Anda di halaman 1dari 5

Penerima Zakat

Allah telah menentukan kepada siapa zakat harus diberikan. Hal ini dijelaskan melalui
firmanNya dalam Surat At Taubah ayat 60:

Sesungguhnya shadaqah (zakat) itu hanyalah bagi orang-orang fakir, orang-orang miskin, amil
zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berutang (gharimin), untuk jalan Allah (fi sabilillah), dan orang-orang yang sedang dalam
perjalanan (ibnu sabil) sebagai suatu ketetapan yang diwajiban oleh Allah dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Berikut ini adalah penjelasan dari 8 golongan manusia yang berhak menerima zakat
seperti yang disebutkan ayat diatas.
1. Fakir
Fakir adalah mereka yang tidak memiliki harta atau penghasilan layak dalam memenuhi
keperluannya seperti sandang, pangan, papan dan segala kebutuhan pokok lainnya, baik untuk
dirinya sendiri maupun untuk tanggungannya atau bahkan tidak memiliki harta atau penghasilan
sama sekali untuk memenuhi kebutuhan pokoknya karena tidak mampu secara fisik. Contoh:
seseorang yang tinggal di kota Jakarta memerlukan Rp 30.000 per hari untuk makan dan tinggal,
namun ia hanya dapat menghasilkan Rp 5.000 per harinya.
2. Miskin
Miskin adalah mereka yang memiliki harta atau penghasilan yang layak dalam memenuhi
keperluan pokoknya dan tanggungannya namun tidak sepenuhnya tercukupi. Contoh: seseorang
yang tinggal di kota Jakarta memerlukan Rp 30.000 per hari untuk makan dan tinggal, namun ia
hanya dapat menghasilkan Rp 25.000 per harinya.

3. Amil zakat
Seorang amil zakat bertugas dalam mengatur administrasi dan keuangan zakat seperti mendata
orang-orang yang wajib zakat dan macam-macam zakat yang diwajibkan padanya. Termasuk
besarnya harta yang wajin dizakati, mencari para penerima zakat (mustahik), berapa besar
kebutuhan para mustahik tersebut dan hal-hal lain seperti pelaporan sumber dan penggunaan
dana zakat. Terdapat beberapa persyaratan untuk menjadi amil zakat:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Muslim
Mukalaf
Jujur
Memahami hukum-hukum zakat
Memiliki kemampuan melaksanakan tugas
Orang yang merdeka

Di Indonesia ditetapkan kode etik (Forum Zakat) yang terdiri atas:


a. Standar Umum
1. Integritas dan Objektivitas, seorang amil zakat harus bebas dari benturan kepentingan
2. Kompetensi dan Profesional, amil zakat harus dapat mempertanggungjawabkan
seluruh aktivitasnya dalam menghimpun dan menyalurkan zakat
3. Perencanaan Yang Memadai, amil zakat wajib merencanakan aktivitasnya secara
memadai dalam setiap penyelenggaraan programnya
b. Tanggung Jawab Kepada Muzakki
1. Kerahasiaan Muzakki, amil zakat tidak diperkenankan mengungkapkan informasi
terkait Muzakki yang rahasia tanpa persetujuannya.
2. Pelaporan, amil zakat wajib memberikan pelaporan pertanggung jawaban aktivitasnya
jia muzakki meminta.
c. Tanggung Jawab Kepada Mustahik
Kerahasiaan mustahik, amil zakat tidak diperkenankan mengungkapkan informasi
mustahik yang bersangkutan, kecuali dalam rangka pemberian bantuan atau
pemberdayaan

mustahik yang bersangkutan

d. Tanggung Jawab Kepada Lembaga Sejenis

1. Tanggung jawab kepada sesame amil zakat, amil zakat wajib memelihara citra
profesi, dengan tidak melakukan perbuatan yang dapat merusak citra profesi amil
zakat.
2. Komunikasi antar lembaga pengelola zakat, amil zakat wajib melakukan komunikasi
dengan rekan seprofesi bila melakukan aktivitas yang sama di tempat/lokasi yang
sama
3. Perbuatan dan Perkataan yang Mendiskreditkan
e. Tanggung Jawab Kepada Publik
Transparansi, amil zakat wajib menyampaikan laporan atas semua aktivitasnya , baik
keuangan maupun non keuangan kepada public.
Jumhur ulama berpendapat bahwa amil berhak atas zakat karena zakat tersebut merupakan
imbalan atas prestasi kerjanya dalam menghimpun dan menyalurkan zakat.
4. Mualaf
Mualaf adalah mereka yang diharapan kecenderungan hatinya atau keyakinannya dapat
bertambah pada Islam atau menghalangi niat jahat mereka atas kaum muslimin atau harapan
akan ada manfaatnya mereka dalam membela dan menolong kaum muslimin dari musuh.
Menurut Qardhawi, golongan mualaf terbagi menjadi beberapa golongan baik yang
muslim, maupun bukan muslim.
a. Golongan yang diharapkan ke-Islamannya atau ke-Islaman kelompok serta keluarganya
b. Golongan yang dikhawatirkan kelakuan jahatnya, dengan diberi zakat diharapkan dapat
mencegah kejahatannya
c. Golongan yang baru masuk Islam, dengan diberi zakat diharapkan keyakinan mereka
akan bertambah
d. Sahabat tokoh dalam Islam yang kafir, dengan diberi zakat diharapkan dapat menarik
simpati mereka untuk memeluk agama Islam
e. Pemimpin dan tokuh kaum muslimin yang berpengaruh di kalangan kaumnya, akan tetapi
keminannya masih lemah. Dengan diberi zakat, diharapkan keimanan mereka bisa
bertambah
f. Kaum muslimin yang bertempat tinggal di benteng-benteng dan darah perbatasan dengan
musuh, dengan diberi zakat diharapkan mereka dapat mempertahankan diri dan membela
kaum muslimin lainnya dari serbuan musuh

g. Kaum muslimin yang membutuhkannya untuk mengurus zakat orang yang tidak mau
mengeluarkan, kecuali dengan paksaan seperti dengan paksaan seperti dengan diperangi.
Dengan diberi zakat, diharapkan dapat melunakkan hati mereka.
5. Orang yang belum merdeka (Riqab)
Budak yang tidak memiliki harta dan ingin memerdekakan dirinya berhak mendapatkan zakat
sebagai uang tebusan.
6. Orang yang berutang (Gharimin)
Menurut Imam Malik, Syafii, dan Hambali, orang yang memiliki hutang dibagi menjadi 2
golongan:
1. Orang yang mempunyai utang untuk kemaslahatan dirinya sendiri, termasuk orang yang
mengalami bencana seperti banjir, hartanya terbakar dan orang yang berutang untu
menafkahi keluarganya.
2. Orang yang mempunyai utang untuk kemaslahatan masyarakat, seperti orang yang
berutang untuk meramaikan masjid, membebasan tawanan, menghormati tamu.
7. Orang yang berjuang di jalan Allah
Menurut tafsir Ibnu Atsir dalam An-nihayah, arti kalimat sabilillah dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Menurut bahasa adalah setiap amal perbuatan ikhlas yang dipergunakan untuk bertaqarrub kepada Allah SWT, meliputi segala amal perbuatan salih, baik yang bersifat
pribadi maupun yang bersifat kemasyarakatan.
b. Arti bersifat mutlak adalah berperang di jalan Allah, seolah-olah khusus untuk jihad.
Namun para ahli fikih memperluas arti jihad, yaitu tidak sebatas perang. Seperti sabda
Nabi Muhammad SAW ketika ditanya jihad apa yang paling utama, beliau SAW
menjawab, menyatakan kalimat yang hak pada penguasa yang zalim.

8. Ibnu Sabil

Menurut Ibnu Zaid ibnu sabil adalah musafir, apakah ia kaya atau miskin dalam bekalnya atau
hartanya habis atau tidak ada atau terkena musibah atas hartanya, atau ia sama sekali tidak
memilik apa-apa, maka keadaan demikian hanya bersifat pasti.
Orang Yang Tidak Boleh Menerima Zakat
Orang-orang yang tidak boleh menerima zakat adalah sebagai berikut:
1. Orang kaya, yaitu orang yang berkecukupan atau mempunyai harta yang mencapai satu
nisab.
2. Orang yang kuat yang mampu berusaha untuk mencukupi kebutuhannya dan jika
penghasilannya tidak mencukupi baru boleh mengambil zakat
3. Orang kafir dibawah perlindungan negara Islam kecuali jika diharapkan untuk masuk
Islam
4. Keluarga muzakki dalam hubungan ke atas (orang tua, kakek dan seterusnya) atau ke
bawah (anak, cucu dan seterusnya) karena nafkah mereka dibawah tanggung jawab
muzakki. Namun diperbolehkan menyalurkan zakat kepada selain mereka seperti saudara
laki-laki, saudara perempuan, paman dan bibi dengan syarat mereka dalam keadaan
membutuhkan atau termasuk salah satu dari 8 golongan penerima zakat.
Hikmah Zakat
Secara umum hikmah zakat adalah sebagai berikut:
1. Menghindari kesenjangan social antara aghnia (si kaya) dan dhuafa (si miskin)
2. Pilar amal jamai (bersama) antara si kaya dengan para mujahid dan dai yang berjuang
3.
4.
5.
6.

dan berdawah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.


Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk
Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang kikir
Ungkapan syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan
Untuk pengembangan potensi umat melalu sistem kemasyarakatan Islam yang berdiri
atas prinsip-prinsip Ummatan Wahidan (umat yang satu), Musawah (persamaan derajat
dan kewajiban), Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dan Takaful Ijtima (tanggung

jawab bersama)
7. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam
8. Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna untuk umat
9. Menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam distribusi harta (social
distribution) dan keseimbangan tanggung jawab individu dalam masyarakat

Anda mungkin juga menyukai