakan Z-test.
2. Louis Raymond dan Francois Bergeon (2007) dengan penelitian
berjudul Project Management Information Systems: An Empirical Study
of Their Impact on Project Managers and Project Succes. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kualitas penggunaan Project Management
Information Systems (PMIS) dalam organisasi dan pengaruh PMIS
terhadap manajer proyek dan kinerja proyek berdasarkan model
keberhasilan PMIS. Model ini terdiri dari lima variable, yaitu: kualitas
PMIS, kualitas hasil informasi PMIS, penggunaan PMIS, pengaruh
individual PMIS, dan pengaruh PMIS terhadap keberhasilan proyek.
Analisis data kuesioner diperoleh dari 30 manajer proyek yang
mengkonfirmasi kontribusi PMIS terhadap keberhasilan manajemen
proyek. Peningkatan efektivitas dan efisiensi permasalahan manajemen
diuji melalui adanya perencanaan proyek yang lebih baik, penjadwalan,
pengawasan, dan pengendalian. Peningkatan juga diamati melalui
pembuatan keputusan yang tepat waktu. Keuntungan yang diperoleh
dengan penggunaan PMIS tidak hanya terbatas pada kinerja individual,
17

namun juga meliputi kinerja proyek. Sistem ini memiliki pengaruh


langsung terhadap keberhasilan proyek, dan berpengaruh pula pada
peningkatan pengawasan anggaran dan pemenuhan tenggaat waktu
proyek. Untuk menguji hubungan hipotesis multivariate dengan model
penelitian, digunakan structural equation modeling (SEM) dengan
metode partial-least-squares (PLS). Metode PLS secara bersamaan
menilai proposisi teoritis dan sifat-sifat pengukuran yang mendasari
model.
3. Shehadeh M.A. Al-Gharaibeh dan Naem M.M. Malkawi (2013) dengan
judul penelitian The Impact of Management Information Systems on the
Performance of Governmental Organizations-Study at Jordanian
Ministry of Planning. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
pengaruh management information system (MIS) pada kinerja organisasi
pemerintah dengan studi kasus pada Kementerian Perencanaan
Yordania. Sampel terdiri dari 77 pegawai kementeria, dan data dianalisis
menggunakan metode SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

tidak terdapat pengaruh dari peralatan software dan hardware terhadap


kinerja organisasi, terdapat pengaruh signifikan dari keseluruhan
management information system (MIS), jaringan, individual, dan
prosedur terhadap kinerja organisasi.
4. Yaser Hasan Al-Mamary, Alina Shamsuddin, dan Nor Aziati dalam
penelitian berjudul The Impact of Management Information System
Adoption in Managerial Decision Making: A Review. Penelitian ini
bertujuan untuk memahami secara lebih jelas penggunaan teknologi dan
sistem informasi pada keberhasilan pembuatan keputusan manajerial
dengan mengulas penelitian terbaru. Hasil penelitian memberikan model
integrasi untuk management information system (MIS) dan pembuatan
keputusan manajerial. Model teoritis yang diperoleh dari penelitian ini
terdiri terdiri dari enam variabel atau komponen, yaitu: kualitas MIS,
kualitas informasi, dukungan manajemen puncak, penggunaan secara
akurat, kepuasan pembuat keputusan, dan kualitas pembuatan keputusan
manajerial.
18

5. Seftriadi (2008) meneliti tentang Pengaruh Keahlian Penggunaan


Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Perwakilan
BPK-RI di Wilayah Sumatera Bagian Utara. Variabel independen yaitu
: Persepsi kegunaan sistem informasi, Kegelisahan terhadap komputer,
Kualitas sistem informasi, Pelatihan komputer, Keahlian di bidang
komputer, Tekanan kerja. Variabel dependen yaitu : Kinerja Auditor,
yang dianalisis dengan menggunakan alat analisis regresi berganda.
Kesimpulan penelitian ini adalah:
6. Tarigan (2009) melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh Sistem
Informasi Manajemen Terhadap Kinerja Pegawai Rumah Tahanan
Negara Kelas II B Kaban Jahe di Sumatera Utara. Variabel yang diteliti
antara lain variable independen yaitu : faktor teknis, faktor operasional
dan faktor ekonomis, dan variabel dependen yaitu : kinerja, yang
dianalisis dengan menggunakan alat analisis regresi berganda. Hasil
penelitian memiliki 3 (tiga) dimensi yang meliputi : faktor teknis, faktor
operasional dan faktor ekonomis dalam penerapan sistem informasi
manajemen. Hal ini berarti faktor teknis, faktor operasional dan faktor
ekonomis sangat menentukan atau berpengaruh secara signifikan
terhadap peningkatan kinerja pegawai di Rumah Tahanan Negara Klas
II B Kaban Jahe. Sacara parsial baik faktor teknis, faktor operasional
maupun faktor ekonomis berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai di Rumah Tahanan Negara Klas II B Kaban Jahe. Faktor teknis
mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan faktor
operasional dan faktor ekonomis.
7. Prilyanti (2009) meneliti tentang Pengaruh Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Terhadap Pelayanan Karyawan Hotel Garuda Plaza di
Medan Variabel independen yaitu Organisasi, Manajemen, dan
Teknologi. Variabel yang diteliti antara lain Variabel independen yaitu :
Manajemen, Organisasi, SDM, sarana dan Metode, variabel dependen
yaitu : kelancaran sistem informasi manajemen, yang dianalisis dengan
menggunakan alat analisis regresi berganda. Kesimpulan penelitian ini
adalah: (1) Tingkat pengaruh yang sangat signifikan memiliki makna
19

bahwa penerapan sistem informasi manajemen yang dilaksanakan di


Hotel Garuda Plaza Medan sangat menentukan dalam meningkatkan
pelayanan di Hotel Garuda Plaza Medan. (2) Organisasi, manajemen,
dan teknologi informasi secara serempak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kelancaran sistem informasi manajemen di Hotel
Garuda Plaza Medan
8. Hariyanto (2010) meneliti tentang pengaruh keahlian penggunaan
teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya organisasi
terhadap kinerja manajemen Akademi Sekretaris dan Manajemen
Don Bosco. Variabel yang diteliti antara lain variabel independen
(variabel bebas) yaitu : penggunaan teknologi informasi, sistem
manajemen mutu, dan budaya organisasi, sedangkan variabel dependen
(variabel terikat) yaitu : kinerja manajemen Akademi Sekretaris dan
Manajemen Don Bosco. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya
organisasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja
manajemen, dan penggunaan teknologi informasi, sistem manajemen
mutu, dan budaya organisasi secara serempak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja manajemen. Walaupun pengaruh variabel independen
yaitu teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya
organisasi sudah cukup kuat terhadap variabel dependen yaitu kinerja
manajemen, namun untuk memprediksi kinerja manajemen Haryanto
menyarankan

untuk

memasukkan

varibel

lain

yaitu pelatihan,

pengembangan, komunikasi dan pemberian insentif.


