Anda di halaman 1dari 6

DIDUGA PERTALITE LEBIH BOROS SEMENJAK KENAIKAN HARGA BBM

Rizka Aulia Putri

E1B021096

Email: auliaputririzka7@gmail.com

LATAR BELAKANG

Yang sama-sama kita ketahui akhir-akhir ini telah terjadi kenaikan harga bahan bakar
minya (BBM) dan menyebabkan masyarakat banyak yang mengeluh akan kenaikan tersebut, dan
sekarang muncul isu bahwa penurunan kualitas bahan baka minya (BBM) jenis pertalite tengah
menjadi bahan pembicaraan masyarakat luas, terutama di berbagai macam sosial media.

Menurut sejumlah orang dan termasuk saya, saat ini kualitas pertalite semakin menurun
dan lebih mudah menguap, sehingga penggunaan dari pertalite ini lebih boros semenjak kenaikan
BBM pada (3/9/2022) tersebut.

Selain lebih boros, pertalite juga dikatakan berubah warna menjadi lebih keruh jika
dibandingkan dengan yang lama. Sejumlah orang mengasumsikan bahan subsidi pertalite yang
baru telah dicampur sehingga tidak memiliki kualitas yang sama dibandingkan dengan harga
sebeum naik.

Pertalite diketahui merupakan BBM yang memiliki penampilan visual jernih dan terang,
pertamina mewarnai pertalite hijau. Meski begitu meski begitu beda dari pertamax (biru) dan
premium (kuning) yang tercatat punya spesifikasi “kandungan pewarna” maksimal 0,13 gram per
100 liter, pertalite tak memilikinya begitu pula pertamax turbo, pertamina dex, dexlite dan
biosolar (B30). Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, irto Ginting menjelaskan pemakaian
warna pada BBM hanya untuk membedakan saja antara Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo.
Kata dia semua jenis BBM bewarna bening.
PEMBAHASAN

Masyarakat akhir-akhir ini mengeluhkan BBM yang berjenis Pertalite dirasa lebih boros
setelah harga BBM RON 90 ini naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liternya. Dan
sekarang orang-orang di manapun dan termasuk sosial media membicarakan tentang borosnya
Pertalite sekarang. Beberapa orang mengatakan kualitas dari Pertalite sekarang telah menurun,
atas hal ini pengamat BBM serta mantan anggota komisi VII bidang pertambangan dan energi
DPR RI 2014-2019, Kurtubi mengatakan hal ini merupakan masalah yang harus diselesaikan
oleh pemerintah.

Banyak orang mengatakan bahwa kulaitas dari Pertalite saat ini telah menurun,karna hal
inilah pengamat BBM serta mantan anggota komisi VII bidang pertambangan dan energi DPR
RI 2014-2019, Kurtubi mengatakan, hal ini merupakan masalah yang harus diselesaikan oleh
pemerintah. Menurutnya, ada kemungkinan kualitas dari Pertalite itu menurun.

Kurtubi juga menyampaikan bahwa menghadapi hal ini, perlu dilakukan penelitian
mendalam oleh pemerintah untuk mencari tahu permasalahan BBM jenis RON 90 ini, ia
menjelakan bahwa setelah penelitian itu dilakukan, pemerintah bisa melakukan sosialisasi, agar
masyarakat tidak lagi bertanya-tanya mengapa konsumsi dari pertalite ini sangatalah cepat habis.

Dari beberapa pengendara mengatakan bahwa warna dari pertalite ini tidak seperti
biasanya, mereka mengatakan bahwa warnanya sekarang lebih keruh dibandingkan dengan yang
sebelummya, akan tetapi pakar mesin dari institut teknologi bandung (ITB) menjelaskan bahwa
warna tak berpengaruh pada kualitas BBM. Iman Kartolaksono ini mengatakan “pewarna itu
tidak ada pengaruhnya” kata dia dalam keterangan tertulisnya.

Isu tentang pertalite yang dianggap lebih boros ketimbang Pertamax ini menjadi hangat
dipebicangkan khalayak umum. Anggapan BBM bersubsidi lebih boros itu dibenarkan juga oleh
pengamat otomotif dan akademikus dari institut teknologi bandung yaitu Yannes Martinus
Pasaribu.
Yanes menjelaskan bahwa Pertamax merupakan jenis BBm yang lebih irit dibandingkan dengan
Pertalite. Menurutnya, hal ini tak terlepas dari kandungan oktan dalam jenis bahan bakar minyak
(BBM). “ semakin tinggi kompresi mesin, maka menuntut bahan bakar dengan oktan yang lebih
tinggi. pada mesin ini, bahan bakar oktan tinggi akan meningkatkan performa dan penghematan
BBm, kata dia, dikutip dari Bisnis, Minggu, 25 september 2022.

Pertalite sendiri memiliki RON 90, yang memiliki standar internasional kimiawi serupa
di seluruh dunia. Maka dari itu, Yannes menuturkan pengguna kedaraan harus mengonsumsi
BBM yang sesuai dengan peringkat oktan yang disarankan pabrik. Di samping secara instan akan
membuat kendaraan kita bahkan jauh lebih boros. Katena, BBM nya belum sampaia ke bagian
atas pistonnya, sebelum yerpecik api dari busi, sudah terbakar sebelum waktunya, mesin akan
cepat mengalami overheating.

Paakar dari institut teknologi bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto Zaenuri, juga
mengatakan bahwa ada beberapa cara untuk membuktikan apakah isu Pertalite lebih boros itu
berar atau tidak. “Masa jenis dan penguapan dibandingkan, dua itu saja sudah cukup”, kata dia.
Kalau sekedar membandingkan artinya kita uji tidak harus berdasarkan metodologi standar, jadi
membandingkan dengan kondisi apa yang ada saja.

Akan tetapi PT Pertamina membantah adanya penurunan kualitas Pertalite seperti yang
dikeluhkan oleh sejumlah masyarakat.

Area Maneger Communication Relatios dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Barat,
Eko Kristiawan mengatakan, Pertalit (RON 90) tidak mengalami perubahan spesifikasi.

Dalam menanggapi isu ini juga Pertamina telah memberikan penjelasan bahwa tidak ada
perubahan spek terkait BBM jenis Pertalite, baik warna maupun kandungannya yang katanya
membuat menjadi boros. Adapun standar dan mutu penyalur resmi di indonesia sesuai dengan
keputusan Dirjen Migas Nomor 0486.K/DJM.S/2017 tentang standar dan mutu (Spesifikasi)
BBM RON 90 yang dipasarkan didalam negri.

Selain itu Eko pun mengimbau agar masyarakat menggunakan jenis bahan bakar yang sesuai
dengan rekomendasi pabrikan, dalam buku panduan kendaraan, pabrikantelah menyesuaikan
bahan bakar yang cocok sesuai dengan jenis kendaraan.
Menurutnya sering gonta-ganti jenis bahan bakar dengan nilai oktan yang berbeda justru akan
membuat mesin kendaraan lebih cepat rusak. Itulah mengapa lebih aman menggunakan bahan
bakar dengan angka oktan atau cetane yang direkomendasikan oleh pabrik, agar mesin dapat
bekerja secara maksimal.

Cara memastikan apakah kendaraan yang kita gunakan boros atau tidak. Berikut simak
penjelasan dari Benny Fajarai, Co-Founder dari insurance marketpalce Lifepal.co.id:

1. Menghitung dengan metode Full to Full


Untuk mengetahui rata-rata konsumsi BBM kendaraan, cara pertama bisa dicoba
dengan menggunakan metode full to full. Metode ini bisa digunakan untuk
menghitung seberapa besar konsumsi bahan bakar pada mobil maupun motor.
Untuk menggunakan metode ini dibutuhkan kesabaran, kehatia-hatian dan juga
ketelitian, dikarenakan menghitung dengan metode ini bisa dibilang seperti cara
manual.
2. Mengukur konsumsi BBM dengan metode MID
Selain menggunakan metode full to full, cara lainnya adalah metode MID (Multi-
information Display). Fungsi dari MID ini untuk mengetahui informasi mengenai
konsumsi bahan bakar. Swlain itu, MID juga berfungsi untuk mengetahui jarak
tempuh kendaraan. Dengan fitur MID ini kamu bisa mengetahui rata-rata
konsumsi BBM secara real time. Namun, perhitungan dengan MID memiliki
kekurangan karena tidak sepenuhnya akurat akibat sering mengalami perubahan.
Perubahan ini biasanya dipengaruhi oleh kecepatan kendaraan, kondisi jalan dan
juga jarak tempuh.
3. Mencatat angka di odometer
Cara cek konsumsi BBM kendaraan yang berikutnya adalal mencatat angka yang
ada di odometer. Odometer merupakan fitur pada kendaraan yang
memperlihatkan jarak tempuh mobil sejak kendraan pertama kali digunakan.
Untuk mengukur konsumsi bahan bakarmu, kamu bisa mencatat odometer saat
kamu melakukan pengisian dan odometer saat bahan bakar habis.
4. Gunakan kendaraan secara rutin
Dengan menggunakan kendaraan secara rutin, kamu juga bisa mempekirakan
rata-rata konsumsi BBM mobil per km. setiap harinya, saat kendaraan digunakan
setelah mengisi bensin, kamu bisa memperkirakan berapa lama bensin tersebut
bertahan, disesuaikan berapa lama bensin tersebut bertahan, disesuaikan dengan
jarak yaang sudah ditempuh sampai bensin habis. Dengan bagitu kamu akan tahu
perkiraan ketahanan bensin kendaraanmu dan kamu bisa mengetahui apakah
konsumsi BBM mobil yang kamu miliki tergolong boros satu irit.
KESIMPULAN

Masyarakat akhir-akhir ini mengeluhkan BBM yang berjenis Pertalite dirasa lebih boros
setelah harga BBM RON 90 ini naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liternya.

Beberapa orang mengatakan kualitas dari Pertalite sekarang telah menurun, atas hal ini pengamat
BBM serta mantan anggota komisi VII bidang pertambangan dan energi DPR RI 2014-2019,
Kurtubi mengatakan hal ini merupakan masalah yang harus diselesaikan oleh pemerintah.

Banyak orang mengatakan bahwa kulaitas dari Pertalite saat ini telah menurun,karna hal inilah
pengamat BBM serta mantan anggota komisi VII bidang pertambangan dan energi DPR RI
2014-2019, Kurtubi mengatakan, hal ini merupakan masalah yang harus diselesaikan oleh
pemerintah.Kurtubi juga menyampaikan bahwa menghadapi hal ini, perlu dilakukan penelitian
mendalam oleh pemerintah untuk mencari tahu permasalahan BBM jenis RON 90 ini, ia
menjelakan bahwa setelah penelitian itu dilakukan, pemerintah bisa melakukan sosialisasi, agar
masyarakat tidak lagi bertanya-tanya mengapa konsumsi dari pertalite ini sangatalah cepat habis.

Dari beberapa pengendara mengatakan bahwa warna dari pertalite ini tidak seperti
biasanya, mereka mengatakan bahwa warnanya sekarang lebih keruh dibandingkan dengan yang
sebelummya, akan tetapi pakar mesin dari institut teknologi bandung (ITB) menjelaskan bahwa
warna tak berpengaruh pada kualitas BBM.

Dalam menanggapi isu ini juga Pertamina telah memberikan penjelasan bahwa tidak ada
perubahan spek terkait BBM jenis Pertalite, baik warna maupun kandungannya yang katanya
membuat menjadi boros.

Anda mungkin juga menyukai