Anda di halaman 1dari 8

KOPERASI MUTIARA JAYA

DESA SUBULUSSALAM UTARA KECAMATAN SIMPANG KIRI


KOTA SUBULUSSALAMPROVINSI ACEH
BH.NOMOR : 01/BH/1.23/III/2012
15 MARET 2012

TOR PELATIHAN KETERAMPILAN


KERAJINAN TIKAR ROTAN

A. LATAR BELAKANG
Kehidupan manusia akan dikatakan sejahtera apabila segala sektor kehidupannya dapat
terpenuhi. Sektor ekonomi, jasmani maupun rohani. Masalah terbesar untuk negara kita saat
ini yaitu masalah kemiskinan, kemiskinan di Indonesia terjadi berawal disebabkan oleh
adanya pengangguran yang tidak dapat terbendung lagi. Pengangguran disebabkan oleh
sempitnya lapangan kerja, apalagi sekarang ini sistem ketenaga kerjaan Indonesia adalah
kontrak, hanya memiliki waktu beberapa saat saja dalam bekerja, sehingga kompetisi kerja
semakin besar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) mendefinisikan wirausahawan sebagai
"orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam
berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan
operasinya, serta memasarkannya.
Wirausaha adalah kemampuan untuk berdiri sendiri, berdaulat, merdeka lahir dan
bathin, sumber peningkatan kepribadian, suatu proses dimana orang mengejar peluang,
merupakan sifat mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dituntut untuk mampu mengelola,
menguasai, mengetahui dan berpengalaman untuk memacu kreatifitas.
Menurut Andrew J Dubrin wirausaha adalah seseorang yang mendirikan dan
menjalankan sebuah usaha yang inovatif (Entrepreneurship is a person who founds and
operates an innovative business).
Jadi dari pengertian diatas kita dapat mengartikan bahwa usaha seseorang untuk
menambah nilai dari suatu barang atau jasa dengan mengtur berbagai faktor produksi yang
sudah ada secara maksimal untuk memperoleh penghasilan yang lebih untuk mencukupi
kebutuhan hidup manusia.
Setelah melihat pada dunia industri saat ini, banyak sekali bermunculan usaha-usaha
yang dapat mengubah suatu problema menjadi aset.Salah satunya yaitu Rotan.Rotan oleh
masyarakat merupakan salah satu tumbuhan yang pucuknya dijadikan sayuran atau bahan
makanan, dan batang dijadikan kerajinan tangan, namun masyarakat hanya tahu buat
kerajinan tangan seperti keranjang dan tudung saji, dan belum mengetahui rotan bisa
dijadikan perabotan trumah tangga serta dijadikan produk yang berharga yang terlihat etnik,
natural namun modis.
Rotan banyak sekali dijumpai di hutan diarea Kota Subulussalam. Rotan memiliki
bentuk panjang dan tumbuh secara menjalar. Pelatihan ini dapat berjalan lancar apabila
Panitia, Peserta serta sarana dan prasarana saling mendukung. Sampai saat ini pelatihan
Rotan sudah pernah dilaksanakan di Desa Belegen Mulia pada tahun 2016. di Kota
Subulussalam terdapat salah satu pengrajin Rotan Yaitu usaha kerajinan milik Bapak
Iskandar hingga saat ini kerajinan Rotan tersebut masih berjalan.
Kerajinan Rotan adalah sebuah Produk yang terbuat dari Rotan yang diolah menjadi
produk yang unik seperti Keranjang Sampah, Tirai, Kursi, Sofa, Ayunan, Meja, Kipas, serta
Banyak Produk yang bisa dihasilkan dari kerajinan rotan dengan bentuk unik, menarik serta
terlihat mewah.

B. TUJUAN PROGRAM
Dengan membuka pelatihan keterampilan kerajinan rotan harapannya adalah:
1. Peserta pelatihan memiliki kompeten yang mampu mengolah rotan menjadi berbagai
macam kerajinan
2. Masyarakat memiliki tambahan keterampilan baru dalam mengolah rotan menjadi
kerajinan yang memiliki nilai ekonomis sehingga mampu menambah pendapatan
masyarakat
3. Mereka bisa belajar memasarkan berbagai hasil olahannya dengan maksimal.
4. Mengurangi pengangguran yang berada di Kota Subulussalam tersebut khususnya pada
daerah tersebut (berkurangnya kemiskinan).
5. Kerajinan Rotan bisa berkembang di dunia perindustrian dan bisa bersaing dengan kelas
dunia.
6. Masyarakat yang telah ikut berpartisipasi mengikuti pelatihan dapat meningkatkan
sumber pendapatan.
7. Masyarakat memiliki wacana baru mengenai manfaat ekonomis dari Rotan