9. Simanungkalit (2010) melakukan penelitian dengan judul Analisis
Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Serta Pengembangan Karir
Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Regional VI Badan Kepegawaian
Negara Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pendidikan dan pelatihan serta pengembangan karir terhadap kinerja
pegawai di Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan.
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak dan
20

parsial variabel Pendidikan dan Pelatihan serta Pengembangan Karir


mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja pegawai di
Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan.
10. Rony Salinding (2011) Penelitian ini dilaksanakan di PT. Erajaya
Swasembada

Cabang

Makassar,

Sulawesi

Selatan.

Rancangan

penelitian ini bersifat kuantitatif dengan, Jenis penelitian yang


digunakan adalah jenis penelitian deskriptif, Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Sampling jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan secara Accidental Sampling yaitu teknik pengambilan
sampel yang dapat dilakukan sewaktu waktu sampai jumlah sampel
(quota) yang diinginkan terpenuhi, instrument penelitian menggunakan
kuisioner, dengan jumlah responden 50 orang. Metode analisis data
yang digunakan adalah uji validitas, reliabilitas, analisis regresi
berganda, analisis korelasi, koefisien determinasi, uji-t dan uji-f dengan
menggunakan SPSS 19.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada pengaruh positif antara variabel pelatihan terhadap kinerja
karyawan PT. Erajaya Swasembada Cabang Makassar. Hubungan
antara pelatihan dengan kinerja karyawan diperoleh nilai R = 0.819
nilai ini termasuk dalam korelasi cukup tinggi karena mendekati 1. Dari
hasil perhitungan uji t untuk kemampuan instruktur pelatihan yang
menghasilkan t hitung = 2,608. Untuk isi pelatihan menghasilkan t
hitung = 2,188. Untuk metode pelatihan menghasilkan t hitung = 4,372.
Sedangkan nilai t table =1,628. Nilai thitung> ttabel maka terdapat
hubungan positif antara pelatihan dengan kinerja karyawan di PT.
Erajaya Swasembada, dimana variabel yang paling berpengaruh adalah
instruktur pelatihan. Dari metode analisis berganda secara simultan
(uji-f) dimana diperoleh F hitung = 31,180 > F tabel = 2,772. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel pelatihan berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Erajaya
Swasembada Cabang Makassar.
21

11. Yerri Suryoadi (2012) Hadirnya produk baru yang dikeluarkan oleh
Bank Muamalat Indonesia yaitu SHADR (Sharia Deposit Arrangement)
yang mengakibatkan karyawan mengalami kendala karena belum
mampu beradaptasi dengan sistem baru sehingga berdampak pada
menurunnya kinerja karyawan sebesar 6,52% pada tahun 2010 dari
13,04% pada tahun 2009. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi
kinerja maka penelitian ini membatasi faktor atau variabel yang
mempengaruhi kinerja karyawan Bank Muamalat Indonesia Cabang
Semarang yaitu variabel: (1) kegiatan pelatihan karyawan, dan (2)
kepuasan kompensasi. Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis
pengaruh pelatihan dan kepuasan kompensasi terhadap kinerja
karyawan Bank Muamalat Indonesia Cabang Semarang. Sampel dari
penelitian ini adalah staff dari Bank Mumalat Indonesia Cabang
Semarang yang berjumlah 46 orang, yang terdiri dari 45 orang staff dan
1 orang pimpinan. Data dikumpulkan dengan menyebar kuesioner
kepada kepada responden kemudian data dianalisis menggunakan Uji
Validitas Reliabilitas dan Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian
menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan pelatihan terhadap
kinerja karyawan di Kantor Bank Muamalat Cabang Semarang dengan
nilai probabilitas sebesar 0,001. Dan ada pengaruh positif dan
signifikan kepuasan kompensasi terhadap kinerja karyawan di Kantor
Bank Muamalat Cabang Semarang dengan nilai probabilitas sebesar
0,012.

2.3

Posisi Penelitian
Tujuan dari tinjauan pustaka dan studi literatur terhadap penelitian

terdahulu adalah agar dapat memposisikan penelitian saat ini. Pada penelitian ini
yang dijadikan sebagai rujukan adalah lingkup dari beberapa penelitian yang
dilakukan pada penelitian sebelumnya. Dari hasil peninjauan terhadap hasil
penelitian terdahulu dapat dilihat bahwa bahwa faktor-faktor teknis, operasional,
ekonomis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai;
teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya organisasi secara
22

parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajemen;

penggunaan

teknologi informasi, sistem manajemen mutu, dan budaya organisasi secara


serempak berpengaruh signifikan terhadap manajemen proyek.
Berdasarkan penelitian A. Gunasekaran, Peter E.D. Love, F. Rahimi, R.
Mielc (2001) bahwa perusahaan melakukan investasi sebesar milyaran untuk
setiap proyek teknologi informasi karena teknologi informasi merupakan bagian
yang penting dari semua proyek, bahkan untuk bisnis tradisional pun tidak bisa
bertahan tanpa pemrosesan data secara elektronik. Oleh karena itu, resiko terkait
proyek teknologi informasi merupakan bagian penting dari resiko operasional
perusahaan yang dapat merugikan perusahaan.
Berdasarkan penelitian Egidio Zarrella, Mark Tims, Bill Carr, Walter Park
(2005) bahwa 49% dari perusahaan partisipan mengalami minimal satu kali
kegagalan proyek teknologi informasi dalam setahun dan 86% dari perusahaan
yang kehilangan 25% keuntungan atau manfaat dari yang ditargetkan.
Berdasarkan penelitian Standish Group (2006), persentase proyek teknologi
informasi yang gagal dan sukses dapat dilihat pada gambar 1.1.

Gambar 2. 1 Hasil Penelitian Standish Group (2006)


Berdasarkan penelitian Tata Consultancy Services (2007) bahwa 62%
proyek teknologi informasi tidak sesuai dengan anggaran yang ditetapkan, 49%
proyek teknologi informasi melebihi anggaran yang ditetapkan, 47% biaya
maintenance proyek teknologi informasi lebih besar dari yang diperkirakan, dan
23

41% proyek teknologi informasi gagal untuk memberikan nilai bisnis dan ROI
diperkirakan.
Berdasarkan penelitian Hans Henrik Jorgensen, Lawrence Owen, Andreas
Neus (2008) bahwa pada 15 negara, 41% proyek teknologi informasi adalah
sukses dan 59% proyek teknologi informasi adalah gagal.
Berdasarkan penelitian Standish Group (2009) bahwa 68% proyek
teknologi informasi adalah gagal dan 32% proyek teknologi informasi adalah
sukses.
Berdasarkan informasi Tribunnews (2011), Indonesia memiliki proyek
teknologi informasi berskala nasional dengan tingkat tantangan dan kompleksitas
yang tinggi selain itu lebih dari 70% proyek teknologi informasi di instasi
pemerintah seluruh dunia bisa dikatakan gagal karena tidak sesuai ruang lingkup
yang ditentukan, waktu yang ditentukan, biaya yang ditentukan dan kualitas yang
diinginkan selain itu kegagalan teknologi informasi dalam bisnis mencapai 33
milyar dollar dalam tahun ini.
Dari informasi di atas, kita dapat melihat bahwa proyek teknologi
informasi merupakan sesuatu yang kompleksitas dan beresiko sehingga kegagalan
proyek teknologi informasi secara global masih sangat tinggi sampai mencapai 70
persen pada tahun 2011.
Sehingga kesuksesan proyek teknologi informasi harus ditingkatkan.
Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan proyek
teknologi informasi maka tentu saja faktor-faktor tersebut dapat diperhatikan
sehingga dapat meningkatkan kesuksesan proyek teknologi informasi.
Dilihat hasil penelitian terdahulu maka penelitian kali ini yang dijadikan
rujukan adalah lingkup dan wilayah penelitian. Adapun gambar pengaruh
lingkup penelitian yang digunakan seperti yang terlihat pada Gambar 2.2 dibawah
ini :

24

Penerapan SIM-D

Kinerja

Manajemen

(X)

Pegawai

Proyek

(Z)

(Y)

Gambar 2. 2 Deskripsi Analisis Penelitian

Variabel Sistem Informasi Manajemen dibentuk oleh 3 indikator yaitu


Sistematis (X1.1), Kemudahan dalam mengakses database (X1.2) dan Kemudahan
dalam

mengambil

keputusan

(X1.3).

Indikator-indikator

tersebut

dapat

digambarkan sebagai berikut:

X.1
X.2

SIM-D

X.3

Keterangan:
X.1 : Sistematis
X.2 : Kemudahan dalam mengakses database
X.3 : Kemudahan
dalam mengambil
Gambar
2.5 Indikator-indikator
dari keputusan
Variabel Manajemen Puncak
Gambar 2. 3 Variabel SIM-D

Variabel Kinerja Pegawai dibentuk oleh 5 indikator yaitu Kualitas Kerja


(Z.1), Ketepatan Waktu (Z.2), Inisiatif (Z.3), Kemampuan (Z.4) dan Komunikasi
(Z.5). Indikator-indikator tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

25

Z.1
Z.2
Kinerja
Pegawai

Z.3
Z.4
Z.5

Keterangan:
Z.1 = Kualitas Kerja
Z.2 = Ketepatan Waktu
Z.3 = Inisiatif
Z.4 = Kemampuan
Z.5 = Komunikasi
Gambar 2. 4 Variabel Kinerja Pegawai

Variabel Manajemen proyek dibentuk oleh 8 indikator yaitu manajemen


ruang lingkup proyek (Y.1), manajemen waktu proyek (Y.2), manajemen biaya
proyek (Y.3), manajemen kualitas proyek (Y.4), manajemen sumber daya manusia
(Y.5), manajemen komunikasi proyek (Y.6), manajemen resiko (Y.7), manajemen
pengadaan proyek (Y.8). Indikator-indikator tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:

26

Y.1
Y.2
Y.3
Y.4

Manajemen
Proyek

Y.5
Y.6
Y.7
Y.8

Keterangan:
Y 1 : Manajemen ruang lingkup proyek
Y 2 : Manajemen waktu proyek
Y 3 : Manajemen biaya proyek
Y 4 : Manajemen kualitas proyek
Y 5 : Manajemen sumber daya manusia
Y 6 : Manajemen komunikasi proyek
Y 7 : Manajemen resiko
Y 8 : Manajemen pengadaan proyek
Gambar 2. 5 Variabel Manajemen Proyek

27

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

28

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1

Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat konfirmatori dan komparatif dengan tujuan untuk

menguji hubungan saling mempengaruhi antara variabel-variabel. Pada penelitian


jenis ini dukungan teori dibutuhkan sebagai landasan untuk mengajukan hipotesis.
Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diuji adalah Sistem Informasi
Manajemen Diklat, Kinerja Pegawai dan Manajemen Proyek Diklat.

Tujuan
Penelitian

Desain Penelitian
Jenis
Penelitian

Metode
Penelitian

Unit Analisis

Time
Horizon

T-1

Asosiatif

Survey

Individu: Pegawai

Cross
Sectional

T-2

Asosiatif

Survey

Individu: Pegawai

Cross
Sectional

T-3

Asosiatif

Survey

Individu: Pegawai

Cross
Sectional

T-4

Asosiatif

Survey

Individu: Pegawai

Cross
Sectional

Table 3. 1 Desain Penelitian


Keterangan:
T-1 : Untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan antara Penerapan
SIM-D terhadap Kinerja pegawai.
T-2 : Untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan antara Penerapan
SIM-D terhadap Manajemen proyek.
T-3

: Untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan antara Kinerja

pegawai terhadap Manajemen proyek.

29

T-4 : Untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan Penerapan SIM-D


terhadap Manajemen proyek melalui Kinerja pegawai

3.2

Populasi dan Sampel


Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek

yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan setelah itu ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009).
Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada satu wilayah
dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau
keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti (Martono,
2010). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua pegawai
Pusdiklat Kementerian PU tahun 2013 dimana populasi tersebut berjumlah 130
responden. Jumlah

responden ini bersumber dari data pegawai di Pusdiklat

Kementerian PU tahun 2013.


Sampel adalah himpunan dari unit populasi yang diharapakan dapat
mewakili jumlah dari populasi penelitian. Sampel adalah suatu prosedur di mana
hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan
sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi (Siregar, 2010). Sedangkan
dalam penelitian yang dilakukan oleh Junaidi, Afifuddin, & Majid, (2014)
penentuan jumlah sampel minimum dilakukan dengan mengunakan rumus Slovin
yaitu sebagai berikut :

Persamaan 3. 1

Keterangan :
n = Jumlahsampel
N = Jumlah populasi (populasi dalam penelitian = 130 responden)
e = Persentase tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi (e = 10%)
Adapun perhitungan jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
yaitu sebagai berikut :

30

N
130
130
130

56,52 56
2
2
1 N ( e)
1 130(0,10)
1 1,3 2,3

Metode pengumpulan sampel dalam penelitian ini menggunakan Sampel


acak sederhana (Simple random sampling). Dimana metode ini menurut Silaen &
Widiyono (2013) Simple randon sampling sering disebut simple sampling karena
pengambilan sampel cukup mudah (sederhana), yaitu tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi, sehingga teknik sampling ini akan memberikan peluang
yang sama bagi setiap anggota populasi.
Adapun cara penarikan atau pengambilan sampel acak sederhana yaitu
sebagai berikut :
1. Memberikan penomoran anggota anggota populasi
Penomoran dilakukan pada setiap anggota populasi. Dalam penelitian
ini jumlah populasi (N) sebanyak 130 pegawai, sehingga penomoran
(coding) dilakukan dari angka 1 sampai 130 diatas potongan kertas
kecil, kemudian kertas tersebut digulung dan dimasukkan kedalam satu
wadah.
2. Melakukan pengundian
Setelah memberikan penomoran pada semua anggota populasi, maka
selanjutnya dilakukan pengundian secara acak sesuai dengan jumlah
sampel yaitu sebanyak 56 (lima puluh enam) gulungan. Setelah itu dari
56 (lima puluh enam) gulungan kertas tersebut nomor/angka yang
keluar itulah yang selanjutnya digunakan sebagai sampel penelitian.

3.3

Metode Pengumpulan Data


Jenis atau tipe data penelitian adalah data interval dan data
ordinal. Data interval adalah data kuantitatif atau data dalam bentuk
angka (numerik), sedangkan data ordinal adalah data dalam bentuk bukan
angka, melainkan seperti jenis kelamin, etnis dan tingkat pendidikan
(Silalahi, 2009:282).

31

Jenis data dalam penelitian yang dikumpulkan melalui kuesioner


ini termasuk dalam kategori data interval. Data tersebut menunjukkan
peringkat data yang diukur mulai dari sangat setuju sampai dengan
sangat tidak setuju.
Data dari sebuah penelitian dapat dikumpulkan dari berbagai sumber.
Dapat dari dalam organisasi (data internal), dapat pula dari luar organisasi (data
eksternal). Data eksternal dibedakan berdasarkan sumbernya menjadi data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung ketika
peristiwa terjadi (Sekaran, 2009:132). Data primer didapatkan melalui eksperimen
yang dilakukan langsung oleh peneliti. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini dilakukan menggunakan data primer (kuesioner). Kuesioner disebarkan secara
langsung untuk pegawai Pusdiklat Kementerian PU. Penyebaran kuesioner akan
dibantu oleh Pusdiklat Kementerian PU selaku koordinator Diklat di Pusdiklat
Kementerian PU.

3.4

Skala Pengukuran Variabel


Untuk pengukuran variabel dalam kuesioner digunakan skala likert, yang

merupakan metoda pengukuran sikap dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuan-nya terhadap subyek atau obyek tertentu. Skala Likert merupakan
teknik penskalaan untuk mengukur sikap, pendapat, atau persepsi seseorang
tentang dirinya atau kelompoknya atau sekelompok orang yang berhubungan
dengan suatu hal (Silalahi, 2009:229). Pengukuran skala likert menggunakan
pilihan kriteria nilai 1 untuk Sangat Tidak Setuju (STS) sampai dengan nilai 5
untuk Sangat Setuju (SS) dalam pemberian jawaban kuesioner dengan ketentuan
seperti pada tabel 3.2. dibawah ini

Nilai

Kriteria

Penjelasan
Responden sangat setuju terhadap pernyataan

Sangat Setuju (SS)

karena sangat sesuai dengan keadaan yang

Setuju (S)

dirasakan oleh responden.


Responden menganggap sesuai dengan
32

Cukup Setuju/Ragu-

ragu (CS)

Tidak Setuju (TS)


Sangat Tidak Setuju

(STS)

keadaan yang dirasakan.


Responden tidak dapat menentukan dengan
pasti apa yang dirasakan.
Responden tidak menganggap sesuai dengan
keadaan yang dirasakan.
Responden sangat tidak setuju terhadap
pernyataan karena sangat tidak sesuai dengan

keadaan yang dirasakan responden.


Table 3. 2 Skala Likert

Menurut Silaen & Widiyono (2013:126) keuntungan dari penggunaan


skala ini adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan sejumlah pertanyaan mengenai sifat atau sikap tertentu
relatif mudah.
2. Penentuan skor juga mudah karena setiap alternatif jawaban diberi
bobot berupa angka yang mudah dijumlahkan.
3. Penafsiran dari jawaban mudah, yaitu skor yang lebih tinggi
menunjukkan sikap yang lebih tinggi taraf atau intensitasnya
dibandingkan dengan skor yang lebih rendah.
4. Mempunyai reliabilitas yang relatif tinggi dalam mengurutkan
intensitas sikap karena skor untuk setiap alternatif jawaban juga
mengukur intensitas sikap responden terhadap pertanyaan tersebut.
5. Sangat fleksibel, dimana jumlah item pertanyaan dan jumlah alternatif
jawaban terserah pada pertimbangan peneliti.

