PENDAHULUAN
DEFINISI
William J. Godge menyatakan perubahan ke arah industrialisasi dan perubahan
keluarga merupakan proses pararel, keduanya dipengaruhi oleh perubahan sosial dan adicita-
adicita perorangan ( personal ideologis). Ada 3 (tiga) adicita yang merupakan sumber utama
perubahan, yaitu adicita kemajuan ekonomi, adicita keluarga konjugal, adicita persamaan
derajat (Ihromi, 1999).
Duvall (1967) menyebutkan bahwa teori perkembangan keluarga adalah daur atau
siklus kehidupan keluarga yang terdiri dari beberapa tahap yang mempunyai tugas dan risiko-
risiko tertentu pada tiap-tiap perkembangannya. Perkembangan keluarga adalah sebuah
proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga. Meliputi perubahan pola interaksi dan
hubungan antar anggota keluarga. Perkembangan keluarga didasarkan pada lamanya
perkawinan dan tahap-tahap membesarkan anak (Christensen, 1996).
Teori perkembangan keluarga menjelaskan perkembangan keluarga secara dinamis,
perubahan-perubahan pada keluarga dan sistem sosialnya, serta mengantisipasi potensi
terjadinya stres dalam setiap tahap perkembangannya dan mengklasifikasikannya ke dalam satu
rangkaian tahapan yang jelas (Supartini, 2002).
ASUMSI DASAR
Keluarga berkembang dan berubah sepanjang waktu dengan cara yang serupa dan
konsisten. Keluarga dan anggotanya harus melaksanakan tugas khusus pada waktu tertentu
yang disusun oleh diri sendiri dan oleh orang lain dalam masyarakat yang lebih luas.
Penampilan peran keluarga pada satu tahap siklus hidup keluarga, mempengaruhi perilaku
keluarga pada tahap berikutnya. Keluarga cenderung berada pada tahap disekuilibrium,
dengan memasuki satu tahap siklus hidup yang baru, dan berusaha menuju homeostatis dalam
setiap tahap (Wong, 2002).
Konsep tentang tahap siklus kehidupan bergantung pada asumsi bahwa dalam
keluarga terdapat saling ketergantungan yang tinggi antar anggota keluarga, dan keluarga
“dipaksa” untuk kembali setiap kali ada penambahan atau pengurangan anggota keluarga atau
setiap kali anak sulung mengalami perubahan tahap perkembangan. Perubahan tersebut
umumnya terjadi dalam peran, penyesuaian terhadap perkawinan, pengasuhan anak dan
disiplin yang selalu berubah dari satu tahap ke tahap yang lain.
Perkembangan keluarga menurut Aldous (dalam Ali, 2006) berdasarkan pada 4
asumsi dasar, yaitu:
1. Keluarga berkembang dan dan berubah dari waktu ke waktu dengan cara-cara yang sama
dan dapat dikaji
2. Karena manusia menjadi matang dan berinteraksi dengan orang lain, mereka memulai
tindakan dan juga bereaksi terhadap tuntunan lingkungan
3. Keluarga dan anggotanya melakukan tugas tertentu yang ditetapkan oleh mereka sendiri
atau oleh konteks budaya dan masyarakat
4. Terdapat kecenderungan pada keluarga untuk memulai sesuatu dengan sebuah awal dan
akhir yang kelihatan jelas
Menyangkut perkembangan anak, sebagai bagian dari keluarga, ada 3(tiga) asumsi yang
diajukan dalam memahami suatu teori perkembangan. Pertama, perkembangan menyangkut
perubahan-perubahan dasar dalam struktur, yaitu bentuk, pola dan organisasi dari suatu respon.
Perkembangan adalah perubahan dari struktur dasar ke struktur yang lebih
kuat. Kedua, perkembangan merupakan hasil dari proses interaksi antara struktur, organisme
dan lingkungan. Ketiga, perkembangan mengarah kepada terciptanya equilibrium yang
semakin besar dalam interaksi antara organisme dengan lingkungan (Ali, 2007).
Asumsi-asumsi perkembangan diatas menjelaskan bahwa perkembangan tidak terjadi
secara otomatis. Mutu lingkungan sosial mempunyai pengaruh yang signifikan kepada
cepatnya perkembangan dan tingkat perkembangan yang dicapai oleh seseorang.
Asumsi lain terkait konsep perkembangan pada diri individu mencakup: (1) konsep
dirinya bergerak dari pribadi yang bergantung ke arah pribadi yang mandiri, (2) mengakumulasi
pengalaman-pengalaman yang diperolehnya sehingga menjadi satu sumber
belajar yang berkembang; (3) kegiatan belajarnya secara meningkat diorientasikan kepada
tugas perkembangan peranan sosialnya; (4) perspektif waktunya berubah dari menimba
pengetahuan menjadi menerapkan pengetahuan yang dipelajarinya (Kartakusumah, 2006).
KONSEP TEORI
Teori perkembangan adalah perluasan beberapa teori perkembangan. Diantara
pengembang yang terkemuka adalah Robert Duvall pada tahun 1977, ia menggambarkan
delapan tugas perkembangan keluarga selama rentang masa kehidupan. Keluarga
digambarkan sebagai suatu kelompok kecil, suatu sistem kepribadian semi tertutup yang
berinteraksi dengan sistem sosial budaya yang lebih besar. Sebagai suatu sistem yang saling
terkait, perubahan tidak akan terjadi pada satu bagian tanpa serangkaian perubahan di bagian
lain.
Teori perkembangan berbicara mengenai perubahan keluarga dari waktu ke waktu
dengan menggunakan tahap siklus kehidupan keluarga menurut Duvall, yang didasarkan pada
perubahan struktur, fungsi dan peran keluarga, dengan usia si anak sulung sebagai penanda
tahapan transisi. Dengan demikian, kehadiran anak pertama menandai transisi dari tahap 1 ke
tahap 2. Bila anak pertama tumbuh dan berkembang, keluarga memasuki tahap selanjutnya.
Dalam setiap tahap, keluarga menghadapi tugas perkembangan tertentu. Pada waktu yang
sama, setiap anggota keluarga harus mencapai tugas perkembangan individual sebagai bagian
dari tahap siklus kehidupan masing-masing keluarga (Wong, 2002).
Konsep siklus kehidupan keluarga menyatakan bahwa isu-isu keluarga itu berbeda
pada beragam tahapan dalam sebuah cara yang analogis bagi siklus kehidupan individu.
Model ini menggambarkan serangkaian tahapan dan tugas-tugas keluarga yang sesuai. Ada
beberapa konsep model yang ditawarkan oleh beberapa tokoh teori perkembangan keluarga.
Diantaranya oleh Carter dan McGoldbrick (1980) dan Zilbach (1989) menggambarkan
tahapan-tahapan coupling (pasangan), menjadi tiga dengan kehadiran anak pertama, dan
kemudian sebuah keluarga dengan anak kecil. Tahapan-tahapan ini diikuti dengan sebuah
tersebut, berganti dengan kematian salah satu pasangan atau partner , dan berakhir dengan
kematian partner lain (Latipun,, 2003).
Kebanyakan ahli teori perkembangan mengidentifikasi tugas dan tahapan yang lebih
sedikit daripada konsep Duvall. Pada model lain (dalam Christensen, 1996), diidentifikasi tiga
area utama; area-area ini lebih jauh dapat dibagi lagi dengan mengacu pada ahli teori
perkembangan lainnya.Tahapan, mengacu pada lamanya perkawinan dan usia anak yang
terbesar. Keluarga bergerak ke arah transisi yang normal dalam membesarkan anak,
meskipun dengan tambahan anak beberapa tahapan menjadi tumpang tindih. Perbedaan etnik dan
kultural juga harus menjadi pertimbangan.
Tugas, dapat dipertimbangkan baik tipe tanggung jawab pemeliharaan yang umum,
seperti pekerjaan, pembelanjaan, kesehatan, pendidikan dan sosialisasi (yang mungkin
didefinisikan dengan cara umum), atau yang ditentukan secara spesifik, yang bergantung
pada tahap perkembangan keluarga.
Kelekatan, adalah ikatan yang unik dan secara relatif bersifat emosional yang
menguatkan antara dua anggota keluarga. Ikatan ini mungkin antara ibu dan anak
perempuannya, cucu dengan nenek dan kakeknya, atau antara saudara perempuan dan laki-
laki. Sifat timbal balik dari ikatan ini dan kualitas dari hubungan tersebut penting
untuk dipertimbangkan.
Kerangka perkembangan keluarga bersifat elektif karena memerlukan konsep dan
pendekatan yang berbeda terhadap studi keluarga, pada konsep pendekatan menurut Mattesich
dan Hill (dalam Ali, 2006) perkembangan keluarga berasal dari interaksionisme simbolik,
fungsionalisme struktural, sosiologi kerja dan profesi, teori sistem, teori stres dan krisis
kehidupan keluarga.
• Mensosialisasikan anak
• Orangtua melakukan penyesuaian dengan teman sebaya anak mereka dan pengaruh
sekolah
5. Tahap keluarga dengan remaja
• Orangtua memfokuskan ulang pada masa pertengahan perkawinan dan masalah karier
• Menyesuaikan diri dengan ketidakmampuan dan kematian generasi yang lebih tua
• Menggeser peran bekerja menjadi masa senggang dan persiapan pensiun atau pensiun
penuh
• Memelihara fungsi pasangan dan fungsi individu sambil beradaptasi dengan proses
penuaan
Perencanaan keuangan adalah salah satu strategi untuk mengatur pola keuangan
seorang individu. Perencanaan yang efektif harus disesuaikan dengan beberapa hal terkait,
seperti besaran penghasilan, siklus hidup keluarga dan disesuaikan dengan usia, gambarannya
sebagai berikut:
1. Usia 20 tahun
a. Cobalah menabung 5 sampai 10 persen dari pendapatan kotor
b. Miliki sebuah dana darurat (emergency fund ) sebesar enam bulan dari biaya bulanan
c. Memulai track record atau sejarah kredit/ pinjaman, bisa dimulai dari kartu kredit.
Sejarah kredit sangat penting dilakukan terutama di Negara-negara maju seperti
Amerika Serikat
d. Membeli atau memperbaiki rumah. Melakukan investasi untuk pertumbuhan jangka
panjang
e. Membuat dana pensiun
f. Miliki asuransi yang cukup
g. Membuat surat wasiat
2. Usia 30 tahun
a. Anggaran belanja dan biaya-biaya harus diteliti dengan lebih hati-hati
b. Mengikutsertakan perencanaan pajak yang lebih luas
c. Menambah dana untuk tabungan/investasi pensiun
d. Menabung untuk dana pendidikan anak
e. Memulai perencanaan pensiun
f. Mengevaluasi kembali kebutuhan asuransi
g. Mengubah wasiat sesuai dengan perubahan status keluarga
3. Usia 40 tahun
a. Melanjutkan penyediaan dana untuk pendidikan anak, bisa jadi sampai selesai kuliah
c. Melanjutkan menambah dana investasi untuk pensiun
d. Memonitor konsekuensi-konsekuensi pajak atas investasi
e. Investasi untuk jangka panjang
f. Mengkaji kembali kebutuhan asuransi, karena anak-anak sudah keluar dari rumah
g. Meninjau kembali asuransi kepemilikan rumah
h. Melakukan perencanaan warisan lebih serius dengan menggunakan wasiat,
memindahkan kepemilikan harta dengan cara pemberian hadiah, hibah atau malah
mulai membuat trust
Siklus hidup dikaitkan dengan perencanaan keuangan, disebut sebagai siklus hidup
finansial. Siklus hidup finansial secara sederhana menyatakan dimana sebaiknya posisi
seseorang berada secara finansial berdasarkan fase-fase tahap hidupnya mulai dari masa anak-
anak, remaja, dewasa, menikah, paruh baya sampai masa pensiunnya. Dengan mengetahui
siklus finansial, seseorang akan lebih mudah dalam mengambil keputusan finansial. Dia akan
paham, apa yang sebaiknya dilakukan dan apa yang sebaiknya tidak dilakukan, terkait
kebijakan keuangan pribadinya. Pendekatan perencanaan keuangan
berdasarkan siklus hidup hidup finansial dapat memberi panduan kemana sebuah keluarga
harus melangkah (Rini, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 2007. Ilmu dan Apilkasi Pendidikan. Jakarta: PT Imperial Bhakti Utama
Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Arvin, Behrman, Kliegman. 1996. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15 Volume 3.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Gibney, Michael J (et al). 2005. Gizi Kesehatan Masyarakat . Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Ihromi, T.O. 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Pratiwi, Septina Dwi Ayu. Dharminto. Purnami, Cahya Tri. 2012. Hubungan
Aktiivitas Fisik dan Upaya Pengobatan dengan Tingkat Keluhan Klimakterium pada Wanita
Usia 40-65 tahun di Kelurahan Toyosari Kulon Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. Volume 1 Nomor 2, Tahun 2012. Halaman 196-205
Rini, Mike. 2010. Smart Money Game, 35 Tips Menjadi Keluarga Sejahtera-Bahagia.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Supartini, Yupi. 2002. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Suprajitno. 2003. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik . Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Wong, Donna L. 2002. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong, Edisi 6. Volume 1.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC