Anda di halaman 1dari 22

Memilih Bahan Bakar Yang Tepat Untuk Kendaraan Anda

Banyak kita lihat, khususnya di SPBU, motor motor baru yang


berkompresi tinggi mengantri panjang di pompa bensin jenis Premium. Faktor
ekonomi lebih mendesak ketimbang dampak rusak ke depan pada mesin motornya
atau memang kurangnya informasi mengenai pemilihan bensin ini.
Struktur bensin yang baik adalah dengan komposisi n-heptana 0% dan iso-oktana
100%, n-heptana adalah rantai karbon lurus sedangakn iso-oktana adalah rantai
karbon bercabang. Apabila struktur suatu BBM lebih banyak rantai bercabangnya
maka bensin tersebut lebih sulit untuk terbakar dan dikategorikan dalam bensin
bermutu baik sebaliknya bila komposisinya lebih banyak rantai karbon lurusnya
maka bensin tersebut bermutu kurang baik.
Petrol (biasa disebut gasoline di Amerika Serikat dan Kanada; di
Indonesia biasa disebut bensin) adalah cairan campuran yang berasal dari minyak
bumi dan sebagian besar tersusun dari hidrokarbon serta digunakan sebagai bahan
bakar dalam mesin pembakaran dalam. Istilah gasoline banyak digunakan dalam
industri minyak, bahkan dalam perusahaan bukan Amerika. Kadangkala istilah
mogas (kependekan dari motor gasoline, digunakan mobil) digunakan untuk
membedakannya dengan avgas, gasoline yang digunakan oleh pesawat terbang
ringan. Karena merupakan campuran berbagai bahan, daya bakar bensin berbedabeda menurut komposisinya. Ukuran daya bakar ini dapat dilihat dari bilangan
oktan setiap campuran.

Oktan adalah angka yang menunjukkan berapa besar tekanan maksimum


yang bisa diberikan di dalam mesin sebelum bensin terbakar secara spontan. Di
dalam mesin, campuran bensin dan udara (berbentuk gas) bisa terbakar sendiri
secara spontan sebelum terkena percikan api dari busi. Jadi, semakin tinggi angka
oktannya, semakin lama bensin itu terbakar spontan. Pembakaran spontan ini
menimbulkan ketukan di dalam mesin yang biasa disebut gejala ngelitik atau
knocking. Pembakaran spontan ini sebisa mungkin dihindari dengan angka oktan
yang tinggi. Jika masih menggunakan premium yang beroktan 88, maka mesin
akan ngelitik atau knocking.
Ciri fisik:
Premium warna kuning
Pertamax warna biru
PertamaxPlus warna merah
Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan
yang jernih. Premium merupakan BBM untuk kendaraan bermotor yang paling
populer di Indonesia. Premium di Indonesia dipasarkan oleh Pertamina dengan
harga yang relatif murah karena memperoleh subsidi dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara. Premium merupakan BBM dengan oktan atau Research
Octane Number (RON) terendah di antara BBM untuk kendaraan bermotor
lainnya, yakni hanya 88. Pada umumnya, Premium digunakan untuk bahan bakar
kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti: mobil, sepeda motor, motor tempel,
dan lain-lain.

Premium
1. Menggunakan tambahan pewarna dye
2. Mempunyai Nilai Oktan 88
3. Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah banyak
Pertamax adalah bahan bakar minyak andalan Pertamina. Pertamax,
seperti halnya Premium, adalah produk BBM dari pengolahan minyak bumi.
Pertamax dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannnya
di kilang minyak. Pertamax pertama kali diluncurkan pada tahun 1999 sebagai
pengganti Premix 98 karena unsur MTBE yang berbahaya bagi lingkungan.
Selain itu, Pertamax memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan
Premium. Pertamax direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi setelah
tahun 1990, terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic
fuel injection (EFI) dan catalytic converters (pengubah katalitik).
Pertamax
1. Ditujukan untuk kendaraan yang menggunakan bahan bakar beroktan tinggi
dan tanpa timbal.
2. Untuk kendaraan yang menggunakan electronic fuel injection dan catalyc
converters.
3. Menpunyai Nilai Oktan 92
4. Bebas timbale
5. Ethanol sebagai peningkat bilangan oktannya

6. Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah yang sangat sedikit dibanding BBM
lain
Pertamax Plus adalah bahan bakar minyak produksi Pertamina. Pertamax
Plus, seperti halnya Pertamax dan Premium, adalah produk BBM dari pengolahan
minyak bumi, dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses
pengolahannnya di kilang minyak. Pertamax Plus merupakan bahan bakar yang
sudah memenuhi standar performa International World Wide Fuel Charter
(IWWFC). Pertamax Plus adalah bahan bakar untuk kendaraan yang memiliki
rasio kompresi minimal 10,5, serta menggunakan teknologi Electronic Fuel
Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers,
dan catalytic converters.

Pertamax Plus

1. Telah memenuhi standart WWFC


2. BBM ini ditujukan untuk kendaraan yang bertehnologi tinggi dan ramah
lingkungan
3. Menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve
Timing Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers dan catalytic converters.
4. Tidak menggunakan timbal, alias tanpa timbal.
5. Mempunyai Nilai Oktan 95
6. Toluene sebagai peningkat oktannya

7. Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah yang sangat sedikit


dibanding BBM lain
Bagaimana jika diisi bensin dengan oktan lebih rendah?

Bensin dengan oktan rendah lebih mudah terbakar. Semakin tinggi nilai CR pada
mesin artinya membutuhkan bensin bernilai oktan tinggi. Mesin berkompresi
tinggi membuat bensin cepat terbakar (akibat tekanan yang tinggi), yang akan
menjadi masalah adalah, ketika bensin terbakar lebih awal sebelum busi
memercikkan api. Saat piston naik ke atas melakukan kompresi, bensin menyala
mendahului busi, akibatnya piston seperti dipukul keras oleh ledakan ruang bakar
tersebut. Kita sering mendengar istilah Ngelitik (pinging/knocking) . Bagaimana
menggambarkan kejamnya ngelitik yang dirasakan piston? Ibarat telapak tangan
kita ditusuk-tusuk dengan paku, kira-kira begitu. Perlahan namun pasti membuat
piston seperti permukaan bulan dan bahkan bisa bolong.
Saat terjadi ngelitik, bensin tidak menjadi tenaga yang terpakai. Kerja
mesin tidak optimal. Kembali diulang, mesin yang CR nya tinggi, memerlukan

bensin yang lambat terbakar. Semakin tinggi nilai CR, bensin harus semakin
lambat terbakarnya (oktan tinggi). Jadi untuk teman-teman, cermati nilai CR
mesin mobil/motor kita, isilah bensin yang sesuai untuk mesin tersebut.

Bagaimana kalau diisi bensin dengan oktan lebih tinggi?


Bensin dengan oktan lebih tinggi (pertamax, pertamax plus, dsb),
umumnya dilengkapi dengan aditif pembersih, dan sebagainya. Namun tidak
banyak memberi penambahan tenaga, jadi angka oktan tinggi bukan artinya lebih
bertenaga.

Kesimpulan:
- Dianjurkan mengisi bensin sesuai nilai rasio kompresi. (kecuali ada modifikasi
lain).
- Semakin TINGGI nilai oktan, maka bensin semakin lambat terbakar
(dikarenakan titik bakarnya lebih tinggi).
- Semakin TINGGI nilai oktan, maka bensin lebih sulit menguap
(penguapan rendah)
- Bensin yang gagal terbakar (akibat oktan terlalu tinggi), bisa
menyebabkan penumpukan kerak pada ruang bakar atau pada klep.

Solusi Alternatif :
Banyak cara untuk menyiasati agar bisa menggunakan bensin Premium
pada mesin yang ber-CR tinggi, namun mesin tidak mengalami ngelitik, antara

lain:
- Menambahkan Octane Booster pada bensin (dimasukkan ke tangki bensin)
- Menggunakan katalis untuk menaikkan nilai oktan (biasanya mengandung
timbal, tidak ramah lingkungan).
- Merubah derajat waktu pengapian (ignition timing) ke posisi yang lebih
lambat Retard).

Menggunakan aplikasi water-injection (agak repot untuk perawatannya).

Cairan Penambah Oktan


Cairan penambah oktan (Octane Booster) sendiri dibuat untuk
meningkatkan nilai RON bahan bakar. Umumnya, hanya memerlukan beberapa
tetes saja untuk mengubah oktan bahan bakar Premium menjadi setara Pertamax.
Ada banyak sekali produk octane booster yang beredar di Indonesia saat ini. 2
merek yang pernah penulis coba adalah: JapanEnergy dan Norival.

Note: (Daftar Rasio Kompresi)

MOTOR:

BAJAJ
Pulsar 135cc 9,8 : 1
Pulsar 180cc UG3 9,5 : 1
Pulsar 180cc UG4 9,5 : 1
Pulsar 200cc 9,5 : 1
Pulsar 220cc 9,5 : 1
XCD 125cc 9,5 : 1

HONDA
Astrea Grand 9 : 1
Beat CW 9,2 : 1
Beat FI CBS 9,2 : 1
Beat FI CW 9,2 : 1

Beat FI STD 9,2 : 1


Beat STD 9,2 : 1
Blade 9 : 1
Blade Repsol 9 : 1
CBR 150 R 11 : 1
CBR 150 R Repsol 11 : 1
CBR 250 R ABS 10,7 : 1
CBR 250 R ABS Repsol 10,7 : 1
CBR 250 R STD Repsol 10,7 : 1
CS1 (City Sport 1) 10,7 : 1
CS One 10,7 : 1
Dash 7 : 1
GL 100 9,2 : 1
GL Max 9,2 : 1
GL Pro 9,2 : 1
Grand 9 : 1

Kharisma 125D 9 : 1
Kharisma X 9 : 1K
irana 9 : 1
Legenda 9 : 1
Mega Pro CW 9,1 : 1
Mega Pro Std 9,1 : 1
NSR 6,8 : 1
PCX 10,6 : 1
Revo CW ABS 9,1 : 1
Revo FIT 9,1 : 1
Revo Std ABS 9,1 : 1
Revo Techno AT 9,1 : 1
Scoopy 9,2 : 1
Sonic 11 : 1
Spacy Helm-In PGM-FI 9,2 : 1
Spacy Helm-In SW 9,2 : 1

Supra 8,8 : 1
Supra Fit 9 : 1
Supra X 125 CW 9 : 1
Supra X 125 Helm-In PGM-FI 9,3 : 1
Supra X 125 Std 9 : 1
Tiger CW 9 : 1
Tiger Revo CW 9 : 1
Vario CW 10,7 : 1
Vario Techno 125 PGM-FI 11 : 1
Vario Techno 125 PGM-FI CBS 11 : 1
Vario Techno NCBS 11 : 1
Win 9 : 1

KAWASAKI
Athelete 125cc 9,8 : 1
Blitz 9,5 : 1

Blitz R 9,3 : 1
D-Tracker 150cc 9,5 : 1
D-Tracker 250cc 11 : 1
Edge R 9,5 : 1
Edge VR 9,5 : 1
ER 6 N 10,8 : 1
Kaze R 9,3 : 1
KSR 110 9,5 : 1
Ninja 150 L 6,9 : 1
Ninja 150 N 6,9 : 1
Ninja 150 RR 7,2 : 1
Ninja 150 RR SE 7,2 : 1
Ninja 150 SS 6,8 : 1
Ninja 250 R 11,3 : 1
Ninja 250 SE 11,3 : 1
Ninja 650 11,3 : 1

Ninja ZX-6R 10,8 : 1


Trail KLX 150 S 9,5 : 1
Trail KLX 250 S 11 : 1
ZX 130 VR 10 : 1

MINERVA
CBR 150 9,5 : 1
GTR 170 10 : 1
MadAss 125 9,3 : 1
MadAss 125 XX 9,3 : 1
Megelli 250 M 11,1 : 1
Megelli 250 R 11,1 : 1
Megelli 250 RE 11,1 : 1
Megelli 250 RV 11,1 : 1
Megelli 250 S 11,1 : 1
Naked 250 10,2 : 1

R 150 VX 9,2 : 1
SuperMoto 250 10,2 : 1
X-Road 150S 9,2 : 1

SUZUKI
Hayate 125 9,6 : 1
Nex UD 110 EE 9,4 : 1
Satria F 150 10,2 : 1
Satria FU 10,2 : 1
Satria HIU 94 7 : 1
Shogun 110 9,3 : 1
Shogun 125 9,5 : 1
Shogun 125 SP 9,5 : 1
Shogun Axello 125 NR 9,6 : 1
Shogun Axello 125 NR SR 9,6 : 1
Shogun Axello 125 R 9,6 : 1

Shogun Axello 125 RCD1 9,6 : 1


Shogun Axello 125 RR 9,6 : 1
Shogun Axello 125 SP 9,6 : 1
Shogun Axello FL 125 RCMD1 9,6 : 1
Shogun Axello FL 125 SCD1 9,6 : 1
Sky Wave CW 9,6 : 1
Sky Wave NR 9,6 : 1
Sky Wave NR SR 9,6 : 1
Skydrive CW 9,6 : 1
Skydrive NR 9,5 : 1
Smash 110 9,6 : 1
Smash 110 SR 9,5 : 1
Smash DB 9,5 : 1
Smash R 9,5 : 1
Spin 9,6 : 1
Spin 125 9,6 : 1

Spin 125 NR II 9,6 : 1


Spin 125 S 9,6 : 1
Spin 125 SR 9,6 : 1
Thunder 125 9,2 : 1
Titan FW 115 D 9,5 : 1
Titan FW 115 FD DB 9,5 : 1
Titan FW 115 SCD CW 9,5 : 1

TVS
Apache RTR 160 9,5 : 1
Apache RTR 180 9,5 : 1
Neo XR CW 9,35 : 1
Neo XR Disc 9,35 : 1
Neo XR SW 9,35 : 1
RockZ CW 9,3 : 1
RockZ DD 9,3 : 1

RockZ SW 9,3 : 1
Tormax 150 11,3 : 1

YAMAHA
Byson 9,5 : 1
Crypton 9 : 1
F1 ZR 7,1 : 1
Fino Classic 8,8 : 1
Fino Fashion 8,8 : 1
Fino Sporty 8,8 : 1
Force FI 9,3 : 1
Jupiter MX 10,9 : 1
Jupiter MX CW AC 10,9 : 1
Jupiter MX CW MC 10,9 : 1
Jupiter Z 9,3 : 1
Jupiter ZX CW 9,3 : 1

Jupiter ZX SE 9,3 : 1
Lexam 9,3 : 1
Majesty 125 11 : 1
Mio 8,8 : 1
Mio CW 8,8 : 1
Mio CW SE 8,8 : 1
Mio J CW FI 8,8 : 1
Mio J CW FI Teen 8,8 : 1
Mio J FI 8,8 : 1
Mio Soul 8,8 : 1
Mio Sporty CW 8,8 : 1
Nouvo 8,8 : 1
RX King 6,9 : 1
RXS 7,2 : 1
RXZ 7 : 1
RZR 7 : 1

Scorpio 9,5 : 1
Scorpio Z 9,5 : 1
Scorpio Z CW 9,5 : 1
Soul GT 8,8 : 1
Vega R 9,3 : 1
Vega R DB 9,3 : 1
Vega ZR 9,3 : 1
Vega ZR DB 9,3 : 1
V-Ixion 10,4 : 1
V-Ixion SE 10,4 : 1
Xeon 10,9 : 1
YT 115 7,2 : 1

Semua type Piaggio 11 : 1

MOBIL

Suzuki
Swift

9,5:1

Pertamax

Grand

Vitara

10,5:1

Pertamax

Grand

Escudo

XL-7

9,5:1

Escudo

2.0

Escudo

9,3:1
1.6

Plus
Pertamax

Premium/Pertamax
9,5:1

Pertamax

Baleno

9,5:1

Pertamax

Aerio

9,5:1

Pertamax

APV

9,0:1

Karimun

Premium/Pertamax
8,8:1

Katana

Premium

8,8:1

Premium

Carry

1.5

8,9:1

Premium

Carry

1.0

8,9:1

Premium

Carry

1.3

9,0:1

Premium

Esteem

1.6

GT

Side

Kick

SX-4

10,5:1

9,5:1
8,9:1
Pertamax

Pertamax
Premium
Plus

Honda
Jazz

I-Dsi

10,4:1

Pertamax/Pertamax

Plus

Jazz

V-Tec

10,1:1

Pertamax/Pertamax

Plus

City

I-DSi

10,5:1

Pertamax/Pertamax

Plus

City

V-Tec

10,1:1

Pertamax/Pertamax

Plus

Stream

1.7

9,5:1

Pertamax

Stream

2.0

9,4:1

Pertamax

Toyota
Starlet

XL

Starlet

1.000

cc

SE

1.3

Twin

Cam

Great

Corolla

Avanza

9,3:1
9,5:1

Pertamax

9,5:1

Pertamax

9,5:1

11:1

Yaris

Premium/Pertamax

Pertamax

Pertamax

10,5:1

Plus

Pertamax/Pertamax

Plus

Innova

2.0

9,8:1

Pertamax

Innova

2.7

9,7:1

Pertamax

Rush
Alphard
Alphard

10:1
2400
3500

cc
cc

Pertamax/Plus
9.8

10.8

:
:

1
Pertamax

Pertamax
Plus

Nissan
X-Trail

2.0

Terano
Livina
Livina

9,9:1
8,3:1

1.5L

10,5:1
1.8L

Pertamax
Premium

Pertamax/Pertamax
9,9:1

Plus
Pertamax

Sentra

Genesis

Cefiro

9,3:1

9,5:1

Pertamax

Pertamax/Pertamax

Plus

Daihatsu
Xenia

EJ

Terios
Taruna
Sirion

(vvti)

11:1

10,0:1
EFI

Pertamax

Pertamax/Pertamax
9,5:1

10,0:1

Ceria

Pertamax/Pertamax
Pertamax/Pertamax

9,5:1

Plus
Plus
Plus
Plus
Pertamax

Mitsubishi
Eterna

DOHC

9,8:1

Pertamax

Eterna

SOHC

8,5:1

Premium

Lancer DOHC 10,5:1 Pertamax Plus

Anda mungkin juga menyukai