PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Resin urea formaldehidrasin merupakan resin hasil kondensasi urea
Tujuan
Tujuan dari dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Urea
Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon,
hidrogen, oksigen, dan nitrogen dengan rumus CON 2H4 atau (NH2)2CO Urea juga
dikenal dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa.
Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide resin, isourea, carbonyl
diamide dan carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis
pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan
konsep vitalisme.
Pupuk tanaman
Bahan dasar melamine
Resin urea formaldehid
Nutrisi untuk binatang mamalia
Sifat-sifat dan kenampakan urea (NH2CONH2) yakni urea berupa kristal
berwarna putih, tidak mudah terbakar, menghantarkan listrik dan sifat fisis sebagai
berikut :
No
Sifat Fisika
Keterangan
1
2
3
4
5
2.2
Berat Molekul
60,056 gr/mol
Densitas ( padat pada 20 oC)
1,335 gr/ ml
Titik lebur
132,6oC
Spesific heat (lebur)
126 J/mol oC
Panas peleburan (titik lebur)
136 kJ/mol
Tabel 2.1 Sifat fisika Urea
Formaldehid
Formaldehid adalah suatu bahan kimia dengan rumus umum HCHO atau
CH2O. formaldehida yang juga disebut metanal yang merupakan aldehida yang
berbentuk gas. Pada suhu normal dan tekanan atmosfer formaldehide berada
dalam bentuk gas yang tidak berwarna yang berbau sangat merangsang, beracun,
mudah larut dalam air dengan berat molekul 30,03. Formaldehid dalam bentuk
padat disebut trioksan (CH2O)3 yaitu bentuk polimer ada formaldehid, dengan
formaldehid 8 -100 unit., tetapi pada suhu 150 oC formaldehid akan terkomposisi
menjadi metanol dan karbon monoksida. Formaldehid dapat dihasilkan dari
membakar bahan yang mengandung karbon, misalnya: asap knalpot kendaraan,
kebakaran hutan, asap tembakau, dan lain-lain. Formaldehid dalam kadar kecil
sekali juga dihasilkan seperti metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia.
Formaldehida awalnya disintesa (dibuat) oleh kimiawan asal Rusia Aleksander
Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Formaldehid
memiliki banyak nama, seperti : formalin, formol, meil aldehid, metilen oksida,
paraforin, tri oxane, formoform. Berikut sifat fisika dan kimia formaldehid :
No
1
2
3
4
Sifat Fisika
Berat Molekul
Densitas ( gas)
Titik lebur
Titik didih (gas)
Keterangan
30,03 gr/mol
1,10 gr/ ml
-118oC
-19oC
5
6
7
8
Sifat kimia:
a.Reaksi dengan air
Formaldehid dengan adanya air dapat membentuk methylenglikol
b.Reaksi dengan asetaldehid
Formaldehid
dengan
asetaldehid
dalam
larutah
NaOH
dapat
Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi
dapat larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan
merk dagang formalin atau formal). Untuk digunakan sebagai pengawet perlu
ditambahkan 15% metanol sebagai katalisator agar formalin tidak berubah
menjadi zat yang lebih beracun yaitu: paraformaldehid. Dalam air, formaldehida
mengalami polimerisasi, sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO.
Umumnya, larutan ini mengandung beberapa persen metanol untuk membatasi
polimerisasinya.
Formalin adalah larutan formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10%40%. Cara menyimpan formalin adalah dengan cara : tidak disimpan pada suhu
dibawah 15oC, tempatnya harus dalam baja tahan karat, tidak boleh dalam baja
biasa, harus di alumunium murni, polietilen, poliester yang dilapisi fiberglass, bila
menggunakan alumunium tidak boleh diatas 60oC.
2.3
Polimerisasi
Polimer adalah suatu senyawa yang terbentuk dari dua molekul atau lebih
dengan rantai yang panjang. Molekul dan berat molekulnya besar. Unit-unit
molekulnya dikenal sebagai monomer-monomer yang berikatan secara berangkairangkai . Monomer ini bisa berulang berkali-kali .
Berdasarkan jenis ikatannya , polimer dibedakan menjadi 2 yaitu:
Homopolimer yaitu polimer yang terbentuk dari monomer-monomer yang
sejenis .
Kopolimer yaitu polimer yang terbentuk dari monomer-monomer tak sejenis.
Polimerisasi kondensasi , yaitu reaksi dari dua buah molekul atau gugus fungsi
dari molekul (biasanya senyawa organik) yang membentuk molekul yang lebih
besar dan melepaskan molekul yang lebih kecil yaitu air .
2.4
Proses yang dipakai yaitu pencetakan tekan, pengalihan dan injeksi. Dalam
pencetakan tekan, bahan diproses pada temperature cetakan 130-150oC, tekanan
150-300 kg/cm2, selama 30-40 detik per 1 mm ketebalan dari benda cetakan.
b. Penggunaan
Bila benda cetakan kaku, tahan terhadap pelarut dan busur listrik, jernih
dan dapat diwarnai secara bebas, maka bahan ini banyak digunakan untuk barangbarang kecil yang diperlukan sehari-hari seperti perlindungan cahaya, soket, alatalat listrik, kancing, tutup wadah, kotak, baki dan mangkuk. Beberapa
permasalahan yang masih ada yaitu ketahanan terhadap penuaan dan ketahanan
terhadap air. Permintaan terhadap urea-formaldehid dewasa ini belum meningkat.
Reaksi pembentukan resin urea formaldehid secara umum berlangsung dalam 3
tahap yakni inisiasi, propagasi (kondensasi), dan proses curing.
1. Tahap metilolasi, yaitu adisi formaldehid pada gugus amino dan amida dari
urea, dan menghasilkan metilol urea
2. Tahap selanjutnya propagasi, yaitu reaksi kondensasi dari monomer-monomer
mono dan dimetilol urea membentuk rantai polimer yang lurus
3. Tahap terakhir adalah proses curing yaitu ketika kondensasi tetap berlangsung,
polimer membentuk rangkaian 3 dimensi yang sangat kompleks dan menjadi
resin thermosetting. Resin thermosetting mempunyai sifat tahan terhadap asam,
basa, serta tidak dapat melarut dan meleleh. Reaksinya adalah :
H2N - CO - NH - CH2OH + n H2N - CO - NH - CH2OH NCHN- CO
NH CH2 + ( 2n+1) H2O
2.4
Faktor-faktor
Yang
Formaldehid
a) Perbandingan umpan
Mempengaruhi
Reaksi
Kondensasi
Urea
Umumnya umpan urea atau formalin yang digunakan tidak lebih dari
dua. Besarnya perbandingan mol umpan formalin dengan urea sangat
mempengaruhi pada produk (polimer) yang dihasilkan, bila perbandingan
umpan kurang dari 2, maka resin yang dihasilkan memiliki kadar formalin
yang rendah dan menghasilkan polimer yang kekerasan dan kepadatannya
rendah, sedangkan bila perbandingan umpan lebih dari 2 maka resin yang
dihasilkan memiliki kadar formalin yang tinggi dan menghasilkan polimer
yang kekerasan dan kepadatannya tinggi.
b) Pengaruh pH
Kondisi reaksi sangat berpengaruh terhadap reaksi atau hasil reaksi
selama proses kondensasi polimerisasi terjadi. Dalam suasana asam akan
terbentuk senyawa Goldsmith dan senyawa lain yang tidak terkontrol sehingga
molekul polimer yang dihasilkan rendah .
