BATUAN BEKU
3.1
Tujuan Percobaan
3.2
3.2.1
Dasar Teori
Proses Pembentukan Batuan Beku
Awalnya magma yang berada di dalam permukaan bumi akan
mengalami proses pengkristalan secara lambat, setelah mengalami proses
pengkristalan magma akan berubah menjadi Batuan Beku Dalam /
Intrusif.
32
vulkanik.
Holohialin, bila massa batuan seluruhnya terdiri dari gelas vulkanik.
33
2. Bentuk Kristal
Euhedral, bentuk kristalnya sempurna.
Subhedral, bentuk kristalnya kurang sempurna.
Anhedral, bentuk kristalnya tidak sempurna.
Berdasarkan kombinasi bentuk kristalnya, batuan beku dibagi
menjadi:
3. Ukuran Kristal
Halus
Sedang
Kasar
Sangat Kasar
: < 1 mm
: 1 - 5 mm
: 5 - 30 mm
: > 30 mm
mata telanjang.
Faneroporfiritik, fenokris dan massa dasar masih dapat dikenali
mata telanjang.
Glassy, semuanya gelas vulkanik.
Fragmental, terdapat fragmen-fragmen hasil erupsi gunung api.
3.2.4 Struktrur Batuan Beku
34
beku
ekstrusif
adalah
batuan
beku
yang
proses
Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpalgumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada
lingkungan air.
35
Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan
disekitarnya, jenis jenis dari tubuh batuan ini yaitu :
36
ribuan meter.
2.
Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan
disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:
37
ratusan meter
38
39
Nama Batuan
Kandungan Silika
3.3
3.3.1
> 66%
52-66%
45-52%
< 45%
40
3.3.2 Bahan
6 Buah Batuan Beku
3.4
Waktu Praktikum
Waktu praktikum dilaksanakan pada :
Sabtu, 26 November 2011 pukul 12.30 - 14.00
Minggu, 27 November 2011 pukul 10.30 - 12.00
3.5
Prosedur Kerja
1. Pertama, kita ambil batuan beku yang telah disediakan.
2. Lalu, kita amati batuan beku tersebut dengan menggunakan lup dan
tabel klasifikasi batuan.
3. Kemudian kita amati tekstur batuan tersebut dan kita tentukan derajat
kristalisasi dengan memperhatikan bentuk kristalnya.
4. Untuk menentukan bentuk kristalnya, kita amati dengan menggunakan
lup dengan mengamati bentuk kristal yang ada pada batuan.
5. Untuk menentukan ukuran butir kita dapat memperkirakan ukuran
dengan meraba butiran yang ada pada batuan beku.
6. Kemudian untuk menentukan pola susunan butir, kita amati bentuk
permukaan batuan beku.
7. Setelah itu kita amati lagi batuan beku untuk menentukan Fenokris,
Massa Dasar dan Aksesoris.
8. Untuk menentukan Fenokris kita lihat pecahan mineral yang dominan
pada batuan beku.
41
9. Untuk menentukan massa dasar kita lihat dari mineral yang paling
terlihat mencolok pada batuan beku.
10. Untuk mengetahui aksesoris kita lihat pada fenokris atau massa dasar,
biasanya aksesoris melekat pada fenokris atau massa dasar tetapi tidak
menutupi fenokris maupun massa dasar.
11. Kemudian untuk menentukan struktur pada batuan beku, kita amati
permukaan batuan beku.
12. Setelah itu kita tentukan ciri khusus batuan yang kita amati.
13. Selanjutnya dari data identifikasi yang ada kita simpulkan nama
batuan yang telah di identifikasi.
14. Lalu kita juga menentukan genesa batuan tersebut.
15. Langkah terakhir gambar mineral serta beri keterangan gambar pada
kolom keterangan gambar.
42