A. LATAR BELAKANG
Kehidupan manusia akan dikatakan sejahtera apabila segala sektor kehidupannya dapat
terpenuhi. Sektor ekonomi, jasmani maupun rohani. Masalah terbesar untuk negara kita saat
ini yaitu masalah kemiskinan, kemiskinan di Indonesia terjadi berawal disebabkan oleh
adanya pengangguran yang tidak dapat terbendung lagi. Pengangguran disebabkan oleh
sempitnya lapangan kerja, apalagi sekarang ini sistem ketenaga kerjaan Indonesia adalah
kontrak, hanya memiliki waktu beberapa saat saja dalam bekerja, sehingga kompetisi kerja
semakin besar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) mendefinisikan wirausahawan sebagai
"orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam
berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan
operasinya, serta memasarkannya.
Wirausaha adalah kemampuan untuk berdiri sendiri, berdaulat, merdeka lahir dan
bathin, sumber peningkatan kepribadian, suatu proses dimana orang mengejar peluang,
merupakan sifat mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dituntut untuk mampu mengelola,
menguasai, mengetahui dan berpengalaman untuk memacu kreatifitas.
Menurut Andrew J Dubrin wirausaha adalah seseorang yang mendirikan dan
menjalankan sebuah usaha yang inovatif (Entrepreneurship is a person who founds and
operates an innovative business).
Jadi dari pengertian diatas kita dapat mengartikan bahwa usaha seseorang untuk
menambah nilai dari suatu barang atau jasa dengan mengtur berbagai faktor produksi yang
sudah ada secara maksimal untuk memperoleh penghasilan yang lebih untuk mencukupi
kebutuhan hidup manusia.
Setelah melihat pada dunia industri saat ini, banyak sekali bermunculan usaha-usaha
yang dapat mengubah suatu problema menjadi aset.Salah satunya yaitu Rotan.Rotan oleh
masyarakat merupakan salah satu tumbuhan yang pucuknya dijadikan sayuran atau bahan
makanan, dan batang dijadikan kerajinan tangan, namun masyarakat hanya tahu buat
kerajinan tangan seperti keranjang dan tudung saji, dan belum mengetahui rotan bisa
dijadikan perabotan trumah tangga serta dijadikan produk yang berharga yang terlihat etnik,
natural namun modis.
Rotan banyak sekali dijumpai di hutan diarea Kota Subulussalam. Rotan memiliki
bentuk panjang dan tumbuh secara menjalar. Pelatihan ini dapat berjalan lancar apabila
Panitia, Peserta serta sarana dan prasarana saling mendukung. Sampai saat ini pelatihan
Rotan sudah pernah dilaksanakan di Desa Belegen Mulia pada tahun 2016. di Kota
Subulussalam terdapat salah satu pengrajin Rotan Yaitu usaha kerajinan milik Bapak
Iskandar hingga saat ini kerajinan Rotan tersebut masih berjalan.
Kerajinan Rotan adalah sebuah Produk yang terbuat dari Rotan yang diolah menjadi
produk yang unik seperti Keranjang Sampah, Tirai, Kursi, Sofa, Ayunan, Meja, Kipas, serta
Banyak Produk yang bisa dihasilkan dari kerajinan rotan dengan bentuk unik, menarik serta
terlihat mewah.
B. TUJUAN PROGRAM
Dengan membuka pelatihan keterampilan kerajinan rotan harapannya adalah:
1. Peserta pelatihan memiliki kompeten yang mampu mengolah rotan menjadi berbagai
macam kerajinan
2. Masyarakat memiliki tambahan keterampilan baru dalam mengolah rotan menjadi
kerajinan yang memiliki nilai ekonomis sehingga mampu menambah pendapatan
masyarakat
3. Mereka bisa belajar memasarkan berbagai hasil olahannya dengan maksimal.
4. Mengurangi pengangguran yang berada di Kota Subulussalam tersebut khususnya pada
daerah tersebut (berkurangnya kemiskinan).
5. Kerajinan Rotan bisa berkembang di dunia perindustrian dan bisa bersaing dengan kelas
dunia.
6. Masyarakat yang telah ikut berpartisipasi mengikuti pelatihan dapat meningkatkan
sumber pendapatan.
7. Masyarakat memiliki wacana baru mengenai manfaat ekonomis dari Rotan
6. NARASUMBER/PELATIH/TUTOR/TENAGA TEKNIS
Mengenai narasumber maupun pelatih, Koperasi Mutiara Jaya selaku mitra kerjasama
amatlah pofesional dibidang ini, tenaga pelatih dan tutor yang sudah profesional dan
telah terlatih.
7. SARANA/PRASARANA
Sarana-prasarana untuk proses pembelajaran teori:
a. Balai Latihan Kerja (BLK) yang digunakan utuk proses pembelajaran teori yang
dilengkapi dengan meja dan kursi. Serta bahan baku rotan
b. Whiteboard (papan tulis)
c. Laptop, LCD, Layar Proyektor, serta sound system untuk menampilkan berbagai
pelaksanaan pengolahan kerajinan
d. Alat tulis untuk peserta pelatihan.
e. Contoh alat peraga (hasil pengolahan yang sudah jadi).
Berbagai macam alat dan bahan untuk proses pembuatan kerajinan :
Balai Desa
Gunting Curut
Parang Kayu
Penyemprotan Tikar
Kompor/Pembakar Bulu Rotan
Tabung Elpiji
Papan Broti Ukr. 3x2 Cm
Paku
Palu
Tang Jepit
Meteran 5 Mtr
Spanduk
Media cetak
Kulit Kayu treb/lanit
Rotan Leping
8. EVALUASI HASIL
Setelah kegiatan pelatihan pengolahan kerajinan rotan sudah berjalan sesuai dengan apa
yang kita harapkan, seperti out put dari barang tersebut sudah ada wujudnya, kami akan
mengadakan evaluasi dari hasil kerja. Dari pertama yaitu persiapan input yang sudah sesuai
dengan rancana sangat mempengaruhi jalannya program. Pelaksanaan program yang
berjalan secara bertahap sesuai dengan jadwal/efektif akan menentukan hasil yang bagus
terhadap peserta pelatihan.
Hasil pencapaian yang bagus, hal tersebut karena kerjasama yang baik antara
panitia/penyelenggara, kepemimpinan serta para peserta pelatihan. Hasil yang didapati dari
pelatihan diharapkan bisa dimanfaatkan oleh peserta pelatihan.Ketrampilan yang di peroleh
mulai dari pembentukan motif, merangkai, mengecat, Mengayam hingga menjadi Suatu
Produk yang elit dan unik.
Untuk evaluasi dilakukan oleh pelatih dan peserta pelatihan serta dari pihak
penyelenggara. Dari kegiatan yang sudah dilakukan, kami berharap pemuda-pemudi dan
ibu-ibu dapat didayagunakan melalui pelatihan tersebut. Dulunya pemuda-pemudi yang
belum memiliki pekerjaan, kini dharapkan bisa memanfaatkan ketrampilan yang diperoleh
dari pelatihan.Ibu-ibu yang sebelumnya hanya menganggur dan di rumah saja harapannya
bisa membuka lapangan pekerjaan (Home industri) yang dapat meningkatkan ekonomi
Masyarakat.
Memang untuk pelaksanaan program ini pasti banyak ditemui berbagai kendala dan
masalah yang ada didalamnya, tapi kami berharap kersama yang baik dari semua pihak yang
ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Sehingga tak lupa kami banyak haturkan terimakasih
yang banyak atas tanggung jawab dan kerjasamanya.
9. AGENDA KEGIATAN
Tahap Persiapan (pra program)
Bagi Penyelenggara:
o Rapat koordinasi antara penyelenggara dan pelatih.
o Penyelenggara mensosialisasikan/memperkenalkan mengenai pelatihan pengolahan
kerajinan Rotan (penawaran).
o Mempersiapkan berbagi kebutuhan dalam pelatihan mulai dari waktu pelaksanaan
hingga jalannya acara.
o Membeli Rotan Mentah dan Rotan siap pakai dari pedagang/Masayarakat
o Menetapkan lokasi penampungan Rotan
o Merencanakan program mulai dari sistem, isi dan managemen.
o Membuka pendaftaran (berkoordinasi dengan peserta Didik)
o Jumlah dalam 1 kelompok sebanyak 20 Peserta
Pasca Program
Persiapan penyaluran peserta pelatihan pada sasaran pabrik, Stant, PT. Sabena Awe
Sigli, UD. Indah Rotan Aceh Selatan, Koperasi, Transpormasi Aceh jaya, Bambi Aceh,
Pidie, dan karya Trienji Banda Aceh, dll
Panen hasil kerajinan.
Pengembangan pelatihan tersebut.
Laporan akhir.
Pelatihan pembuatan kerajinan akan berlangsung selama 7 (Tujuh) Hari berturut-turut, dan
rincian jadwal harian sebagai berikut:
Hari Agenda
Pembekalan teori dasar dan perkenalan alat serta jenis
Hari Pertama
produk dan Film dokumenter pembuatan tikar rotan
Hari Kedua Praktek Langsung
Hari Ketiga Praktek Langsung
Hari Keempat Praktek Langsung
Hari Kelima Praktek Langsung
Hari Keenam Praktek Langsung
Hari Ketujuh Finising, Evaluasi Hasil
NB: Pelatihan Keterampilan Kerajinan Tikar Rotan dilakukan setiap hari selama 1
minggu pukul 08.00 s/d 17.00 Wib.
10. MANAJEMEN PENYELENGGARAAN
Koperasi Mutiara Jaya
Program Perencanaan Kegiatan Pelatihan Kerajinan Rotan bekerjasama dengan:
Biodiversity Conservation and Climate Protection in The Gunung Leuser
Ecosystem (BCCPGLE)-KFW (Kreditanstalt Fur Wiederaufbau)
Pemerintahan Kota Subulussalam