oktan yang tipis (Premium : 88, Pertalite : 90, Pertamax : 92). Lantas bagaimana
membedakan performa ketiganya.
Menurut Tri Yuswidjajanto, Dosen Teknik Mesin ITB yang juga menjadi tim peneliti
Pertalite sebelum diluncurkan, sebenarnya spesifikasi RON 90 sudah ada sejak
lama, dan harus memenuhi beberapa kriteria.
Spek sudah jadi keputusan teknis, harus diikuti. Premium adalah bahan bakar
yang tidak ada aditif. Sementara Pertalite ada aditif khusus, yang tentu tidak
secanggih dan serumit pada Pertamax maupun Pertamax Plus, kata Yus seperti
diberitakanKompasOtomotif, Jumat (24/7/2015).
Bensin yang layak digunakan minimal memiliki syarat durable. Bensin tidak
boleh menimbulkan gangguan macam apa pun dalam jangka waktu tertentu.
Premium memenuhi syarat ini. Gradeselanjutnya adalah Irit. Di sinilah Pertalite
bermain.
Tagline Melaju Lebih Jauh bukan pepesan kosong. Kami sudah mencoba, dan
memang bisa menghemat antara 10 persen hingga 16 persen dibandingkan
premium. Memang akan lebih mahal saat bertransaksi, namun coba hitunglah
jarak yang bisa ditempuh, baru bisa merasakan manfaat tekno ekonominya,
kata Yus.
Ditambahkan Yus, dalam pengujian, didapati Pertalite juga lebih bersih. Injektor
tak cepat logging, katup tak lekas kotor, dan ruang bakar minim ngelitik. RON
90 seperti Pertalite tidak sekadardurable, tapi harus memenuhi kriteria
ekonomis, kata Yus.
Lalu kriteria ketiga adalah performa. Kalau ingin mendapatkan kriteria ini, Yus
menyarankan tidak boleh nanggung. Pakai bensin RON 92 atau 95.
Share on Facebook
Tweet on Twitter
Pertamax Plus yang harga per-liternya lebih mahal, namun lebih bagus untuk
kondisi mesin.
Dengan diluncurkannya produk BBM baru ini, apa yang membedakannya dengan
bahan bakar sebelumnya?
Nilai Oktan Berada di Tengah
mengurangi residu sisa hasil pembakaran, karena itu bahan bakar oktan tinggi
lebih ramah lingkungan.
Bahan bakar subsidi Premium memiliki nilai oktan 88, sedangkan untuk Pertamax
92 dan Pertamax Plus 95. Pertalite sendiri berada di tengah-tengah Premium dan
Pertamax, dengan nilai oktan 90.
jalan tol, Pertamina mempercayakan 33 SPBU yang tersebar di rest area untuk
menjual Pertalite.
Agar semakin banyak masyarakat yang bisa merasakan bahan bakar baru ini,
pemerintah membatasi pembelian Pertalite untuk setiap kendaraan pribadi yaitu
maksimal tiga liter untuk motor, dan 10-20 liter untuk mobil.
Pertamina Resmi Luncurkan BBM jenis baru Pertalite. Harga Promo Rp8.400.
Kualitasnya di atas Premium. Apa bedanya dengan jenis BBM lain?
Pertamax memiliki beberapa keunggulan, yakni bebas timbal, nilai atau kadar
RON 92, lebih tinggi dari premium, dapat menerima tekanan pada mesin
berkompresi tinggi sehingga dapat bekerja dengan optimal pada gerakan piston,
serta enghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah yang sangat sedikit dibanding
premium.
Pertamax Plus
Pertamax plus merupakan jenis BBM yang telah memenuhi standar performa
International World Wide Fuel Charter (IWWFC). Pertamax plus biasanya
digunakan pada kendaraan yang memiliki rasio kompresi minimal 10,5, serta
menggunakan teknologi electronic fuel injection (EFI), variable valve timing
intelligent (VVTI), VTI, turbochargers, dan catalytic converters.
Beberapa keunggulan BBM jenis pertamax plus, yaitu bebas timbal, RON 95,
lebih tinggi dari pertamax, bisa menerima tekanan pada mesin berkompresi
tinggi sehingga dapat bekerja dengan optimal pada gerakan piston. , bisa
membersihkan timbunan deposit pada fuel injector, inlet valve, dan ruang bakar
yang dapat menurunkan performa mesin kendaraan, serta mampu melarutkan
air di dalam tangki mobil sehingga dapat mencegah karat dan korosi pada
saluran dan tangki bahan bakar.
BBM Pertamax Plus ditujukan untuk kendaraan berteknologi tinggi dan ramah
lingkungan. Toluene sebagai peningkat oktannya. Menghasilkan NOx dan Cox
dalam jumlah yang sangat sedikit dibanding BBM lain.
Pertalite
Alasannya, penurunan oktan bakal mengganggu kinerja mesin --mesin jadi tak
bertenaga akibat pembakaran yang kurang sempurna.*
BlogOtive - Pertalite adalah BBM jenis baru dengan RON yang lebih tinggi yakni
90. dengan kehadirannya, Pertalit memiliki kelebihan dan perbedaan dibanding
Premium.
Upaya Pemerintah dalam meningkatkan kualitas standar Bahan Bakar untuk
Kendaraan umum di Indonesia saat ini adalah dengan menghadirkan BBM jenis
baru yakni Pertalite, Pemerintah juga menerapkan regulasi baru untuk kendaraan
agar bisa berstandar Euro 3, seperti diketahui bahwa kualitas bahan bakar
Indonesia sebelumnya masih berstandar Euro 2 sementara negara lain terutama
negara-negara Eropa sudah menerapkan standar Euro 3 sejak dahulu.
Dengan hadirnya Pertalite, tentu akan membawa perubahan-perubahan untuk
banyak aspek terutama untuk dampak pada kendaraan, beberapa perubahan
Pertalite dibandingkan dengan Premium yang akan coba BlogOtive berikan.
Selain perubahan, Pertalite juga memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan
Premium dan terutama soal Harga, dimana Harga Pertalit dijual dengan Rp 8400
per Liter untuk promo, dan normalnya Rp 8700/L namun masih berkemungkinan
bisa naik.
tersendiri diantaranya
Dengan Pertalite maka mesin lebih irit, jika Premium bisa menempuh 11 Km/L
maka dengan Pertalit bisa menempuh antara 12 hingga 15 Km/Liter.
Menggunakan Pertalite mesin lebih awet, Premium adalah jenis bahan bakar
dengan Oktan terendah dan menggunakan tambahan pewarna.
Kelebihan Pertalite Lebih ramah lingkungan, diketahui dengan bahan bakar
Premium dapat menghasilkan NOx dan COx berjumlah besar.
Dapat disimpulkan bahwa Kelebihan Menggunakan bahan bakar jenis Pertalite
memberikan dampak lebih baik dibandingkan menggunakan jenis Premium ,
namun pernedaan keduanya adalah Harga yang lebih mahal Rp 1000 atau Rp
1300.
Itulah da Perbedaan Pertalite dan kelebihanya dibandingkan Premium, Pertalite
melengkapi varian jenis bahan bakar di Indonesia, dimana Pertalite ditempatkan
di atas Premium (ron 88/90-92) namun dibawah Pertamax (90-92/92-95
termasuk Pertamax Plus).
PT Pertamina (Persero) saat ini memasarkan beberapa jenis BBM bensin untuk
kelas konsumen berbeda antara lain Premium, Pertamax, dan Pertamax Plus,
serta Pertalite yang belum lama ini diluncurkan oleh Pertamina. Lalu, apa
perbedaan diantaranya?
Berikut perbedaan antara Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus.
1. Premium
RON (Research Octane Number) : 88
warna cairan: kuning
penggunaan: untuk mesin kendaraan tua atau modern dengan kompresi mesin
rendah hingga maksimal sekitar 1:9,5
kekurangan:
belum mengandung zat Additif untuk membersihkan ruang bakar mesin
belum mengandung Ikatan Carbon seperti Oliffin, Aromatik, dll
menghasilkan gas NOx dan COx dalam jumlah yang banyak yang
berakibat kurang ramah lingkungan
sangat rentan dengan pencemaran udara yang berakibat pada pemanasan
global apabila kondisi mesin kendaraan tidak mendapat perhatian, oleh karena
itu Amerika dan Eropa telah melarang penggunaan jenis bahan bakar spesifikasi
ini pada tahun 2010
pada dasarnya kompresi mesin di atas 1:9,0 tidak disarankan menggunakan
Premium, namun masyarakat tetap memilih Premium karena faktor harga yang
murah, sebagai akibatnya performa mesin tidak maksimal dan pembakaran BBM
cenderung tidak sempurna sehingga menghasilkan polusi udara
kelebihan:
harganya paling murah, sehingga menjadi favorit bagi masyarakat
kabar baiknya, sejak 2006 Pemerintah memberi batasan standar mutu
Premium menjadi tanpa logam Timbal, sehingga lebih ramah lingkungan
dibanding sebelumnya
2. Pertalite
RON (Research Octane Number) : 90
warna cairan: hijau
penggunaan: untuk mesin kendaraan modern dengan kompresi mesin rendah
hingga maksimal 1:10,0
kekurangan:
masih menghasilkan gas NOx dan COx dalam jumlah yang kurang bersahabat
dengan lingkungan
kelebihan:
sudah mengandung zat Additif corrotion inhabitor (anti
karat), detergency (pembersih kerak Carbon pada ruang bakar mesin),
dan demulsifier (penjaga kemurnian BBM dari air)
bebas logam Timbal dan logam lainnya
5. Pertamax Racing
RON (Research Octane Number) : 100
warna cairan: hijau
penggunaan: untuk mesin kendaraan sport/balap dengan kompresi mesin
minimal 1:10,0 atau didesain hanya untuk kompetisi balap, performa terbaik
hanya dapat dirasakan untuk kompresi mesin di atas 1:11,0
kekurangan:
hanya dijual dalam bentuk kemasan 5, 10, dan 20 liter, serta 2 SPBU di Jakarta
harganya sangat mahal, sekitar Rp 40.000 50.000 per liter (dapat berubah
mengikuti harga minyak dunia) atau sekitar Rp 1,2 juta dalam bentuk kemasan
20 liter
kelebihan:
memenuhi standar federasi balap internasional: Federation International
Motor (FIM) dan Federation International Automobile (FIA), sehingga dapat
diekspor
tidak menimbulkan emisi yang membahayakan kesehatan mekanik, pembalap
dan penonton acara balap
dapat digunakan untuk mesin kendaraan sport/balap berkompresi ekstrim
hingga lebih dari 1:13,0
JAKARTA. Konsumen saat ini dihadirkan pilihan bahan bakar yang makin
beragam. Tidak sedikit pengguna BBM Pertamina yang masih bingung antara
Premium, Pertalite dan Pertamax. Ketiga varian tersebut punya beda oktan yang
tipis (Premium: 88, Pertalite: 90, Pertamax: 92). Lantas bagaimana membedakan
performa ketiganya.
Menurut Tri Yuswidjajanto, Dosen Teknik Mesin ITB yang juga menjadi tim peneliti
Pertalite sebelum diluncurkan, sebenarnya spesifikasi RON 90 sudah ada sejak
lama, dan harus memenuhi beberapa kriteria.
Spek sudah jadi keputusan teknis, harus diikuti. Premium adalah bahan bakar
yang tidak ada aditif. Sementara Pertalite ada aditif khusus, yang tentu tidak
secanggih dan serumit pada Pertamax maupun Pertamax Plus, kata Yus seperti
diberitakan KompasOtomotif, Jumat (24/7).
Bensin yang layak digunakan minimal memiliki syarat durable. Bensin tidak
boleh menimbulkan gangguan macam apa pun dalam jangka waktu tertentu.
Premium memenuhi syarat ini.
Grade selanjutnya adalah Irit. Di sinilah Pertalite bermain. Tagline Melaju Lebih
Jauh bukan pepesan kosong. Kami sudah mencoba, dan memang bisa
menghemat antara 10% hingga 16% dibandingkan premium. Memang akan lebih
mahal saat bertransaksi, namun coba hitunglah jarak yang bisa ditempuh, baru
bisa merasakan manfaat tekno ekonominya, kata Yus.
Ditambahkan Yus, dalam pengujian, didapati Pertalite juga lebih bersih. Injektor
tak cepat logging, katup tak lekas kotor, dan ruang bakar minim ngelitik. RON
90 seperti Pertalite tidak sekadar durable, tapi harus memenuhi kriteria
ekonomis, kata Yus.
Lalu kriteria ketiga adalah performa. Kalau ingin mendapatkan kriteria ini, Yus
menyarankan tidak boleh nanggung. Pakai bensin RON 92 atau 95. (Aris F
Harvenda)
Di tengah nilai tukar rupiah yang melemah, PT. Pertamina (Persero) secara resmi
meluncurkan Pertalite, varian baru produk Bahan Bakar Minyak (BBM) pada
hari ini. Metronews.com mewartakan (24/7/2015), PT. Pertamina (Persero)
optimis penjualan Pertalite akan laku keras. Menurut Direktur Pemasaran dan
Niaga Pertamina Ahmad Bambang sebagaimana diberitakan media tersebut,
telah disiapkan 5.000 kiloliter (kl) untuk masing-masing Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Umum (SPBU) untuk persediaan 10 hari. Sesuai rencana, tes pasar
dilakukan serempak di tiga kota, di Surabaya, Jakarta, dan Bodetabek.
Sementara CNN Indonesia menyebutkan, untuk tahap awal Pertamina akan
melakukan uji pasar Pertalite dengan melakukan penjualan di 103 SPBU di
Jakarta, Bandung dan Surabaya, demikian kata Direktur Utama Pertamina, Dwi
Soetjipto (22/7/2015).
Memperhatikan berita tersebut, tampaknya PT. Pertamina (Persero), telah
melakukan diversikasi peroduk BBM untuk menggolkan pertalite sebagai
produk andalannya di masa depan. Dalam jangka panjang, Premium bersubsidi
itu tampaknya akan menghilang, dan digantikan dengan Pertalite non subsidi.
Kemungkinan BBM bersubsidi tinggal minyak tanah dan solar. Bahkan supplai
solar terutama di SPBU dalam kota kemungkinan akan berkurang, karena
kendaraan roda empat seperti truck jarang melewati jalur perkotaan. Jika
demikian halnya, Pertalite non subsidi yang mekanismenya diserahkan pada
pasar akan menjadi produk unggulan, sehingga beban subsidi Pemerintah
terhadap kebutuhan BBM semakin berkurang dan tidak membebani anggaran
Pemerintah. Pemerintah dalam hal ini diuntungkan, ada efisiensi anggaran. Nah,
bagaimana dengan masyarakat sebagai konsumen BBM?
Untuk melihat perilaku konsumen BBM, acapkali dipengaruhi oleh preferensi
konsumen akan ragam pilihan produk dengan perolehan nilai guna (utilitas)
tertinggi yang akan konsumen dapatkan. Untuk itu, baiklah saya tampilkan tabel
perbandingan harga BBM baik yang bersubsidi maupun yang non subsidi yang
berlaku di pasar. Di Jawa Timur, menurut catatan batumedia.com, ragam harga
BBM pada bulan Juli 2015 tampak dalam tabel berikut:
Harga BBM Pada Bulan Juli 2015
JENIS BBM
Rp 2.500
Premium
Rp 6.800
Rp 7.300
88
Pertamax
Rp 9.300
Rp 8.600
Pertalite
Solar
Rp 6.400
Rp 8.400
Rp 6.900
Bersubsidi
92
90 Non Subsidi
-
Bersubsidi
Sungguh pun saat ini negeri kita masih dihadapkan pada masalah perekonomian
yang kinerjanya masih melambat memasuki kwartal II-2015, kita patut bersyukur
bahwa negeri ini tidak sampai kacau seperti Yunani atau negeri-negeri lainnya
yang secara ekonomi sangat menghawatirkan. Setidaknya, saat ini belum dapat
disimpulkan dengan baik apa yang akan terjadi, sebelum tes pasar Pertalite di
tiga kota diketahui hasilnya. Semoga maksud hati mencapai kemandirian bangsa
secara ekonomi semakin mendekati kenyataan, setidaknya dapat ditunjukkan
melalui tatakelola minyak dan gas yang berpihak pada kemakmuran bangsa dan
kesejahteraan rakyat.
Metrotvnews.com, Jakarta: Bahan bakar minyak (BBM) jenis baru dari Pertamina
yakni Pertalite, sempat tertunda waktu peluncurannya. Tapi perusahaan plat
merah tersebut memastikan Pertalite akan dijual tahun ini.
Hal ini dikatakan langsung oleh Muchammad Iskandar, Senior Vice President Fuel
Marketing & Distribution Pertamina, saat media gathering GAIKINDO Indonesia
International Auto Show (GIIAS) pada Selasa, 23 Juni di Jakarta.
"Saat ini riset Pertalite sudah selesai, tinggal kepastian saja kapan kita
akanlaunching. Yang jelas akan diluncurkan tahun ini, hasilnya pun memuaskan,"
katanya. Ia menambahkan, saat tes jalan, kendaraan dengan Pertalite punya
kemampuan lebih baik.
"Misalnya tes performa kendaraan mirip-mirip dengan Pertamax walau masih
lebih bagus Pertamax. Kemudian konsumsi bahan bakarnya juga lebih irit jika
dibanding pakai Premium, tapi masih di bawah Pertamax juga," katanya.
Seperti diketahui, bulan depan perusahaan pelat merah migas tersebut akan
meluncurkan BBM pertalite sebagai pilihan baru untuk konsumen. Hal ini
lantaran, premium nantinya hanya akan dijual di Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Umum (SPBU) yang dilalui angkutan kota (angkot) sejenis mikrolet. (Baca: Mulai
Mei, Premium Hanya Dijual di Lokasi Ini).
"Yang regulatif kan premium. Kalau itu (Pertalite) sesuai strategi bisnis saja,
seperti pertamax," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad
Bambang saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Jumat (17/4/2015).
"Ya boleh nyebutnya pertalite. Atau nanti saya ganti saja dengan nama lain,"
tandasnya.
source: http://ekbis.sindonews.com/read/990536/34/harga-bbm-pertalite-takdisubsidi-1429243141
Jika pemilik membaca buku panduan yang diberikan oleh pabrikan sebenarnya
sangat tidak dianjurkan untuk sering gonta-ganti bahan bakar, selain itu juga
sudah tertera jenis BBM apa yang sesuai dengan mesin kendaraan tersebut.
Memang dari segi harga bahan bakar premium jauh lebih murah namun
Pertamax yang dibanderol dengan harga lebih mahal tentu saja memiliki banyak
kelebihan termasuk kualitas yang lebih baik.
Dengan memakai pertamax yang memiliki oktan lebih tinggi membuat mesin
lebih halus, responsif serta gas ruang bakar pun juga lebih ramah lingkungan.
Selain itu dengan pertamax membuat kendaraan enak dalam berakselerasi serta
tidak menimbulkan getar saat digunakan. Berbeda dengan menggunakan
premium yang secara oktan lebih rendah, selain membuat mesin tidak begitu
bagus biasanya bahan bakar jenis ini masih menyisakan kerak di dalam ruang
tangki sehingga bisa saja suatu saat kotoran tersebut menyumbat aliran bahan
bakar ke ruang pembakaran.
Sementara itu jika anda mencampurkan pertamax dengan premium meskipun
pada perbandingan 1:1 tetap saja ada sisi negatifnya, salah satunya adalah
membuat kualitas zat aditif yang terdapat pada pertamax menjadi jelek
sehingga tidak mampu bekerja secara maksimal. Memang jika secara nalar
menggunakan campuran pertamax dengan premium akan menghasilkan oktan
yang lebih baik dibandingkan hanya memakai premium dengan oktan RON 88
saja.
Sebagai saran jika memang terbiasa menggunakan pertamax lalu ketika ingin
mengisi kembali ke SPBU stok sudah habis lebih baik isi terlebih dulu memakai
premium sesuai dengan kebutuhan dan jika sudah menemukan SPBU yang
memiliki Pertamax segera isi kembali. Memang perlu kesadaran dari pemilik
mobil itu sendiri untuk bisa membiasakan memakai bahan bakar jenis pertamax
meskipun secara harga sebenarnya tidak terlampau jauh dibandingkan BBM
premium.
Memang cukup disayangkan ketika kita melihat mobil-mobil apalagi yang
keluaran terbaru memakai bahan bakar jenis premium, padahal jika mengalami
kerusakan biaya untuk memperbaikinya pun juga cukup mahal. Sedangkan
apabila sudah terbiasa memakai pertamax mesin pun menjadi lebih awet dan
hasilnya pun tentu saja lebih maksimal. Meskipun demikian tetap saja mobil
anda harus dilakukan perawatan secara rutin seperti kondisi oli, aki dan lain
sebagainya.
Jakarta - Harga dan nilai oktan bensin baru Pertalite terkuak dari Focus Group
Discussion (FGD) BBM jenis baru bernama Pertalite dengan RON 90 (11/5) lalu.
Nilai oktannya ada di angka 90, di bawah Pertamax (92) dan di atas Premium
(88).
Angka oktan 90 dipilih bukan tanpa alasan. Yaitu untuk mengakomodir mereka
yang kendaraannya sudah harus menggunakan bahan bakar berkualitas baik
namun secara keuangan ingin tetap berhemat. Sehingga segmen 'kompromi'
antara harga dan kualiatas ini dirasa cocok dan memiliki segmen pasar cukup
tinggi.
Potensi pasar Pertalite cukup besar karena mayoritas kendaraan yang beredar di
Indonesia adalah motor dan mobil dengan kompresi 9:1 sampai 10:1 yang
membutuhkan bahan bakar dengan RON diatas 90.
"Yang masih mau mesin mobilnya lebih bersih, bertenaga tapi ada iritnya cocok
dengan bahan bakar ini," papar Ahli Sistem Pembangkit Daya-Perawatan Mesin
dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Ir. Tri Yuswidjajanto yang membantu
persiapan dan pengetesan teknis Pertalite.
Sedang harga pun ada di bawah Pertamax yang dijual Rp 8.800, tapi lebih mahal
dari Premium Rp 7.300. Rencananya, Pertalite akan dibanderol dengan estimasi
harga Rp 8.000-an.
"Sejak tahun 2012-2013 kita sudah siapkan bensin RON (Research Octane
Number) 90. Saat itu belum ada brand," jelasnya. "Lalu kenapa tertunda, karena
handicap harga. Saat itu gap-nya masih sangat jauh dengan Premium. Sehingga
kami menganggap momentumnya kurang pas," papar Iskandar.
Bengkel Plaza Toyota, Parman Suanda kepada VIVA.co.id, Rabu 22 April 2015.
Namun demikian, Parman menyatakan jika Pertalite akan lebih baik dari
Pertamax meski hadir tanpa timbal. Sebab, dari sisi RON-nya saja berbeda. Yang
pasti, kata dia, semua tergantung dari mesin mobil yang digunakan, lebih cocok
ke bensin jenis apa.
"Jika kompresi mobilnya tinggi, tentu akan berpengaruh. Konsumsi bensin akan
boros, mesin ngelitik, tarikan berat. Secara umum, performa akan sangat terasa.
Namun jika kompresi mobilnya rendah, tak masalah," kata Parman
menambahkan.
Sebaiknya, jika mobil dianjurkan untuk menggunakan RON tinggi, pilih saja
Pertamax atau Pertamax Plus. Karena dua jenis bensin itu menghasilkan
pembakaran yang lebih optimal. Artinya, semua mengacu pada buku pedoman
kembali."
Tetapi, jika kebutuhan minimalnya lebih tinggi dari itu, misalnya RON 95-98
(kerap terjadi di mesin kompresi tinggi atau turbo), maka penggunaan Pertalite
dikatakannya akan jadi berbahaya.
Pertalite Lebih Mahal dan Bagus Dibanding Premium, Tapi Lebih Murah Dari
Pertamax, Pilih Mana?
Selasa, 21 April 2015 00:33 WIB
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengisi bahan bakar jenis
Premium pada sebuah kendaraan di Kawasan Pejompongan, Jumat (17/4/2015).
Pemerintah masih mengkaji rencana PT. Pertamina (Persero) yang akan merilis
produk BBM baru bernama Pertalite sebagai pengganti Premium dengan kualitas
kadar oktan berkisar 90 hingga 91 per Mei 2015. TRIBUNNEWS/IRWAN
RISMAWAN
foto TERKAIT
Ini Keunggulan dan Kekurangan dari Bahan Bakar Baru Pertamina Pertalite
octa vernanda August 12, 2015 Berita Lain
Follow
OtoVaria.com Bahan bakar Pertalite mungkin sudah tidak asing lagi bagi anda,
namun sebagai informasi kembali untuk lebih jauh mengenal bahan bakar baru
ini, anda perlu menyimak ulasan mengenai keunggulan serta kekurangan dari
pertalite di bawah ini.
Pertalite merupakan jenis bahan bakar baru dari pertamina yang diklaim akan
menggantikan premium, Premium sendiri menjadi bahan bakar yang cukup
banyak di pergunakan oleh masyarakat Indonesia. Untuk harganya juga tidak
terlalu jauh dari Premium yakni Rp 8.400 per liter.
Keunggulan Pertamina Pertalite
bakar lebih bersin dan menjaga kualitas lingkungan karena kadar gas emisi yang
cukup rendah.
Meskpiun hanya berbeda 2 anggka dari Premium, Pertalite memiliki dapak positif
yang lebih terasa, karena konsumsi bahan bakar kendaraan menjadi irit dan
memiliki efek jangka panjang pada ketahanan mesin.
Kekurangan dari Bahan bakar baru Pertalite
Beralih pada kekurangannya, Pertalite tidak bisa digunakan untuk semua jenis
kendaraan, karena kendaraan yang digunakan oleh masyarakat indonesia lebih
banyak memiliki spec minimun RON 91-93.
Dengan kadar RON 90-91, Pertalite tidak bisa menggantikan bahan bakar untuk
kendaraan yang diharuskan menggunakan jumlah bahan bakar RON 92.
Oleh karena itu, banyak yang mengeklaim jika Pertamina Pertalite cocok
digunakan bagi pengguna bahan bakar yang sering mencampurkan premium
dan pertamax untuk mengisi kendaraannya.
WELCOME TO MY THREAD
Quote:
Quote:
Quote:HALO AGAN DAN AGANWATI, brother dan sister dimanapun berada , kali
ini ane mau berbagi tentang Hal Positif dan Negatif hadirnya Pertalite maaf kalau
,di
Quote:Ibarat software selalu memunculkan fitur fitur baru nan menawan untuk
dicoba dan perbaikan dari versi yang sebelumnya, jika terdapat bug itu wajar
karena itu diadakanlah update berkala untuk menutup celah-celah bug tersebut,
begitu juga halnya dengan pertalite yang hadir membawa angin segar ada
manfaat yang besar ada pula celah ketidaknyamanan, itulah dinamika kehidupan
HAL POSITIFNYA
Quote:Pertalite resmi hadir dan secara khusus diluncurkan sebagai alternatif
bahan bakar selain premium. Dengan kelas kualitas di atas premium, namun
dengan harga yang masih di bawah pertamax. Jelas bagi sebagian masyarakat
merupakan angin segar sebagai alternatif bahan bakar.
Pertalite yang untuk sementara masih disosialisasikan di SPBU di beberapa
daerah di Jakarta dengan kode '31' menawarkan beberapa kelebihan, sekaligus
kekurangan yang berada dalam satu paket. Dan otomatis hal tersebut akan jadi
wacana bagi masyarakat menengah ke bawah untuk menentukan moda
transportasi yang akan dipilih
Berikut ada 5 hal positif dari eksistensi Pertalite. Beberapa efek dari Pertalite
sebagai pertimbangan untuk memilih bahan bakar yang tepat bagi agan
sekalian. Mari disimak!
Spoiler for 1. Kualitas:
Quote:Kadar
oktan premium yang 'hanya' 88 secara teknis, tentu saja hanya akan
'recommended' untuk beberapa jenis kendaraan dengan kompresi di bawah
9,0:1. Walhasil, kendaraan dengan kompresi mesin di atas 9,0 dan kemudian
diberi minum premium, maka akan mengalami degradasi kualitas performa.
Pertalite hadir dengan oktan 90-91, memberikan alternatif bahan bakar yang
jauh lebih baik. Dan eksistensi non timbal memberikan kualitas kebersihan ruang
bahan bakar. Selain itu, oktan yang sesuai dengan kompresi mesin akan
membuat tarikan kendaraan jadi lebih enteng.
Quote:Sudah jadi
rahasia umum bahwa beban impor dari premium sangatlah besar. Itulah kenapa
pemerintah seringkali menanggung beban impor sedemikian besar, sehingga
menuntut kebutuhan subsidi yang juga cukup besar. Dan Pertalite dikabarkan
memberi potensi untuk mengurangi beban impor.
Yang terjadi sampai dengan detik ini adalah bahwa kapasitas kilang premium di
dalam negeri mampu untuk memasok tidak lebih dari 40 persen dari kebutuhan,
terutama bahan bakar premium. Sementara impor mencapai 60 persen. Dan
pertalite diyakini bisa mengurangi kebutuhan impor tersebut.
Quote:Secara
performa dan kebutuhan, oktan 92 memang jadi alternatif terbaik bagi banyak
kendaraan dengan spesifikasi kompresi mesin 9,0:1 ke atas. Karena Pertamax
sendiri juga jadi salah satu bahan bakar yang punya kadar oktan setara dan
punya standar luar negeri.
Sementara di sisi lain, kebutuhan bahan bakar yang terjangkau, meskipun
dengan selisih ratusan rupiah saja akan sangat mempengaruhi kemampuan
ekonomis masyarakat yang menengah ke bawah. Pertamax secara harga lebih
mahal daripada premium. Pertalite memiliki harga yang lebih murah, namun
cukup untuk memenuhi standart EURO 4 bagi kendaraan.
Quote:Beberapa
SPBU di kota-kota besar seperti Surabaya dan Jakarta milik Pertamina jadi
dipandang sebelah mata oleh masyarakat menengah ke atas, terutama para
pemilik mobil mewah yang lebih mengandalkan SPBU yang berasal dari luar
negeri. Yang dianggap memiliki kualitas lebih baik.
Sementara itu, Pertalite memberikan peluang bagi masyarakat menengah untuk
membuktikan bahwa kualitas bahan bakar yang satu ini punya kesetaraan dan
keseimbangan bahkan lebih 'affordable' bagi masyarakat. Selain itu, kebanggaan
bagi masyarakat Indonesia memiliki produk yang bisa dibanggakan di dalam
negeri sendiri.
Quote:Kenaikan
dan penurunan harga dari Premium seringkali membuat masyarakat kelas
menengah ke bawah jadi pontang-panting saat terjadi. Pada akhirnya,
masyarakat tersebut seperti 'menganakemaskan' bahan bakar dengan oktan 88
tersebut. Pada akhirnya premium semacam tidak tergantikan.
Keberadaan premium bagi masyarakat yang sehari-harinya menggunakan
Premium otomatis akan keberatan jika saat Premium harus digantikan dan
kemudian langsung diganti Pertamax. Pertalite akan memberikan alternatif
bahan bakar dengan kualitas lebih baik daripada Premium.
Quote:Tak
semudah membalikkan telapak tangan, karena eksistensi Premium sudah ada
sejak beberapa dekade belakangan. Hal ini membuat Premium jadi opsi pertama
dalam bahan bakar terutama kendaraan kelas menengah kebawah. Lantaran
demikian, harga Pertalite dirasa kurang ideal.
Dengan kisaran harga Pertalite mulai dari Rp 8.000,- sampai Rp 8.400,- per
Liternya, memang tidak ada selisih jauh dengan Premium. Tapi jika
diakumulasikan, harga tersebut juga akan mempengaruhi kantong pelanggan
yang berprofesi sebagai penyedia layanan transportasi seperti angkot.
Quote:Harga Promo Pertalite Diberlakukan 2 Bulan
Spoiler for Harga:
PT Pertamina (Persero) melakukan uji pasar bahan bakar minyak (BBM) varian
baru dengan RON 90, Pertalite, seharga Rp8.400 per liter dari harga sebenarnya
Rp8.700 mulai hari ini hingga dua bulan kemudian.
"Uji pasar dilakukan di 103 SPBU. Untuk wilayah Jakarta dan Bandung 40 SPBU,
rest area Jawa Barat 30 SPBU, serta Surabaya dan sekitarnya 33 SPBU," ucap
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto saat peluncuran Pertalite di SPBU
31.1.02.02 Jalan Abdul Muis, Jakarta, Jumat (23/07).
Menurut Dwi, Pertalite hanya diproduksi di kilang Balongan yang disalurkan
sebanyak lima kiloliter (kl) ke setiap SPBU. "Berdasarkan pengamatan selama ini,
terjadi peningkatan konsumsi bensin di atas Premium. Jika berhasil (uji pasar
Pertalite) maka Pertamina akan melakukan tahapan-tahapan berikutnya,"
ucapnya.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, setelah
masa uji pasar selesai, harga bensin Pertalite adalah Rp8.700. "Harga 8.400
adalah nilai break even point (BEP)," ucapnya pada kesempatan yang sama.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja meminta Pertamina agar
tidak mengurangi kuota bensin Premium seiringnya munculnya varian bensin
baru di masyarakat. "Jangan kurangi kuota Premium dengann adanya produk
ini," kata dia.
Quote:Belum
selesai sampai di harga bensin dan tarif angkutan umum saja, namun kenaikan
harga apabila kewajiban para pemilik angkutan umum dan motor serta mobil
beralih dari Premium ke Pertalite akan merambah ke jalur-jalur lainnya, seperti
kenaikan bahan pangan.
Terasa kurang logis, tapi jika diruntut balik, maka penggunaan harga baru saat
menggunakan Pertalite akan membuat biaya transportasi dan pengiriman
barang serta bahan pangan juga akan meningkat sesuai dengan kebutuhan para
penyedia jasa transportasi. Efek berantai tersebut akan sampai ke elemen yang
paling dasar, seperti kebutuhan makanan sehari-hari.
Quote:Pertalite
merupakan bahan bakar dengan kadar oktan yang lebih baik daripada Premium,
namun masih berada di bawah Pertamax, yakni pada angka 90-91. Hal ini
dianggap akan memenuhi standart Euro 4 yang telah diterapkan sebagai batas
aman dari emisi gas buang kendaraan.
Namun dikabarkan bahwa sebetulnya Pertalite bukanlah produk baru. Bisa jadi
merupakan campuran antara Pertamax dan Premium yang di-mix menggunakan
proses khusus sehingga terbentuk Pertalite. Artinya, produk yang sama sekali
tidak baru ini, memberikan kesan bahwa Pertalite merupakan hasil 'uji coba',
bukan dengan proses yang matang.(Namun Perlu digaris bawahi jangan ditelan
mentah-mentah kabar ini)
Quote:Masyarak
at Indonesia dimudahkan sekali dengan eksistensi kendaraan roda dua murah.
Selain itu keberadaan jasa kredit mobil dan motor juga cukup banyak berada di
Indonesia. Namun terhitung hingga awal tahun 2013, dominasi motor cub, alias
bebek menyentuh angka lebih dari 50 juta unit dan berpotensi naik hingga 80
juta unit tahun 2015 ini, masih jauh lebih tinggi daripada motor sport
Selain itu dominasi angkutan kota dan mobil buatan di bawah 2005 juga jadi
fakta tersendiri. Yang berarti, bahwa kendaraan-kendaraan tersebut masih lebih
membutuhkan Premium daripada bahan bakar yang lainnya. Karena motor bebek
dan angkutan umum sudah lebih dari cukup untuk mengonsumsi Premium.
Quote:Pertalite
hadir dengan tawaran bahan bakar non timbal dengan kualitas jauh lebih baik
daripada Premium. Pertanyaannya, apakah di negara lain juga sudah
menerapkan hal yang sama? Sebagai contoh, Australia dan Amerika serikat
masih cukup banyak juga yang mengonsumsi bahan bakar dengan oktan 87
untuk mobil model lama di bawah tahun 2005.
Hal ini merupakan satu petunjuk bahwa negara lain-pun tidak terlalu terburuburu dalam menyesuaikan penggunaan bahan bakar. Pada akhirnya, satusatunya kondisi darurat dari penggunaan Pertalite adalah untuk mengurangi
beban dana negara yang membengkak gara-gara impor premium.
Quote:Jika Agan Bingung Pilih Premium, Pertamax, atau Pertalite? Ini Bedanya
Quote:Sebelum meluncurkan Pertalite, Pertamina memasarkan beberapa jenis
BBM untuk kelas konsumen yang berbeda. Premium sejatinya dipasarkan untuk
pengguna kendaraan umum dan sepeda motor yang membutuhkan BBM murah,
meski kurang ramah buat mesin. Sedangkan Pertamax dan Pertamax Plus
Test Bensin Pertalite bag.2, Bandingkan Power dan Torsi Dengan Premium
Jakarta - Tepatnya 24 Juli, Pertamina resmi memulai uji coba penjualan Pertalite,
bensin baru dengan spesifikasi oktan (RON) 90. Tentunya penasaran kan
bagaimana efeknya kalau motor kita menenggak bensin berwarna hijau yang
dijual Rp 8.400 ini?
Untuk membuktikan klaim pakai Pertalite mampu menghasilkan tenaga lebih
besar, OTOMOTIF melakukan pengujian langsung pakai dynamometer agar
terekam tenaga yang dihasilkan. Pengujian menggunakan Yamaha MX King 150
yang punya rasio kompresi 10,4:1, kondisi mesin standar pabrik. Pengetesan
pakai dynamometer Dynojet 250i milik Sportisi Motorsport di Rawamangun,
Jaktim.
Pengujian pakai 3 jenis bensin sekaligus, Premium, Pertalite dan Pertamax. Tiap
bahan bakar diuji dalam beberapa kali run sampai mendapatkan angka
maksimal. Agar tak terkontaminasi, tiap selesai satu jenis bensin, tangki dikuras
dengan disedot kemudian dihidupkan sampai mesin mati.
Lalu diisi bensin yang baru dan dihidupkan terlebih dahulu beberapa saat agar
Grafik hasil dyno, Pertamax paling bertenaga dan Pertalite di atas Premium
Brahmantio Prayogo, pemilik Sportisi yang membantu pengukuran memberikan
catatan, pakai Premium ketika gas dibuka terdengar ada ngelitik dan kenaikan
putaran mesin berat, Mesin juga terasa begitu panas, ujarnya.
Sementara setelah pakai Pertalite naik jadi 13,38 dk @ 8.650 rpm dan torsi 12,64
Nm @ 6.800 rpm. Kendati kenaikan performa maksimalnya beda sedikit, tapi di
rentang 4.700-7.400 rpm bedanya cukup besar. Dan ngelitiknya hilang, ujar
Bram, sapaan Brahmantio.
Bagaimana jika pakai Pertamax? Ternyata performa kembali naik. Tenaga
maksimal jadi 13,58 dk @ 8.500 rpm dan torsi 12,81 Nm @ 6.750 rpm. Dengan
bensin beroktan 92 ini, di semua rentang putaran mesin sangat terlihat jelas
bedanya dengan Premium. (otomotifnet.com)
Konsumsi Bensin
Performa sudah diuji dengan 2 cara, bagaimana dengan konsumsi bensin? Untuk
mengetahuinya, pengetesan masih pakai Yamaha MX King 150, yang dipilih
bukan tanpa alasan. Selain rasio kompresi mesin masih bisa menenggak
Pertalite, MX King juga dibekali info pemakaian bensin di panel indikatornya,
sehingga berapa yang digunakan langsung bisa dipantau.
Rute yang dipakai untuk ketiga jenis bensin sama, yaitu dari Kebon Jeruk menuju
Ciputat lanjut ke Alam Sutra dan ke Ciledug lalu kembali ke Kebon Jeruk. Tester
hanya 1 orang agar cara berkendaranya sama, berpostur 173 cm 63 kg. Berapa
hasilnya? Ketika pakai Pertamax indikator menunjukkan angka rata-rata yaitu 2,4
lt/100 km yang artinya konsumsi bensinnya 41,67 km/lt.
Ganti pakai Pertalite ternyata sama saja, juga 2,4 lt/100 km. Terakhir pakai
Premium jadi 2,5 lt/100 km atau 40 km/lt. Berarti pakai Pertalite bisa menempuh
jarak lebih jauh tuh dibanding Premium. Perbedaan yang dirasakan, ketika pakai
Premium tarikan jadi sedikit lebih berat dan sayup-sayup terdengar bunyi
ngelitik, kendati tak sekencang ketika di atas mesin dyno.
Kesimpulan
Menggunakan Pertalite dengan RON 90, ternyata menjadikan performa Yamaha
MX King 150 yang berasio kompresi 10,4:1 bisa lebih baik daripada pakai
Premium, tenaga dan torsi lebih besar termasuk akselerasinya, kendati masih
kalah dengan Pertamax. Konsumsi bensinnya pun lebih baik dibanding pakai
Premium, malah bisa setara Pertamax.