Anda di halaman 1dari 10

Gangguan Metabolisme Lipid Mielin Sistem Syaraf Pusat:

pada penyakit Canavan Canavan Disease ( CD )3


Oleh
Ari (20504021), Rafi (20504018)4

Pendahuluan
Lipid adalah kelompok senyawa heterogen yang behubungan secara aktual maupun potensial
dengan asam lemak. Lipid mempunyai sifat umum relatif tidak larut dalam air dan larut dalam
pelarut non polar seperti eter, kloroform dan benzena.
Lemak berfungsi sebagai sumber energi secara langsung dan secara potensial bila disimpan
dalam jaringan adiposa. Berfungsi sebagai penyekat panas dalam jaringan subkutan dan
sekeliling organ-organ tertentu. Lipid nonpolar bekerja sebagai penyekat listrik yang
memungkinkan perambatan cepat gelombang depolarisasi syaraf bermielin.
Adanya ganguan terhadap metabolisme lipid tentu akan mengganggu fungsi lipid dalam tubuh.
Keadaan abnormal lipid dapat menimbulkan penyakit tertentu, yang biasanya terjadi dalam
sistem syaraf. Penyakit tersebut dapat dikelompokkan pada penyakit demielinasi, sfingolipidosis
dan leukodistrofi (Mayes, 1992).
Sklerosis multipel merupakan penyakit demielinasi yang terjadi karena kehilangan kedua
fosfolipid terutama plasmalogen etanolamin dan sfingolipid dari substansia alba sehingga
menyerupai komposisi substansia grisea. Cairan serebrospinal yang mengandung fosfolipid tinggi
merupakan sfingolipodistrofi dari janin yang baru lahir. Sedangkan leukodistrofi metakromatik
terjadi suatu mielisinasi generalisata, suatu keadaan penumpukan sulfatida mengandung
galaktosa. Sfingolipidosis adalah kelompok penyakit herediter yang sering timbul pada masa
kanak-kanak. Penyakit ini merupakan dari kelompok penyakit lisosomal (Neufeld, 1975).
Penyakit gangguan sistem syaraf yang berkaitan antara sintesis mielin, penurunan fungsi enzim
N-aspartoasiklase dan adanya penumpukan N-asetilaspartat di otak, plasma serta urin adalah
penyakit Canavan. Gejala penyakit ini pertama kali ungkapkan oleh Myrtelle May Canavan
dalam suatu makalahnya (Canavan, 1931).
Canavan adalah penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan otak sehingga otak penderita
menjadi berlubang-lubang seperti spon. Penyakit ini datang tiba-tiba yang menyebabkan
3
4

Makalah tugas presentasi mata kulian Metabolisme.


Mahasiswa Sekolah Pascasarjana ITB

penderita lumpuh total, pada akhirnya meninggal perlahan-lahan, sehingga hanya dapat
dikembangkan suatu cara deteksi dini pada janin untuk membuat suatu keputusan apakah perlu
dilakukan aborsi (Witarto, 2002).
Makalah ini akan meninjau salah satu gangguan metabolisme lipid mielin yang disebut penyakit
Canavan dari segi metabolisme yaitu peran enzim yang terlibat dalam sintesis lipid mielin serta
mengumpulkan berbagai gejala yang perlu diketahui. Sumber yang digunakan adalah jurnal
ilmiah yang berkaitan, serta hasil penelitian terbaru.
Metabolisme Lipid Mielin
Menurut Bloor lipid diklasifikasikan sebagai berikut:
A. Lipid sederhana.
Ester asam lemak dengan berbagai alkohol, terdiri dari:
1. Lemak
Ester asam lemak dengan gliserol. Lemak ini dalam bentuk cairan disebut minyak.
2. Lilin (Waxes)
Ester asam lemak dengan alkohol monohidrat yang memiliki berat molekul lebih besar.
B. Lipid campuran
Ester asam lemak yang mengandung gugus tambahan selain alkohol dan asam lemak.
1. Fosfolipid
Lipid yang mengandung residu asam phosfat sebagai tambahan asam lemak dan alkohol.
Fosfolipid juga memiliki basa yang mengandung nitrogen sebagai pengganti subtituen
lain. Pada berbagai fosfolipid seperti gliserofosfolipid, sfingofosfolipid masing-masing
alkoholnya adalah gliserol, sfingosin.
2. Glikolipid
Senyawa asam lemak dengan karbohidrat, yang mengandung nitrogen tetapi tidak
mengandung asam fosfat.
3. Lipid campuran lain.
Sulfolipid, aminolipid dan lipoprotein adalah kelompok ini.

