Penyaluran
penyaluran BBM dari terminal BBM Meulaboh dilakukan untuk melayani kebutuhan BBM bagi
masyarakat dan industry-industri diwilayah cakupannya di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Produk
BBM disalurkan dari Terminal BBM melalui filling shed (bangsal pengisian) bagi mobil tangki.
Saat ini bangsal pengisian, untuk penyaluran BBM, terminal BBM, terminal BBM Meulaboh mempunyai
5 unit filling point.
Sebelumnya memasuki areal bebas api, knalpot mobil tangki diwajibkan memasangkan fire trap untuk
mencegah kemungkinan kebakaran akibat percikan api dari knalpot. Bila prosedur administrasi dipenuhi
maka pengisian di filling shed dapat dilakukan dengan cara memompakan BBM kedalam tangki mobil
melalui loading arm.
Cara pengisian ke mobil tangki ini mengau pada Standard Operating Precedure (SPO) yang ada agar tidak
terjadi cecehan minyak saat pengisihan dilakukan. Kapasitas penyaluran BBM diterminal BBM ini setiap
hari dapat dilihat pada tabel berikut :
Saat ini, jumlah mobil tangki yang dilayani terminal BBM ini untuk pendistribusian BBM adalah sebanyak
42 mobil tangki. Jumlah yang dilayani sebanyak 17 stasiun pengisian bahan bakar untuk Umum (SPBU), 4
solar packet Dealer Nelayan (SPDN), 2 agen Penyaluran Minyak Tanah dan Solar (APMS) dan beberapa
konsumen industry (B2B) seperti PLN, perkebunan dan pertambangan.
Penambahan satu tangki timbun solar dengan kapasitas timbun 2500 KL bertujuan meningkatkan jumlah
hari ketersediaan solar di Wilayah caakupan distribusinya.
Pada tabel 2.8 disajikan data rata-rata harian dari penerimaan BBM setiap bulan, penyaluran setiap
bulan (actual thruput) serta jumlah hari keterbatasan BBM diwilayah distribusi.
Tabel 2.8. penerimaan, penyaluran BBM di Terminal BBM Meulaboh serta coverage days diwilayah
distribusi (januari-oktober 2012).
Pada tabel tersebut terlihat bahwa pasokan Solar rata-rata sejumlah 331 KL, dengan supply BBM setiap
harinya sejumlah 329.0-400 KL ke wilayah cakupan distribusi, ketersediaan BBM solar cukup untuk
selama 3-7 hari.
Tanpa adanya penambahan tangki timbun tersebut, dengan asumsi tidak akan ada pengalihan produk ke
tangki lainnya, berarti tangki timbun dengan kapasitas sejumlah 1.461 KL dengan lama penyimpanan
selama 3,74 hari. Ini relative sama dengan jumlah hari dari keberadaan Solar bagi masyarakat/industry
di wilayah cakupan distribusi terminal BBM Meulaboh.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka frekuensi pasokan Solar oleh tangker akan meningkat dari 3
kali menjadi 10 kali dalam sebulan. Hal ini menjadi sangat rentan bagi masyarakat/industry dalam kaitan
dengan ketersediaan BBM tersebut. Ini disebabkan karena dengan makin tingginya frekuensi
kedatangan tanker maka akan semakin tinggi pula resiko tertundanya pasokan BBM tersebut akibat
buruk cuaca yang sangat berpengaruh pada kondisi perairan.
Fasilitas Penyaluran
Tabel 2.9. Kapasitas Pompa pengisian Tangki Timbun di Terminal BBM Meulaboh.
Dalam proses pengisian BBM ke mobil tangki pada bangsal pengisian (filling shed), diantara
bangsal pengisian dan pompa penyalur dari tangki, dipasang meter Arus. Meter arus ini
berfungsi menjaga kestabilan aliran pada proses pengisian tersebut. Pada tabel 2.10. disajikan
spesiikasi meter arus untuk setiap produk BBM yang akan disalurkan ke mobil tangki.
Tabel 2.10. Spesifikasi Arus Kas Meter yang ada di Terminal BBM Meulaboh
Pompa Produk
Pompa penyaluran produk diletakkan dirumah pompa berukuran 5mx18m dengan konstruksi
rangka besi atap spandek. Pompa produk BBM yang tersedia di terminal BBM ini sebanyak 8
(delapan) pompa jenis Centrifugal dengan pergerakan motor listrik.
Spesifikasi pompa produk yang tersedia dalam Terminal BBM ini dapat dilihat dalam tabel 2.11
sedangkan system pemipaan yang ada di TBBM Meulaboh dapat dilihat pada lampiran 3.
Tabel 2.11 Spesifikasi Pompa prosuk di Terminal BBM Meulaboh Kab. Aceh Barat
Selama operassi terminal BBM Meulaboh berlangsung, uapaya perawatan terhadap fasilitas yang ada
baik yang ada pada area lokasi maupun yang ada diluar lokasi terutama CBM dan pipa penyalurannya
yang berada dilaut dilakukan tindakan preventive maintenance untuk menjaga terjadinya kegagalan alat
ataupun gangguan operasi. Adapun pemeliharaan dilakukan secara periodic atau berkala.
Khusus mengenai CBM< karena keberadaan nyadiluar lokasi terminal dan merupakan salah satu fasilitias
vital untuk keberlangsungan proses penyediaan BBM diwilayah cakupan distribusi Terminal BBM
Meulaboh, maka upaya yang dilakukan bukan hanya melakukan pemeliharaan, juga diperlukan
pengawasan yang seksama terhadap keberadaan CBM tersebut.
Hal tersebut mengingat selain adanya factor internal yang menjadi penyebab gagalnya operasi, juga
factor ekternal diantaranya:
Hilangnya pelampung dipermukaan yang menyebabkan kesukaran dalam mencari flexible hose
yang berada didasar perairan, apabila tangker dating untuk membongkar minyak. Untuk itu
perlu dilakukan pengawasan yang ketat atau berkomunikasi dengan nelayan
Pipa akan mengalami abrasi terkena jangkar nelayan, gesekan dengan karang. Hal ini biasanya
dilakukan dengan melapisi pipa dengan bahan pembungkus
Gelombang yang tinggi yang dapat merusak, memindahkan moorings. Biasanya ini dilakukan
dengan memperpanjang rantai pengikat buoy (riser chain)
Tali terlibat propeller. Untuk menghindari kejadian ini, maka tali yang digunakan tali yang berat
atau yang tenggelam (polyester or leaded line)
Fouling organis(misalnya tritip) akan dapat menggelamkan buoy. Ini biassanya dilakukan
perawatan dengan cara menghilangkan organism yang sudah menempel atau dengan
pengecetan ulang menggunakan cat anti fouling.
Bagi tangki timbun, selama pemakaian akan mengalami proses erosi akibat pengkaratan yang akan
dapat menyebabkan tangki menjadi kotor. Oleh karena itu, dilakukan perawatan tangki timbun
antara lain :
Tank cleaning yang bertujuan akan membersih kotoran dan endapan minyak didasrkan
tangki timbun dengan periode lima tahun sekali
Pemeliharaan victoulic joint yang dipasang pada pipa inlet dan outlet tangki untuk
mengurangi getaran saat pemompaan
Perawatan system drainase dan oil catcher
Pemeliharaan bund wall/fire wall
Pemeliharaan rumput yang digunakan sebagai indicator adanya ceceran minyak dan
kebocoran tangki timbun
Pembuatan sumur pantau untuk mengetahui adanya kebocoran tangki timbun
Pemeriksaan secara berkala untuk ketebalan tangki (kalibrasi ulang)
Khusus pada proses tank cleaning, pemersihan tangki timbun dimulai dengan pengosongan tangki
dari BBM dengan menggunakan pipa penyaluran yang telah terpasang. Tangki timbun tidak dapat
dikosongkan dari BBM seluruh nya, karena ujung pipa penyaluran terletak 40 cm dari dasar tangki.
Sisa BBM dalam tangki yang tidak dapat dikeluarkan ini disebut dead stock. Didalamnya terdapat
partikel-partikel padat yang mengotori BBM yang akan disebut sebagai sludge (lumpur minyak)
tangki.
Tangki yang sudah dikosongkan dari sludge, masih penuh dengan uap BBM bersangkutan yang
berassal dari sisa-sisa yang terdapat dalam tangki. Uap ini harus dikeluarkan dengan cara membuka
menhole pada dinding bawah dan atas tangki selama berhari-hari atau pengeluarannya dapat
dipercepat menggunakan blower.ruangan dalam tangki ini benar-benar bebas dari uap BBM Karena
dapat berakibat fatal bagi pekerja yang akan membersihkan tangki tersebut. Keberadaan uap BBM
dalam tangki dapat dideteksi dengan menggunakan gas detector.
Setelah ruangan timbun bebas dari uap BBM barulah tank cleaning dilakukan. Volume air
yangdilakukan untuk kegiatan pembersihan tangki timbun ini lebih kurang 350 KL per tangki. Air
pembersihan tangki tersebut dibuang ke parit yang akan menuju keperangkat minyak (oil catcher).
Lama nya kegiatan pembersihan tangti timbun ini berlangsung sekitar 3 (tiga) minggu dan kegiatan
ini merupakan penghasilan limbah cair yang paling banyak dalam operasi Terminal BBM.
2.6 Utilitas
Utilitas yang ada diterminal BBM Meulaboh meliputi pengadaan air bersih dan sumber energy.
b. Sumber Energi
Untuk menjalankan operasi Terminal BBM Meulaboh, sumber energy listrik diperoleh dari PLN
dengan kapasitas sebesar 150 KVA. Gengset hanya akan digunakan apabila terjadi pemadaman
dari PLN dan terminal BBM Meulaboh tersaji pada tabel 2.12 berikut.
Tabel 2.122. Kondisi dan Klalifikasi Gengset di Terminal BBM Meulaboh.
Kebutuhan listrik untuk keperluan operasi terutama adalah untuk menjalankan pompa-pompa
penerimaan BBM dari tangker ke tangki timbun dan pompa-pompa penyaluran dari tangki ke
bangsal pengisian (filling shed). Selebihnya, listrik diperluhkan untuk penerangan jalan,
perumahan dan pendinginan ruangan.
Apabila kebakaran atau pencemaran akibat bocornya dinding tangki maka penanggulangannya
akan mengikuti prosedur Organisasi keadaan Darurat yang diberlakukan diterminal BB
Meulaboh.
Limbah Cair
Banyak BBM saat ini mengandung ethanol untuk menaikkan angka oktan. Didalam tangki timbun,
ethanol ini akan menyerap uap air yang berada diudara yang kemudian akan membentuk gum, padatan
atau berada dalam 2 (dua) fasa yaitu BBM yang berada dilapisan atas dan fasa air-alkohol dilapisan
bawahnya. Kandungan moisture dalam BBM ini terbentuk mulai pada saat pencampuran BBM dengan
ethanol dan disimpan dalam tangki selama beberapa bulan maka akan terjadi kandungan moisture yang
sangat tinggi pada BBM akibat proses kondensasi didalam tangki timbun. Pada umumnya proses
penyimpangan sedemikian lama pada kondisi udara kering kandungan moisture dalam BBM berada
sekitar 3-30 persen. Lebih tinggi angka tersebut maka air akan terpisah dari BBM dan air akan berada
dilapisan bawah.
Untuk memperoleh BBM yang dapat memberikan proses pembakaran baik maka air harus dikeluarkan
dari dalam tangki. Proses pengeluaran air dari tangki timbun dikenal dengan istilah tank draining. Tank
training dilakukan beberapa jam setelah BBM dimasukkan kedalam tangki timbun.
Air yang dihasilkan dalam proses tank draining ini akan dibuang ke parit yang berada disekitar tangki
dimana parit ini akan berakhir diperangkat minyak (oil catcher).
Selain limbah cair yang berasal dari tangki timbun, limbah cair juga berasal dari ceceran BBM yang
terjadi pada saat pengisihan mobil tangki di areal bangsal pengisian (filling shed).
Biasanya ceceran yang terjadi dibersihkan dengan kain majun atau sabun dan disemprotkan dengan air.
Air pembersih ini akan masuk kedalam parit yang juga akan berakhir diperangkat minyak (oil catcher).
Bagi ceceran yang tidak sempat dibersihkan, akan terikut masuk kedalam system drainase bagi limpasan
air hujan dan juga akan berakhir diperangkap minyak (oil catcher).
Didalam perangkap minyak (oil catcher), yaitu air pembilas tangki. Setelah sludge dikeluarkan, maka
dinging tangki akan masih terkandung sisa BBM yang tertinggal. Sebelum tangki dipergunakan lagi,
maka seluruh bagian dalam tangki dibilass dengan menyemprotkan air bersih pada bagian dalam tangki.
Air hasil bilasan ini akan dibuang keparit yang akan melalui perangkap minyak sebelum masuk ke
perairan Krueng Cangkoei.
Selai dari air bilasan, proses penanggunaan sludge akan menghasilkan limbah cair pula yaitu pada saat
penampungan sementara dan pada proses pengangkutan sludge yang ditempatkan pada tempat
penampungan sementara.