Senyawa Goldsmith :
CH2
CH2OH
CH2
CO
OH-
CO
O + CH3OH
Formaldehid
basa kuat
asam karboksilat
alkohol
c) Katalis
Katalis adalah zat yang meningkatkan laju reaksi kimia tetapi zat itu
tidak mengalami perubahan kimia yang permanen. Katalis menimbulkan
lintasan alternatif bagi jalannya reaksi, dengan energi aktivasi yang lebih
rendah. Katalis ini menyerap panas (pada proses curing) agar mengatur
penguapan supaya tidak gosong dan temperatur reaksi tidak melebihi titik
leleh dari resin yang terbentuk.
d) Temperatur reaksi
Temperatur reaksi tidak boleh melebihi titik lelehnya karena dimetilol
urea yang terjadi akan kehilangan air dan formaldehid. Menurut Kadowaki
dan Hasimoto, temperatur optimum reaksi adalah 85oC. Kenaikan temperatur
akan mempercepat laju reaksi, hal ini dapat ditunjukkan dengan persamaan
Arrhenius yaitu :
K = A e-Ea/RT
e) Buffer
Buffer ( larutan penyangga ) adalah larutan yang dapat mengendalikan
perubahan pH reaksi bila asam atau basa ditambahkan, atau bila larutan
diencerkan. Buffer ini digunakan untuk menjaga agar reaksi tetap berlangsung
pada rentang pH antara 8 sampai 10 sehingga reaksi dapat berjalan stabil.
Buffer yang sering dipakai adalah Na2CO3.H2O .
DAFTAR PUSTAKA
1) Team Lab TK UNJANI, 2011, Diktat Petunjuk Praktikum Laboratorium
Teknik Kimia II, Fak. Teknik, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi.
2) http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-polimer/klasifikasi
polimer/polimer-berdasarkan-reaksi-pembentukannya/
3) http://mbahinox.wordpress.com/2009/03/25/karakteristik-senyawa-dalampembuatan-urea-dan-reaksi/
4) http://id.wikipedia.org/wiki/Urea
5) http://wapedia.mobi/id/Urea
LAMPIRAN A
DATA PERCOBAAN
A.1
Data Literatur
A.2
= 60,056 gr/mol
= 30,03 gr/mol
= 2*10-4 ; a= 0,8
d) Densitas formalin
= 1,1 gr/ml
= 0,997 gr/ml
= 0,874*10-3
Data Percobaan
a) F/U
= 1,75
b) Volume formalin
= 600 ml
c) Massa urea
= 301,5 gr
= 596,834 gr
= 1,49 gr
f) Volume H2SO4
g) Massa Na2SO3
= 54,5 gr
= 4,66 s
k) Massa katalis
= 8,2 ml
No
Sample
Waktu
(10 menit)
0
1
2
10
20
30
Piknometer
+
Sampel
(gram)
65,7
67,6
68,1
Waktu
viskositas(s
)
7,90
9,47
9,82
Temperatur
(0C)
21
22
40
pH
9
10
10
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
68,4
68,4
68,4
68,4
68,4
68,4
68,4
68,4
68,4
68,4
12,84
14,82
14,82
14,82
14,82
14,82
14,82
14,82
14,82
14,82
60
85
90
90
90
90
90
90
90
90
10
8
8
8
8
8
8
8
8
8
No
Sample
Waktu
(10 menit)
Volume
Titrasi
1(ml)
0
1
2
3
4
5
6
10
20
30
40
50
60
70
25,6
13,2
7,8
8,6
4,6
4,5
9,7
Volume
Titrasi
2(ml)
21
13,7
7,5
8,6
4,9
4,6
9,5
7
8
9
10
11
12
80
90
100
110
120
130
8,6
8,5
8,4
8,5
8,4
8,4
8,7
8,6
8,2
8,4
