Anda di halaman 1dari 9

WAWANCARA

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pendidikan Agama Islam
Yang dibina oleh ibu Lilik Nur Kholida, Spd.,M.Pd.I.

Nama : Zaenal Chamami


NIM

: 110432426529
Off

: L

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
PROGRAM STUDI EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

Kata Pengantar

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam yang di bina oleh Ibu. Lilik Nur
Kholida, Spd.,M.Pd.I..
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi.
Kepada pembaca yang budiman, jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah
ini, penulis mohon maaf, karena penulis sendiri dalam tahap belajar. Dengan demikian, tak lupa
penulis ucapkan terimakasih, kepada para pembaca. Semoga Allah memberkahi makalah ini
sehingga benar-benar bermanfaat.

Malang, 8 November 2011

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu masalah kehidupan, bila kita bicara tentang kehidupan, maka tidak ada habisnya.
Hidup ini tidaklah mudah, membutuhkan perjuangan dan kerja keras yang panjang untuk
mencapai suatu keberhasilan. Semua orang banyak yang berusaha untuk menjalani dan
memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Kebutuhan manusia secara umum terbagi menjadi dua, ada yang bersifat materiil seperti
sandang, pangan, papan; dan ada pula yang bersifat non materiil seperti pendidikan, kesehatan,
keamanan, kenyamana, hiburan, dan kebersamaan yang membutuhkan antara satu dan yang
lainya.
Tak semua orang bisa memenuhi itu, bahkan untuk sekedar memenuhi kebutuhan yang paling
mendasar, seperti pangan saja sulit. Inilah kehidupan yang sesungguhnya, disaat ada orang yang
berkecukupan sedang menghambur-hamburkan uangnya demi kepuasaan sementara mereka,
masih ada orang yang pada saat itu tidak bisa makan hingga hitungan hari. Tidak sedikit orang
rela untuk kepanasan, kedinginan, bahkan kehujanan untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam
laporan ini akan diketahui tentang perjuangan untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang lakilaki tangguh asal jombang.

1.2 Penataran Hasil Interview


C

: Maaf, nama Bapak siapa ?

: Suwono

: Tempat tinggal Bapak dimana ?

: Saya tinggal di Bandar desa brodot.

: kalau pekerjaan bapak apa ?

: Saya bekerja sebagai penjual Koran.

: Apakah Bapak berjualan Koran ini sudah lama ?

: Saya berjualan koran ini kurang lebih sudah 3 tahunan.

: Apa yang membuat Bapak menjadi, maaf penjual Koran ?

: Dulu saya mulai dari menjadi seorang kuli bangunan, karena pekerjaan sebagai kuli

bangunan tidak menentu, saya berhenti dan menjadi penjual koran seperti ini.
C

: Apakah bapak sudah lama menjadi kuli bangunan ?

: Mungkin sudah 20 tahunan, Mas.

: Apakah yang membuat Bapak mengalihkan pekerjaan dari kuli bangunan menjadi penjual

Koran ?
S

: Ya itu tadi Mas, karena pekerjaan tidak menentu, kadang ada kadang tidak dan resiko

pekerjaan yang cukup besar makanya saya berhenti dan menjadi penjual koran.
C

: Apakah menjadi penjual Koran lebih enak dari pada kuli bangunan?

: Tidak mudah menjadi penjual Koran, karena sulit untuk menemukan pembeli, berangkat

pagi sampai sore menjelang petang kadang tak ada pembeli. Ya alhamdulilah lah mas dari pada
kuli bangunan.
C

: Maaf, Kalo boleh tau bagaimana dengan penghasilan Bapak ?

: Ya alhamdulilah Mas cukup untuk kebutuhan sehari-hari keluarga saya.

: bisakah bapak menceritakan tentang keluarga Bapak ?

: Saya mempunyai satu orang istri dan tiga orang anak, dua laki-laki dan satu perempuan.

Satu dari tiga anak saya sudah bekerja di bengkel dan yang dua lagi masih sekolah. Keluarga
saya hidup dalam kesederhanaan.
C

: Bagaimana bapak bisa membiayai sekolah anak Bapak, apakah dari tabungan menjadi kuli

dulu atau penghasilan sebagai penjual Koran ?


S

:Untuk biaya sekolah sendiri alhamdulilah ada yang dari berjualan Koran dan dikasih rejeki

dari Allah yang tiada habisnya, kalau dari penghasilan saya menjadi kuli dulu ya tidak memenuhi
mas, karena pekerjaan yang tidak tentu hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja
C

: bagaimana dengan anak Bapak ? apakah semangat untuk bersekolah ?

: Alhamdulilah anak saya sangat rajin sekolah.

: Bagaimana bapak bisa memotivasi anak untuk bersekolah sementara keadaan bapak sendiri

sulit untuk mencari biayanya ?

: Saya selalu bilang ke mereka kalau hidup itu susah, apalagi hidup seperti bapak. Makanya

kalian ( anak-anak Bapak suwono) harus rajin belajar supaya pintar dan mendapatkan pekerjaan
yang layak dan tidak lupa selalu berdoa kepada Allah.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Indentitas
nama

: Suwono

ttl

: Jombang, 19 april 1966

Umur : 45
Alamat : Perak, Kab.Jombang
Jumlah Tanggungan : 4
Pekerjaan: penjual koran
2.2 Narasi
Pak tua ini dilahirkan di bandar, kabupaten Jombang, pada tahun 1966. Beliau bernama
Suwono, yang kini menjadi bapak dari tiga orang anaknya. Beliau dan istrinya bermukim di
daerah bandar, tempat lahir beliau.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, beliau harus bekerja. Dimulai dari menjadi seorang
kuli bangunan, hingga kini beliau menjadi penjual koran. Sekilas info, kuli adalah pesuruh dari
seorang tukang, artinya, kuli adalah bawahan dari tukang. Beliau menjalani profesi ini sejak 20
tahun silam.
Ketika ditanyai, bapak ini mengaku numpang tinggal di kontrakan saudaranya. Pekerjaan
beliau sebagai tukang kayu bukanlah pekerjaan yang tidak bisa diandalkan hasilnya, karena tidak
setiap hari ada orang yang membutuhkan jasanya untuk membuat, menata, atau sekedar
membenahi bangunan. Jika bekerja harian, upah rata-rata yang beliau dapatkan berkisar antara
40 hingga 50 ribu rupiah. Uang yang didaapatkan beliau akan diserahkan kepada istrinya entah
itu sedikit ataupun banyak untuk keperluan sehari-hari. Dari pekerjaan yang tidak tentu ini beliau
mulai menggeluti kerjaan lain sebagai penjual Koran.

3 tahun sudah beliau menggeluti pekerjaan ini. Tidak mudah menjadi penjual Koran,
karena sulit untuk menemukan pembeli, berangkat pagi sampai sore menjelang petang kadang
tak ada pembeli, kata beliau yang bercerita kepada ku. Tapi beliau berhasil menyekolahkan ke
tiga anaknya hingga satu dari ketiga anaknya telah lulus sekolah menengah kejuruan atau setara
dengan SMA.
Beliau sangat senang dan merasa puas bisa menyekolahkan anaknya sampai saat ini.
Bahkan sekarang salah satu anaknya yang telah lulus sekolah sudah bekerja sebagai mekanik
bengkel kecil-kecilan yang berada tidak jauh dari tempat tinggalnya. Alhasil beliau tidak begitu
ngoyo untuk memenuhi kebutuhan keluarganya karena anak beliau sudah ada yang bisa
mencari penghasilan sendiri.
Meskipun begitu beliau tetap bekerja keras sebagai tulang punggung keluarganya.
Walaupun umurnya yang semakin berkurang, tapi semangat tidak berkurang. Bapak berkulit
keriput dan berambut putih ini menjawab dengan singkat ketika beliau ditanya mengenai makna
hidup ini. hidup ini tidak perlu untuk disesali, tapi untuk disyukuri atas segala nikmat yang
diberikanNya.

BAB III
REFLEKSI
3.1 Kajian Ulang
Salah satu contoh, bagaimana ketika bapak Suwono menjalani pekerjaannya. Dia tidak memiliki
pekerjaan yang hebat, tapi dia selalu bisa mencukupi kebutuhan keluargannya. Sandang, pangan,
dan sekolah untuk anaknya bisa tercukupi, itulah misteri rejeki dari Allah. Semua ia akan
refleksikan dalam bentuk penysukuran terhadap Allah SWT. Karena ia tahu dan faham bahwa hal
tersebut merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada dirinya dan semua itu nikmat dari
Allah. bahkan keadaan ia pun pantas unuk disyukuri.
3.2 Pesan
Dan tidaklah Allah memberikan sesuatu keseseorang melainkan pasti sesuatu tersebut adalah
positif baginya. Maka syukuri semua yang telah Allah berikan.
3.3 Kaitan dengan nilai-nilai islam
Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rezki yang baik-baik yang kami berikan
kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nyalah kamu
menyembah. QS. Al Baqarah : 172.
Jika kamu menghitung-menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan dapat menentukan
jumlahnya (menghitungnya). Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun Lagi Maha
Penyayang. QS. An Nahl : 18.
Tidak ada suatu rezeki yang Allah berikan kepada seorang hamba yang lebih luas baginya
daripada sabar. (HR. Al Hakim)
Dan janganlah kamu berputus harapan dari rahmat allah! Sesungguhnya tiada berputus asa dari
rahmat Allah melainkan kaum kafir(QS.Yusuf:87)

BAB IV
PENUTUP
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi wawancara yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan yang ada hubungannya dengan makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan kesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis khususnya juga para pembaca pada
umumya.

Anda mungkin juga menyukai