32

Environmental
Impact Assessment :
Between
Bureaucratic Process
and Social Learning.
Penilaian Dampak
Lingkungan (AMDAL) :
Antara Proses Birokrasi
dan Pembelajaran
Kelompok 7
Fitria Alamri
Sosial
Sisilia Amelia Essing
Lesli Lariancang Aimbu
Reince Herry Tangkowit

Pendahuluan

Environmental Impact Assessment (EIA) atau Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah alat yang
relatif baru untuk pengambilan keputusan yang
melibatkan satu rangkaian standar prosedur yang
dirancang untuk mengevaluasi Kemungkinan terdampak
dari perencanaan terhadap lingkungan hidup dan lebih
luasnya pada kesehatan manusia.

Proses EIA/AMDAL dalam pengambilan Keputusan

Kebijakan Publik, biasanya menjadi pusat paling
kontroversial, Sulit membuat keputusan (trade-offs)
antara alam, masyarakat dan ekonomi.

ASAL USUL EIA atau AMDAL

Tanggal 1 Januari 1970 di Amerika Serikat EIA atau AMDAL

menjadi alat pengambil keputusan setelah adanya
National Environmental Protection Act (NEPA) atau
Undang-Undang Perlindungan Lingkungan.

Awal mula dari EIA/AMDAL dapat ditelusuri kembali jauh

lebih awal dalam sejarah pengambilan keputusan dalam
pembangunan. Tidak ada yang baru tentang gagasan
menggabungkan
pengumpulan
informasi
dalam
perencanaan dan desain, dimana EIA/AMDAL sebagai alat
analisis untuk membuat prediksi.

Lanjutan

Sebelum NEPA, upaya untuk mengukur dampak dan membuat

prediksi dilakukan oleh kebijaksanaan pengembang atau
instansi Pemerintah tanpa adanya prosedur dan pengawas
regulasi.

Sebelum NEPA, proses evaluasi formal hanya memasukan 2

(dua) pertimbangan utama yaitu Kemampuan Finansial dan
Kelayakan Teknis (Barrow 1997).

Pada tingkat Legislatif ; Undang-undang yang mengatur

kesehatan manusia, perlindungan konsumen, dan keamanan
kerja pada awalnya gagal membuat hubungan sistematis
antara pembangunan dan lingkungan hidup (Caldwell 1988).

NEPA (National Enviromental Protection Act)

/ Undang-Undang Perlindungan Lingkungan ;
Amerika

Tujuan : untuk mereformasi proses pengambilan keputusan

dan dominasi pengembang dan bentuk prioritas dari cara
yang akan dilaksanakan serta tinjauan eksternal (Caldwell
1988).

Kerangka NEPA Pertama : penilaian dampak lingkungan

dari semua tindakan yang diusulkan, termasuk efek residu
yang tidak dapat dikurangi, dan alternatif tindakan yang
diusulkan.

Kerangka NEPA Kedua : hubungan keuntungan ekonomi

jangka pendek dan jangka panjang mempertahankan
ekosistem yang produktif.

Lanjutan

Kerangka NEPA Ketiga : pernyataan dampak lingkungan

(irreversible environment) atau konsekuensi sosial sebagai
akibat dari tindakan yang harus dilaksanakan.

NEPA khusus mengamanatkan keterbukaan informasi

kepada publik dan instansi pemerintah terkait lainnya,
dengan mewajibkan penyusunan dan penyebarluasan
Pernyataan Dampak Lingkungan (Environmental Impact
Statement atau EIS).

TAHAPAN PROSES EIA (AMDAL)

Proses Dasar EIA (AMDAL) :
1.

Penyaringan Administrasi (Screening of project proposal)

2.

Penjajakan (Scoping)

3.

a.

Definisi isu-isu kunci

b.

Menyusun Parameter

c.

Pengumpulan data dasar

Dampak Lingkungan
a.

Identifikasi dan prediksi dampak

b.

Evaluasi dampak penting

c.

Rekomendasi strategi mitigasi dan manajemen

d.

Penyebarluasan Pernyataan Akhir Dampak

(Environmental Impact Statement atau EIS)

Lingkungan

Lanjutan
4.

Ulasan EIS - Keputusan dibuat

5.

Pelaksanaan Awal Pengembangan

6.

Pemantauan dan Audit

KEHIDUPAN SETELAH NEPA: ADAPTASI

DAN PENYEBARAN UNDANG-UNDANG EIA

Konsepsi EIA (AMDAL) modern telah ditandai oleh

penyebaran undang-undang AMDAL kepada lebih dari 100
negara di seluruh dunia (Glasson et al. 2005).

Pada Perkembangannya, sejauhmana UU EIA (AMDAL)

digunakan untuk mengintegrasikan masyarakat kedalam
proses pengambilan keputusan (Participation).

Faktor iklim politik yang sedemikian rupa sehingga orang

memiliki akses informasi, sarana dalam proses
pengambilan keputusan dan kemampuan untuk menantang
hasil.

PENERAPAN EIA (AMDAL) : TANTANGAN

PROSEDURAL DAN KRITIK

Norma-norma prosedural dalam konteks legislatif tentang

bagaimana, kapan dan sebatas mana partisipasi publik
dibutuhkan :
1.

Aksesibilitas Informasi.

2.

Partisipasi Masyarakat

3.

Wadah atau badan perwakilan masyarakat

. Kritikus

berpendapat bahwa meskipun dokumen AMDAL

mungkin berisi banyak data dan informasi, mereka terlalu
sering diabaikan atau bahkan dibuang begitu keputusan
dibuat dan proyek bergerak maju dan bahwa seluruh proses
telah terlalu fokus pada memproduksi EIS (Robinson 1992).

PRAKTEK TERBAIK EIA (AMDAL)

(Barrow 1997)

Waktu (Timing)

Teknik Penilaian (Assessment techniques)

Independen (Independence)

Keterbukaan Informasi (Public disclosure)

Partisipasi Masyarakat (Public

participation)

Tindak Lanjut (Follow up)

EIA (AMDAL)-LEBIH DARI SEKEDAR PROYEK :

MENCULNYA KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS

EIA (AMDAL) terus berkembang/berproses hingga sekarang

dalam rangka memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan.

Pengembangan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) atau

Strategic Environmental Assessment (SEA)

KLHS/SEA mengamanatkan bahwa sebelum dibuat kebijakan

pembangunan baik nasional atau internasional, dampaknya
harus dikaji dan dievaluasi untuk masing-masing proyek.

KLHS/SEA memegang peranan penting dinegara berkembang

karena menjadi kajian yang harus dilakukansebelum
memberikan izinpengelolahan lahanmaupunhutan

EIA (AMDAL) SEBAGAI KEBIJAKAN PUBLIK :

BUKAN ILMU TENTANG ALAM TAPI BERMAKNA SEBAGAI ALAT UNTUK PENGAMBILAN
KEPUTUSAN SECARA SEKSAMA
Di sini, AMDAL dipandang kurang lebih sebagai alat
pengambilan
keputusan
untuk
lingkungan
dibandingkan pembelajaran sosial.

KESIMPULAN

EIA (AMDAL) sekarang sangat diperlukan, alat pengambilan

keputusan.

EIA (AMDAL) menjadi perangkat evaluasi yang relatif lunak yang

selalu tergantung pada pada pertimbangan dan penilaian nilai
dari para ahli.

Saat ini, sebagian besar negara memerlukan AMDAL untuk

sejumlah proyek skala besar, dari infrastruktur transportasi ke
perumahan dan perkembangan komersial atau industri.

AMDAL adalah proses sebagai kebaikan kebijakan publik

mengenai lingkungan.

TERIMA
KASIH