D. Derivat lipid.
Merupakan zat yang diturunkan dari kelompok di atas dengan reaksi hidrolisis.
Metabolisme lipid hingga dihasilkan mielin tidak terlepas dari metabolisme glukosa yaitu tahapan
reaksi glikolisis. Hal tersebut disebabkan sisntesis asam lemak diawali suatu reaksi yang
menggunakan asetil-CoA dari hasil glikolisis membentuk malonil-CoA. Reaksi ditunjukkan
secara umum sebagai berikut:

Reaksi dikatalisis oleh enzim asetil-CoA karboksilase (ACC), disertai pengubahan ATP menjadi
ADP sebagai sumber energi reaksi.
Biosintesis lipid terjadi di sitoplasma sedangkan asetil-CoA merupakan zat yang dihasilkan dari
pengubahan sitrat pada siklus asam trikarboksilat (TCA) di mitokondria. Oleh sebab itu sitrat di
mitokondria harus di transfer ke sitosol dan kemudian diubah menjadi asetil-CoA sehingga dapat
membentuk malonil-CoA. Transfer sitrat ke sitosol diperlihatkan sebagai berikut:

Gambar 1 Transfer sitrat ke sitosol.

Pengubahan asetil-CoA dan malonil-CoA menjadi protein pembawa asetil (ACP) melalui suatu
kerja enzim, masing-masing yaitu asetil-CoA transasilase dan malonil-CoA transasilase.
Selanjutnya, setelah memasuki siklus sintesis asam lemak akan terjadi penyerangan atom karbon
ACP. Sintesis asam lemak dari asetil-CoA dan malonil-CoA terjadi melalui katalisis enzim
sintetase asam lemak (FAS). Sintesis lemak melibatkan ktifitas empat enzim yaitu , -keto-ACP
sintase, -keto-ACP reduktase, 3-OH asil-ACP dehidratase and enoil-CoA reduktase. Dua reaksi
reduksi membutuhkan oksidasi NADPH

menjadi NADP+. Hasil akhir dari sintesis dengan

keterlibatas enzim-enzim FAS tersebut adalah palmintat. Tahapan reaksi diperlihatkan seperti
berikut:

Gambar 2 Tahap reaksi pembentukan palmintat

Palmintat yang dihasilkan, dengan bantuan enzim mengalami reaksi pemanjangan atau
pengubahan menjadi senyawa tidak jenuh sehingga dihasilkan molekul asam lemak lainnya.
Kelompk senyawa lipid lain yang termasuk lipid campuran adalah fosfolipid. Salah satu contoh
senyawanya adalah fosfatidilkolin dengan struktur berikut,

Senyawa fosfatidilkolin.
Kelompok senyawa fosfolipid dihasilkan melalui tahapan reaksi pembentukan asam fosfatidat
dari dihidroksi aseton fosfat. Produk asam fosfatidat selanjutnya digunakan pada tahap reaksi
sintesis triasilgliserol. Tahapan reaksi sintesisnya diperlihatkan sebagai berikut:

Gambar 3 Tahapan reaksi sintesis asam fosfatidat hingga triasil gliserol.


Melalui suatu reaksi esterifikasi alkohol dengan gugus fosfat dari asam fosfatidat (1,2diasilgliserol-3 fosfat) membentuk fosfolipid.
Plasmalogen merupakan senyawa eter gliserol dari phosfolipid yang terdiri dari dua jenis yaitu
alkil eter dan alkenil eter. Kelompok besar senyawa plasmalogen adalah kholin, etanolamin dan
serin plasmalogen. Etanolamin plasmalogen digunakan dalam pembentukan mielin.

Kelainan pada Metabolisme Lipid Mielin: penyakit Canavan


Mielin merupakn membran selubung serabut sel-sel syaraf. Membran ini terdiri dari protein, lipid
dan karbohidrat. Jika dibandingkan dengan membran lainnya dapat diketahui bahwa sebagian
besar penyusunnya adalah lipid. Hal tersebut berhubungan dengan fungsi serabut saraf sebagai
penghantar sinyal. Selain berfungsi sebagai penyekat sinyal listrik yang dihantarkan sel saraf,
selubung mielin juga digunakan sebagai pelekatan (sinap) antara sel saraf. Komposisi beberapa
membran seperti pada tabel berikut:
Tabel 1 Komposisi beberapa membran biologis
Membran

Protein (%)

Lipid (%)

Karbohidrat (%)

Rasio
protein-lipid

Membran plasma
Sel hati tikus
Eritrosit manusia
Amuba
Membran luar Mitokondria
Membran dalam mitokondria
Mielin
Bakteri gram negatif
( Voet, 2004)

46
49
52

54
43
42

2-4
8
4

0,85
1,1
1,3

52
76
18
75

48
24
79
25

2-4
1-2
3
10

1,1
3,2
0,23
3,0

Kelainan pada metabolisme lipid serta regulasi yang berkaitan dalam tahap reaksi akan berakibat
pada menurunnya fungsi sel saraf. Hal tersebut sangat penting jika berkaitan dengan fungsi saraf
pusat. Terganggunya metabolisme lipid dalam bentuk asam lemak bebas yang selanjutnya diubah
menjadi mielin akan mengakibatkan kematian pada saat masih usia dini. Salah satu kelainan yang
terjadi pada metabolisme lipid adalah penyakit Canavan (CD). Kelainan ini merupakan jenis
leukodistrofi autosomal resesif yang berkaiatan dengan kehilangan kemampuan saraf sensori
(Ishiyama, 2003).
Telah diketahui sebelumnya dari beberapa hasil riset terhadap sistem saraf pusat manusia terjadi
peninggian kadar N-asetilaspartat (NAA). Hubungannya dengan penyakit CD masih dalam
perdebatan . NAA disintesis dari L-aspartat dan asetil-CoA pada mitokondria neuron dengan
bantuan enzim aspartat N-asetiltranferase (Asp-NAT). Secara katabolisme pembentukan NAA
dikatalisis oleh enzim aspartoasilase (ASPA). Adanya mutasi gen pengatur ekspresi ASPA juga
berkaitan pada timbulnya penyakit CD.

Kelainan gen tersebut terjadi pada kromoson 17. Muatsi yang terjadi pada daerah tersebut
mengakibatkan ekspresi enzim aspartoasilase menurun. Akibatnya terjadi menurunan sintesis
mielin yang berperan penting pada fungsi sel saraf. Keadaan tersebut dapat dilihat dengan adanya
lubang-lubang seperti spons pada jaringan otak.

Gambar 4 Daerah kromoson 17, gen pengatur ekspresi ASPA


(Genetic, 2005)
Penelitian terhadap CD telah dilakukan oleh Madhavarao dan kawan-kawan dengan
menggunakan model metabolisme lipid serta enzim yang berkaitan seperti digambarkan berikut:

Gambar 5 Model sistesis dan degradasi NAA.


Diketahui bahwa: CD merupakan salah satu penyakit kelainan sistem syaraf pusat yang berakibat
fatal yang berhubungan dengan mutasi gen enzim ASPA ( EC 3.5.1.15). Hal tersebut ditunjukkan
dengan danya perbedaan kandungan lipid mielin serta jumlah lipid dari berbagai jaringan tikus
mutan (tidak menekspresi ASPA) dan normal (mengekspresi ASPA) yang digunakan.

Pada tabel berikut terlihat perbedaan komposisi lipid yang berkaitan dengan ekspresi gen ASPA:

Berdasarkan analisis pewarnaan juga diketahui terdapat hubungan jumlah NAA dengan ASPA
pada otak tikus pada proses perkembangan sistem saraf pusat setelah lahir. Terlihat pada gambar
berikut.

Gambar 6 Imunoreaktifitas NAA dan ASPA pada corpus colosum.

Penurunan asetat di otak yang terjadi dengan tiadanya gen ASPA dapat dilihat pada tabel berikut:

Terjadi penurunan konsentrasi asetat di otak dengan hilangnya gen pengkode ASPA, juga diikuti
pada organ hati dan ginjal walaupun tidak signifikan.
Berdasarkan data-data hasil penelitian tersebut telah lebih jelas manifestasi adanya penyakit CD.
Tetapi upaya pengobatan juga belum dapat dilakukan, hal tersut disebabkan oleh kekomplekan
metabolisme lipid yang juga berkaitan dengan sistem regulasi ataupun metabolisme zat lain
seperti glukosa.
Kesimpulan
Penyakit Canavan disease adalah merupakan penyakit akut dan fatal hingga saat ini. Penyakit ini
merupakan penyakit yang disebabkan oleh salah satu kelainan pada metabolisme lipid mielin.
Hasil studi menunjukkan adanya hubungan sintesis mielin dengan lipid polar dan non polar yang
berkurang secara meyakinkan di otak dengan adanya mutasi gen ASPA. Kandungan asetat di otak
yang rendah/menurun juga ada hubungannya dengan mutasi gen ASPA.

Daftar Pustaka
Canavan MM. (1931). Schilders encephalitis periaxialis diffusa. Report of a case in a child
aged sixteen and one-half months. Arch Neurol Psychiatry. 25. 299308.
Genetic Home Reference. (2005). How do geneticists indicate the location of a gene.
http://ghr.nlm.nih.gov/. akses tanggal 25 April 2005.
Ishiyama G. et.al. (2003). Canavans leukodystrophy is associated with defects in cochlear
neurodevelopment and deafness. NEUROLOGY.60. pp.17021704
Madhavarao et al. (2005). Defective N-acetylaspartate catabolism reduces brain acetate levels
and myelin lipid synthesis in Canavans disease.PNAS.102 (14). Pp. 52215226
Neufeld EF, Lim TW, Shapiro LJ. (1975). Inherited disorders of lysosomal metabolism. Annu.
Rev Biochem. 44. 357.
Witarto G. Arief. (2002). Gen Anda Milik Siapa?. www.Media-Indonesia. Akses tanggal 20
April 2005.
Voet D. Voet M (2004). Biochemistry. USA. John Willey and Sons Inc.

10

Anda mungkin juga menyukai