C. USULAN RANCANGAN PROGRAM


1. LATAR BELAKANG SPESIFIK
Setelah melihat lingkungan di Kota Subulussalam khususnya di Daerah Aliran Sungai
banyak sekali tumbuhan rotan di daerah DAS. pemanfaatannya hanya diambil pucuk rotan
untuk dijadikan sayuran. warga yang mengkonsumsi pucuk rotan dalam bahasa daerah
singkil dinamakan semboling/Pangkat, sehingga batang rotan tersebut tidak dimanfaatkan.
Selain kurang ada skill atau kemampuan mengolah rotan, harga rotan/Kg sangat murah
sehingga masyarakat tidak tertarik untuk mengambil dari hutan, lebih praktisnya bila di
daerah tersebut dikembangakan pelatihan pengolahan Kerajinan Rotan menjadi berbagai
macam kerajinan. Lebih spesifiknya pada pembuatan Kerajinan Rotan. Sehingga kami
disini bermaksud memanfaatkan Rotan untuk dijadikan peluang usaha rakyat mengurangi
angka pengangguran.
Disamping hal tersebut, pemuda-pemudi, pada daerah tersebut banyak sekali yang
menganggur, hal itu disebabkan mereka hanya lulusan SMP, SMA serta mereka tidak
mampu bekerja di tempat yang lebih tinggi. Mereka kebanyakan bekerja di bangunan saja.
dan banyak Ibu-ibu rumah tangga yang tidak memiliki kegiatan selain kegiatan rumah
tangga. Dengan demikian kami berharap pelatihan ini dapat mengentaskan pengangguran
tersebut dan memberikan lulusan yang trampil dan ulet. bisa memberantas kemiskinan pada
Kota Subulussalam

2. KELOMPOK SASARAN PROGRAM


a. Pemuda dan pemudi usia produktif
Program pelatihan pembuatan kerajinan rotan lebih ditekankan kepada pemuda-
pemudi warga Kota Subulussalam. Karena untuk saat ini banyak sekali pemuda yang
menganggur yang dikarenakan pendidikan yang dimiliki masih rendah dan tidak bisa
untuk melamar pekerjaan. Dengan mengikuti pelatihan ini diharapkan mereka
memiliki ketrampilan dasar dan ketrampilan lanjutan yang bisa diterapkan membuat
usaha sendiri
b. Ibu-ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan yang tetap.
Pelatihan ini juga bisa diberikan kepada ibu-ibu yang sekiranya tidak memiliki
pekerjaan yang tetap. Ibu-ibu yang kebanyakan hanya kumpul-kumpul dan tidak ada
pekerjaan hendaknya didaya gunakan pada pelatihan ini. Sehingga bisa
dipergunakaan untuk pekerjaan sampingan. Selebihnya bila pelatihan berhasil, akan
memberikan keuntungan bagi pemilik industri dimana akan membuka lowongan
sebagai karyawan. Dengan bertambahnya karyawan, semakin cepat harapan
permintaan dari konsumen itu selesai. Hingga usaha tersebut akan berkembang lebih
pesat. Ibu-ibu yang mengikuti pelatihan juga akan mendapat ketrampilan dimana
ibu-ibu bisa menjadi karyawan, dan akan mendapat tambahan penghasilan.

3. KOMPETENSI YANG DI HARAPKAN


Dengan mengamati keadaan tersebut bisa mendukung kita untuk menjadi suatu
inspirasi dimana potensi itu dapat di kembangkan melalui suatu usaha secara inovatif
dan kreatif. Adanya pelatihan tersebut, harapannya yaitu para pemuda dan ibu-ibu dapat
memanfaatkan bekal yang diperoleh dari pelatihan serta keterampilan dimana bisa
diterapkan untuk memasuki dunia industri kerajinan keterampilan Rotan.
Keterampilan pengrajin juga dapat ditingkatkan dengan menggali pola atau motif-
motif baru yang disukai dan sedang trend di pasaran untuk dapat disesuaikan pada
kerajinan Rotan, atau bahkan menciptakan trend sendiri yang mampu diserap pasar
(trend setter). Disamping hal itu wawasan mereka lebih bertambah dalam mengolah
rotan menjadi suatu asset yang sangat berharga dan mereka juga peduli terhadap
lingkungan bila mereka mampu memanfaatkan hasil alam menjadi hal yang sangat
menarik.
Harapan untuk kedepannya mereka para peserta pelatihan bisa tersalurkan pada
usaha industri hal tersebut akan meningkatkan taraf pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat setempat. Harapan selalu tumbuh dan terbuka. Sentra kerajinan Rotan
diharapkan dapat menjadi trigger bagi tumbuhnya sentra-sentra kerajinan sejenis atau
yang masih ada keterkaitannya, sehingga dapat menumbuhkan semangat kewirausahaan
masyarakat. Kompetensi yang didapat bagi pelatih yaitu mereka bisa bersosial kepada
peserta pelatihan yaitu dengan pendekatan diri, tatap muka menyalurkan
pengetahuannya kepada peserta pelatihan. Serta menumbuhkan rasa tanggung jawabnya
seorang pelatih akan tugas-tugas yang diemban.

