Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik diharapkan mampu mengidentifikasi beragam gejala sosial di
masyarakat.
2. Peserta didik diharapkan mampu menganalisis gejala-gejala sosial dalam masyarakat
multikultural.
3. Peserta didik diharapkan mampu menjelaskan multikulturalisme serta masyarakat
multikultural.
A. Gejala Sosial
Gejala sosial merupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara dan oleh
manusia, baik secara individu maupun kelompok masyarakat. Gejala sosial yang
muncul mencakup gejala ekonomi, budaya, politik, dan moral. Gejala sosial ini
muncul akibat adanya hubungan sosial antarmanusia. Di satu sisi, hubungan sosial
yang terjalin antarmanusia dapat menciptakan kestabilan, tetapi di sisi lain, dapat
menimbulkan juga masalah atau penyimpangan.
1. Hakikat Gejala Sosial
Gejala sosial adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara dan oleh
manusia, baik secara individu maupun secara kelompok (Gulo, 2010). Suatu
peristiwa atau proses disebut gejala sosial karena perilaku oleh individu yang
terlibat di dalamnya saling terkait. Menurut Emile Durkheim, gejala sosial harus
dipahami sebagai fakta objektif di luar subjek atau di luar diri individu.
Gejala sosial antara Iain mencakup gejala ekonomi, politik, budaya, dan moral.
Gejala ini berbeda dengan gejala alam. Gejala-gejala alam adalah peristiwa-
peristiwa yang berlangsung di alam dan bukan karena perbuatan manusia secara
langsung. Misalnya, gempa bumi, meletusnya gunung berapi, dan banjir.
Sebaliknya, gejala sosial muncul akibat aktivitas manusia atau masyarakat.
Aktivitas masyarakat mempunyai pengaruh yang Iebih kuat dalam menentukan
kegiatan individu daripada lingkungan geografis atau lingkungan teknis.
Masyarakat melalui kegiatannya menentukan keyakinan, keinginan, dan motif
perilaku dari anggota mereka, Contoh gejala sosial antara Iain kemiskinan,
kejahatan, perang, kewirausahaan, dan persamaan gender. Setiap gejala sosial
menjadi dampak sekaligus penyebab dari gejala sosial yang Iain. Misalnya,
keyakinan agama memengaruhi praktik ekonomi dan kepentingan ekonomi
menentukan teori politik.
2. Stratifikasi Sosial
Coba perhatikan masyarakat di sekitar kita, ada yang kaya dan juga ada yang
tidak mampu, ada yang bekerja sebagai pengusaha, buruh, pedagang, petani, dan
sebagainya. Kenyataan perbedaan status, baik karena harta, pangkat, maupun
kedudukan sering kali menciptakan perbedaan penghargaan. Dalam masyarakat
tertentu, orang yang memiliki kekayaan melimpah akan Iebih dihormati
dibanding orang yang materinya sedikit. Perbedaan-perbedaan itulah yang
menjadi penentu terciptanya stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial adalah
pengelompokan masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial secara bertingkat.
Menurut Pitirim A. Sorokin, stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas yang tersusun secara bertingkat. Perwujudannya dalam
masyarakat dikenal sebagai kelas atas, kelas Menengah, dan kelas bawah.
Dalam masyarakat yang masih homogen dan tradisional, perbedaan
kedudukan dan peran masih sedikit, sehingga stratifikasi sosialnya pun sedikit.
Namun, pada nnasyarakat perkotaan yang heterogen, stratifikasi lebih banyak
karena didasarkan pada kriteria pendidikan. Atas dasar ini, timbullah berbagai
macam keahlian atau profesi (pembagian kerja).
Dasar stratifikasi dalam masyarakat disebabkan oleh adanya sesuatu yang
dihargai lebih, misalnya kekayaan, ilmu pengetahuan, atau kekuasaan. Ukuran
yang dipakai untuk menggolongkan seseorang pada lapisan tertentu adalah ukuran
kumulatif dan bukan ukuran tunggal. Contohnya, orang kaya biasanya mudah
memiliki kekuasaan, pendidikan, bahkan kehormatan.
Berkaitan dengan lapisan sosial tersebut, menurut Soerjono Soekanto, terdapat
tiga sistem lapisan sosial di suatu masyarakat yaitu pelapisan sosial terbuka,
pelapisan sosial tertutup, dan pelapisan sosial campuran. Dari ketiga pelapisan
sosial tersebut, stratifikasi sosial terwujud dalam bentuk kelas-kelas sosial. Kelas-
kelas sosial ini dapat kita lihat dari segi ekonomi, sosial, dan politik.
Stratifikasi sosial yang ada di masyarakat dapat mengakibatkan berbagai
dampak atau konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi tersebut, antara lain
berkaitan dengan bahasa dan gaya bahasa, makanan, gelar/pangkat/ jabatan, hobi
dan kegemaran, pakaian, dan rumah dengan perabotan.
3. Diferensiasi Sosial
Istilah diferensiasi secara sosiologis menunjuk pada klasifikasi atau
penggolongan terhadap perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau
sejenis. Kata sejenis dalam hal ini berarti klasifikasi masyarakat secara mendatar,
sejajar, atau horizontal. Pengelompokan secara horizontal ini didasarkan pada hal-
hal berikut.
a. Diferensiasi berdasarkan ras
Menunjuk pada banyaknya ras yang ada di dunia ini. Menurut Ralph Linton,
manusia dibagi menjadi tiga kelompok ras, yaitu ras Mongoloid, Kaukasoid,
dan Negroid. Ras yang banyak mendiami daratan Asia adalah ras Mongoloid
dengan ciri, kulit warna kuning sampai sawo matang, rambut lurus, bulu
badan sedikit, dan mata sipit. Adapun ras Negroid umumnya berkulit hitam
dan berambut keriting, sedangkan ras Kaukasoid umumnya berkulit putih dan
berambut pirang atau terang.
b. Diferensiasi berdasarkan suku bangsa
Jumlah suku bangsa yang tersebar di seluruh dunia sangat banyak. Di
Indonesia, menurut C. van Vollen Houven, terdapat 316 suku bangsa. Adapun
menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat, Indonesia memiliki 119 suku bangsa.
Contohnya, suku Kerinci di Sumatra, suku Asmat di Papua, dan suku Bugis di
Sulawesi.
c. Diferensiasi klan
Klan merupakan kesatuan keturunan, kepercayaan, dan tradisi atau adat. Di
Indonesia terdapat dua klan utama, yaitu klan atas dasar ibu atau matrilineal
dan atas dasar garis keturunan ayah atau patrilineal. Contohnya, klan pada
masyarakat Batak, Minangkabau, dan Minahasa.
d. Diferensiasi agama
Di Indonesia memiliki enam agama yang dianut masyarakatnya, yaitu Islam,
Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
C. Masyarakat Multikultural
Masyarakat Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa, budaya, dan agama.
Keberagaman tersebut menjadikan bangsa Indonesia disebut sebaga bangsa yang
multikultural. Pada bagian ini akan dibahas masyarakat multikultural.
c. Niali-nilai Multikultural
Nilai-nilai multikultural yang dapat dikembangkan di masyarakat adalah
sebagai berikut.
1) Demokratis, yaitu cara beroikir, bersikap, dan bertindak yang menilai
sama hak dan kewajiban dirinya dan orang laja,
2) Pluralisme, yaitu pandangan yang menerima keberagaman sebagai nilai
positif dan sebagai kenyataan yang tidak dapat ditolak.
3) Humanisme, yaitu pandangan dan gerakaran yang menghargai harkat dan
martabat manusia dan menjunjung tinggi rasa kemanusian.
Nilai-nilai multikultural tersebut sangat penting ditanamkan dalam diri
tiap orang, terutama para pelajar. Terkait hal ini, ada tiga dasar yanq dapat
dijadikan acuan untuk pendidikan multicultural, yaitu sebagai berikut.
1) Pengakuan terhadap identitas budaya lain sehingga akan rnuncul sikap
jujur untuk mengakui keberadaan budaya lain dengan segala unsurnya.
2) Adat kebiasaan dan tradisi yang hidup dalam masyarakat merupakan tali
pengikat kesatuan perilaku dib dalam masyarakat.
3) Kemajuan-kemajuan yang diperoleh kelompok-kelompok tertentu dilihat
sebagai sumbangan yang besar bagi kelompok yang lebih luas, seperti
negara.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perlunya Masyarakat Multikultural
Menurut H. A. R. Tilaar, setidaknya ada tiga hal yang mendorong
berkembang pesatnya pemikiran multikulturalisme. Pertama, hak asasi manusi
(HAM), yaitu penghargaan terhadap hak-hak dasar manusia. Kedua,
globalisasi, yaitu paham mengenai kesetaraan antarkeragaman budaya yang
terdapat di dunia. Ketiga, demokratisasi, yaitu proses-proses yang mengandung
pengakuan dan penghargaan yang besar terhadap keragaman dan perbedaan.
Ketiga, hal tersebut dapat diumpamakan sebagai segitiga sama sisi yang
tidak dapat dipisahkan dalam penerapan konsep multicultural. HAM merujuk
pada pengakuan bahwa setiap manusia adalah sama. Tiap orang dari latar
belakang budaya apa pun, kelompok sosial mana pun, mayoritas maupun
minoritas, semuanya memiliki hak yang sama sebagai manusi. Oleh karena itu,
tidak dibenarkan adanya perlakuan tidak adil terhadap budaya atau kelompok
sosial manapun. Hal ini berlaku tidak hanya dalam satu sistem sosial, seperti
masyarakat daerah atau negara, tetapi juga anatarnegara. Oleh karena itu,
masyarakat dan negara juga harus menjamin hak dan kewajiban setiap
warganya. Masyarakat dan negara pun harus menghargai perbedaan sebagai
bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia. Inilah prinsip demokrasi.
