Anda di halaman 1dari 6

ISSN : 2087-3050 Dinamika Bahari

e-ISSN : 2722-0621 Vol.1 No.1 Edisi Mei 2020 : 21-26

Analisis Konsumsi Bahan Bakar Kapal Niaga Berdasarkan American


Society for Testing Materials the Institute of Petroleum (ASTM-IP)
Nafi Almuzani a, Bambang Wahyudib, Imam Fahcruddinc
a,b,c
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran, Jakarta.
a
Email : nafistip72@gmail.com
b
Email: bambangwahyudi23@gmail.com
c
Email: fahrudinuin@gmail.com

ABSTRAK
Biaya operasional kapal didominasi oleh pembelian bahan bakar minyak. Lebih lanjut,
monitoring konsumsi bahan bakar minyak di kapal kurang di perhatikan, karena officer lebih
berkonsentrasi pada bagaimana kapal bisa bergerak sampai ketujuan. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui koreksi yang harus dilakukan serta dampak yang ditimbulkan apabila
konsumsi bahan bakar minyak yang melalui Flowmeter di kapal dikoreksi menggunakan ASTM-
IP. Subjek penelitian ini adalah empat kapal pada perusahaan PT. S. I. Ship Management dengan
specific grafity (SG) sebesar 0.9601. Dari hasil penelitian menunjukkan output data Flowmeter
pada mesin induk harus dikalikan dengan factor for reducting volume to 15oC yang ada pada
ASTM-IP sehingga berdampak pada keakuratan dalam pelaporan konsumsi bahan bakar.
Akibatnya biaya operasional berkurang dan perusahaan kapal dapat menjual jasanya secara
bersaing.

Kata Kunci: optimalisasi, sistem gas lembam, penanganan muatan, crude oil.

I. PENDAHULUAN berada pada kisaran 70% dari biaya


Anggaran belanja energi operasi kapal tersebut. Oleh karena itu,
menempati posisi tiga besar dalam daftar semua perusahaan pelayaran seharusnya
belanja bulanan perusahaan pelayaran, selalu mengawasi konsumsi BBM di
sehingga harus di jaga ketat fluktuasinya kapalnya secara ketat dan melekat agar
karena pengaruhnya sangat besar tidak ada pemborosan konsumsi BBM
terhadap efisiensi biaya produksi. Dengan (KP Teknik; 2007).
perubahan harga bahan baku energi di Dari hasil studi pendahuluan yang
Indonesia memberikan reaksi yang sangat dilakukan peneliti selama di kapal,
sensitif bagi pelaku industri. Selain itu, dibagian Armada dan operasi, diperoleh
minimnya pemahaman dan penerapan monitoring BBM banyak memiliki
manajemen energi yang baik juga sangat kendala. Kendala yang sering dijumpai
diperlukan untuk efektifitas konsumsi adalah para pengawas di kantor lebih
energi. berkonsentrasi bagaimana kapal dapat
Salah satu komponen penting beroperasi, tiba ditempat tujuan tepat
penggerak kapal adalah bahan bakar waktu dan selamat, sedangkan
minyak (BBM). Bahan bakar minyak monitoring konsumsi BBM secara detail
digunakan untuk menggerakkan mesin di kapal tidak dilakukan, khususnya BBM
diesel sehingga menghasilkan daya setelah melalui Flowmeter. Hal ini
dorong penggerak kapal. BBM yang berakibat kapal yang diawasinya tidak
dibutuhkan mesin diesel didapat dari efisien dalam konsumsi BBM sehingga
supplier minyak dengan membelinya, kedepannya akan mengganggu keuangan
dimana bahan bakar tersebut dikirim ke perusahaan dalam mengoperasikan kapal
kapal di pelabuhan melalui mobil tangki tersebut.
atau dikirim ke kapal saat kapal di laut Dalam dunia perkapalan, bahan
dengan memakai sarana tongkang. Bahan bakar minyak yang digunakan
bakar yang dibeli perusahaan pelayaran diantaranya Heavy Fuel Oil (HFO),
merupakan biaya operasional kapal yang Medium Fuel Oil (MFO), dan

https://doi.org/10.46484/db.v1i1.181 21
ISSN : 2087-3050 Dinamika Bahari
e-ISSN : 2722-0621 Vol.1 No.1 Edisi Mei 2020 : 21-26

Intermediate Fuel Oil (IFO) (MAN B & database ship particular masing-masing
W., 2010). MFO merupakan BBM yang kapal. Dalam penelitian ini, nilai BHP
bukan termasuk jenis distilate, tetapi yang digunakan berdasarkan ship
termasuk jenis residue yang lebih kental particular tanker vessels di perusahan
pada suhu kamar serta berwarna hitam pelayaran Indonesia. Berdasarkan
pekat. Minyak jenis ini memiliki tingkat Specification of a 1100 TEU Container
kekentalan yang tinggi dibandingkan Vessels (Bruegge, 2004), SFOC pada
minyak diesel. Mutu MFO yang baik mesin induk kapal untuk mesin terbaru
harus memenuhi batasan sifat – sifat yang era tahun 2000 keatas yang sudah hemat
tercantum pada spesifikasi dalam segala adalah 0.176 kg/kWh. Lebih lanjut, nilai
cuaca. Karena secara umum bahan bakar SFOC tersebut merupakan nilai pada
MFO hanya dapat dipompa dan kondisi maksimal (100%) daya engine.
diatomisasikan setelah melalui Dalam kondisi operasional kapal,
pemanasan terlebih dahulu. Pemakaian penggunakan SFOC sebesar 85%
BBM jenis ini umumnya untuk (Bruegge, A., 2004) sehingga Persamaan
pembakaran langsung pada industri besar 1 pada kondisi operasional dapat
dan digunakan sebagai bahan bakar untuk dinyatakan dengan
steam power station serta harganya lebih 𝐹𝑂𝐶𝑀𝐹𝑂 = 0,85 × 𝑆𝐹𝑂𝐶
murah dari pada HFO (Simatupang, × 𝐵𝐻𝑃. (2)
2018). Flowmeter merupakan suatu alat
Untuk membatasi masalah, ukur untuk mengetahui jumlah
diasumsikan perhitungan konsumsi pemakaian bahan bakar minyak pada
bahan bakar MFO hanya pemakaian di mesin. Fungsi dari Flowmeter adalah
mesin induk saja dan tidak dimasukkan mengukur jumlah volume cairan yang
atas kerugian bahan bakar MFO yang lewat pada alat tersebut sehingga
dipakai di motor bantu generator dan diperoleh jumlah volume cairan yang
ketel uap (Taher, 2018). Daya efektif atau masuk kedalam suatu wadah/tempat atau
Brake Horse Power (BHP) adalah mesin. Untuk mempermudah dalam
parameter yang menunjukkan memahami posisi Flowmeter pada sistem
kemampuan mesin dalam bahan bakar minyak, berikut ini disajikan
membangkitkan daya pada berbagai skema terkait hal tersebut.
kondisi operasi yang diberikan dengan
satuan kW. Konsumsi bahan bakar
spesifik atau Spesific Fuel Oil
Consumption (SFOC) merupakan
parameter unjuk kerja mesin yang
berhubungan dengan nilai ekonomis
sebuah mesin, karena dengan mengetahui
hal ini dapat dihitung jumlah bahan bakar
yang di butuhkan untuk menghasilkan
sejumlah daya dalam selang waktu
tertentu. Konsumsi bahan bakar spesifik
(SFOC) dapat di hitung dengan
persamaan berikut (Baharuddin, 2016) .
𝐹𝑂𝐶
𝑆𝐹𝑂𝐶 = 𝐵𝐻𝑃, (1)
dimana Gambar 1. Skema sistem bahan bakar minyak
FOC = Fuel Oil Consumption (kg/h)
Keterangan :
SFOC = Spesific FOC (kg/kWh) Fuel Supply Booster Module;
BHP = Brake Horse Power (kW) Pos. 10.1 Change over valve
Pada umumnya, nilai BHP untuk Pos. 2.1 Duplex filter
kapal tertentu sudah tertera dalam Pos. 1.1, 1.2 Supply pumps

https://doi.org/10.46484/db.v1i1.181 22
ISSN : 2087-3050 Dinamika Bahari
e-ISSN : 2722-0621 Vol.1 No.1 Edisi Mei 2020 : 21-26

Pos. 7.1 Pressure control system digunakan untuk mengkonversi muatan


Pos. 2.2 Automatic fine filter minyak apabila terjadi perbedaan
Pos. 3.1 Flowmeter measuring system temperatur dan densitas BBM yang ada
Pos. 4.1 Mixing + accessories dalam kapal. Tujuan penelitian ini adalah
Pos. 1.3, 1.4 Booster pumps mengetahui koreksi yang harus dilakukan
Pos. 5.1, 5.2 HFO pre‐heaters serta dampak yang ditimbulkan apabila
Pos. 6.2 Viscometer sensor konsumsi bahan bakar minyak yang
Pos. 4.2 Dumping tank melalui Flowmeter di kapal dikoreksi
Pos. 5.3 MDO cooling unit
menggunakan tabel ASTM-IP.
Jenis penelitian yang digunakan
Pos. 10.2 MDO change over valve
adalah analisis deskriptif kuantitatif.
Subjek penelitian adalah beberapa kapal
II. METODE PT. S. I. SHIP MANAGEMENT yang
Pada Gambar 1 mengindikasikan
mana crew dalam kapal tersebut tidak
bahwa koreksi bahan bakar tidak hanya melakukan koreksi pada saat pelaporan
dilakukan pada saat sounding di tangki, konsumsi bahan bakar minyak. Proses
tetapi yang lebih penting lagi adalah tahapan dalam penelitian ini disajikan
koreksi yang harus dilakukan setelah
dalam diagram berikut.
bahan bakar melalui Flowmeter,
mengingat temperatur dan densitas bahan Studi
bakar di tangki awal berbeda dengan Pendahuluan (Observasi)
temperatur dan densitas bahan bakar
setelah melalui Flowmeter. Agar hasil
penelitian ini akurat, maka konsumsi Adanya Krew Kapal yang tidak melakukan
bahan bakar MFO yang akan dikoreksi koreksi dengan tabel ASTM-IP pada saat
densitas dan temperaturnya merupakan pelaporan konsumsi bahan bakar minyak
bahan bakar setelah melalui Flowmeter. (Wawancara)
Jadi untuk menghitung konsumsi bahan
bakar MFO tidak perlu menghitung
secara manual, cukup dengan melihat
Flowmeter kemudian melakukan koreksi Memilih Kapal-Kapal dengan kondisi
hasil Flowmeter dengan menggunakan pelaporan konsumsi bahan bakar tidak di
koreksi dengan tabel ASTM-IP
tabel ASTM-IP (American Society for
(Pemilihan Sampel)
Testing Materials the Institute of
Petroleum).
Mengingat material bumi, terutama
bahan cair sangat rentan berubah dengan Pengambilan data laporan konsumsi
bahan bakar pada kapal tersebut selama
kondisi suhu atau temperatur maka
satu tahun (Studi Dokumentasi)
koreksi standar perhitungan konsumsi
BBM harus dilakukan kemudian
distandarkan seluruh dunia. Temperatur
yang dijadikan acuan untuk standarisasi Melakukan koreksi konsumsi bahan bakar
adalah 15o C, jadi dimanapun lokasi minyak berdasarkan tabel ASTM-IP serta
dalam melakukan perhitungan konsumsi perhitungan biayanya (Analisa Data)
BBM, agar tidak merugikan pihak lain Gambar 2. Tahap-tahap penelitian
maka perhitungan yang dilakukan harus
dikonversi ke temperatur 15o C. III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel standar ukur yang digunakan Berdasarkan tahapan pemilihan
untuk melakukan koreksi densitas dan subjek penelitian, diperoleh empat kapal
temperatur pada BBM di kapal adalah yang terindikasi tidak melakukan koreksi
tabel ASTM-IP. Didalam tabel tersebut temperatur dan densitas pada saat
terdapat nilai koreksi volume yang pelaporan konsumsi bahan bakar, yaitu:

https://doi.org/10.46484/db.v1i1.181 23
ISSN : 2087-3050 Dinamika Bahari
e-ISSN : 2722-0621 Vol.1 No.1 Edisi Mei 2020 : 21-26

Tabel 1. Subjek Penelitian


NO NAMA KAPAL GRT TIPE MESIN MFO Consumpt
(MT/month) Differe
1 MV. SIKUD 7.717 MAKITA- nce
Vess Mon
MITSUI MAN No consu
el th Actual Consumption mption
B&W 3939 KW M/E (A – B)
2 MT. SIMAS 13.960 YICHANG MAN NO WITH
COREECTION CORRECTION
B&W 4900 KW (A) (B)
3 MT. SITO 1.942 AKASAKA 2059 Jan 158,61 150,70 7,91
KW
Feb 33,99 32,29 1,70
4 MV. SIKUT 33.348 STX MAN 9480
KW Mar 157,46 149,60 7,86
Peneliti melakukan koreksi Apr 166,56 158,25 8,31
temperatur dan densitas dalam May 73,81 70,13 3,68
perhitungan konsumsi bahan bakar empat 94,43 89,72 4,71
MV. June
kapal tersebut, kemudian 1 SIK July 98,4 93,49 4,91
membandingkan dengan laporan awal, UD
serta menghitung penghematan biaya Aug 28,9 27,46 1,44

pembelian bahan bakar MFO. Lebih Sept 46,57 44,25 2,32


lanjut, peneliti membuat grafik konsumsi Oct 113,6 107,93 5,67
bahan bakar sebelum dan sesudah Nov 79,11 75,16 3,95
dikoreksi untuk memudahkan dalam
Dec 79,03 75,09 3,94
mendeskripsikan hasil perhitungan TOT
konsumsi bahan bakar. Selanjutnya 1.130,47 1.074,06 56,41
AL
dibuat diagram batang biaya pembelian
bahan bakar MFO sebelum dan sesudah Sebelum melakukan perhitungan
dikoreksi tabel ASTM-IP, sehingga konsumsi bahan bakar yang akan
terlihat seberapa besar selisih diantara dikoreksi densitas dan temperaturnya,
kedua biaya tersebut. terlebih dahulu disajikan data laporan
konsumsi bahan bakar kapal MV. SIKUD
Tabel 2. Laporan Konsumsi Bahan Bakar MFO selama satu tahun.
kapal MV. SIKUD sebelum dikoreksi
Running Time MFO
Diketahui bahan bakar MFO kapal
of MFO Usage Consumpt MV. SIKUD memiliki viskositas 180 cSt
No
Ves
Month
Consumpted Actual dengan specific grafity 0,9601
sel by M/E Consumptio o
total n M/E) distandarkan ke densitas 15 C, dari Tabel
hrs 21 (ASTM–IP, 1965) diperoleh 0,9594.
days (MT/month)
Jan 315,70 13,15 158,61 Kemudian MFO dipanaskan sampai
Feb 65,00 2,71 33,99 temperatur 90oC dengan nilai standar
Mar 304,40 12,68 157,46 densitas 15oC sebesar 0,9594 diperoleh
Apr 326,40 13,60 166,56 factor for reducting volume ke 15oC dari
May 159,50 6,65 73,81 Tabel 54 (ASTM–IP, 1965) sebesar
MV. June 209,80 8,74 94,43 0,9501. Data konsumsi bahan bahan yang
1 SIKU
D July 195,00 8,13 98,40 melalui Flowmeter pada bulan januari
Aug 53,20 2,22 28,90 sebesar 2086,38 MT. Jadi konsumsi
Sept 180,40 7,52 46,57 bahan bakar MFO yang sudah di koreksi
Oct 208,10 8,68 113,60 dengan ASTM-IP bulan januari sebesar
Nov 93,00 3,88 79,11 0,9501×158,61≈150,70 MT.
Dec 100,00 4,17 79,03 Dengan menggunakan langkah-
2210,50 92,10 1130,47 langkah yang sama seperti perhitungan
TOTAL
konsumsi MFO pada bulan Januari,
diperoleh tabel perbandingan konsumsi
Tabel 3. Konsumsi MFO pada kapal MV. MFO sebelum dan sesudah dikoreksi
SIKUD sebelum dan sesudah dikoreksi dengan tabel ASTM-IP dalam setahun.
Berikut ini disajikan grafik konsumsi

https://doi.org/10.46484/db.v1i1.181 24
ISSN : 2087-3050 Dinamika Bahari
e-ISSN : 2722-0621 Vol.1 No.1 Edisi Mei 2020 : 21-26

MFO kapal MV. SIKUD sebelum dan Diagram batang Pembelian MFO
sesudah dikoreksi dengan tabel ASTM- pada Kapal MV. SIKUD
IP. Rp10.739.465.…
Rp10.203.565.…
Diagram Garis Konsumsi MFO
pada Kapal MV. SIKUD
200
Konsumsi MFO (MT)

150 No
Correction
100 (A)
50 With
0 Correction
0 5 10 15 (B)
Bulan
no correction
Gambar 3. Diagram garis konsumsi MFO pada with correction
kapal MV .SIKUD
Dari Gambar 3 terlihat bahwa Gambar 4. Diagram batang biaya pembelian
konsumsi MFO pada kapal MV. SIKUD bahan bakar MFO pada kapal MV. SIKUD
setelah dikoreksi dengan tabel ASTM-IP
selalu lebih kecil dari pada konsumsi Dari Gambar 4 terlihat bahwa ketika
MFO sebelum dikoreksi tabel ASTM-IP. pelaporan konsumsi bahan bakar MFO
Hal inilah yang menyebabkan perbedaan sudah dikoreksi dengan tabel ASTM-IP,
laporan sisa bahan bakar kapal dengan maka perusahaan PT. S. I. SHIP
pengecekan langsung di atas kapal yang MANAGEMENT dapat melakukan
mana selisihnya cukup banyak (over). penghematan biaya pembelian bahan
Lebih lanjut, dengan kondisi seperti bakar MFO untuk setahun, disajikan
inilah, yaitu pengkoreksian konsumsi dalam tabel berikut ini.
bahan bakar MFO menyebabkan efisiensi
Tabel 4. Penghematan yang bisa dilakukan
penggunaan bahan bakar. dalam pembelian MFO pada MV.SIKUD
Diketahui harga bahan bakar MFO
berdasarkan acuan harga PT. Ocean Petro 𝐹𝑂𝐶𝑀𝐹𝑂 (MT/year)
Biaya Pembelian MFO (/year)
Energy periode 1 – 15 Februari 2017, (Rp)
adalah Rp.8.800/Liter (termasuk PPN
10% dan PPH 0.3%) dan belum termasuk No With No With
biaya angkut ke kapal. Untuk hitungan correction correction correction correction
harga MFO per MT sebagai berikut 1.130,47 1.074,06 10.739.465.000 10.203.565.697
(8.800 : SG) x 1000 = Rp. 9.165.000/MT,
belum termasuk biaya transport. Apabila Dengan menggunakan perhitungan yang
biaya transport Rp. 335/Kg, maka harga sama dengan MV. SIKUD, diperoleh
bahan bakar minyak MFO Rp. tabel penghematan biaya pembelian
9.500.000,-/MT. bahan bakar MFO yang dapat dilakukan
PT. S. I. Ship Management.
Berikut ini disajikan diagram batang
biaya pembelian bahan bakar MFO pada Tabel 5. Penghematan yang bisa dilakukan
kapal MV. SIKUD sebelum dan sesudah dalam pembelian MFO pada MT.SIMAS
dikoreksi tabel ASTM-IP.
Biaya Pembelian MFO (/year)
𝐹𝑂𝐶𝑀𝐹𝑂 (MT/year)
(Rp)

No With No correction With


correction correction correction
1.734,56 1.648,01 16.478.358.000 15.656.087.935

https://doi.org/10.46484/db.v1i1.181 25
ISSN : 2087-3050 Dinamika Bahari
e-ISSN : 2722-0621 Vol.1 No.1 Edisi Mei 2020 : 21-26

Tabel 6. Penghematan yang bisa dilakukan Dengan melakukan koreksi pada


dalam pembelian MFO pada MT.SITO pelaporan perhitungan konsumsi bahan
bakar kapal dapat mengurangi biaya
Biaya Pembelian MFO
𝐹𝑂𝐶𝑀𝐹𝑂 (MT/year) (/year) pengeluaran untuk membeli bahan bakar.
(Rp)
DAFTAR PUSTAKA
No With No correction With
correction correction correction ASTM–IP. (1965). American Society for
777,33 738,54 7.384.616.000 7.016.123.661 Testing Material the Institute of
Petroleum Tables. The Institute of
Tabel 7. Penghematan yang bisa dilakukan Petroleum, hal. 29 dan 54
dalam pembelian MFO pada MV.SIKUT
Bruegge, A. (2004). Specification of a
Biaya Pembelian MFO (/year) 1100 TEU Container Vessels.
𝐹𝑂𝐶𝑀𝐹𝑂 (MT/year)
(Rp) Hamburg: VEGA REEDERI GMBH
& CO KG, hal. 94
No With No correction With
correction correction correction Baharuddin. (2016). Perancangan
777,33 738,54 33.152.891.000 31.498.561.739 Simulasi Kontrol Otomatis Distribusi
Bahan Bakar Tangki Harian pada
Umumnya, laporan crew kapal terkait KM. Madani Nusantara, Jurnal Riset
konsumsi bahan bakar MFO adalah dan Teknologi Kelautan (JRTK):
𝐹𝑂𝐶𝑀𝐹𝑂 sebelum di koreksi, artinya Volume 14, Nomor 1, hal. 61-76.
𝐹𝑂𝐶𝑀𝐹𝑂 yang dilaporkan hanya
berdasarkan output Flowmeter saja, tidak KP. Teknik. (2007). Proposal untuk
di koreksi dengan tabel ASTM - IP. Lebih penggantian bahan bakar dari MDO
lanjut, pihak offiicer juga tidak ke MFO. Tidak dipublikasikan, hal.
melakukan koreksi dengan tabel ASTM – 25
IP sehingga kerugian yang dialami
perusahaan pelayaran sangat besar. MAN B & W. (2010). MAN B & W
Kerugian pemakaian bahan bakar DIESEL-K90ME9-TII Project Guide
MFO untuk mesin induk berdasarkan - Electronically Controlled Two-
Flowmeter terjadi, karena pada umumnya Stroke Engines. Denmark: M. Diesel
pengawas di kantor dan pihak kapal tidak and Turbo, hal. 2 (7.04)
melakukan koreksi bahan bakar dengan
Simatupang, D. (2018). Optimalisasi Alat
temperatur dan densitas sesuai dengan
Pengabut Bahan bakar Pada
tabel ASTM-IP. Artinya, bahan bakar
Generator Untuk Kelancaran
yang dikonsumsi oleh mesin yang
Pengoperasian MV. EGS.
melewati Flowmeter seharusnya
CREST. Meteor STIP
dikoreksi volume yang tercatat di
Marunda, 11(2), 6-15.
Flowmeter berdasarkan temperatur dan
densitas yang sudah terstandarkan dengan Taher, M. U. (2018). Optimalisasi
menggunakan tabel ASTM – IP.
Pengoperasian Boiler Dalam
Memproduksi Uap Untuk Menunjang
IV. SIMPULAN Pengoperasian Kapal MV. SINAR
Koreksi temperatur dan densitas
KUTAI. Meteor STIP
pada bahan bakar kapal yang melalui Marunda, 11(2),16-2
Flowmeter harus dilakukan untuk
memastikan keakuratan konsumsi bahan
bakar, yaitu dengan cara mengkalikan
data output Flowmeter dengan factor for
reducting volume ke 15oC yang didapat
dalam tabel ASTM – IP.

https://doi.org/10.46484/db.v1i1.181 26

Anda mungkin juga menyukai