Diagnosisi keperawatan keluarga diarea nilai bukan merupakan hal yang umum.Hal
ini karena masalah ini nilai keluarga biasanya dianggap menjadi penyebab pokok ( faktor
yang berhubungan ) dari area masalah lainnya yang lebih beriontasi pada perilaku.Salah satu
diagnosis perawatan keluarga mengenai nilai keluarga adalah konflik nilai .Jika suatu
diagnosis konflik nilai ditegakkan ,maka sistem masalah berada (diantara siapa)harus di
spesifikasi seperti konflik nilai diantara kakek dan cucunya )dan menegaskan karakteristik
serta termasuk faktor yang terkait.Nilai konflik sering dilihat sebagai suatu faktor pendukung
masalah keluarga dalam dimensi struktural lainnya (komunikasi,sosialisasi,an perawatan
kesehatan)atau koping .Klarifikasi nilai adalah suatu teknik atau proses yang digunakan untuk
meningkatkan kesadaran keluarga tentang prioritas nilai seperti juga tingkat kesesuaian antara
nilai,sikap dan perilaku anggota keluarga.Karena nilai merupakan landasan dalam membuat
keputusan dan penilaian koping,membantu keluarga,menegaskan kembali nilai yang
ada,menjelaskan nilai keluarga yang akan membantu keluarga menjadi lebih mandiri dan
bertanggung jawab terhadap kesehatan merka.
8.6
Karena fungsia afektif penting bagi individu maupun fungsi keluarga sebagai
kesatuan dan bagi anggota individunya.pengkajian dan intervensi dalam area ini sangat
penting.Konseling suportif dan pendidikan adalah startegi penting yang diterapkan oleh
profesional dalam mebantu keluarga menguatkan hubungan mereka dan memnuhi kebutuhan
masing masing dalam dan lebih memuaskan .Perimbangan fungsi afektif khususnya penting
dalam bekerja dengan keluarga muda yang memiliki bayi baru lahir dan bayi ,saat hubungan
orang tua bayi bermakna dalam hal dampak panjang mereka terhadap masa depan anak dan
keluarga.
8.6.1
Fungsi afektif melibtkan prsepsi keluarga terhadap penghargaan akan dan asuhan
kebutuhan psikososial anggotanya.Melalui pemenuhan kebutuhan fungsi afektif,keluarga
meningkatkan kualitas kemanusiaan,stabilasi kepribadian dan perilaku rehalibitasi dan harga
diri anggota keluarganya.
a. Memelihara Saling asuh
Yang pertama dan terutama ,pemenuhan fungsi afektif terkait dengan mneciptakan
dan memelihara sistem keluarga yang saling asuh.mengenai nilai kelurga salah satu nilai
keluarga yang penting adalah bahwa keluarga harus berfungsi sebagai tempat
singgahnyakehangatan ,dukungan ,cinta dan penerimaan.Prasyarat untuk mencapai saling
saling asuh adalah komitmen dasar dari pasangan dewasa baik terhadap suatu sama lain
maupun terhadap hubungan pernikahan yang secara emosional saling memuaskan dam
meperhatikan.Hal ini menjadi landasan emosional bagi orang tua untuk membangun
struktur supurtif mereka.Sikap dan perilaku memerhatikan yang mengalir dari orang tua
dan saudara kandung ke anak yang lebih kecil akan menghasilkan suatu aliran balik dari
anak serta ke orang tua.Brown ( 1978 )memandang aliran balik ini sebagai fenomen
spiral.Ketika masing amsing anggota mendapat kasih sayang dan asuhan dari anggota
lainnya dalam kelurga ,kapasitasnya untuk meberi anggota lainnya meningkat,dengan
hasil mendukung dan memberikan kehangatan emosional diantara anggota keluarga.
Dalam sebuah hubngan pernikahan atau hubungan rumah tangga,kebutuhan untuk
memelihara saling asuh dapat dicpaai dengan menentukan kebutuhan emosionalterpenting
dari pasangan mitra dalam rumah tangga dan seberapa efektif mereka saling memenuhi
kebutuhan tersebut.Menurut Harley (1994) lima kebutuhan dasar pria dan lima kebutuhan
dasar wanita secara konsisten muncul sebagai sumber masalah pernikaahan saat
kebutuhan ini tidak terpenuhi.lima kebutuhan dasar pria adalah : pemenuhan
seksual,persahabatan
rekrasional,pasangan
yang
menarik,dukungan
rumah
tangga,kekaguman,sedangkan
lima
kebutuhan
dasar
wanita
adalah
:Afeksi,pembicaraan,kejujuran dan keterbukaan,dukungan finansial,komitmen keluarga.
b. Membina Keakraban
Dengan memenuhi fungsi afektif keluarga ,anggota keluarga dengan
mempertimbangkan kemampuan untuk berhubungan secara akrab atau dekat dengan
satu kekuatan yang membentuk pola mendukung individualitas dan kohesi.Orang tua
berbeda dalam seberapa luas mereka memberlakukan citra mereka pada anak
mereka.Ketika orang tua mengharapkan anak untuk melakukan semua daptasi hanya
terapat sedikit ruang untuk menogesiasi dan kesempatan meningkatkan individualisme
terhambat.Dalam mengkaji keterpisahan dan keterkaitan dalam sebuah keluarga,Hartman
an Laird (1983)memandang karakteristik keluarga dengan istilah terikat terlepas .awalnya
menghasilkan konsep terikat sebagai batasan subsistem pasangan yang terus menerus
dilanggar oleh anggota diluar batasan tersebut.Dalam keluarga terikat,anggota keluarga
menafsirkan atau mengatakan untuk satu sma lain dan snagat sensintif terhadap isyarat
adalah keluarga yang tidak membiarkan ruang untuk pendapat berbeda dan perilaku
otonomi. Anggota cenderung dekat dan terlalu membatasi kebebasan individu dan
identitas pribadi.Sebaliknya ,dalam keluarga terlepas ,terdapat batasan kaku dan tertutup
antara subsistem dan individu,serta sensintivitas yang terlalu kecil bagi anggota untuk
meminta bantuan.
f. Pola Kebutuhan Respons
Komponen afektif dari hubungan keluarga perlu dievaluasi dalam hal sejauh mana
anggota keluarga tampak saling peduli.Tiga fase terpisah dan saling terkait diturunkan
dalam respons afektif keluarga terhadap kebutuhan ini.Yang pertama,anggota keluarga
harus memahami kebutuhan anggota lain dalam batasan kebudayaan keluarga.Selanjutnya
kebutuhan ini harus dipandang dengan pertimbangan dan dilihat sebagai makna dari
perhatian.Akhirnya,kebutuhan yang dikenali dan dihargai ini harus dipuaskan sampai
sebanyak mungkin dari sudut pandang sumber keluarga.Hal ini khususnya
menguntungkan jika masing masing anggota keluarga memiliki kepercayaan dalam
keluarga dengan siapa mereka dapat mencurahkan diri mereka.
Tiga hal ini yaitu,presepsi,rasa hormat,dan kepuasan dari kebutuhan anggota keluarga
sangat dipengaruhi oleh perspektif budaya.Kecendrungan untuk memandang anggota
keluarga sebagai individu unik yang berkembang ini berhubungan dengan nilai tinggi
yang ditempatkan masyarakat pada individualisme.Sensintivitas keluarga terhadap,dan
presepsi dari tindakan serta kebutuhan anggota sangat beragam.sebagian besar keluarga
bisa tergolong pada bagian manapun antara sensintivitas ( tanda terikat )
ekstrem,responsitifitas tinggi terhadap input anggota individu,dan bagian ujung
lainnya.ketidaksensintifitas dan ketidakresponsifitas terhadap input anggota individu
( tanda terlepas ).Sejauh mana kebutuhan psikologis atau sosioemosional dasar
terpengaruhi juga bervariasi yang bergantung pada sistem pendukung sosial keluarga
sendiri.Beberapa keluarga lebih melibatkan jaringan sosial yang lebih besar,seperti
:extended family,tempat keluarga mendapatkan dukungan.Dalam keluarga ini ,pemenuhan
kebutuhan psikososial anggota keluarga dapat dicapai oleh individu yang berada didalam
dan diluar keluarga inti atau rumah tangga.Sebaliknya,keluarga yang benar benar
terisolasi dari sistem pendukung sosial ,keluarga tertutup memiliki sumber dari luar yang
terbatas dan oleh karena itu bergantung terutama atau semata mata pada anggota keluarga
inti untuk memenuhi semua kebutuhan psikologis mereka.Tentu saja,keluarga tertutup
membebankan beban yang berat pada hubungan keluarga ,karena kemungkinan tidak ada
serang pun yang dapat memenuhi semua kebutuhan orang lain.
g. Peran Terapeutik
Peran ini sangat mirip dengan peran pasangan rumah tangga orang dewasa dalam
memenuhi kebutuhan afektif pasangan mereka.Sementara fungsi afektif menguraikan
fungsi kesehatan jiwa keluarga yang luas sebagai kelompok yang dirancang untuk
memenuhi psikologis anggotanya.pern terapeutik menguraikan sosioemosional yang
penting dalam pernikahan pasangan dewasa.Khususnya,peran terapeutik yang diperankan
pasangan hidup atau pasangan dalam rumah tangga adalah berorientasi pada
masalah.Peran
ini
melibatkan
saling
mendengarkan
maslah
masingmasing,bersimpati,dan afeksi,serta memberikan antuan dalam menyelesaikn
masalah.Ketika peran ini diperluas guna melibatkan anggota kelurga lainnya,kemeripan
anak dan orang dewasa,beberapa unsur perilaku keluarga yang sangat penting menjadi
jelas.Beberapa dari perilaku tidak sesuai dalam berhubungan dengan anak yang masih
kecil atau bayi,tetapi dengan anak yang lebih besar,kebanyakan hubungan asistif
terapeutik yang sama dapat berlangsung.