Dengan adanya penghargaan terhadap perbedaan, kehidupan yang
multicultural dapat tercipta dan berjalan di masyarakat. Untuk mencapai
mewujudkan kehidupan dalam semangat multikultural, ada berbagai
hambatan yang harus dihadapi.
e. Manfaat Masyarakat Multikultural
Pengaruh yang paling dominan dalam terbentuknya sebuah masyarakat
multikultural adalah sikap mental masyarakat itu sendiri. Sikap masyarakat
yang cenderung primordial dan tidak adil akan menjadi faktor penghambat
terciptanya masyarakat multikultural. Kondisi itu dapat diminimalisasi atau
bahkan dihilangkan apabila manfaat dari terciptanya masyarakat multikultural
disadari oleh semua pihak. Manfaat masyarakat multikultural, anatara lain
sebagai berikut.
1) Menggali kearifan budaya yang dimiliki oleh setiap suku bangsa.
2) Memunculkan rasa penghargaan terhadap budaya lain sehingga muncul
sikap toleransi.
3) Menjadi benteng pertahanan terhadap ancaman budaya kapital yang
cenderung melumpuhkan budaya yang beragam.
4) Menjadi alat untuk membina dunia yang aman dan sejahtera.
5) Mengajarkan suatu pandangan bahwa kebenaran itu tidak dimonopoli
oleh satu orang atau kelompok saja, tetapi ada di mana-mana, tergantung
dari sudut setiap orang.
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik diharapkan mampu mendeskripsikan proses berpikir dan penelitian
sosial.
2. Peserta didik diharapkan mampu menentukan topik penelitian dari keragaman gejala
sosial sebagai fokus penelitian.
3. Peserta didik diharapkan mampu menyusun rancangan penelitian sosial.
4. Peserta didik diharapkan mampu menyusun instrumen dan melakukan pengumpulan
data penelitian.
5. Peserta didik diharapkan mampu mengolah dan menganalisis data penelitian.
6. Peserta didik diharapkan mampu menyusun laporan penelitian.
7. Peserta didik diharapkan mampu mengomunikasikan atau memublikasikan laporan
penelitian yang telah disusun.
A. Hakikat Penelitian
1. Proses Berpikir (Penalaran)
Manusia menggunakan nalar antara lain untuk mengembangkan pengetahuan,
menemukan hal-hal baru, mengembangkan kebudayaan, memberi makna pada
kehidupan, dan "memanusiakan" diri dalam hidupnya. Penalaran adalah suatu proses
berpikir untuk memperoleh kesimpulan yang logis berdasarkan fakta yang relevan.
Ada dua hal yang menyebabkan proses tersebut, yaitu sebagai berikut.
a. Manusia mempunyai bahasa yang mampu mengomunikasikan informasi dan jalan
pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut.
b. Manusia memiliki kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir
tertentu.
Penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Logis, yaitu sesuai dengan logika. Secara singkat, logika adalah ilmu pengetahuan
dan kecakapan untuk berpikir lurus dan tepat. Dalam logika, berbagai hal
ditimbang secara objektif berdasarkan data dan analisis akal sehat.
b. Analitis, yaitu bersifat analisis. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu
peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Dengan berpikir analitis,
kita didorong untuk membuat keputusan yang lebih baik.
Ada dua jenis penalaran yang sangat penting dalam penelitian, yaitu sebagai
berikut.
a. Deduksi, yaitu proses penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum ke hal
yang lebih khusus.
b. Induksi, yaitu metode pemikiran yang bertolak dari peristiwa khusus untuk
menentukan hukum umum. Kesimpulan menjelaskan fakta dan fakta mendukung
kesimpulan.
2. Pengertian Penelitian
Ada beberapa pendapat ahli tentang penelitian, antara lain sebagai berikut.
a. Menurut Marzuki, penelitian adalah suatu usaha untuk mengumpulkan,
mencari, dan menganalisis fakta-fakta mengenai suatu masalah.
b. Menurut Supranto, penelitian dari suatu bidang ilmu pengetahuan adalah
kegiatan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-
prinsip dengan sabar, hati-hati, dan sistematis.
c. Menurut Sutrisno Hadi, penelitian adalah suatu Usaha untuk menemukan
sesuatu, mengisi kekosongan atau kekurangan, mengembangkan atau
memperluas, dan menggali lebih dalam apa yang telah ada, serta menguji
kebenaran terhadap apa yang sudah ada tetapi masih diragukan
kebenarannya.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, kita dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut.
a. Penelitian adalah usaha menarik kesimpulan yang dapat dipercaya
kebenarannya, yang dilakukan dengan sadar dan teliti menurut prosedur
ilmiah tertentu.
b. Penelitian adalah aktivitas ilmiah yang menggunakan metode ilmiah logis
dan sistematis untuk menguji satu atau beberapa hipotesis terhadap satu
atau beberapa masalah di dalam dunia empiris melalui pengumpulan data
(data collecting).
c. Penelitian adalah suatu proses atau rangkaian langkah yang dilakukan
secara terencana dan sistematis untuk mendapatkan pemecahan masalah
atau jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Jenis Penjelasan
Jenis Penjelasan
Penelitian Penelitian ini menggali suatu gejala yang masih baru dan
Eksploratif biasanya menghasilkan teori-teori baru atau pengembangan
teori yang sudah ada. Penelitian ini memiliki sifat kreatif,
fleksibel, sena terbuka pada berbagai informasi yang ada.
Penelitian ini biasa diidentikkan dengan penelitian yang
menggunakan pertanyaan "apa" dan "siapa". Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengembangkan gagasan dasar mengenai
topik baru dan memberikan dasar bagi penelitian lanjutan.
Penelitian Penelitian ini memberikan gambaran yang lebih detail tentang
Deskriptif suatu gejala atau fenomena. Penelitian ini merupakan
kelanjutan dari penelitian eksploratif. Penelitian ini
mengungkapkan secara lebih detail gagasan-gagasan dasar
yang dihasilkan penelitian eksploratif. Penelitian ini
diidentikkan dengan penelitian Yang menggunakan
pertanyaan "bagaimana". Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menggambarkan mekanisme sebuah proses dan
menciptakan seperangkat kategori atau pola.
Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menemukan penjelasan
Eksplanasi tentang mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi. Hasil akhir
dari penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab
akibat. Penelitian ini seringkali diidentikkan dengan
penelitiany yang menggunakan pertanyaan "mengapa" dalam
upaya mengembangkan informasi yang ada. Tujuan dari
penelitian eksplanasi adalah menghubungkan pola-pola yang
berbeda tetapi memiliki keterkaitan dan menghasilkan pola
hubungan sebab akibat.
d. Penelitian Berdasarkan Jenis Data
Berdasarkan jenis data yang dikumpulkan, penelitian dapat dibagi menjadi
dua, seperti pada tabel berikut.
Tabel 1.3 Jenis Penelitian Berdasarkan Jenis Data
Jenis Penjelasan
Jenis Penjelasan
5. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian adalah metode atau cara yang akan dipakai dalam
melaksanakan penelitian. Penentuan pendekatan sangat berpengaruh terhadap
penentuan variabel atau objek penelitian, subjek penelitian, serta sumber perolehan
data.
Dalam penelitian, terdapat dua macam pendekatan, yaitu pendekatan kualitatif
dan kuantitatif. Secara umum, pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif dapat
dibedakan berdasarkan beberapa aspek, seperti yang terlihat pada tabel berikut.
Tabel 1.5 Perbedaan antara Pendekatan Kuantitatif dan pendekatan Kualitatif
Adapun cara berpikir yang harus dimiliki oleh seorang peneliti adalah sebagai
berikut.
Terbuka
Jujur
Bersedia memberikan bukti penelitian dan siap
Tidak memasukkan
menerima pendapat pihak lain tentang hasil
keinginannya sendiri
penelitiannya
ke dalam data.
Cara berpikir seperti itu disebut cara berpikir ilmiah. Cara berpikir ilmiah
dilandasi pengujian yang sistematis. Di dalamnya, ada abstraksi yang lebih tinggi dan
pengertian-pengertian yang lebih kompleks yang menjalin kaitan-kaitan yang luas.
Cara berpikir ilmiah disertai pula dengan pembuktian data faktual, pengecekan, dan
verifikasi yang berulang.
B. Tahap-Tahap Penelitian
Secara garis besar, langkah-langkah penelitian dibagi dalm tiga langkah, yaitu
pembuatan rancangan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan pembuatan laporan
peneitian.
1. Penyusunan Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan pokok-pokok perencanaan dari sebuah
penelitian yang tertuang dalam suatu kesatuan naskah. Naskah rancangan penelitian
dibuat secara ringkas, jelas, dan utuh. Rancangan penelitian sangat berguna bagi
penelitian agar penelitiannya dapat berjalan benar, lancar, dan memberikan hasil
yang baik.
Rancangan penelitian terdiri dari langkah-langkah berikut.
a. Menentukan Masalah atau Topik yang akan Diteliti
Menentukan masalah yang akan diteliti merupakan langkah pertama yang
harus dilakukan oleh seorang peneliti. Masalah itu dituangkan dalam kalimat
judul atau topik suatu penelitian. Masalah yang diteliti adalah masalah yang
dapat memotivasi seseorang untuk segera melaksanakan penelitian.
Dalam menentukan topik penelitian, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain sebagai berikut.
1) Topik penelitian harus sesuai dengan minat peneliti.
2) Topik yang dipilih haruslah topik yang bisa diteliti oleh peneliti.
3) Data cukup tersedia.
4) Topik memiliki kegunaan praktis, bermanfaat, dan penting untuk diteliti.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan topik yang baik
adalah sebagai berikut.
1) Topik harus ditulis dengan kalimat pernyataan, bukan kalimat pertanyaan.
Contohnya, ”Pengaruh Pergaulan dalam Geng terhadap Keterlibatan Pelajar
dalam Tawuran".
2) Topik harus cukup jelas, singkat, dan tepat.
3) Topik harus berisi variabel-variabel yang akan diteliti.
4) Topik harus dapat menggambarkan keseluruhan isi dari kegiatan penelitian,
yaitu sifat dan jenis penelitian, objek yang diteliti, subjek penelitian,
lokasi/daerah penelitian, dan waktu terjadinya peristiwa (tahun).
b. Melakukan Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan (preliminary research) dilakukan untuk m encari informasi
yang diperlukan peneliti agar masalahnya menjadi jelas serta menjajaki kemungkinan
diteruskan atau tidaknya suatu penelitian.
Dalam merancang penelitian, peneliti juga perlu mencantumkan hasil penelitian
terdahulu. Dengan melaca Penelitian terdahulu, peneliti dapat menghindari duplikas
Penelitian dan dapat memosisikan kedudukan penelitian yan tengah dilakukan. Hasil
penelitian terdahulu juga pentin untuk mengetahui sejauh mana penelitian dengan
tema yan Sama telah dilaksanakan serta dapat dijadikan sebagai dat pendukung.
Dalam melakukan studi pendahuluan, ada tiga sumber pengumpulan
informasi yang dapat digunakan, yaitu sebagai berikut.
1) Tulisan (paper), yaitu dokumen, bükü, majalah, atau bahan tertulis lainnya.
Studi ini juga disebut studi kepustakaan,
2) Manusia (person), yaitu narasumber atau para ahli.
3) Tempat (place), yaitu tempat, lokasi, atau benda yang berada di tempat
penelitian.
c. Merumuskan Latar Belakang Masalah
Pada bagian latar belakang masalah, peneliti harus mengemukakan atasan
dipilihnya suatu masalah atau topik yang akan dijadikan bahan penelitian.
Dalam bagian ini, dikemukakan juga fakta-fakta sementara yang diperoleh
peneliti dari pengamatan dan studi kepustakaannya. Beberapa ahli menyebut
kegiatan ini sebagai kegiatan prasurvei untuk memperkuat alasan seorang
peneliti dalam mengambil sebuah topik permasalahan.
Atasan pemilihan masalah tentu beragam, tergantung tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian, Dalam menentukan suatu masalah, hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sejauh mana urgensi dan manfaatnya dalam kehidupan
seharihari masyarakat, serta aspek kepraktisan seperti fakta dan data yang dapat
diperoleh, dana, dan tenaga. Pertanyaan yang perlu ada dalam benak peneliti
ketika membuat latar belakang masalah adalah "Kenapa masalah ini penting?"
Untuk menjawab pertanyaan ini, peneliti akan memulainya dari sesuatu yang
umum hingga pada akhirnya menyempit pada titik permasalahan.
d. Merumuskan Masalah Penelitian
Selanjutnya, peneliti merumuskan permasalahan penelitian, Pertanyaan
yang diangkat adalah "Apa yang menjadi permasalahan dalam tema ini?"
Mengacu pada contoh tatar belakang masalah, peneliti memasukkan unsur-
unsur yang dapat menjadijawaban atas pertanyaan di atas. Diawali dengan
penjelasan mengenai pentingnya keterampilan bersosialisasi dalam
perkembangan kepribadian anaki dampak permainan modern terhadap pola
sosialisasi, dan ditutup dengan penjelasan tentang pengaruh positif permainan
tradisional terhadap keterampilan sosial anak.
Langkah berikutnya adalah merancang pertanyaan penelitian, Pertanyaan
penelitian berfungsi sebagai dasar penelitian yang akan dilakukan karena
merupakan hal-hal yang ingin dijawab melalui penelitian. Selain itu, pertanyaan
penelitian menjadi "rambu-rambu" sehingga penelitian dapat terfokus. Seorang
peneliti sebaiknya merancang pertanyaan penelitian tidak lebih dari tiga
pertanyaan.
e. Menentukan Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian merupakan rumusan masalah dalam bentuk kalimat
pernyataan. Tujuan penelitian juga sangat berkaitan dengan kesimpulan. Bila
masalah penelitjan merupakan hal yang dipertanyakan dan tujuan penelitian
merupakan jawaban yang ingin dicari, maka kesimpulan merupakan jawaban
yang diperoleh. Adapun menfaat penelitian merupakan kegunaan nyata dari
hasil yang akan dicapai melalui sebuah penelitian.
Konsep Sosiologi
Teori adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan.
didukung oleh data dan argumentasi; penyelidikan eksperimental yang
mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika,
metodologi, argumentasi; asas dan hükum umum yang menjadi dasar
suatu kesenian atau ilmu pengetahuan; pendapat, cara, dan attıran
untuk melakukan sesuatu cara, dan aturan untuk melakukan sesuatu.
Ada kalanya pada bagian landasan teori dimasukkan pula definisi konsep
dan definisi operasional agar pembaca lebih memahami alur penelitian tersebut.
Definisi konsep adalah definisi dari variabel-variabel yang ingin diteliti. Definisi
Operasional merupakan penjabaran dari variabel-variabel yang ingin diteliti
sehingga variabel tersebut dapat diukur, Definisi operasional sering disebut
operasionalisasi dari definisi konsep. Perhatikanlah tabel 2.6.
g. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis merupakan kemungkinan jawaban atas masalah penelitian.
Disebut kemungkinan karena belum dibuktikan Iewat penelitian di tapangan.
Hipotesis dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan variabel-
variabel penelitian.
Contoh:
Hipotesis : Permainan tradisional berpengaruh terhadap keterampilan sosial
anak. Variabel 1 : Permainan tradisional.
Variabel 2 : Keterampilan sosial anak.
Beberapa jenis penelitian tidak memerlukan hipotesis. Contohnya, jenis
penelitian deskriptif yang hanya berusaha menggambarkan masalah. Dapat
dikatakan bahwa penelitian menggunakan hipotesis bertujuan menguji hipotesis
tersebut Jenis penelitian yang biasa menggunakan hipotesis antara Iain
penelitian eksplanasi dan eksplorasi. Hipotesis didapat dari jawaban sementara
atas pertanyaan penelitian.
Ciri-ciri sebuah hipotesis yang baik adalah sebagai berikut.
1) Bisa diterima dengan akal sehat
2) Menyatakan hubungan antarvariabel penelitian.
3) Dapat diuji.
4) Dinyatakan secara singkat dan dalam bentuk kalimat pernyataan.
5) Konsisten dengan teori dan fakta yang telah dibangun.
Konsep Sosiologi
Hipolesis dapat dibagi sebagai berikut.
1) Hipotesis noı (HO), dugaan awal dilakukan
Dugaan ini biasanya berisi yang ingin dipaıahkan atau diloıak dengan
melakukan penelilian, contoh: Tidak ada perbedaan tingkat
kedisiplinan antara siswa perempuan dan laki-laki.
2) Hipotesis kerja atau alternatif (Ha), yaitu dugaan yang ingin
dibuktikan oleh peneliti. Hipotesis kerja menyatakan adanya
hubungan artara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua
kelompok. Contoh: Tingkat kedisiplinan siswa perempuan lebih
tinggi daripada tingkat kedisiplinan siswa laki-laki.
2. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian terdiri dari langkah-langkah kegiatan berikut.
a. Menentukan dan Menyusun Instrumen penelitian
Instrumen penelitian sangat tergantung pada jenis dan dari mana data
diperoleh. Contohnya, apabila kita akan meneliti pengaruh metode bercerita
dengan menggunakan buku cerita bergambar terhadap keterampilan berbicara
anak usia dini, data dapat kita peroleh dari siswa PAUD, guru, dan orang tua
dengan cara mengadakan survei menggunakan kuesioner atau angket.
Secara umum,jenis-jenis data dapat dikelompokkan seperti pada tabel
berikut.
Tabel 1.7. Jenis-Jenis Data dalam Penelitian
Kategori Jenis Uraian
Cara Data Data yang didapat langsung dari lapangan atau
perolehan primer laboratorium, dikumpulkan, dan diolah Oleh
organisasi atau perseorangan. Data ini dapat
diperoleh melalui wawancara, angket, atau
observasi.
Data Data yang diperoleh suatu
Sekunder organisasi/perseorangan melalui pihak lain. Data
ini dapat diperoleh dari bacaan, seperti koran,
majalah, atau perpustakaan.
Sifat Data Data yang tidak berbentuk angka.
Kualitatif
Data Data berbentuk angka.
Kuantitatif
Sumber Data Data yang menggambarkan keadaan suatu
Internal organisasi, seperti perusahaan, departemen, atau
negara.
Dta Data yang menggambarkan sesuatu di luar
Eksternal organisasi atau negara.
3) Observasi
Observasi adalah aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara
Sistematis. Observasi bertujuan untuk memperoleh data secara langsung
dari lapangan. Melalui observasi, peneliti dapat memperoleh gambaran
tentang kehidupan sosial suatu masyarakat yang sulit diketahui dengan
metode lainnya. Observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman
pendengaran, peraba, dan pengecap. Semua kegiatan ini dinamakan
observasi atau pengamatan langsung.
Observasi dapat dibedakan sebagai berikut.
a) Observasi Partisipasi
Dalam observasi partisipasi (participant observation), peneliti ikut
terlibat dalam kegiatan yang sedang diamatinya sehingga memperoleh
data yang sebenarnya. Jenis observasi ini banyak dilakukan dalam
penelitian antropologis.
b) Observasi Simulasi
Dalam melakukan observasi simulasi, peneliti diharapkan dapat
mensimulasikan keinginannya kepada responden. Dengan ini,
responden dapat memberikan informasi yang sesuai dengan keinginan
peneliti. Dalam melakukan observasi, selain menggunakan peralatan
untuk mencatatn digunakan pula beberapa alat, seperti kamera dan
perekam suara sehingga banyak objek pengamatan dapat direkam
sehingga pengumpulan data menjadi lebih akurat.
4) Diskusi Kelompok Terpumpun
Diskusi kelompok terpumpun (Focus Group Discussion) adalah cara
pengumpulan data dengan menggunakan sebuah forum diskusi dengan
tema-tema yang telah dipersiapkan oleh peneliti sejak awal, Tujuan utama
teknik pengumpulan data ini adalah menggali lebih mendalam dat-data
tentang fokus penilaian dan mengonfirmasi data-data lapangan, Dalam
pelaksanaan diskusi kelompok terpumpun. peneliti tetap harus
mempersiapkan tematema yang akan dijadikan bahan diskusi.
5) Studi kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan kegiatan pengumpulan data dan
informasi yang memuat berbagai ragam kajian teori yang sangat dibutuhkan
peneliti. Studi kepustakaan dapat dilakukan dari berbagai sumber. seperti
buku, koran, majalah, naskahi catatan sejarah. arsip, laporan penelitian
terdahulu, rekaman berita dari radio, televisi, dan media elektronik lainnya.
Pengumpulan data melalui metode studi kepustakaan memiliki
beberapa kelemahan sebagai berikut.
a) Data yang diperoleh mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan
penelitian karena dikumpulkan oleh orang lain.
b) Sulit menilai akurasi data yang disajikan.
c) Data tidak terlalu relevan dengan situasi saat ini.
Namun, penggunaan metode ini memiliki kelebihan, yaitu lebih murah
dan praktis. Beberapa manfaat metode studi kepustakaan bagi seorang
peneliti antara lain sebagai berikut.
a) Menggali teori-teori dasar dan konsep yang telah ditemukan oleh para
peneliti terdahulu.
b) Mengikuti perkembangan penelitian dalam bidang yang akan diteliti.
c) Memperoleh orientasi yang lebih luas mengenai topik yang dipilih.
d) Memanfaatkan data sekunder.
e) Menghindarkan duplikasi penelitian.
c. Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan masih dalam bentuk data mentah. Agar dapat
data mentah tersebut lebih berguna dalam prose penelitian, data-data tersebut
perlu diolah dan dianalisis. Proses tersebut bertujuan menyederhanakan data
lapangan yang kompleks ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca. Ada
perbedaan proses pengolahan dan analisis data pada penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif.
1) Pengolahan dan analisis data pada penelitian kuantitatif
Pada penelitan kuantitatif, analisis data pada umumnya dilakukan
dengan menggunakan metode statistik. Selain itu, pengolahan data
dilakukan ketika seluruh data sudah terkumpul. Kegiatan pengolahan data,
antara lain editing dan coding.
Data yang telah diedit dan diolah tadi kemudian diorganisasikan
melalui tabulasi. Tabulasi adalah kegiatan memasukkan data yang diperoleh
dari lapangan ke dalam bentuk tabel. Tabulasi dapat dilakukan berdasarkan
frekuensi data atau kelas data.
Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menyajikan data. Terdapat
beberapa bentuk penyajian data, di antaranya adalah tabel dan grafik.
Penyajian data dilakukan untuk menganalis masalah agar mudah dicari
pemecahannya.
Langkah berikutnya adalah menganalisis data. Terdapat dua fungsi
analisis data secara statistik, yaitu statistik deskriptif dan statistik
inferensial. Statistik deskriptif bermanfaat untuk membantu peneliti
mengkomunikasikan informasi tentang data numerik. Sementara itu,
statistik inferensial membantu peneliti dalam membuat kesimpulan apakah
suatu pernyataan dapat dibuat terkait dengan populasi dari mana sampel
penelitian diambil.
2) Pengolahan dan analisis data pada penelitian kualitatif
Pada penelitian yang bersifat kualitatif, pengolahan data dilakukan
dengan metode nonstatistik, yaitu melalui pengaturan data secara logis dan
sistematis. Pengolahan data sudah mulai dilakukan sejak awal peneliti
terjun ke lapangan hingga akhir penelitian.
a) Pengolahan Data Sesuai dengan Tema
Pengolahan data sesuai dengan tema diawali dengan coding.
Coding adalah proses menganalisis,memerinci, mengonseptualisasikan,
dan menyusun data. Kegiatan ini merupakan proses sentral yang
membentuk teori-teori dari data. Kode dapat berupa kata atau frasa
pendek untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan, dan meringkas data.
Coding akan membawa peneliti pada beberapa kategori. Kategori-
kategori tersebut kemudian mengarahkan peneliti pada tema tertentu
yang pada akhirnya mengantarkannya pada suatu kesimpulan berupa
sebuah teori.
b) Pengolahan Data Sesuai dengan Konteks
Pada hakikatnya, konteks adalah situasi yang berhubungan dengan
suatu kejadian. Dalam penelitian kualitatit peneliti melibatkan diri
secara langsung dalam fenomena yang diteliti. Setiap fenomena
merupakan sesuatu yang unik dan berbeda dengan fenomena lain
karena terdapat perbedaan konteks. Oleh karena itu, peneliti
diharapkan untuk selalu memusatkan perhatian pada kenyataan atau
kejadian dalam konteks yang diteliti.
Data kualitatif sebagian besar berbentuk teks atau narasi untuk
mendeskripsikan kejadian atau fenomena yang diteliti. Dalam
mengolah data teks tersebut, peneliti tidak boleh memisahkan data dan
informasi terlepas dari konteksnya, baik konteks sosial, historis,
maupun waktu. Data dan informasi dari lapangan akan memberikan
makna yang lebih mendalamjika dilihat dalam konteksnya
masingmasing. Oleh karena itu, dalam menginterpretasikan data,
seorang peneliti harus peka dalam memahami konteks suatu data.
c) Penyajian Data dalam Bentuk Narasi
Data kuaiitatif dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik, gamban
atau narasi. Narasi adalah cara penyajian data dengan menggunakan
kata-kata atau kalimat. Penyajian data menggunakan teks banyak
ditemukan dalam naskahnaskah etnografri.
Penyajian data dengan teks hendaknya menggunakan ragam bahasa
ilmiah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam ragam bahasa ilmiahp
antara lain mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku, menggunakan kata-
kata dalam arti denotatif, menggunakan kalimat yang efektif, dan
menghindari penggunaan kalimat yang bermakna ganda atau ambigu.
d) Penginterpretasian Data
Dengan melakukan interpretasi data, peneliti dapat memberi arti
yang lebih luas dari berbagai penemuan yang diperoleh dari
pengamatan di lapangan. Dalam menginterpretasikan data, seorang
peneliti perlu mengambil jarak terhadap data supaya hasil interpretasi
menjadi objektif. Interpretasi harus dilakukan dengan hati-hati karena
kualitas suatu penelitian akan sangat tergantung dari kualitas
interpretasi yang dibuat peneliti terhadap data.
Interpretasi data memiliki dua aspek penting, yaitu untuk
menghubungkan hasil suatu penelitian dengan penemuan pada
penelitian lainnya dan untuk menghasilkan suatu konsep yang bersifat
menjelaskan. Terdapat beberapa teknik yang dapat dipraktikkan dalam
menginterpretasikan data, yaitu sebagai berikut.
1) Memperluas hasil analisis dengan mengajukan pertanyaan tentang
hubungan dan perbedaan antara hasil analisis, penyebab, dan
implikasi dari hasil analisis sebelumnya.
2) Menghubungkan temuan yang diperoleh deri hasil pengumpulan
data di lapangan dengen pengalaman pribadi.
3) Memberikan pandangan kritis dari hasil analisis yang dilakukan.
4) Menghubungkan hasil-hasil analisisdengan teorj-teori yang sesuai
dengan topik penelitian.
d. Menarik Kesimpulan
Kesimpulan merupakan pernyataan singkat, jelas, dan sistematis dari
keseluruhan hasil analisis, pembahasan, dan pengujian hipotesis dalam sebuah
penelitian. Penarikan kesimpulan merupakan langkah terakhir dari kegiatan
penelitian. Pada tahap ini, kegiatan penelitian telah selesai dan tinggal
mencocokkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan. Jika hasil penelitian
tidak sesuai dengan hipotesis, bukan berarti penelitian yang dilakukan salah
atau gagal, melainkan hipotesis tersebut mungkin tidak berlaku dalam
penelitian yang telah dijalankan.
Sebuah kesimpulan ilmiah harus didasarkan pada hasil penelitian karena
pada bagian ini peneliti berusaha memberikan jawaban atas pertanyaan masalah
penelitian. Dalam menarik kesimpulan, peneliti dapat menggunakan logika
deduktif dan induktif.
Kesimpulan dengan logika deduktif atau umum-khusus merupakan proses
berpikiryang dimulai dari sesuatu hal yang umum ke hal-hal yang khusus.
Proses pengambilan keputusan ini dilakukan untuk penelitian dengan
pendekatan kuantitatif. Pengambilan kesimpulan dimulai dengan teori yang
digunakan, kemudian teori tersebut dikaitkan dengan data yang diperoleh
sehingga peneliti memperoleh kesimpulan.
Kesimpulan dengan logika induktif dimulai dari sesuatu hal yang spesifik
sehingga dapat dilihat pola yang terjadi dan pola ini akan menjadi kesimpulan
bagi sebuah penelitian. Proses logika berpikir ini dapat digunakan untuk
penelitian dengan pendekatan kualitatif.
Dalam menyimpulkan hasil pengolahan data dan informasi, terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah tabel
berikut ini.
Tabel 1.8 Perbedaan Kesimpulan Baik dan Kesimpulan Kurang Baik
Kesimpulan yang Baik Kesimpulan yang Kurang Baik
Kesimpulan bukan sekedar ringkasan, Kesimpulan meringkas atau membuat
melainkan harus mengandung saran kalimat baru dari bagian sebelumnya.
usulan penerapan.
Kesimpulan harus ditulis dengan Kesimpulan disusun secara terburu-
urutan yang sistematis dan singkat. buru.
Kesimpulan harus dapat berdiri sendiri Kesimpulan menyajikan data baru yang
sebagai suatu karangan. Kesimpulan tidak disinggung pada bagian-bagian
harus mengandung bagian-bagian inti, terdahulu.
seperti pembuaka, isi, dan penutup.