Anda di halaman 1dari 7

Proses Produksi Pertalite

Berdasarkan sumber dari Pertamina selaku Direktur pemasaran


Pertamina, nama Pertalite berasal dari kata Lite yang berarti ringan.
Dalam kandungan zat telah ditambahi semacam zat aditif yang bisa
membantu kebersihan engine, bahan bakar baru pertamina ini akan
membuat peforma mesin lebih baik.
Pertalite hadir akibat dari tidak seimbangnya harga minyak
dunia.Tim Harga Minyak Indonesia mencatat kenaikan harga minyak
mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada Mei 2015 sebesar
US$ 4,28 dari US$ 57,58 menjadi US$ 61,86 per barel. Hal ini
menyebabkan masyarakat meminta sesuatu dari pihak pemerintah,
dan pemerintah menerbitkan suatu inovasi yang bernama pertalite.
Pertalite hadir juga dikarenakan karena ketidakmampuan pemerintah
untuk memenuhi kebutuhan minyak masyarakat sehingga Pemerintah
Indonesia harus banyak mengimpor minyak dari luar negeri.
Saat ini cadangan minyak bumi Indonesia 8,3 milyar barel dimana
4,3 milyar barel terbukti dan 4 milyar barel potensial. Hal tersebut
menyebabkan dengan semakin bertambahnya permintaan minyak,
produksi minyak dalam negeri tidak mampu memenuhi permintaan
yang ada. Ketidakmampuan Indonesia dalam memenuhi permintaan
inilah yang menyebabkan Indonesia mengimpor minyak dari luar
negeri.
Tercatat bahwa Indonesia akan mengimpor minyak sebanyak 300
juta barel sepanjang tahun 2015. Impor tersebut terdiri dari produk
kilang pertamax, premium, avtur dan solar 200 juta barel, sedangkan
minyak mentah sekitar 100 juta barel.Untuk 2015 porsi minyak
mentah yang diolah pada kilang Pertamina, 64 persen dari dalam
negeri dan 36 persen dari impor atau sekitar 306 ribu barel per hari
(bph). Kurang lebih 9 juta barel per bulan.
Namun

pemerintah

tidak

mengharapkan

dengan

hadirnya

pertalite, masyarakat akan beralih memakai pertalite melainkan

pemerintah

berharap

masyarakat

akan

menggunakan

pertamax

sebagai pengganti premium dan premium itu sendiri akan dihapuskan


dalam jangka waktu 2 tahun kedepan.Pertalite juga belum tentu akan
menjadi

senjata

ampuh

bagi

masyarakat

untuk

mengganti

penggunaan premium. Alasan pemerintah bahwa premium tidak


ramah lingkungan sehingga diganti dengan pertalite, maka harus bisa
dibuktikan premium telah merusak lingkungan, karena BBM itu sudah
digunakan sejak puluhan tahun oleh rakyat di NKRI.

A. Pengaruh Hadirnya Pertalite Bagi Masyarakat


Dari

hadirnya

pertalite

menyebabkan

dua

pengaruh

yaitu

pengaruh positif dan pengaruh negatif bagi masyarakat. Berikut


beberapa pengaruh dari segi positif dan negatif.

a) Pengaruh Positif

Kualitas
Kadar oktan premium yang hanya 88 secara teknis, tentu
saja hanya akan cocok untuk beberapa jenis kendaraan dengan
kompresi di bawah 9,0:1. Maka dari itu kendaraan dengan
kompresi mesin di atas 9,0 dan kemudian di isi dengan
menggunakan

premium,

maka

akan

mengalami

perubahan

kualitas performa.
Pertalite hadir dengan oktan 90-91, memberikan alternatif
bahan bakar yang jauh lebih baik. Dan kelebihan yang dihasilkan
oleh pertalite akan memberikan kualitas ruang bahan bakar yang
baik dan bersih. Selain itu, oktan yang sesuai dengan kompresi
mesin akan membuat tarikan kendaraan jadi lebih ringan.

Beban Impor

Pemerintah Indonesia memiliki masalah yang sampai kini


masih belum bisa diselesaikan, yaitu adalah masalah mengenai
beban impor dari premium yang sangatlah besar. Itulah kenapa
pemerintah seringkali menanggung beban impor yang cukup
besar, sehingga menuntut kebutuhan subsidi yang juga cukup
besar. Dan kemungkinan pertalite akan memberikan potensi
besar untuk mengurangi beban impor.
Pada saat ini

kapasitas kilang premium di dalam negeri

hanya mampu untuk memasok tidak lebih dari 40 persen dari


kebutuhan, terutama bahan bakar premium. Sementara impor
mencapai 60 persen. Dan pertalite diyakini bisa mengurangi
kebutuhan impor tersebut.

Alternatif
Secara performa dan kebutuhan, oktan 92 memang jadi
alternatif terbaik bagi banyak kendaraan dengan spesifikasi
kompresi mesin 9,0:1 ke atas. Karena pertamax sendiri juga jadi
salah satu bahan bakar yang punya kadar oktan setara dan punya
standar luar negeri.
Sementara di sisi lain, kebutuhan bahan bakar yang
terjangkau, meskipun dengan selisih ratusan rupiah saja akan
sangat mempengaruhi kemampuan ekonomis masyarakat yang
menengah ke bawah. Pertamax memiliki harga yang lebih mahal
dari

premium.

Pertalite

memiliki

harga

yang

lebih

murah

dibandingkan dengan pertamax, namun cukup untuk memenuhi


standart EURO 4 bagi kendaraan.

Produk Dalam Negeri


Beberapa SPBU di kota-kota besar seperti Surabaya dan

Jakarta milik Pertamina jadi dipandang sebelah mata oleh


masyarakat menengah ke atas, terutama para pemilik mobil

mewah yang lebih mengandalkan SPBU yang berasal dari luar


negeri. Yang dianggap memiliki kualitas lebih baik.
Sementara

itu,

Pertalite

memberikan

peluang

bagi

masyarakat menengah untuk membuktikan bahwa kualitas bahan


bakar yang satu ini punya kesetaraan dan keseimbangan bagi
masyarakat. Selain itu, kebanggaan bagi masyarakat Indonesia
memiliki produk yang bisa dibanggakan di dalam negeri sendiri.

Dependensi
Kenaikan dan penurunan harga dari premium seringkali

membuat

masyarakat

kebingungan

saat

kelas

terjadi.

menengah
Masyarakat

ke

bawah

tersebut

jadi

seperti

mencemaskan bahan bakar dengan oktan 88 tersebut. Pada


akhirnya premium akan tergantikan oleh pertamax.
Keberadaan premium bagi masyarakat yang sehari-harinya
menggunakan
premium

premium

harus

otomatis

digantikan

dan

akan

keberatan

kemudian

jika

langsung

saat

diganti

pertamax. Pertalite akan memberikan alternatif bahan bakar


dengan kualitas lebih baik daripada premium.
b) Pengaruh Negatif

Harga Lebih Tinggi


Eksistensi Premium sudah ada sejak beberapa dekade

belakangan. Hal ini membuat Premium jadi opsi pertama dalam


bahan bakar terutama kendaraan kelas menengah kebawah.
Dengan demikian, harga pertalite dirasa kurang ideal.
Dengan kisaran harga pertalite mulai dari Rp 8.000,- sampai
Rp 8.300,- per liternya, memang tidak ada selisih jauh dengan
premium. Harga tersebut juga akan mempengaruhi penghasilan
dari

pelanggan

yang

berprofesi

transportasi seperti angkutan kota.

sebagai

penyedia

layanan

Kenaikan Harga
Belum selesai sampai di harga bensin dan tarif angkutan

umum saja, namun kenaikan harga apabila kewajiban para


pemilik angkutan umum dan motor serta mobil beralih dari
premium ke pertalite akan berpengaruh ke jalur-jalur lainnya,
seperti kenaikan harga bahan pangan.
Maka penggunaan harga baru saat menggunakan Pertalite
akan membuat biaya transportasi dan pengiriman barang serta
bahan pangan juga akan meningkat sesuai dengan kebutuhan
para penyedia jasa transportasi. Efek berantai tersebut akan
sampai ke elemen yang paling dasar, seperti kebutuhan makanan
sehari-hari.

Bahan Pertalite
Pertalite merupakan bahan bakar dengan kadar oktan yang

lebih baik daripada premium, namun masih berada di bawah


pertamax, yakni pada angka 90-91. Hal ini dianggap akan
memenuhi standart Euro 4 yang telah diterapkan sebagai batas
aman dari emisi gas buang kendaraan.
Namun sebenarnya pertalite bukanlah

produk

baru.

Kemungkinan pertalite merupakan campuran antara Pertamax


dan Premium yang di-mix menggunakan proses khusus sehingga
terbentuklah pertalite. Artinya, produk yang sama sekali tidak
baru ini, memberikan kesan bahwa Pertalite merupakan hasil uji

coba, bukan dengan proses yang matang.


Kecocokan
Masyarakat Indonesia dimudahkan sekali dengan eksistensi
kendaraan roda dua yang murah. Selain itu keberadaan jasa
kredit mobil dan motor juga cukup banyak berada di Indonesia.
Namun terhitung hingga awal tahun 2013, dominasi motor bebek
menyentuh angka lebih dari 50 juta unit dan berpotensi naik

hingga 80 juta unit tahun 2015 ini, masih jauh lebih tinggi
daripada motor sport.
Selain itu Indonesia juga masih banyak memiliki angkutan
kota dan mobil buatan di bawah tahun 2005. Yang berarti, bahwa
kendaraan-kendaraan

tersebut

masih

lebih

membutuhkan

premium daripada bahan bakar yang lainnya. Karena motor bebek


dan angkutan umum sudah lebih dari cukup untuk mengonsumsi
premium.

Kondisi Darurat
Pertalite hadir dengan tawaran bahan bakar non timbal

dengan kualitas jauh lebih baik daripada premium. Namun apakah


di negara lain juga sudah menerapkan hal yang sama? Sebagai
contoh, Australia dan Amerika serikat masih cukup banyak juga
yang mengonsumsi bahan bakar dengan oktan 87 untuk mobil
model lama di bawah tahun 2005.
Hal ini merupakan satu petunjuk bahwa negara lain pun
tidak terlalu terburu-buru dalam menyesuaikan penggunaan
bahan bakar. Pada akhirnya, satu-satunya kondisi darurat dari
penggunaan pertalite adalah untuk mengurangi beban dana
negara yang membengkak karena impor premium yang sangat
besar.

Kategori
Judul/Tagli
ne
Konten

Paparan
Untuk Bahan Bakar yang Lebih Berkualitas
Pertalite
Pertalite (RON 90) memiliki angka oktan lebih baik dari premium (RON 88).
Produk baru ini diluncurkan untuk mempermudah masa transisi menuju
pemakaian RON 92. Pemerintah memberi waktu selama dua tahun bagi
Pertamina untuk meninggalkan RON 88 dan meningkatkan produksi RON
92.

o
o

o
o
o

Kelebihan Pertalite
Membuat mesin menjadi lebih halus, bertenaga, hemat bahan bakar,
dan ramah lingkungan.
Harga lebih terjangkau dibanding Pertamax (RON 92), Pertamax Plus
(RON 95), Pertamax Racing (RON 100), maupun Avgas (Bensol) (RON
102-104).
Mendorong modernisasi dan pembangunan kilang-kilang baru yang
dibutuhkan Indonesia.
Memangkas mafia migas, menurunkan ketergantungan impor, dan
menghemat konsumsi BBM.
Mendukung kelestarian lingkungan hidup dengan mengejar target
European Emission Standard - EURO 3.

Negara
Indonesi
a
Vietnam
Filipina
Rusia
Mesir
Sumber
data

o
o

Negara Terakhir Pengguna RON 88


Jenis Oktan
Keterangan
Dijual bebas untuk berbagai jenis kendaraan
RON 88
bermotor.
RON 83
Distribusi dihentikan mulai 1 Januari 2014.
RON 81, 87, Sejak Mei 2014 distribusi dengan RON dibawah
88
91 dihentikan.
Distribusi hanya pada wilayah tertentu dan
RON 80
keperluan militer.
Distribusi terbatas dan tersedia untuk jenis
RON 80
kendaraan tua.

www.kemenperin.go.id
Katadata Research

Anda mungkin juga menyukai