8,4
8,4
No
Sample
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Waktu
(10 menit)
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
m1(gram)
m2(gram)
m3(gram)
m4(gram)
11,1
11,8
7,9
11,3
10,9
11,3
11,2
10,6
10,9
10,9
10,8
8,6
11,7
11,4
6,6
11,2
10,9
11,2
10,7
10,6
10,6
11,3
10,3
7
3,7
5,5
5,1
4,95
7,3
4,9
5,2
4,9
5,1
4,9
5,24
4,7
3,8
5,3
4,8
4,83
1,7
5
4,9
4,9
5
5,3
4,91
4,7
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN ANTARA
B.1
No
sampe
l
Waktu
(10
menit)
10
20
30
40
50
60
70
80
resin
resin
(gr/cm.s)
1,421577
95
1,493604
56
1,512558
94
1,523931
56
1,523931
56
1,523931
56
1,523931
56
1,523931
56
0,00211265
3
0,00266082
3
0,00279417
9
0,00368095
8
0,00424858
2
0,00424858
2
0,00424858
2
0,00424858
2
Kadar
resin
30,4
36,9
37,9
38,4
42,8
44,2
53,6
B.2
90
100
10
110
11
120
12
130
1,523931
56
1,523931
56
1,523931
56
1,523931
56
1,523931
56
0,00424858
2
0,00424858
2
0,00424858
2
0,00424858
2
0,00424858
2
56,3
59,9
62,7
64,6
72,5
Volume titrasi
rata-rata
CH2O/100 ml
CH2O/ml
23,3
16,66665
13,45
7,65
8,6
4,75
4,55
9,6
0,1666665
0,0927176
25
0,0491741
25
0,0563062
5
0,0274023
75
0,0259008
75
0,0638137
5
9,2717625
4,9174125
5,630625
2,7402375
2,5900875
6,381375
B.3
8,65
8
9
8,55
8,3
10
8,45
11
8,4
12
8,4
5,5930875
5,4054
5,5180125
5,480475
5,480475
B.4
5,6681625
NSp
Cr
Nsp/C
r
1,4172
23
2,0444
2
2,1970
01
3,2116
22
3,8610
78
3,8610
78
3,8610
78
3,8610
78
3,8610
78
3,8610
78
3,8610
78
3,8610
78
3,8610
78
0,4540
56
0,5581
34
0,5775
7
0,5851
9
0,6522
43
0,6735
78
0,8168
27
0,8579
73
0,9128
35
0,9555
05
0,9844
6
1,1048
5
4,5025
74
3,9363
3
5,5605
76
6,5979
94
5,9196
95
5,7321
94
4,7269
21
4,5002
3
4,2297
66
4,0408
76
3,9220
27
3,4946
61
0,0566816
25
0,0559308
75
0,054054
0,0551801
25
0,0548047
5
0,0548047
5
B.4.2
No
sampel
Waktu
(10
menit)
Ca
LnCao/Ca
K1
10
5,55
2,22E-16
20
3,0875
0,58643623
30
1,6375
1,22062724
40
1,875
1,08518927
50
0,9125
1,80536512
60
0,8625
1,86171806
70
2,125
0,96002613
80
1,8875
1,07854473
90
1,8625
1,09187826
100
1,8
1,12601126
10
110
1,8375
1,10539198
11
120
1,825
1,11221794
12
130
1,825
1,11221794
2,22E-17
0,029321
81
0,040687
57
0,027129
73
0,036107
3
0,031028
63
0,013714
66
0,013481
81
0,012131
98
0,011260
11
0,010049
02
0,009268
48
0,008555
52
Untuk Orde 2
No
sampel
Waktu
(10
menit)
10
20
30
40
50
Ca
5,55
3,0875
1,6375
1,875
0,9125
1/Ca1/Cao
K2
4,7301801
8
4,8738866
4
5,1606870
23
5,0833333
33
5,6458904
11
0,473018
018
0,243694
332
0,172022
901
0,127083
333
0,112917
808
60
70
80
90
100
10
110
11
120
12
130
0,8625
2,125
1,8875
1,8625
1,8
1,8375
1,825
1,825
5,7094202
9
5,0205882
35
5,0798013
25
5,0869127
52
5,1055555
56
5,0942176
87
5,0979452
05
5,0979452
05
0,095157
005
0,071722
689
0,063497
517
0,056521
253
0,051055
556
0,046311
07
0,042482
877
0,039214
963
0
1
2
3
4
5
6
7
8
T(K)
1/T
294
0,0034
01
295
0,0033
9
313
0,0031
95
333
0,0030
03
358
0,0027
93
363
0,0027
55
363
0,0027
55
363
363
0,0027
55
0,0027
55
K1
2,22E17
0,0293
22
0,0406
88
0,0271
3
0,0361
07
0,0310
29
0,0137
15
0,0134
82
0,0121
32
Ln K1
38,346238
5
3,5294236
3
3,2018325
3
3,6071250
4
3,3212601
5
3,4728448
1
4,2892900
2
4,3064139
8
4,4119102
K2
0,473018
018
0,243694
332
0,172022
901
0,127083
333
0,112917
808
0,095157
005
0,071722
689
0,063497
517
0,056521
253
Ln K2
0,7486217
98
1,4118405
77
1,7601276
66
2,0629122
42
2,1810950
88
2,3522270
67
2,6349481
38
2,7567544
76
2,8731385
9
10
11
12
363
0,0027
55
363
0,0027
55
363
0,0027
55
363
0,0027
55
0,0112
6
0,0100
49
0,0092
68
0,0085
56
9
4,4864886
5
4,6002803
7
4,6811355
8
4,7611782
8
LAMPIRAN D
PROSEDUR KERJA
D.1 Alat-alat percobaaan
0,051055
556
0,046311
07
0,042482
877
0,039214
963
52
2,9748409
06
3,0723742
54
3,1586541
78
3,2386968
96
22. B.2
23.
1. 600 ml formalin
24.
2. 1,49 gr Na2CO3.H2O
25.
26.
27.
28.
6. Aquadest
29.
30.
8. Indikator Correline
31.
32.
33. B.3 Prosedur Percobaan
1. Ke dalam labu didih bundar dimasukan formalin (40 %) 500 mL dan buffer
(Na2CO3.H2O)5 % katalis, dan motor pengaduk dihidupkan.
2. Campuran diaduk sampai merata dan diambil sampel nol.
3. Dimasukkan sejumlah tertentu urea (setelah dihitung dari perbandingan
umpan) diaduk sampai melarut dan kemudian diambil sampel 1 dan dicatat
suhunya.
4. Campuran dipanaskan perlahan-lahan sampai mendidih. Pada saat
terjadinya refluks diambil sampel 2, dicatat suhunya.
5. Selanjutnya diambil sampel setiap 10 menit sekali sampai sampel 12
6. Dilakukan analisa terhadap semua sampel yang diambil.
34.
1.
35.
Reaksi :
36.
H2O + CH2O +
37.
38.
48.
49.
BAB III
HASIL PERCOBAAN
50.
51.
3.1
Terhadap Waktu
52.
53.
50 100 150
Waktu(menit)
54.
55.
56.
3.1.1
57.
Grafik hubungan
viskositas terhadap
waktu
0
0
0 50 100150
Waktu(menit)
58.
59.
60.
3.1.2
61.
6
4
2
0
0
62.
63.
64.
3.1.3
65.
6
4
2
0
0
50 100 150
Waktu(menit)
66.
67.
68.
69.
70.
3.1.4
71.
4
3
2
1
0
0
10
12
14
Cr
72.
73.
74.
3.1.5
75.
LnCa0/Ca
2
1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0
Grafik Hubungan Ln
Ca0/Ca Terhadap Waktu
76.
77.
78.
79.
3.1.6
80.
0.4
0.2
0
0
20
40
60
Waktu(menit)
81.
82.
83.
3.1.7
84.
-1
f(x) = 2700.31x - 10.26
R = 0.83
-1.5
-2
-2.5
-3
-3.5
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
0
Grafik Hubungan 1/T
Terhadap Ln K2
Linear (Grafik Hubungan
1/T Terhadap Ln K2)
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.