Bab 1
Pendahuluan
Di Jepang, Chili, Costa Rica dan Eropa bagian Timur, insidensinya meningkat
hingga lebih dari 20 kali dibandingkan Amerika Utara, Eropa bagian Utara, Afrika dan
Asia Tenggara. Program skrining endoskopik terhadap massa telah berhasil
menurunkan insidensi yang tinggi seperti di Negara Jepang, dimana hampir 35% kasus
baru terdeteksi sebagai kanker dini lambung, dimana pertumbuhan tumor masih
terbatas pada lapisan mukosa dan sub-mukosa lambung. Namun, program skrining ini
membutuhkan biaya yang tinggi sehingga bukan merupakan cost-effective pada
daerah dengan insidensi rendah, dan kasus yang terdeteksi sebagai kanker dini
lambung hanya di bawah 20% seperti Amerika Utara dan Eropa bagian Utara.
Walaupun perbedaan penurunan angka mortalitas pada berbagai daerah belum jelas,
namun penurunan insiden kanker lambung yang telah dilaporkan pada berbagai Negara
bagian Barat lainnya, menyokong bahwa faktor lingkungan dan diet ikut berperan
dalam perkembangan kanker lambung.1,3,8
Sejak ditemukannya Helicobacter pylori oleh Dr. Warren dan Marshall pada tahun
1983, telah terjadi perubahan di dunia kedokteran terutama dalam bidang
gastroenterologi.2,4,5,6,9 Infeksi Helicobacter pylori, dengan berbagai keragaman
insidensi terjadi di seluruh dunia. Prevalensi pada orang dewasa berkisar < 15-100%
pada daerah yang sedang berkembang, dan pada umumnya menginfeksi pada usia yang
lebih muda dibandingkan Negara yang sudah berkembang. Ini berhubungan dengan
status sosioekonomi yang rendah.4 Infeksi Helicobacter pylori, merupakan ko-faktor
yang penting dalam perkembangan kelainan saluran pencernaan bagian atas seperti
tukak duodenum maupun lambung (1-2% dari pasien yang terinfeksi), infeksi
Helicobacter pylori juga dapat merangsang terjadinya perubahan fenotip yang
mengawali perkembangan kanker lambung (0,1-3%) serta MALT-oma lambung
(Gastric mucosa-associated lymphoid-tissue lymphoma, <0,01%).5,6
Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dilaporkan bahwa pasien yang
terdapat antibodi anti-Helicobacter pylori di dalam serumnya selama lebih dari 10
tahun berisiko menderita kanker lambung. Helicobacter pylori merupakan patogen
lambung yang penting di dalam berbagai langkah kaskade karsinogenik. Proses prekanker yang panjang, seperti gastritis kronik-gastritis atrofi yang multifokal-metaplasia
intestinal dan neoplasia intra-epitel dibutuhkan dalam perkembangan kanker lambung.
Secara
epidemiologi
telah
terbukti
bahwa
perkembangan
kanker
lambung
endoskopi.
Namun
pada
pemeriksaan
histopatologi,
penemuan
Ada perbedaan insidensi penemuan infeksi Helicobacter pylori pada lesi gastritis di
lambung dengan pewarnaan histokimia Giemsa dan imunohistokimia Helicobacter
pylori.