Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membahas tentang benda tegar berarti membahas tentang kekuatan sebuah benda. Sperti
halnya, menara penyangga jembatan gantung harus cukup kuat, agar mereka tidak ambruk
dalam menahan berat jembatan maupun beban lalu lintasnya; perangkat pendarat pesawat
terbang tidak boleh rontok bila pilot membuat pendaratan yang buruk; gigi garpu tidak bole
bengkok bila digunakan untuk mecocok daging yang liat. Para akhli teknik berpandangan
bahwa struktur yang dianggap tegar ini memang tetap teger walaupun dikenai gaya, dan torka
(torque) yang berkaitan dengannya, yang bekerja pada susunan tersebut.
Termodinamika berarti membahas tentang panas atau membahas kalor reaksi yang di
sertai reaksi kimia. Termodinamika berisi tentang berbagai hukum mengenai prubahan energi
dalam sisitem. Sistem yaitu bagian tertentu dari alam yang menjadi pusat perhatian untuk
dipelajari. Disamping sistem ada lingkungan, lingkungan yaitu segala sesuatu yang berada di
luar sistem. Bila sistem tidak dipengaruhi oleh sekelilingnya, maka sistem itu terisolasi.
gelombang berarti membahas osilasi yang berpindah dan tidak membawa materi
bersamanya. Gelombang terdiri dari dua jenis yaitu gelombang transversal dan gelombang
longitudinal. Jika arah getaran daripada partikel-partikel di dalam medium adalah sama
dengan arah penjalaran gelombang, maka gelombang tersebut dinamai gelombang
longitudinal. Dan jika arah getaran daripada partikel-partikel di dalam medium adalah tegak
lurus kepada arah penjalaran gelombang, maka gelombang tersebut dinamai gelombang
transversal.
Semua sumber gelombang yang ada di dunia ini adalah geteran, dimana apabila air
diberikan getaran maka akan timbul gelombang. Gelombang dibentuk dari satu lonjakan
gelombang atau pulsa. Satu pulsa dapat dibentuk pada tali dengan gerak tangan ke atasbawah dengan cepat. Sumber pulsa gelombang yang berjalan adalah sebuah gangguan, dan
gaya kohesi antara potongan- potongan tali yang bersisian menyebabkan pulsa merambat
sepanjang tali. Gelombang di media yang lain dibuat dan disebarkan dengan cara yang sama.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan keseimbangan benda tegar?
2) Apa pengaruh gravitasi terhadap benda tegar?
3) Apa pengertian termodinamika?
4) Apa saja hukum-hukum termodinamika?
5) Apa pengertian gelombang?
6) Apa itu gelombang berjalan?
7) Apa saja jenis-jenis gelombang?
8) Apa saja energi yang dibawah oleh gelombang?
1.3 Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui keseimbangan benda tegar
2) Untuk mengetahui gravitasi terhadap benda tegar
3) Untuk mengetahui termodinamika
4) Untuk mengetahui hukum-hukum termodinamika
5) Pengertian gelombang
6) Pengertian gelombang berjalan
7) Untuk mengetahui jenis-jenis gelombang
8) Untuk mengetahui energi yang dibawah oleh gelombang

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keseimbangan Benda Tegar
Benda yang dianggap tegar dalam bagian sebelumnya (yaitu, menara jembatan, perangkat
pendarat dan garpu) semua berada dalam keseimbangan mekanis. Sebuah benda tegar berada
dalam keadaan seimbang mekanis, bila dilihat dari suatu kerangka acuan inersial, jika:
2

Percepatan linear pusat massanya, apm, sama dengan nol, dan


Percepatan sudutnya, , mengelilingi suatu sumbu tetap dalam kerangka acuan ini
sama dengan nol.
Definisi ini tidak mengharuskan benda berada dalam keadaan diam terhadap pengamat,
yang penting ia tidak dipercepat. Pusat massanya boleh saja bergerak dengan kecepatan
konstant vpm dan benda boleh juga berotasi mengelilingi sumbu tetap dengan kecepatan sudut
konstan . Jika benda benar-benar dalam keadan diam (vpm = 0 dan = 0), sering dikatakan
bahwa benda berada dalam keadaan seimbang statik. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh
gaya dan torka untuk keseimbangan statik sama dengan yang tidak statik.
Gerak translasi suatu benda tegar bermassa M ditentukan oleh persamaan berikut, yaitu
Feks = Mapm
Dengan Feks adalah jumlah vektor dari semua gaya eksternal yang bekerja pada benda.
Karena keadaan seimbang acm harus sama dengan nol, maka syarat pertama untuk keadaan
seimbang (statik ataupun yang lainnya) adalah: jumlah vektor dari semua gaya eksternal
yang bekerja pada benda dalam keadaan seimbang haruslah sama dengan nol.
Syarat (1) dapat kita tuliskan sebagai
F = F1 + F2 + ... = 0,
indeks pada Feks telah di buang, agar lebih sederhana. Persamaan vektor ini memberikan
tiga persamaan skalar.
Fx = F1x + F2x + ... = 0,
Fy = F1y + F2y + ... = 0,
Fz = F1z + F2z + ... = 0,
yang menyatakan bahwa jumlah komponen gaya sepanjang tiga arah yang saling tegak lurus
-adalah sama dengan nol.
Persyaratan kedua untuk keadaan setimbang adalah = 0 terhadap sembarang sumbu.
Karena percepatan sudut benda tegar berkaitan dengan torka untuk sumbu

= I maka

persyaratan untuk keadaan seimbang (statik ataupun yang lain) dapat dinyatakan sebagai:
jumlah vektor semua torka eksternal yang bekerja pada benda dalam keadaan seimbang
haruslah sama dengan nol.
Syarat (2) dapat kita tuliskan sebagai

= 1+ 2+=0.