3.5

Klasifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

3.5.1 Klasifikasi Variabel Penelitian


Variabel dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi:
1.

Variabel eksogen, yakni variabel yang tidak


diprediksi oleh variable lain dalam model (Ferdinand, 2002). Variabel
eksogen juga dikenal sebagai independent variable (variabel bebas).
Dalam penelitian ini kemampuan sistem informasi manajemen diklat
(SIM-D) merupakan variabel eksogen atau variabel bebas (X).
33

2.

Variabel

endogen,

yakni

variabel

yang

diprediksikan oleh satu atau beberapa variabel lain dalam model


(Ferdinand, 2002).
Ada dua jenis variabel endogen dalam penelitian ini, yaitu:
a.

Variabel
variabel

yang

ikut

endogen

berpengaruh

saat

intervening,
variabel

yaitu

eksogen

mempengaruhi variabel endogen (Sekaran, 2003). Dalam penelitian


ini variabel intervening adalah Kinerja Pegawai (Z)
b.

Variabel endogen tergantung (dependent


variable/variabel terikat). Dalam penelitian ini variabel endogen
tergantung adalah Manajemen Proyek (Y).

3.5.2

Definisi Operasional Variabel


Dalam

penelitian

ini

akan

dicari

hubungan

pengaruh

variabel

bebas/independent (X) terhadap variabel terikat/dependent (Y) serta variable


intervening (Z). Yang menjadi variabel bebas adalah Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Diklat (Sistematis, Kemudahan dalam mengakses data base,
Kemudahan dalam mengambil keputusan), sedangkan yang menjadi variabel
terikat adalah Manajemen Proyek (Lingkup Proyek, Waktu Proyek, Biaya Proyek,
Kualitas Proyek, Sumber Daya Manusia, Komunikasi Proyek, Manajemen Resiko
Proyek dan Pengadaan Proyek), dan variabel Intervening adalah Kinerja Pegawai
(Kualitas kerja, Ketepatan waktu, Inisiatif, Kemampuan dan Komunikasi)
Variabel Penerapan Sistem Informasi Manajemen Diklat (Sistematis,
Kemudahan dalam mengakses data base, Kemudahan dalam mengambil
keputusan). Pertanyaan-pertanyaan tersebut dipilih karena memiliki bobot paling
besar. Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain :

Variabel

Indikator

Pertanyaan

34

Pekerjaan selalu diselesaikan sesuai dengan


Sistematis
Kemudahan
dalam
Penerapan Sistem

mengakses

Informasi Diklat

data base
Kemudahan
dalam
mengambil

aturan manajerial.
Laporan disampaikan secara tepat waktu.
Adanya sistem yang baru menyebabkan
akses data lebih mudah.
Sistem yang baru mempercepat proses
pengolahan data.
Sistem yang baru mempermudah proses
pengambilan keputusan.
Kinerja manajerial lebih mudah
terselesaikan dengan adanya sistem

keputusan

yang baru.
Table 3. 3 Pertanyaan Mengenai Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Diklat

Variabel Kinerja Pegawai (Kualitas kerja, Ketepatan waktu, Inisiatif,


Kemampuan dan Komunikasi) diukur dari 10 pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut dipilih karena memiliki bobot paling besar. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut antara lain :

Variabel

Indikator

Kinerja Pegawai

Pertanyaan
Saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai

Kualitas Kerja

dengan standar yang ditentukan


Saya melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
job description
Saya selalu menyelesaikan pekerjaan dengan

Ketepatan
Waktu
Inisiatif

tepat waktu.
Saya berusaha segera menyelesaikan
pekerjaan agar dapat mengerjakan tugas
berikutnya.
Saya memahami pekerjaan yang diberikan
oleh pimpinan.
Saya berusaha mengajukan ide agar
pekerjaan dapat lebih cepat terselesaikan.
35

Kemampuan

Saya mengetahui tanggung jawab pekerjaan.


Saya mampu bekerja tanpa instruksi ulang/
tambahan.
Hasil kerja saya tidak pernah mendapat

Komunikasi

kritikan.
Saat menghadapi kesulitan dalam pekerjaan,
saya mengkomunikasikannya dengan teman

sejawat dan atasan.


Table 3. 4 Pertanyaan Mengenai Kinerja Pegawai

Variabel Manajemen Proyek (Lingkup Proyek, Waktu Proyek, Biaya


Proyek, Kualitas Proyek, Sumber Daya Manusia, Komunikasi Proyek, dan
Manajemen Resiko Proyek) diukur dari 14 pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut adalah :

Variabel

Indikator

Manajemen
Proyek

Pertanyaan
Pengerjaan proyek selalu disertai dengan

Manajemen
Lingkup
Proyek

Manajemen
Waktu Proyek
Manajemen
Biaya Proyek
Manajemen
Kualitas
Proyek
Manajemen

pendefinisian aktivitas-aktivitas yang ada di


dalamnya.
Selalu dibentuk Dewan Pengawas untuk
mengendalikan perubahan dalam ruang lingkup
proyek.
Pengerjaan proyek yang tidak sesuai
estimasi/perkiraan waktu akan mendapat
sanksi.
Perkiraan biaya harus diajukan bersamaan
dengan usulan proyek.
Perubahan biaya proyek harus disetujui oleh
Dewan Audit.
Standar kualitas berlaku untuk semua proyek.
Penilaian terhadap kinerja proyek dilakukan
secara periodik.
Setiap SDM yang bekerja di proyek harus

36

Sumber Daya
Manusia

memiliki kualifikasi sesuai jabatannya.


Seluruh SDM yang terlibat dalam suatu proyek
memiliki hubungan baik.
Informasi dalam suatu proyek dapat diakses

Manajemen

secara mudah oleh yang berkepentingan.


Laporan progress pengerjaan proyek diberikan

Komunikasi
Proyek

secara periodik.
Setiap proyek memiliki manajemen resiko.

Manajemen

Tindakan antisipatif selalu dilakukan untuk

Resiko Proyek

mengurangi resiko dalam proyek tertentu.

Manajemen

Setiap supplier mempunyai

Pengadaan

kesepakatan/kontrak kerja dengan penanggung

Proyek
jawab proyek
Table 3. 5 Pertanyaan Mengenai Manajemen Proyek

3.6

Teknik Analisa Data


Analisis data dilakukan dengan teknik SEM yang berbasis varian,

yaitu dengan metode Partial Least Square (PLS) menggunakan software


Merancang Model Struktural
SmartPLS 2.0. PLS merupakan metode umum yang digunakan untuk
(Inner Model)
mengestimasi path model yang menggunakan konstruk laten dengan
multiple indikator (Ghozali, 2006).
Merancang
Model
Pengukuran
Analisis data menggunakan
PLS
dilakukan
melalui beberapa langkah
berikut :

(Outer Model)

Konversi Diagram Jalur ke Sistem Persamaan

Estimasi:
Weight, Koefisien Jalur dan Loading

Evaluasi Goodness of Fit


(Outer Model)
37
Pengujian Hipotesis
(Resampling Bootstraping)

Gambar 3. 1 Langkah-Langkah Analisis PLS

1.

Merancang Model Struktural (Inner Model)


Model structural dievaluasi dengan menggunakan R-square (R2)
untuk konstruk dependen. Stone-Geisser Q-square test untuk predictive
relevane dan uji t serta signifikan dari koefisien parameter jalur struktural.
R2 dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen
terhadap variable laten dependen apakah mempunyai pengaruh yang
substantif. Kriteria batasan nilai R2 ini terdiri dalam tiga klasifikasi, yaitu:
0.67, 0.33 dan 0.19.
Di samping melihat nilai R-square (R2), model PLS juga dievaluasi
dengan melihat Q-square predictive relevance untuk mengukur seberapa
baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya.
Nilai Q-square > 0 menunjukkan bahwa model mempunyai nilai
predictive relevance, sedangkan nilai Q-square < 0 menunjukkan bahwa
model kurang memiliki predictive relevance.

2.

Merancang Model Pengukuran (Outer


Model)
Model ini digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas

38

yang menghubungkan indikator dengan variabel latennya. Indikator dalam


penelitian ini adalah formatif karena indikator mempengaruhi variabel
laten. Oleh karena itu menurut Yamin (2009) digunakan tiga cara
pengukuran, yaitu:
a.

Convergent Validity
Convergent Validity mengukur besarnya korelasi antara
konstruk dengan variable laten. Dalam evaluasi convergent validity
dari pemeriksaan individual item reliability, dapat dilihat dari
standardized

loading

factor.

Standardized

loading

factor

menggambarkan besarnya korelasi antar setiap item pengukuran


(indikator) dengan konstruknya. Korelasi dapat dikatakan valid apabila
memiliki nilai > 0,5.
b.

Composite Reliability
Untuk menentukan composite reliability, apabila nilai composite
reliability > 0,8 dapat dikatakan bahwa konstruk memiliki reliabilitas
tinggi atau reliable. Jika composite reliability > 0,6 maka dikatakan
cukup reliable (Chin, 1998 dalam Yamin, 2009).

c.

Discriminant Validity
Evaluasi selanjutnya melihat dan membandingkan antara
discriminant validity dan square root of average variance extracted
(AVE). Model pengukran dinilai berdasarkan pengukuran cross loading
dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan setiap indikatornya
lebih besar dari ukuran konstruk lainnya, maka

konstruk laten

memprediksi indikatornya lebih baik daripada konstruk lainnya. Jika


nilai AVE lebih tinggi daripada nilai korelasi di antara konstruk, maka
discriminant validity yang baik tercapai. AVE = 0,5.
d.

Cronbach Alpha
Dalam PLS, uji reliabilitas diperkuat dengan adanya cronbach
alpha di mana konsistensi setiap jawaban diujikan. Cronbach Alpha
dikatakan baik apabila = 0,5 dan dikatakan cukup baik apabila =
0,3.

39

3.

Konversi

Diagram

Jalur

ke

Sistem

Persamaan
a.

Inner Model
Inner Model menentukan spesifikasi hubungan antara konstruk laten
satu dengan konstruk laten lainnya.

b.

Outer Model
Outer Model menentukan spesifikasi hubungan antara konstruk

4. Estimasi: Weight, Koefisien Jalur, dan Loading


Metode pendugaan parameter (estimasi) dalam PLS adalah metode
kuadrat terkecil (least square methods). Proses penghitungan dilakukan
dengan cara iterasi, di mana iterasi akan berhenti jika telah tercapai
kondisi konvergen.
Pendugaan parameter di dalam PLS meliputi 3 hal, yaitu:
a.

Weight

estimate

yang digunakan untuk menghitung data variabel laten.


b.

Path

estimate

yang menghubungkan antar variabel laten dan estimasi loading antara


variabel laten dengan indikatornya.
c.

Means

and

parameter lokasi (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel


laten.
5. Evaluasi Goodness of Fit
Untuk memvalidasi model secara keseluruhan, maka digunakan
goodness of fit (GoF). GoF index ini merupakan ukuran tunggal yang
digunakan

untuk memvalidasi

performa

gabungan antara

model

pengukuran (outer model) dan model struktural (inner model). Nilai GoF
index ini diperoleh dari averages communalities index dikalikan dengan R2
model. Berikut adalah formula GoF index:
GoF = Com x R2 .. Persamaan 3. 2

40

Com bergaris atas adalah averages communalities dan R2 bergaris


atas adalah rat-rata model R2. Nilai GoF ini terbentang antara 0 1 dengan
interpretasi nilai ini adalah 0,1 (GoF kecil), 0,25 (GoF moderat) dan 0,36
(GoF besar).
6.

Uji Hipotesis (Resampling Bootstraping)


Karena PLS tidak mengasumsikan normalitas dari distribusi data, maka
PLS menggunakan nonparametric test untuk menentukan tingkat
signifikansi dari path coefficient, di mana nilai t (t-value) yang dihasilkan
dengan menjalankan algoritma Bootstraping pada SmartPLS digunakan
untuk menentukan diterima tidaknya hipotesis yang diajukan. Pada tingkat
signifikansi 0,05 maka hipotesis akan didukung apabila t-value melebihi
nilai kritisnya, yaitu 1,96.

