Anda di halaman 1dari 1

Nama: Rana Ramadhania Wati

NIM: 11201110000040

George Simmel: The Philosophy Of Money

Persamaan dan Perbedaan Simmel Dengan Marx Tentang Ekonomi (Uang)

Simmel dan Marx sama-sama membahas ekonomi dari sisi kapitalisme dan masalah yang
timbulkan oleh ekonomi uang. Namun keduanya memiliki perbedaan, seperti pada pembahasan
yang dilakukan oleh Simmel tentang alienasi, yang berbeda dengan Marx, yaitu tentang alienasi
kebudayaan objektif dari kebudayaan subjektif. (Poggy, 1993. Lihat George R., Douglas J.G., 2014).
Menurut Marx, masalah tersebut merupakan masalah kapitalisme sedangkan Simmel menilai bahwa
masalah tersebut adalah bagian dari tragedi universal.

Nilai Uang, Reifikasi, dan Rasionalisasi

Nilai uang berkaitan dengan harga. Secara luas dijelaskan adalah bahwa orang menciptakan
nilai dengan menciptakan objek, memisahkan dirinya dari objek-objek tertentu, dan selanjutnya
berusaha mengatasi “jarak, kendala, kesulitan”. Semakin besar kesulitan untuk mendapatkan suatu
objek, semakin besar pula nilainya. Namun kesulitan untuk memperoleh ini memiliki “batas bawah
dan batas atas” (Simmel, 1907/1978:66-77. Lihat George R., Douglas J.G., 2014).

Reifikasi menurut KBBI adalah anggapan bahwa gejala kultural sudah berubah menjadi
benda yang mengutamakan segi ekonomis daripada estetis, sehingga berfungsi untuk kepentingan
manusia. Dalam hal ini reifikasi mengubah cara pandang seseorang tentang uang menjadi sesuatu
yang kompleks, dapat memungkinkan adanya “kalkulasi jangka Panjang, usaha skala besar, dan
kredit jangka panjang” (Simmel, 1907/1978:125. Lihat George R., Douglas J.G., 2014).

Tak disangka bahwa uang dapat berperan dalam meningkatnya rasionalisasi dunia sosial.
Dalam dunia ekonomi, uang dapat bertambah walau tidak tanpa usaha dari pemilik uang. Seperti
yang dilakukan dalam transaksi saham. Namun efek lainnya yaitu mendorong terjadinya penekanan
pada faktor kuantitatif daripada faktor kualitatif. Sebegitu rasional nya uang sehingga
mempengaruhi dunia untuk dapat terasionalisasi.

Tragedi Kebudayaan yang Terjadi di Manusia Modern Menurut Simmel

Cepatnya sirkulasi uang menimbulkan kebiasaan menghabiskan dan menguasai; hal ini
menjadikan kuantitas uang kurang signifikan dan bernilai secara psikologis, sementara itu secara
umum uang semakin penting karena soal uang kini memengaruhi individu secara lebih mendalam
daripada yang terjadi dalam gaya hidup yang kurang teragitasi oleh uang. Kini kita berhadapan
dengan fenomena yang sangat umum; yaitu, bahwa nilai total sesuatu meningkat pada batas-batas
yang sama ketika nilai individualnya merosot. Sebagai contoh, ukuran dan signifikansi kelompok
sosial sering kali semakin besar ketika hidup dan kepentingan anggotanya dinilai lebih rendah;
kebudayaan objektif, keragaman, dan gerak kandungannya mencapai titik tertinggi melalui
pembagian kerja yang sering kali menilai wakil dan partisipan individu dalam kebudayaan ini sebagai
spesialisasi, kesempitan, dan pengerdilan monoton. Semuanya menjadi semakin sempurna dan
harmonis, jika individu semakin tidak menjadi makhluk yang harmonis

(Simmel, 1907/1978:199. Lihat George R., Douglas J.G., 2014)

Referensi

George Ritzer dan Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi: Dari Teori Sosiologi Klasik sampai
Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. (Bantul:Kreasi Wacana, 2014).

Anda mungkin juga menyukai