Persamaan vektor ini memberikan tiga skalar


x

= 1 x + 2 x+ =0
3

y = 1 y+ 2 y +=0
z

= 1 z + 2 z+ =0

Yang menyatakan bahwa, pada keadaan seimbang, jumlah komponen torka yang bekerja
pada sepanjang tiga arah yang saling tegak lurus adalah sama dengan nol.
Resultan torka

dalam persamaan tersebut, yang harus sama dengan 0 untuk

keseimbangan mekanis, didefinisikan suatu titik asal O tertentu. Torka resultan terhadap O
(adalah skalar) dapat dituliskn sebagai.
o = r 1 x F 1 r2 x g + r n x g
Dan untuk te]orka terhadap P, sama, maka ia dapat dikeluarkan da di
p = (r1 x rp) x F1 + r2 + ...+mnrn) x g
persamaan terakhir yaitu
p = [r1 x F1 + r2 x F2 + ...]x g
jika syarat pertama keseimbangan elemen massa yang membentuk benda. Maka
F1 + F2 +... + Fn = 0 sehingga benda, maka, menurut definisi pusat masa= 0.
Contoh keseimbangan benda tegar
Dalam menerapkan syarat-syarat keseimbangan (resultan gaya dan resultan torka terhadap
sembarang sumbu sama dengan 0), kita dapat memperjelas dan menyederhanakan caranya
dengan mengikuti langkah-langkah berikut.
Pertama-tama, kita buat batas khayal melingkupi sistem yang akan kita tijau. Hal ini
menolong kita untuk melihat dengan jelas benda atau sistem benda mana yang harus dikenai
hukum-hukum keseimbangan. Proses ini disebut memisahkan (isolating) sistem.
Kedua, gambarkan vektor-vektor yang menyatakan besar, arah dan titik tangkap
semua gaya eksternal. Yang dimaksud dengan gaya eksternal ini adalah gaya-gaya yang
berasal dari luar batas yang digambarkan tadi. Contoh gaya luar yang sering dijumpai adalah
gya gravitasi dan gaya-gaya yang disalurkan oleh tali, kawat, barang, atau tiang yang
menyebrangi batas. kadang-kadang timbul pertanyaan mengenai arah gaya. Dalam hal ini
buatlah potongan khayal dari anggota yang meneruskan gaya itu di titik potongnya dengan
batas. Jika ujung potongan ii cenderung menarik keluar, maka gaya tadi berarah keluar. Jika
masih ragu-ragu, ambilah arah sembarang. Seandainya diperoleh hasil negatif, maka berarti
gaya tersebut bekerja dalam arah berlawanan dengan arah yang di andaikan tadi. Ingat bahwa
yang harus ditinjau hanyalah gaya-gaya eksternal yang bekerja pada sistem saja, gaya internal
semua berpasangan saling menghapuskan.
Ketiga, sebelum menerapkan syarat keseimbangan pertama, kita pilih dahulu sistem
koordinat yang kita sukai, lalu uraikan gaya eksternal tadi kedalam arah sumbu-sumbu
4

koordinat ini. Tujuannya disini adalah untuk menyederhanakan perhitungan perhitungan.


Biasanyasistem koordinat yang memadai dapat sling terlihat.
Keempat, sebelum menerapkan syarat keseimbangan kedua, kita pilih koordinat yang
kita sukai, lalu kita uraikan torka ekstrnal ke dalam arah sumbu-sumbu ini. Disini tujuannya
adalah untuk menyederhanakan perhitungan. Jika perlu, kita boleh menggunakan sistem
koodinat yang berbeda untuk je dua syarat keseimbangan statik tersebut. Jika sumbu melalui
titik tempat dua gaya bekerja tegak lurus kepada bidang yang dibentuk oleh kedua gaya
tersebut, maka kedua gaya itu dengan sendirinya tidak memiliki komponen torka sepanjang
(atau mengelilingi) sumbu ini. Resultan komponen torka dari semua gaya eksternal terhadap
sembarang sumbu dalam keseimbangan harus sama dengan nol. Torka internal akan
berpasangan saling menghapuskan dan karena itu tidak perlu ditinjau.
Sebuah batang meter baja yang seragam diletakkan di atas dua neraca pada ujungujungnya. Berat batang 4,0 pon. Tentukanlah penunjukan skala pada masing-masing neraca.
Sistem kita adalah batang tersebut. Gaya-gaya yang bekerja pada batang adalah W, yaitu gaya
gravitasi yang bekerja ke bawah di pusat grafitasinya, dan F1 dan F2, yaitu gaya keatas pada
uung-ujung batang yang dilakukan oleh neraca. Menurut hukum Newton ketiga, gaya yang
dilakukan oleh neraca pada batang sama besar dan berlawanan arah dengan yang dilakukan
oleh batang pada neraca. Jadi untuk menentukan penunjukan skala neraca, kita harus
menentukan besar gaya F1 dan F2.
Syarat untuk keseimbangan translasi adalah
F1 + F2 + W = 0
Semua gaya bekerja dalam arah vertikal, sehingga bila kita pilih sumbu y vertikal,
kita tidak perlu meninjau lagi sumbu yang lainnya. Karena itu kita peroleh persamaan sklar
F1 + F2 4,0 pon = 0
Untuk keseimbngan rotasi, komponen resultan torka pada batang terhadap sembarang
sumbu harus sama dengan nol. Dengan mengambil rotasi searah jarum jam positif dan yang
berlawanan arah dengan jarum jam negatif, syarat keseimbangan rotasi menjadi
1
1
) - F2 (
2
2
F1 - F2 = 0
F1(