Metode Analisis
Tujuan Penelitian
T-1

Metode Yang Digunakan


Asosiatif

Alat Analisis
SmartPLS

T-2

Asosiatif

SmartPLS

T-3

Asosiatif

Smart PLS

T-4

Asosiatif

SmartPLS

Table 3. 6 Metode Analisis


3.7

Uji Hipotesis
Berdasarkan tujuan-tujuan penelitian, maka rancangan uji hipotesis yang

dapat dibuat dalam penelitian ini disajikan berdasarkan tujuan penelitian. Tingkat
kepercayaan yang digunakan adalah 95 %, sehingga tingkat presisi atau batas
ketidakakuratan sebesar ( ) = 5 % = 0.05 dan menghasilkan nilai t-tabel = 1,96.
DPK (Dasar Pengambilan Keputusan)
1.

Jika nilai t-statistik lebih kecil dari nilai t-tabel [t-statistik <
1,96], maka H0 diterima dan H1 ditolak.

41

2.

Jika nilai t-statistik lebih besar atau sama dengan t-tabel [tstatistik > 1,96], maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Dengan diketahui variabel dalam penelitian sebagai berikut:


X = Penerapan SIM-D
Y = Manajemen proyek
Z = Kinerja pegawai
3.7.1

Sub-Struktur 1 (T-1)
Tujuan 1 berdasarkan hipotesis yang telah penulis buat maka dapat

digambarkan menjadi sub-struktur seperti berikut ini :

Penerapan SIM-D

T-1

(X)

Kinerja
Pegawai
(Z)

Gambar 3. 2 Sub-Struktur 1 Analisis Penelitian


1. Hipotesis pengujian variabel X terhadap Z. (T-1)
H0

: Penerapan SIM-D tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel Kinerja pegawai.


H1 : Penerapan SIM-D berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
Kinerja pegawai.
3.7.4.2 Sub-Struktur 2 (T-2 s/d T-4)
Tujuan 2 sampai dengan 4 berdasarkan hipotesis yang telah penulis
buat maka dapat digambarkan menjadi sub-struktur seperti berikut ini :
T-2

Penerapan SIM-D

Kinerja

(X)

Pegawai
(Z)
42

T-4

T-3

Manajemen
Proyek
(Y)

Gambar 3. 3 Sub-Struktur 2 Analisis Jalur

2. Hipotesis pengujian X terhadap Y. (T-2)


H0 : Penerapan SIM-D tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel Manajemen proyek.
H1 : Penerapan SIM-D berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
Manajemen proyek.
3. Hipotesis pengujian Z terhadap Y. (T-3)
H0 : Kinerja pegawai tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel Manajemen proyek.
H1 : Kinerja pegawai berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
Manajemen proyek.
4. Hipotesis pengujian X terhadap Y melalui Z. (T-4)
H0 : Penerapan SIM-D tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel Manajemen Proyek melalui Kinerja pegawai.
H1:Penerapan SIM-D berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
Manajemen proyek melalui Kinerja pegawai.

3.8

Kerangka Penelitian
Menurut (Silaen & Widiyono, 2013) Kerangka penelitian atau prosedur

penelitian adalah rangkaian kegiatan yang berturut-turut dilakukan secara


terencana dan sistematis dalam rangka penyelesaian sesuatu penelitian. Guna
memudahkan dalam alur penelitian terhadap pengaruh penerapan SIM-D terhadap
kinerja pegawai dan dampaknya terhadap manajemen proyek, dibuat penyusunan
diagram alir proses penelitian seperti pada Gambar 3.3.

43

Latar Belakang Masalah


Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian

Survei Pendahuluan

Studi Literatur
Identifikasi Variabel
Penelitian
Populasi
Sampel
Teknik Sampling
Jumlah Sampel

Perancangan
Kuisioner
Analisa Data

Pengolahan data
dengan PLS

Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Gambar 3. 4 Diagram Alir Penelitian

Bagan di atas menggambarkan penelitian dari awal (latar belakang


masalah) hingga tahap kesimpulan dan saran. Berikut keterangan dari masingmasing proses :
1. Latar belakang masalah, perumusan masalah dan tujuan penelitian
yaitu mengidentifikasi fakta dan masalah yang terjadi di lapangan,
merumuskan permasalahan dan menetapkan tujuan, yaitu pengaruh
penerapan SIM-D terhadap kinerja pegawai dan dampaknya terhadap
manajemen proyek di Pusdiklat Kementerian PU
2. Studi literatur yaitu melakukan studi pada penelitian terdahulu terkait
penerapan SIM-D, kinerja pegawai dan manjemen proyek.

44

3. Survei pendahuluan yaitu melakukan diskusi kepada beberapa


responden untuk konfirmasi topik penelitian.
4. Identifikasi variabel penelitian yaitu menetapkan dimensi penerapan
SIM-D, Kinerja Pegawai dan Manjemen Proyek Pusdiklat yang akan
menjadi variabel dalam penelitian, serta menentukan masing-masing
indikatornya.
5. Perancangan kuesioner yaitu membuat daftar pertanyaan yang akan
diajukan kepada responden berdasarkan definisi operasional dari
masing-masing indikator.
6. Analisa data yaitu pengolahan data hasil kuesioner dari responden
menggunakan PLS
7. Pembahasan yaitu mencari strategi untuk meningkatkan kinerja dari
hasil analisa data.
8. Membuat kesimpulan dan saran dari hasil analisa data dan
pembahasan.

3.9

Jadwal Penelitian
Sebagai panduan agar tesis dapat selesai tepat waktu, diperlukan jadwal

penelitian. Penelitian ini direncanakan akan selesai dalam 3 bulan, tergantung dari
kecepatan dalam mengumpulkan data, seperti terlihat pada Tabel 3.7.

Kegiatan

Minggu ke1

Penyebaran kuesioner
Pengolahan data dengan PLS
Analisa data
Penarikan kesimpulan
Pembuatan laporan
Draft tesis dan revisi-revisi
Penyerahan tesis final
Tabel 3.7 Jadwal Penelitian

45

10

11

12

DAFTAR PUSTAKA
Al-Gharaibeh, Shehadeh M.A. dan Naem M.M. Malkawi. 2013. The Impact of
Management Information Systems on the Performance of Governmental
Organizations-Study at Jordanian Ministry of Planning. International
Journal of Business and Social Science, Vol.4 No.17.
Anwar Prabu Mangkunegara 2011 Manajemen SDM Perusahaan, Remaja Rosda
Karya, Bandung
Atmoko, Tjipto. 2010, Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Akuntabiitas
Kinerja Instansi Pemerintah, http://www.resources.unpad.ac.id, Artikel,
didownload tanggal 6 September 2014.
Deny. 2009 Manfaat Sistem Informasi Manajemen Bagi Perusahaan.
http://www.denyoklex.blogspot.com, Artikel, didownload tanggal 15
September 2014.
Dessler, Gary 2010 Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid I, Edisi Kesepuluh,
Indeks, Jakarta
Environmental Protection Agency. 2007, Guidance for Prepararing Standard
Operating Procedures (SOP), Office of Invironmental Information,
UnitedState.http://www.epa.gov/quality.com,e-book,didownload tanggal
23 Oktober 2011.
Griffin, Ricky W. 2004, Manajemen Jilid 1, Edisi ketujuh, Erlangga, Jakarta.
Hariyanto, Anton. 2010, Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi, Sistem
Manajemen Mutu,dan Budaya Organisasi terhadapKinerja Akademi
Sekretari
dan
Manajemen
DonBosco.
http://papers.gunadarma.ac.id/index.php/mmsi/article, Tesis, didownload
tanggal 31 September 2014.
Ismail,Mutia.
2004,
Konsep
Sistem
Informasi
Manajemen.
http://www.directory.umm.ac.id/SI-PT/akuntansi-mutia.pdf,Artikel,
didownload tanggal 6 September 2014.
Juniarti dan Evelyne. 2003, Hubungan Karakteristik Informasi Yang Dihasilkan
OlehSistemInformasiAkuntansiManajemenTerhadapKinerja Manajerial
Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Di Jawa Timur. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Vol. 5, No. 2, Nopember 2003.
http://www.puslit2.petra.ac.id/ejournal,Jurnal, didownload tanggal 12
September 2014.

46

Kamus Bahasa Indonesia, T. P. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat


Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Kaswan, 2013, Pelatihan dan Pengembangan Untuk Meningkatkan Kinerja SDM,
CV Alfabeta, Bandung
Malayu SP. Hasibuan 2011 Manajemen : Dasar, Pengertian dan Masalah, Bumi
Aksara Jakarta
Al-Mamary, Yaser Hasan; Alina Shamsuddin, dan Nor Aziati. 2013. The Impact of
Management Information System Adoption in Managerial Decision
Making: A Review. Management Information Systems, Vol.8 No.4. pp.010017.
Mangkunegara. 2005. Produktivitas Kerja. Rineka Cipta. Jakarta
Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Miner. 2008. Manajemen Personalia. Rineka Cipta. Jakarta
Munirat, Yusuf, Isyaka Momahed Sanni, dan Aina Olalekan Kazeem. 2014. The
Impact of Management Information System (MIS) on the Performance of
Business Organization in Nigeria. Internatioal Journal of Humanities
Social Sciences and Education, Volume 1 Issue 2
Prawirosentono, Suryadi. 2008. Kinerja Pegawai. LP3ES. Yogyakarta
Prilyanti, Trias. 2009, Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen
Terhadap Pelayanan Karyawan di Hotel Garuda Plaza Medan.
http://usu.repository.ac.id, Tesis, didownload tanggal 31 September 2014.
Rachman, Arief. 2007, Standar Operasi Prosedur http://www.rafhli.multiply.
Com /journal, Artikel, didownload tanggal 12 September 2014.
Raymond, Louis dan Francois Bergeon. 2007. Project Management Information
Systems: An Empirical Study of Their Impact on Project Managers and
Project Succes. Elsevier, International Journal of Project Mangement 26
(2008) 213-220.
Rochaety, Eti; Setyowati, Tupi; Ridwan. Z., Faizal. 2011, Sistem Informasi
Manajemen, Edisi pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta.
Seftriadi, Azmi. 2008, Pengaruh Keahlian dalam Penggunaan Sistem Informasi
Terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah
Sumatera Bagian Utara. http://usu.repository.ac.id, Tesis, didownload
tanggal 31 September 2014.
Setiabudi.2008,ManfaatSisteminformasibagiperusahaan
47

http://www.setiabudi.name/archives, Artikel, didownload 19 September


2011.
Silaen, S., & Widiyono. (2013). Metodologi Penelitian Sosial Untuk Penulisan
Skripsi dan Tesis. Jakarta: In Media.
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Adi Tama.
Siregar, Syofian. 2011. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Siswanto. 2007. Kinerja dan Produktivitas. Mediapress. Jakarta
Soeharto, I. (1999). Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai Opersional
Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Soeharto, I. (2002). Manajemen Proyek : Dari Konseptual sampai operasional.
Jakarta: Erlangga.
Subagyo,Yoyo.PerananStandarOperasionalProsedur(SOP)
Perusahaan.http://www.direktoriartikelmenarik.com,Artikel,
tanggal 14 September 2014.

Dalam
didownload

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:


Alfabeta.
Suhartini, Dwi. 2007, Pengaruh Penerapan Total Quality Manajemen Terhadap
Kinerja Manajerial dengan Budaya Organisasi sebagai Variabel
Moderating pada PT.(Persero) Pertamina UPMSV Surabaya.
http://www.isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal.pdf,Jurnal,didownload
tanggal 12 September 2014.
Suita, D. (2013). Chapter II.pdf-USU Institutional Repository. Retrieved Juni 17,
2014,
from
Chapter
II.pdf-USU
Institutional
Repository:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38141/4/Chapter%20II.pdf
Sutabri, Tata. 2005, Sistem Informasi Manajemen, Edisi Pertama, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Sutanta, Edhy. 2003, Sistem Informasi Manajemen, Edisi Pertama, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Suwatno dan Donni Juni Priansa 2011 Manajemen SDM Dalam Organisasi
Publik dan Bisnis, CV Alfabeta, Bandung
Tarigan, Rehmina Apriani. 2009, Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Terhadap Kinerja Pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas II
B Kaban Jahe. http://usu.repository.ac.id, Tesis, didownload tanggal 25

48

September 2014.
Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta
Zakiyudin, Ais. 2011, 2012, Sistem Informasi Manajemen, Jilid 2, Mitra Wacana
Media, Jakarta.

49

Anda mungkin juga menyukai