PENDAHULUAN
Selatan dan Kota Medan dan mempunyai area yang sangat luas dan mengelola
komoditi kelapa sawit, kakao dan teh. Luas perkebunan kelapa sawit sebesar
120.780 Ha dan pabrik kelapa sawit yang beroperasi untuk mengolah seluruh
panen dari perkebunan kelapa sawit berjumlah enam belas buah. Raharjo dalam
jurnalnya yang berjudul Studi Banding Teknologi Pengolahan Limbah Cair
Pabrik Kelapa Sawit telah melakukan studi akan pengolahan limbah cair kelapa
sawit PTP. Nusantara IV Bah Jambi melalui beberapa tahapan, yaitu studi
literatur, survey lapangan dan analisa serta evaluasi dalam perbandingan
berdasarkan hasil survey lapangan (Rahardjo, 2011). Dari studi ini diketahui
bahwa:
1. Sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, PTP Nusantara IV
Bah Jambi telah melaksanakan pengendalian limbah cair dari pabrik kelapa
sawit, yaitu dengan memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) untuk
setiap pabrik kelapa sawit,
2. IPAL yang dimiliki oleh ke 16 pabrik kelapa sawit umumnya adalah dengan
limbah cairnya sebesar 885 m/hari. Sistemnya konvensional, yaitu yang terdiri
dari beberapa unit kolam anaerobik, fakultatif, dan aerobik,
3. Masing-masing IPAL dari setiap pabrik kelapa sawit mempunyai kolamkolam yang memiliki kedalaman, luas dan volume yang berbeda-beda dan
karena itu, waktu tinggal atau WPH (Waktu Penahanan
Hidrolysis) juga
berbeda-beda,
4. Luas kolam yang terkecil adalah 6.800 meter, sedangkan yang terbesar adalah
42.500 meter dengan volume kolam bervariasi dari 19.200 meter sampai
125.500 meter dan waktu tinggal yang tersingkat adalah 36 hari dan yang
terpanjang selama 192 hari,
5. Dan berdasarkan laporan dari pengelola IPAL di Bah Jambi saat itu, seluruh
IPAL yang dimilikinya mampu beroperasi dan dapat menurunkan kadar BOD
hingga 250 ppm (Standar kualitas limbah cair berdasarkan Keputusan Menteri
No. Kep-51/Men-LH-10/1995) sedangkan berdasarkan ketentuan yang
berlaku mulai dari 2009, BOD yang boleh dilepas ke lingkungan adalah 100
ppm.
Oleh karena itu, kami mengusulkan tema Implementasi Gabungan Teknik
Separasi Membran Ultrafiltrasi dan Treatment Adsorpsi di PTP. Nusantara IV Bah
Jambi guna Mencegah Pencemaran Lingkungan oleh POME. Metode ini
menggunakan material berupa membran serat selulosa pipih tergenerasi (RS) serta
melalui dua tahap, yaitu Tahap treatment adsorpsi (pre-treatment) untuk
mengurangi endapan dan partikel didalam POME dan Tahap perlakuan
membrane. Metode ini juga dianggap lebih ramah lingkungan jika dibandingkan
dengan metode treatment biologis yang biasanya dilakukan, karena tidak
menggunakan pemrosesan anaerob fakultatif yang cenderung mengeluarkan zatzat bersifat korosif.