) + W (0) = 0

Gabungkan kedua persamaan diatas, maka kita peroleh


F1 + F2 = 2 F1 = 2 F2 = 4,0 pon
F1 = F2 = 2,0 pon

Masing-masing neraca menunjukan 2,0 pon, seperti yang kita harapkan. Jika sumbu
dipilih pada salah satu ujung batang, kita akan memperoleh hasil yang sama juga. Misalnya,
kita ambil torka terhadap sumbu di ujung kanan batang, maka kita peroleh
F1(1) W(1/2) + F2 (0) = 0
Atau
F1 = w/2 = 4,0 pon / 2 = 2,0 pon
Gabungkan hasil dengan F1 + F2 = 4,0 pon, maka diperoleh F2 = 2,0 pon, seperti tadi.
Misalkan sebuah balok seberat 6,0 pon diletakkan ditas tanda 25 cm pada batang meter. Gaya
eksternal yang bekerja pada batang dengan w adalah gaya yang dilakukan pada batang oleh
balok. Syarat keseimbangan pertama adalah
F1 + F2 W w = 0
Dengan W = 4,0 pon dan w = 6,0 pon, kita peroleh
F1 + F2 = 10 pon
Jika kita pilih melalui ujung kiri batang, maka syarat keseimbangan kedua adalah
W (1/4) + (1/2) - F2 (1) = 0
Dengan W = 4,0 pon dan w = 6,0 pon, kita peroleh F2 = 3,5 pon
Masukan hasil ini kedalam persamaan pertama, maka kita peroleh
F1 + 3,5 pon = 10 pon
F1 = 6,5 pon
Pada keadaan seimbang, neraca menunjukan 6,5 pon dan neraca kanan menunjukan 3,5 pon.
Dalam contoh diatas kita telah berhati-hati untuk membatasi agar banyaknya gaya
yang tidkak diketahui sama dengan banyanknya persemaan bebas yang menghubungkan
gaya-gaya tersebut. Jika semua gaya bekerja dalam satu bidang, maka kita hanya dapat
memiliki tiga persamaan keseimbangan yang tidak saling bergantungan, satu untuk
keseimbangan rotasi terhadap sumbu yang tegak lurus bidang, dan dua yang lain untuk
keseimbangan translasi bidang. Tetapi seringkali kita memiliki lebih dari tiga gaya yang tidak
diketahui. Tetapi jika kita tidak mempunyai dasar untuk memberikan harga tertentu pada
salah satu gaya itu, maka pemecahan yang mungkin secara matematis ada tak terhingga buah
banyaknya. Karena itu jika kita ingin memecahkan persoalan secara unik, kita harus mencari
hubungan lain yang bebas antara gaya-gaya yang tidak diketahui tersebut.
Contoh sederhana lain mengenai susunan yang tak tertentukan ini adalah mobil.
Disini yang harus ditentukan adalah gaya-gaya yang dilakukan ole tanah pada keempat
bannya jika mobil berada dalam keadaan diam di atas permukaan horizontal. Jika dianggap
bahwa gaya-gaya ini tegak lurus pada tanah, maka kita mempunyai empat besaran skalar
6

yang tidak diketahui. Semua gaya lain, seperti berat mobil dan penumpang, juga bekerja
tegak lurus pada tanah. Jadi, kita hanya mempunyai tiga persamaan bebas yang memberikan
syarat keseimbangan, satu untuk keseimbangan translasi dalam arah semua gaya, satu arah,
dan dua untuk keseimbangan terhadap dua sumbu yang saling tegak lurus dalam bidang
horizontal. Contoh lain yang serupa adalah meja yang keempat kakinya bertumpu pada lantai.
Untuk setiap persoalan fisis yang nyata, selalu ada pemecahan yang unik, kita harus
mencari dasar fisis yang dapat memberikan hubungan bebas tambahan antara gaya-gaya yang
memungkinkan kita untuk memecahkan persoalan itu. Kesulitan ini tidak ada lagi jika kita
menyadari bahwa suatu struktur tidak pernah tegar sempurna, seperti yang diam-diam kita
andaikan selama ini. Sesungguhya struktur kita akan berubah. Misalnya, ban mobil maupun
tanah akan berubah bentuk, demikian pula tangga dan dinding. Hukum-hukum elastis dan
sifat elastik bahan akan menentukan hakekat perubahan bentuk dan akan memberikan
tambahann hubungan antar empat gaya tersebut. Karena itu analisis lengkapnya
membutuhkan bukan saja hukum-hukum mekanika benda tegar, tetapi juga hukum-hukum
elastisitas. Dalam kuliah-kuliah teknik sipil dan teknik mesin, banyak dijumpai persoalan
semacam ini dan dipecahkan juga dengan cara demikian.
2.2 Pengaruh Gravitasi Terhadap Keseimbangan Benda Tegar
Hampir semua persoalan mekanika hanya menyangkut benda-benda berukuran kecil
dibandingkan dengan jarak yang dapat memberikan perubahan g yang cukup berarti maka g
boleh dianggap seragam pada selutuh bagian benda. Pusat masa dan pusat gravitasi dapat
diambil sebagai titik yang sama. Keberimpitan ini dapat digunakan untuk menentukan letak
pusat masa benda yang bentuknya tidak beraturan secara eksperimen. Sebagai contoh
misalkan, kita akan menentukan pusat masa sebagai keping tipis yang bentuknya tidak
beraturan. Dengan menggunakan tali, yaitu pada garis Aa karena hanya pada keadaan ini
torka yang dihasilkan oleh tali dan berat berjumlah nol. Kemudian benda kita gantungkan lagi
dari titik lain B pada tepinya. Disini pun pusat gravitasi harus terletak pada garis Bb. Titik
yang terletak pada garis Aa dan Bb bersamaan adalah titik O, yaitu titik potong kedua garis
tersebut, sehingga titik ini haruslah pusat gravitasi benda tersebut. Jika sekarang benda kita
gantungkan dari sembarang titik lain pada tepinya, misalnya c, maka garis vertikal Cc juga
akan melalui O. Karena medan dianggap seragam, maka pusat gravitasi berimpitan dengan
pusat massa. Jadi pusat massa juga terletak di O.

2.3 Pengertian Termodinamika


Termodinamika yaitu membahas tentang hukum-hukum perubahan energi dalam sistem.
Di dalam termodinamika ada yang namanya kesetimbangan termodinamik atau disebut juga
kesetimbangan termal. Kesetimbangan terjadi bila tidak terjadi perubahan spontan dalam
koordinat sistem yang ada dalam kesetimbangan mekanis dan kimia bila sistem itu
dipisahkan dari lingkunganya oleh dinding diaterm. Dalam kesetimbangan termal, semua
bagian sistem bertemperatur sama, dan temperatur ini sama dengan temperatur
lingkungannya. Bila pernyataan ini tidak dipenuhi, perubahan keadaan aakan berlangsung
sampai kesetimbangan tercapai.
Bila persyaratan untuk semua jenis kesetimbangan tercapai, sistem dikatakan dalam
keadaan setimbang termodinamik; dalam kondisi ini, jelas tidak akan ada kecenderungan
terjadinya perubahan keadaan, baik sistem, maupun untuk lingkungannya. Keadaan
setimbang termodinamik dapat diberikan dengan memakai koordinat makroskopik yang tidak
mengandung waktu, yaitu memakai koordinat termodinamik. Termodinamika klasik tidak
mencoba memecahkan masalah yang menyangkut laju terjadinya suatu proses.
Bila salah satu persyaratan dari tiga jenis kesetimbangan yang merupakan komponen
dari kesetimbangan termodinamik tidak dipenuhi, dikatakan bahwa sistem dalam keadaan tak
setimbang. Jadi bila ada gaya tak berimbang di bagian dalam sistem atau antara sistem
dengan lingkunganya, gejala berikut ini akan terjadi: percepatan, pusaran, gelombang, dan
seterusnya. Ketika gejala seperti itu berlansung, sistem ada dalam keadaan tak setimbang.
Demikian juga dalam hal sistem bertemperatur berbeda dengan lingkungannya, suatu
distribusi temperatur yang tidak serba sama terjadi dan tidak ada satu temperatur pun yang
mengacu pada sistem secara keseluruhan.
Dapat disipulkan bahwa, bila persyaratan kesetimbangan mekanis dan termal tidak
dipenuhi, keadaan yang dialami oleh sistem tidak bisa diberikan dengan memakai koordinat
termodinamik yang mengacu pada sistem secara keseluruhan. Jika sistem dibagi menjadi
sejumlah besar elemen massa yang kecil, maka dapat ditemukan koordinat termodinamik yng
dapat dipakai untuk melakukan lampiran pemerian makroskopik pada masing-masing elemen
massa. Terdapat juga metode khusus untuk menangani sistem yang ada dalam kesetimbangan
makanis dan termal, tetapi tidak dalam kesetimbangan kimia.
Setiap sistem dengan massa tetap yang melakukan tekanan hidrostatik serbasama pada
lingkungnya, tanpa efek permukaan, grafitasi, listrik, dan magnetik disebut sistem hidrostatik.
Sistem hidrostatik dibagi dalam kategori sebagai berikut:
8

1. Zat murni, yaitu zat yang hanya terdiri atas satu bahan kimia yang berbentuk padat,
gas, atau capuran dari dua atau tiga bentuk itu
2. Campuran serba sama dari bahan yang berbeda, seperti campuran gas lembam,
campuran gas aktif kimiawi, campuran cairan atau larutan.
3. Campuran serba beda, seperti campuran beberapa macam gas yang bersentuhan
dengan campuran beberapa macam cairan.
2.4 Hukum-Hukum Termodinamika
1) Hukum pertama termodinamika
Hukum pertama termodinamika mengatakan bahwa jika suatu sistem diubah dari
kedaan mula ke keadan akhir hanya sercara adibat, maka kerja yang dilakukan sama besar
untuk semua lintasan adiabat yang menghubungkan kedua keadaan ini,atau juga berbunyi
bahwa pemindahan panas dan kerja usaha memberikan dua metode mengenai penambahan
energi kepada atau pengurangan energi dari suatu sistem. Begitu pemindahan energi selesai,
sistem itu dikatakan telah mengalami perubahan energi-dalam (dakhil).
Bila mana suatu kuantitas ternyata hanya bergantung pada keadaan mula dan akhir
saja, dan tidak bergantung pada lintasan yang menghubungkannya, maka kesimpulan penting
dapat di tarik. Kita mungkin ingat dalam mekanika bahwa untuk memindahkan dari suatu
titik dalam medan gravitasi ke titik lainnya, tanpa gesekan, maka kerja yang dilakukan hanya
bergantung pad kedudukan kedua titik dan tidak pada lintasan yang dilalui oleh benda itu.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa terdapat fungsi koordinat ruang dari benda, yang bila
harga akhirnya dikurangi dengan harga mulanya sama dengan kerja yang dilakukan. Fungsi
ini disebut fungsi energi potensial. Demikian juga, kerja yang dilakukan untuk memindahkan
muatan listrik dari suatu titik dalam medan listrik ki titik lain juga tak bergantung pada
lintasan, sehingga juga bisa diungkapkan sebagai harga suatu fungsi (fungsi potensial listrik)
pada keadaan akhir dikurangi harga fungsi pada keadaan mula-mula. Jadi, dari hukum
pertama termodinamika kita ketahui terdapatnya suatu fungsi koordinat dari suatu sistem
termodinamik yang harganya pada keadaan akhir dikurangi dengan harganya pada keadaan
awal sama dengan kerja adiabat untuk pergi dari satu keadaan ke keadaan lainnya. Fungsi ini
dikenal sebagai fungsi energi internal. Fungsi energi internal ini diberi lambang U, sehingga
Wi

(Uf - Ui)

Dengan tanda sedemikian sehingga jika kerja positif dilakukan pada sistem,
makaenerginya bertambah.
Fungsi energi internal (energi dalam)

Secara fisika, perbedaan Uf - Ui ditafsirkan sebagai perubahan energi sistem. Jadi,


kesamaan antara perubahan energi dan kerja adiabat mengungkapkan prinsip kekekalan
energi. Namun, perlu ditekankan bahwa persamaan itu mengungkapkan sesuatu yang lebih
daripada prinsip kekekalan energi. Persamaan ini menyatakan bahwa ada fungsi energi;
perbedaan fungsi antara dua keadaan menyatakan perubahan energi sistem.
Energi internal adalah suatu fungsi koordinat termodinamik yang banyaknya sama
dengan yang diperlukan untuk memerinci keadaan suatu sistem. Keadaan setimbang suatu
sistem hidrostatik misalnya, yang dapat terperikan oleh tiga koordinator termodinamik P, V,
dapat ditentukan sepenuhnya oleh dua energi internal daat dibayangkan sebagai fungsi
dari dua koordinat termodinamik(yang mana saja). Hal ini benar untuk sistem sederhana
seperti yang sebelumnya. Kita tidak selalu bisa menuliskan fungsi ini dalam bentuk
matematis sederhana. Sangat sering bentuk eksak dari fungsi ini tidak diketahui.
Jika koordinat yang dipakai untuk memeriksa kedua keadaan hanya berbeda
infinitesimal, perubahan energi internalnya ialah dU, yang merupakan diferensial saksama,
karena merupakan diferensial dari fungsi sebenarnya. Dalam hal sistem hidrostatik U
dipandang sebagai fungsi dari dan V, maka
dU =(

U
) d +(
v

U
V

) + dV,

atau dengan memandang U sebagai fungsi dari dan P


dU =(

U
) d +(
p

U
P

) + dP.

