Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala berkat, rahmat, serta hidayahNYA
yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Ilmu
Lingkungan ini yang berjudul "Oil Spill".
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga hasil makalah Ilmu Lingkungan
dapat bermanfaat.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan ini antara lain:
a. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang Oil Spill dan sumbernya.
b. Untuk mengetahui dan menjelaskan dampak Oil Spill terhadap perairan
laut.
c. Untuk mengetahui dan menjelaskan regulasi terhadap Oil Spill.
1.3 Lingkup
Ruang lingkup yang terdapat dalam penulisan ini adalah Oil Spill beserta
sumbernya yang menyebabkan dampak terhadap perairan laut. Akibat dari faktor
ketidaksengajaan maupun faktor kesengajaan perilaku manusia terhadap ekosistem,
biota laut, maupun populasi. Jika suatu ekosistem rusak akibat oil spill, maka semua
tatanan lingkungan yang ada didalamnya menjadi rusak bahkan punah serta berdampak
pada kesehatan manusia. Agar lingkungan laut tidak menjadi masalah terhadap bumi,
maka dibutuhkan suatu pengaturan atau regulasi terhadap masalah lingkungan global
maupun regional. Dalam hal ini akan dikaitkan dengan United Nation Covention on
the Law of the Sea 1982 (UNCLOS), salah satu hukum internasional terhadap
perlindungan dan pelestarian lingkungan laut.
2
BAB 2
ISI
3
2.1.2 Karakteristik Pada Minyak Bumi
Menurut Risayekti (2004), minyak bumi merupakan bahan tambang yang terdapat
dalam perut bumi, komposisinya berupa komponen hidrokarbon dan non hidrokarbon.
Minyak bumi berwarna dari coklat kehitam-hitaman sampai hitam pekat dalam bentuk
cair dan terdapat gas-gas yang melarut didalamnya yang menyebabkan resiko yang
ditimbulkan bagi kesehatan manusia.
4
bersihkan. Sisa hasil buangan dialirkan kedalam tangki slop. Sebelum kapal berlayar,
air dalam tangki slop harus dikosongkan dengan memompakannya kelaut dan diganti
dengan air ballast yang baru. hasil dari buanagan tersebut masih megandung minyak
yang berakibat terhadap pencemaran laut (Hartanto, 2008).
b. Perbaikan dan Perawatan Kapal (Docking)
Semua kapal tanker secara periodik harus dilakukan docking. Pada proses docking
semua sisa bahan bakar yang ada dalam tangki harus dikosongkan agar tidak terjadinya
ledakan dan kebakaran. Namun dalam aturan semua galangan kapal harus dilengkapi
dengan tangki penampung Iimbah, pada kenyataannya banyak galangan kapal tidak
memiliki fasilitas ini, sehingga buangan minyak langsung dipompakan ke laut dapat
menyebabkan pencemaran. Tercatat pada tahun 1981 kurang lebih 30.000 ton minyak
terbuang ke laut akibat proses docking ini (Clark R.B, 2003).
c. Kecelakaan Kapal Tanker
Beberapa penyebab kecelakaan tanker adalah kandas, ledakan, kebakaran,
kebocoran lambung dan tabrakan. Salah satu kasus terjadi di perairan Selat Malaka
karena dangkalnya perairan saat kapal pada muatan penuh. Beberapa kasus kecelakaan
besar pada 19 Juli 1979 kapal tanker Atlantic Empress di perairan Tobacco
menumpahkan 287.000 ton minyak ke laut (Sofyan,2001).
Salah satu di beberapa daerah yang terdapat terminal bongkar minyak di Indonesia
yang di kategorikan sebagai kawasan tingkat pencemaran tinggi oleh pemerintah
seperti di DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Tegah, Sumatera Selatan,
Sumatera Utara, Lampung, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan (JICA-Dephub,
2002). Tabel 1. Memperlihatkan beberapa kasus tumpahan minyak di Indonesia.
5
menumpahkan minyak sebesar I juta barrel minyak
solar
2. Feb Pelabuhan Bocornya kapal tanker Golden Win yang mengangkut
1979 Lhokseumawe 1500 KL minyak tanah
3. Des Pelabuhan Kecelakaan kapal tanker Choya Maru pada
1979 Buleleng Bali Desember menumpahkan 300 ton bensin.
4. Jan Selat Malaka Kandasnya Kapal Tanker Maersk Navigator
1993
5. 1996 Natuna Tenggelamya KM Hatamas II yang memuat MFO
6. Okt Selat Singapura Kapal Orapin Global bertabrakan dengan kapal tanker
1997 Evoikos
Tabrakan antara tongkang PLTU-1/PLN yang
7. Juli Palembang mengangkut
363 KL IDF dengan kapal kargo An Giang
2003 menyebabkan
sungai Musi di sekitar Palembang tercemar
8. Okt Pantai Tumpahan minyak mentah dari Pertamina UP VII
2004 Indramayu Balongan. tumpahan ini merusak tetumbu karang tempat
pengasuhan ikan-ikan milik masyarakat sekitar
9. 2004 Balikpapan Tumpahan minyak dari Perusahaan Total E & P Ind.
membuat netayan sekitar tidak dapat melaut dalam
beberapa waktu
10. Agst Teluk Ambon Meledaknya kapal ikan MV Fu Yuan Fu F66 yang
2005 menyebabkan tumpahan minyak ke perairan
Namun kasus tumpahan minyak bukan hanya saja terjadi di perairan Indonesia,
kasus tumpahan minyak (Oil Spill) juga terjadi pada skala internasional. Salah satu
kasus tumpahan minyak (Oil Spill) terbesar akibat dari kilang migas di lepas pantai
bernama Deepwater Horizon di Pantai Orange, Alabama, kawasan Teluk Meksiko,
Amerika. Pemerintah memperkirakan sekitar 4,9 juta barrel minyak yang tumpah di
perairan Teluk Meksiko. Daerah yang terkontaminasi oil spill sepanjang 1.773 km,
yang terdiri dari 50,8% pantai, 44,9% rawa, dan 4,3% daerah lainnya. Namun, seluruh
program pembersihan garis pantai telah dikelola oleh Shoreline Cleanup Assessment
Technique (SCAT) selama 87 hari dari 20 April sampai 15 Juli 2010 termasuk
6
pemulihan perairan Meksiko dan pemulihan sepanjang garis pantai yang
terkontaminasi Oil Spill.
7
Komponen hidrokarbon tersebut mempengaruhi perkembangan, pertumbuhan,
reproduksi serta perilaku biota laut yang dengan sendirinya dapat mengakibatkan
penurunan produksi ikan. Selain organisme beberapa alat yang terkena Oil Spill juga
tidak bisa digunakan lagi yang mengakibatkan kerugian yang besar terhadap petani laut
ataupun petani tambak.
2.3.1 Regulasi
Istilah "Hukum Lingkungan Internasional" ditujukan kepada secara
keseluruhan hukum internasional baik secara privat ataupun publik yang berhubungan
dengan isu dan permasalahan lingkungan. Dalam hal ini salah satu aturan hukum
internasional yang mengatur masalah pencemaran lingkungan laut adalah United
8
Nation Covention on the Law of the Sea 1982 (UNCLOS). UNCLOS 1982 mengatur
secara lengkap tentang perlindungan dan pelestarian lingkungan di laut (protection and
preservation of the marine environment) yang terdapat dalam Bab 12 Pasal 192-237.
Dalam UNCLOS 1982 Bab 12, ada beberapa aspek penting terkait perlindungan
dan pelestarian lingkungan laut:
a. Pencemaran laut
Pada pasal 194 setiap negara harus mengambil tindakan untuk mengendalikan,
mencegah dan mengurangi pencemaran lingkungan laut. Dimana tindakan tersebut
harus dilakukan dengan sedemikian rupa agar tidak memindahkan kerusakan atau
bahaya atau mengubah zat pencemar tersebut kedalam jenis pencemaran lain (Pasal
195). Pada pasal 196, negara harus mengambil tindakan untuk mengurangi, mencegah
dan mengendalikan pencemaran laut akibat penggunaan teknogi yang mengakibatkan
kerusakan pada lingkungan laut.
b. Kerjasama Global atau Regional
Dalam melaksanakan perlindungan dan pelestarian lingkungan, setiap negara
harus berkerja sama baik secara global maupun regional dalam pemberitahuan dan
penanggulangan pencemaran laut, pertukaran informasi data, dan membuat kriteria
ilmiah bagi peraturan-peraturan yang diatur dalam pasal 197-201.
c. Perundang-Undangan Nasional dan Penegakkan Hukum
Dalam UNCLOS 1982 pasal 207-212 mengatur tentang kewajiban negara untuk
membuat undang-undang tentang pengendalian dan pencegahan yang berasal dari
segala sumber termasuk daratan, kegiatan laut, dumping, kendaraan air dan udara.
d. Tanggung Jawab dan Kewajiban Ganti Rugi
Pada pasal 235 UNCLOS 1982 menegaskan bahwa setiap negara harus
bertanggung jawab dalam melaksanakan kewajiban internasional tentang perlindungan
dan pelestarian lingkungan laut, dalam hal ini semua negara harus berkewajiban
memikul ganti rugi secara hukum internasional.
9
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Tumpahan minyak (Oil Spill) yang berpotensi mengakibatkan pencemaran air
maupun pencemaran udara yang dapat merusak lingkungan sekitarnya.
Kebanyakan Oil Spill terjadi pada operasi kapal tanker, docking maupun
kecelakaan pada kapal tanker.
2. Dampak yang dihasilkan oleh tumpahan minyak (Oil Spill) sangat besar terhadap
ekosistem, biota laut, kegiatan manusia dan bahkan pada rantai makanan.
3. Di dalam UNCLOS 1982 secara lengkap mengatur perlindungan dan pelestarian
lingkungan laut yang meliputi mengendalikan, mencegah, dan mengurangi
pencemaran lingkungan laut baik secara global maupun regional, membuat
perundang-undangan terhadap pengendalian dan pencegahan serta bertanggung
jawab melaksanakan kewajiban internasional bagi setiap negara.
SARAN
Untuk menyikapi tumpahan minyak (Oil Spill), kita harus serius dalam
menanggulanginya. Karena perncemaran tumpahan minyak berdampak negatif dan
merugikan lingkungan sekitar serta pihak yang terkait. Oleh karena itu pemerintah
harus menegakkan perundang-undangan tentang perlindungan dan pelestarian
lingkungan agar dapat mengendalikan, mencegah dan mengurangi pencemaran
lingkungan laut. Untuk cara penanggulangannya ada beberapa cara, yaitu dengan in-
situ burning, bioremediasi dan penggunaan bahan kimia dispersan. Tinggal bagaimana
cara penggunaan hal tersebut secara efisien sehingga Oil Spill dapat diminiamlisirkan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Nuryatini dan Edi Iswanto Wiloso. 2010. Uji Metode Analisis Minyak Terdispersi
dalam Air. Jurnal Teknologi Indonesia. No.262/AU/P2MBI/05/2010.
Risayekti. 2004. Bahan Bakar Minyak dan Pelumnas. Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Minyak dan Gas Bumi. Cepu
11
Sofyan. 2001. Desentralisasi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Suatu
Peluang dan Tantangan. Makalah Falsafah Sains. Program Pasca Sarjana IPB.
Bogor
Sulistyono. 2012. Dampak Tumpahan Minyak (Oil Spill) di Perairan Laut Pada
Kegiatan Industri Migas dan Metode Penanggulangannya. Forum Teknologi.
Vol 3 No.1 p:49-57.
12