Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Hasil Pengamatan


- Massa garam

= 15 gram

- Massa aquadest

= 50 gram

- Massa minyak

= 225 gram

- Massa NaOH

= 75 gram

- Massa SLS

= 1 gram

- Massa sabun

= 232,2 gram

- BM minyak

= 890 gram/mol

- BM NaOH

= 40 gram/mol

- BM sabun

= 306 gram/mol

- BM gliserol

= 92 gram/mol

Reaksi Safonifikasi :
(C7H35COO)3 + 3 NaOH
Minyak nabati

basa kuat

3 C17H35COONa + C3H5(OH)3
sabun

gliserol

Diagram Alir Pembuatan Sabun :


Minyak Sayur

Dipanaskan di

225 gr

waterbath

Ditambah
NaOH 75 gr

T = 80 0C

Dicampur, lalu
diaduk homogen
sampai 85 oC +
bahan pewarna,
SLS, parfum

Aquadest + Garam

Dipanaskan di

50 gr + 15 gr

pemanas
T = 80 0C

Setelah dingin
Gliserol dan
Sabun terpisah

Berat Sabun
= 232,2 gr

Berat Gliserol
= 0 gr

4.2 Pengolahan Data


4.2.1 Perhitungan Secara Teori
massa minyak
225 gr

0,253 mol
BM minyak
890 gr/mol

Mol minyak

Mol NaOH

75 gr
Massa NaOH

1,875 mol
BM NaOH
40 gr/mol

(C7H35COO)3 + 3 NaOH

3 C17H35COONa + C3H5(OH)3

4.2.1.1 Menentukan Limitting Reaktan ( Reaktan Pembatas ) :


Mol minyak

Mol NaOH

mol
0,253 mol

0,253 mol
koefisien
1

mol
1,875 mol

0,625 mol
koefisien
3

(C7H35COO)3 + 3 NaOH
m : 0,253

3 C17H35COONa + C3H5(OH)3

1,875

r : 0,253

0,759

0,759

0,253

s :

1,116

0,759

0,253

4.2.1.2 Reaktan yang Bereaksi :


Minyak Jelantah
= Mol bereaksi x BM =
NaOH
= Mol bereaksi x BM =

0,253 mol x 890 gr/mol = 225,17 gr


0,759 mol x 40 gr/mol = 30,36 gr

4.2.1.3 Reaktan yang Bersisa dan Produk yang Dihasilkan :


Minyak Jelantah
NaOH
Sabun
Gliserol

=
=
=
=

0
1,116 mol x 40 gr/mol
0,759 mol x 306 gr/mol
0,253 mol x 92 gr/mol

= 44,64 gr
= 232,254 gr
= 23,276 gr

Tabel Material Balance Secara Teori


NO

Input
Gr
225

Nama Zat

%
61,4

Output
Gr
-

%
-

Minyak Jelantah

NaOH

75

20,4

44,64

12,19

Aquadest

50

13,6

50

13,6

Garam

15

4,09

15

4,09

SLS

0,27

0,27

Sabun

232,254

63,4

Gliserol

23,276

6,35

366

Jumlah

100

366,17

100

4.2.2 Perhitungan secara Praktek


Massa sabun
Mol sabun

= 232,2 gr
232,2 gr
massa sabun

0,758 mol
BM sabun
306 gr/mol

Mol minyak

Mol NaOH

massa minyak
225 gr

0,253 mol
BM minyak
890 gr/mol

75 gr
Massa NaOH

1,875 mol
BM NaOH
40 gr/mol

(C7H35COO)3 + 3 NaOH

3 C17H35COONa + C3H5(OH)3

m:

0,253

1,875

r :

0,252

0,758

0,758

0,252

s :

0,001

1,117

0,758

0,252

Reaktan yang Bereaksi

4.2.2.1

Minyak

= Mol reaksi x BM = 0,252 mol x 890 gr/mol = 224,28 gr

NaOH

= Mol reaksi x BM = 0,758 mol x 40 gr/mol

30,32 gr

Reaktan yang Bersisa dan Produk yang Dihasilkan

4.2.2.2

Minyak

= 0,001 mol x 890 gr/mol

0,89 gr

NaOH

= 1,117 mol x 40 gr/mol

44,68 gr

Sabun

= 0,758 mol x 306 gr/mol

231,948 gr

Gliserol

= 0,252 mol x 92 gr/mol

23,184 gr

Tabel Material Balance secara Praktek


NO

Nama Zat

Input

Output

Minyak Jelantah

Gr
225

%
61,4

Gr
0,89

%
0,242

NaOH

75

20,4

44,68

12,184

Aquadest

50

13,6

50

13,635

Garam

15

4,09

15

4,090

SLS

0,27

0,272

Sabun

231,948

63,252

Gliserol

23,184

6,322

Jumlah

4.2.3

366

100

Persen Konversi

4.2.3.1 Persen Konversi Minyak


% konversi

massa yang bereaksi


x 100 %
massa mula - mula

30,32
x 100 %
75

366,702

100

99,68 %

4.2.3.2 Persen Konversi NaOH


% konversi

massa yang bereaksi


x 100 %
massa mula - mula

224,28
x 100 %
225

40,42 %

4.2.4

Persen Yield

4.2.4.1 Persen Yield Sabun


% yield

massa yang dihasilkan


x 100 %
massa yang seharusnya dihasilkan

231,948
x 100 %
232,254

99,86 %

4.2.4.2 Persen Yield Gliserol


% yield

massa yang dihasilkan


x 100 %
massa yang seharusnya dihasilkan

23,184
x 100 %
23,276
99,60 %

BAB V
PEMBAHASAN

Saponifikasi atau penyabunan merupakan salah satu reaksi ester yang mudah
dipelaajari. Ester yang bereaksi dengan basa menghasilkan garam karboksilat dan
alkohol. Apabila ester yang kita reaksikan dengan basa adalah gliserida yang biasanya

gliseril tripalmitat dan gliseril tristearat, maka garam karboksilat disebut sabun dan
reaksinya ini disebut saponifikasi.
Sabun yang dihasilkan pada percobaan ini berupa natrium karboksilat yang
dibuat dari caustic soda yang disebut sabun keras atau dikenal dengan sabun cuci.
Pada saat praktikum, pembentukkan sabun yang diperoleh adalah sekitar 232,2 gr.
Sabun dengan seberat ini sangatlah sesuai dengan berat bahan-bahan yang digunakan
karena dari perhitungan dan persen konversi yang dihasilkan didapat hasil yang
cukup memuaskan yang mendekati 100 % walaupun tidak mungkin sepenuhnya dari
bahan-bahan tersebut terkonversi 100 %, yaitu sekitar 99,68 %. Hasil yang didapat ini
dimungkinkan karena dalam melakukan praktikum, kami melakukan prosedur dengan
baik mulia dari penimbangan, pemanasan, sampai pengadukan. Untuk pengadukan
sendiri dilakukan searah karena mempengaruhi kualitas sabun yang akan dihasilkan.
Perlu diperhatikan juga di dalam proses pengadukan, tidak boleh berhenti.
Pengadukan harus dilakukan terus menerus sehingga campuran antara minyak
jelantah, NaOH, larutan garam, pewarna serta pengharum dapat tercampur secara
homogen sehingga dapat meningkatkan jumlah sabun yang terbentuk.
Gliserol mengandung tiga gugus OH-, sehingga akan mengikat dengan tiga
molekul asam. Dalam reaksi penyabunan biasanya digunakan lemak yang merupakan
gliserida yang terbentuk dari gliserol dan asam-asam yang jenuh. Pada percobaan ini
kita menggunakan minyak nabati yang merupakan gliserida yang terbentuk dari
gliserol dan asam-asam tak jenuh. Rantai alkil pada minyak nabati mengandung
ikatan tak jenuh sehingga mudah mengalami adisi. Minyak yang teradisi ini disebut
minyak tengik. Itulah sebabnya sabun yang dihasilkan dalam percobaan mengandung
bau. Untuk menguranginya diperlukan penambahan parfum yang cukup banyak.
Gliserida merupakan ester-ester dari asam dan gliserol.
Pemberian garam pada pembuatan sabun mempunyai manfaat agar
memudahkan dalam pembentukan larutan yang lebih kental. Hal ini untuk
mempercepat pembentukan sabun karena dibutuhkan larutan yang kental sehingga
nanti setelah didinginkan, larutan tersebut akan mengeras dan akan menjadi sabun

keras. Pemberian parfum pada percobaan ini dimaksudkan juga agar sabun yang
dihasilkan nanti akan wangi sehingga akan lebih nyaman dipakai. Parfum yang
ditambahkan sebaiknya tidak mengandung alkohol, karena memungkinkan akan
bereaksi membentuk ester.
Untuk busa, dipakai SLS (Sodium Lauric Sulfat). Pemakaian yang hanya
sebanyak 1 gr untuk menghindari berlebihannya busa sabun karena busa yang terlalu
banyak pada sabun, sebenarnya sangatlah tidak bagus pada pemakaian dengan banyak
air. Busa yang banyak hanya akan efektif pada pemakaian dengan sedikit air karena
busa yang banyak dibutuhkan untuk mengikat kotoran, seperti pada pencucian karpet.
Agar tidak terjadi kesalahan pada percobaan ini, sebaiknya minyak nabati
sebelum dicampurkan dengan larutan NaOH terlebih dahulu dididihkan sampai
temperatur 80oC, setelah itu baru dicampurkan dengan larutan NaOH. Hal seperti ini
dilakukan karena NaOH yang dilarutkan sudah dalam kondisi panas. Agar efiseien,
maka saat dicampurkan keduanya harus dalam kondisi panas agar cepat bereaksi dan
tidak perlu adaptasi terlebih dahulu. Selain itu, larutan garam ini berfungsi untuk
memisahkan sabun dari hasil sampingannya, yaitu gliserol, biasanya dipisahkan
dengan cara distilasi dan sabun dengan penyaringan. Kemudian sabun yang masih
kotor dimurnikan dengan cara pengendapan dengan berulang-ulang kali. Namun hal
tersebut tidak kami lakukan karena tidak adanya alat.
Untuk menghindari kesalahan ketika melakukan percobaan, maka harus
diperlukan ketelitian dalam menimbang bahan yang akan digunakan dalam percobaan
safonifikasi ini serta alat yang digunakan tidak terkontaminasi dengan bahan kimia
lain sehingga tidak mempengaruhi kualitas sabun yang akan dihasilkan di akhir
percobaan.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
1.

Penyabunan (safonifikasi) merupakan salah satu reaksi ester.

2.

Safonifikasi adalah proses hidrolisa asam alkanoat (lemak) dengan


menggunakan larutan basa kuat yang membentuk sabun dan alkohol.

3.

Penyabunan dengan basa NaOH akan menghasilkan sabun berupa natrium


karboksilat yang disebut sabun keras dan dikenal dengan nama sabun cuci.

4.

Persen konversi yang didapat dalam percobaan ini adalah 98,68 %.

5.

Sabun dibagi menjadi 3 : sabun lunak, sabun cair, dan sabun padat.

6.2. Saran
1.

Pendidihan dan pengadukan harus dilakukan dengan maksimal untuk


membentuk reaksi yang sempurna sehingga didapat sabun yang optimal.

2.

Pengadukan yang dilakukan sebaiknya searah.

DAFTAR PUSTAKA

E. S. Henderson. 1984. Chemistry Today. Macmilan,


Fessenden, Ralph J., & Fessenden, Joan.S. 1994. Kimia Organik Jilid 2. Penerbit
Erlangga, Jakarta

James. General Chemistry, Principles and Structure, Third Edition. New York
Louis. 1978. Chemistry Made Easy. Del, New York
P. Critchlow. 1982. Basic Chemistry. Macmilan, London

LAMPIRAN
GAMBAR ALAT

Beker Gelas

Gelas Ukur

Garam
Parfum

Dapur

Minyak Jelantah

Pemanas Mantel

Magnetic Stirrer

Anda mungkin juga menyukai