Anda di halaman 1dari 354

Metodologi Penelitian

DR. Victor P.K. Lengkong,SE,MS.i

Brief Contents of Research


Method
Pengantar (Tatap Muka I)
Relevansi Metodologi Penelitian Bagi Perguruan Tinggi
Hasrat Ingin Tahu Manusia Dalam Hubungan Dengan Penelitian Dan Ilmu
Pengetahuan
Klasifikasi Ilmu Dari Sudut Pandang Filasafat Ilmu , dan
Klasifikasi Ilmu Dari Sudut Pandang Fungsi dan Kegunaan Ilmu
Pendekatan Dalam Memperoleh Kebenaran
Pendekatan Ilmiah dan Penelitian
Karakteristik Ilmiah Kegiatan Penelitian
Pertimbangan Awal Kegiatan Penelitian
Tugas Individu /Kelompok

Sistematika Penulisan TESIS


Panduan Program MM UNSRAT (Tatap Muka II)

Brief Contents of Research


Method
Route Map Masalah Penelitian (Tatap Muka III)
Latar Belakang Masalah
Issue Gap; Empirical Gap; Research Gap; Theory Gap
Rumusan Masalah
Tujuan
Tujuan Umum & Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
Manfaat Akademik & Manfaat Praktis

Tinjauan Pustaka (Tatap Muka IV)


Landasan Teori
Penelitian Terdahulu
Keterkaitan Antar Variabel

Kerangka Konseptual dan Hipotesa

Energize
r

Tolong ANDA bayangkan,


pekerjaan apa yang paling
Eeuunaaaaaak baget di dunia
ini ?

TESTER TEMPAT TIDUR


PENJAGA

PULAU

TESTER VIDEO GAME

EKSEKUTIF PALSU

TESTER PERMEN
TESTER KONDOM
TESTER LADY ESCORT

TESTER ANGGUR
FOTOGRAFER KELILING

Relevansi Metodologi Penelitian


Bagi Perguruan Tinggi
Secara umum bahwa perguruan tinggi di
Indonesia menggemban tiga tugas (Tri Dharma),
yaitu
(1) darma pendidikan,
(2) darma penelitian, dan
(3) darma pengabdian kepada masyarakat.

Tenaga edukatif (pengajar) termasuk mahasiswa


sebagai unsur utama dalam kegiatan akademis di
kampus, sekaligus berperan sebagai
penggemban ketiga darma tersebut.
Setiap tenaga pengajar (dosen) maupun mahasiswa
harus memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam
melaksanakan ketiga darma perguruan tinggi, seiring
dengan perkembangan ilmu dan teknologi dan berbagai

Hasrat Ingin Tahu Manusia Dalam


Hubungan Dengan Penelitian Dan
Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan berawal pada
kekaguman manusia akan alam yang
dihadapannya, baik alam besar
(macro-cosmos) maupun alam kecil
(micra-cosmos).
Manusia sebagai animal rational
secara kodratik dibekali hasrat ingin
tahu, dimana sifat ingin tahu telah
ada sejak kanak-kanak.

Hasrat Ingin Tahu Manusia Dalam


Hubungan Dengan Penelitian Dan
Ilmu Pengetahuan
Pertanyaan seperti ini apa? atau itu apa?
merupakan sifat alamiah Mc untuk mencari tahu
akan sesuatu hal.
Dalam masa perkembangan selanjutnya muncul
pula pertanyaan-pertanyaan seperti mengapa
begini? atau mengapa begitu?, dan sampai
pada pertanyaan mengapa hal itu terjadi?
dan bagaimana memecahkannya?.
Bentuk-bentuk pertanyaan seperti ini, hadir
sepanjang kehidupan sejarah peradaban manusia
sampai saat ini.
Mc berusaha mencari jawaban atas berbagai
pertanyaan yang dihadapinya, dan dari

Hasrat Ingin Tahu Manusia Dalam


Hubungan Dengan Penelitian Dan
Ilmu Pengetahuan
Penelitian adalah pencaharian atas sesuatu
secara sistematis dengan penekanan
bahwa pencarian ini dilakukan terhadap
masalah-masalah yang dapat dipecahkan
(Parsons, 1946 dalam Nazir, 2003).
Penelitian adalah sesuatu pencarian fakta
menurut metode objektif yang jelas untuk
menemukan hubungan antara fakta dan
menghasilkan dalil atau hukum (John, 1949
dalam Nazir, 2003).

Hasrat Ingin Tahu Manusia Dalam


Hubungan Dengan Penelitian Dan
Ilmu Pengetahuan
Penelitian merupakan penyaluran hasrat ingin
tahu manusia dalam taraf keilmuan.
Dengan hasrat ingin tahu manusia, yang kuat dan
tidak pernah padam memacu kegiatan penelitian,
yang berakhir pada upaya pengembangan ilmu.

Ilmu adalah pengertian yang bersifat umum


dan sistematik, pengetahuan dari mana dapat
disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut
kaidah-kkaidah yang umum.
Ilmu adalah pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur
menurut urutan dan arti serta menyeluruh dan sistematis.

Klasifikasi Ilmu Dari Sudut


Pandang
Filasafat Ilmu
Pengetahuan tentang ontologi, yaitu tentang apanya
yang dipelajari.
Apakah mempelajari sesuatu wujud yang nyata atau tidak,
atau meliputi bidang ilmu apa yang dikembangkan.

Pengetahuan tentang epistimologi, yaitu


pengetahuan tentang bagaimana cara mempelajarinya.
Peranan metode penelitian sangat penting (epistimologinya
pengetahuan).

Pengetahuan tentang aksiologi, yaitu pengetahuan


yang membahas mengenai tujuan/kegunaan
pengetahuan tersebut.
Pembahasan tentang bagaimana manfaat suatu
pengetahuan yang akan dan sedang dipelajari.

Klasifikasi Ilmu Dari Sudut


Pandang Fungsi
dan Kegunaan Ilmu
Etika, Agama dan Moral; suatu pengetahuan yang membahas
tentang permasalahan dari aspek baik dan buruk.

Pengetahuan melihat sesuatu dan menilai apabila suatu pengetahuan


mengatakan sesuatu baik atau buruk.

Estetika dan Seni; suatu pengetahuan yang


permasalahan dari aspek keindahan dan kejelekan.

membahas

Pengetahuan dari sudut estetika dan seni sangat bersifat subjektif, dimana
masing-masing individu akan memberikan penilaian yang berbeda-beda.

Logika dan Ratio; suatu pengetahuan dari hasil pemikiran atas


pembahasan suatu masalah dari aspek benar dan salah.

Dengan ratio, sesuatu yang dikatakan benar harus dapat dibuktikan


kebenarannya, demikian pula jika mengatakan salah harus dapat
menujukan titik kesalahannya.
Ratio merupakan pengetahuan hasil pemikiran yang bersifat objektif dan
dapat diterima oleh setiap individu; dimana aspek inilah yang menjadi
telaahan ilmu, yaitu untuk mencari kebenaran.

Non
Ilmiah

Masalah

JAWABAN =
PENGETAHUAN

Rasa Ingin Tahu

KEBENARA
N
Koheren

Ilmiah

Korespondensi, dan
Pragmatis

PENELITIAN
Pendekatan Non Akal
Coba - Coba,
Ilmiah
Sehat,
Prasangka,
Intuisi,
Penemuan
Kebetulan,

Pendapat Otoritas
Ilmiah,
Pikiran Kritis

Pendekatan Ilmiah
Skeptik (Sesuai Fakta,
Data)
Analitis (Proses)
Kritis (Akal Sehat)

Kebenaran Ilmiah:
koheren, korespondensi, pragmatis
Kebenaran Koheren; suatu pernyataaan
dianggap benar jika pernyataan tersebut koheren
atau konsisten dengan pernyatan sebelumnya
yang dianggap benar.
Misalnya, semua mahluk hidup butuh makan, dan
karena itu Mr. X akan lapar dan membutuhkan makan,
sebab dia adalah mahluk hidup, demikian juga dengan
binatang dan tumbuhan.

Pernyataan kebenaran ini akan tetap berlaku untuk


waktu-waktu mendatang selagi Mr. X sebagai
mahluk hidup. Hal dipercaya karena di masa lalu
setiap mahluk hidup membutuhkan makanan.

Kebenaran Ilmiah:
koheren, korespondensi, pragmatis
Kebenaran Korespondensi; suatu pernyataaan
benar, jika materi pengetahuan yang terkandung
dalam pernyataan tersebut berhubungan atau
mempunyai korespondensi dengan objek yang dituju
oleh pernyataan tersebut.
Misalnya, Andai pegawai Bank BNI. Pernyataan ini benar
dikarenakan terdapat hubungan atau keterkaitan
(korespondensi) antara Andai yang berstatus pegawai
dengan BNI tempatnya bekerja, dengan bukti kartu
pegawai dan kontrak kerja, dan sejenisnya.

Pernyataan kebenaran ini akan tetap berlaku sampai


sejauhmana status kepegawaian Andai berakhir,
dikarenakan pensiun, berhenti, atau diberhentikan.

Kebenaran Ilmiah:
koheren, korespondensi, pragmatis
Kebenaran Pragmatis; suatu pernyataaan benar, karena
memiliki sifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Misalnya, pohon kina (daun sampai akarnya) secara kebetulan
ditemukan warga sebagai obat malaria, ketika pohon ini roboh dan
membentang dialiran sungai tempat warga mengambil air minum.
Pada waktu yang bersamaan, warga desa sedang dilanda wabah
malaria. Pada beberapa hari kemudian warga desa ini terbebas
dari penyakit malaria. Kenyataan ini membawa pada satu
kesimpulan bahwa pohon yang terbentang di sungai adalah obat
bagi penyakit malaria.

Akhirnya, pernyataan kebenaran ini yang mengandung


manfaat diteliti dan menghasilkan kesimpulan yang sama.

Pendekatan Dalam Memperoleh


Kebenaran
Hasrat ingin tahu manusia terpuaskan kalau memperoleh
pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakannya
adalah pengetahuan yang benar.
Pengetahuan yang benar atau kebenaran, diperoleh melalui
pendekatan non-ilmiah maupun pendekatan ilmiah.

Pendekatan ilmiah menuntut dilakukannya cara-cara atau


langkah-langkah tertentu dengan metode dan mekanisme
tertentu agar dapat diperoleh pengetahuan yang benar.
Dalam kenyataanya, tidak semua orang (peneliti) melewati
tertib pendekatan ilmiah untuk sampai pada pengetahuan yang
benar mengenai hal yang dipertanyakannya.
Bahkan dikalangan masyarakat luas banyak menggunakan
pendekatan non-ilmiah untuk memenuhi hasrat ingin tahu atau
untuk memperoleh suatu kebenaran yang dipertanyakannya.

Pendekatan Dalam Memperoleh


Kebenaran
Pendekatan Non-Ilmiah

Penemuan Kebetulan
Coba Coba (Spekulatif)
Prasangka
Akal Sehat (Common Sense)
Intuisi, dan Wahyu
Pendapat Otoritas Ilmiah dan Pikiran Kritis

Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah menghasilkan kebenaran
ilmiah, yaitu pengetahuan yang kebenaranya
terbuka untuk diuji kembali atau diteliti melalui
kegiatan penelitian.

Pendekatan Ilmiah dan


Penelitian
Pengetahuan berdasarkan pendekatan ilmiah
diperoleh melalui penelitian ilmiah dan dibangun
diatas teori tertentu.
Teori berkembang melalui penelitian ilmiah, yaitu
penelitian yang sistimetik dan terkontrol berdasar atas
data empiris.
Teori dapat diuji (test). Artinya, jika penelitian ulang
dilakukan orang lain menurut langkah-langkah yang
serupa pada kondisi yang sama akan diperoleh hasil
yang ajeg (consistent), yaitu hasil yang sama.

Langkah-langkah penelitian yang teratur dan


terkontrol telah terpolakan dan, sampai batas
tertentu diakui umum.
Pendekatan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan yang
serupa bagi hampir setiap orang, karena pendekatan

Pendekatan Ilmiah dan


Penelitian
Penelitian (research) merupakan rangkaian
kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu
permasalahan. Kegiatan ilmiah merupakan suatu
proses berpikir ilmiah yang bersifat skeptik,
analitik dan kritik.
Berpikir skeptik; suatu cara berpikir yang
didasarkan pada bukti atau fakta untuk
mendukung setiap pernyataan tertentu.
Berpikir analitik; suatu cara berpikir yang
didasarkan pada daya analisis untuk
membedakan mana yang relavan ataupun
yang utama terhadap setiap pertanyaan dan
persoalan yang dihadapinya.

Karakteristik Ilmiah Kegiatan


Penelitian
Proses berpikir ilmiah menjadi dasar
pelaksanaan penelitian dengan
karakteristik kerja ilmiah yaitu:
Bertujuan
Sistematik
Terkendali
Objektif, dan
Tahan Uji

Karakteristik Ilmiah Kegiatan


Penelitian
Memiliki Tujuan. Kegiatan penelitian tidak lepas
dari kerangka tujuan pemecahan permasalahan.
Tujuan penelitian adalah mencarikan penjelasan
dan jawaban terhadap permasalahan serta
memberikan alternatif bagi kemungkinan yang
dapat digunakan untuk pemecahan masalah.
Sistematik. Langkah-langkah penelitian yang
ditempuh harus terencana secara baik dan
mengikuti metodologi yang benar.
Terkendali. Dalam batas-batas tertentu peneliti
harus dapat menetukan fenomena-fenomena
yang akan diamatinya dan memisahkan dari
fenomena lain yang dapat mengganggu.

Karakteristik Ilmiah Kegiatan


Penelitian
Objektif. Pengamatan yang dilakukan dan
kesimpulan yang diambl tidak dibenarkan
didasari oleh subjektivitas pandangan pribadi dan
pengaruh kepentingan tertentu.
Tahan uji. Kesimpulan penelitian merupakan
hasil telaah yang didasari oleh teori yang solid
dan metode yang benar, sehingga terdapat
replikasi penelitian akan sampai pada kesimpulan
yang sama; namun demikian tidak berarti bahwa
kesimpulan suatu penelitian harus
digeneralisasikan. Hasil penelitian dapat diuji dan
akan menghasilkan kesimpulan yang sama.

Pertimbangan Awal Kegiatan


Penelitian

Penetapan Masalah
Masalah terkait dengan berbagai aspek. Kemampuan
mengidentifikasi sejumlah masalah dan memilih satu atau
beberapa batasan masalah diantara sekian masalah menjadi
pertimbangan utama.

Setelah masalah diperoleh, pemilihan masalah dari


sejumlah masalah yang teridentifikasi berkaitan dengan
topik atau isue strategis yang akan diteliti, dengan
pertimbangan;

minat peneliti terhadap topik yang akan dipilih


ketersediaan sumber referensi
ketersediaan sumber daya dan kemampuan peneliti
Duplikasi

Penetapan Topik sebaiknya dalam bentuk kalimat


pernyataan (dapat pula berbentuk pertanyaan), jelas,
singkat dan tepat (12 kata), mencakup variabel-variabel

Pertimbangan Awal Kegiatan


Penelitian
Pertimbangan lainnya, bahwa penelitian
memiliki ciri khas, diantaranya (Crawford,
1928)

Penelitian berkisar masalah yang ingin dipecahkan;


Memperhatikan aspek orisinalitas;
Didasarkan pada hasrat ingin tahu;
Didasarkan pada suatu asumsi (dugaan);
Hasil dapat digeneralisasi;
Mengandung aspek sebab akibat;
Penggunaan ukuran yang akurat;
Penggunaan teknik yang tepat dan dipahami.

Tugas Individu /Kelompok


Setiap mahasiswa menetapkan satu masalah
dalam lingkup manajemen operasional BNI.
Masalah yang ditetapkan, selanjutnya
identifikasi sejumlah penyebab masalah
tersebut.
Berdasarkan sejumlah masalah yang
teridentifikasi, pilihlah satu atau beberapa
sumber masalah sebagai masalah penelitian.
Tetapkan topik yang relevan.

Sistematika Penulisan TESIS


Program MM UNSRAT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.

Latar Belakang Penelitian


Rumusan Masalah Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

Sistematika Penulisan TESIS


Program MM UNSRAT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.2. Penelitian Terdahulu
2.3. Keterkaitan Antar Variabel

Sistematika Penulisan TESIS


Program MM UNSRAT
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN
HIPOTESA
3.1. Kerangka Konseptual
3.2. Hipotesa

Sistematika Penulisan TESIS


Program MM UNSRAT
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
4.2. Jenis dan Sumber Data
4.3. Populasi, Besaran Sampel, dan Teknik
Sampling
4.4. Metode Pengumpulan Data
4.5. Definisi Operasional Variabel
4.6. Teknik Analisis

Sistematika Penulisan TESIS


Program MM UNSRAT
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian


5.1.1. Deskripsi Obyek Penelitian
5.1.2. Deskripsi Responden
5.1.3. Deskripsi Variabel Penelitian
5.1.4. Deskripsi Hasil Analisis
5.2. Pembahasan
5.3. Implikasi Managerial

Sistematika Penulisan TESIS


Program MM UNSRAT
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran

Sistematika Penulisan TESIS


Program MM UNSRAT
DAFTAR PUSTAKA

Sistematika Penulisan TESIS


Program MM UNSRAT
DAFTAR LAMPIRAN

Route Map Masalah


Penelitian
ISSUE GAP:
Permasalahan bersumber
dari
peristiwa-peristiwa
aktual
lingkungan
eksternal
EMPIRICAL GAP:
Permasalahan
bersumber
dari fenomena organisasi
(data lapangan)
RESEARCH GAP:
Permasalahan bersumber
dari
beberapa
hasil
penelitian sebelumnya
THEORY GAP:
Permasalahan bersumber
dari satu atau beberapa
teori

Masal
ah
Penel
Latar Belakang
Identifikasi
itian:
Masalah
Pembatasan
Masalah
Rumusan
Masalah

Tujuan &
Manfaat
Penelitian

ISSUE GAP:
Permasalahan bersumber
dari
peristiwa-peristiwa
aktual
lingkungan
eksternal

Penerapan PP 53 tentang
DISIPLIN PNS
Kelangkaan BBM, Krisis
Energi, Indonesia Non OPEC

Pemberlakuan ACFTA
2010 dan
Masyarakat Ekonomi
ASEAN

MDGs, Kemiskinan,
Kesehatan, Pendidikan
Pemanasan Global, Green
Concept, Sustainability
Management Program
Krisis Moneter, Krisis
Keuangan Global
Paradigma Birokrat
Entrepreneur

Rumusan Masalah

Batasan Masalah
(Issue Gap)
Implementasi
dan
Dampak Penerapan
ACFTA bagi MEA

1. Bagaimana daya saing


Indonesia dan negara-negara
ASEAN lainnya atas penerapan
ACFTA?
2. Apakah kualitas layanan
berpengaruh terhadap kinerja
pemasaran dan daya saing
perbankan?
3. Faktor-faktor apa yang
mempengaruhi kinerja
pemasaran dan daya saing
perbankan?
4. Apakah penetapan bebas bea
masuk mempengaruhi kinerja
keuangan sektor informal
penerima kredit perbankan?

EMPIRICAL GAP:
Permasalahan
bersumber
dari fenomena organisasi
(data lapangan)

Sumber: Prof. Augusty Ferdinand, DBA

Rumusan Masalah

Batasan Masalah
(Empirical Gap)
Terjadi
penurunan
penjualan
yang
berkepanjangan
selama tahun 2002

1. Mengapa terjadi penurunan


penjualan?
2. Mengapa penurunan penjualan
berkepanjangan?
3. Bagaimana menghindari
penurunan penjualan?
4. Bagaimana menghindari
penurunan yang
berkepanjangan?
5. Apa penyebab terjadinya titik
balik penurunan?
6. Dan Lainnya dipikirkan
lagiMisalnya:
Sumber: Prof. Augusty Ferdinand, DBA

RESEARCH GAP:
Permasalahan bersumber
dari
beberapa
hasil
penelitian sebelumnya

Berdasarkan Analisis SWOT


(Mintzberg, 1994) bahwa
kajian terhadap ancaman
lingkungan adalah penting
untuk merencanakan
kinerja organisasi.
Penelitian Ferdinand (2002)
menemukan bahwa tidak
ada bukti adanya pengaruh
yang signifikan antara
kemampuan adaptasi
ancaman lingkungan
terhadap kinerja
pemasaran.
Oleh karena itu sebuah
Sumber: Prof. Augusty Ferdinand, DBA
penelitian empirik lebih
lanjut dibutuhkan untuk

Rumusan Masalah

Batasan Masalah
(Research Gap)
Terdapat
Kontroversi
pandangan Mengenai
pengaruh
adaptasi
ancaman
lingkungan

1.Mengapa Adaptasi
ancaman tidak selalu
berpengaruh
2.Apa saja
kharakteristik adaptasi
yang berpengaruh
3.Apa saja
kharakteristik adaptasi
yang tidak
berpengaruh
Sumber:lainnya
Prof. Augusty Ferdinand,
DBA
4.Dan
dipikirkan
lagi

Research Gap
Apakah X1 Berpengaruh
Terhadap Y?
Apakah X1 Berpengaruh
Terhadap Z
Apakah X2 Berpengaruh
Terhadap Y?
Apakah X2 Berpengaruh
Terhadap Z?
Apakah Y Berpengaruh Terhadap

THEORY GAP:
Permasalahan bersumber
dari satu atau beberapa
teori

Teori
Keunggulan
Komparatif
Heckscher
Ohlin
telah
gagal
menjelaskan
perubahanperubahan penting dalam
posisi ekspor Amerika dan
Jepang
selama
periode
tahun 1970 1980 an
(Dudley
dan
Moenius,
2001).
Penelitian
ini
bertujuan
untuk mencari jawaban apa
yang menyebabkan Teori
Keunggulan Komparatif dari
Heckscher
Ohlin
Sumber:
Prof. Augusty Ferdinand,
DBA tidak
berlaku dalam menjelaskan
kinerja ekspor Amerika dan

Rumusan Masalah

Batasan Masalah
(Theory Gap)
Gagalnya
teori
Heckscher-Ohlin
Menjelaskan
kinerja
Ekspor Negara Industri

1.Mengapa teori ini


gagal?
2.Apa prasyarat yang
dibutuhkan?
3.Bagaimana
mekanisme peranan
teori ini?
4.Dan lainnya
dipikirkan
Sumber: Prof. Augusty Ferdinand, DBA
lagi

Benang Merah Penelitian

APA

ISSUE
GAP
EMPIRICAL
GAP
RESEARCH
GAP
THEORY
GAP

Topik Penelitian

TINJAUAN
PUSTAKA

SIAPA

PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Penelitian

Identifikasi dan
Batasan Masalah

DIMANA

METODE
PENELITIAN

BILAMANA
KERANGKA KONSEPTUAL
DAN HIPOTESA

MENGAPA

BAGAIMANA

Latar Belakang Masalah


Penguraian latar belakang permasalahaan
dimaksudkan untuk mengantarkan dan
menjelaskan mengenai latar belakang mengapa
sesuatu dianggap sebagai permasalahaan,
fenomena apakah yang tampak atau yangterjadi
di lapangan sehingga harus diteliti.
Pada dasarnya permasalahaan diuraikan sebagai
suatu kondisi kesenjangan atau ketidaksesuaian
antara apa yang seharusnya terjadi (das sollenwhat should be) dan apa sesungguhnya terjadi
(das sein-what is happening).

Latar Belakang Masalah


Pada uraian latar belakang sangat baik bila peneliti
menguraikan alasan mengapa topik atau
permasalahan yang diangkat adalah penting untuk
diteliti.
Hal ini akan membantu peneliti dalam memetakan
permasalahan yang diteliti sebagai sesuatu yang tidak dapat
ditunda dan untuk memenuhi aspek kekinian.
Peneliti dapat menjelaskan aspek kekinian dan urgensinya
penelitian dengan menyertakan beberapa data atau
pendukung terkait dengan permasalahan atau topik yang
diteliti.
Penyajian data atau fakta yang relevan dimaksudkan untuk
mendukung pentingnya permasalahaan yang akan diteliti.

Latar Belakang Masalah


Penguraian latar belakang harus berangkat
dari latar belakang yang bersifat umum,
yaitu berada dalam kerangka pemikiran
yang luas dengan mengaitkan topik
penelitian pada hal-hal yang akan diteliti
menuju ke pokok permasalahaan.
Walaupun berangkat dari kerangka referensi yang
luas, uraian latar belakang permasalahaan harus
secara sistematik membatasi permasalahaan
yang hendak diteliti.

Rumusan Masalah
(Contoh)

Tinjauan Pustaka
Hipotesis & Kerangka
Konseptual

DR. Victor P.K. Lengkong,SE,M.Si

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Uraian Tinjauan Pustaka (25% dari
keseluruhan tulisan), dengan sistematika:
2.1. Landasan Teori
2.2. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
2.3. Keterkaitan Antar Konsep

Landasan Teori
Pada bagian ini diawali dengan teori-teori yang
relevan sebagai gran teori dari keseluruhan variabel
yang akan diteliti.
Sub Bab berikutnya akan menguraikan satu per satu
variabel yang diteliti.
Uraian pada Sub Bab terdiri dari 2 bagian utama,
yaitu:
Definisi dan indikator pengukur , dan
Dalam riset keuangan indikator pengukur diganti dengan
formula untuk mengukur variabel keuangan yang diteliti.

2.1. Landasan Teori


Di bawah ini adalah ringkasan dari studi yang dilakukan Kaihatu
(2008) untuk menjelaskan gran teori dari perilaku peran ekstra karyawan
(extra-role), kualitas layanan maupun loyalitas pelanggan.

CONT
OH

2.1.1. Teori Peran Dalam Dyadic Interaction (Interaksi Face To Face):


The Service Encounter (Salomon et al., 1986)
Teori ini merupakan dasar dari Teori Service Marketing
bahwahubungan langsung antar orang, antara pembeli dan penjual atau
antara klien dan provider merupakan kunci dari kesuksesan usaha-usaha
pemasaran di bidang jasa. Berdasarkan teori ini menyatakan bahwa dalam
suatu pure service situation, dimana bukan tangible objek yang
diperdagangkan, maka kepuasan pelanggan dan repeat patronage akan
ditentukan oleh kualitas personal saja. Jadi kualitas personal yang menjadi
faktor utama dalam suatu pure service situation, kualitas ini ditentukan
oleh kualitas dari dyadic interaction oleh personal tersebut.
Teori ini menyatakan

2.1. Landasan Teori


Di bawah ini adalah ringkasan dari studi yang dilakukan Kaihatu
(2008) untuk menjelaskan gran teori dari perilaku peran ekstra karyawan
(extra-role), kualitas layanan maupun loyalitas pelanggan.

CONT
OH

2.1.1. Teori Peran Dalam Dyadic Interaction (Interaksi Face To Face):


The Service Encounter (Salomon et al., 1986)
Teori ini merupakan dasar .
Teori ini menyatakan bahwa service encounter adalah human
interaction dan service encounter adalah role performance. Dalam teori
peran, manusia menjadi sentral atau pusat dari bisnis jasa. Dalam
hubungan dengan perilaku peran ekstra karyawan, teori ini menerangkan
bahwa peran yang dimainkan oleh karyawan (baik in-role atau extra-role)
adalah dua peran yang penting dalam bisnis jasa, yaitu loyalitas maupun
kualitas layanan itu sendiri. Jadi kesuksesan proses penyampaian jasa yang
diberikan oleh penyedia jasa akan tergantung pada peran dan perilaku
karyawan atau anggota organisasi.

2.1.2. Beberapa Catatan Mengenai ....(Variabel dan Pengukuran Variabel)


2.1.2.1. Kepercayaan
Chu (2003) mendefenisikan trust sebagai one partys belief
in the reliability and integrity of an exchange partner and
dependability. If there is no trust, it may be that no long term
relationship is possible. Jadi, kepercayaan dapat didefinisikan
sebagai sifat percaya yang didasari pada integritas dan
reliabilitas serta ketergantungan antara konsumen dengan
penyedia jasa.
Morgan dan Hunt (1994) mendefinisikan kepercayaan
sebagai keinginan untuk tetap mempertahankan pertukaran
karena dipercaya. Inti dari kepercayaan yaitu keyakinan.
Keyakinan ini timbul karena keduabelah pihak percaya bahwa
keduanya akan bersifat dapat dipercaya, memiliki integritas
tinggi, konsisten, kompeten, adil, bertanggungjawab, suka
membantu dan sifat positif lainnya.

CONT
OH

Chu (2003) mengukur trust dengan menggunakan


pendapat dari Garbarino and Johnson (1999) dan menambah 5
item yang diadopsi dari Bruner et al., (2001), yaitu:
1). I can always trust the service of the store I am using to be
good (Garbarino and Johnson, 1999).
2). The store I am using is a reliable one (Garbarino and
Johnson, 1999).
3). The quality of the service of the store I am using is
consistently high (Garbarino and Johnson, 1999).
4). I am always sure that the outcomes of the service
represents a valuable one (Garbarino and Johnson, 1999).
5). I have complete faith in the integrity of employees in this
store (Bruner et al., 2001).

CONT
OH

Anderson dan Srinivasan (2003) mengunakan indikator


dari trust dengan mengadopsi dari Dodds et al., (1991) and
Sirohi et al., (1998) yaitu:
1). The performance of this web-sites meets my expectation.
2). This web-sites can be counted on to successfully complete
the transaction.
3). I can trust the performance of this web-sites to be good.
4). This web site is reliable for online shopping.

CONT
OH

2.1.2.2. Kepuasan Konsumen


2.1.2.3. Loyaitas Pelanggan

Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu (sebelumnya) akan
menguraikan ringkasan hasil-hasil
penelitian yang akan menjadi acuan bagi
penelitian yang sedang dilakukan.
Pada bagian akhir uraian akan diakhiri
dengan sebuah mapping of research
dalam bentuk tabel. Peneliti juga harus
menjelaskan tabel tsb mengenai posisi
kajian yang sedang diteliti dibandingkan
dengan penelitian-penelitian terdahulu
(persamaan dan perbedaan).
Jumlah penelitian terdahulu bervariasi
tergantung apakah semua konsep telah

Penelitian Terdahulu
Tabel mapping of research akan berisikan
ringkasan penelitian terdahulu, seperti:

Tujuan Penelitiannya
Variabel Penelitian
Jenis Penelitian
Obyek Penelitian, Responden (Informan), dan
Teknik Sampling
Teknik Pengumpulan data, dan
Metode Analisis
Temuan, Kesimpulan, dan Rekomendasi
dan lain-lain yang relevan dan penting untuk
dikemukakan

2.2. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Secara empiris dalam studi ini


mengacu pada beberapa hasil studi
sebelumnya yang relevan, diantaranya
seperti studi dari Lee et al. (2006); Testa
(2001); Utomo (2002), dan studi dari
Brown III and Gaylor (2006). Relevansi
dari studi-studi sebelumnya dengan tesis
ini,
yaitu
menyangkut ......., ......., ......., ......., (sebut
variabel yang akan diteliti) ......., ........

CONT
OH

2.2.1. Penelitian Lee et al. (2006)

Lee et al. (2006) dalam studinya


berjudul
What
factors
influence
customer-oriented prosocial of customercontact employees?,
menggunakan
sample chief executive officers dari 301
hotel (tourism hotels) di Korea Selatan
sebagai responden. Klasifikasi hotel
terdiri dari five-star hotels sebanyak 43
hotel, four-star hotels sebanyak 63 hotel,
dan three-star hotels sebanyak 195 hotel).

CONT
OH

Teknik analisis menggunakan teknik


Structural Equation Modeling. Keseluruhan
skala pengukuran adalah seven-point scoring
format. Untuk mengukur customer-contact
employees
yang
meliputi
pengukuran
mengenai persepsi para pekerja mengenai roleprescribed customer service dan extra-role
customer service menggunakan model
Customer-Oriented
Prosocial
Behavior
(Bettencourt and Brown (1997).

CONT
OH

Lee et al. (2006) dalam studinya


menemukan
hubungan
penting
antara
organizational
personnel
empowerment,
service training dan service reward dengan
prosocial behavior, yaitu perilaku formal atau
role-prescribed customer service dan perilaku
peran ekstra atau extra-role customer service
yang ditunjukkan oleh chief executive officers
dari 301 hotel di Korea Selatan.

CONT
OH

2.2.2. Penelitian Testa (2001)


......................................................................
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................

CONT
OH

2.2.3. Penelitian Utomo (2002)


......................................................................
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................

Tabel 2.1.
Mapping of Research (2006)

CONT
OH

No

Peneliti
(Tahun)

Tujuan
Penelitian

Variabel
Penelitian

1.

Lee, et al., (2006).

Menganalisis hubungan
struktural pemberdayaan,
service training, service
reward, terhadap job
attitudes
(seperti
customer-oriented
prosocial behavior of
employees.

Pemberdayaan
Service training
Service reward
Role-prescibed
customer service
Extra-role customer
service

2.

Testa (2001)

3.

Utomo (2002)

4.
5.

10. Lengkong (2012)

Teknik
Analisis

Hasil
Penelitian

Menggunakan Structural 3. Pemberdayaan


equation analysis.
signifikan
Sampel penelitian
terhadap ... dan
menggunakan karyawan
extra- role
hotel di Korea.
customer
service.

Hubungan Antar Variabel


Sebuah penelitian yang baik, selain berlandaskan pada
landasan teori dan definisinya, haruslah menguraikan
keterkaitan antar variabel maupun teori yang dipakai.
Prinsipnya, secara logika bahwa konsep-konsep ataupun
teori yang digunakan tidaklah berdiri sendiri, melainkan
memiliki keterkaitan yang telah dibuktikan sebelumya.
Keterkaitan antar konsep dalam sebuah penelitian
asosiatif atau bersifat eksplanatif merupakan harga
mati. Khusus pada jenis penelitian eksplorasi malahan
kemandirian sebuah konsep atau teori yang harus
ditonjolkan untuk mendapatkan konsep-konsep lainnya
yang mungkin memiliki keterkaitan dengan konsep yang
diteliti.

2.3. Hubungan Antar Variabel


2.3.1.
Perilaku Peran Ekstra Karyawan dan Loyalitas
Pelanggan
Cameron et al. (2004), customer are more effectively
served and are more loyal to organization when employee
encounter positive experience at work such as various form of
virtuousness (to be more helpful-prosocial behavior to their
customer). Semakin efektif layanan bagi pelanggan maka
semakin loyal pelanggan kepada organisasi. Hal ini terjadi
ketika karyawan mengalami pengalaman menyenangkan dari
sikapnya yang suka membantu, diterima pelanggan.

CONT
OH

2.3.2. . Sesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian .

BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA

CONT
OH

3.1. Kerangka Konseptual


Dasar penyusunan kerangka konseptual adalah
kerangka proses berpikir, yang dimaksudkan untuk
memberikan tuntunan berpikir deduktif maupun
induktif. Analisis deduktif didasarkan pada kajiankajian teoritik untuk menganalisis permasalahan
studi dari hal-hal yang bersifat umum kearah halhal yang bersifat khusus, sedangkan analisis
induktif didasarkan pada kajian-kajian empirik
untuk menganalisis permasalahan studi dari halhal yang bersifat khusus kearah hal-hal yang
bersifat umum.

Berdasarkan
kajian
teoritik
dengan
pendekatan deduktif dan kajian empirik dengan
pendekatan induktif yang saling berhubungan
dan saling melengkapi, dimaksudkan untuk
menetapkan
variabel-variabel
studi,
yaitu:
servicescape, perilaku peran ekstra karyawan,
kualitas
komunikasi
karyawan,
kepuasan
pelanggan, dan loyalitas pelanggan, yang
selanjutnya
disusunlah
hipotesis.
Hipotesis
merupakan jawaban sementara atas rumusan
masalah yang perlu dikaji kebenarannya melalui
uji statistik. Pengujian hipotesis menghasilkan
beberapa kesimpulan disertasi yang diharapkan
menghasilkan temuan-temuan teoritik yang
mendukung atau menolak keberadaan suatu teori
yang sudah ada, atau mengembangkan suatu
teori yang baru untuk pengembangan ilmu

CONT
OH

Dasar penyusunan kerangka konseptual


diawali dari pemikiran bahwa servicescape
memiliki pengaruh baik secara langsung
maupun secara tidak langsung terhadap
loyalitas. Servicescape memiliki pengaruh
langsung terhadap loyalitas pelanggan
dikarenakan dalam industri jasa seperti
hotel, servicescape atau lingkungan fisik
buatan manusia merupakan sarana atau
tempat
transaksi
jasa
tersebut
berlangsung, yang memiliki pengaruh
terhadap niat berperilaku pelanggan
(Wakefield
and
Blodgett,
1996).
Servicescape yang disediakan perusahaan
dengan
menarik
dan
artistik
akan

CONT
OH

Servicescape memiliki pengaruh secara


tidak
langsung
terhadap
loyalitas
pelanggan melalui kepuasan pelanggan
dikarenakan dalam industri jasa seperti
hotel, semakin menarik dan artistik
servicescape atau fasilitas fisik yang
disediakan pihak hotel akan membuat
pelanggan merasa puas dan senang dalam
menerima layanan hotel, sehingga akan
memicu terciptanya kepuasan pelanggan
(Wakefield
and
Blodgett,
1996).
Servicescape yang lengkap, menarik dan
memiliki nilai artistik akan membuat
pelanggan merasa senang dan puas.

CONT
OH

Contoh-Contoh
Kerangka Konseptual:
PROPOSAL

Kerangka Konseptual
X1.1 Bermakna

Y1.1 Pengakuan

CONT
OH

X1.2 Kompetensi

Y1.2 Kompensasi

X1.3 Determinasi Diri

Y1.3 Pengawasan

X1.4 Pengaruh

Y1.4 Tantangan Pekerjaan

X1.5 Peng. Keputusan

Kepuasan Kerja
(Y1)

X1.6 Akses

Pemberdayaan
(X1)

H1 S

H4 S

Y1.5 Kondisi Kerja


Y1.6 Rekan Kerja

H5 S

Perilaku Peran Ekstra


(Y4)

H3 S

H2 S

H6 S

Komitmen Organisasi

(Y2)

Y2.1 Komitmen Afektif

Y3.1 Tanpa Pamrih

Y2.2 Komitmen Normatif

Y3.2 Bersikap Sportif

Y2.3 Komitmen Kontinuan

Y3.3 Disiplin Pada Waktu


Y3.4 Keterlibatan Diri
Y3.5 Inisiatif

Kerangka Konseptual
Keanekaragaman Identitas Keberartian
Tugas (X1.1) Tugas (X1.2)Tugas (X1.3)

Otonomi
(X1.4)

Umpan Balik
(X1.5)

CONT
OH
Pengakuan
(Y1.1)

Kompensasi
(Y1.2)

Pengawasan
(Y1.3)

Keinginan Meninggalkan
Organisasi

Karakteristik
Pekerjaan
(X1)

Kepuasan Kerja
(Y1)

Kepemimpinan
Transformasional
(X2)

Peluang Promosi
(X3)

(Y3.1)

Keinginan Mencari
Pekerjaan Baru (Y3.2)

Turnover Intention
(Y3)

Komitmen Organisasi
(Y2)

Affective Commitment
(Y2.1)

Continuan Commitment
(Y2.2)

Normative Commitment
(Y2.3)

Status
Sosial (X3.1)

Wewenang
(X3.2)

Tanggung Jawab
(X3.3)

Penghasilan
(X3.4)

Pengaruh
Motivasi
Stimulasi
Pertimbangan
Individual (X2.1) Inspiratif (X2.2) Intelektual (X2.3) Individual (X2.4)

KERANGKA
KONSEPTUAL

CONT
OH

Servicescape
(X1)
X1.1 X1.2 X1.3

Perilaku Peran Ekstra


Karyawan
(X2)
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5

Kualitas Komunikasi
Karyawan
(X3)

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5

H2

Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4

H1

H3

Kepuasan Konsumen
(Y1)

H7

Loyalitas Konsumen
(Y2)

H5

Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5


H4

H6

KETERANGAN:

Variable Laten =
Indikator
=

Pengaruh
Dimensi

=
=

Servicescape
(X1)
Indikator
pengukuran

Ambient conditions (temperature, air


quality, noise, music) sebagai (X1.1)

Space/function (layout, equipment,


furnishings, etc) sebagai (X1.2)

Signs, symbols and artifacts (personal


artifacts, style of decor) sebagai (X1.3)

Perilaku Peran Ekstra Karyawan


(X2)
Indikator
pengukuran

Helpful (X2.1)
Sportsmanship (X2.2)
Knowledgeable (X2.3)
Constructive suggestion (X2.4)
Altruism (X2.5)

Kualitas Komunikasi Personal


(X3)
Indikator
pengukuran

Easy (X3.1)
Accuracy (X3.2)
Superior Information (X3.3)
Ekspresi (X3.4)
Bahasa Tubuh (X3.5)

Kepuasan
Konsumen (Y1)
Indikator
pengukuran

Persis seperti yang saya butuhkan (Y1.1)


Telah bertindak dengan benar (Y1.2)
Jasa terbaik (Y1.3)
Pembanding (Y1.4)
Bijaksana (Y1.5)

Loyalitas Konsumen
(Y2)
Indikator
pengukuran

Say positive things about them (Y2.1)


Recommend them to other customers (Y2.2)
Remain loyal to them sebagai (Y2.3)
Spend more money with them (Y2.4)

KERANGKA
KONSEPTUAL

CONT
OH
H1a

Konsentrasi
Kepemilikan
Saham

(X1)

Resiko Sistimatis
Perusahaan

(X2)

H3a

H1b

(X4)

H4a

H2a

H4b

H2b

Likuiditas Saham

Diversifikasi
Usaha

(Y1)

H4e

H1c

(X3)

Struktur
Modal

H2c

H3c

H3b

Pertumbuhan
Perusahaan

(Y2)

H4d

H4g

H1d H
2d

Arus Kas Bebas

H3d

H4f

(Y3)

H4c

Nilai
Perusahaan
Manufaktur

(Y4)

KERANGKA KONSEPTUAL

CONT
OH
Struktur
Modal

H1a

Konsentrasi
Kepemilikan
Saham

(X1)

Resiko Sistimatis
Perusahaan

(X2)

H3a

H1b

H2b

Likuiditas Saham

(X4)

H3c

H3b

H1d H
2d

H4b

(Y2)

4
+

H4f

H4g

+
4

Arus Kas Bebas

(Y3)

H4c

+7

H4d

Nilai Perusahaan
Manufaktur

H3d

H4a

Pertumbuhan
Perusahaan

H2c

+
4

H2a

H1c

Diversifikasi
Usaha

H4e

(X3)

(Y1)

(Y4)

Contoh-Contoh
Kerangka Konseptual:
HASIL

Keanekaragaman Identitas Keberartian


Tugas (X1.1) Tugas (X1.2)Tugas (X1.3)

Otonomi
(X1.4)

Pengakuan
(Y1.1)

Umpan Balik
(X1.5)

Kompensasi
(Y1.2)

Pengawasan
(Y1.3)

CONT
OH

Keinginan Meninggalkan
Organisasi

Karakteristik
Pekerjaan
(X1)

0,064

Kepuasan Kerja
(Y1)

-0,557

0,52
1

Kepemimpinan
Transformasional
(X2)

0,14
8

0,128

Peluang Promosi
(X3)

0,23
8

0,24
90,64
8

0,299

0,31
9

0,12
7

Komitmen Organisasi
(Y2)

(Y3.1)

Keinginan Mencari
Pekerjaan Baru (Y3.2)

Turnover Intention
(Y3)

-0,461

Affective Commitment
(Y2.1)

Continuan Commitment
(Y2.2)

Normative Commitment
(Y2.3)

Status
Sosial (X3.1)

Wewenang
(X3.2)

Tanggung Jawab
(X3.3)

Penghasilan
(X3.4)

Pengaruh
Motivasi
Stimulasi
Pertimbangan
Individual (X2.1) Inspiratif (X2.2) Intelektual (X2.3) Individual (X2.4)

Penghasilan
(X3.4)

3.2. Hipotesis
1. Servicescape berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
2. Servicescape berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.
3. Perilaku peran ekstra karyawan berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
4. Perilaku peran ekstra karyawan berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas pelanggan.
5. Kualitas komunikasi karyawan berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
6. Kualitas komunikasi karyawan berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas pelanggan.
7. Kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
pelanggan.

Latihan

Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan


Metode Pengumpulan Data
Data Dibutuhkan
(Variabel
Penelitian)

Data
BEI,
BPS,
Pubikasi,
Instansi
Terkait
Laporan
Keuangan
PT X
Tanggapan
Konsumen,
Respon
Layanan
Publik,
Persepsi Karyawan
Pola
Kehidupan
Suatu Masyarakat

Jenis Data
Sekunder,
Eksternal
Sekunder,
Internal

Metode
Pengumpulan
Data
Dokumentasi
Dokumentasi

Primer
NOIR

Angket,
Wawancara

Kategorik,
Kualitatif,
Nominal,
Ordinal

Pengamatan,
Wawancara,
Focus Group

Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan


Metode Pengumpulan Data
Bagaimana Kepuasan Nasabah
Bank X

Data Dibutuhkan
(Variabel
Penelitian)

Jenis Data

Metode
Pengumpulan
Data

Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan


Metode Pengumpulan Data
Data Yang Dibutuhkan:
1
2
3
4
5
6

Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan


Metode Pengumpulan Data
Jenis Data:
1
2
3
4
5
6

Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan


Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data:
1
2
3
4
5
6

Tabel Kebutuhan Data, Jenis, Teknik dan


Prosedur Pengumpulan Data
Berapa Tarif Relevan Untuk
Pajak Hotel, Restoran, dan Hiburan di Kota Manado
Data Dibutuhkan
(Variabel Penelitian)

Jenis Data

Teknik dan
Prosedur
Pengumpulan Data

Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan


Metode Pengumpulan Data
Data Yang Dibutuhkan:
1
2
3
4
5
6

Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan


Metode Pengumpulan Data
Jenis Data:
1
2
3
4
5
6

Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan


Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data:
1
2
3
4
5
6

TUGAS
Tentukan Topik Penelitian
Buatlah Uraian Masalah
Metode Pengumpulan Data

Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan


Metode Pengumpulan Data
Data Yang Dibutuhkan:
1
2
3
4
5
6

Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan


Metode Pengumpulan Data
Jenis Data:
1
2
3
4
5
6

Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan


Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data:
1
2
3
4
5
6

Model
Pengukuran

Karakteristik Pekerjaan
(Job Characteristic)
X1

ad. Persepsi karyawan tentang ciri pekerjaannya yang


meliputi keanekaragaman dan kejelasan tugas yang
dikerjakan, otonomi, dan umpan balik.

Indikator pengukur, sbb:


- keanekaragaman tugas (X1.1)
- identitas tugas (X1.2)
- keberartian tugas (X1.3)
- otonomi (X1.4)
- umpan balik (X1.5)

Keanekaragaman
Tugas (X1.1)
Identitas
Tugas (X1.2)
Keberartian
Tugas (X1.3)

Job Characteristic
(X1)

Otonomi
(X1.4)
Umpan Balik
(X1.5)

Model Pengukuran
I

,41 Indikator (CFA) valid bila


e5

x1.5

e4

x1.4

e3

x1.3

e2

x1.2

e1

x1.1

-,90

,33
,37
,61
,39,63
,93
,86

Goodness of Fit Index


(GFI) > 0.90
Goodness of fit

,64
,57
Karakteristik
pekerjaan

Chi square=7,693
df=4
p=,103
cmindf=1,923
GFI=,984
AGFI=,940
TLI=,968
CFI=,987
NFI=,974
RMSEA=,070
RMR=,013
PGFI=,262

Kepemimpinan Transformasional
(Transformational Leadership)
X2

ad. Penilaian seorang karyawan terhadap atasan


langsung sebagai manajernya dalam mempengaruhi,
memotivasi, membantu, dan menghargai mereka
sebagai bawahan.

Indikator pengukur, sbb:


- pengaruh individual (X2.1)
- motivasi inspiratif (X2.2)
- stimulasi intelektual (X2.3)
- pertimbangan individual (X2.4)

Pengaruh
Individual (X2.1)
Motivasi
Inspiratif (X2.2)
Pertimbangan
Individual (X2.4)
Stimulasi
Intelektual (X2.3)

Transformational
Leadership
(X2)

Model Pengukuran
II

1.02
e6

x2.1

e7

x2.2

e8

x2.3

e9

x2.4

Indikator (CFA) valid bila


Goodness of Fit Index
(GFI) > 0.90

.44 1.01
.66
Kepemimpinan
.33
.58
transformasional
.91
.82

Goodness of fit
Chi square=32.244
df=2
p=.000
cmindf=16.122
GFI=.934
AGFI=.669
TLI=.837
CFI=.946
NFI=.943
RMSEA=.283
RMR=.025
PGFI=.187

Status
Sosial (X3.1)
Wewenang
(X3.2)
Tanggung Jawab
(X3.3)
Penghasilan
(X3.4)

Promotion
Opportunity
(X3)

Model Pengukuran
III

Peluang Promosi
(Promotion Opportunity)
X3

ad. Peningkatan karir atau jabatan pada level


yang lebih tinggi.

Indikator pengukur, sbb:


- status sosial (X3.1)
- wewenang (X3.2)
- tanggung jawab (X3.3)
- penghasilan (X3.4)

Indikator (CFA) valid bila


Goodness of Fit Index
(GFI) > 0.90

.19
e10

x3.1

e11

x3.2

e12

x3.3

e13

x3.4

.28 .44
.53

.69
.83

.49.70

Peluang
promosi

Goodness of fit
Chi square=10.992
df=2
p=.004
cmindf=5.496
GFI=.972
AGFI=.858
TLI=.831
CFI=.944
NFI=.934
RMSEA=.154
RMR=.022
PGFI=.194

Pengakuan
(Y1.1)
Kompetensi
(Y1.2)
Pengawasan
(Y1.3)

Job Satisfaction
(Y1)

Model Pengukuran
IV

Definisi Operasional:

Kepuasan Kerja
(Job Satisfaction)
Y1
ad. Perasaan puas yang dialami seorang
karyawan dari dalam dirinya maupun atas
kebijakan-kebijakan organisasinya.
Indikator pengukur, sbb:
- pengakuan (Y1.1)
- kompensasi (Y1.2)
- pengawasan (Y1.3)

.46
e16
e15
e14

y1.3

Indikator (CFA) valid bila


Goodness of Fit Index
(GFI) > 0.90

.68
.63
.79
y1.2
.62.79
y1.1

Kepuasan
kerja

Goodness of fit
Chi square=.000
df=0
p=\p
cmindf=\cmindf
GFI=1.000
AGFI=\AGFI
TLI=\TLI
CFI=\CFI
NFI=\NFI
RMSEA=\RMSEA
RMR=\RMR
PGFI=\PGFI

Affective
Commitment
(Y2.1)
Continuance
Commitment
(Y2.2)
Normative
Commitment
(Y2.3)

Organization
Commitment
(Y2)

Model Pengukuran
V

Definisi Operasional:

Komitmen Organisasi
(Organization Commitment)
Y2

ad. Keterlibatan dan keterikatan seorang karyawan


yang didasari oleh keinginan, kebutuhan, dan
keharusan pada organisasi yang
mempekerjakannya.

Indikator pengukur, sbb:


- affective commitment (Y2.1)
- continuan commitment (Y2.2)
- normative commitment (Y2.3)

.60
e17
e18
e19

y2.1

.53
.73
y2.2
.51.72
y2.3

.78

Indikator (CFA) valid bila


Goodness of Fit Index
(GFI) > 0.90
Komitmen
organisasi

Goodness of fit
Chi square=.000
df=0
p=\p
cmindf=\cmindf
GFI=1.000
AGFI=\AGFI
TLI=\TLI
CFI=\CFI
NFI=\NFI
RMSEA=\RMSEA
RMR=\RMR
PGFI=\PGFI

Keinginan
Meninggalkan
Organisasi
(Y3.1)
Keinginan Mencari
Pekerjaan Baru
(Y3.2)

Turnover Intention
(Y3)

Pertimbangan
Meninggalkan
Organisasi (Y3.3)
Keputusan
Meninggalkan
Organisasi
(Y3.4)

Model Pengukuran
VI

Definisi Operasional:

Keinginan untuk keluar


(Turnover Intention)
Y3

ad. Perasaan seorang karyawan untuk keluar dari


organisasi yang mempekerjakannya.

Indikator pengukur, sbb:


- keinginan meninggalkan organisasi (Y3.1)
- keinginan mencari pekerjaan baru (Y3.2)
- pertimbangan meninggalkan organisasi (Y3.3)
- keputusan meninggalkan organisasi (Y3.4)

Indikator (CFA) valid bila


Goodness of Fit Index
(GFI) > 0.90

.86
e1

y3.11

-.92

.93

.85
e2

.92

y3.12

.74
.86
e3

y3.21

.85
.72

e4

y3.22

Turnover
intention

Goodness of fit
Chi square=.865
df=1
p=.352
cmindf=.865
GFI=.998
AGFI=.977
TLI=1.001
CFI=1.000
NFI=.999
RMSEA=.000
RMR=.008
PGFI=.100

Model Struktural

Model Struktural
Keanekaragaman Identitas Keberartian
Tugas (X1.1) Tugas (X1.2)Tugas (X1.3)
Pengakuan
(Y1.1)

Karakteristik
Pekerjaan
(X1)

H1
H3
H2

Otonomi
(X1.4)
Kompensasi
(Y1.2)

Organisasi

Pengawasan
(Y1.3)

Kepuasan Kerja
(Y1)

H11

H6
H10
H5

Keinginan Mencari
Pekerjaan Baru (Y3.2)

Keputusan
Meninggalkan
Organisasi (Y3.4)

Turnover Intention
(Y3)

H9
H12

H8

(Y3.1)

Pertimbangan
Meninggalkan
Organisasi (Y3.3)

H4 H7

Kepemimpinan
Transformasional
(X2)

Peluang Promosi
(X3)

Keinginan Meninggalkan

Umpan Balik
(X1.5)

Komitmen Organisasi
(Y2)

Affective Commitment
(Y2.1)
Continuan Commitment
(Y2.2)
Normative Commitment
(Y2.3)

Status
Sosial (X3.1)

Wewenang
(X3.2)

Tanggung Jawab
(X3.3)

Penghasilan
(X3.4)

Pengaruh
Motivasi
Stimulasi
Pertimbangan
Individual (X2.1) Inspiratif (X2.2) Intelektual (X2.3) Individual (X2.4)

.20
5

e1

e2

.84

.41

x1.1

x1.2

.92

EST

e6

e7

e8
e9

IMA
TE

x2.1
x2.2
x2.3

e4

e3

.38
x1.3

.31
x1.4

.62 .56

.64

e5

.42
x1.5

.65

-.11

.73

.70

y1.2

y1.3

Kepuasan
kerja

-.32

.15

x2.4

.38
-.27
.52

-.14

Peluang
promosi

x3.1

x3.2

e11

e10

.24

.75

x3.3

e12

.56

y2.2

y2.3

e17

e18

e19

x3.4

e13

d2

.73
.70
.49
.53

y2.1

y3.1

e20

.90

.95
y3.2

Komitmen
organisasi

.70
.49

Turnover
intention

.32

.17

.91

d3

.65.95

-.26

.90.95

.85
.72

d1

.16

Kepemimpinan
transformasional

.40
.49
.16
.24

.42

.75 .65
.58

.82

.13

.96

e16

.56

y1.1

(KO
RE EFIS
GR
.92
E S I IE N JA
)
LUR
.38
.62

e15

.68

Karakteristik
pekerjaan

.49

e14

e21

Goodness of fit
Chi square=285.524
df=173
p=.000
cmindf=1.650
GFI=.880
AGFI=.840
TLI=.937
CFI=.948
NFI=.880
RMSEA=.059
RMR=.050
PGFI=.659

Regression Weights
Pengaruh Antar Variabel

UJI t

Probabili
tas

Estimate

C.R.

2.138
10.392

0.032
0.000

Kepuasan Kerja
Kepuasan Kerja

<-<--

Kepemimpinan Transformasional

0.133
0.734

Kepuasan Kerja

<--

Peluang Promosi

0.154

2.244

0.025

Komitmen Organisasi

<--

Karakteristik Pekerjaan

0.158

2.218

0.027

Komitmen Organisasi

<--

Kepemimpinan Transformasional

0.324

2.658

0.008

Komitmen Organisasi

<--

Peluang Promosi

0.175

2.206

0.027

Komitmen Organisasi

<--

Kepuasan Kerja

0.381

2.796

0.005

Turnover Intention

<--

Karakteristik Pekerjaan

-0.113

-2.086

0.037

Turnover Intention

<--

Kepemimpinan Transformasional

-0.260

-2.798

0.005

Turnover Intention

<--

Peluang Promosi

-0.144

-2.356

0.018

turnoverIntention

<--

Komitmen Organisasi

-0.272

-2.818

0.005

Turnover Intention

<--

Kepuasan Kerja

-0.315

-2.855

0.004

Karakt eristik Pekerjaan

Daftar Bacaan:
Cooper, D.R. Dan Emory, C.W. (1997). Business Research Methods. (6 th Ed). Mc.Graw Hill.
Kuncoro, M. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis?. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Nazir, M. (2000). Metode Penelitian. Jakarta Ghalia Indonesia.
Malhotra, N.K. (2004). Marketing Research: An Applied Orientation. (4 th ed). New Jersey: Prentice Hall.
Singarimbun, M dan Effendi, S. (1995). Metode Penelitian Survei, Jakarta, LP3ES.
Zikmund, W.G. (2002). Business Research Method. (7 th ed).
Anggraini Sri. (1979). "Populasi dan Sampel", Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta.
James, A. Davits. (1971) Elementary Survey Analysis.
Nugroho. (1985). Rumus-Rumus Statistika Serta Penerapanya. CV.Rajawali, Jakarta.
Spiegel-R Murray. (1972) Elementary Sampling Theory, Theory And Problems of Statistic, Mc. Graw Hill Book,
Company.
Sekaran Uma. (2003). Research Methods For Business: A Skill Building Approach Forth Edition. John Wiley & Sons,
Inc.
Utomo Budi. (1988). "Prinsip-Prinsip Analisis Statistik", pada Penataran & Lokakarya Biostatistik FKM se
Indonesia, Jakarta, Februari-Maret.
Ferdinand, A. 92002). Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen: Aplikasi Model-Model Rumit
Dalam Penelitian Untuk Tesis Magister dan Disertasi Doktor. Semarang: Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro.
Hair, J.F.Jr., Ralph A.E., Taham R., and William B.C. (2002). Multivariate data analysis. Fifth Edition. Singapure:
Prentice-Hall International, Inc.
Anzwar, S. (1998). Metode penelitian. Edisi I. Cetakan I. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Imam Ghozali. (2001). Aplikasi Analisis Multivariate. (Badan Penerbit UNDIP).
Imam Ghozali. (2006). Analisis Multivariate Lanjutan. (Badan Penerbit UNDIP).

terima kasih
T u h a n Memberkati
kini, esok, danselamanya

Pokok Bahasan (a)


Metode Penelitian
4.1 Jenis Penelitian
4.2. Jenis Data
4.3. Metode Pengumpulan Data
4.4 Populasi dan Sampel
4.5. Definisi Operasional Variabel
4.6. Pengujian Instrumen Penelitian
4.7.Teknik Analisis

Pokok Bahasan (b)


Hasil Penelitian dan Pembahasan
Deskripsi Obyek (jika ada)
Deskripsi Responden (jika ada)
Deskripsi Variabel
Deskripsi Hasil
Pembahasan
Temuan dan Implikasi Manajerial
Keterbatasan, dan
Penelitian Selanjutnya

Pokok Bahasan (c)


Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan Teoritik
Kesimpulan Integratif
Saran Praktik

Bila SAUDARA/I diperhadapkan


dengan beberapa judul proposal
penelitian yang diajukan oleh
mahasiswa/i, adakah
pertanyaan:
Apakah jenis penelitian dari
proposal usulan anda
(mahasiswa/i) ?.

Beberapa contoh judul


penelitian:
Pengaruh Perdagangan Bebas ACFTA
terhadap Potensi Pembiayaan Daerah Di
Kalimantan-Sulampua (BI Cabang Manado,
2010).
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan
Tingkat Bunga Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Dan Pengangguran Melalui
Investasi Swasta Dan Ekspor Di Sulawesi
Utara (Vekie A. Rumate, 2009).

Beberapa contoh judul penelitian:


Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Saham, Resiko
Sistematis Perusahaan, Likuiditas Saham Dan
Diversifikasi Usaha Terhadap Struktur Modal,
Pertumbuhan Perusahaan, Arus Kas Bebas Dan
Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di
Indonesia (Parengkuan Tommy, 2009).
Analisis Value Enhancment Role Dan Komitmen
Pejabat Dan Pengelola Keuangan Terhadap
Pelaksanaan Standar Akuntansi Pemerintahan
Dalam Rangka Meningkatkan Good Governance
Dan Kinerja Pada Pemerintah Propinsi Jawa Timur
(Diah Ekaningtias, 2010).
Analisis Penetapan Tarif Pajak Hiburan, dan
Dampaknya Terhadap PAD Kota Manado.

Beberapa contoh judul penelitian:


Pengaruh Budaya Organisasi, Teknologi
Informasi, Intensitas Persaingan, Strategi
Bersaing, Dan Inovasi Terhadap Kinerja
Perusahaan Perhotelan Di Sulawesi Utara
(Bernhard Tewal, 2009).
Pengaruh Kebanggaan, Kepercayaan,
Kualitas Layanan dan Nilai Konsumen
Terhadap Kepuasan dan Perilaku Membeli
Ulang Wanita Karir Pada Pasar Swalayan Di
Manado (Altje L. Tumbel, 2009).

1. Jenis Penelitian
Tujuan
Dasar
Terapa
n

Eksplan
Metode
Analisis
asi

Survey
Ex Post

Facto

Deskri

psi

Eksperimen

Komparati

Naturalistik
Policy

Asosiat

Research
Action
Research
Evaluasi
Sejarah

if

Kuantita

tif

Kualita

tif
Gabung

an
Masa Lalu
Masa
Sekarang
Masa
Depan

Menurut Tujuan
Penelitian Dasar
Perhatian utama terletak pada
kesinambungan integritas dari ilmu
pengetahuan itu sendiri.

Penelitian Terapan
Perhatian utama terletak pada aplikasi
kegunaan penelitian (memecahkan
masalah praktis).
Dalam kasus bisnis, penelitian ini
berguna untuk memecahkan masalah
yang dihadapi manajer, seperti

Menurut Metode (a)


Penelitian Survey
Penelitian yang mengambil sampel dari
populasi dengan menggunakan
kuesioner.

Penelitan Ex Post Facto


Penelitian terhadap peristiwa yang telah
terjadi untuk mengetahui penyebab
suatu masalah.

Penelitan Eksperimen
Penelitian yang menggunakan kelompok
kontrol

Menurut Metode (b)


Penelitian Naturalistik
Pengukapan sebuah fenomena yang
sementara berlangsung secara alamiah.

Policy Research
Bertujuan untuk pengambilan kebijakan.

Action Research
Bertujuan untuk mengubah suatu situasi dan
perilaku.

Penelitian Sejarah
Untuk merekronstruksi peristiwa masa lalu
dengan menekankan pada waktu terjadinya
peristiwa tsb.

Menurut Eksplanasi
Penelitian Deskriptif
Untuk menjelaskan sebuah peristiwa dalam bentuk
uraian, tabel, gambar, dan grafik mengenai satu
atau beberapa variabel tanpa membandingkan
atau menghubungkan variabel-variabel tersebut.

Penelitian Komparatif
Bertujuan untuk membandingkan dua atau lebih
variabel yang diteliti.

Penelitian Asosiatif
Bertujuan untuk mengetahui hubungan/pengaruh
antara dua atau lebih variabel.

Menurut Analisis
Analisis Kuantitatif
Penelitian yang menekankan hasil
perhitungan dalam bentuk angka atau
kuantum.

Analisis Kualitatif
Penelitian bersifat deskriptif secara
tertulis maupun lisan dari obyek yang
diamati.

Analisis Gabungan

Apakah uraian mengenai jenis


penelitian penting dikemukakan
dalam sebuah laporan penelitian ?.
Selanjutnya, dimanakah Saudara
menemukan penjelasan mengenai
jenis penelitian ?.

BAB VI
4.1. Jenis Penelitian
Studi ini ditinjau dari tingkat eksplanasinya termasuk
jenis penelitian asosiatif, dan ditinjau dari pendekatan
analisisnya diklasifikasikan ke dalam metode
kuantitatif. Menurut Anzwar (1998:5) studi dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan
analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang
diolah dengan metode statistika. Lebih lanjut,
dikatakan bahwa pendekatan kuantitatif dilakukan
pada studi inferensial (dalam rangka pengujian
hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya
pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis
nihil (Anzwar, 1998:5).

Metode kuantitatif digunakan dengan


pertimbangan yang melandasi, yaitu studi ini
berbentuk paradigma jalur, dengan teknik
analisis statistik yang dinamakan Structural
Equation Modeling (SEM). Menurut Hair et al.
(2002:67) dengan menggunakan SEM
memungkinkan dilakukannya analisis terhadap
serangkaian hubungan secara simultan
sehingga memberikan efisiensi secara
statistik.
Menurut Sugiyono (2002:11) studi asosiatif
merupakan studi yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antar dua variabel atau
lebih. Pada jenis penelitian ini, asosiatif
dimaksudkan untuk menguji pengaruh variabel
X dan W terhadap Z melalui Y. dstnya. NEXT

Bila jenis penelitian mahasiswa


(misal asosiatif atau survei), maka
jenis data apa yang diperlukan
mahasiswa ?.

2. Jenis Data
Berdasarkan SUMBER
Data Primer dan Sekunder

Berdasarkan JENIS
Data Numerik (kuantitatif) dan Kategorik (Kualitatif)

Berdasarkan PENGUKURAN
Data Diskrit dan Kontinyu

Berdasarkan KETERSEDIAAN
Data Internal dan Eksternal

Berdasarkan SKALA
Nominal, Ordinal, Interval, dan Rasio

Berdasarkan SUMBER
Data Primer
Data yang didapatkan atau dikumpulkan
sendiri.
Misalnya : dengan melakukan wawancara,
observasi atau pengukuran di lapangan.

Data Sekunder
Data yang didapatkan atau dikumpulkan
dari pihak lain (penyedia data).
Misalnya: BPS, BEI, dll.

Berdasarkan JENIS
Data Numerik (kuantitatif)
Data dinyatakan dalam besaran numerik
(angka).
Misalnya: PDRB, Inflasi, dll.
Data Kategorik (Kualitatif)
Data diklasifikasikan berdasarkan kategori
tertentu.
Misalnya: Kategori Usaha (besar, sedang,kecil),
dll.

Catatan:
Statistika mensyaratkan bentuk data numerik.
Data kategorik terlebih dahulu harus diubah ke bentuk

Berdasarkan PENGUKURAN
Data Diskrit
Data yang dinyatakan dalam bilangan cacah.
Misalnya: Banyak produk yang gagal: 128 unit
Banyak kesalahan yang dibuat: 77
kesalahan/halaman program. Banyak pengunjung
website: 24 orang/menit, dll.

Data Kontinyu
Data yang dinyatakan dalam bilangan pecahan.
Misalnya: Waktu produksi = 58.15 menit, Biaya
produksi = $396.49 Volume: 250 ml, Berat: 42.12 gr,
Jarak: 67.49 km, dll.

Berdasarkan KETERSEDIAAN
Data Internal
Data yang berasal dari obyek penelitian,
baik berupa informasi yang siap di
analisis maupun data mentah yang
harus diolah.
Misalnya: Data penjualan perusahaan

Data Eksternal
Data yang bukan berasal dari obyek
penelitian.
Misalnya: Data BPS, SUSENAS, BEI, dll

Berdasarkan Skala
Pengukuran
Berdasarkan Skala Pengukuran
Nominal, Ordinal, Interval, dan Rasio
Skala
Nomin
al
Ordina
l
Interv
al
Rasio

Membeda
kan

Tingkat
an

Jarak

Nol
Mutlak

Data Nominal
Data diperoleh dengan tujuan
kategorisasi obyek atau subyek yang
diteliti.
Angka atau huruf hanya bersifat
kategori untuk membedakan (dapat
dibolak balik), tidak mengandung
tingkatan dan jarak/interval.
Contoh: gender (L/P), jenis pekerjaan,
status (menikah/bujang), dll.

Data Ordinal
Selain melakukan kategorisasi, data
dapat diurutkan berdasarkan
tingkatan.
Bersifat tingkatan (urutan), tetapi
jarak (interval)Sangat
antarPuas
kategori tidak
ada/tidak sama.
Puas
Kurang Puas
Misalnya:
Tidak Puas

Data Interval
Memiliki sifat seperti pada data
nominal dan ordinal.
Jarak satu kategori dengan kategori
lainnya jelas, namun antar
jarak/interval satu dengan lainnya
tidak dapat dibandingkan.

Data Interval (contoh 1)


Below are the attributes used by many
customers to select a restaurant. Give
rangking for each attribute from 1 for the
attribute that you consider as the most
important, to 7 for the attribute that you
consider as the least important, when you
select a restaurant. .
Price
Service Speed
Location
Consistency
of
Food
Food
Staff Variation
Portion
Friendliness
Size

.
.
.
.
.
.

Data Interval (contoh 2)


From the range 1 to 5 below, give
rating on the lates fast-food
restaurant you visited, where 1 for
extremely unsatisfying to 5
extremely satisfying:
Unsatisfying
Satisfying
Price
Service Speed
Consistency
of
Food
Food Variation
Staff
Friendliness

1
1
1
1
1

2
2
2
2
2

3
3
3
3
3

4
4
4
4
4

5
5
5
5
5

Data Rasio
Data yang memiliki sifat seperti pada data
nominal, ordinal, dan interval.
Contoh: Umur, Pendapatan, Pengeluaran, dll.

Data ini dapat dibandingkan secara


absolut
Pengeluaran/Bulan Ami sebesar Rp. 3 Juta,
dan Ima Rp. 6 Juta.
Bila dibandingkan maka pengeluaran/bulan
Ima adalah 2x lebih besar dari Ami.

Data ini memiliki angka nol mutlak.


NEXT

Bila data yang diperlukan telah


diinventaris, bagaimana mahasiswa/i
memperoleh data yang diperlukan ?.

3. Metode Pengumpulan
Data
Pengamatan Langsung: check list, video dan
kamera
Eksperimen
In-depth interview: tape recorder dan buku
catatan
Kuisioner (Angket): daftar Pertanyaan
Focus Group: diskusi dengan beberapa
informan dalam kelompok kecil
Dokumentasi: arsip, catatan, laporan.
Dll.

Bila jenis data telah diketahui, dan


metode pengumpulan data telah
ditetapkan, maka selanjutnya,
dimanakah Saudara menemukan
penjelasan mengenai jenis dan
metode pengumpulan data ?.

BAB III
3.1. Jenis Penelitian (Rancangan Penelitian)

3.2. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data


Jenis data dalam penelitian ini berdasarkan sumbernya adalah
termasuk jenis data primer, yaitu data mengenai
tanggapan/respon pelanggan atas beberapa atribut produk,
pelayanan, dan harga.
Ditinjau dari skala pengukuran, jenis data yang dibutuhkan
adalah data nominal dan interval. Data nominal mengenai
identitas pelanggan, dan data interval mengenai nilai atau skor
tanggapan pelanggan.
Untuk mendapatkan data mengenai tanggapan pelanggan, pada
penelitian ini akan menggunakan kuisioner. Informasi (data)
lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini, antara lain
(sebutkan sumber data dan metode pengambilan data tersebut)

BAB IV
4.1. Jenis Penelitian (Rancangan Penelitian)

4.2. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data


Jenis data dalam penelitian ini berdasarkan
sumbernya termasuk jenis data sekunder, dan
berdasarkan ketersedian data termasuk data
eksternal. Data yang dimaksud, yaitu Sulut Dalam
Angka, SUSENAS. Data ini diperoleh dari BPS Sulut
melalui metode dokumentasi.
Untuk mendapatkan data lainnya, peneliti
melakukan wawancara dengan beberapa pimpinan
SKPD SULUT, antara lain, dinas kesehatan dan
dinas pedidikan.

Pertimbangan Pemilihan Metode


Pengumpulan Data
Judul, Masalah, Tujuan penelitian
Pada judul, masalah, dan tujuan penelitian
terkandung jenis dan macam variabel yang di
teliti, sehingga atas dasar variabel tersebut di
rancang instrumen yang sesuai.

Jumlah sampel penelitian


Apabila jumlah sampelnya besar, tentu saja
peneliti tidak mampu menggunakan metoda
wawancara atau observasi. Metoda angket
mungkin yang lebih tepat dengan instrumen
angket.

Pertimbangan Pemilihan Metode


Pengumpulan Data

Lokasi penelitian
Apabila lokasi penelitian meliputi daerah yang
luas, akan lebih efektif jika menggunakan
metoda angket.

Tenaga pengumpul data


Apabila tenaga pengumpul data banyak, dan
responden sedikit, maka dapat menggunakan
wawancara atau observasi. Tetapi jika tenaga
pengumpul data kurang, sebaiknya di pakai
angket.

Biaya dan waktu


Apabila biaya dan waktu yang tersedia
terbatas, sebaiknya digunakan kuesioner atau

Pertimbangan Pemilihan Metode


Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan


Jika ingin mengorek data yang lebih dalam,
metoda wawancara dengan instrumen
kuesioner atau alat perekam.

Dalam prakteknya, metoda pengumpulan


data dan instrumen pengumpul data
yang di pakai dalam suatu penelitian
tidaklah tunggal tetapi kombinasi dari
beberapa metoda dan jenis instrumen
sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan


Metode Pengumpulan Data
Data Dibutuhkan
(Variabel
Penelitian)

Data
BEI,
BPS,
Pubikasi,
Instansi
Terkait
Laporan
Keuangan
PT X
Tanggapan
Konsumen,
Respon
Layanan
Publik,
Persepsi Karyawan
Pola
Kehidupan
Suatu Masyarakat

Jenis Data
Sekunder,
Eksternal
Sekunder,
Internal

Metode
Pengumpulan
Data
Dokumentasi
Dokumentasi

Primer
NOIR

Angket,
Wawancara

Kategorik,
Kualitatif,
Nominal,
Ordinal

Pengamatan,
Wawancara,
Focus Group

Pertimbangan Pemilihan Metode


Pengumpulan Data

Pengadaan Instrumen
Apabila instrumen penelitian sudah
tersedia, peneliti dapat
mempergunakannya untuk
pengumpulan data. Tetapi apabila
instrumen tersebut belum tersedia maka
peneliti harus dapat menyusun sendiri,
dan melakukan uji validitas dan
reliabilitas.

Selanjutnya,
siapakah unit analisis, populasi
(populasi target dan akses) ?, dan
apa obyek dan subyek penelitian ini ?,

siapakah respondennya (informan)


atau sumber informasi (data)?,
teknik apa yang tepat untuk
pengambilan sampel?

4. Populasi dan Sampel

Populasi dan Unit Analisis


Obyek dan Subyek Penelitian
Responden (Informan)
Sampel dan Teknik Sampel

Populasi
Sekumpulan obyek, orang, atau keadaan yang
paling tidak memiliki satu karakteristik umum yang
sama (Furqon, 2001:135).
Sekumpulan obyek, orang, atau keadaan yang
menjadi perhatian peneliti dan akan digunakan oleh
peneliti untuk menggeneralisasikan hasil
penelitiannya (Fraenkel, 1990:84).
Wilayah generalisasi yang terdiri atas;
obyek/subyek mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono,2003:55).

Populasi
Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi,
karena satu orang mempunyai berbagai karateristik,
misalnya kepemimpinan , kepribadian, dan ciri-ciri
lainnya.
Misalnya: penelitian mengenai kepribadian dan gaya
kepemimpinan seorang manajer atau kepala daerah, maka
yang menjadi samapel adalah semua karateristik yang
dimiliki manajer atau kelapa daerah tersebut.

Dalam bidang kedokteran satu orang sering


bertindak sebagai populasi.
Darah yang ada pada setiap orang adalah populasi.
Untuk pemeriksaan darah, cukup mengambil beberapa
tetes darah yang ada pada orang tersebut.

Sampel
Idealnya, suatu penelitian dilakukan terhadap
populasi (sensus).
Umumnya dalam penelitian survei, dapat
dilakuan pada sebagian dari unsur-unsur (unit
analisis) populasi yang akan diteliti.
Penelitian pada sebagian dari unsur-unsur
populasi dinamakan sampel.
Agar dapat dilakukan generalisasi, sampel harus
benar-benar dapat mewakili populasi.
Karena itu, harus diperhatikan besaran sampel
dan teknik pengambilan sampel.

Sampel
Besaran sampel dan teknik pengambilan
sampel sangat terkait dengan besaran
jumlah populasi: apakah finit (definite)
atau infinit (indefinite).
Populasi finit adalah jumlah populasi yang
anggotanya dapat dihitung atau terbatas.
Populasi infinit adalah jumlah populasi
yang anggotanya terlalu banyak atau tak
teridentifikasi dan tak dapat dihitung.

Membedakan Obyek, Subyek,


Unit Analisis, Responden, dan
Sumber Data (Informasi)

Pengaruh kepuasan pelanggan terhadap


loyalitas pelanggan hotel berbintang di
Manado

Untuk
melaksanakan
penelitian,
seorang
peneliti
membutuhkan
informasi atau data.
Sumber
informasi
(reponden/informan) berasal dari:

manajemen hotel

karyawan

konsumen atau pelanggan, dan

pemerintah Kota Manado.

Sumber Informasi
Manajemen hotel: pihak yang menetapkan
kebijakan hotel.
Karyawan: pihak yang mengimplementasikan
bentuk layanan yang memuaskan konsumen.
Konsumen atau pelanggan: pihak yang
merasakan layanan pihak hotel.
Pemerintah Kota Surabaya: pihak yang
membut peraturan daerah mengenai
perhotelan.

Responden # Subjek
Pelanggan yang merupakan tempat
variabel melekat (kepuasan dan
loyalitas) adalah subjek penelitian.
Pelanggan adalah responden karena
dapat memberikan informasi yang
diperlukan.
Pelanggan adalah sumber informasi
karena daripadanya dapat diperoleh
data penelitian.

Responden # Subjek
Manajemen hotel, karyawan, dan
pemerintah kota surabaya bukan
subjek penelitian, karena bukan
tempat variabel yang diteliti berada.
Manajemen hotel, karyawan, dan
pemerintah kota surabaya merupakan
responden karena dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan, sekaligus
sebagai sumber data.

Responden # Subjek
Bila dalam judul yang muncul nama
hotel X, berarti pemerintah kota
surabaya bukan sebagai responden
maupun sebagai sumber data
penelitian.
Sumber data lainnya dapat berasal
dari BPS, Kantor Pariwisata Kota
Surabaya, PHRI, dll.

Responden Sumber
Informasi
Sumber-sumber informasi dinamakan
responden penelitian (pada penelitian
kualitatif
atau
alternatif
disebut
informan).
Responden penelitian adalah sumber
informasi yang diperlukan dalam
sebuah penelitian.
Subjek dan objek penelitian ini disebut
satuan analisis (units of analysis) atau
unsur-unsur populasi.

Responden Sumber
Informasi
Subjek Penelitian: benda, hal atau orang
tempat data untuk variabel penelitian
melekat, dan yang dipermasalahkan.
Responden Penelitian: orang yang
dapat merespons, memberikan
informasi tentang data penelitian.
Sumber Informasi (Data): benda, hal
atau orang tempat peneliti mengamati,
membaca, atau bertanya tentang data.

Subjek, Objek Penelitian dan


Unit Analisis
Dalam sebuah penelitian, subjek dapat lebih dari
satu. Misalnya, kepuasan kerja karyawan dan
manajer terhadap kinerja organisasi pada hotel
X.
Unit analisis (unsur populasi) adalah satuan dari
obyek dan subjek yang dianalisis.
Bila subjek penelitian adalah manajer hotel, berarti
unit analisisnya adalah manajer dan hotel.
Tempat dimana subjek penelitian berada
dinamakan objek penelitian.

Besaran Sampel
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan
dengan ukuran sampel. Jumlah sampel
yang diharapkan 100% mewakili populasi
adalah sama dengan jumlah anggota
populasi itu sendiri.
Keberadaan
sampel
diperlukan
untuk
menutupi kendala waktu, tenaga, dan dana.
Makin besar jumlah sampel mendekati
populasi,
maka
peluang
kesalahan
generalisasi semakin kecil dan sebaliknya.

Besaran Sampel
Tabel penentuan jumlah sampel dari
populasi yang dikembangkan Isaac dan
Michael.
Misalnya: populasi sebanyak 200 orang
sebagai subjek penelitian dengan tingkat
kesalahan 1% sebanyak 154 orang (Sugiyono,
2004).

Untuk SEM, menurut Hair et al. (2002:23)


bahwa ukuran sampel yang sesuai adalah
minimal 100-200.

Populasi Tidak Diketahui


Penentuan Jumlah Sampel :
Jumlah anggota sampel dapat dihitung
berdasarkan formula Zikmund :

(ZS)

n = 2
dimana :
n = jumlah sampel ;
Z = jumlah sampel yangE
sudah
distandardisasi sesuai derajat keyakinan ;
S = deviasi standar sampel atau estimasi
deviasi standar populasi;
E = tingkat kesalahan yang ditolerir.

Populasi Tidak Diketahui


Contoh : seorang peneliti, yang
mempelajari pengeluaran para wanita
membeli produk kosmetik, menginginkan
derajat kepercayaan 95 % (berarti nilai Z
= 1,96), perkiraan deviasi standar $ 29
(S), dan rentang kesalahan (E) kurang dari
$ 2.
(ZS)

n =

[(1,96)
n =
(29)]2
2
= 808

Populasi Diketahui
Penentuan Jumlah Sampel :
Jumlah anggota sampel dapat dihitung berdasarkan formula
Slovin:

N = n/N(d)2 + 1
n = sampel;
N = populasi;
d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.

Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat


kesalahan yang dikehendaki adalah 5%, maka
jumlah sampel yang digunakan adalah :
N = 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan
95

Subjek Penelitian, Populasi, dan


Sampel
Total keseluruhan dari subjek
penelitian adalah populasi.
Jumlah tertentu yang memiliki
karakteristik tertentu sebagai
representatif dari populasi disebut
sampel.
Teknik sampling adalah teknik untuk
pengambilan sampel penelitian.

Pertimbangan Besaran
Sampel
Jumlah sampel yang diambil menjadi persoalan
penting manakala jenis penelitian yang dilakukan
menggunakan analisis kuantitatif. Pada penelitian
kualitatif, besaran sampel bukan menjadi nomor
satu, karena yang dipentingkan kekayaan
informasi. Walau jumlahnya sedikit tetapi jika
kaya akan informasi, maka sampelnya lebih
bermanfaat.
Selain tingkat kesalahan, ada lagi beberapa
faktor lain yang perlu memperoleh pertimbangan
yaitu, (1) derajat keseragaman, (2) rencana
analisis, (3) biaya, waktu, dan tenaga yang
tersedia (Singarimbun dan Effendy, 1989).

Pertimbangan Besaran
Sampel
Selain tingkat kesalahan, yang perlu
dipertimbangankan yaitu, (1) derajat
keseragaman, (2) rencana analisis, (3) biaya,
waktu, dan tenaga yang tersedia (Singarimbun
dan Effendy, 1989).
Makin tidak seragam karakter setiap elemen
populasi, makin banyak sampel yang harus
diambil. Jika rencana analisisnya mendetail
maka jumlah sampelnya pun harus banyak.
Misalnya di samping ingin mengetahui sikap
konsumen terhadap kebijakan perusahaan,
peneliti juga bermaksud mengetahui hubungan
antara sikap dengan tingkat pendidikan. Agar
tujuan ini dapat tercapai maka sampelnya harus

Pertimbangan Besaran
Sampel

Misalnya, jumlah bank yang dijadikan populasi penelitian


ada 400 buah. Pertanyaannya adalah, berapa bank yang
harus diambil menjadi sampel agar hasilnya mewakili
populasi?. 30?, 50? 100? 250?. Jawabnya tidak mudah. Ada
yang mengatakan, jika ukuran populasinya di atas 1000,
sampel sekitar 10 % sudah cukup, tetapi jika ukuran
populasinya sekitar 100, sampelnya paling sedikit 30%, dan
kalau ukuran populasinya 30, maka sampelnya harus 100%.
Menurut Gay dan Diehl (1992)
Penelitian
Penelitian
Penelitian
Penelitian

deskriptif, sampelnya 10% dari populasi,


korelasional, paling sedikit 30 sampel,
perbandingan kausal, 30 sampe per kelompok, dan
eksperimen 15 sampel per kelompok

Pertimbangan Besaran
Sampel
Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah
antara 30 500.
Bila dalam penelitian akan melakukan analisis
dengan multivariate (mis.korelasi, regresi ganda)
maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari
jumlah variabel yang diteliti. Mis. Variabel
penelitiannya ada 5 (independen+dependen) maka
jumlah anggota sampel = 10 X 5 = 50.
Untuk penelitian eksperimen yang sederhana yang
menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing
antara 10 -20 (Roscoe dalam Sugiyono (2006:101).

Pertimbangan Besaran
Sampel
Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran (1992)
memberikan pedoman penentuan jumlah sampel
sebagai berikut:
Sebaiknya ukuran sampel di antara 30 s/d 500 elemen
Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel
(laki/perempuan, SD?SLTP/SMU, dsb), jumlah minimum
subsampel harus 30
Pada penelitian multivariate (termasuk analisis regresi
multivariate) ukuran sampel harus beberapa kali lebih
besar (10 kali) dari jumlah variable yang akan dianalisis.
Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan
pengendalian yang ketat, ukuran sampel bisa antara 10
s/d 20 elemen.

Pertimbangan Besaran
Sampel

Champion (1981) mengatakan bahwa sebagian besar


uji statistik selalu menyertakan rekomendasi ukuran
sampel. Dengan kata lain, uji-uji statistik yang ada
akan sangat efektif jika diterapkan pada sampel yang
jumlahnya 30 s/d 60 atau dari 120 s/d 250. Bahkan
jika sampelnya di atas 500, tidak direkomendasikan
untuk menerapkan uji statistik. (Penjelasan tentang ini
dapat dibaca di Bab 7 dan 8 buku Basic Statistics for
Social Research, Second Edition).
Krejcie dan Morgan (1970) dalam Uma Sekaran (1992)
membuat daftar yang bisa dipakai untuk menentukan
jumlah sampel sebagai berikut (Lihat Tabel) .

Populasi (N)

Sampel (n)

Populasi (N)

Sampel (n)

Populasi (N)

Sampel (n)

10

10

220

140

1200

291

15

14

230

144

1300

297

20

19

240

148

1400

302

25

24

250

152

1500

306

30

28

260

155

1600

310

35

32

270

159

1700

313

40

36

280

162

1800

317

45

40

290

165

1900

320

50

44

300

169

2000

322

55

48

320

175

2200

327

60

52

340

181

2400

331

65

56

360

186

2600

335

70

59

380

191

2800

338

75

63

400

196

3000

341

80

66

420

201

3500

346

85

70

440

205

4000

351

90

73

460

210

4500

354

95

76

480

214

5000

357

100

80

500

217

6000

361

110

86

550

226

7000

364

120

92

600

234

8000

367

130

97

650

242

9000

368

140

103

700

248

10000

370

150

108

750

254

15000

375

160

113

800

260

20000

377

170

118

850

265

30000

379

180

123

900

269

40000

380

190

127

950

274

50000

381

200

132

1000

278

75000

382

210

136

1100

285

1000000

384

5. Teknik Pengambilan
Sampel
Sampling
Techniques

The Define
Populatio
n

Probability
Sampling
Techniques
Simple
Random

Stratifie
d

Systema
tic
Cluster

The
Indefinite
Populatio
n

Non Probability
Sampling
Techniques
Convenien
ce

Quato

Judgmen
tal
Snowball

Bila jumlah populasi tidak


diketahui pilihlah teknik

Convenience Sampling (a)


Dengan teknik ini, peneliti berusaha
memperoleh data sampel dari elemenelemen yang convenience, yaitu mudah
ditemui, dikenal, dan mau bekerjasama.
Pertimbagan utama teknik ini adalah akses
ke sumber informasi (subyek penelitian)
Dalam kasus tertentu, teknik ini juga
dinamakan accidental sampling,yaitu
sampel yang dipilih secara kebetulan
(accedentally).

Convenience Sampling (b)


Cross the mall sampling juga masuk
kategori convenience sampling, yaitu
sampel diperoleh secara kebetulan di
beberapa tempat tertentu dimana
populasi berada, seperti mal (pusat
pembelanjaan).
Kelemahan dari convenience sampling
terletak pada derajad keterwakilan sampel
atas populasi.
Kesimpulan yang dibuat tidak dapat
digeneralisasi.

Convenience Sampling (b)


Consecutive sampling
Pada cara ini semua subjek yang datang
dan memenuhi kriteria pemilihan
dimasukan dalam penelitian sampai
jumlah yg diperlukan terpenuhi.
Cara ini merupakan jenis non probability
sampling yang paling baik dan sering
digunakan di klinik salon, nasabah bank,
tamu hotel, dll.

Jugmental Sampling
Elemen populasi dipilih berdasarkan
pertimbangan peneliti.
Peneliti dituntut untuk mampu
menilai kriteria-kriteria (persyaratan)
pertimbangan yang tepat untuk
sebuah sampel sesuai dengan
kebutuhan penelitian.
Teknik ini juga dinamakan purposive
sampling.

Quota Sampling

Pada tahap pertama, peneliti menentukan jumlah sampel


dari suatu populasi.
Pada tahap kedua, peneliti mengklasifikasikan sampel
berdasarkan kebutuhan penelitian (control category atau
kuota), dan menetapkan quota pada masing-masing
klasifikasi.
Responden dipilih berdasarkan klasifikasi sampel sampai
pada jumlah sampel yang ditentukan.
Proporsi sampel yang terambil harus sesuai kuota dari
masing-masing klasifikasi yang telah ditetapkan.
Cara ini dipergunakan kalau peneliti memahami benar
karakteristik elemen populasi (termasuk situasi daerah)
dimana penelitian akan dilakukan.

Quota Sampling
Jumlah pembaca Manado Post tidak diketahui,
dan berdasarkan informasi setiap hari +
200.000 orang pembaca dari 50 .000
eksemplar yang terbit. Peneliti menetapkan 10
% dari total pembaca sebagai sampel.
Klasifikasi Sex

Sampel (%)

Jumlah Sampel

Pria
Wanita

55
45

1100
900

Sampel (%)

Jumlah Sampel

15
60
25

300
1200
500

Klasifikasi
Pendapatan
< Rp. 2 Juta
Rp. 2-5 Juta
> 5 Juta

Snawball Sampling
Tahap pertama, peneliti memilih salah satu
sampel (awal). Setelah diwawancari, sampel
awal diminta untuk menunjuk
(merekomendasikan) orang lain yang
memenuhi syarat untuk target populasi
berikutnya.
Demikian seterusnya sampai pada jumlah
sampel tertentu terpenuhi.
Peneliti dapat memastikan jumlah sampel telah
terpenuhi dengan mempertimbangkan
kecukupan informasi yang dibutuhkan.

Bila jumlah populasi diketahui


pilihlah teknik

Simple Random Sampling


Bila elemen populasi diketahui.
Setiap elemen memiliki peluang yang sama
untuk terpilih sebagai sampel.
Secara sederhana dapat dilakukan seperti
pengambilan undian, namun sebelumnya
peneliti harus menetapkan besaran
sampelnya.
Umumnya peneliti menggunakan
menggunakan kerangka sampel atau tabel
random.

Simple Random Sampling


Dalam kasus tertentu, teknik ini sulit
diterapkan, terutama target populasinya
dalam jumlah besar dan tersebar secara
geografis.
Jadi, bila populasi kita penduduk Desa
Bojongsalam, maka kita harus memiliki daftar
penduduk Desa Bojongsalam yang lengkap,
kita harus menomori setiap orang dari 1
sampai N. Berdasarkan kerangka sampling,
ditarik sejumlah orang, yang nanti menjadi
sampel.

Systematic Sampling
Pada tahap pertama peneliti membuat kerangka
sampel dengan mengurutkan semua target populasi
(sejumlah populasi yang diketahui), katakanlah 1000
orang, dan besaran sampel sebesar 400 (Tabel Isaac
& Michael).
Tahap kedua, peneliti menetapkan interval dari
nomor urut target populasi, misal 8 secara acak.
Tahap ketiga, peneliti mengambil secara acak salah
satu nomor urut misal terambil 5, dan seterusnya
mengambil elemen sampel berikutnya berdasarkan
interval yang telah ditetapkan, yaitu: 5, 13,21,29,37,
dstnya sampai pada jumlah sampel sebesar 500.

Systematic Sampling
(Contoh)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0

1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0

2
1
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0

3
1
3
2
3
3
4
3
5
3
6
3
7
3
8
3
9
4
0

4
1
4
2
4
3
4
4
5
4
6
4
7
4
8
4
9
5
0

5
1
5
2
5
3
5
4
5
5
6
5
7
5
8
5
9
6
0

6
1
6
2
6
3
6
4
6
5
6
6
7
6
8
6
9
7
0

7
1
7
2
7
3
7
4
7
5
7
6
7
7
8
7
9
8
0

8
1
8
2
8
3
8
4
8
5
8
6
8
7
8
8
8
9
0

9
1
9
2
9
3
9
4
9
5
9
6
9
7
9
8

991
992
993
994
995
996
997
998
999
100
0

Stratified Sampling
Teknik ini dipakai bila target populasi berstrata
atau menyebar (merata atau tidak merata)
pada masing-masing
kelompok/bagian/wilayah.
Pada kasus tertetu peneliti sendiri yang
mengklasifikasikan atau mengelompokkannya.
Setelah besaran sampel diketahui peneliti
mengambil sampel secara random pada
masing-masing kelompok, baik secara
proporsional atau tidak.

Stratified Sampling
Sampling berstrata, seperti ditunjukkan namanya,
melibatkan pembagian populasi dalam kelas,
kategori, atau kelompok yang disebut strata.
Karakteristik strata boleh jadi kota, daerah, suku
bangsa, jenis kelamin, status, usia, dan
sebagainya.
Ada dua jenis sampel strata: proporsional dan
disproporsional.
Dalam sampel strata proporsional, dari setiap
strata diambil sampel yang sebanding dengan
besar setiap strata, sebaliknya disproporsional
tidak.

Stratified Sampling
Target
Klasifikasi
(contoh)
Klasifikasi Klasifikasi
I
II

Populasi

Sampel
Elemen dalam tiap klasifikasi memiliki ciri yang homogen.
Tiap klasifikasi (I, II, dan III) memiliki ciri yang heterogen.
Tiap klasifikasi harus diambil sampel yang mewakili
klasifikasinya tersebut.

III

Stratified Sampling
Target
Klasifikasi
(contoh)
Klasifikasi Klasifikasi
I
II

Populasi

Sampel
Elemen dalam tiap klasifikasi memiliki ciri yang homogen.
Tiap klasifikasi (I, II, dan III) memiliki ciri yang heterogen.
Tiap klasifikasi harus diambil sampel yang mewakili
klasifikasinya tersebut.

III

Stratified Sampling
(contoh)
Suku
Bangsa

Jawa
Sundah
Minang
Batak

Populasi

10.00
0
8.000
5.000
2.000
25.00
0

%
Dalam
Populasi

40%
32%
20%
8%
100%

Pecahan
Sampel

0,10
0,10
0,10
0,10

Sampel

1.000
800
500
200
2.500

%
Dalam
Sampel

40%
32%
20%
8%
100%

Ditentukan jumlah sampel 2.500 dari jumlah populasi


25.000 atau 10 % dari total populasi.
Pecahan sampling untuk setiap strata adalah
2.500/25.000 = 0,10.
Sampel setiap strata (suku bangsa) secara

Stratified Sampling
(contoh)
Suku
Bangsa

Jawa
Sundah
Minang
Batak

Populasi

10.00
0
8.000
5.000
2.000
25.00
0

%
Dalam
Populasi

40%
32%
20%
8%
100%

Pecahan
Sampel

0,063
0,078
0,125
0,313

Sampel

625
625
625
625
2.500

Besaran sampel untuk setiap strata dibagi rata pada


setiap strata sebesar 625. Pecahan sampel berbeda
pada setiap strata, mis: Jawa 625/10.000 = 0,063.
Sampel setiap strata (suku bangsa) secara
disproporsional.

Stratified Sampling
(contoh)
Departem
en

MSDM
Produksi
Keuanga
n
Pemasar
an

PT.
ABC
100
800
10
90
1.000

Proporsional
(100/1.000) x
278
(800/1.000)
x
278
(10/1.000) x 278
(90/1.000) x 278

Samp
el
27,8
222,4
2,78
25,20
278

Jika populasi diketahui, misal 1.000 karyawan PT.


ABC.
Berdasarkan Tabel Krejcie dan Morgan (1970), N =
1000 maka jumlah sampel = 278.
Jika penyebaran sampel yang tidak merata, dan

Cluster Sampling
Pertama, populasi harus dibagi dalam
klaster (umumnya adalah wilayah suatu
daerah ).
Kebalikan dari stratified sampling, elemen
dalam cluster (klasifikasi) harus heterogen,
sebaliknya antar cluster harus homogen.
Peneliti dapat memilih satu atau beberapa
klaster (daerah) tertentu untuk
pengambilan sampel. Jadi tidak
mengharuskan semua klaster atau daerah.

Cluster
Sampling
(contoh)
Target
Populasi

Daerah I Daerah IIDaerah III

Sampel
Tiap kluster atau daerah, elemen memiliki ciri yang
heterogen.
Antar daerah (klaster) memiliki ciri yang homogen.
Peneliti dapat memilih satu atau beberapa daerah sebagai
klaster untuk pengambilan sampel.

Cluster Sampling
One-Stage Sampling:

Cluster
Samplin
g

pilih salah satu atau beberapa


klaster, kemudian semua
elemen dalam klaster
dijadikan sampel
Two-Stage
Sampling:
pilih salah satu atau beberapa
klaster, kemudian sampel
diambil secara random pada
klaster terpilih.
Multi-Stage
Sampling:
salah satu atau beberapa
klaster dibagi lagi dalam
beberapa klasifikasi ,
selanjutnya sampel diambil
secara random

Cluster Sampling
Misalnya, kita ingin meneliti anak-anak SD
Kota Manado. Tidak mungkin kita
menghimpun semua anak SD dalam daftar.
Selain mungkin daftar itu akan terlalu
panjang, data tentang itu sukar diperoleh.
Bila daftar nama anak SD sukar kita buat,
kelompok anak berdasarkan nama
sekolahnya mudah kita buat. Kelompok anak
itu disebut klaster yang dapat berupa
sekolah, kelas, kecamatan, desa, RW, RT, dsb.

Cluster Sampling
Bila klaster itu bersifat geografis, sampling
klaster dapat dilakukan satu tahap (single
stage). Misalnya, kita ingin meneliti penduduk
Desa Bojongsalam. Desa ini terdiri dari 12 RK.
Dari daftar RK, kita pilih secara random 3 RK.
Semua penduduk pada 3 RK itu kita jadikan
sampel. Bila pada setiap RK kita memilih
hanya 4 RT saja secara random, kita
melakukan sampel klaster banyak tahap
(multistage).

6. Definisi Operasional Variabel


Variabel harus didefinisikan secara
operasional agar lebih mudah dicari
hubungannya antara satu variable
dengan lainnya dan pengukurannya.
Tanpa operasionalisasi variable,
peneliti akan mengalami kesulitan
dalam menentukan pengukuran
hubungan antar variable yang masih
bersifat konseptual.

Operasionalisasi Variabel
Definisi operasional ialah suatu
definisi yang didasarkan pada
karakteristik yang dapat diobservasi
dari apa yang sedang didefinisikan
atau mengubah konsep-konsep
yang berupa konstruk dengan katakata yang menggambarkan perilaku
atau gejala yang dapat diamati dan
yang dapat diuji dan ditentukan
kebenarannya oleh orang lain

Manfaat Operasionalisasi Variabel


mengidentifikasi criteria yang dapat
diobservasi yang sedang didefinisikan;
menunjukkan bahwa suatu konsep atau
objek mungkin mempunyai lebih dari
satu definisi operasional;
mengetahui bahwa definisi operasional
bersifat unik dalam situasi dimana
definisi tersebut harus digunakan.

Cara-Cara Menyusun Definisi


Operasional
Definisi operasional Tipe A dapat disusun
didasarkan pada kegiatan/prosedur yang
harus dilakukan, sehingga menyebabkan
gejala atau keadaan yang didefinisikan
menjadi nyata atau dapat terjadi.
Contoh: Konflik didefinisikan sebagai
keadaan yang dihasilkan dengan
menempatkan dua orang atau lebih pada
situasi dimana masing-masing orang
mempunyai tujuan yang sama, tetapi hanya
satu orang yang akan dapat mencapainya.

Cara-Cara Menyusun Definisi Operasional

Definisi operasional Tipe B dapat


disusun didasarkan pada bagaimana
obyek tertentu yang didefinisikan dapat
dioperasionalisasikan, yaitu berupa apa
yang diperoleh dari karaktersitik tertentu.
Contoh: kecerdasan (orang cerdas)
dapat didefinisikan sebagai seorang yang
mendapatkan nilai-nilai tinggi di
sekolahnya.

Cara-Cara Menyusun Definisi Operasional


Definisi operasional Tipe C dapat disusun
didasarkan pada penampakan seperti apa
obyek atau gejala yang didefinisikan tersebut,
yaitu apa saja yang menyusun karaktersitikkaraktersitik tertentu.
Contoh: kecerdasan (orang cerdas) dapat
didefinisikan sebagai orang yang mempunyai
ingatan kuat, menguasai beberapa bahasa
asing, kemampuan berpikir baik, sistematis
dan mempunyai kemampuan menghitung
secara cepat.

Tabel Variabel Penelitian, Indikator,


dan Pertanyaan
Variabel
Penelitian

Indikator

Pertanyaa
n
Y1.11

Niat Berperilaku
(Y)

Manfaat Produk
(X1)
Harga Produk
(X2)

Y1.1

Y1.12

Y1.2

Y1.13
Seperti Di
Atas
X1.11

X1.1
Seperti Di
Atas

X1.12
X1.13
X1.14
Seperti Di Atas

UJI RELIABILITAS &


VALIDITAS
DR. VICTOR P.K.
LENGKONG,SE,M.SI

Pengantar
Pada penelitian di bidang ilmu sosial seperti
manajemen, variabel-variabel penelitiannya
dirumuskan sebagai suatu variabel laten atau
unobserved (konstruk), yaitu:
variabel yang tidak dapat diukur secara
langsung, tetapi dibentuk melalui dimensidimensi yang diamati atau indikator-indikator
yang diamati.

Biasanya indikator yang diamati dengan


menggunakan kuisioner atau angket yang
bertujuan untuk mengetahui pendapat
responden mengenai sesuatu hal.

Pengantar
Skala Data yang sering dipakai dalam
penyusunan kuisioner adalah skala
ordinal atau sering disebut Skala LIKERT,
yaitu skala yang berisi lima tingkatan
preferensi jawaban;
1
2
3
4
5

(Sangat Tidak Setuju)


(Tidak Setuju)
(Ragu-Ragu atau Netral)
(Setuju)
(Sangat Setuju)

Pengantar
Uji Reliabilitas
Alat untuk mengukur suatu kuisioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk.
Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawabannya adalah konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu.

Repeated Measure (pengukuran ulang)


One Shot with Alpha Cronbach > 0.60
Dilakukan pada pra penelitian 10-30% TOTAL POPULASI
Kuisioner dapat diperlihatkan pada ujian proposal disertai
hasil pengujian reliabilitas (termasuk validitas)
Pertanyaan jangan membingungkan dan bermakna ganda

Pengantar
Uji Validitas
Untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuisioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang diukur.
Mis. Mengukur kecantikan seorang gadis, maka
pertanyaannya/pernyataan:
Kecantikan dapat dilihat dari pintar memasak (X)
Kecantikan dapat dilihat dari hewan kesayangannya (X)
Kecantikan dapat dilihat dari ....................................
()
Justifikasi dengan menggunakan teori atau instrumen
pengukuran yang telah teruji.

BAB IV
METODE ANALISIS
4.1. Jenis Penelitian
4.2. Jenis Data
4.3. Metode Pengumpulan Data
4.4. Populasi, Besaran Sampel, dan
Teknik Sampling
4.5. Definisi Operasional Variabel
4.6. Pengujian Instrumen Penelitian
4.6.1. Uji Validitas
4.6.2. Uji Reliabilitas

4.6.1. Pengujian Validitas


Hasil pengujian validitas pada 75 responden,
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Variabel

Tabel 4.x
Hasil Pengujian Validitas
Correlations
Keterangan

Tabel 4.x menunjukkan seluruh variabel penelitian memiliki


nilai correlation sperman signifikan. Hal ini berarti kuisioner yang
digunakan sebagai instrumen pengukur variabel adalah valid.

