Anda di halaman 1dari 8

BAB VIII

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL


Sistem pendidikan nasional disusun berlandaskan kepada kebudayaan bangsa
Indonesia dan berdasar pada Pancasila dan UUD 1945 sebagai Kristalisasi nilainilai hidup bangsa Indonesia. Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional
disusun sedemikian rupa, meskipun secara garis besar ada persamaan dengan
sistem pendidikan nasional bangsa lain, sehingga sesuai dengan kebutuhan akan
pendidikan dari bangsa Indonesia yang secara geografis, demografis, historis, dan
kultural berciri khas.
A. Kelembagaan, Program, dan Pengolahan Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat
berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang,
sendangkan Pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada
kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasar kepada pencapaian tujuan
pembangunan nasional Indonesia.
1. Kelembagaan Pendidikan
Berdasarkan UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
kelebagaan pendidikan dapat dilihat dari segi jalur pendidikan dan program serta
pengolahan pendidikan.
a. Jalur Pendidikan
Penyelenggaran Sisdiknas dilaksanakan melalui dua jalur yaitu:
1. Jalur Pendidikan Sekolah
2. Jalur Pendidikan Luar Sekolah
b.Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan sekolah dilaksanakan secara berjenjang yang yang terdiri
atas :
1. Jenjang Pendidikan Dasar
2. Jenjang Pendidikan Menengah
3. Jenjang Pendidikan Tinggi
2.Program dan Pengelolaan Pendidikan
a. Jenis Program Pendidikan

Program pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas beberapa
macam, yaitu:
1. Pendidikan Umum
2. Pendidikan Kejuruan
3. Pendidikan Luar Biasa
4. Pendidikan Kedinasan
5. Pendidikan Keagamaan
b. Kurikulum Program Pendidikan
1) Krikulum Nasional
Tujuan pendidikan nasional dinyatakan di dalam UU RI No. 2 Tahun 1989
Pasal 3, yaitu:
a) Terwujudnya bangsa yang cerdas.
b) Manusia yang utuh, beriman, dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
c) Berbudi pekerti luhur.
d) Terampil dan berpengatahuan.
e) Sehat jasmani dan rohani.
f) Berkepribadian yang mantap danmandiri.

g) Bertanggung

jawab

pada

kemasyarakatan

dan

kebangsaan

Tujuan Instruksional

Soedijarto menamakan butir 1 sampai 4 sebagai kirikulum nasional,


sedangkan butir 5 sebagai implementasi kurikulum yang dianggap menjadi
tanggung jawab guru dan kepala sekolah.
Mengenai isi kurikulum nasional di dalam UU RI No. 2
Tahun 1989 Pasal 30 Ayat 1 dinyatakan: Isi kurikulum merupakan susun
bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan
pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan
pend. Nasional.

Ayat 2 menyatakan bahwa isi kurikulum setiap jenis jalur


dan jenjang pendidikan wajib memuat:
a) Pendidikan Pancasila
b) Pendidikan Agama
Pendidikan Kewarganegaraan
Ayat 3 menyatakan bahwa isi kurikulum pendidikan dasar memuat
sekurang-kurangnya bahan kajian dan pelajaran tenteng:
1) Pendidikan Pancasila
2) Pendidikan Agama
3) Pendidikan Kewarganegaraan.
4) bahasa Indonesia
5) Membaca dan Menulis
6) Matematika
7) Pengantar sains dan teknologi
8) Ilmu Bumi
9) Sejarah Nasional dan Sejarah Umum
10) Kerajinan Tangan dan Kesenian
11) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
12) Menggambar dan
13) Bahasa Inggris
Kemudian Pasal 38 Ayat 2 menyatakan: Kurikulum yang berlaku
secara nasional ditetapkan oleh menteri, atau menteri lain , atau pimpinan
lembaga pemerintahan nondepartemen berdasarkan pelimpahan wewenang
dari menteri.
Dari uraian diatas menjadi jelas bahwa yang dimaksud kurikulum nasional
itu adalah kurikulum yang mengandung ciri-ciri sbb:
Diberlakukan sama pada setiap macam satuan pendidikan di seluruh
Indonesia.
Ditetapkan oleh pemerintah
Tujuannaya untuk menggalang kesatuan nasional dan pengendalian mutu
pendidikan secara nasional.

