PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
AKUNTANSI PEMERINTAHAN
(Laporan Keuangan Pemerintahan)
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
OKTOBER 2015
STATEMENT OF AUTHORSHIP
Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan
untuk makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami
menggunakannya. Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak
dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Mata Ajaran
: Akuntansi Pemerintahan
Judul Tugas
Tanggal
: 7 Oktober 2015
Dosen
No
Nama
NPM
1306483914
1306484412
Ivan Julio
1306484633
1306484835
1306485144
1306485453
Tanda Tangan
DAFTAR ISI
Halaman Cover
Statement of Authorship
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 3 PEMBAHASAN
12
BAB 4 KESIMPULAN
31
DAFTAR PUSTAKA
32
BAB 1
PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kepengurusan sumber
daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu entitas. Laporan keuangan yang diterbikan harus disusun
berdasarkan standar akuntansi yang berlaku agar laporan keuangan tersebut dapat dibandingkan
dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau dibandingkan dengan laporan keuangan
entitas yang lain. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010, laporan
keuangan merupakan laporan terstruktur mengenai posisi keuangan dn transaksi-transaksi yang
dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.
Untuk akuntansi komersil, laporan keuangan dibuat untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi para pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Untuk kasus akuntansi
pemerintahan di Indonesia seperti yang telah diatur dalam PP Nomor 71 Tahun 2010, tujuan
laporan keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi yang berguna dalam pengambilan
keputusan dan menunjukkan akuntanbilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya, dengan:
1. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban dan ekuitas
dana pemerintah.
2. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya
ekonomi dan ketaatan realisasi terhadap anggarannya.
3. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan
memenuhi kebutuhan kasnya.
4. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan.
5. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan
dalam mendanai aktivitasnya.
BAB 2
4
LANDASAN TEORI
2.1
pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan laporan finansial, sehingga seluruh komponen
menjadi sebagai berikut:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Selain laporan keuangan pokok seperti disebut pada paragraf 28, entitas pelaporan wajib
menyajikan laporan lain dan/atau elemen informasi akuntansi yang diwajibkan oleh ketentuan
peraturan perundang-undangan (statutory reports).
Komponen-komponen laporan keuangan tersebut disajikan oleh setiap entitas pelaporan,
kecuali:
a) Laporan Arus Kas yang hanya disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum;
b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih yang hanya disajikan oleh Bendahara
Umum
Negara
dan
entitas
pelaporan
yang
menyusun
laporan
keuangan
konsolidasiannya.
Unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum adalah unit yang ditetapkan sebagai
bendahara umum negara/daerah dan/atau sebagai kuasa bendahara umum negara/daerah.
Kegiatan keuangan pemerintah dibatasi dengan anggaran dalam bentuk apropriasi atau
otorisasi anggaran. Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai apakah sumber daya
ekonomi telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Laporan
Realisasi Anggaran memuat anggaran dan realisasi.
Entitas pelaporan pemerintah pusat juga menyajikan Saldo Anggaran Lebih pemerintah
yang mencakup Saldo Anggaran Lebih tahun sebelumnya, penggunaan Saldo Anggaran Lebih,
Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) tahun berjalan, dan penyesuaian lain
yang diperkenankan.
Laporan keuangan memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban
entitas pelaporan pada tanggal pelaporan dan arus sumber daya ekonomi selama periode
berjalan. Informasi ini diperlukan pengguna untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan
entitas pelaporan dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintahan di masa mendatang.
Entitas pelaporan menyajikan informasi untuk membantu para pengguna dalam
memperkirakan hasil operasi entitas dan pengelolaan aset, seperti halnya dalam pembuatan dan
evaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya ekonomi.
Entitas yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum menyajikan informasi mengenai
sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi dan saldo kas
dan setara kas pada tanggal pelaporan.
Entitas pelaporan menyajikan kekayaan bersih pemerintah yang mencakup ekuitas awal,
surplus/defisit periode bersangkutan, dan dampak kumulatif akibat perubahan kebijakan dan
kesalahan mendasar.
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam membaca laporan keuangan, entitas
pelaporan harus mengungkapkan semua informasi penting baik yang telah tersaji maupun yang
tidak tersaji dalam lembar muka laporan keuangan.
Entitas pelaporan mengungkapkan informasi tentang ketaatan terhadap anggaran.
2.2
reports), laporan finansial, dan CaLK. Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari LRA dan
Laporan Perubahan SAL. Laporan finansial terdiri dari Neraca, LO, LPE, dan LAK. CaLK
merupakan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaan
anggaran maupun laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari laporan
pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial.
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber
daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan
antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari
pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan. Masing-masing unsur dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a) Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara
Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran
Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak
pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
b) Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum
Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
c) Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan
dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
d) Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak
berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan
diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun
anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan
untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan
antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi. Pengeluaran pembiayaan
antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian
pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas. Masing-masing
unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau
sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya
nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan
sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
b) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
c) Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah.
Aset
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi aset tersebut
untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan operasional
pemerintah, berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi pemerintah.
Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan nonlancar. Suatu aset diklasifikasikan
sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai
atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat
dimasukkan dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai aset nonlancar.
Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan.
Aset nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang, dan aset tak berwujud yang
digunakan baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang
digunakan masyarakat umum. Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang,
aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya.
Investasi jangka panjang merupakan investasi yang diadakan dengan maksud untuk
mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari satu periode
akuntansi. Investasi jangka panjang meliputi investasi nonpermanen dan permanen. Investasi
nonpermanen antara lain investasi dalam Surat Utang Negara, penyertaan modal dalam proyek
pembangunan, dan investasi nonpermanen lainnya. Investasi permanen antara lain penyertaan
modal pemerintah dan investasi permanen lainnya.
Aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan
jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.
8
Aset nonlancar lainnya diklasifikasikan sebagai aset lainnya. Termasuk dalam aset
lainnya adalah aset tak berwujud dan aset kerja sama (kemitraan).
Kewajiban
Karakteristik esensial kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyai kewajiban masa
kini yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa
yang akan datang.
Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggungjawab
untuk bertindak di masa lalu. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena
penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas
pemerintah lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan
dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah atau dengan pemberi jasa lainnya.
Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak
yang mengikat atau peraturan perundang-undangan.
Kewajiban dikelompokkan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka
panjang. Kewajiban jangka pendek merupakan kelompok kewajiban yang diselesaikan dalam
waktu kurang dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka panjang adalah
kelompok kewajiban yang penyelesaiannya dilakukan setelah 12 (dua belas) bulan sejak tanggal
pelaporan.
Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir
ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.
Laporan Operasional
Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas
dan
penggunaannya
yang
dikelola
oleh
pemerintah
pusat/daerah
untuk
kegiatan
a) Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih.
b) Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih.
c) Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang dari/oleh suatu
entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan
dana bagi hasil.
d) Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena
kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering
atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.
Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi,
investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan,
pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.
Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran
kas, yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum
Negara/Daerah.
2) Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum
Negara/Daerah.
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang
tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional,
Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan
juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan
dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar
Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan
penyajian
laporan
keuangan
secara
wajar.
Catatan
atas
Laporan
Keuangan
BAB 3
PEMBAHASAN
PERBANDINGAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
(PP NO. 71 TAHUN 2010) DENGAN BASIS KAS MENUJU
AKRUAL (PP NO. 24 TAHUN 2005)
11
A. Umum
Pada tahun 2010, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) untuk meningkatkan kualitas
pertanggungjawaban kinerja pemerintah. Perubahan yang sangat nyata dari SAP
sebelumnya yang diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 adalah
diwajibkannya penggunaan akuntansi berbasis akrual (accrual) oleh pemerintah,
termasuk pemerintah daerah, dari yang sebelumnya menggunakan akuntansi berbasis
kas menuju akrual (cash toward accrual). Perubahan basis akuntansi ini tidak serta
merta muncul karena sebenarnya sudah disyaratkan oleh peraturan perundangundangan sebelumnya yaitu pada pasal 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
dijelaskan bahwa:
1. Pendapatan negara/daerah adalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih.
2. Belanja negara/daerah adalah kewajiban pemerintah pusat/daerah yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
Dari penjelasan tersebut diatas dijelaskan bahwa pendapatan dan belanja
sebenarnya sudah berbasis akrual yang akan mempengaruhi kekayaan bersih di neraca.
Jadi sebenarnya dari tahun 2003, pencatatan dan penyajian laporan keuangan sudah
diarahkan untuk berbasis akrual.
Namun demikian ada masa transisi untuk menuju akrual penuh yang dijelaskan
pada pasal 36 ayat (1) di Undang-Undang yang sama bahwa, ketentuan mengenai
pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan
selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun.
Pada pasal 70 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 ditegaskan mulai kapan
pelaksanaan akrual dimulai yaitu, ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran
pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya tahun
anggaran 2008.
B. Penyusunan SAP berbasis Akrual
1. SAP Akrual berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dikembangkan
dari SAP yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor
24
Tahun
2005
Standards
Board (2011),
oleh International
mengatakan
Public Sector
seluruh
sumber
daya
entitas serta
tersebut
pemerintahan
yang mengelola
kewajiban
yang
Tahun
Akuntabilitas
Manajemen
Transparansi
Keseimbangan antar generasi
Evaluasi Kinerja, Pelaporan
untuk
kepentingan
evaluasi
kinerja
ini
PP 71/2010 : ACCRUAL
15
(LRA)
Neraca
Laporan Arus Kas (LAK)
Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK)
(LKK)
Laporan Perubahan Ekuitas
(LPE)
umum
negara/daerah
dan/atau
sebagai
kuasa
bendahara
sebagai
umum
negara/daerah.
4. Informasi Laporan Keuangan
Paragraf 11 PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan menjelaskan bahwa
untuk
memenuhi
tujuan
umum,
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Aset
Kewajiban
Ekuitas
pendapatan-LRA
belanja
transfer
pembiayaan
saldo anggaran lebih
pendapatan-LO
beban
arus kas.
Berikut adalah tabel perbandingan penjelasan informasi keuangan pada PSAP Nomor 01
tentang Penyajian Laporan Keuangan baik di Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
2005 maupun Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010:
PP 24/2005 : CTA
Informasi Laporan Keuangan Laporan
PP 71/2010 : ACCRUAL
Informasi Laporan Keuangan Laporan
Aset;
Aset;
Kewajiban;
Kewajiban;
Ekuitas dana;
Ekuitas;
Pendapatan;
Pendapatan-LRA;
Belanja;
Belanja;
Transfer;
Transfer;
Pembiayaan; dan
Pembiayaan;
Arus kas.
Pendapatan-LO;
Beban; dan
Arus kas.
(Paragraf 11)
(Paragraf 11)
5. Unsur Laporan Keuangan
Ada paragraf 60 Kerangka Konseptual dijelaskan bahwa laporan keuangan pemerintah
terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports), laporan finansial, dan
Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari Laporan
17
KATEGORI
Laporan Pelaksanaan Anggaran
LAPORAN KEUANGAN
Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Laporan Perubahan SAL (LPSAL)
(budgetary
reports)
Laporan Finansial
(CaLK)
Untuk memahami lebih jauh unsur-unsur laporan keuangan tersebut maka berikut ini
akan dijelaskan lebih rinci masing-masing dari unsur laporan keuangan tersebut.
a. Laporan Realisasi Anggaran
Paragraf 61 Kerangka Konseptual SAP menjelaskan bahwa Laporan Realisasi
Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya
keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan
perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
Kemudian pada Paragraf 62 dijelaskan cakupan unsur-unsur yang dicakup secara
langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran yang terdiri dari pendapatan-LRA,
belanja, transfer, dan pembiayaan. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara
Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah Saldo
Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
18
PP 24/2005 : CTA
PP 71/2010 : ACCRUAL
Pendapatan
Belanja
Pendapatan-LRA
Transfer
Belanja
Pembiayaan
Transfer
Pembiayaan
Saldo
Anggaran
menurut
paragraf
aset,
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh
neraca dijelaskan pada paragraph 65 yaitu terdiri dari aset, kewajiban, dan
20
mengakibatkan
aliran
keluar
pemerintah.
3. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih
antara aset dan kewajiban pemerintah.
Khusus untuk ekuitas, paragraf 84 PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan
Keuangan menjelaskan bahwa Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang
merupakan selisih antara aset dan
kewajiban
pemerintah
pada
tanggal
PP 71/2010 : ACCRUAL
Unsur Laporan Keuangan Laporan
Finansial : Neraca
Aset
Kewajiban
Aset
Ekuitas Dana
Kewajiban
Ekuitas
21
tanggal laporan.
lain,
PP 71/2010 : ACCRUAL
Kinerja Keuangan
Finansial:
Laporan Operasional
(LO)
Bersifat optional
23
berikut:
a)
pos:
a)
Pendapatan-LO dari
kegiatan operasional;
b)
operasional;
c)
Surplus/defisit dari
ekonomi;
bila ada;
d)
e)
Surplus/defisit-LO.
menyajikan
informasi
kenaikan
menyajikan
sekurang-kurangnya
pos-pos
Ekuitas
awal,
Ekuitas
pada
PSAP
Nomor 01
PP 24/2005 : CTA
PP 71/2010 : ACCRUAL
24
Finansial: Laporan
Bersifat optional
Ekuitas (LPE)
Sekurang-kurangnya
menyajikan pos-pos:
a. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan
Anggaran
b. Setiap pos pendapatan dan
belanja beserta totalnya seperti
diisyaratkan dalam standar-standar
lainnya, yang diakui secara
langsung dalam ekuitas
c. Efek kumulatif atas perubahan
Perubahan
menambah
/mengurangi ekuitas,
misalnya: koreksi
kesalahan mendasar
Berikut adalah tabel perbandingan penjelasan cakupan unsur Laporan Arus Kas
pada PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan baik pada
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 maupun Peraturan Pemerintah
Nomor 71:
26
PP 24/2005 : CTA
PP 71/2010 : ACCRUAL
Disajikan
oleh
unit
yang
Disajikan
oleh
unit yang
mempunyai fungsi
(Paragraf 15 PSAP Nomor 01)
perbendaharaan umum
(Paragraf 15 PSAP Nomor 01)
diklasifikasikan berdasarkan
aktivitas operasi, investasi aset non
diklasifikasikan
berdasarkan
anggaran
diterapkan
PP 71/2010 : ACCRUAL
Keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan
28
Perbandingan unsur-unsur Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Pusat dengan PP 71 tahun 2010
paragraf ke 37 yaitu :
Laporan Realisasi Anggaran
PP 71 tahun 2010
Pemerintah Pusat
Pendapatan negara dan hibah
Belanja negara (dibagi menjadi belanja
pemerintah
pusat
dan
transfer
Pendapatan-LRA
Belanja
ke
daerah)
Surplus (defisit) anggaran
Pembiayaan
Selisih lebih (kurang) pembiayaan
Transfer
Surplus/defisit-LRA
Pembiayaan
anggaran
Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa dalam Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Pusat telah
sesuai dengan PP 71 tahun 2010 namun untuk unsur transfer, Di dalam Laporan Realisasi Anggaran
Pemerintah Pusat menjadi bagian dari belanja negara. Sementara dalam paragraf 38 PP 71 tahun 2010
menyatakan Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan
realisasinya dalam satu periode pelaporan. Dalam hal ini di dalam Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah
Pusat perbandingan antara anggaran dan realisasi telah disajikan beserta persentase realisasinya terhadap
anggaran tersebut.
30
31
32
Neraca
Dalam PP 71 tahun 2010 menyatakan bahwa setiap entitas pelaporan mengklasifikasikan
asetnya dalam aset lancar dan nonlancar serta mengklasifikasikan kewajibannya menjadi
kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca. Neraca menyajikan secara
komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut:
33
BAB 4
KESIMPULAN
Laporan keuangan yang dihasilkan dari penerapan SAP Berbasis Akrual
dimaksudkan untuk memberi manfaat lebih baik bagi para pemangku kepentingan, baik
para pengguna maupun pemeriksa laporan keuangan pemerintah, dibandingkan dengan
biaya yang dikeluarkan. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip akuntansi yaitu bahwa
biaya yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang diperoleh.
Selain mengubah basis SAP dari kas menuju akrual menjadi akrual, Peraturan
Pemerintah ini mendelegasikan perubahan terhadap PSAP diatur dengan Peraturan
Menteri Keuangan. Perubahan terhadap PSAP tersebut dapat dilakukan sesuai dengan
dinamika pengelolaan keuangan negara. Meskipun demikian, penyiapan pernyataan SAP
oleh KSAP tetap harus melalui proses baku penyusunan SAP dan mendapat
pertimbangan dari BPK.
34
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
35