Anda di halaman 1dari 20

Metode Simpleks

Ps. Teknik Informatika


FMIPA UNUD
2015

Pengantar
Metode Simpleks didesain untuk mencari
nilai optimum dengan memusatkan pada
basic solution yang terpilih dari suatu
masalah.
Simpleks menterjemahkan definisi geometris
dari titik ekstrim menjadi definisi aljabar.
Simpleks merupakan perhitungan iteratif
dimana setiap iterasinya berkaitan dengan
suatu pemecahan dasar yang meningkatkan
nilai fungsi tujuan
Riset Operasional

Bentuk LP Standar
Memiliki sifat:
Semua batasan adalah persamaan
Semua variabel adalah non negatif
Fungsi tujuan dapat beruma maksimisasi
atau minimisasi

Riset Operasional

Batasan
1. Sebuah variabel yang berjenis atau
dapat dikonversi menjadi sebuah
persamaan dengan memberi variabel
slack atau surplus (menambah dengan
var slack atau mengurangi dengan var
surplus) di sisi kiri batasan
Contoh :
3x1 + 2x2 8 3x1 + 2x2 + s1 = 8, s1 0
5x1 - 4x2 + 2x3 9 5x1 - 4x2 + 2x3 s2 = 9, s2 0
Riset Operasional

Batasan
2. Sisi kanan dari persamaan dapat
selalu dibuat non negatif dengan
mengalikan kedua sisi dengan -1
misal : 4x 2x2 = -4 -4x1 + 2x2 =
4
3. Arah pertidaksamaan dibalik ketika
dikalikan -1
misal : 4x 2x2 -4 -4x1 + 2x2 4
Riset Operasional

Contoh soal
Konversikan pertidaksamaan berikut menjadi
batasan LP :
2x1 - 3x2 -4
-3x1 + 7x2 6x3 -2

Riset Operasional

Tulis model berikut dalam bentuk


standar
Minimumkan z = 2x1 + 3x2
Dengan batasan :
x1 + x2 = 10
-2x1 + 3x2 -5
7x1-4x2 6
x1 0
x2 0
Riset Operasional

Contoh:

Lihat contoh 2.2-1.


Sebuah perusahaan bernama Reddy Mikks memproduksi
cat interior dan exterior dengan dua bahan mentah yaitu
M1 dan M2. data produksi dari perusahaan tersebut ada
dalam tabel berikut:

Masalah tersebut jika ditampilkan dalam standard


form menjadi sebagai berikut:
Riset Operasional

Dimodelkan dalam bentuk standard


Menambahkan Slack pada
pertidaksamaan yang ruas kiri lebih kecil
dari ruas kanan
Mengurangkan Surplus pada
pertidaksamaan yang ruas kiri lebih dari
ruas kanan
Mengganti tanda pertidaksamaan ( atau
) dengan tanda persamaan ( = )
Riset Operasional

Maksimal:
z = 5x1 + 4x2 + 0s1 + 0s2 + 0s3 + 0s4
Dengan:
6x1 + 4x2 + s1
x1 + 2x2 +
-x1 +

x2 +

= 24
+ s2
+ s3

x2

+ s4

x1,x2,s1,s2,s3,s4 0
Riset Operasional

10

Basic

x1

x2

s1

s2

s3

s4

Solution

-5

-4

s1

24 r= 4

s2

6 r= 6

s3

-1

1 r= -1

s4

2 r= ~

Riset Operasional

11

Jika x1 dan x2 = 0, maka didapat:


s1 = 24, s2 = 6, s3 = 1, dan s4 = 2.
Apakah optimal??
Tidak. Karena nilai z tergantung dari
pertambahan x1 dan x2. Semakin besar x1
dan x2, maka z juga semakin besar.
Antara x1 dan x2, mana yang akan
dijadikan sebagai entering variable?
Riset Operasional

12

Jawab: x1, karena pada


z = 5x1 + 4x2
x1 lebih berpengaruh dalam pertumbuhan
z.
Jadi yang dihidupkan dalam persamaan
adalah x1, sedangkan lainnya (x2, s1, s2,
s3, s4) di-0 kan.
Hasilnya
Riset Operasional

13

Basic

x1

Solution

Rasio

s1

24

24/6 = 4

s2

6/1 = 6

s3

-1

-1/1 = -1

s4

2/0 = ~

Minimum

Diabaikan

Nilai dan ~diabaikan karena nilai ini tidak


berpengaruh dalam pertambahan x1.
Langkah selanjutnya:
Menentukan leaving variable dan pivot row

Riset Operasional

14

Leaving variable: variable s1, s2, s3, s4 yang


bernilai 0 ketika x1 diberi nilai.
Karena s1 berada pada rasio terkecil (nonnegative), nilainya akan menjadi 0 ketika x =
4.
Jadi s1 adalah leaving variable dan pivot
row-nya adalah baris s1.
Rumus Pivot:
Operasi Baris Elementer dengan meng-0-kan
selain leaving variable.
Riset Operasional

15

Sehingga:
Basic

x1

x2

s1

s2

s3

s4

Solution

-2/3

5/6

20

x1

2/3

1/6

Didapatkan nilai z
yang baru:
Z = 2/3x2 5/6s1 + 20

s2

4/3

-1/6

s3

5/3

1/6

s4

Riset Operasional

16

Basic

x1

x2

s1

s2

s3

s4

Solution

-2/3

5/6

20

x1

2/3

1/6

4 r= 6

s2

4/3

-1/6

2 r = 3/2

s3

5/3

1/6

5 r= 3

s4

2 r= 2

Riset Operasional

17

Kemudian kita menghitung leaving variable


dengan menghitung rasio dari batasan
(constraint) dengan entering variable x 2
Basic

x2

Solution

Rasio

x1

2/3

s2

4/3

3/2

s3

5/3

s4

Riset Operasional

Kita cari rasio


yang paling
kecil dan itulah
pivot row-nya.
Dalam hal ini
adalah s2
18

Hasilnya
Basic

x1

x2

s1

s2

s3

s4

Solution

3/4

1/2

21

x1

1/4

-1/2

x2

-1/8

3/4

3/2

s3

3/8

-5/4

5/2

s4

1/8

-3/4

1/2

Riset Operasional

Optimal:
Karena nilai z sudah
tidak dipengaruhi oleh
x1 dan x2.

19

Hasil Akhir
Karena pada baris Z sudah positif semua,
maka slusi optimum sudah didapatkan
Yaitu Z = 21 untuk x1 = 3 dan x2 = 3/2

Riset Operasional

20

Anda mungkin juga menyukai