Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

STATISTIKA INDUSTRI II
ANALISIS DESKRIPTIF

Oleh:
Nama

: Nurul Azizah

NIM

: 125100300111012

Kelompok : 1
Asisten

: Shinta Widyanigtyas

LABORATORIUM KOMPUTASI DAN ANALISIS SISTEM


JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis deskriptif (descriptive reasearch), yang biasa disebut juga analisis
taksonomik (taksonomic research), seperti telah disebutkan sebelumnya,
dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau
kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang
berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Jenis penelitian ini tidak
sampai mempersoalkan jaringan hubungan antar variabel yang ada tidak
maksudkan untuk menarik generasi yang menjelaskan variabel-varibel yang
menyebabkan sesuatu gejala atau kenyataan sosial. Oleh karena itu, pada suatu
analisa deskriptif, tidak menggunakan dan tidak melakukan pengujian hipotesis
(seperti yang dilakukan dalam penelitian eksplanasi) ; berarti tidak dimaksudkan
untuk

membangun

dan

mengembangkan

perbendaharaan

teori.

Dalam

pengelolahan dan analisis data, lazimnya menggunakan pengolahan statistik


yang bersifat deskriptif (statistik deskriptif). Apliaksi analisis deskriptif kini dapat
diteui diberbagai bidang, mulai dari pendidikan, penelitian, kesehatan, dan
berbagai bidang lainnya yang hampir tidak dapat lepas dari analisa statistik,
maka pentingnya analisa deskriptif sebgai slah satu dari statistika yang banyka
dimanfaatkan menjadi latarbelakang perlunya mempelajari snalisis deskriptif.
1.2 Tujuan
Tujuan dari parktikum ini diantaranya agar

praktikan mengetahui dan

memahami ruang lingkup anlisis deskriptif. Diantaranya pengertian, kegunaan


analisis deskriptif, uji reliabilitas dan validitas. Juga agar praktikan dapat
melakuakn analisis deskriptis dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Deskriptif
Descriptive statistics are used to describe the basic features of the data in
a study. They provide simple summaries about the sample and the measures.
Together with simple graphics analysis, they form the basis of virtually every
quantitative analysis of data. Descriptive statistics are typically distinguished from
inferential statistics. With descriptive statistics you are simply describing what is
or what the data shows. Thus, we use inferential statistics to make inferences
from our data to more general conditions; we use descriptive statistics simply to
describe what's going on in our data (Cozby, 2006).
Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan fitur dasar data dalam
penelitian. Mereka menyediakan ringkasan sederhana tentang sampel dan
langkah-langkah.

Bersama

dengan

analisis

grafis

sederhana,

mereka

membentuk dasar dari hampir setiap analisis kuantitatif data. Statistik deskriptif
biasanya dibedakan dari statistik inferensial. kita menggunakan statistik deskriptif
hanya untuk menggambarkan apa yang terjadi di data kami (Cozby, 2006).
Analisis deskriptif ini terdiri dari Frequencies, Descriptive, Explore,
Crosstabs dan Ratio. Analisis analisis tersebut sudah ada pada opsion menu
menu dalam software pengolahan data statistik yang sering digunakan. Salah
satu program olah data yang sering digunakan adalah SPSS (Statistical Package
for the Social Sciences). SPSS merupakan program aplikasi computer untuk
menganalisis data yang digunakan pada berbagai disiplin ilmu, terutama untuk
analisis statistika (Hidayat, 2010).
2.2 Kegunaan Analisis Deskriptif
Analisis statistika deskriptif ini memiliki kegunaan diantaranya untuk
memberikan gambaran (deskripsi) mengenai suatu data agar data yang tersaji
menjadi mudah dipahami. Selain itu, data juga akan informatif bagi orang yang
membacanya. Statistika deskriptif menjelaskan berbagai karakteristik data
seperti rata-rata (mean), jumlah (sum) simpangan baku (standard deviation),

varians (variance), rentang (range), nilai minimum dan maximum dan sebagainya
(Punaji, 2010).
Menurut Istijanto (2005), analisis deskriptif digunakan untuk menganalisa
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya. Dalam analisis ini tanpa dibuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Jadi, analisis deeskriptif hanya
digunakan untuk mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah
dipahami, dalam informasi yang lebih ringkas.
2.3 Tes Validitas
Test validity is the extent to which a test (such as a chemical, physical, or
scholastic test) accurately measures what it purports to measure. In the fields of
psychological testing and educational testing, Validity refers to the degree to
which evidence and theory support the interpretations of test scores entailed by
proposed uses of tests. Although classical models divided the concept into
various "validities" (such

as content validity, criterion validity, and construct

validity), the currently dominant view is that validity is a single unitary construct
(Cronbach, 2008).
Uji validitas adalah sejauh mana tes (seperti kimia, fisik, atau tes skolastik)
secara akurat mengukur apa yang dimaksudkan untuk mengukur. Dalam bidang
tes psikologi dan tes pendidikan, "Validitas mengacu pada sejauh mana bukti dan
teori mendukung interpretasi dari nilai tes emban oleh penggunaan diusulkan tes.
Meskipun model klasik dibagi konsep ke dalam berbagai "validitas" (seperti
validitas isi, validitas kriteria, dan validitas konstruk), pandangan saat dominan
adalah bahwa validitas adalah membangun kesatuan tunggal (Cronbach, 2008).
Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas
yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data
yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran. ketepatan validitas pada suatu
alat ukur tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan
pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Suatu tes yang dimaksudkan untuk
mengukur variabel A dan kemudian memberikan hasil pengukuran mengenai
variabel A, dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki validitas tinggi. Suatu tes

yang dimaksudkan mengukur variabel A akan tetapi menghasilkan data


mengenai variabel A atau bahkan B, dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki
validitas rendah untuk mengukur variabel A dan tinggi validitasnya untuk
mengukur variabel A atau B (Punaji, 2010).

2.4 Uji Reliabilitas


Reliabilitas adalah ukuran yang menujukkan bahwa alat ukur yang
digunakan dalam penelitian keperilakukan mempunyai keandalan sebagai alat
ukur. Reliabilitas diantaranya diukur melalui konsistensi hasil pengukuran dari
waktu ke waktu jika fenomena yang diukur tidak berubah. Sementara validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang
benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti (Sukardi, 2009).
Reliability is the degree to which an assessment tool produces stable and
consistent results. Types of Reliability (Moskal and Jon, 2005):
1. Test retest reliability is a measure of reliability obtained by administering the
same test twice over a period of time to a group of individuals.
2. Parallel forms reliability is a measure of reliability obtained by administering
different versions of an assessment tool (both versions must contain items
that probe the same construct, skill, knowledge base, etc.) to the same group
of individuals. The scores from the two versions can then be correlated in
order to evaluate the consistency of results across alternate versions.
3. Inter rater reliability is a measure of reliability used to assess the degree to
which different judges or raters agree in their assessment decisions.
4. Internal consistency reliability is a measure of reliability used to evaluate the
degree to which different test items that probe the same construct produce
similar results.
Keandalan adalah sejauh mana alat penilaian menghasilkan hasil yang
stabil dan konsisten. Jenis Keandalan antar lain (Moskal and Jon, 2005):
1. kehandalan test retest adalah ukuran reliabilitas yang diperoleh dengan
pemberian tes yang sama dua kali selama periode waktu untuk sekelompok
individu.
2. Kehandalan parallel forms adalah ukuran reliabilitas diperoleh dengan
pemberian berbagai versi alat penilaian (baik versi harus berisi item yang
menyelidiki konstruk yang sama, keterampilan, pengetahuan dasar, dll) untuk

kelompok yang sama individu. Skor dari dua versi kemudian dapat
dikorelasikan untuk mengevaluasi konsistensi hasil di versi alternatif.
3. Kehandalan inter rater adalah ukuran reliabilitas digunakan untuk menilai
sejauh mana hakim yang berbeda atau penilai setuju dalam keputusan
penilaian mereka.
4. Reliabilitas internal consistency adalah ukuran reliabilitas digunakan untuk
mengevaluasi sejauh mana item tes yang berbeda yang menyelidiki konstruk
yang sama menghasilkan hasil yang sama.

DAFTAR PUSTAKA
Cozby, P.C. 2006. Measurement Concepts: Methods in Behavioral Research
(7th ed.). Mayfield Publishing Company. California.
Cronbach, L. 2008. Test validation: Educational

Measurement (2nd ed.).

American Council on Education. Washington DC.


Hidayat, S. 2010. Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendidikan
Pendekatan Verifikatif. Suska Press. Pekanbaru.
Istijanto. 2005. Riset Sumber Daya Manusia: Cara Praktis Mendeteksi
Dimensi Dimensi Kerja Karyawan. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Moskal, B.M. and Jon A.L. 2005. Scoring Rubric Development: Validity and
Reliability. Practical Assessment, Research & Evaluation Journal.
7(10): Punaji, S. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan dengan
Metode Statistika Deskriptif dan Inferensial. Jurnal Statistika
Pendidikan 1 (2): 12 13.
Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai