Natural Flow yaitu produksi sumur minyak dan gas bumi secara alami
tanpa bantuan peralatan-peralatan buatan. Sumur produksi ini memiliki fluida yang
dapat mengalir dengan sendirinya ke permukaan melalui tubing karena memiliki
tekanan reservoir yang lebih tinggi daripada tekanan hidrostatik kolom fluida yang
berada dalam lubang sumur tersebut.
Bila tekanan reservoir cukup besar, sehingga mampu mendorong fluida reservoir
sampai ke permukaan disebut sebagai sumur sembur alam. Sumur sembur alam
dapat diproduksikan dengan atau tanpa jepitan (choke) di permukaan. Sebagian
besar sumur sembur alam menggunakan choke di permukaan dengan berbagai alasan,
antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
Sebagai pengaman
Untuk mempertahankan produksi, sebesar yang diinginkan
Mempertahankan batas atas laju produksi, untuk mencegah masuknya pasir
Untuk memproduksikan reservoir pada laju yang paling efisien
Untuk mencegah water atau gas coning
Biasanya choke dipasang pada awal produksi (choke / bean performance), kemudian
dengan bertambahnya waktu ukuran choke akan bertambah, dan pada akhirnya choke
akan dilepaskan seluruhnya agar tetap diperoleh laju produksi yang optimum.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan laju produksi maupun
menganalisa kelakuan sumur sembur alam, yaitu:
Sistim di permukaan
Semua faktor di atas berkaitan erat satu dengan yang lain, dan akan mempengaruhi
aliran minyak, gas, dan air dari reservoir sampai ke fasilitas di permukaan.
Fonseca (1972) memberikan diskusi berikut tentang fasilitas yang ada di lapangan
untuk melengkapi kontinuitas sistim dan cara control masing-masing:
a.
Antara batuan reservoir dan sumur minyak terdapat peralatan bawah
permukaan yang terdiri dari casing, tubing, packer, bridge plug, bottom-hole choke,
katup-katup, seating nipple, peralatan pengaman dan lain-lain. Semua peralatan yang
dipasang ini disebut sebagai kondisi mekanis suatu sumur dan didesain sedemikian
rupa sehingga akan terjadi hubungan antara reservoir dan sumur; dan memungkinkan
untuk melakukan control yang efektif terhadap formasi produktif, meliputi
kemungkinan workover khusus, stimulasi, dan operasi rekomplesi untuk problema
produksi.
b.
Antara sumur minyak dan sistim flowline terdapat peralatan permukaan untuk
menngontrol sumur, meliputi fasilitas pengamanan dan fasilitas untuk memungkinkan
dilakukannya operasi khusus sehubungan dengan kelakuan sumur produksi.
Komponen utama dari sistim ini adalah flowline choke yang mengontrol tekanan
aliran di permukaan (tubing dan casing), dan pada dasar lubang.
c.
Antara flowline dan fasilitas permukaan, terdapat peralatan untuk
memisahkan fasa-fasa yang berbeda (gas, minyak, dan air).
Mekanisme kerja :
Pemindahan rongga-rongga yang terbentuk antara rotor dan strator saat berputar
dengan arah ke atas sehingga fluida mengalir kepermukaan
performa reservoir, ketersediaan gas injeksi, tekanan kerja gas injeksi, kemiringan
sumur, dan lain sebagainya.
Kelebihan Gas Lift
Biaya peralatan awal buntuk instalasi gas-lift biasanya lebih rendah, terutama sekali
untuk pengangkatan sumur dalam
Pasir yang ikut terproduksi tidak merusak kebanyakan instalasi gas-lift
Gas-lift tidak tergantung/dipengaruhi oleh desain sumur
Umur peralatan lebih lama
Biaya operasi biasanya lebih kecil, terutama sekali untuk deep-lift
Ideal untuk sumur-sumur dengan GOR tinggi atau yang memproduksikan buih gas
Keterbatasan Metode Gas-Lift
Gas harus tersedia
Sentralisasi kompresor sulit untuk sumur-sumur dengan jarak terlalu jauh
Gas injeksi yang tersedia sangat korosif, kecuali diolah sebelum digunakan
BAB II
diikat pada sebuah alat pengukur tegangan kabel. Didalam kabin logging atau truk
logging terdapat alat penunjuk beban yang menunjukkan tegangan kabel atau berat
total alat. Roda katrol bawah diikat pada struktur menara bor dekat dengan mulut
sumur. Setelah alat-alat logging disambungkan menjadi satu diadakan serangkaian
pemeriksaan ulang dan kalibrasi sekali lagi dilakukan supaya yakin bahwa alat
berfungsi dengan baik dan tidak terpengaruh oleh suhu tinggi atau lumpur. Alat
logging kemudian ditarik dengan kecepatan tetap, maka dimulailah proses perekaman
data. Untuk mengumpulkan semua data yang diperlukan, seringkali diadakan
beberapa kali perekaman dengan kombinasi alat yang berbeda (Harsono,1997).
Sistem pengiriman data di lapangan dapat menggunakan jasa satelit atau telepon,
sehingga data log dari lapangan dapat langsung dikirim ke pusat komputer untuk
diolah lebih lanjut perbedaan elektro kimia antara air di dalam formasi dan lumpur
pemboran, akibat adanya perbedaan salinitas antara lumpur dan Komposisi dalam
batuan maka akan menimbulkan defleksi positif atau atau negatif darikurva ini
(Bassiouni,1994). Potensial ini diukur dalam milivolts (mV) dalam skala yang relatif
yang disebabkan nilai mutlaknya (absolute value) bergantung pada sifat-sifat dari
lumpur pemboran. Dibagian yang shaly , defleksi SP maksimum ke arah kanan yang
dapat menentukan suatu garis dasar shale. Defleksidari bentuk log shale baseline
menunjukan zona batuan permeabel yang mengandung fluida dengan salinitas yang
berbeda dari lumpur pemboran (Russell, 1951). Log SP hanya dapat menunjukkan
lapisan permeabel, namun tidak dapat mengukur harga absolut dari permeabilitas
maupun porositas darisuatu formasi. Log SP sangat dipengaruhi oleh beberapa
parameter seperti resistivitas formasi, air lumpur pemboran, ketebalan formasi dan
parameter lain. Jadi pada dasarnya jika salinitas Komposisi dalam lapisanlebih besar
dari salinitas lumpur maka kurva SP akan berkembang negatif dan jika salinitas
Komposisi dalam lapisan lebih kecil dari salinitas lumpur maka kurva SP akan
berkembang positif. Dan bilamana salinitas Komposisi dalam lapisan sama dengan
salinitas lumpur maka defleksikurva SP akan merupakan garis lurus sebagaimana
pada shale (Doveton,1986).Kurva log SP tidak mampu secara tepat mengukur
ketebalan lapisan karena sifatnya yang lentur. Perubahan dari posisi garis dasar serpih
(Shale BaseLine) ke garis permeabel tidak tajam melainkan halus sehingga garis
batas
antara
lapisan
tidak
mudah
ditentukan.Kegunaan
Log SP adalah
batas-batas
lapisan
permeabel dan
korelasi antar
Log Resistivitas
Resistivitas atau tahanan jenis suatu batuan adalah suatu kemampuan batuan
untuk menghambat jalannya arus listrik yang mengalir melalui batuan tersebut
(Thomeer, 1948). Resistivitas rendah apabilabatuan mudah untuk mengalirkan arus
listrik dan resistivitas tinggi apabila batuan sulit untuk mengalirkan arus listrik.
Resistivitas kebalikan dari konduktivitas, satuan dari resisitivitas adalah ohmmeter
(meter). Besarnya harga resisitivitas (tinggi atau rendah) suatu batuan tergantung
pada sifat karakter dari batuan tersebut. Nilai resistivitas pada suatu formasi
bergantung dari (Chapman, 1976) :
Log Radioaktif
Log ini menyelidiki intensitas radioaktif mineral yang mengandung radioaktif dalam
suatu lapisan batuan dengan menggunakan suatu radioaktif tertentu.
Interpretasi Log
a) Log Resistivity
(LLD, LLS, MSFL)
-Litologi batugamping menunjukkan Resistivitas yang besar
-Litologi batugamping menunjukkan Resistivitas yang kecil
-Air resistivitasnya kecil
-Hidrokarbon resistivitasnya besar
b) Log Porositas (NPHI, RHOB)
-Batuamping (NPHI) : kecil(RHOB) : besar
-Pasir (diantara batugamping dan batulempung)
Interpretasi Porositas
Apabila kurva densitas (RHOB) lapisan tersebut berada di sebelahkiri kurva neutron
(NPHI) maka lapisan tersebut menunjukkan komposisifluida.
Air : - Reisitivitas kecil (LLD, LLS, MSFL = kecil)
-NPHI kecil
-RHOB kecil
Hidrokarbon : - Reisitivitas besar (LLD, LLS, MSFL = besar)
-NPHI kecil
-RHOB besar
Log Caliper
Log ini merupakan log penunjang keterangan log ini digunakan untuk mengetahui
perubahan diameter dari lubang bor yang bervariasi akibat adanya berbagai jenis
batuan yang ditembus mata bor. Pada lapisan shale Atau clay yang permeabilitasnya
hampir mendekati nol, tidak terjadi kerak lumpur sehingga terjadi keruntuhan dinding
sumur bor (washed out ) sehingga dinding sumur bor mengalami perbesaran diameter.
Sedangkan pada lapisan permeabel terjadi pengecilan lubang sumur bor karena terjadi
endapan lumpur pada dindingnya yang disebut kerak lumpur (mud cake). Pada
dinding sumur yang tidak mengalami proses penebalan dinding sumur, diameter
lubang bor akan tetap. Log ini berguna untuk mencari ada atau tidaknya lapisan
permeabel
http://sangfuehrer.blogspot.com/2012/04/metode-produksi-migas.html
http://bellampuspita.blogspot.com/2012/03/tahapan-produksi-metode-produksi.html
http://achmadn-indrawan.blogspot.com/2010/12/rangkuman-pengantar-teknikperminyakan.html
http://gede-siddiarta.blogspot.com/2011/11/analisa-well-logging-untukpenentuan.html