Emerging
Diseasetermasuk
salahsatu penyakit yang telah
muncul dalam suatu populasi
untuk pertama kalinya, atau
yang mungkin telah ada
sebelumnya tetapi meningkat
dengan pesat dalam kejadian
atau dalam jarak geografis.
Sedangkan,Re-emerging
Diseaseatau
yang
biasa
disebut
resurging
diseaseadalah
wabah
penyakit menularyang muncul
kembali setelah penurunan
yang signifikan dalam insiden
dimasa lampau.
Beberapafaktor,termasuk
pengembanganekonomidanpenggunaan
lahan, demografi dan perilaku manusia, dan
perjalan internasional dan perdagangan,
memberikan
kontribusi
pada
penyakitemergencedanre-emergence.
SistemSurveillansuntuk
EmergingdanRe-Emerging Disease
Sistemsurveilansberupa pengumpulan, analisis dan
intrepretasi dari hasil data secara sistemik yang akan
digunakan sebagai rencana penatalaksaan dan
nantinya dievaluasi dalam praktek kesehatan
masyakarat dalam rangka menurunkan angka
morbiditas dan meningkatkan kualitas kesehatan.
Tujuan khusus sistem surveilans:
(1) Memonitor kecenderungan (trends)penyakit
(2) Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksi
dini outbreak;
(3) Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit
(disease burden) pada populasi;
(4) Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan,
implementasi, monitoring, dan evaluasi program kesehatan;
(5) Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan;
(6) Mengidentifikasi kebutuhan riset
Penyebab Timbulnya
Emerging & ReEmerging Disease
Gejala
Klinik
Masa inkubasi virus H5N1 yaitu sekitar 2-4 hari setelah
terinfeksi
Gejala awal berupa demam tinggi (>380 C) dan gejala flu serta
kelainan saluran nafas.
Gejala lain yang dapat timbul adalah diare, muntah, sakit perut,
sakit pada dada, hipotensi, dan juga dapat terjadi perdarahan
dari hidung dan gusi.
Gejala sesak nafas mulai muncul setelah 1minggu berikutnya.
Gejala klinik dapat memburuk dengan cepat yang biasanya
ditandai dengan pneumonia berat, dyspnea, tachypnea,
gambaran radiograpgy yang abnormal seperti diffuse,
multifocal, patchy infiltrate, interstisial infiltrate, dan kelainan
segmental atau lobular.
Gambaran lain yang juga sering dijumpai berdasarkan hasil
laboratorium adalah leucopenia,, lymphopenia, trombositopenia,
peningkatan aminotransferase, hyperglycemia, dan peningkatan
kreatinin.
Diagnosis Laboratorium
Penderita yang terinfeksi H5N1 pada umumnya dilakukan
pemeriksaan specimen klinik berupa swab tenggorokan
dan cairan nasal. Untuk uji konfirmasi terhadap virus
H5N1 harus dilakukan pemeriksaan dengan cara :
Mengisolasi virus.
Deteksi genom H5N1 dengan metode polymerase Chain
Reaction menggunakan sepasang primer spesifik.
Tes imunofluoresensi terhadap antigen menggunakan
monoclonal menggunakan antibody terhadap H5N1.
Pemeriksaan adanya peningkatan titer antibody terhadap H5N1.
Pemeriksaan dengan metode western blotting terhadap H5
spesifik. Untuk diagnosis pasti, salah satu atau beberapa dari uji
konfirmasi tersebut diatas harus dinyatakan positif.
Penyeb
ab
Genus dari virus ini adalah influenza
virus type A, dimana virus influenza tipe
A ini mampu menjangkiti manusia, babi,
musang, dan unggas.
Cara
penularan
Kontak langsung dengan penderita karena berbicara
ataupun percikan batuk atu bersin, dan atau kontak
dengan benda yang terkontaminasi dengan virus
H1N1.
Epidemio
logi
Pertama kali ditemukan di Asia pada pertengahan Februari, SARS
telah menyerang lebih dari 450 orang di 3 benua dan menyebabkan
pnemonia berat pada sebagian besar pengidap. Data terakhir yang
dikumpulkan oleh WHO menunjukkan kecenderungan penyakit
tersebut telah meluas di seluruh dunia.
Etiologi
Coronavirus dijumpai pada 4 15 % penyakit respirasi akut
dengan puncak hingga 35%. Pada anak-anak dijumpai pada 8 %
dengan puncak hingga 20%
Parainfluenzavirus penyebab penting penyakit infeksi saluran
nafas bawah pada anak, yang merupakan penyebab utama croup
(laringotrakeobronkitis akut) dan penyebab kedua terbanyak
penyakit saluran nafas bawah akut pada bayi-bayi yang dirawat
setelah RSV
Daignosis
Suspected case :
Temperatur tubuh > 38 C DAN
Satu atau lebih gejala gangguan saluran pernafasan ( batuk, nafas pendek,
sulit nafas, hipoksia, atau gambaran radiologis berupa pnemonia atau
sindrom distress pernafasan akut ) DAN
Bepergian dalam 10 hari saat onset gejala ke daerah yang tercatat atau
diduga terdapat transmisi SARS ATAU kontak erat dalam 10 hari dengan
penderita yang mengalami gangguan pernafasan yang bepergian ke daerah
SARS atau orang yang diketahui merupakan suspect case.
Kontak erat didefinisikan sebagai : orang yang merawat, tinggal serumah,
atau kontak langsung dengan cairan saluran nafas dan/atau cairan tubuh dari
penderita SARS.
Probable case :
Suspect case dengan disertai dengan gambaran foto rontgen dada sesuai
pneumoni atau respiratory distress syndrome (RDS) ATAU
Suspect case yang meninggal dengan penyebab penyakit respiratorik yang
tidak dapat diterangkan penyebabnya, pada pemeriksaan autopsi didapatkan
hasil pemeriksaan patologi sesuai dengan RDS yang tidak dapat diidentifikasi
penyebabnya.
Terapi.
Regimen terapi meliputi beberapa antibiotik untuk mengobati
bakteri yang telah diketahui pada pnemonia atipik.
Di beberapa lokasi, terapi juga meliputi antivirus seperti
oseltamivir atau ribavirin. Steroid diketahui juga diberikan secara
oral atau intravena pada pasien bersama dengan ribavirin dan
antimikroba lainnya.
Epidemiologi Emerging
dan Reemerging
Disease
Virus Ebola : Wabah pertama terjadi
pada tahun 1976 dan penemuan virus itu
dilaporkan pada tahun 1977 . Kasus adat
telah dikonfirmasi di empat negara di
Afrika ( Cte d' Ivoire, Republik
Demokratik Kongo , Gabon dan Sudan ) .
Melalui Juni 1997, 1 054 kasus telah
dilaporkan ke WHO , 754 di antaranya
terbukti fatal.
Re-emerging Disease
Penyakit menular Re - muncul disebabkan oleh
munculnya kembali , peningkatan jumlah infeksi dari
penyakit yang sebelumnya penyakit tersebut tidak lagi
dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat
Khole
ra
Kolera telah kembali negara-negara dan benua di mana ia
sebelumnya menghilang , dan di mana ia dapat menyebar
karena sistem air dan sanitasi telah memburuk dan langkahlangkah keamanan pangan yang tidak memadai.
Pada tahun 1991 , pandemi kolera 7th mencapai Amerika di
mana kolera belum terdaftar selama satu abad . Pada tahun
itu , lebih dari 390 000 kasus telah diberitahu di lebih dari 10
negara Amerika Selatan , yang secara keseluruhan
menyumbang 2/3 dari jumlah kasus diberitahukan di dunia.
Pada tahun 1997 , wabah kolera terutama dipengaruhi Afrika
Timur dan , sementara jumlah keseluruhan telah menurun
sejak tahun 1991 , masih ada lebih dari 147 000 kasus yang
dilaporkan secara global pada tahun 1997 . Pada tahun 1998
, penyebaran epidemi di Afrika timur dan selatan dan wabah
baru terjadi di Amerika Selatan .