4. METODE/ RANCANGAN KEGIATAN


Adapun langkah-langkah metode/rancangan kegiatan pelatihan keterampilan kerajinan
rotan sebagai berikut :
a. Tahap Sosialisasi
Dalam pengambilan rotan yang ramah lingkungan tanpa menebangkan kayu, dimana
pertumbuhan rotan tumbuh berdasarkan tunas dan rumpun. Pada proses ini kita dapat
pengambilan rotan tersebut. Pada akar rumpun yang akan di potong minimal 10 Cm.
Dari akar rumpun, dapat ditarik menggunakan alat kodrek, dan lain-lain.
b. Proses Pengolahan Setengah Jadi (Penggorengan Rotan)
Pada prinsipnya rotan ini sangat awet apabila proses penggorengan maksimal,
dengan campuran minyak tanah atau minyak solar dimana pori-pori rotan yang akan
dialiri minyak sehingga kadar air rotan hilang dari pori-pori yang diisi dengan
minyak tanah atau minyak solar sehingga rotan tersebut tidak mudah busuk,
berjamur atau dimakan rayap, hingga bertahun-tahun daya tahan rotan apabila
dilakukan pengrebusan rotan yang maksimal:
1. Penjemuran setengah jadi
Penjemuran rotan atau penggorengan, dalam proses ini rotan diberdirikan dengan
posisi Vertikal, tegak lurus (Penitisan) sehingga rotan tidak terlalu berminyak
dan licin lama waktu penitisan sekitar 2 s/d 3 hari.
2. Proses Soltiran
Pada proses soltiran rotan ukuran rotan sangat bervariasi, di proses ini sangat
amat penting karena sebelum masuk ke pabrik industri proses ini terlebih dahulu
ditentukan ukuran diameternya, besar ukuran rotan disesuaikan dengan besarnya
ukuran mata mesin, sehingga proses pengolahannya mudah tidak banyak
terbuang dari bagian kulit dan isi dalam rotan (Leping dan Fitrit) sehingga kulit
dan isi dalam dapat dipakai atau digunakan.
5. PRODUK YANG AKAN DI LATIH DIDESA BINAAN
Produk Tikar Rotan (Bidai)
Tikar Rotan ini terbuat dari kulit rotan yang tebal dan dikombinasikan dengan kulit kayu
(Kulit Kayu Dalam) kayu tersebut bukan kayu yang dilindungi dalam bahasa daerahnya
kayu treb atau kulit lanit proses pembuatannya secara manual dan tradisional. produk
tikar rotan sangat kuat dan tidak mudah rusak dengan ditambahnya kulit kayu apabila di
kombinasikan. pada masa dahulu produk ini digunakan untuk tikar jemur padi atau
tepung sagu dan lain-lain. Dengan berubahnya perkembangan zaman, produk ini
dijadikan sebagai produk unik dengan harga bervariasi sebagian produk tikar ini
dijadikan sebagai karpet atau mirror pada dinding kamar untuk hiasan dan pajangan.

6. NARASUMBER/PELATIH/TUTOR/TENAGA TEKNIS
Mengenai narasumber maupun pelatih, Koperasi Mutiara Jaya selaku mitra kerjasama
amatlah pofesional dibidang ini, tenaga pelatih dan tutor yang sudah profesional dan
telah terlatih.

7. SARANA/PRASARANA
Sarana-prasarana untuk proses pembelajaran teori:
a. Balai Latihan Kerja (BLK) yang digunakan utuk proses pembelajaran teori yang
dilengkapi dengan meja dan kursi. Serta bahan baku rotan
b. Whiteboard (papan tulis)
c. Laptop, LCD, Layar Proyektor, serta sound system untuk menampilkan berbagai
pelaksanaan pengolahan kerajinan
d. Alat tulis untuk peserta pelatihan.
e. Contoh alat peraga (hasil pengolahan yang sudah jadi).
Berbagai macam alat dan bahan untuk proses pembuatan kerajinan :
 Balai Desa
 Gunting Curut
 Parang Kayu
 Penyemprotan Tikar
 Kompor/Pembakar Bulu Rotan
 Tabung Elpiji
 Papan Broti Ukr. 3x2 Cm
 Paku
 Palu
 Tang Jepit
 Meteran 5 Mtr
 Spanduk
 Media cetak
 Kulit Kayu treb/lanit
 Rotan Leping

8. EVALUASI HASIL
Setelah kegiatan pelatihan pengolahan kerajinan rotan sudah berjalan sesuai dengan apa
yang kita harapkan, seperti out put dari barang tersebut sudah ada wujudnya, kami akan
mengadakan evaluasi dari hasil kerja. Dari pertama yaitu persiapan input yang sudah sesuai
dengan rancana sangat mempengaruhi jalannya program. Pelaksanaan program yang
berjalan secara bertahap sesuai dengan jadwal/efektif akan menentukan hasil yang bagus
terhadap peserta pelatihan.
Hasil pencapaian yang bagus, hal tersebut karena kerjasama yang baik antara
panitia/penyelenggara, kepemimpinan serta para peserta pelatihan. Hasil yang didapati dari
pelatihan diharapkan bisa dimanfaatkan oleh peserta pelatihan.Ketrampilan yang di peroleh
mulai dari pembentukan motif, merangkai, mengecat, Mengayam hingga menjadi Suatu
Produk yang elit dan unik.
Untuk evaluasi dilakukan oleh pelatih dan peserta pelatihan serta dari pihak
penyelenggara. Dari kegiatan yang sudah dilakukan, kami berharap pemuda-pemudi dan
ibu-ibu dapat didayagunakan melalui pelatihan tersebut. Dulunya pemuda-pemudi yang
belum memiliki pekerjaan, kini dharapkan bisa memanfaatkan ketrampilan yang diperoleh
dari pelatihan.Ibu-ibu yang sebelumnya hanya menganggur dan di rumah saja harapannya
bisa membuka lapangan pekerjaan (Home industri) yang dapat meningkatkan ekonomi
Masyarakat.
Memang untuk pelaksanaan program ini pasti banyak ditemui berbagai kendala dan
masalah yang ada didalamnya, tapi kami berharap kersama yang baik dari semua pihak yang
ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Sehingga tak lupa kami banyak haturkan terimakasih
yang banyak atas tanggung jawab dan kerjasamanya.

9. AGENDA KEGIATAN
Tahap Persiapan (pra program)
Bagi Penyelenggara:
o Rapat koordinasi antara penyelenggara dan pelatih.
o Penyelenggara mensosialisasikan/memperkenalkan mengenai pelatihan pengolahan
kerajinan Rotan (penawaran).
o Mempersiapkan berbagi kebutuhan dalam pelatihan mulai dari waktu pelaksanaan
hingga jalannya acara.
o Membeli Rotan Mentah dan Rotan siap pakai dari pedagang/Masayarakat
o Menetapkan lokasi penampungan Rotan
o Merencanakan program mulai dari sistem, isi dan managemen.
o Membuka pendaftaran (berkoordinasi dengan peserta Didik)
o Jumlah dalam 1 kelompok sebanyak 20 Peserta

Tahap Pelaksanaan program


 Sosialisasi/Pengenalan profil program
 Pelaksanaan pelatihan
 Panitia memantau jalannya pelatihan
 Tes akhir bagi peserta pelatihan (evaluasi).

Pasca Program
 Persiapan penyaluran peserta pelatihan pada sasaran pabrik, Stant, PT. Sabena Awe
Sigli, UD. Indah Rotan Aceh Selatan, Koperasi, Transpormasi Aceh jaya, Bambi Aceh,
Pidie, dan karya Trienji Banda Aceh, dll
 Panen hasil kerajinan.
 Pengembangan pelatihan tersebut.
 Laporan akhir.

Pelatihan pembuatan kerajinan akan berlangsung selama 7 (Tujuh) Hari berturut-turut, dan
rincian jadwal harian sebagai berikut:
Hari Agenda
Pembekalan teori dasar dan perkenalan alat serta jenis
Hari Pertama
produk dan Film dokumenter pembuatan tikar rotan
Hari Kedua Praktek Langsung
Hari Ketiga Praktek Langsung
Hari Keempat Praktek Langsung
Hari Kelima Praktek Langsung
Hari Keenam Praktek Langsung
Hari Ketujuh Finising, Evaluasi Hasil

NB: Pelatihan Keterampilan Kerajinan Tikar Rotan dilakukan setiap hari selama 1
minggu pukul 08.00 s/d 17.00 Wib.
10. MANAJEMEN PENYELENGGARAAN
 Koperasi Mutiara Jaya
 Program Perencanaan Kegiatan Pelatihan Kerajinan Rotan bekerjasama dengan:
 Biodiversity Conservation and Climate Protection in The Gunung Leuser
Ecosystem (BCCPGLE)-KFW (Kreditanstalt Fur Wiederaufbau)
 Pemerintahan Kota Subulussalam

Anda mungkin juga menyukai