Pertemuan 1
1 Pada tahun 1969 Malaysia Indonesia dan Malaysia Dengan diberlakukannya Konvensi
mengumumkan bahwa lebar Hukum Laut Internasional 1982, maka
wilayah perairannya menjadi 12 mil penentuan titik dasar dan garis pangkal
laut diukur dari garis dasar seseuai dari tiap-tiap negara perlu diratifikasi
ketetapan dalam Konvensi Jenewa berdasarkan aturan badan
1958. Namun sebelumnya Indonesia internasional yang baru. Namun belum
telah lebih dulu menetapkan batas- ditetapkannya batas ZEE (Zona
batas wilayahnya sejauh 12 mil laut Ekonomi Eksklusif) menyebabkan
dari garis dasar termasuk Selat seringnya tangkap-menangkap nelayan
Malaka. Hal ini menyebabkan di wilayah perbatasan. Berdasarkan
perseteruan antara dua negara ketentuan UNCLOS-82, sebagai coastal
mengenai batas laut wilayah state, Malaysia tidak diperbolehkan
mereka di Selat Malaka yang kurang menggunakan Pulau Jara dan Pulau
dari 24 mil laut. Perak sebagai base line yang31dua
pulau tersebut lebih dari 100 mil laut.
2 Batas Perairan Indonesia-Filipina Indonesia dan Filipina Dinyatakan lebih lanjut dalam protocol
mengenai Pulau Miangas perjanjian ekstradisi Indonesia –
Filiphina mengenai defisi wilayah
Pulau Miangas yang terletak dekat Indonesia yang menegaskan Pulau
Filipina, diklaim miliknya. Hal itu Miangas adalah Milik Indonesia atas
didasarkan atas ketentuan dasar putusan Mahkamah Arbitrase
konstitusi Filipina yang masih Internasional 4 April 1928
mengacu pada treaty of paris 1898.
Sementara Indonesia berpegang
pada wawasan nusantara (the
archipelagic principles) sesuai
dengan ketentuan Konvensi PBB
tentang hukum laut (UNCLOS 1982).
4 Terdapat beberapa faktor yang Indonesia dengan Timor Indonesia sudah melakukan berbagai
menjadi penyebab terjadinya Leste tindakan untuk menyelesaikan
konflik komunal tersebut. Pertama, permasalahan ini, baik tindakan yang
masih belum tuntasnya delimitasi bersifat jangka pendek (penyelesaian
perbatasan antara kedua negara. konflik yang terjadi) maupun tindakan
Berdasarkan nota kesepahaman yang bersifat jangka panjang
antara kedua negara pada 2005, (penyelesaian sumber konflik). Pada
masih terdapat 4% perbatasan penyelesaian yang bersifat jangka
darat yang masih belum disepakati. pendek, untuk konflik yang terjadi
Menurut Badan Nasional Pengelola tahun 2012, aparat TNI dari Korem 161
Perbatasan (BNPP), kedua negara Wirasakti Kupang berhasil
masih mempersengketakan tiga menghentikan pembangunan kantor
segmen batas yaitu (a) segmen di QIC yang dilakukan oleh pihak Timor
Noelbesi Citrana, Desa Netemnanu Leste. Menurut Komandan Korem,
Utara, Amfoang Timur, Kabupaten pembangunan tersebut sudah
Kupang, dengan Distrik Oecussi, melewati tapal batas Indonesia sejauh
Timor Leste, menyangkut areal 20 m sehingga TNI meminta Timor
persawahan sepanjang Sungai Leste agar segera menghentikan
Noelbesi, yang status tanahnya pembangunan tersebut. Sambil
masih sebagai zona netral. (b) menunggu penyelesaian lebih lanjut,
segmen di Bijaelsunan, Oben, di TNI bersama dengan tentara Timor
Kabupaten Timor Tengah Utara Leste berhasil menghentikan konflik
dengan Distrik Oecussi, yaitu pada antarwarga perbatasan kedua negara
areal seluas 489 bidang tanah dan menciptakan kondisi yang kondusif
sepanjang 2,6 km atau 142,7 ha. kembali
Tanah tersebut merupakan tanah
yang disterilkan agar tidak
menimbulkan masalah karena
Indonesia-Timor Leste mengklaim
sebagai miliknya. (c) segmen di
Delomil Memo, Kabupaten Belu
yang berbatasan dengan Distrik
Bobonaro, yaitu perbedaan
identifikasi terhadap Median Mota
Malibaca pada aliran sungai
sepanjang 2, 2 km atau pada areal
seluas 41,9 ha
Setelah di isi, LKPD ini di simpan dalam bentuk Foto atau PDF, lalu upload ke Google Classroom.