4.6.1. Pengujian Validitas


Hasil pengujian validitas pada 75 responden,
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Tabel 4.x
Hasil Pengujian Validitas
Variabel
Correlations
Keterangan
Gaji
0.788
Insentif

0.874

Bonus

0.883

Penerangan
Temperatur
Kebersihan
IQ
SQ
EMQ
Otonomi
Kesempatan
Keterlibatan
Sosial
Esteem

Correlations

GAJI

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)

INSEN
KEPUA
GAJI TIF BONUS SAN
1 .521** .526** .788**
.000

.000

.000

75
1

75
.693**

75
.874**

.000

.000

75
1

75
.883**

N
INSENT Pearson
IF
Correlation
Sig. (2-tailed)

75
.521**

N
BONUS Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)

75
75
.526** .693**

N
KEPUA Pearson
SAN
Correlation
Sig. (2-tailed)

75
75
.788** .874**

.000

.000

.000

.000

.000

.000
75
.883**

75
1

.000

N
75
75
75
75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

4.6.1. Pengujian Validitas


Hasil pengujian validitas pada 75 responden,
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Tabel 4.x
Hasil Pengujian Validitas
Variabel
Correlations
Keterangan
Gaji
0.788
Insentif

0.874

Bonus

0.883

Penerangan

0.642

Temperatur

0.771

Kebersihan

0.775

IQ
SQ
EMQ
Otonomi
Kesempatan
Keterlibatan
Sosial
Esteem

Correlations
PENER TEMPE KEBER LING_K
ANGAN RATUR SIHAN ERJA
PENERAN Pearson
1
.163
.146 .642**
GAN
Correlation
Sig. (2.163
.211
.000
tailed)
N
75
75
75
75
TEMPERA Pearson
.163
1
.593** .771**
TUR
Correlation
Sig. (2.163
.000
.000
tailed)
N
75
75
75
75
KEBERSIH Pearson
.146
.593**
1 .775**
AN
Correlation
Sig. (2.211
.000
.000
tailed)
N
75
75
75
75
LING_KER Pearson
.642**
.771**
.775**
1
JA
Correlation
Sig. (2.000
.000
.000
tailed)
N
75
75
75
75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

4.6.1. Pengujian Validitas


Hasil pengujian validitas pada 75 responden,
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Correlations

Tabel 4.x
Hasil Pengujian Validitas
Variabel
Correlations
Keterangan
Gaji
0.788

IQ
IQ

Pearson
Correlation

Insentif

0.874

Sig. (2-tailed)

Bonus

0.883

Penerangan

0.642

Temperatur

0.771

Sig. (2-tailed)

Kebersihan

0.775

IQ

0.745

SQ

0.836

EMQ

0.786

Otonomi
Kesempatan
Keterlibatan
Sosial
Esteem

SQ

EMQ

Pearson
Correlation

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

KECERDASA Pearson
N
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

SQ

KECERD
ASAN

EMQ

.427**

.432**

.745**

.000

.000

.000

75

75

75

75

.427**

.459**

.836**

.000

.000

.000
75

75

75

75

.432**

.459**

.786**

.000

.000

75

75

75

75

.745**

.836**

.786**

.000

.000

.000

75

75

75

.000

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

75

4.6.2. Pengujian Validitas


Hasil pengujian validitas pada 75 responden,
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Tabel 4.x
Hasil Pengujian Validitas
Variabel
Correlations
Keterangan
Gaji
0.788
Insentif

0.874

Bonus

0.883

Penerangan

0.642

Temperatur

0.771

Kebersihan

0.775

Correlations
OTONO KESEMP KETERLI PEMBER
MI
ATAN
BATAN DAYAAN
OTONOMI

Pearson
Correlation

N
KESEMPAT Pearson
AN
Correlation
Sig. (2tailed)
N

0.745

SQ

0.836

EMQ

0.786

Sig. (2tailed)

Otonomi

0.776

0.783

Keterlibatan

0.851

Sosial
Esteem

.581**

.776**

.000

.000

.000

75

75

75

.430**

.418**

75
.783**

.000

.000
75
.851**

Sig. (2tailed)

IQ

Kesempatan

.430**

KETERLIBA Pearson
TAN
Correlation

PEMBERDA Pearson
YAAN
Correlation
Sig. (2tailed)
N

.000
75

75

75

.581**

.418**

.000

.000

75

75

75

.776**

.783**

.851**

.000

.000

.000

75

75

75

.000
75
1

75

4.6.2. Pengujian Validitas


Hasil pengujian validitas pada 75 responden,
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Tabel 4.x
Hasil Pengujian Validitas
Variabel
Correlations
Keterangan
Gaji
0.788
Insentif

0.874

Bonus

0.883

Penerangan

0.642

Temperatur

0.771

Kebersihan

0.775

IQ

0.745

SQ

0.836

EMQ

0.786

Otonomi

0.776

Kesempatan

0.783

Keterlibatan

0.851

Sosial

0.898

Esteem

0.803

Correlations
SOSI ESTEE AKTUAL MOTI
AL
M
ISASI VASI
SOSIAL
Pearson
1
.595**
.727** .896**
Correlation
Sig. (2.000
.000 .000
tailed)
N
75
75
75
75
ESTEEM
Pearson
.595**
1
.575** .803**
Correlation
Sig. (2.000
.000 .000
tailed)
N
75
75
75
75
AKTUALISA Pearson
.727**
.575**
1 .903**
SI
Correlation
Sig. (2.000
.000
.000
tailed)
N
75
75
75
75
MOTIVASI Pearson
.896**
.803**
.903**
1
Correlation
Sig. (2.000
.000
.000
tailed)
N
75
75
75
75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

4.6.2. Pengujian Validitas


Hasil
pengujian
validitas
pada
75
responden,
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Tabel 4.x
Hasil Pengujian Validitas
Variabel

Correlations

Keterangan

Gaji
Insentif
Bonus
Penerangan
Temperatur
Kebersihan
IQ
SQ
EMQ
Otonomi
Kesempatan
Keterlibatan
Sosial
Esteem
Aktualisasi

0.788
0.874
0.883
0.642
0.771
0.775
0.745
0.836
0.786
0.776
0.783
0.851
0.898
0.803
0.903

Signifikan/Valid
Signifikan/Valid
Signifikan/Valid
Signifikan/Valid
Signifikan/Valid
Signifikan/Valid
Signifikan/Valid
Signifikan/Valid
Signifikan/Valid
Signifikan/Valid
Signifikan/Valid
Signifikan/Valid
Signifikan/Valid
Signifikan/Valid
Signifikan/Valid

Tabel 4.x menunjukkan seluruh variabel penelitian


memiliki nilai pearson correlation signifikan. Hal ini berarti
kuisioner yang digunakan sebagai instrumen pengukur

4.6.2. Pengujian Reliabilitas


Hasil pengujian reliabilitas pada 75 responden,
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Tabel 4.x
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel
Kepuasan Kerja
Lingkungan Kerja
Kecerdasan Karyawan
Pembedayaan Karyawan
Motivasi Kerja

Nilai Alfa
Cronbach
... ... ...
... ... ...
... ... ...
... ... ...
... ... ...

Keterangan
... ... ...
... ... ...
... ... ...
... ... ...
... ... ...

.......................................................................
.......................................................................
.......................................................................
.......................................................................

4.6.2. Pengujian Reliabilitas


Hasil pengujian reliabilitas pada 75 responden,
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Tabel 4.x
Hasil Pengujian Reliabilitas
Nilai Alfa
Cronbach
0.806
0.563
0.702
0.732
0.838

Variabel
Kepuasan Kerja
Lingkungan Kerja
Kecerdasan Karyawan
Pembedayaan Karyawan
Motivasi Kerja
Reliability Statistics

.807

Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Reliability Statistics

Reliability Statistics

Cronbach's

Cronbach's

Cronbach's

Cronbach'

Cronbach'

Alpha Based

Alpha

Alpha

s Alpha

s Alpha

on

Based on

Based on

Based on

Based on

Cronbach's Standardized
Alpha

Reliability Statistics

Reliability Statistics

Keterangan

Items

.806

N of

Cronbach's Standardize

Items

Alpha
3

.542

d Items

.563

Cronbach' Standardiz

N of

s Alpha

Items
3

.692

ed Items

.702

N of

Cronbach' Standardi

Items
3

s Alpha
.704

zed Items
.732

N of

Cronbach' Standardiz

Items
3

s Alpha
.833

ed Items
.838

N of
Items
3

4.6.2. Pengujian Reliabilitas


Hasil pengujian reliabilitas pada 75 responden,
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Tabel 4.x
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel
Kepuasan Kerja
Lingkungan Kerja
Kecerdasan Karyawan
Pembedayaan Karyawan
Motivasi Kerja

Nilai Alfa
Cronbach
0.806
0.563
0.702
0.732
0.838

Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Tabel 4.x menunjukkan terdapat satu variabel yaitu


lingkungan kerja memiliki nilai Alpha Cronbach kurang
dari 0.60. Berdasarkan nilai tersebut, berarti kuisioner
yang digunakan sebagai instrumen pengukur variabel
adalah tidak reliabel atau inkonsisten.

4.6.2. Pengujian Reliabilitas


Hasil pengujian reliabilitas pada 75 responden,
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Tabel 4.x
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel
Kepuasan Kerja
Asumsi >
Lingkungan Kerja
0.60
Kecerdasan Karyawan
Pembedayaan Karyawan
Motivasi Kerja

Nilai Alfa
Cronbach
0.806
0.563
0.702
0.732
0.838

Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Tabel 4.x menunjukkan seluruh variabel penelitian


memiliki nilai Alpha Cronbach > 0.60. Berdasarkan
nilai tersebut, berarti kuisioner yang digunakan
sebagai instrumen pengukur variabel adalah reliabel
atau konsisten.

ANALISIS REGRESI
BERGANDA
DR. VICTOR P.K.
LENGKONG,SE,M.SI

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Obyek Penelitian
5.2. Deskripsi Responden
5.3. Deskripsi Variabel
5.4. Deskripsi Hasil Analisis Regresi Berganda
5.4.1. Koefisien Korelasi Berganda (R)
5.4.2. Koefisien Determinasi (R 2)
5.4.3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
5.4.4. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
5.4.5. Uji Asumsi Klasik (PELAJARI)
Validitas dan reabilitas

5.4.1. Koefisien Korelasi Berganda (R)


Koefisien korelasi berganda (R) menunjukkan keeratan hubungan
antara variabel bebas secara serentak (simultan) terhadap variabel
terikat. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan nilai R sebesar
0.537. Nilai korelasi ini dapat dikatakan terdapat hubungan antara
pemberdayaan, kepuasan, dan kecerdasan dengan motivasi kerja
sekalipun hubungannya tidak kuat (kurang dari 0.60).
Model Summaryb
Model
1

R
R Square
.537a
.288

Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
Durbin-Watson
.274
2.40320
1.589

a. Predictors: (Constant), PEMBERDAYAAN (X4), KEPUASAN (X1),


KECERDASAN (X3)
b. Dependent Variable: MOTIVASI (Y1)

5.4.2. Koefisien Determinasi Berganda (R 2)


Koefisien
determinasi
(R2)
menunjukkan
seberapa
jauh
kemampuan
model
dalam
menerangkan
variasi
variabel
dependen.
Hasil menunjukkan nilai koefisien determinasi
(R2Adjusted ) sebesar 0.274. Nilai ini jauh dari angka 1, yang
berarti model regresi kurang baik. Sekalipun demikian analisis
regresi dapat dilanjutkan dengan melihat asumsi klasik.

5.4.3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)


Uji signifikansi Uji F menunjukkan pengaruh variabel-variabel
bebas
terhdap
variabel
terikat
secara
simultan.
Hasil
menunjukkan bahwa nilai Uji F sebesar 19.732 adalah signifikan,
dengan demikian terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
pemberdayaan, kepuasan, dan kecerdasan terhadap motivasi
kerja.

ANOVAb
Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
341.870
843.203
1185.073

df
3
146

Mean
Square
F
113.957 19.732
5.775

149

a. Predictors: (Constant), PEMBERDAYAAN (X4), KEPUASAN (X1),


KECERDASAN (X3)
b. Dependent Variable: MOTIVASI (Y1)

Sig.
.000a

5.4.4. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)


Analisis
regresi
digunakan
untuk
mengetahui
besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini akan
dilihat pengaruh kepuasan (X1), kecerdasan (X3), dan
pemberdayaan (X4) terhadap motivasi kerja.
Hasil analisis menghasilkan persamaan regresi , yaitu:
Y = b0+b1X1+b2X2+ b4X4 + ei
Y = 1.699 0.014X1 + 0.322X2 + 0.510 X4 + ei

Model
1 (Constant)
KEPUASAN (X1)
KECERDASAN (X3)
PEMBERDAYAAN (X4)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
1.699
1.311
-.014
.322
.510

a. Dependent Variable: MOTIVASI (Y1)

.106
.113
.122

-.011
.242
.369

t
Sig.
1.296
.197
-.132
2.850
4.176

.896
.005
.000

Collinearity
Statistics
VIF
Tolerance
.757
.673
.623

1.322
1.485
1.606

Y = 1.699 0.014X1 + 0.322X2 + 0.510 X4 +


ei
Nilai koefisien regresi kepuasan kerja sebesar -0.014. Tanda negatif
menunjukkan arah berlawanan dengan motivasi kerja. Artinya,
peningkatan kepuasan kerja karyawan tidak serta merta
meningkatkan motivasi kerja, namun justru sebaliknya akan
mengurangi motivasi karyawan untuk bekerja, sebesar nilai
koefisien regresi yaitu 0.014.
Semakin karyawan dipuaskan justru motivasi mereka untuk bekerja
semakin berkurang. Berdasarkan hasil pengujian Uji t menunjukkan
pengaruh kepuasan kerja karyawan terhadap motivasi kerja tidak
signifikan atau hipotesa (ha) ditolak. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0.896.
Peningkatan kepuasan kerja karyawan melalui peningkatan gaji,
insentif, dan bonus yang bersifat ekstrinsik ternyata tidak baik bagi
motivasi mereka dalam bekerja. Penting juga memikirkan cara lain
meningkatkan kepuasan kerja yang berorientasi pada pekerjaan dan
kepuasan secara intrinsik, seperti penghargaan, pengakuan.

Y = 1.699 0.014X1 + 0.322X2 + 0.510 X4 +


ei

Nilai koefisien regresi kecerdasan karyawan sebesar 0.322. Tanda


positif menunjukkan arah yang sama dengan motivasi kerja.
Artinya, peningkatan kecerdasan karyawan akan meningkatkan
motivasi kerja mereka, sebesar nilai koefisien regresi yaitu 0.322.
Semakin cerdas karyawan mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan, semakin termotivasi mereka untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut. Berdasarkan hasil pengujian Uji t
menunjukkan pengaruh kecerdasan karyawan terhadap motivasi
kerja signifikan atau hipotesa (ha) diterima. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai probabilitas atau signifikansi sebesar
0.005.
Karyawan yang memiliki intelektual, spriritual, dan emosional
yang baik akan tercermin dari cara mereka bekerja. Mereka akan
menunjukkan perilaku dan sikap kerja yang baik pula.
Kecerdasan akan mengurangi pengerjaan pekerjaan berulangulang sehingga tindak membosankan, sebaliknya selalu
termotivasi untuk bekerja.

Y = 1.699 0.014X1 + 0.322X2 + 0.510 X4 +


ei

Nilai koefisien regresi pemberdayaan karyawan sebesar


0.510. Tanda positif menunjukkan arah yang sama dengan
motivasi
kerja.
Artinya,
peningkatan
pemberdayaan
karyawan akan meningkatkan motivasi kerja mereka, sebesar
nilai koefisien regresi yaitu 0.510.
Karyawan semakin diberdayakan, semakin termotivasi
mereka
untuk
menyelesaikan
pekerjaan
tersebut.
Berdasarkan hasil pengujian Uji t menunjukkan pengaruh
pemberdayaan karyawan terhadap motivasi kerja signifikan
atau hipotesa (ha) diterima. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0.000.
Pemberdayaan merupakan hal yang paling pokok (dominan)
dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan. Karyawan
yang merasa diberdayakan dengan adanya otonomi,
kesempatan, dan keterlibatan akan lebih termotivasi untuk
bekerja.

5.4.5. Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik, diantaranya uji multikolineritas, Uji
Heteroskedasitas, dan uji autokorelasi.
Uji Multikolineritas
Pengujian multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model
regresi yang baik tidak terjadi korelasi antar variabel bebas.
Deteksi ada tidaknya multikolineritas dengan melihat variance
inflation factor (VIF) < 10 atau tolerance < 0.10, atau dengan
melihat matriks korelasi > 0.90.

Model
1 (Constant)
KEPUASAN (X1)
KECERDASAN (X3)
PEMBERDAYAAN (X4)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
1.699
1.311
-.014
.322
.510

a. Dependent Variable: MOTIVASI (Y1)

.106
.113
.122

-.011
.242
.369

t
Sig.
1.296
.197
-.132
2.850
4.176

.896
.005
.000

Collinearity
Statistics
VIF
Tolerance
.757
.673
.623

1.322
1.485
1.606

Uji Heteroskedasitas
Pengujian heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang
baik adalah homoskedasitas (variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya tetap).

X11

Correlations
Spearman's rho
X11
Correlation
1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N

X12

X13

Correlation
Coefficient

X12
.527**

X13
.550**

X31

.000

.000

150

150

150

.527**

1.000

.598**

X32

Sig. (2-tailed)

.000

.000

150

150

150

.550**

.598**

1.000

.000
150

.000
150

.
150

Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

X33

Correlations
Spearman's
rho
X31
Correlation 1.000
Coefficient
Sig. (2.
tailed)
N
150
Correlation
.471**
Coefficient
Sig. (2.000
tailed)
N
150
Correlation
.403**
Coefficient
Sig. (2.000
tailed)
N
150

X32 X33
.471** .403**
.000 .000
150 150
1.000 .508**
. .000
150 150
.508** 1.000
.000

150

150

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji Heteroskedasitas
Pengujian heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang
baik adalah homoskedasitas (variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya tetap).

Correlations
Spearman's rho
X41
X41

Correlation Coefficient

X42

1.000

X43

.508**

.578**

X41
Sig. (2-tailed)
N
X42

X43

.000

.000

150

150

150

.508**

1.000

.495**

Sig. (2-tailed)

.000

.000

150

150

150

.578**

.495**

1.000

Sig. (2-tailed)

.000

.000

150

150

150

Correlation Coefficient

Correlation Coefficient

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

X42

X43

Correlations
Spearman's
rho
X41
Correlation 1.000
Coefficient
Sig. (2.
tailed)
N
150
Correlation
.508**
Coefficient
Sig. (2.000
tailed)
N
150
Correlation
.578**
Coefficient
Sig. (2.000
tailed)
N
150

X42 X43
.508** .578**
.000 .000
150 150
1.000 .495**
. .000
150 150
.495** 1.000
.000

150

150

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji Autokorelasi
Pengujian Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ada korelasi kesalahan apenganggu pada periode
t dengan keslaahan pengganggu pada periode t-1. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu.
Menurut Algifari (1997:76-77), untuk mendiagnosis adanya
otokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian
terhadap nilai uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai
berikut:
1). Nilai kurang dari 1,10 ada otokorelasi.
2). Nilai 1,10 dan 1,54 tanpa kesimpulan.
3). Nilai 1.55 dan 2,64 tidak ada otokorelasi.
4). Nilai 2,64 dan 2,90 tanpa kesimpulan.
5). Nilai lebih dari 2,91 ada otokorelasi.
Model Summaryb
Model
1

R
R Square
.537a
.288

Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
Durbin-Watson
.274
2.40320
1.589

a. Predictors: (Constant), PEMBERDAYAAN (X4), KEPUASAN (X1),


KECERDASAN (X3)
b. Dependent Variable: MOTIVASI (Y1)

SEKIAN

7. Teknik Analisis
Bagaimana menentukan teknik analisis yang
tepat?
Sesuaikan dengan jenis dan tujuan penelitian.
Sesuaikan dengan jumlah jenis variabel yang
digunakan.
Sesuaikan dengan jenis atau skala data
pengukuran yang dipakai.

Khusus uji statistik, berdasarkan tujuan


penelitian
Uji perbedaan (komparatif)
Uji Asosiatif (Pengaruh)

Hypothesis Tests Berdasarkan Tujuan


Penelitian
Hypothesis
Tests
Tests of
Association

Tests of
Differences

Correlation

Distributions

Cause-Effect

Means
Proportions
Median/Rankin
gs

Uji Statistik (Uji Hipotesis)


Berdasarkan banyaknya variabel:
Analisis univariat
Analisis bivariat
Analisis multivariat

Berdasarkan skala pengukuran data


Nominal dan Ordinal (non parametrik)
Interval dan Rasion (parametrik)

8. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Deskripsi Obyek
Deskripsi Responden
Deskripsi Variabel
Hasil Analisis
Pembahasan

BAB IV HASIL DAN


PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
Pada bagian ini, laporan penelitian
harus menguraikan secara singkat
obyek penelitian, terutama mengenai
hal-hal yang diteliti.

BAB IV HASIL DAN


PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
Perekonomian daerah Sulawesi Utara posisi
sampai dengan Triwulan II Tahun 2004
menunjukkan bahwa ekonomi makro berjalan
relatif stabil ditengah berbagai event nasional
dalam pelaksanaan Pemilu 2004 yang berjalan
sukses dan aman. Membaiknya kondisi ekonomi
makro daerah tercermin melalui angka
pertumbuhan ekonomi yang dicapai sebesar
6,75% (Triwulan I 2010). Bahkan bila
dibandingkan dengan beberapa provinsi di
Kawasan Timur Indonesia menempati urutan ke2 setelah Papua (lihat Tabel).

Tabel Komparasi Pertumbuhan Ekonomi


Beberapa Provinsi di KTI

Sumber Data : Badan Pusat


Statitik , 2010

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara dibandingkan


Provinsi-Provinsi lainnya pada Tahun 2009 relatif baik, yaitu
peringkat ke-2 tertinggi setelah Papua (dominan dipengaruhi oleh
volume produksi PT. Freeport Indonesia). Namun, di triwulan I
2010, laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara relatif mengalami
perlambatan bahkan lebih rendah dibandingkan provinsi-provinsi

BAB IV HASIL DAN


PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.2. Deskripsi Responden
Pada bagian ini, laporan penelitian
harus menguraikan secara singkat
karakteristik responden, terutama
menyangkut item-item yang terjaring
dalam angket.

BAB IV HASIL DAN


PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.2. Deskripsi Responden


Jumlah responden yang dijadikan sampel penelitian sebesar 190 responden.
Identitas sampel (responden) diidentifikasi berdasarkan tingkatan umur,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja, dan bidang tugas atau
departmen.
Tabel 5.4 menunjukkan jumlah responden yang dijadikan sampel dalam
studi ini untuk komposisi berdasarkan tingkatan umur menunjukkan
sebagian besar berada pada usia 40 Tahun ke bawah, dengan kisaran 36-40
sebanyak 36 responden atau sebesar 18,96%, kisaran 31-35 sebesar
24,73%, dan kisaran 41-45 (15,26%).
Komposisi penyebaran umur demikian sangat normal atau ideal, seperti
berbentuk sebuah granat (kurva normal); membesar pada bagian tengah
atau kisaran umur 31 sampai 45 tahun, dan mengecil pada kedua sisi (atas
dan bawah). Sampai 10 Tahun kedepan komposisi ini masih sangat baik
karena terdapat 46 responden atau sebesar 24,21% berada pada umur di
bawah 30 tahun.

BAB IV HASIL DAN


PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.2. Deskripsi Responden

4.3. Deskripsi Variabel


Pada bagian ini, laporan penelitian
harus menguraikan secara singkat
variabel penelitian.

BAB IV HASIL DAN


PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.2. Deskripsi Responden

4.3. Deskripsi Variabel


Pada studi ini deskripsi variabel meliputi:
karakterisitk pekerjaan (X1) dengan indikator
pengukuran yaitu keanekaragaman tugas
(X1.1), identitas tugas (X1.2), keberartian tugas
(X1.3), otonomi (X1.4), dan umpan balik (X1.5).
Kepemimpinan transformasional (X2) dengan
indikator pengukuran

Tabel 5.5. Deskripsi Variabel Karakteristik (Pekerjaan


Bervariasi Pekerjaan (X1.11)

X1.11

Valid

1
2
3
4
5
Total

Frequency
3
4
37
99
47
190

Percent
1,6
2,1
19,5
52,1
24,7
100,0

Valid Percent
1,6
2,1
19,5
52,1
24,7
100,0

Cumulative
Perc ent
1,6
3,7
23,2
75,3
100,0

Tabel 5.5 menunjukkan penilaian karyawan


terhadap pekerjaan yang dibebankan kepada mereka
adalah adalah beragam sehingga tidak menjenuhkan
(keanekaragaman tugas-X1.1). Hal ini dapat dilihat
pada hasil penilaian karyawan yang menyatakan
setuju sebesar 52,1% dan sangat setuju sebesar
24,7% untuk indikator X1.11 bahwa pekerjaan yang

BAB IV HASIL DAN


PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.2. Deskripsi Responden
4.3. Deskripsi Variabel

4.4. Hasil Analisis


Pada bagian ini, laporan penelitian harus
menguraikan hasil-hasil temuan, termasuk
perhitungannya (jika ada) secara lengkap.
Hal-hal yang berkaitan dengan data dan
tabulasi dapat diletakan di lampiran.

KERANGKA KONSEPTUAL

H1a

Konsentrasi
Kepemilikan
Saham

(X1)
Resiko
Sistimatis
Perusahaan

(X2)

(X3)
Diversifikasi
Usaha

(X4)

(Y1)
H4e

H3a
H1b

H4a

H2a
H4b

H2b
H1c

Likuiditas
Saham

Struktur
Modal

H2c

H3c

H3b

Pertumbuhan
Perusahaan

(Y2)
H4d
H4g

H1d H
2d
Arus Kas Bebas

H3d

H4f

(Y3)

H4c

Nilai
Perusahaan
Manufaktur

(Y4)

KERANGKA KONSEPTUAL
X1.1 Bermakna

Y1.1 Pengakuan

X1.2 Kompetensi

Y1.2 Kompensasi

X1.3 Determinasi Diri

Y1.3 Pengawasan

X1.4 Pengaruh

Y1.4 Tantangan Pekerjaan

X1.5 Peng. Keputusan

Kepuasan Kerja
(Y1)

X1.6 Akses

Pemberdayaan
(X1)

H1 S

H4 S

Y1.5 Kondisi Kerja


Y1.6 Rekan Kerja
H5 S

Perilaku Peran Ekstra


(Y4)

H3 S
H2 S

H6 S

Komitmen Organisasi

(Y2)
Y2.1 Komitmen Afektif

Y3.1 Tanpa Pamrih

Y2.2 Komitmen Normatif

Y3.2 Bersikap Sportif

Y2.3 Komitmen Kontinuan

Y3.3 Disiplin Pada Waktu


Y3.4 Keterlibatan Diri
Y3.5 Inisiatif

Gambar
Hasil
Analisis
Pengaruh

348.30

x1
.00
-.18

z1

1 .01

.00

-.11

2.46

x2

97

.27

.00

x3

.84
.04

850454.92

58177.57
3.15

x4

z2

1.01

-22393.71

.00

.00

.16

.02
-.90

.00

.03

y1

.00912.45

y2

-.02
.76
-33921.40
.03

.55
275251260000.00
.00
z3
1

y3

-.01

.79

z4

y4

Keanekaragaman Identitas Keberartian


Tugas (X1.1) Tugas (X1.2)Tugas (X1.3)

Otonomi
(X1.4)

Pengakuan
(Y1.1)

Gambar
Hasil
Analisis
Pengaruh

Umpan Balik
(X1.5)

Kompensasi
(Y1.2)

Pengawasan
(Y1.3)
Keinginan Meninggalkan
Organisasi

Karakteristik
Pekerjaan
(X1)

0,064

Kepuasan Kerja
(Y1)
-0,557

0,52
1
Kepemimpinan
Transformasional
(X2)

0,14
8

0,128

Peluang Promosi
(X3)

0,23
8

0,24
90,64
8
0,299

0,31
9

0,12
7

Komitmen Organisasi
(Y2)

(Y3.1)

Keinginan Mencari
Pekerjaan Baru (Y3.2)

Turnover Intention
(Y3)
-0,461

Affective Commitment
(Y2.1)
Continuan Commitment
(Y2.2)
Normative Commitment
(Y2.3)

Status
Sosial (X3.1)

Wewenang
(X3.2)

Tanggung Jawab
(X3.3)

Penghasilan
(X3.4)

Pengaruh
Motivasi
Stimulasi
Pertimbangan
Individual (X2.1) Inspiratif (X2.2) Intelektual (X2.3) Individual (X2.4)

Penghasilan
(X3.4)

BAB IV HASIL DAN


PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.2. Deskripsi Responden
4.3. Deskripsi Variabel

4.4. Hasil Analisis


4.4.1. Hipotesa 1a
Karakteristik pekerjaan mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja secara positif. Hasil
perhitungan menunjukkan nilai CR sebesar 2,138 > CR
tabel 1,96 dengan tingkat signifikansi 0,032 (< 0,05).
Artinya, terdapat pengaruh positif karakteristik
organisasi terhadap kepuasan kerja. Dengan demikian
hipotesis terbukti atau diterima kebenarannya.

BAB IV HASIL DAN


PEMBAHASAN
4.5. Pembahasan
4.5.1. Pengaruh Pengeluaran Rutin Terhadap
Investasi Swasta
Pengaruh pengeluaran rutin pemerintah terdiri: gaji
pegawai, biaya perjalanan dinas, dan alat tulis kantor (ATK).
Di Sulawesi Utara terdapat perusahaan percetakan besar
10 buah dan kecil 30 buah. Kesemua percetakan ini telah
melakukan perbaikan mesin, percetakan ini mengharapkan
dapat mensuplai kebutuhan alat tulis kantor (ATK) pada 15
Kabupaten/Kota. Dalam kenyataan menunjukkan bahwa
pada Tahun 1980-an, untuk kebutuhan kertas atau ATK
lainnya, beberapa pelaksana tender di Sulawesi Utara
mendatangkannya dari Surabaya dan Jakarta, namun satu
dasarwarsa terakhir ini, hampir semua kebutuhan ATK telah
tersedia.
Hasil studi

BAB IV HASIL DAN


PEMBAHASAN
Hasil studi ini sesuai dengan hasil penelitian Kim (1997)
yang melakukan penelitian di Korea mengenai peranan
pemerintah daerah terhadap pertumbuhan eknomi. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa investasi pemerintah
(pengeluaran pembangunan) dan pengeluaran konsumsi
pemerintah (pengeluaran rutin) mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap investasi swasta dan
pertumbuhan ekonomi.
Hasil studi ini memberikan implikasi bahwa pemerintah
daerah harus terus mendorong peningkatan investasi
pemerintah daerah, karena mempunyai efek ganda
(multiplier effect) terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan penerimaan pemerintah daerah melalui
Pendapatan Asli Daerah (PAD).

BAB IV HASIL DAN


PEMBAHASAN
4.5. Pembahasan
4.5.1. Pengaruh Servicescape Terhadap Kepuasan
Pelanggan
Kepuasan para wisman semakin lengkap, khususnya
bagi mereka yang membawa keluarga termasuk anak-anak
karena tersedianya servicescape yang cocok dengan
kebutuhan mereka, misalnya tersedianya arena bermain di
kolam maupun di taman ataupun playstation centre di
dalam ruangan, tersedianya panggung musik dan fitness
centre, dan lain sebagainya. Lebih jauh, khusus para
wisman yang merencanakan pernikahan pun atau paket
bulan madu di sekitar hotel tempat mereka menginap,
servicescape dirancang khusus sedemikian lengkap sesuai
dengan permintaan.
Hasil wawancara

BAB IV HASIL DAN


PEMBAHASAN
Hasil wawancara menunjukkan
servicescape memberikan efek second
home bagi pelanggan hotel. Hal ini
disebabkan karena pertama, pelanggan
cenderung bersifat long stay, oleh
karenanya fungsi hotel dilihat sebagai
rumah kedua, persepsi ini lebih
signifikan ketika pelanggan mengajak
anak dan istrinya. Kedua, ada persepsi
mereka saya mau menikmati alam dan
servicescape yang ditawarkan hotel,
namun saya tidak mau kenikmatan

BAB IV HASIL DAN


PEMBAHASAN
4.5. Pembahasan
4.5.1. Pengaruh Perilaku Peran Ekstra
Karyawan Terhadap Kepuasan Pelanggan
Sifat membina hubungan baik dengan orang
lain mencerminkan nilai-nilai budaya orang Bali.
Mereka meyakini Karma Pala (hukum karma),
yaitu jika kita berbuat baik maka kebaikan pula
yang akan kita terima dan sebaliknya jika kita
berbuat tidak baik maka petaka yang kita terima.
Nilai ini diwujudkan dalam perilaku peran ekstra
karyawan hotel, yaitu membantu dan menghargai
tamu, dan akhirnya pelanggan merasa nyaman,
senang dan puas.

Contoh Temuan Teoritik


Kotler (2007) Nilai kepuasan adalah suatu konsep
yang dapat memandu dan memudahkan konsumen, di
dalam memilih di antara berbagai alternatif perangkat
kebutuhan atau perangkat variasi pilihan produk.
Dijelaskan pula oleh Massie (1998) bahwa dewasa ini
produk satu-satunya yang dicari adalah produk yang
memberikan totalitas nilai yang tingi dan mampu
memberikan kepuasan sesuai harapan pelanggan atau jauh
melebihi apa yang diharapkan. Bilamana semua ini mampu
disediakan perusahaan, maka diharapkan pelanggan akan
tetap loyal dengan perusahaan.
Pasar swalayan harus memberikan jasa pelayanan
bermutu dan lebih baik dari pesaingnya. Konsumen pada
dasarnya harus dipuaskan dengan totalitas nilai yang
tinggi, bila tidak maka konsumen dapat dengan mudah
berpindah ke tempat lain.

Contoh Temuan Empirik


Berdasarkan data responden, menunjukkan para wanita
karir berada pada kisaran umur 26 sampai 55 Tahun,
berpendidikan sarjana, yang bekerja tersebar pada
beberapa industri, seperti perbankan dan asuransi, ritel,
perhotelan dan restoran, manufaktur. Sebagian lagi ada
yang berprofesi sebagai pengusah dan pegawai negeri sipil
(PNS). Masa kerja mereka berkisar antara 11-15 Tahun dan
16-20 Tahun.
Karakteristik yang menonjol dari para wanita karir selain
memiliki otoritas dalam pengambilan keputusan,
Karakteristik lainnya dari mereka sebagian besar memilih
produk yang bermerek (branded), dan memiliki satu atau
dua tempat pembelanjaan favorit yang mereka percayai.
Tempat pembelajaan yang mereka pilih biasanya adalah
yang berada di pusat-pusat pembelanjaan, seperti mal dan
pasar swalayan

Contoh Temuan Empirik


Untuk saat-saat tertentu kebutuhan para wanita karir melebihi
dana yang dianggarkan, seperti membeli tas, sepatu dan
busana. Biasanya mereka melakukan pembelian seperti itu
dikala melakukan perjalanan dinas atau selesai melaksanakan
suatu proyek yang berhubungan dengan pekerjaan mereka.
Jadi untuk menutupi kekurangan anggaran, mereka tidak
menggunakan dana bulanan yang telah disediakan.
Seringkali juga dana diperoleh dari suami mereka diluar jatah
per bulan untuk kebutuhan keluarga. Bahkan bila dalam kurun
waktu tertentu ternyata dana masih tersisa, seringkali mereka
melaksanakan perjalanan wisata melakukan kunjungan ke
keluarga Akhirnya, mereka juga tidak melupakan
persembahan tetap bulanan sesuai dengan kepercayaan
mereka.

Contoh Implikasi Manajerial


Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan para wanita
karir memiliki peran ganda, baik sebagai wanita pekerja
maupun sebagai kasir keluarga, maka secara teoritis
pemasar harus memperhatikan keberadaan mereka
sebagai potensial buyer yang profitable
Pemasar harus menyesuaikan dengan kebiasaan
mereka memilih pusat-pusat pembelanjaan, ingin dilayani
secara spesial sebagai wujud aktualisasi kebanggaan diri
mereka, juga harus diperhatikan pemasar
Segmentasi pemasaran, mengharuskan pemasar
memperhatikan sifat mereka yang selalu menjaga
penampilan agar tetap kelihatan sebagai wanita seutuhnya.
Karena itu, produk-produk yang tersedian seyogianya
menunjang penampilan mereka, mulai dari ujung kaki
sampai pada ujung rambut. Bagi pemasar pasar swalayan,
ketersediaan kosmetik, fashion, produk-produk kesehatan

Contoh Keterbatasan
Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah hanya
memfokuskan perilaku wanita karir. Tanpa
disadari ibu rumah tangga (tradisional wife
house) juga merupakan pengendali dari
keputusan pembelanjaan keluarga. sekalipun
tidak berpenghasilan bukan berarti tidak punya
uang. Mungkin saja tidak dituntut bekerja oleh
suami, atau penghasilan suami terasa cukup
untuk membiayai kebutuhan keluarga mereka.
Pemasar harus memperhatikan segmen ini.
Penggunaan iklan TV dan majalah adalah tepat
karena para wanita sebagai ibu rumah tangga
memiliki cukup waktu untuk nonton atau
membaca majalah.

Contoh Keterbatasan
Penelitian
Keterbatasan lainnya juga, bahwa penelitian ini
tidak memperhitungkan keberadaan pasar
tradisional sebagai tempat berbelanja. Artinya,
para wanita karir sekalipun tidak melakukan
pembelian di tempat tersebut akan tetapi mereka
dapat merekomendasikan kepada pembantu atau
sanak saudara mereka untuk melakukan pembelian
di pasar-pasar tradisional. Hal ini dapat terjadi pada
karakteristik wanita karir yang rasional dalam
berbelanja. Untuk itu, untuk penelitian selanjutnya
dapat memperhatikan keberadaan pasar swalayan
sebagai salah satu alternatif tempat berbelanja.

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan Teoritik
Kesimpulan Integratif
Saran Praktik

BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka diperoleh
kesimpulan yang khusus untuk menggambarkan keadaan
Provinsi Sulawesi Utara. Beberapa kesimpulan yang
dimaksud, sebagai berikut: (i) tingkat bunga tidak
berpengaruh signifikan terhadap investasi swasta,
sedangkan pengeluaran rutin, pengeluaran pembangunan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap investasi swasta,
(ii) tingkat bunga
Selanjutnya, hasil temuan menunjukkan pengaruh tidak
langsung yang sangat menentukan pengangguran adalah
pengeluaran pembangunan, dan pengaruh tidak langsung
yang sangat menentukan antara pengeluaran pembangunan
terhadap pengangguran adalah melalui investasi swasta.

BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan

5.2. Saran
Saran kebijakan yang dapat dikemukan dari temuan empirik ini
bahwa pengeluaran rutin, pengeluaran pembangunan, dan tingkat
bunga apabila dikelola dengan baik dan berjalan sesuai yang
diharapkan maka akan mempengaruhi investasi swasta, ekspor,
yang selanjutnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
mengurangi pengangguran.
Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan mengatasi
pengangguran di Sulawesi Utara maka kebijakan pemerintah
daerah Provinsi Sulawesi Utara diarahkan pada pembelajaan rutin,
pengeluaran pembangunan, dan tingkat bunga perlu dijadikan
kebijakan pokok karena akan berkaitan langsung dengan
investasi, ekspor, pertumbuhan ekonomi, dan pengangguran.

BAB V PENUTUP
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara diharapkan dapat
memanfaatkan dana belanja pembangunan sebaik mungkin
bagi kemajuan perekonomian daerah. Belanja pembangunan
memberikan implikasi terhadap penurunan tingkat
pengangguran. Belanja pembangunan yang bersumber dari
APBN maupun APBD harus secepat mungkin direspon oleh pihak
eksekutif maupun legislatif sehingga realisasi anggaran sesuai
dengan kebutuhan dan jadwal yang ditetapkan, dan
perekonomian Sulawesi Utara berjalan dengan baik, dan pada
akhirnya tingkat pengangguran dapat di tekan. Persoalan
mengenai lambannya pihak legislatif untuk mengesahkan
RAPBD yang diajukan eksekutif seyogianya disadari dan
dipercepat prosesnya sampai keluarnya juklak maupun juknis.
Sehingga penyerapan anggaran pada masing-masing satuan
kerja perangka daerah (SKPD) berjalan dengan baik.

BAB V PENUTUP
Untuk investasi swasta, karena hasil
menunjukkan bahwa investasi swasta di
Sulawesi Utara memegang peranan penting
dalam meminimalkan pengangguran, maka
sebaiknya pemerintah dan masyarakat
menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Pelayanan satu atap (one stop service) dan
jaminan kepastian hukum berinvestasi benarbenar harus diterapkan agar minat
berivestasi dari para investor cukup tinggi
untuk Sulawesi Utara.

MSDM - OB
DR. VICTOR P.K. LENGKONG, SE.MSI

Brief Contents
ORGANIZATIONAL BEHAVIOR (OB): The
field that seeks increased knowledge of all
aspects of behavior in organizational
settings (people, group, organization)
through the use of the scientific method
(Greenbrg J. and Baron R.A., 2008).

HUMAN RESOURCE MANAGEMENT


(HRM): the policies and practices involved
in carrying out the people or human
resources aspects of a management
position, including recruiting, screening,

Discipline

Relevant OB Topics

Psychology

Perception and learning,


personality, emotion and stress,
attitudes, motivation, decision
making, creativity.

Sociology

Group dynamics, socialization,


communication.

Anthropology

Organizational culture, leadership.

Political Science

Interpersonal conflict,
organizational power.

Economics

Decision making, negotiation,


organizational power.

Management
Science

Technology, organizational quality


and change.