Jika panas yang diserap oleh sistem tersebut adalah Q dan kerja yang dilakukan oleh
sisitem adalah W, maka ternyata:
Q = U2 U1 + W
Persamaan tersebut dikenal sebagai hukum pertama termodinamika.
Di dalam hukum termodinamika pertama ada proses-proses sebagai berikut.

Proses adiabatik
Jika dalam sebuah proses yang dialami oleh sebuah sistem, tidak ada panas yang masuk
atau yang keluar daripada sistem tersebut, maka dinamai proses adiabatik.
Jadi, untuk sebuah proses adiabatik, hukum termodinamika pertama menjadi:
U2 U1 = -W.

10

Pada proses adibatik, perubahan energi dakhil dari suatu sistem sama dengan usaha
mutlak. Jika usaha W negatif, yaitu apabila sistem dikompersi, maka W positif, U2 akan
lebih besar daripada U2, dan energi dalam sistem bertambah. Jika W positif, yaitu aabila
sistem itu memui, maka energi dalam sistem akan berkurang. Penambahan energi dalam
biasnya dibarengi kenaikan suhu, dan pengurangan energi dalam menurunkan suhu.
Jika sistem tersebut mengalami ekspansi, maka W > O, sehingga
U2 < U1.
Sebaliknya, jika sistem tersebut mengalami kompresi, maka W < O, sehingga:
U2 > U1.
Kompresi campuran uap bensin dan udara yang terjadi pada langkah sebuah mator
bensin merupakan sebuah contoh proses hampir adiabatik dalam mana terjadi kenaikan suhu.
Pemuaian produk pembakaran yang berlansung pada langkah daya motor itu merupakan
sebuah contoh proses yang hampir adibatik dalam mana terjadi penuruna suhu. Oleh karena
itu, proses adibatik memainkan peranan sangat penting dalam teknik mesin.
Proses isochoric
Jika suatu zat mengalami proses dalam mana volumenya tidak berubah, prosesnya
disebut proses isochoric. Naiknya tekanan dan suhu akibat pengaliran panas masuk ke dalam
suatu zat yang berada dalam sebuah ruang yang tidak dapat memuai merupakan salah satu
contoh proses isochoric. Jika volum zat itu tidak berubah, tidak akan ada usaha dan karena
itu, berdasarkan hukum pertama,
Q = U2 - U1.
atau semua panas yang ditambahkan terpakai untuk menambah energi dalam. Kenaikan suhu
dan tekanan yang mendadak yang menyertai ledakan uap bensin dan udara di dalam sebuah
motor bensin, dari segi matematika dapat dianggap seolah-olah terjadi penambahan panas
isochoric.
Proses isobarik
Sebuah proses dinamai proses isobarik, jika di dalam proses tersebut besarnya
tekanan adalah konstant.
Kita tinjau sekarang perubahan fasa daripada m gram cairan menjadi uap pada
tekanan dan temperatur yang konstant. Jika Vl adalah volume cairan dan Vuadalah volume
uap, maka kerja yang dilakukan di dalam perubahan fasa tersebebut jika p adalah tekanan,
adalah:
W = p[Vl - Vu]
Jika L adalah panas penguapan, maka panas yang perlu adalah:
11

Q =m L
Dari hukum pertama termodinamika diperoleh:
M L =(Uu - U l) + p (Vl - Vu)
Di dalam persamaan tersebut, Uu adalahh energi daripada sistem di dalam fasa uap
dan Ul adalah energi daripada sistem di dalam fasa cair.
Proses isotermik
Proses isotermik terjadi pada suhu konstan. Supaya suhu suatu sistem betul-betul tetap
konstan, perubahan pada koordinat-koordinat lainnya harus berlansung perlahan-lahan, dan
haruslah ada panas berpindah. Pada umumnya besaran Q, W, atau U2 U1 nol, ada dua bahan
sempurna yang energi dalamnya bergantung hanya pada suhu, yaitu gas yang sempurna dan
kristal paramagnet yang sempurna. Apabila zat-zat ini mengalami proses isotermik, energi
dalamnya tidak akan berubah, dan oleh oleh karena itu
Q=W
Ekspansi bebas
Untuk proses yang mengalami ekspansi bebas, maka
Q = 0, w = 0,
Sehingga menurut hukum pertama termodinamika, maka di peroleh:
U1 = U2,
Yakni bahwa energi mula-mula adalah sama dengan energi akhir.
Perumusan matematis hukum pertama termodinamika tersebut mengandung tiga idea
yang berkaitan:
1. Keberadaan fungsi energi-dalam
2. Prinsip kekekalan energi
3. Definisi kalor sebagai energi dalam perpindahan yang ditimbulkan perbedaan
temperatur.

2) Hukum kedua termodinamika


Bunyi hukum kedua termodinamika yaitu panas akan mengalir dari temperatur tinggi ke
ke daerah yang temperatunya lebih rendah.
Pernyataan Kelvin-Planck mengenai hukum kedua termodinamika.
Bunyi hukum kedua termodinamika yang telah dirumuskan oleh para ahli dalam
beberapa cara. Pernyataan Kelvin yang asli ialah: Dengan memakai bahan mati tidaklah
mungkin kita membuat pengaruh mekanis dari bagian mana pun dari bahan dengan
12

mendinginkannya di bawah temperatur terdingin dari bendayang mengelilinginya. Menurut


pernyataan Planck: kita tidk mungkin membuat mesin yang bekerja dalam daur lengkap
yang tidak dapat menghasilkan sesuatu selain mengangkat benda mendinginkan suatu tandon
kalor. Kita dapat menggabungkan kedua pernyataan ini menjadi satu pernyataan setara yang
selanjutnya yang disebut pernyataan hukum kedua termodinamika menurut Kelvin-Planck,
yaitu:
Tidak ada proses yang bisa berlansung yang hasilnya tidak lain hanyalah penyerapan
kalor dari suatu tandon dan engkonversikan kalor ini menjadi kerja.
Efisiensi dari sebuah mesin adalah:
E=

T 1T 2
T1

Di dalam rumus tersebut T1 adalah panas yang dimasukkan dan T2 adalah panas yang
dikeluarkan, seperti yang diperlihatkan di dalam diagram berikut:
Mesin
Panas yang masuk T1

panas yang keluar T2

Contoh :
1. Efisiensi daripad sebuah mesin adalah 40 %. Jika temperatur daripada reservoir
adalah T1 dan temperatur yang keluar adalah T2 = 500 C, tentukan T1 ?
Jawab:
Efisiensi daripada mesin adalah:
T 2T 1
E=E=
x 100 %
T2
Karena: T1 = 500 C =3230 K,
Maka :

T 2323
T2

x 100 % = 40 %

Atau: 10 T2 3230 = 4,0 T2,


Sehingga: -6 T2 = -3230,
Yang berarti bahwa: T2 = 538,30 K,
Atau: T2 = 265,30 C.
Jika hukum kedua ini tidak benar, kita akan dapat menjalankan kapal uap menyebrangi
lautan dengan mengambil kalor dari lautan itu atau membangun instalasi daya dengan
mengambil kalor dari udara sekelilingnya. Kita harus menyadari bahwa ketakmungkinan ini
13

tidak melanggar hukum pertama termodinamika. Memang benar, lautan dan udara sekeliling
kita mengandung energi internal yang berjumlah sangat besar,yang pada dasarnya dapat
diambil dalam bentuk aliran kalor. Tidal ada sesuatu pun yang terkandung dalam pertama
yang menghalangi kemungkinanan pengkonversian kalor ini sepenuhnya menjadi kerja. Jadi,
hukum kedua bukan merupakan akibat dari hukum pertama, tetapi hukum ini berdiri sendiri
sebagai hukum alam yang terpisah, yang mengacu pada suatu segi alam yang berbeda dari
yang dipandang oleh hukum pertama. Hukum pertama menolak kemungkinan untuk
menciptakan atau memusnakan energi; hukum kedua menolak kemungkinan untuk memakai
energi dari suatu cara khusus. Mesin yang menciptakan energunya sindiri, sehingga
melanggar hukum pertama disebut mesin yang bergerak abadi jenis pertama. Suatu mesin
yang memakai energi internal hanya dari satu tandon kalor, sehingga melanggar hukum
kedua, disebut mesin yang bergerak abadi jenis kedua.
2.5 Pengertian Gelombang
Gelombang adalah osilasi yang berpindah, tidak membawa materi bersamanya.
Gelombang dapat begerak melintasi jarak jauh,tetapi medium (air atau tali) itu sendiri hanya
bisa bergerak terbatas. Dengan demikian, walaupun gelombang bukan merupakan materi,
pola pola gelombang dapat merambat pada materi. Sebuah gelombang terdiri dari osilasi
yang bergerak tanpa membawa materi bersamanya.
Gelombang membawa energi dari suatu tempat ke tempat lain. Energi diberikan ke
gelombang air, misalnya, oleh batu yang dilemparkan ke air, atau oleh angin di laut lepas.
Semua bentuk gelombang merambat membawa energi.
Gelombang dibentuk dari satu lonjakan gelombang atau pulsa. Satu pulsa dapat dibentuk
pada tali dengan gerak tangan ke atas-bawah dengan cepat. Sumber pulsa gelombang yang
berjalan adalah sebuah gangguan, dan gaya kohesi antara potongan- potongan tali yang
bersisian menyebabkan pulsa merambat sepanjang tali. Gelombang di media yang lain dibuat
dan disebarkan dengan cara yang sama.
Gelombang kontinu atau periodik mempunyai sumber gangguan yang kontinu dan
berosilasi; yaitu sumbernya adalah getaran atau osilasi.

amplitudo

14

lembah
Dengan demikian sumber gelombang apa saja adalah getaran. Dan getaran-lah yang tersebar
dan merupakan gelombang. Jika sumber bergetar secara sinusoidal pada GHS, maka
gelombang itu sendiri-jika mediumnya elastis sempurna akan terbentuk sinusoidal pada
ruang dan waktu.
1. Pada ruang : jika anda mengambil foto gelombang yang tersebar melalui ruang pada
satu waktu tertentu, gelombang akan terbentuk fungsi sinus atau cosinus.
2. Pada waktu : jika anda melihat gerak medium di satu tempat selama periode waktu
yang lama misalnya, jika anda melihat di antara dua tiang yang letaknya berdekatan
di dermaga atau melihat keluar jendela kapal sementara gelombang air lewat-gerak
atas-bawah pada segmen air yang kecil ituakan merupakan gerak harmonis sederhanaair bergerak ke atas dan ke bawahsecara sinusoidalterhadap waktu.
Titik-titik tinggi pada gelombang disebut puncak, titik-titik rendah disebut lembah.
Amplitudo adalah ketinggian maksimum puncak, atau kedalaman maksimum lembah, relatif
terhadap tingkat normal (atau seimbang). Ayunan total dari puncak sampai ke lembah sama
dengan dua kali amplitudo. Jarak antara dua puncak yang berurutan disebut panjang
gelombang,

. Panjang gelombang juga sama dengan jarak antara dua titik identik mana

saja yang berurutan pada gelombang. Frekuensi (f) adalah jumlah puncak atau siklus lengkap
yang melewati satu titik per satuan waktu. Periode (T) tentu saja, adalah 1/f, dan merupakan
waktu yang berlalu antara dua puncak berurutan yang melewati titik yang sama pada ruang.
Kecepatan gelombang (v) adalah kecepatan dimana puncak gelombang (atau bagan lain
dari gelombang) bergerak. Kecepatan gelombang harus dibedakan dari kecepatan partikel
pada medium itu sendiri.
Sebuah puncak gelombang menempuh jarak satu panjang gelombang, , dalam satu
periode, T. dengan demikian kecepatan gelombang sama dengan
/ T : = / T. kemudian, karena 1/T = f
v=f
Contoh, misalkan sebuah gelombang mempunyai panjang 5 m dan frekuensi 3 Hz.
Karena tiga puncak melewati satu titik per detik, dan puncak-puncak tersebut berjarak 5 m,

15

puncak pertama (atau bagian manapun dari gelombang) harus menempuh jarak 15 m selama
1 s. Jadi lajunya adalah 15 m/s.
Kecepatan gelombang bergantung pada sifat medium dimana ia merambat. Kecepatan
gelombang pada tali yang terentang, misalnya, bergantung pada tegangan tali FT, dan pada
massa tali per satuan panjang, m/L. Untuk gelombang dengan amplitudo kecil, hubungan
tersebut adalah
V=

