Anda di halaman 1dari 15

KEMENTERIAN KEHUTANAN

KEBIJAKAN PERCEPATAN
PENYELESAIAN PENATAAN
KAWASAN HUTAN DALAM
PERENCANAAN TATA RUANG
Disampaikan pada:
RAKERNAS BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL

MANADO, 30 NOVEMBER 2011

Visi Pembangunan Kehutanan:


Hutan Lestari untuk Kesejahteraan Masyarakat
Yang Berkeadilan
Misi Pembangunan Kehutanan:

Memantapkan kepastian status kawasan hutan serta kualitas


data dan informasi kehutanan.
Meningkatkan Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)
untuk memperkuat kesejahteraan rakyat sekitar hutan dan
keadilan berusaha.
Memantapkan penyelenggaraan perlindungan dan konservasi
sumberdaya alam.
Memelihara dan meningkatkan fungsi dan daya dukung
daerah aliran sungai (DAS) sehingga dapat meningkatkan
optimalisasi fungsi ekologi, ekonomi dan sosial DAS.
Meningkatkan ketersediaan produk teknologi dasar dan
terapan
serta
kompetensi
SDM
dalam
mendukung
penyelenggaraan pengurusan hutan secara optimal.
KEMENTERIAN KEHUTANAN

PROGRAM PRIORITAS KEMENTERIAN


KEHUTANAN
1. Pemantapan Kawasan Hutan
2. Rehabilitasi Hutan dan Peningkatan daya
dukung DAS
3. Pengamanan dan Pengendalian Kebakaran
Hutan
4. Konservasi Keanekaragaman Hayati
5. Revitalisasi Pemanfaatan Hutan dan Industri
Kehutanan
6. Pemberdayaan
Masyarakat
didalam
dan
disekitar Hutan
7. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Sektor
Kehutanan
8. Penguatan Kelembagaan Kehutanan
KEMENTERIAN KEHUTANAN

SEJARAH KAWASAN
HUTAN
Hutan
register
Penunjuka
n partial
< 1980

UU No.
5/1967

TGHK

Paduserasi
RTRWP TGHK

Penunjuka
n
Kawasan
Hutan

1980 - 19921992 - 1999 1999 - 2005

UU No.
5/1990

UU No.
24/1992

UU No.
41/1999

Usulan Perubahan
Kawasan Hutan
dalam Review
RTRWP/K
dan Pemekaran

2004 - 2007

UU No.
32/2004 UU
No. 26/2007

LUAS KAWASAN DAN KONDISI PENUTUPAN HUTAN INDONESIA


Fungsi

Luas (Jt Ha)

HK

26,8

HL

28,8

HP

32,6

HPT
HPK
Total

Tutupan Lahan

24,4
17,9
130,68

Luas (Jt Ha)

Primer

41,3

Sekunder

45,5

Tanaman

2,8

Non Hutan
Total

41,0
130,68

POLA RUANG DALAM KAWASAN HUTAN


Pola Ruang/Wilayah
UU 41 tahun 1999
tentang Kehutanan

UU 26 tahun 2007
Tentang Penataan Ruang

Kawasan Hutan:
a. Hutan Konservasi (KSA/KPA
dan Taman Buru)
b. Hutan Lindung (HL),
c. Hutan Produksi (HP)

-Wilayah Pertambangan (WP) ;


- Wilayah Pertanian, Perikanan;
- Wilayah Industri, Pariwisata;
- Permukiman dll

Pemanfaatan
(Overlap)
Hutan Lindung (HL)

Hutan Konservasi
(HK)

Hutan Produksi (HPT/HP)

PINJAM PAKAI KAWASAN, TUKAR-MENUKAR, PELEPASAN DAN KOLABORASI

Amanat UU 26/2007
Progres persetujuan substansi
kehutanan
2008
( 0 Provinsi)
---

2009
(5 Provinsi)
1.
2.
3.
4.
5.

Kalsel
Sulsel
NTB
Bali
Lampung

Keterangan :
-*) Dalam proses penetapan perubahan KH
--**) Proses persetujuan di DPR RI

2010
(5 Provinsi)
1.
2.
3.
4.
5.

Gorontalo
Banten
Jabar
Jatim
DIY

2011
(8 Provinsi)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

DKI
Jateng
NTT
Sumbar
Kalteng**
Sultra**
Bengkulu
Papua*

Selesai Tahun 2011

Diharapkan selesai Tahun


2012

(24 Provinsi)

(9 Provinsi)

Ada Perubahan:
1. Kalsel
2. Gorontalo
3. Bengkulu
4. Papua*

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

5. Kalteng**
6. Sumbar
7. Sultra**

Tdk Ada Perubahan:


8. Lampung
14. Sulsel
9. Jateng
15. Jabar
10. DIY
16. Banten
11. Bali
17. Jatim
12. NTB
18. DKI
13. NTT
Yang akan selesai tahun 2011:
19. Kaltim
21. Jambi
20. Kalbar
22. Babel

Maluku Utara
Sulut
Maluku
Kepri
Sumsel
Aceh
Sumut
Sulteng
Papua Barat

23. Riau
24. Sulbar

Keterangan :
-*) Proses Timdu sudah selesai dan dalam proses penetapan perubahan KH
--**) Proses persetujuan di DPR RI

Proses Percepatan Mekanisme


Penyelesaian Persetujuan Substansi
Kehutanan
No

Kegiatan Timdu

Solusi Percepatan

Kunjungan Lapangan
Ekspose Hasil Lapangan
Penentuan Kriteria Perubahan
Kawasan

10 Hari kerja

Rapat Pleno Pembahasan

15 Hari kerja

Pembuatan Laporan Sementara

15 Hari kerja

Uji Konsistensi

Hari kerja

Pembahasan Hasil Uji Konsistensi


Finalisasi Laporan

Hari kerja

Ekspose ke Menteri

Hari kerja

Jumlah

50 Hari kerja

KEBIJAKAN PERCEPATAN PROSES TIM


TERPADU
MEREPOSISI PERAN TIMDU
Tim Terpadu diposisikan sebagai instrumen Pemda.
Percepatan proses Tim Terpadu ditentukan oleh kesiapan dan
kelengkapan data dan informasi serta ketersediaan dana

STANDARDISASI METODOLOGI ANALISIS TIMDU


Perubahan peruntukan dari kawasan hutan menjadi
bukan kawasan hutan untuk mengakomodir permukiman,
lahan garapan masyarakat, fasum/fasos, fasilitas
pemerintahan serta pengembangan wilayah.
Perubahan fungsi antar kawasan hutan disesuaikan
dengan kondisi biofisik (reskoring kawasan hutan)

PERCEPATAN PENETAPAN PERUBAHAN KWS HUTAN


YANG MENJADI KEWENANGAN MENTERI KEHUTANAN
USULAN
GUBERNUR

TIM
TERPADU
Perubahan
Fungsi
KAJIAN

Non
DPCLS

Kewenangan
Menteri Kehutanan

Perubahan
Peruntukan
DPCLS
DPCLS = DAMPAK PENTING, CAKUPAN LUAS DANSTRATEGIS

Perlu Rekom DPR

Berapa luas kawasan hutan tetap


di Indonesia yang harus
dipertahankan?
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh :

Tingkat pertumbuhan penduduk


Pemekaran wilayah administrasi dan
pemerataan pembangunan
Pertumbuhan investasi (ekonomi) yang
berbasis pada kebutuhan lahan
Kondisi kawasan hutan yang secara eksisting
telah berubah peruntukannya
Rencana pengembangan wilayah dalam
usulan perubahan peruntukan dan fungsi
kawasan hutan pada revisi RTRWP

Berapa luas Kws Hutan (HPK) yang diperlukan


untuk pembangunan di luar sektor kehutanan
seperti pertanian, permukiman, infrastruktur?

SCENARIO AREAL HPK


SELURUH INDONESIA
Tidak ada perubahan
Telah direkomendasi Timdu
Usulan Pemda dalam RTRWP
dan masih dalam Proses Kajian
Tim Terpadu
Total Alokasi HPK

LUAS (Ha)
133,842
7,576,500
6,859,241
14.569.583

PENUTUP
Sesuai peraturan perundangan, luas Kws
Hutan minimal 30% dari DAS dan atau pulau
dengan penyebaran yang proporsional;
Pengurangan kawasan hutan tetap mempertahankan daya dukung dan daya tampung
ling-kungan dan dukungan terhadap pembangunan sektor lain.
Pengurangan tidak dilakukan sekaligus,
disesuaikan
dengan
kondisi
eksisting
kawasan hutan dan kondisi lingkungan
setempat

Anda mungkin juga menyukai