Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehamilan adalah proses yang paling menakjukkan dalam siklus
kehidupan manusia. Oleh karena itu peningkatan status kesehatan untuk
perempuan harus dibina mulai dari usia muda, sehingga dalam masa
kehamilan seorang wanita mampu menjalankan perannya dngan baik.
Dalam Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan
(Internasional Confirence on Population and Depelopment/ ICPD), di
Kairo Mesir pada tahun 1994, dihadiri oleh 11.000 perwakilan dan lebih
180 negara, menyerukan agar setiap negara mengangkat status kesehatan,
pendidikan dan hak-hak individu khususnya bagi perempuan dan anakanak dan mengintegrasikan program keluarga berencana (KB) kedalam
agenda kesehatan perempuan yang lebih luas. Meningkatkan status
kesehatan perempuan juga disebutkan dalam MDGs ( Millenium
Development Goals). Pada proses kehamilan wanita cenderung mengalami
banyak perubahan-perubahan sehingga menyebabkan status kesehatan
mereka menurun.
Ibu hamil adalah salah satu kelompok yang paling rawan terhadap
masalah gizi. Masalah gizi yang dialami ibu hamil sebelum atau selama

kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang


dikandung. Terhambatnya pertumbuhan janin salah satunya disebabkan
oleh gizi ibu yang buruk, ditandai oleh rendahnya pertambahan berat
badan ibu hamil atau berat badan sebelum hamil. Oleh karena itu,
diperlukan persiapan yang baik sehingga kualitas bayi yang dilahirkan
juga baik.
Menurut Riyadi (2006), peningkatan pendidikan ibu di suatu
negara merupakan komponen penting dalam menurunkan prevalensi
kurang gizi maupun gizi lebih di negara tersebut. Tingkat pengetahuan gizi
seseorang akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan
makanan. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan ibu yang baik
mengenai gizi dan kesehatan agar kebutuhan gizi dan kesehatan selama
hamil dapat terpenuhi.
Pada masa kehamilan pertambahan berat badan ibu sangatlah
penting untuk menentukan kesehatan janin yang di kandung dan untuk
menentukan bagaimana status gizi bayi yang akan dilahirkan kelak, seperti
yang diperoleh sebelumnya, bahwa terdapat asosiasi yang positif antara
berat badan lahir bayi maupun berat badan ibu (Pudjiadi, 2002 dalam
Setianingrum, 2005). Dan dari penelitian sebelumnya Setianingrum (2005)
mendapatkan ada hubungan yang signifikan antara kenaikan berat badan
ibu dengan berat bayi lahir dan tingkat keeratan hubungan kuat.

Untuk menghindari terjadinya kelahiran bayi BBLR (bayi berat


lahir rendah) atau di bawah 2500 gram, seorang ibu harus menjaga kondisi
fisiknya dengan mencukupkan kebutuhan gizinya. Asia Tenggara mempunyai
insidensi BBLR paling tinggi yaitu 27% dari seluruh kelahiran bayi berat badan lahir
rendah di dunia, Data terakhir pada tahun 2010, angka kejadian BBLR di Indonesia
sebesar 11,1% yang mana masih berada diatas angkarata-rata Thailand 6,6% dan Vietnam
5,3% (UNICEF, 2011). Angka kejadian BBLR di Indonesia tahun 2013 cenderung
menurun dari tahun 2010 tetapi masih terdapat 10,2% bayi dengan berat badan lahir
rendah (Riskesdas, 2010).
WHO memperkirakan bahwa angka prevalensi BBLR di negara
maju terbesar antara 37 % dan di negara berkembang berkisar antara 13
38 %. Untuk Indonesia kejadian BBLR adalah sekitar 14-20%. Karena
masih tingginya kejadian BBLR di Indonesia dan belum jelasnya faktor
yang mempengaruhi terjadinya BBLR tersebut.
Kenaikan berat badan saat hamil saat berpengaruh terhadap
persalinan. Menurut Institute of Medicine (IOM) merekomendasikan
angka kenaikan berat badan saat lahit sebagai berikut : berat badan yang
kurang sebelum kehamilan terjadi maka dianjurkan kenaikan berat badan
antara 14-20 kg. jika berat badan berada pada berat badan normal pada
sebelum kehamilan, dianjurkan kenaikan berat badan antara 12,5-17,5 kg.
jika berat badan sudah berlebih sebelum kehamilan maka kenaikan berat
badan antara 7,5-12 kg. jika berat badan tergolong obesitas kenaikan berat
badan dianjurkan antara 5,5-10kg. namun banyak ibu hamil yang tidak

tahu anjuran kenaikan berat badan tersebut. Sehingga mereka tidak


mengontrol kebiasaan makan mereka selama kehamilan.
Menurut laporan IOM 2009, hampir setengah jumlah wanita hamil
mengalami kenaikan berat badan berlebih atau kurang dari angka
rekomendasi. Kebanyakan wanita dengan IMT rendah mencapai kenaikan
berat badan yang dianjurkan tapi sebagian wanita dengan IMT normal naik
berat badannya melebihi rekomendasi. Mayoritas wanita dengan kelebihan
berat badan atau obesitas mengalami kenaikan berat badan yang terlalu
besar saat hamil. Riset menunjukan bahwa wanita yang mengalami
kenaikan berat badan teralu besar saat hamil akan cenderung memerlukan
operasi sectio caesarea. Kelebihan berat badan itu juga bertahan hingga
setelah melahirkan dan wanita tersebut akan mengalami kenaikan berat
badan yang lebih besar saat hamil anak kedua dan seterusnya. Berdasarkan
data diatas peneliti tertarik untuk melihat adanya kemungkinan hubungan
yang terjadi antara pengetahuan gizi ibu hamil dengan kenaikan berat
badan ibu hamil trimester III.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,
maka yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah Adakah
hubungan pengetahuan gizi ibu hamil dengan kenaikan berat badan ibu
hamil trimester III di Puskesmas Kecamatan Palmerah?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi ibu hamil dengan
kenaikan berat badan ibu hamil trimester III di Puskesmas Kecamatan
Palmerah, Jakarta Barat tahun 2015.
Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui distibusi frekuensi kenaikan berat badan di
Puskesmas Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat pada tahun 2015.
b. Untuk mengetahui distibusi frekuensi pengetahuan gizi ibu hamil
di Puskesmas Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat pada tahun
2015.
c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi ibu hamil dengan
kenaikan berat badan ibu hamil di Puskesmas Kecamatan
Palmerah, Jakarta Barat pada tahun 2015.
D. MANFAAT PENELITIAN
Setiap penelitian yang dilakukan seharusnya mempunyai manfaat yang
jelas dan terarah. Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi peneliti
Manfaat yang dicapai oleh peneliti adalah peneliti dapat mengetahui faktor
yang berhubungan dengan kenaikan berat badan ibu hamil di Puskesmas
Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat.

2. Manfaat bagi Puskesmas


Manfaat penelitian ini bagi instansi Puskesmas adalah :

a)

Puskesmas dapat mengetahui faktor yang berhubungan dengan

kenaikan berat badan ibu hamil


b) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi kepada
kepala Puskesmas untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap
kesehatan ibu hamil terutama masalah pemenuhan gizi pada ibu
hamil dan keadaan psikologis ibu hamil..
3. Manfaat bagi ibu hamil
Dapat dijadikan masukan untuk para ibu yang masih merencanakan
kehamilan.
4. Manfaat bagi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya untk
dapat menambah referensi perpustakaan untuk bahan acuan penelitian
yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai