Anda di halaman 1dari 3

Nama : Tasya Zahwa Diva

No : 23

Kelas XI IPA 2

Gerhana Bulan

(Fenomena alam)

Gerhana bulan adalah salah satu fenomena alam yang sering kita jumpai. Peristiwa alam ini terjadi
ketika bulan beroposisi dengan matahari. Tetapi oposisi bulan dengan matahari tidak selalu
menghasilkan peristiwa gerhana bulan.

Mengapa demikian? Hal ini disebabkan oleh kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika.
Akan saat ketika terjadi perpotongan antara bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika, yang kemudian
akan menyebabkan munculnya dua titik yang juga dikenal dengan istilah node. Pada titik node inilah
terjadi gerhana bulan. Dibutuhkan sekitar 29,53 hari sampai bulan bergerak dari satu titik ke titik oposisi
lainnya.

Faktanya, terkadang penampakan bulan masih dapat terlihat ketika terjadi gerhana bulan. Hal ini karena
berbeloknya sinar matahari yang masih tersisa menuju arah bulan yang disebabkan oleh atmosfer bumi.
Sinar matahari yang dibelokkan tersebut memiliki spektrum cahaya kemerahan. Inilah alasannya
mengapa saat peristiwa gerhana bulan, tampilan bulan akan terlihat lebih gelap yang biasanya berwarna
merah gelap, jingga atau bahkan coklat.

Anda dapat mengamati gerhana bulan dengan mata telanjang tanpa adanya bahaya sedikit pun. Umat
Islam yang melihat dan mengamati peristiwa gerhana tersebut disunnahkan untuk melakukan salat
gerhana (salat khusuf) pada saat terjadi gerhana bulan.

Ketika bayangan bumi menutupi sebagai atau seluruh penampang bulan, maka pada saat itulah akan
terjadi gerhana bulan. Terutama ketika bumi menempati posisi di antara matahari dan bulan yang
berada pada satu garis lurus yang sama. Hal ini membuat sinar matahari tidak dapat mencapai bulan
karena dihalangi oleh posisi bumi saat itu.

Inflasi

(Fenomena ekonomi)

Inflasi merupakan suatu keadaan ekonomi ditandai dengan harga yang naik terus menerus dalam satu
periode. Dalam kamus Ekonomi ( Oktima, 2012 ) Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian dimana
harga-harga secara umum mengalami kenaikan dalam waktu yang panjang dan bersifat sementara.
Inflasi dapat terjadi karena adanya beberapa sebab yakni, kenaikan permintaan, kenaikan biaya
produksi, dan kenaikan jumlah uang yang beredar.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan permintaan (Demand Pull Inflation) untuk beberapa jenis barang,
permintaan masyarakat meningkatkan secara agregat (Aggregate Demand). Peningkatan permintaan ini
dapat terjadi karena peningkatan belanja pada pemerintah, peningkatan permintaan akan barang untuk
diekspor, dan peningkatan permintaan barang bagi kebutuhan swasta. Kenaikan permintaan masyarakat
(aggregate demand) ini mengakibatkan harga-harga naik karena penawaran tetap. Dengan demikian,
bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap, inflasi akan menyebabkan mereka rugi karena penghasilan
yang tetap atau naik tersebut jika ditukarkan dengan barang dan jasa akan semakin sedikit.

Selain itu, Inflasi terjadi karena adanya kenaikan biaya produksi (Cos Pull Inflation). Kenaikan pada biaya
produksi terjadi akibat kenaikan harga bahan baku dan kalkulasi harga pokok. Keadaan inflasi
menyebabkan perhitungan untuk menetapkan harga pokok dapat terlalu kecil atau bahkan terlalu besar.
Oleh karena persentase dari inflasi tidak teratur, kita tidak dapat memastikan berapa persen inflasi
untuk masa tertentu. Akibatnya, penetapan harga pokok dan harga jual sering tidak tepat. Keadaan
inflasi ini dapat mengacaukan perekonomian, terutama untuk produsen

Sebab lainnya yaitu, karena kenaikan jumlah uang yang beredar. Teori ini diajukan oleh kaum klasik yang
mengatakan bahwa ada hubungan antara jumlah uang yang beredar dan harga. Bila jumlah barang itu
tetap, sedangkan uang beredar bertambah dua kali lipat maka harga akan naik dua kali lipat.
Penambahan jumlah uang yang beredar dapat terjadi misalnya apabila pemerintah memakai sistem
anggaran defisit. Kekurangan anggaran ditutup dengan melakukan pencetakan uang baru yang
mengakibatkan harga-harga naik. Hal ini dapat menimbukan masalah pada neraca pembayaran dimana
harga barang impor lebih murah daripada harga barang produksi dalam negeri.

Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian yang ditandai dengan kenaikan harga dalam waktu yang
panjang dan bersifat sementara. Inflasi dapat terjadi karena kenaikan permintaan, kenaikan biaya
produksi, dan kenaikan jumlah uang yang beredar yang berakibat terhadap pendapatan rill yang
merosot, kesenjangan distribusi pendapatan, daya saing untuk barang ekspor berkurang, pendapatan rill
para penabung berkurang karena jumlah bunga yang diterima pada kenyataannya berkurang karena laju
inflasi, dan perhitungan untuk menetapkan harga pokok dapat terlalu kecil atau bahkan terlalu besar.

Penindasan (Bullying)

(Fenomena sosial)

Penindasan (Bullying) adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan
atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan
ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau
ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu,
mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Tindakan penindasan terdiri atas
empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. Budaya penindasan dapat berkembang
dimana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga,
dan lingkungan.

Bully biasanya muncul di usia sekolah. Pelaku Bully memiliki karakteristik tertentu. Umumnya mereka
adalah anak-anak yang berani, tidak mudah takut, dan memiliki motif dasar tertentu. Motif utama yang
biasanya ditenggarai terdapat pada pelaku Bully adalah adanya agresifitas. Padahal, ada motif lain yang
juga bisa dimiliki pelaku Bully, yaitu rasa rendah diri dan kecemasan. Bully menjadi bentuk pertahanan
diri (defence mechanism) yang digunakan pelaku untuk menutupi perasaan rendah diri dan
kecemasannya tersebut. “Keberhasilan” pelaku melakukan tindakan bully bukan tak mungkin berlanjut
ke bentuk kekerasan lainnya, bahkan yang lebih dramatis.

Ada yang menarik dari karakteristik pelaku dan korban Bully. Korban Bully mungkin memiliki
karakteristik yang bukan pemberani, memiliki rasa cemas, rasa takut, rendah diri, yang kesemuanya itu
(masing-masing atau sekaligus) membuat si anak menjadi korban Bully. Akibat mendapat perlakuan ini,
korban pun mungkin sekali menyimpan dendam atas perlakuan yang ia alami.

Selanjutnya, bukan tak mungkin, korban Bully, menjadi pelaku Bully pada anak lain yang ia pandang
sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk mendapat kepuasan dan membalaskan dendam. Ada proses
belajar yang sudah ia jalani dan ada dendam yang tak terselesaikan. Kasus di sekolah-sekolah, dimana
kakak kelas melakukan Bully pada adik kelas, dan kemudian Bully berlanjut ketika si adik kelas sudah
menjadi kakak kelas dan ia kemudian melakukan Bully pada adik kelasnya yang baru, adalah contoh dari
pola Bully yang dijelaskan di atas.

Alasan bullying disekolah saat ini semakin meluas salah satunya adalah karena sebagian besar korban
enggan menceritakan pengalaman mereka kepada pihak yang mempunyai kekuatan untuk mengubah
cara berfikir mereka dan menghentikan siklus bullying, yaitu pihak sekolah dan orangtua. Korban
merahasiakan bullying yang mereka derita karena takut pelaku akan semakin mengintensifkan bullying
mereka. Akibatnya korban bisa semakin menyerap ”falsafah” bullying yang didapat dari seniornya.

Anda mungkin juga menyukai