Anda di halaman 1dari 11

As'ari, et al., Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ekonomi Kreatif . . . .

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS EKONOMI KREATIF MELALUI


PELATIHAN PEMBUATAN PRODUK HIASAN DARI LIMBAH POHON KOPI
(Studi Kasus Pada Masyarakat Miskin Perkebunan Kopi Di Desa Harjomulyo Kecamatan Silo
Kabupaten Jember)
THE EMPOWERMENT OF CREATIVE ECONOMY BASED COMMUNITY THROUGH
COFFEE TREE WASTE AS ORNAMENT PRODUCT DEVELOPMENT TRAINING
(A Case Study of The Poor Coffee Plantation Society at Harjomulyo, Silo, Jember)
Ahmad Hisyam As'ari, Drs. Pudjo Suharso, M.Si, Drs. Joko Widodo, M.M
Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember (UNEJ)
JL.Kalimantan 37, Jember 68121
Email : harsodit@yahoo.co.id
Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan upaya
pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi kreatif melalui pelatihan pembuatan produk hiasan dari limbah
pohon kopi pada masyarakat miskin di sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten
Jember. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan keterampilan dan alternatif sumber pendapatan pada
masyarakat miskin di sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kaji
tindak (action research) yang meliputi empat tahap pelaksanaan, yaitu diagnosing, planning action, taking
action, dan evaluating action. Tempat penelitian ditentukan dengan menggunakan metode purposive area yang
dilaksanakan di Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi, dokumen dan FGD (Focus Group Discussion).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta pelatihan telah memperoleh keterampilan baru terkait dengan
pemanfaatan limbah pohon kopi menjadi produk hiasan dan sudah dapat mempraktikkan atau membuatnya
sendiri produk hiasan hasil pelatihan. Selanjutnya peserta pelatihan juga telah memperoleh alternatif sumber
pendapatan baru dari produk yang dihasilkan dalam pelatihan jika dilihat dari segi potensi pendapatan
(potential income).
Kata kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Pelatihan, Limbah Pohon Kopi
Abstract : This research was the action research that was carried out with empowerment efforts of the based
community creative economics through the training of the production of the ornamental product from the
waste of the coffee tree to the poor community around the plantation of Village coffee of Harjomulyo, Silo,
Jember. This research aimed at giving skills and the alternative to the source of the income to the poor
community around the Harjomulyo plantation of Village coffee. This research used the approach of the
action research that covered four implementation stages, that is diagnosing, planning action, taking action,
and evaluating action. The place of the research was determined by using the method purposive the area that
was carried out in the Village of Harjomulyo, Silo, Jember. The method of the data collection in this research
used the interview method, observation, the document and FGD (Focus Group Discussion). Results of the
research of showing that participants in the training received skills just were related to the utilisation of the
waste of the coffee tree to the ornamental product and could practise or make him himself the ornamental
product produced by the training. Further participants in the training also received the alternative to the
source of the new income from the product that was produced in the training if being seen from the aspect of
the potential for the income (potential income).
Keywords: Empowerment of the Community, the Training, the Waste of the Coffee Tree

ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2015,

As'ari, et al., Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ekonomi Kreatif . . . .

PENDAHULUAN
Harjomulyo adalah salah satu desa di

akan banyak menganggur setelah masa panen

Kecamatan Silo Kabupaten Jember yang memiliki

rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh

luas

masyarakat di Desa Harjomulyo. Berdasarkan

wilayah

sekitar

3.844,05

Ha.

Desa

kopi

berakhir.

Faktor

berikutnya

adalah

Harjomulyo juga dikenal sebagai desa agraris

data tingkat pendidikan masyarakat

dengan luas lahan perkebunan yang cukup besar

Harjomulyo tahun 2012 menunjukkan bahwa

yaitu sekitar 1.038,50 Ha (Kecamatan Silo Dalam

677 orang dari total penduduk setempat

Angka, 2013/2014:1). Sesuai dengan potensi

merupakan tamatan Sekolah Dasar. Kondisi

desa

Desa

semacam ini mengindikasikan bahwa tingkat

Harjomulyo masih mengandalkan pada sektor

pendidikan masyarakat di Desa Harjomulyo

pertanian khususnya sub sektor perkebunan

masih tergolong rendah yang pada akhirnya

sebagai basis dan penggerak roda perekonomian

berimbas pula pada rendahnya sumber daya

wilayah. Sekitar 3.860 jiwa dari jumlah penduduk

manusia di Desa Harjomulyo.

yang

ada,

perekonomian

di

Desa Harjomulyo yang ada, bermata pencaharian


di sektor pertanian khususnya pada sub sektor
perkebunan. Salah satu komuditas utama dari sub
sektor perkebunan Desa Harjomulyo adalah
tanaman

kopi.

Banyak

penduduk

Desa

Harjomulyo yang mengusahakan tanaman kopi


sebagai tumpuan utama mata pencaharian di Desa
tersebut. Akan tetapi kondisi semacam ini masih
belum

juga

dapat

menjadikan

kehidupan

masyarakat di sekitar perkebunan kopi Desa


Harjomulyo sejahtera. Pasalnya dari jumlah
penduduk sebanyak 9.932 jiwa, 6.144 jiwa
diantaranya

masih

masuk

dalam

kategori

masyarakat miskin.
Kemiskinan

Desa

Rendahnya sumber daya manusia karena


tingkat pendidikan yang tergolong masih rendah
ini menyebabkan masyarakat di desa tersebut
tidak dapat hidup sejahtera dan berkembang.
Sebab,

meskipun

memberikan

suatu

kekayaan

wilayah

alam

yang

dapat
cukup

potensial seperti di Desa Harjomulyo yang kaya


akan sumber daya alam pertanian khususnya sub
sektor perkebunan namun jika tidak didukung
oleh sumber daya manusia yang baik tentu
belum juga dapat memberikan kemakmuran
bagi

masyarakatnya.

Melihat

kenyataan-

kenyataan yang ada pada masyarakat di Desa


Harjomulyo tersebut, perlu adanya upaya

yang

terjadi

Desa

pengembangan kapasitas diri melalui pemberian

Harjomulyo ini disebabkan oleh beberapa faktor,

pelatihan dan pendampingan. Upaya semacam

yakni yang pertama belum adanya akses dalam

ini bertujuan untuk memberikan keterampilan

lapangan kerja dan mata pencaharian yang

dan

berkesinambungan. Sebab masyarakat di Desa

pemberdayaan kepada masyarakat yang kurang

Harjomulyo yang bekerja sebagai buruh tani kopi

mampu (powerless) agar dapat berkembang.

ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2015,

di

bahkan

keahlian

sebagai

bentuk

As'ari, et al., Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ekonomi Kreatif . . . .

Upaya tersebut berupa pemberian pelatihan

Penelitian ini menggunakan pendekatan

pembuatan produk hiasan atau kerajinan tangan

kaji tindak (action research) yang meliputi

dari limbah pohon kopi yang ada di sekitar

empat tahap pelaksanaan, yaitu diagnosing,

perkebunan kopi Desa Harjomulyo. Upaya

planning action, taking action, dan evaluating

semacam ini juga disesuaikan dengan potensi

action (Hasan, 2009:180). Tempat penelitian

Desa Harjomulyo dan perkembangan gelombang

ditentukan menggunakan metode purposive

ekonomi terbaru yakni ekonomi kreatif. Selain itu

area, yaitu di Desa Harjomulyo Kecamatan Silo

pemberian upaya pelatihan ini juga didasarkan

Kabupaten Jember. Subjek dalam penelitian ini

atas beberapa pertimbangan. Pertama, di Desa

adalah masyarakat miskin di sekitar perkebunan

Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember

kopi

terdapat sumber bahan mentah (limbah pohon

Kabupaten Jember. Data dalam penelitian ini

kopi) yang tersedia sangat melimpah. Kedua,

diperoleh menggunakan metode wawancara,

sumber daya manusia di desa ini juga banyak dan

observasi, dokumen dan FGD (Focus Group

masih memerlukan upaya pelatihan melalui

Discussion). Analisis data yang digunakan

pengembangan kapasitas diri. Ketiga, potensi

adalah analisis deskriptif, yaitu cara melaporkan

pendapatan dari produk hiasan ini cukup besar

data dengan memaparkan, mengklasifikasikan,

bila dipasarkan sehingga produk ini sangat

menginterpretasikan data yang terkumpul untuk

potensial untuk dikembangkan.

kemudian

Desa

Harjomulyo

disimpulkan.

Kecamatan

Dalam

Silo

konteks

Berdasarkan pemaparan di atas, tujuan yang

penelitian tindakan ini, analisis data yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

dilakukan adalah dengan melakukan analisis

mendeskripsikan

pada

kegiatan

proses

pemberdayaan

dan

dampak

masyarakat

dari

berbasis

ekonomi kreatif melalui pelatihan pembuatan

data

disesuaikan

yang

terkumpul

dengan

kriteria

kemudian
keberhasilan

penelitian yang hendak dicapai.

produk hiasan dari limbah pohon kopi pada


masyarakat miskin perkebunan kopi di Desa

HASIL DAN PEMBAHASAN

Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember

HASIL PENELITIAN

jika dilihat dari keterampilan masyarakat setelah

Berdasarkan

hasil

penelitian,

dapat

pelatihan dan potensi pendapatan (potential

diketahui bahwa terdapat beberapa faktor yang

income) dari produk yang dihasilkan.

menyebabkan kemiskinan di Desa Harjomulyo


terjadi. Pertama belum terdapatnya akses dalam
lapangan kerja dan mata pencaharian yang

METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2015,

berkisinambungan. Sebab masyarakat miskin di


sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo yang

As'ari, et al., Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ekonomi Kreatif . . . .

bekerja sebagai buruh tani kopi ini akan banyak

sebagai bekal atau solusi alternatif untuk

menganggur setelah masa panen kopi berakhir.

memperoleh suatu pendapatan.

Sekitar 830 jiwa penduduk Desa Harjomulyo dari

Proses

pemberdayaan

masyarakat

jumlah angkatan kerja (usia produktif 18-56

berbasis ekonomi kreatif ini dilakukan melalui

tahun) sebanyak 2.490 jiwa dikategorikan sebagai

kegiatan pelatihan pembuatan produk hiasan

pekerja penuh, sedangkan sisanya yaitu 1.660

dari limbah pohon kopi. Proses pemberdayaan

jiwa bekerja tidak tentu. Kondisi semacam ini

ini meliputi tahap identifikasi permasalahan

menggambarkan

(diagnosing), rencana tindakan melalui kegiatan

bahwa

memang

belum

terdapatnya akses dalam lapangan kerja dan mata

pelatihan

pencaharian yang berkisinambungan di Desa

kegiatan pelatihan (taking action) dan evaluasi

Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

kegiatan pelatihan (evaluating action).

Faktor berikutnya yakni rendahnya tingkat


pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat miskin

(planning

action),

pelaksanaan

1. Identifikasi Permasalahan (diagnosing)


Pada

tahap

ini,

peneliti

mencoba

di sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo.

mengidentifikasi permasalahan yang terjadi

Berdasarkan data tingkat pendidikan masyarakat

pada masyarakat miskin sekitar perkebunan

Desa Harjomulyo tahun 2012 menunjukkan

kopi di Desa Harjomulyo Kecamatan Silo

bahwa 677 orang dari total penduduk setempat

Kabupaten Jember. Permasalahan yang dapat

merupakan tamatan Sekolah Dasar (Profil Desa

peneliti peroleh diantaranya terkait dengan

dan Kelurahan Harjomulyo, 2012:31). Kondisi

rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat

semacam ini mengindikasikan bahwa tingkat

miskin yang disebabkan oleh keterbatasan akses

pendidikan masyarakat di Desa Harjomulyo masih

lapangan kerja dan mata pencaharian yang

tergolong rendah.

berkesinambungan, serta rendahnya tingkat

Rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki

pendidikan yang mereka miliki. Berdasarkan

oleh masyarakat miskin di sekitar perkebunan

permasalahan-permasalahan yang ditemukan

kopi Desa Harjomulyo ini menunjukkan bahwa

dari hasil identifikasi ini, selanjutnya peneliti

mereka memang masih memerlukan upaya-upaya

menganalisis dan mengkaji ulang terkait dengan

pengembangan kapasitas diri, seperti halnya

permasalahan-permasalahan yang ada untuk

upaya pemberian pelatihan pembuatan produk

kemudian dicari alternatif solusi pada tahap

hiasan dari limbah pohon kopi. Pemberian upaya

selanjutnya yaitu pada tahap rencana tindakan

semacam ini tidak lain adalah ditujukan untuk

(planning action).

memberikan sumbangan keterampilan kepada

2. Rencana Tindakan Melalui Kegiatan

masyarakat miskin di sekitar perkebunan kopi

Pelatihan

Desa Harjomulyo yang nantinya bisa dijadikan

(planning action)

ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2015,

As'ari, et al., Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ekonomi Kreatif . . . .

Pada tahap ini, peneliti mencoba membuat

merupakan salah seorang pengrajin pohon hias.

rencana tindakan untuk mengatasi permasalahan-

Proses pelaksanaan kegiatan pelatihan ini

permasalahan

tahap

diawali dengan mempersiapkan alat dan bahan

identifikasi masalah (diagnosing). Pembuatan

kegiatan pelatihan. Kemudian berlanjut pada

rancangan tindakan

ini disesuaikan dengan

tahap pembuatan produk hiasan dari limbah

kebutuhan masyarakat miskin Desa Harjomulyo

pohon kopi yang dilakukan dengan teknik

akan suatu pelatihan dan minat masyarakat

demonstrasi yang kemudian juga diikuti oleh

terhadap kegiatan pelatihan yang akan diberikan

para peserta pelatihan untuk dapat membuatnya

melalui pembentukan diskusi kelompok terfokus

senidir produk hiasan yang dilatihkan.

(FGD).

yang

Melalui

ditemukan

penyesuaian

pada

ini

kemudian

diperoleh rancangan kegiatan pelatihan dengan

4. Evaluasi Kegiatan Pelatihan (evaluating

memberdayakan masyarakat miskin setempat agar

action)

mereka

memiliki

keterampilan

dan

dapat

Tahap evaluasi ini dilakukan untuk

mengembangkan potensi diri yang mereka miliki.

melihat sejauh mana keberhasilan pelaksanaan

Proses pemberdayaan ini dilakukan dengan

kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan

memberikan pelatihan dan pendampingan kepada

dapat berjalan secara optimal. Kegiatan evaluasi

masyarakat miskin sekitar perkebunan kopi Desa

ini dilakukan dalam dua tahap, yang pertama

Harjomulyo untuk membuat produk hiasan dari

adalah evaluasi proses kegiatan pelatihan dan

limbah pohon kopi.

yang berikutnya adalah evaluasi dampak dari


kegiatan pelatihan. Evaluasi proses sendiri

3. Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan (taking action)

dilakukan

untuk

mengetahui

hambatan-

Pelaksanaan kegiatan pelatihan pembuatan

hambatan yang ditemukan pada saat kegiatan

produk hiasan dari limbah pohon kopi ini

pelatihan berlangsung. Sedangkan evaluasi

dilaksanaan pada tanggal 30 Maret 4 April

dampak

2015 yang bertempat di Desa Harjomulyo

pelaksanaan pelatihan apakah sudah sesuai

Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Jumlah

dengan

peserta kegiatan pelatihan ini sebanyak 6 orang

ditentukan ataukah belum.

untuk
kriteria

mengetahui
keberhasilan

keberhasilan
yang

telah

yang merupakan masyarakat miskin di sekitar


perkebunan

kopi

Desa

Harjomulyo

yang

Kriteria

keberhasilan

tersebut

diantaranya

sebelumnya telah mengikuti serangkaian kegiatan

adalah sebagai berikut:

FGD.

ini

a) Peserta pelatihan memperoleh keterampilan

dilakukan dengan teknik pendampingan oleh

baru terkait dengan pemanfaatan limbah pohon

seorang pemateri, yakni Pak Agung yang

kopi

Pelaksanaan

kegiatan

pelatihan

ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2015,

menjadi

produk

hiasan

dan

dapat

As'ari, et al., Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ekonomi Kreatif . . . .

mempraktikkan atau membuat sendiri produk

dapat dijadikan sebagai alternatif solusi untuk

hiasan hasil pelatihan.

memperoleh suatu pendapatan bagi masyarakat

b)

Peserta

pelatihan

memperoleh

alternatif

sumber pendapatan baru dari produk yang

miskin di sekitar perkebunan kopi Desa


Harjomulyo.

dihasilkan dalam pelatihan jika dilihat dari segi


potensi pendapatan (potential income).
Melalui

kriteria

keberhasilan

PEMBAHASAN
tersebut,

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui

peneliti dapat mengevaluasi sebarapa jauh tingkat

bahwa

keberhasilan

pembuatan

berbasis ekonomi kreatif ini dilakukan melalui

produk hiasan dari limbah pohon kopi. Selain itu

kegiatan pelatihan pembuatan produk hiasan

dengan tahap evaluasi ini peneliti juga dapat

dari limbah pohon kopi yang kemudian juga

mengetahui dampak dari kegiatan pemberdayaan

diperoleh

yang

telah

kegiatan

kegiatan

pelatihan

dilaksanakan

pemberdayaan

proses

pemberdayaan

dampak

positif

masyarakat

dari

kegiatan

tersebut.

Dampak

pemberdayaan tersebut. Dampak yang diperoleh

masyarakat

berbasis

tersebut yakni terkait dengan peningkatan

ekonomi kreatif melalui pelatihan pembuatan

keterampilan

produk hiasan dari limbah pohon kopi ini dapat

pelatihan dan terungkapnya suatu potensi

dilihat dari dua sisi yang berbeda, pertama dari

pendapatan dari limbah pohon kopi jika

sisi keterampilan peserta

dijadikan sebagai produk hiasan.

setelah mengikuti

pelatihan, dan yang kedua dilihat dari potensi

masyarakat

Proses

sebagai

pemberdayaan

peserta

masyarakat

pendapatan dari produk yang dihasilkan dalam

berbasis ekonomi kreatif ini dilakukan melalui

kegiatan pelatihan.

kegiatan pelatihan pembuatan produk hiasan

Jika dilihat dari segi keterampilan peserta

dari limbah pohon kopi yang terdiri dari

pelatihan dapat dikatakan bahwa telah terdapat

beberapa tahap pelaksanaan. Tahap pelaksanaan

peningkatan keterampilan dari peserta pelatihan

tersebut

yang dapat dibuktikan dengan produk hiasan yang

permasalahan masyarakat miskin di sekitar

telah dapat dibuat sendiri oleh para peserta

perkebunan kopi Desa Harjomulyo, tahap

pelatihan. Kemudian jika dilihat dari aspek

perencanaan tindakan melalui kegiatan pelatihan

potensi pendapatan (potenstial income) dari

pembuatan produk hiasan dari limbah pohon

produk hiasan yang dapat dihasilkan maka juga

kopi, tahap pelaksanaan kegiatan pelatihan

dapat terungkap adanya suatu potensi pendapatan

pembuatan produk hiasan dari limbah pohon

yang cukup besar dari produk hiasan yang telah

kopi dan tahap evaluasi kegiatan pelatihan

dihasilkan dalam kegiatan pelatihan yang nantinya

pembuatan produk hiasan dari limbah pohon

dengan terungkapnya potensi pendapatan ini

kopi.

ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2015,

meliputi

tahap

identifikasi

As'ari, et al., Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ekonomi Kreatif . . . .

Tahap pelaksanaan proses pemberdayaan


masyarakat berbasis ekonomi kreatif tersebut

pelaksanaan tindakan pada tahap evaluasi


tindakan (evaluating action).

sesuai dengan alur penelitian tindakan (action

Melalui

proses

pemberdayaan

ini,

research) oleh Hasan (dikutip dari Hasan. 2009.

masyarakat miskin sekitar perkebunan kopi di

Action Research: Desain Penelitian Integratif

Desa Harjomulyo diberikan suatu pelatihan

untuk Mengatasi Permasalahan Masyarakat.

pembuatan produk hiasan dari limbah pohon

Jurnal Ekonomi dan Bisnis, hlm: 180) yang

kopi pada tahap taking action. Pemberian

menyatakan bahwa tahap pelaksanaan proses

pelatihan tersebut ditujukan agar masyarakat

pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan

miskin

penelitian tindakan (action research) meliputi

mengembangkan kapasitas diri mereka dan

tahap identifikasi permasalahan (diagnosing),

dapat meningkatkan potensi diri yang mereka

rencana tindakan (planning action), pelaksanaan

miliki. Dengan adanya peningkatan potensi dan

tindakan (taking action) dan evaluasi tindakan

kapasitas diri yang mereka miliki tersebut

(evaluating action).

dengan sendirinya akan dapat melepaskan diri

di

desa

setempat

lebih

dapat

Sesuai dengan alur penelitian tindakan

mereka dari perangkap kemiskinan. Sebab,

tersebut proses pemberdayaan ini dapat berjalan

melalui upaya pemberdayaan masyarakat miskin

secara terstruktur. Mulai dari tahap identifikasi

tersebut mereka diberikan suatu keterampilan

masalah (diagnosing), peneliti dapat menemukan

baru yang nantinya juga dapat dijadikan sebagai

permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat

acuan dalam memperoleh alternatif sumber

miskin

pendapatan untuk peningkatan kesejahteraan

di

sekitar

Harjomulyo.

perkebunan

Permasalahan

kopi

yang

Desa

ditemukan

hidup mereka.

tersebut kemudian dianalisis pada tahap rencana

Hal

ini

sesuai

dengan

konsep

tindakan (planning action) untuk memperoleh

pemberdayaan yang dikemukakan oleh Anthony

perencanaan

tindakan

dalam

Bebbington (dalam Soebiato, et al 2013:30),

permasalahan

yang

ditemukan

diagnosing.

Perencanaan

menanggulangi
pada

tindakan

tahap

yang

menyatakan

bahwa

pemberdayaan

tersebut

masyarakat merupakan suatu upaya untuk

dilakukan dengan upaya pemberian kegiatan

meningkatkan harkat dan martabat lapisan

pelatihan dalam hal pembuatan produk hiasan

masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak

dari limbah pohon kopi. Selanjutnya rencana

mampu untuk melepaskan diri dari perangkap

tindakan tersebut

tahap

kemiskinan dan keterbelakangan, dengan kata

yang

lain pemberdayaan adalah suatu upaya untuk

mengevaluasi

memampukan dan memandirikan masyarakat

diaplikasikan pada

pelaksanaan tindakan

(taking

kemudian

dengan

berakhir

action)

yang lemah (powerless). Sehingga dengan

ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2015,

As'ari, et al., Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ekonomi Kreatif . . . .

upaya pemberdayaan yang sudah dilakukan di

sebagai peserta pelatihan sudah memperoleh

Desa Harjomulyo ini secara tidak langsung juga

keterampilan baru terkait dengan pembuatan

akan dapat memampukan dan memandirikan

produk hiasan dari limbah pohon kopi. Mereka

masyarakat miskin di Desa Harjomulyo tersebut

sudah dapat membuatnya sendiri produk hiasan

yang notabene mereka masih berada dalam

yang dilatihkan dalam kegiatan pelatihan. Selain

perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.

itu jika dilihat dari potensi pendapatan produk

Secara keseluruhan proses pemberdayaan


masyarakat

berbasis

ekonomi

kreatif

hiasan yang dihasilkan tersebut juga memiliki

ini

potensi yang cukup besar jika dikembangkan.

dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan

Sehingga hal ini bisa dijadikan sebagai alternatif

partisipatif. Pendekatan partisipatif ini lebih

sumber pendapatan bagi masyarakat miskin di

memfokuskan pada pengembangan kapasitas diri

sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo

masyarakat melalui kegiatan pelatihan pembuatan

Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

produk hiasan dari limbah pohon kopi untuk

Dampak dari kegiatan pemberdayaan

memberikan keterampilan dan alternatif sumber

masyarakat barbasis ekonomi kreatif melalui

pendapatan baru pada masyarakat miskin di Desa

pembuatan produk hiasan dari limbah pohon

Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember.

kopi

Hal ini sesuai dengan pendapat Elliot (dalam

keterampilan

Soebiato, et al 2013:162) yang menyatakan

pelatihan. Meskipun rata-rata peserta dalam

bahwa pendekatan partisipatif dalam kegiatan

pelatihan ini merupakan para buruh tani kopi,

pemberdayaan lebih menempatkan masyarakat

namun hal ini tidak menjadikan mereka

sebagai titik pusat pelaksanaan pemberdayaan.

kesulitan dalam mempelajari keterampilan yang

Pendekatan ini juga sering disebut sabagi

diberikan. Sebelum mengikuti pelatihan ini, para

empowerment

ini

peserta memang belum mengetahui terkait

dilakukan melalui program-program pelatihan

dengan pemanfaatan limbah pohon kopi menjadi

pemberdayaan

untuk

sebuah produk hiasan. Pengetahuan mereka

dari

akan keterampilan dan kreativitas memang

mengembangkan

approach.

Pendekatan

masyarakat
kapasitas

diri

ketidakberdayaan mereka.

ini

dapat

dilihat

peserta

dari

peningkatan

setelah

diberikannya

masih kurang. Mengingat, mayoritas latar

Jika dilihat dari kriteria keberhasilan

belakang pendidikan dari para peserta ini hanya

penelitian, dapat dikatakan bahwa kegiatan

sebatas tamatan sekolah dasar. Sehingga untuk

pemberdayaan masyarakat

berbasis ekonomi

mengembangkan potensi dan daya kreativitas

kreatif melalui pelatihan pembuatan produk

dalam diri mereka masih cukup terbatas jika

hiasan dari limbah pohon kopi ini sudah dapat

tidak ada pihak yang mendorongnya.

dikatakan berhasil. Sebab, masyarakat miskin

ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2015,

As'ari, et al., Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ekonomi Kreatif . . . .

Melalui kegiatan pelatihan ini para peserta

ekonomi (dikutip dari: Suryana. 2013. Ekonomi

diberikan suatu keterampilan membuat suatu

Kreatif (Ekonomi Baru Mengubah Ide dan

produk hiasan dari limbah pohon kopi. Hasilnya

Menciptakan

pun cukup memuaskan, dalam kurun waktu yang

Empat).

tidak begitu lama mereka sudah dapat membuat

ekonomi kreativitas

sendiri produk hiasan yang diajarkan pada saat

dihasilkanlah suatu produk hiasan dari limbah

pelatihan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan

pohon

pelatihan untuk memberdayakan masyarakat yang

kreativitas.

kurang berdaya (powerless) merupakan langkah

kemudian

yang tepat agar mereka dapat mengembangkan

pendapatan dari limbah pohon kopi jika

kapasitas dan potensi diri yang mereka miliki. Hal

dijadikan sebagai produk hiasan.

ini juga sesuai dengan konsep pelatihan yang

Peluang).

Dengan

kopi

mengacu

yang

dibuat

konsep

maka

dapat

dengan

kreativitas

diungkap

Berdasarkan

Salemba

pada

tersebut

Melalui
dapat

Jakarta:

modal

ini

suatu

hasil

pula
potensi

penelitian

dikemukakan oleh Soebiato yang menyatakan

menunjukkan bahwa harga per unit dari produk

bahwa

hiasan

pelatihan

pemberdayaan

merupakan

dimana

suatu

yang

dihasilkan

dalam

kegiatan

diajarkan

pealatihan ini cukup tinggi. Harga tersebut bisa

untuk mempelajari sesuatu guna meningkatkan

mencapai harga Rp.75.000 per unit produk

kemampuan, keterampilan, dan tingkah laku

hiasan dengan ukuran sedang antara 50 70

dalam

cm.

menopang

masyarakat

metode

kehidupan

ekonominya

(Soebiato, et al 2013:204).

Harga

tersebut

cukup

tinggi

jika

dibandingkan dengan bahan baku pembuatan

Selain itu, dengan kegiatan pelatihan

yang hanya bersumber dari limbah pohon kopi.

pembuatan produk hiasan dari limbah pohon kopi

Selain itu jika produk hiasan ini kemudian dapat

ini secara tidak langsung dapat menambah nilai

dikembangkan dan diproduksi secara massal

guna dari limbah pohon kopi sebagai bahan baku

maka potensi pendapatan dari limbah pohon

utama. Dengan modal kreativitas, limbah pohon

kopi tersebut juga akan semakin besar. Hal

kopi yang semula hanya dijadikan sebagai kayu

inilah yang kemudian dapat dikatakan sebagai

bakar kini dapat dibuat menjadi produk hiasan

potensi pendapatan (potential income) yang

yang bernilai jual tinggi. Hal ini juga sesuai

suatu saat dapat dijadikan sebagai acuan dalam

dengan konsep ekonomi kreatif yang dipaparkan

memperoleh alternatif sumber pendapatan bagi

oleh oleh United Nations Conference on Trade

masyarakat miskin di Desa Harjomulyo agar

and Development (UNCTAD) yang mengatakan

dapat mencapai kehidupan yang lebih sejahtera.

bahwa ekonomi kreatif adalah suatu konsep


berbasis aset kreativitas yang secara potensial

PENUTUP

menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan

Kesimpulan

ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2015,

10

As'ari, et al., Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ekonomi Kreatif . . . .

Pemberdayaan

masyarakat

berbasis

pendapatan baru dari produk yang dihasilkan

ekonomi kreatif melalui pelatihan pembuatan

dalam pelatihan jika dilihat dari segi potensi

produk hiasan dari limbah pohon kopi dilakukan

pendapatan (potential income).

pada masyarakat miskin sekitar perkebunan kopi


di Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten
Jember.

Pemberdayaan

berbasis

Dengan diperolehnya keterampilan baru

ekonomi kreatif melalui pelatihan pembuatan

terkait dengan pembuatan produk hiasan dari

produk hiasan dari limbah pohon kopi ini

limbah pohon

dilakukan untuk memberikan keterampilan dan

pendapatan (potential income) dari limbah

alternatif sumber pendapatan bagi masyarakat

pohon kopi yang dijadikan sebagai produk

miskin sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo

hiasan, hendaknya hal ini dapat dikembangkan

Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Proses

dengan baik hingga pada akhirnya dapat benar-

pemberdayaan berbasis ekonomi kreatif ini

benar menjadi alternatif sumber pendapatan

meliputi

permasalahan

bagi masyarakat miskin sekitar perkebunan kopi

(diagnosing), rencana tindakan melalui kegiatan

Desa Harjomulyo Kecamatan Silo Kabupaten

pelatihan (planning action), pelaksanaan kegiatan

Jember.

tahap

masyarakat

Saran

identifikasi

kopi

dan

adanya

potensi

pelatihan (taking action) dan evaluasi kegiatan


pelatihan (evaluating action).

DAFTAR RUJUKAN

Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan


pemberdayaan masyarakat

berbasis ekonomi

[1] BPS Kabupaten Jember. 2013. Kecamatan


Silo Dalam Angka Tahun 2013/2014.
Jember: BPS Kabupaten Jember.

kreatif melalui pelatihan pembuatan produk


hiasan dari limbah pohon kopi pada masyarakat
miskin sekitar perkebunan kopi Desa Harjomulyo
Kecamatan Silo Kabupaten Jember telah berhasil
dilakukan.

Keberhasilan

pelaksanaan

pemberdayaan tersebut dapat dilihat dari dua sisi


sesuai dengan kriteria keberhasilan penelitian.
Pertama, peserta pelatihan telah memperoleh
keterampilan baru terkait dengan pemanfaatan
limbah pohon kopi menjadi produk hiasan dan
sudah dapat mempraktikkan atau membuatnya
sendiri produk hiasan hasil pelatihan. Kedua,
peserta pelatihan memperoleh alternatif sumber

ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2015,

[2] Hasan. 2009. Action Research: Desain


Penelitian Integratif Untuk Mengatasi
Permasalahan
Masyarakat.
Jurnal
Ekonomi dan Bisnis. 4(8): 177-187.
[3] Direktorat
Jenderal
Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Kementrian Dalam
Negeri Republik Indonesia. 2012. Profil
Desa dan Kelurahan (Harjomulyo) Tahun
2012.
Jakarta:
Direktorat
Jenderal
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kementrian Dalam Negeri Republik
Indonesia.
[4] Soebiato, P, dkk. 2013. Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan
Publik. Surakarta: ALFABETA.

As'ari, et al., Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ekonomi Kreatif . . . .

[5] Suryana. 2013. Ekonomi Kreatif (Ekonomi


Baru Mengubah Ide dan Menciptakan
Peluang). Jakarta: Salemba Empat.

ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2015,

11

Anda mungkin juga menyukai