JOB ANALYSIS
POLICIES &
PRACTICE OF
HUMAN
RESOURCES
MANAGEMENT

RECRUITING
SCREENING
TRAINING
REWARDING
APPRAISING

Relevant OB-HRM Topics

TURNOVER INTENTION, absenteeism, employee


withdrawal
ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB);
extra effort, extra-role PROSOCIAL BEHAVIOR, good
citizenship behavior, good soldier syndrome
EMPOWERMENT (meaning, competence, selfdetermination, and impact)
MOTIVATION (Job Design, Job Enlargment, Job
Enrichment), and
THE JOB CHARACTERISTIC MODEL (Skill Variety, Task
Identity, Task Significance, Autonomy, Feedback)
Commitment organizational (Affective, Continuance,
Normative)
NEEDS (Physiological, Safety, Social, Esteem, SelfActualization)
INTERPERSONAL CONFLICT, ORGANIZATIONAL

Downsizing (Rightizing)
Outsourcing
Virtual Organization
Telecommuniting (telework)
Flextime programs
Compressed workweeks
Job sharing
Voluntary reduced work time (V-time)
programs
TQM
Corporate Social responsibility
(employees, investors, suppliers, local
communities)
Ethical Behavior (business ethics, moral
values)

Artinya!!!!
riset OB & HRM begitu luas (- 1 = 1.000)
hindari replikasi topik

PT W menjadi

PT M:
-

kepuasan thd motivasi


motivasi thd kepuasan
produktivitas thd kepuasan
motivasi thd produktivitas

saat ini multi disiplin (topik) &


multivariat (analisis)

DASAR
PEMODELAN SEM

Referen
si

1.
2.
3.

Publikasi Ilmiah (Jurnal):


Sebagai Referensi Penelitian
Job
Characteri
stic

Job
Satisfacti
on

Promotio
n
Opportun
ity
Promotio
n
Opportun
ity

Organizati
onal
Commitme
nt

Turnover
Intention

Turnover
Intention

4.

Transformati
onal
Leadership

Job
Satisfacti
on

5.

The Other
Variables

The Other
Variables

Turnover
Intention

Kerangka Konseptual:

Variabel
Kebijakan

Endogent
Intervening
Variables
Variabel Tujuan
Antara

Variabel Input

Variabel Proses

Exogent Variables

Job Characteristic
(X1)

Variabel Tujuan
Variabel Output

Job Satisfaction
(Y1)

Transformational
Leadership
(X2)

Promotion
Opportunity
(X3)

Endogent
Dependent
Variables

Turnover Intention
(Y3)

Organizational
Commitment
(Y2)

Kerangka Konseptual:
Job Characteristic
(X1)

Job Satisfaction
(Y1)

Transformational
Leadership
(X2)

Promotion
Opportunity
(X3)

Turnover Intention
(Y3)

Organizational
Commitment
(Y2)

Variabel
Kebijakan

Endogent
Intervening
Variables
Variabel Tujuan
Antara

Variabel Input

Variabel Proses

Exogent Variables

Endogent
Dependent
Variables
Variabel Tujuan
Variabel Output

Berilah Judul Berdasarkan kerangka konseptual Latihan


8, yaitu:

.
.
.
.
.

2 Komponen SEM

1. Model Pengukuran (measurement


model):
menyangkut analisis tentang apakah
indikator benar-benar secara valid dan
realiabel mengukur konstruk (unobserved
variable). MP sejumlah variabel penelitian.

2. Model Struktural (stuctural model):


menyangkur analisis tentang pengaruh
suatu konstruk dengan konstruk lainnya.
MS sejumlah masalah dan hipotesis yang
ingin diuji.

Model
Pengukuran

Karakteristik Pekerjaan
(Job Characteristic)
X1

ad. Persepsi karyawan tentang ciri pekerjaannya yang


meliputi keanekaragaman dan kejelasan tugas yang
dikerjakan, otonomi, dan umpan balik.

Indikator pengukur, sbb:


- keanekaragaman tugas (X1.1)
- identitas tugas (X1.2)
- keberartian tugas (X1.3)
- otonomi (X1.4)
- umpan balik (X1.5)

Keanekaragaman
Tugas (X1.1)
Identitas
Tugas (X1.2)
Keberartian
Tugas (X1.3)

Job Characteristic
(X1)

Otonomi
(X1.4)
Umpan Balik
(X1.5)

Model Pengukuran
I

,41 Indikator (CFA) valid bila


e5

x1.5

e4

x1.4

e3

x1.3

e2

x1.2

e1

x1.1

-,90

,33
,37
,61
,39,63
,93
,86

Goodness of Fit Index


(GFI) > 0.90
Goodness of fit

,64
,57
Karakteristik
pekerjaan

Chi square=7,693
df=4
p=,103
cmindf=1,923
GFI=,984
AGFI=,940
TLI=,968
CFI=,987
NFI=,974
RMSEA=,070
RMR=,013
PGFI=,262

Kepemimpinan Transformasional
(Transformational Leadership)
X2

ad. Penilaian seorang karyawan terhadap atasan


langsung sebagai manajernya dalam mempengaruhi,
memotivasi, membantu, dan menghargai mereka
sebagai bawahan.

Indikator pengukur, sbb:


- pengaruh individual (X2.1)
- motivasi inspiratif (X2.2)
- stimulasi intelektual (X2.3)
- pertimbangan individual (X2.4)

Pengaruh
Individual (X2.1)
Motivasi
Inspiratif (X2.2)
Pertimbangan
Individual (X2.4)
Stimulasi
Intelektual (X2.3)

Transformational
Leadership
(X2)

Model Pengukuran
II

1.02
e6

x2.1

e7

x2.2

e8

x2.3

e9

x2.4

Indikator (CFA) valid bila


Goodness of Fit Index
(GFI) > 0.90

.44 1.01
.66
Kepemimpinan
.33
.58
transformasional
.91
.82

Goodness of fit
Chi square=32.244
df=2
p=.000
cmindf=16.122
GFI=.934
AGFI=.669
TLI=.837
CFI=.946
NFI=.943
RMSEA=.283
RMR=.025
PGFI=.187

Status
Sosial (X3.1)
Wewenang
(X3.2)
Tanggung Jawab
(X3.3)
Penghasilan
(X3.4)

Promotion
Opportunity
(X3)

Model Pengukuran
III

Peluang Promosi
(Promotion Opportunity)
X3

ad. Peningkatan karir atau jabatan pada level


yang lebih tinggi.

Indikator pengukur, sbb:


- status sosial (X3.1)
- wewenang (X3.2)
- tanggung jawab (X3.3)
- penghasilan (X3.4)

Indikator (CFA) valid bila


Goodness of Fit Index
(GFI) > 0.90

.19
e10

x3.1

e11

x3.2

e12

x3.3

e13

x3.4

.28 .44
.53

.69
.83

.49.70

Peluang
promosi

Goodness of fit
Chi square=10.992
df=2
p=.004
cmindf=5.496
GFI=.972
AGFI=.858
TLI=.831
CFI=.944
NFI=.934
RMSEA=.154
RMR=.022
PGFI=.194

Pengakuan
(Y1.1)
Kompetensi
(Y1.2)
Pengawasan
(Y1.3)

Job Satisfaction
(Y1)

Model Pengukuran
IV

Definisi Operasional:

Kepuasan Kerja
(Job Satisfaction)
Y1
ad. Perasaan puas yang dialami seorang
karyawan dari dalam dirinya maupun atas
kebijakan-kebijakan organisasinya.
Indikator pengukur, sbb:
- pengakuan (Y1.1)
- kompensasi (Y1.2)
- pengawasan (Y1.3)

.46
e16
e15
e14

y1.3

Indikator (CFA) valid bila


Goodness of Fit Index
(GFI) > 0.90

.68
.63
.79
y1.2
.62.79
y1.1

Kepuasan
kerja

Goodness of fit
Chi square=.000
df=0
p=\p
cmindf=\cmindf
GFI=1.000
AGFI=\AGFI
TLI=\TLI
CFI=\CFI
NFI=\NFI
RMSEA=\RMSEA
RMR=\RMR
PGFI=\PGFI

Affective
Commitment
(Y2.1)
Continuance
Commitment
(Y2.2)
Normative
Commitment
(Y2.3)

Organization
Commitment
(Y2)

Model Pengukuran
V

Definisi Operasional:

Komitmen Organisasi
(Organization Commitment)
Y2

ad. Keterlibatan dan keterikatan seorang karyawan


yang didasari oleh keinginan, kebutuhan, dan
keharusan pada organisasi yang
mempekerjakannya.

Indikator pengukur, sbb:


- affective commitment (Y2.1)
- continuan commitment (Y2.2)
- normative commitment (Y2.3)

.60
e17
e18
e19

y2.1

.53
.73
y2.2
.51.72
y2.3

.78

Indikator (CFA) valid bila


Goodness of Fit Index
(GFI) > 0.90
Komitmen
organisasi

Goodness of fit
Chi square=.000
df=0
p=\p
cmindf=\cmindf
GFI=1.000
AGFI=\AGFI
TLI=\TLI
CFI=\CFI
NFI=\NFI
RMSEA=\RMSEA
RMR=\RMR
PGFI=\PGFI

Keinginan
Meninggalkan
Organisasi
(Y3.1)
Keinginan Mencari
Pekerjaan Baru
(Y3.2)

Turnover Intention
(Y3)

Pertimbangan
Meninggalkan
Organisasi (Y3.3)
Keputusan
Meninggalkan
Organisasi
(Y3.4)

Model Pengukuran
VI

Definisi Operasional:

Keinginan untuk keluar


(Turnover Intention)
Y3

ad. Perasaan seorang karyawan untuk keluar dari


organisasi yang mempekerjakannya.

Indikator pengukur, sbb:


- keinginan meninggalkan organisasi (Y3.1)
- keinginan mencari pekerjaan baru (Y3.2)
- pertimbangan meninggalkan organisasi (Y3.3)
- keputusan meninggalkan organisasi (Y3.4)

Indikator (CFA) valid bila


Goodness of Fit Index
(GFI) > 0.90

.86
e1

y3.11

-.92

.93

.85
e2

.92

y3.12

.74
.86
e3

y3.21

.85
.72

e4

y3.22

Turnover
intention

Goodness of fit
Chi square=.865
df=1
p=.352
cmindf=.865
GFI=.998
AGFI=.977
TLI=1.001
CFI=1.000
NFI=.999
RMSEA=.000
RMR=.008
PGFI=.100

Model Struktural

Model Struktural
Keanekaragaman Identitas Keberartian
Tugas (X1.1) Tugas (X1.2)Tugas (X1.3)
Pengakuan
(Y1.1)

Karakteristik
Pekerjaan
(X1)

H1
H3
H2

Otonomi
(X1.4)
Kompensasi
(Y1.2)

Organisasi

Pengawasan
(Y1.3)

Kepuasan Kerja
(Y1)

H11

H6
H10
H5

Keinginan Mencari
Pekerjaan Baru (Y3.2)

Keputusan
Meninggalkan
Organisasi (Y3.4)

Turnover Intention
(Y3)

H9
H12

H8

(Y3.1)

Pertimbangan
Meninggalkan
Organisasi (Y3.3)

H4 H7

Kepemimpinan
Transformasional
(X2)

Peluang Promosi
(X3)

Keinginan Meninggalkan

Umpan Balik
(X1.5)

Komitmen Organisasi
(Y2)

Affective Commitment
(Y2.1)
Continuan Commitment
(Y2.2)
Normative Commitment
(Y2.3)

Status
Sosial (X3.1)

Wewenang
(X3.2)

Tanggung Jawab
(X3.3)

Penghasilan
(X3.4)

Pengaruh
Motivasi
Stimulasi
Pertimbangan
Individual (X2.1) Inspiratif (X2.2) Intelektual (X2.3) Individual (X2.4)

.20
5

e1

e2

.84

.41

x1.1

x1.2

.92

EST

e6

e7

e8
e9

IMA
TE

x2.1
x2.2
x2.3

e4

e3

.38
x1.3

.31
x1.4

.62 .56

.64

e5

.42
x1.5

.65

-.11

.73

.70

y1.2

y1.3

Kepuasan
kerja

-.32

.15

x2.4

.38
-.27
.52

-.14

Peluang
promosi

x3.1

x3.2

e11

e10

.24

.75

x3.3

e12

.56

y2.2

y2.3

e17

e18

e19

x3.4

e13

d2

.73
.70
.49
.53

y2.1

y3.1

e20

.90

.95
y3.2

Komitmen
organisasi

.70
.49

Turnover
intention

.32

.17

.91

d3

.65.95

-.26

.90.95

.85
.72

d1

.16

Kepemimpinan
transformasional

.40
.49
.16
.24

.42

.75 .65
.58

.82

.13

.96

e16

.56

y1.1

(KO
RE EFIS
GR
.92
E S I IE N JA
)
LUR
.38
.62

e15

.68

Karakteristik
pekerjaan

.49

e14

e21

Goodness of fit
Chi square=285.524
df=173
p=.000
cmindf=1.650
GFI=.880
AGFI=.840
TLI=.937
CFI=.948
NFI=.880
RMSEA=.059
RMR=.050
PGFI=.659

Regression Weights
Pengaruh Antar Variabel

UJI t

Probabili
tas

Estimate

C.R.

2.138
10.392

0.032
0.000

Kepuasan Kerja
Kepuasan Kerja

<-<--

Kepemimpinan Transformasional

0.133
0.734

Kepuasan Kerja

<--

Peluang Promosi

0.154

2.244

0.025

Komitmen Organisasi

<--

Karakteristik Pekerjaan

0.158

2.218

0.027

Komitmen Organisasi

<--

Kepemimpinan Transformasional

0.324

2.658

0.008

Komitmen Organisasi

<--

Peluang Promosi

0.175

2.206

0.027

Komitmen Organisasi

<--

Kepuasan Kerja

0.381

2.796

0.005

Turnover Intention

<--

Karakteristik Pekerjaan

-0.113

-2.086

0.037

Turnover Intention

<--

Kepemimpinan Transformasional

-0.260

-2.798

0.005

Turnover Intention

<--

Peluang Promosi

-0.144

-2.356

0.018

turnoverIntention

<--

Komitmen Organisasi

-0.272

-2.818

0.005

Turnover Intention

<--

Kepuasan Kerja

-0.315

-2.855

0.004

Karakt eristik Pekerjaan

Summary of Models:
Hasil Uji Goodness of Fit Overall
Model Struktural
No.

Indeks

Syarat

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Chi Square
Probabilitas Chi Square
RMSEA
GFI
AGFI
CMIN/DF
TLI
CFI

Kecil
5%
0.08
0.90
0.90
2.00
0.95
0.95

Summary of Models:
Hasil Uji Goodness of Fit Overall
Model Struktural

Chi-Square Statistik (X2)


Alat ukur paling fundamental untuk mengukur overal
fit model adalah Likelihood Ratio Chi-Square, yang
bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel
yang digunakan. Model yang diuji dipandang baik
atau memuaskan bila Chi-Square (X2) rendah
berdasarkan probabilitas dengan cut-off value
sebesar p>0,05 atau p>0,10.
The Root Mean Square Error Approximation (RMSEA)
RMSEA adalah indeks yang dapat digunakan untuk
mengkompensasi Chi-Square Statistic dalam sampel
yang besar. Nilai RMSEA < 0,08 merupakan indeks
untuk dapat diterimanya model.

Summary of Models:
Hasil Uji Goodness of Fit Overall
Model Struktural

Goodness of Fit-Index (GFI)


GFI adalah analog dari R2 dalam Analisis Regresi
Berganda. GFI merupakan sebuah ukuran yang
mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai
dengan 1,0 (perfect fit). Nilai indeks yang tinggi
menunjukkan better fit. GFI diharapkan adalah
sebesar > 0,90.
Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)
Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah
sebesar > 0,90. Nilai 0,95 dapat diinterpretasikan
sebagai tingkatan yang baik (good overall model fit),
sedangkan nilai antara 0,90-0,95 menunjukkan
tingkat kecukupan (adequate fit).

Summary of Models:
Hasil Uji Goodness of Fit Overall
Model Struktural

The Minimum Sample Discrepancy Function (CMIN) dibagi


Degree of Freedom (DF)
Nilai X2 relatif <2,0 atau bahkan 3,0 merupakan indikasi dari
acceptable fit antara model dengan data.
Tucker Lewis Index (TLI)
Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk
diterimanya sebuah model adalah penerimaan >0,95 dan
nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very good
fit.
Comparative Fit Index (CFI)
Besaran CFI pada rentang nilai 0-1. Semakin mendekati
nilai 1, mengindikasikan tingkat kesesuaian paling tinggi
(a very good fit). Nilai yang direkomendasikan CFI >0,95.

kini saatnya Anda


membahas dan
menginterpretasi hasil
selamat mencoba

INTERPRETASI DAN
PEMBAHASAN:
KOEFISIEN JALUR REGRESI

Hasil pengujian menunjukkan koefisien jalur regresi


karakteristik pekerjaan terhadap kepuasan kerja
sebesar 0,133 (tanda positif menunjukkan arah
pengaruh). Artinya, bila pekerjaan bervariasi
(keanekaragaman tugas - X1.1), karyawan memiliki
keterlibatan dan kesempatan (identitas tugas X1.2),
pekerjaan itu dianggap penting oleh karyawan
(keberartian tugas X1.3), ada keleluasaan dan
kebebasan (otonomi tugas X1.4), dan menerima
informasi dan penilaian yang jelas (umpan balik X1.5)
maka kepuasan kerja dari karyawan bersangkutan akan
meningkat (sebesar nilai koefisien jalur regresi).
Hasil pengujian menunjukkan koefisien jalur regresi
kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan
kerja sebesar 0,734. Artinya, bila seorang pemimpin
menumbuhkan kepercayaan (pengaruh individual
X2.1), motivasi (motivasi inspiratif (X2.2), petunjuk

INTERPRETASI DAN
PEMBAHASAN:
PENGUJIAN HIPOTESIS
Hasil pengujian menunjukkan nilai
probabilitas untuk hipotesis 1, yaitu
karakteristik pekerjaan berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan kerja sebesar
0,032. Artinya, hipotesis diterima.
Hasil pengujian menunjukkan nilai
probabilitas untuk hipotesis 4, yaitu
kepemimpinan transformasional
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
kerja sebesar 0,000. Artinya, hipotesis
diterima.
dstnya

INTERPRETASI DAN
PEMBAHASAN:
HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi ini membuktikan bahwa karakteristik pekerjaan


berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan
bahwa pihak perusahaan harus memperhatikan karakteristik
suatu pekerjaan sebelum diamanatkan kepada setiap
karyawan, sehingga karyawan bersangkutan merasa puas
dalam bekerja.
Studi ini mendukung pendapat, seperti Wexley and Yukl (2003)
bahwa tingkat otonomi pekerja yang didapatkan dalam
pekerjaannya serta tingkat dimana pekerjaan memberikan
umpan balik pelaksanaan kerja yang objektif akan
menentukan seberapa banyak kesempatan diperoleh untuk
pemuas kebutuhan
Studi ini membuktikan bahwa gaya kepemimpinan
transformasional meningkatkan kepuasan kerja karyawan.
Studi ini konsisten dengan studi-studi sebelumnya, seperti
Podsakoff et al., (1996) bahwa kepemimpinan
transformasional memiliki hubungan yang signifikan dengan
kepuasan kerja secara menyeluruh. Utomo (2002) dalam

Daftar Bacaan:
Cooper, D.R. Dan Emory, C.W. (1997). Business Research Methods. (6 th Ed). Mc.Graw Hill.
Kuncoro, M. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis?. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Nazir, M. (2000). Metode Penelitian. Jakarta Ghalia Indonesia.
Malhotra, N.K. (2004). Marketing Research: An Applied Orientation. (4 th ed). New Jersey: Prentice Hall.
Singarimbun, M dan Effendi, S. (1995). Metode Penelitian Survei, Jakarta, LP3ES.
Zikmund, W.G. (2002). Business Research Method. (7 th ed).
Anggraini Sri. (1979). "Populasi dan Sampel", Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta.
James, A. Davits. (1971) Elementary Survey Analysis.
Nugroho. (1985). Rumus-Rumus Statistika Serta Penerapanya. CV.Rajawali, Jakarta.
Spiegel-R Murray. (1972) Elementary Sampling Theory, Theory And Problems of Statistic, Mc. Graw Hill Book,
Company.
Sekaran Uma. (2003). Research Methods For Business: A Skill Building Approach Forth Edition. John Wiley & Sons,
Inc.
Utomo Budi. (1988). "Prinsip-Prinsip Analisis Statistik", pada Penataran & Lokakarya Biostatistik FKM se
Indonesia, Jakarta, Februari-Maret.
Ferdinand, A. 92002). Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen: Aplikasi Model-Model Rumit
Dalam Penelitian Untuk Tesis Magister dan Disertasi Doktor. Semarang: Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro.
Hair, J.F.Jr., Ralph A.E., Taham R., and William B.C. (2002). Multivariate data analysis. Fifth Edition. Singapure:
Prentice-Hall International, Inc.
Anzwar, S. (1998). Metode penelitian. Edisi I. Cetakan I. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Imam Ghozali. (2001). Aplikasi Analisis Multivariate. (Badan Penerbit UNDIP).
Imam Ghozali. (2006). Analisis Multivariate Lanjutan. (Badan Penerbit UNDIP).

terima kasih
T u h a n Memberkati
kini, esok, danselamanya

Anda mungkin juga menyukai