STATISTIKA INDUSTRI II
ANALISIS DESKRIPTIF
Oleh:
Nama
: Nurul Azizah
NIM
: 125100300111012
Kelompok : 1
Asisten
: Shinta Widyanigtyas
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis deskriptif (descriptive reasearch), yang biasa disebut juga analisis
taksonomik (taksonomic research), seperti telah disebutkan sebelumnya,
dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau
kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang
berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Jenis penelitian ini tidak
sampai mempersoalkan jaringan hubungan antar variabel yang ada tidak
maksudkan untuk menarik generasi yang menjelaskan variabel-varibel yang
menyebabkan sesuatu gejala atau kenyataan sosial. Oleh karena itu, pada suatu
analisa deskriptif, tidak menggunakan dan tidak melakukan pengujian hipotesis
(seperti yang dilakukan dalam penelitian eksplanasi) ; berarti tidak dimaksudkan
untuk
membangun
dan
mengembangkan
perbendaharaan
teori.
Dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Deskriptif
Descriptive statistics are used to describe the basic features of the data in
a study. They provide simple summaries about the sample and the measures.
Together with simple graphics analysis, they form the basis of virtually every
quantitative analysis of data. Descriptive statistics are typically distinguished from
inferential statistics. With descriptive statistics you are simply describing what is
or what the data shows. Thus, we use inferential statistics to make inferences
from our data to more general conditions; we use descriptive statistics simply to
describe what's going on in our data (Cozby, 2006).
Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan fitur dasar data dalam
penelitian. Mereka menyediakan ringkasan sederhana tentang sampel dan
langkah-langkah.
Bersama
dengan
analisis
grafis
sederhana,
mereka
membentuk dasar dari hampir setiap analisis kuantitatif data. Statistik deskriptif
biasanya dibedakan dari statistik inferensial. kita menggunakan statistik deskriptif
hanya untuk menggambarkan apa yang terjadi di data kami (Cozby, 2006).
Analisis deskriptif ini terdiri dari Frequencies, Descriptive, Explore,
Crosstabs dan Ratio. Analisis analisis tersebut sudah ada pada opsion menu
menu dalam software pengolahan data statistik yang sering digunakan. Salah
satu program olah data yang sering digunakan adalah SPSS (Statistical Package
for the Social Sciences). SPSS merupakan program aplikasi computer untuk
menganalisis data yang digunakan pada berbagai disiplin ilmu, terutama untuk
analisis statistika (Hidayat, 2010).
2.2 Kegunaan Analisis Deskriptif
Analisis statistika deskriptif ini memiliki kegunaan diantaranya untuk
memberikan gambaran (deskripsi) mengenai suatu data agar data yang tersaji
menjadi mudah dipahami. Selain itu, data juga akan informatif bagi orang yang
membacanya. Statistika deskriptif menjelaskan berbagai karakteristik data
seperti rata-rata (mean), jumlah (sum) simpangan baku (standard deviation),
varians (variance), rentang (range), nilai minimum dan maximum dan sebagainya
(Punaji, 2010).
Menurut Istijanto (2005), analisis deskriptif digunakan untuk menganalisa
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya. Dalam analisis ini tanpa dibuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Jadi, analisis deeskriptif hanya
digunakan untuk mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah
dipahami, dalam informasi yang lebih ringkas.
2.3 Tes Validitas
Test validity is the extent to which a test (such as a chemical, physical, or
scholastic test) accurately measures what it purports to measure. In the fields of
psychological testing and educational testing, Validity refers to the degree to
which evidence and theory support the interpretations of test scores entailed by
proposed uses of tests. Although classical models divided the concept into
various "validities" (such
validity), the currently dominant view is that validity is a single unitary construct
(Cronbach, 2008).
Uji validitas adalah sejauh mana tes (seperti kimia, fisik, atau tes skolastik)
secara akurat mengukur apa yang dimaksudkan untuk mengukur. Dalam bidang
tes psikologi dan tes pendidikan, "Validitas mengacu pada sejauh mana bukti dan
teori mendukung interpretasi dari nilai tes emban oleh penggunaan diusulkan tes.
Meskipun model klasik dibagi konsep ke dalam berbagai "validitas" (seperti
validitas isi, validitas kriteria, dan validitas konstruk), pandangan saat dominan
adalah bahwa validitas adalah membangun kesatuan tunggal (Cronbach, 2008).
Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas
yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data
yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran. ketepatan validitas pada suatu
alat ukur tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan
pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Suatu tes yang dimaksudkan untuk
mengukur variabel A dan kemudian memberikan hasil pengukuran mengenai
variabel A, dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki validitas tinggi. Suatu tes
kelompok yang sama individu. Skor dari dua versi kemudian dapat
dikorelasikan untuk mengevaluasi konsistensi hasil di versi alternatif.
3. Kehandalan inter rater adalah ukuran reliabilitas digunakan untuk menilai
sejauh mana hakim yang berbeda atau penilai setuju dalam keputusan
penilaian mereka.
4. Reliabilitas internal consistency adalah ukuran reliabilitas digunakan untuk
mengevaluasi sejauh mana item tes yang berbeda yang menyelidiki konstruk
yang sama menghasilkan hasil yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Cozby, P.C. 2006. Measurement Concepts: Methods in Behavioral Research
(7th ed.). Mayfield Publishing Company. California.
Cronbach, L. 2008. Test validation: Educational