Ft
m/ L

Contoh: Gelombang yang panjang gelombangnya 0,30 m merambat sepanjang kawat


yang panjangnya 300 m dengan massa total 15 kg. kawat mengalami tegangan 1000 N,
berapa kecepatan dan frekuensi gelombang ini ?
Penyelesaian : dari persamaan diatas, kecepatan adalah

v=

1000 N
=140 m/ s
( 15 kg ) /(300 m)

maka frekuensi adalah


f=v/=

140 m/s
0,30 m

= 470 Hz

Perhatikan bahwa tegangan yang lebih tinggi akan menaikkan baik v maupun f, sementara
kawat yang lebih tebal dan rapat akan memperkecil v dan f.
2.6 Pengertian gelombang berjalan
Gelombang di permukaan air laut, yang terjadi karena adanya angin atau karena angguan
lain, sudah lama kita kenal. Suatu sumber dapat terdengar berkat rambatan gelombang dalam
dalam atmosfir yang memisahkan si pendengar dari sumber tersebut, dan gerak getar
(vibrasi) sumber bunyi itu sendiri adalah apa yang dinama gelombang stasioner. Sifat cahaya
yang dapat kita amati paling jitu dijelaskan berdasarkan teori gelombang dan menurut
pengetahuan kita sifat gelombang cahaya pada dasarnya sama dengan sifat gelombang radio,
gelombang infra merah dan ungu ultra, gelombang sinar-x, dan gelombang sinar gamma.
Bidang ilmu tentang gerak gelombang erat hubungannya dengan bidang ilmu gerak
selaras. Bila gelombang bergerak dalam suatu zat materi, tiap partikel zat itu akan bergetar
terhadap posisi kesetimbangannya.
2.7 Jenis-Jenis Gelombang
16

Gelombang terdiri dari dua jenis yaitu gelombang trasversal dan gelombang longitudinal.
Ketika sebuah gelombang merambat sepanjang sebuah tali, katakanlah, dari kiri ke kanan,
partikel-partikel tali bergerak ke atas dan ke bawah dalam arah transversal (atau tegak lurus)
terhadap gerak gelombang itu sendiri. Gelombang ini disebut gelombang tranversal.
Pada gelombang longitudinal, getaran partikel pada medium adalah sepanjang arah yang
sama dengan gerak gelomban. Gelombang longitudinal dibentuk pada pegas yang terentang
dengan secara bergantian menekan dan meregangkan satu ujung. Hal ini di tujukan pada
gambar di bawah ini dan dapat dibandingkan dengan gelombang transversal.

Gbr. 1. Gelombang Trasversal dan gelombang longitudinal


Serangkaian rapatan dan regangan merambatan sepanjang pegas. Rapatan adalah daerahdaerah dimana kumparan-kumparan mendekat selama sesaat. Regangan(kadang-kadang
disebut penipisan) adalah daerah-daerah dimana kumparan-kumparan menjauh selama sesaat.
Repatan dan regangan berhubungan dengan puncak dan lembah pada gelombang transversal.
Salah satu contoh penting dari gelombang longitudinal adalah gelombang saat di
udara.

Gbr.2. Drum Yang Bergetar


Drum yang bergetar, misalnya secara bergantian menekan dan menipiskan udara
menghasilkan gelombang longitudinal yang merambat di udara di udara, separti pada gambar
di atas. Sementara pada kasus gelombang transversal, setiap bagian medium dimana
gelombang longitudinal lewat, berisolasi pada jarak yang sangat pendek, sementara
gelombang itu sendiri dapat menempuh jarak yang jauh. Panjang gelombang, frekuensi, dan
17

kecepatan gelombang semuanya arti dalam gelombang longitudinal. Panjang gelombang


adalah jarak antara rapatan yang berurutan (atau regangan yang berurutan), dan frekuensi
adalah jumlah tekanan yang melewati satu titik tertentu per detik. Kecepatan gelombang
adalah kecepatan dimana setiap rapatan tampak bergerak; dan besarnya sama dengan hasil
kali panjang gelombang dan frekuensi.
Sifat adiabatik gelombang longitudinal
Seperti kita ketahui, bila suatu fluida dimanpatkan, suhunya akan naik, kecuali kalau panasya
dikeluarkan dengan sesuatu cara. Sebaliknya pemuaian akan disertai penurunan suhu, kecuali
kalau panas dibubuhkan padanya. Jika suatu gelombang longitudinal bergerak maju melalui
sebuah fluida, pada setiap saat daerah yang termampatkan akan lebih panas sedikit dari
daerah yang memuai. Jadi terdapatlah syarat-syarat untuk konduksi panas dari daerah rapat
ke daerah renggang. Jumlah panas yang di hantar per satuan waktu dan per satuan luas
bergantung pada konduktifitas panas fluida itu dan pada jarak antara daerah rapat dengan
daerah renggang di sampingnya (setengah panjang-gelombang). Untuk frekuensi biasa,
katakanlah dari 20 getaran per sekon sampai 20.000 getaran per sekon, dan bahkan untuk
konduktor panas yang terbaik sekalipun, panjang-gelombangnya terlalu besar dan
konduktifitas panas terlalu kecil untuk dapat dikatakan terjadi pengaliran panas. Karena itu
pemampatan dan perenggangan bersifat adiabatik, bukan isotermik.
Dalam rumus kecepatan gelombang longitudinal dalam fluida, c =

B / , modulus

bulk
B didefinisikan berdasarkan hubungan

B=

perubahan tekanan
fraksi perubahan volum

Perubahan volum akibat suatu perubahan suatu tekanan bergantung pada apakah
pemampatanya adiabatik atau isotermik.
2.8 Energi Yang Dibawah Oleh Gelombang
Gelombang membawa energi dari satu tempat ke tempat lain. Sementara gelombang
merambat melalui medium, energi dipindahkan sebagai energi getran dari partikel pada
medium tersebut. Untuk gelombang sinusoidal dengan frekuensi f, partikel bergerak dalam
GHS sementara gelombang lewat, sehingga setiap partikel mempunyai energi E =
di mana A adalah amplitudo geraknya, baik secara trasversal maupun longitudinal.
18

1
2

kA2,

Dengan demikian, kita memiliki hasil yang penting bahwa energi yang dibawah
gelombang sebanding dengan kuadrat amplitudo. Intensitas I sebuah gelombang didefinisikan
sebagai daya (energi per satuan waktu) yang di bawah melintasi daerah yang tegak lurus
terhadap aliran energi:
I=

energi/waktu daya
=
luas
luas

Kaerena energi sebanding dengan kuadrat amplitudo gelombang seperti baru saja kita
lihat, demikian juag halnya dengan intensitas:
I A2.
Jika gelombang mengalir ke luar dari sumber ke semua arah, gelombang tersebut
merupakan gelombang tiga dimensi. Contohnya adalah suara yang merambat di udara
terbuka, gelombang gempa bumi, gelombang cahaya. Jika medium tersebut isotropik (sama
ke semua arah), gelombang dikatakan berbentuk gelombang bola. Sementara gelombang
merambat keluar, energi yang di bawanya tersebar ke area yang makin luas karena
permukaan bola dengan radius r adalah 4 r2. Berarti intensitas gelombang adalah
I=

daya
luas

P
.
4 r2

Jika keluaran daya P dari sumber konstan, maka intensitas berkurang sebagai kebalikan
dari kuadrat jarak dari sumber.
I=

1
.
r2

Jika kita ambil dua titik dengan jarak r1 dan r2 dari sumber, maka I1 = P / 4 r12 dan

I2

= P / 4 r22, sehingga
I=

I 2 r 12
=
I 1 r 22

Dengan demikian, sebagai contoh, jika jarak digandakan (r2/ r1 = 2), maka intensitas
diperkecil sebesar dari nilai sebelumnya: I2/ I1 = (

1
1
)2 =
.
2
4

Amplitudo gelombang juga berkurang terhadap jarak. Karena kerapatan sebanding


dengan kuadrat amplitudo, maka amplitudo A harus mengecil sebesar 1/r sehingga I A2
akan sebanding dengan 1/r2, sehingga,
A

1
.
r

Jika kita ambil lagi dua jarak yang berbeda dari sumber, r2 dan r1, maka:
A2/A1 = r1/r2.
19

Ketika gelombang dua kali lipat lebih jauh dari sumber, amplitudo akan menjadi
setengahnya, dan seterusnya (dengan mengabaikan peredaman yang disebabkan oleh
gesekan).
Contoh:
Jika intensitas gelombang P gempa bumi yang berjarak 100 km dari sumbernya adalah
1,0 x 106 W/m2, berapa intensitas yang jaraknya 400 km dari sumber?
Penyelesaian: intensitas berkurang terhadap kuadrat jarak dari sumber. Dengan demikian,
pada 400 km, intensitas akan menjadi (

1
4

)2 = (

1
) dari nilainya pada 100 km, atau
16

6,2 x 104 W/m2.


Cara lainnya dapat digunakan:
I1 = I1r12/ r22 = (1,0 x 1,0 x 106 W/m2) (100 km)2/ (400 km)2= 6,2 x 104 W/m2.
Situasi ini berbeda untuk gelombang satu dimensi, seperti pada gelombang transversal
pada tali atau pulsa gelombang longitudinal yang merambat pada batang logam tipis yang
serba sama. Luas tetap konstan, sehingga amplitudo A juga tetap konstan (dengan
mengabaikan gesekan). Berarti amplitudo dan intensitas tidak berkurang terhadap jarak.
Pemantulan gelombang
Ketika sebuah gelombang menebarak sebuah penghalang, atau sampai di ujung medium
yang di rambatinya, paling tidak sebagian dari gelombang tersebut terpantul.
Hukum pemantulan gelombang:
sudut pantulan sama dengan sudut datang. sudut datangdidefinisikan sebagai sudut
yang dibuat sinar datang terhadap garis yang tegak lurus terhadap permukaan pantulan (atau
yang dibuat muka gelombang dengan tangen permukaan), dan sudut pantulan adalah sudut
yang sama tetapi untuk gelombang pantulan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Benda yang dianggap tegar dalam bagian sebelumnya (yaitu, menara jembatan,
perangkat pendarat dan garpu) semua berada dalam keseimbangan mekanis.
Hampir semua persoalan mekanika hanya menyangkut benda-benda berukuran kecil
dibandingkan dengan jarak yang dapat memberikan perubahan g yang cukup berarti
maka g boleh dianggap seragam pada selutuh bagian benda. Pusat masa dan pusat
20

gravitasi dapat diambil sebagai titik yang sama. Keberimpitan ini dapat digunakan
untuk menentukan letak pusat masa benda yang bentuknya tidak beraturan secara
eksperimen.
Termodinamika yaitu membahas tentang hukum-hukum perubahan energi dalam
sistem. hukum-hukum termodinamika, yaitu:
1. Hukum pertama termodinamika
2. Hukum kedua termodinamika
Gelombang adalah osilasi yang berpindah, tidak membawa materi bersamanya.
Gelombang dapat begerak melintasi jarak jauh,tetapi medium (air atau tali) itu sendiri
hanya bisa bergerak terbatas. Gelombang terdiri dari dua jenis yaitu gelombang
trasversal dan gelombang longitudinal.
Gelombang terdiri dari dua jenis yaitu gelombang trasversal dan gelombang
longitudinal
3.2 Saran
Saya sangat mengharapkan kritik maupun saran dari semua pihak ataupun pengguna
makalah ini yang bersifat membangun, guna untuk melengkapi ketidaksempurnaan makalah
ini.

DAFTAR PUSTAKA
David, Haliday dan Resnick, Robert.
Fisika edisi ketiga. New York: Institut Politeknik Rensselear
Giancoli.
2001. Fisika Jilid 1 Edisi kelima. Jakarta: Erlangga
MSc. Diono, F, Drs. Dan Wismara, Ms.
1980. Fisika Modern dan Relativitas, Gelombang, Optik, dan Bunyi, Panas dan
Termodinamika. Binacipta: Bandung
21

Sears, Weston, Francis dan Zemanssky, W. Mark.


1982. Fisika Untuk Universitas. Bandung: Binacipta
Zemansky, W. Mark dan Dittman, H. Richard. Terbitan keenam.
Kalor dan Termodinamika. Bandung: ITB

22

Anda mungkin juga menyukai