2) Kurikulum Muatan Lokal


a. Latar belakang
Kenyataan menunjukan bahwa setiap daerah di wilayah tanah air
Indonesia memiliki ciri khas mengenai adat istiadat, tata cara dan tata krama
pergaulan, kesenian, bahasa, lisan maupun tulisan, kerajinan dan nilai-nilai
kehidupannya masing-masing. Bahkan karena keanekaragamannya itu bukan saja
mengenai kebudayaannya, melainkan juga kondisi alam dan lingkungan sosialnya.
Keanekaragaman budaya,lingkungan sosial, dan kondisi alam itu merupakan
kekayaan hidup bangsa Indonesia, oleh karena itu perlu dilestarikan dan
dikembangkan melalui upaya pendidikan. Karena itu program pendidikan sekolah
harus bermuatan lokal, yang akan memelihara jalinan antara sekolah dengan
lingkungannya. Kenyataannya sampai dengan tahun 80-an kurikulum disusun
seluruhnya secara terpusat dan tidak memberi peluang untuk dijalinnya muatan
lokal yang beraneka ragam yang mencerminkan kekhasan daerah.
Kesungguhan pemerintah dalam merealisasikan pemikiran mengenai
muatan lokal, yang dimulai pada sekolah dasar, diwujudkan dalam Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0412/U/1987 Tanggal 11 Juli 1987
tentang Penerapan Muatan Lokal Sekolah Dasar.
Kemudian disusul dengan penjabaran pelaksanaannya dalam keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar Menengah No. 173/C/Kep/M/87 Tanggal 7 Oktober
1987.
b. Pengertian Muatan Lokal
Gambaran muatan lokal dalam Lampiran Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan muatan lokal
adalah program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan
lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan
daerah.
c. Tujuan Muatan Lokal
Dalam hubungan dengan kepentingan nasional, muatan lokal berfungsi
sebagai berikut.

1) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang khas daerah.


2) Mengubah nilai dan sikap masyarakat terhadap lingkungan ke arah yang
positif.
Sedangkan dari kepentingan peserta didik muatan lokal dapat berfungsi sebagai
berikut.
1) Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap lingkungan (lingkungan
alam,sosial, dan budaya).
2) Mengakrabkan peserta didik dengan lingkungannya sehingga meraka
tidak asing dengan lingkungannya.
3) Menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari untuk
memecahkan masalah yang ditemukan di lingkungan sekitarnya.
4) Memanfaatkan sumber belajar yang kaya yang terdapat di lingkungannya.
5) Mempermudah peserta didik menyerap materi pelajaran.
d.Cara Pengaplikasian Muatan Lokal (ML) ke dalam Kurikulum
Pada dasarnya, pengaplikasian muatan lokal ke dalam kurikulum ada dua
macam, yaitu:
1) Dilihat dari unit mutan lokal (lingkungan mutan lokal besar atau kecil)
2) Dilihat dari proses memadukan muatan lokal ke dalam kurikulum
e. Cara Merancang Pengajaran
Faktor Penghambat dan Penunjang Pelaksanaan Muatan
Lokal

Faktor Penghambat
1) Sifat dari pelajaran ML itu sendiri sebagian besar memberi tekanan pada
pembinaan tingkah laku efektif dan psikomotor.
2) Dilihat dari segi ketenagaan, pelaksanaan

ML

memerlukan

pengorganisasian secara khusus karena melibatkan pihak-pihak lain selain


sekolah.
3) Dilihat dari segi proses belajar mengajar, pelaksanaan ML menggunakan
pendekatan keterampilan proses dan CBSA.
4) Sistem ujian akhir dan ijazah yang diselenggarakan di sekolah-sekolah
umumnya masih menciptakan iklim pengajaran yang membarikan tekanan
lebih pada pelajaran akademik, sedangkan pelajaran-pelajaran yang

memberikan bekal praktis kepada peserta didik (seperti pendidikan


keterampilan) dianggap bersifat fakulatif.
5) Sarana penunjang tertentu bagi pelaksanaan ML secara optimal
kebanyakan tidak dimiliki oleh sekolah, dan mungkin juga tidak tersedia
di masyarakat.

Faktor Penunjang
1) Adanya keinginan dari kebanyakan peserta didik untuk cepat memperoleh
bekal kerja dan pekerjaan apa pun yang membawa hasil.
2) Materi ML yang dapat dijadikan sasaran belajar cukup banyak tersedia
baik macamnya maupun penyebarannya di semua daerah, sehingga
penentuan daerah perintisan maupun tidak diseminasinya tidak sulit.
3) Ketenagaan yang bervariasi (lintas sektoral, narasumber) yang
partisipasinya

dapat

menunjang

dan

dapat

dilibatkan

dalam

penyelenggaraan ML tidak sulit ditemukan pada semua daerah/lokasi.


4. Adanya materi ML yang sudah tercantum sebagai materi kurikulum dan
sudah dilaksanakan secara rutin, hanya tinggal pembenahan efektifitasnya
yang perlu ditingkatkan (misalnya pelajaran bahasa dearah).
5. Media masa khususnya media komunikasi visual seperti TV, dan video
sudah tidak sulit untuk dimanfaatkan guna penyebaran informasi beruoa
contoh-contoh model pelaksnaan ML yang berhasil, dengan demikian ide
tentang ML lebih cepat memasyarakat.

A. Upaya Pembangunan Pendidikan Nasional


1) Jenis Upaya Pembaruan Pendidikan
Pembaruan yang terjadi meliputi, sebagai berikut.
a)
b)
c)
d)

Pembaruan Landasan Yuridis


Pembaruan Kurikulum
Pembaruan Pola Masa Studi
Pembaruan Tenaga Kependidikan

2) Dasar dan Aspek Legal Pembangunan Pendidikan Nasional


Dasar dan aspek legal pembangunan pendidikan nasional berupa ketentuanketentuan yuridis yang menjadi dasar, acuan, serta mengatur penyelenggaraan
sistem pendidikan nasional, seperti Pancasila, UUD 1945, GBHN, UU organik
pendidikan, peraturan pemerintah, dan lain-lain.
Selanjutnya UUD 1945 dituangkan ke dalam TAP MPR tentang GBHN
khususnya bidang pendidikan. Dalam TAP MPR No. IV/MPR/1973 s.d TAP MPR
RI No. II/MPR 1993 dengan jelas dikemukakan program umum pembaruan dan
pembangunan pendidikan. Di dalam semua ketetapan itu terlihat adanya
kesinambungan yang mencakup proram utama pembangunan pendidikan, yaitu:
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Perluasan dan pemerataan kesempatan mengikkuti pendidikan


Peningkatan mutu pendidikan
Peningkatan relevansi pendidikan
Peningkatan efisiensi dan efektifitas pendidikan
Pengembangan kebudayaan
Pembinaan generasi muda.

Keenam macam program pokok sebagai kebijakan pembangunan sistem


pendidikan tersebut sejalan dengan UUD1945, yakni bahwa pembangunan
bermaksud mewujudkan cita-cita kemerdekaan yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa agar tercipta kesejahteraan umum, dan dapat ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Program pokok pembangunan pendidikan yang dinyatakan dalam GBHN
tersebut juga memberi pedoman bagi upaya merealisasikan Pasal 31 dan Pasal 32
UUD 1945 yakni bahwa:
Tiap-tiap warga negara mendapat pengajaran.
Pemerintah mengusakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran
nasional.
Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai