Anda di halaman 1dari 17

Internet dan modernitas

Internet (kependekan dari interconnection-networking) adalah seluruh


jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar sistemglobal Transmission
Control Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket (packet
switching communication protocol) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh
dunia.Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan
rangkaian dengan kaidah ini dinamakan internetworking ("antarjaringan").
1. Internet sebagai Sarana untuk berdakwah

Hadirnya akses internet merupakan media yang tidak bisa dihindari karena sudah menjadi
peradaban baru dalam dunia informasi dan komunikasi tingkat global. Dengan adanya
akses internet, maka sangat banyak informasi yang dapat dan layak diakses oleh
masyarakat internasional, baik untuk kepentingan pribadi, pendidikan, bisnis dan lain-lain.
Dimana munculnya jaringan internet dianggap sebagai sebuah revolusi dalam dunia
komunikasi dan informasi.
Pada saat pertama kali internet diperkenalkan oleh para ilmuan barat, hampir dari
kebanyakan tokoh Islam merasa curiga dan khawatir akan efek dari temuan teknologi
tersebut. Namun kenyataanya jaringan internet yang hampir menelan seluruh penjuru
dunia adalah merupakan lahan luas yang bisa menyuarakan kepentingan Islam dengan
memperkenalkan, mengajak (dakwah), membela dan memecahkan berbagai problema.
Dakwah melalui jaringan internet dinilai sangat efektif dan potensial dengan berbagai
alasan, diantaranya:
mampu menembus batas ruang dan waktu dalam sekejap dengan biaya dan energi yang
relatif terjangkau.
pengguna jasa internet setiap tahunnya meningkat drastis, ini berarti berpengaruh pula
pada jumlah penyerap misi dakwah.
para pakar dan ulama yang berada dibalik media dakwah via internet bisa lebih
konsentrasi dalam menyikapi setiap wacana dan peristiwa yang menuntut status hukum
syari.
dakwah melalui internet telah menjadi salah satu pilihan masyarakat. Berbagai situs
mereka bebas memilih materi dakwah yang mereka sukai, dengan demikian pemaksaaan
kehendak bisa dihindari.
Cara penyampaian yang variatif telah membuat dakwah Islamiyah via internet bisa
menjangkau segmen yang luas.
Perlu diingat bahwa keefektifan media ini juga sangat tergantung pad ummat Islam itu
sendiri. Artinya kecakapan dan keikhlasan mereka dalam berdakwah via internet, serta
kesungguhan mereka dalam meredam segala bentuk perpecahan dan perselisihan intern
dalam ummat Islam sangat berpengaruh dalam sukses tidaknya misi suci ini. Untuk itulah
diantara kewajiban para pemimpin aliran-aliran dalam Islam agar berusaha semaksimal

mungkin untuk dapat merukunkan dan meminimalisisir titik perbedaan dan berusaha
mengedepankan titik persamaan.

Terlepas dari pro dan kontra tentang penggunaan internet, setidaknya terdapat tiga
motode dakwah melalui internet yaitu :
1. Dengan menggunakan fasilitas website seperti yang telah dilakukan oleh banyak
organisasi Islam maupun tokoh-tokoh ulama. Berdakwah dengan menggunakan fasilitas ini
dianggap lebih fleksibel dan luas jika dibandingkan dengan dua fasilitas berikutnya.
2.
Menggunakan fasilitas mailing list dengan mengajak diskusi keagamaan atau
mengirim pesan-pesan moral kepada seluruh anggotanya.
3. Menggunakan fasilitas chatting ynag memungkinkan untuk berinteraksi secara
langsung.
Sebenarnya jika dibandingkan dengan dua fasilitas yang telah disebutkan di atas, fasilitas
chatting lingkupnya lebih sempit sebab kegiatan dakwah melalui fasilitas ini hanya
berlangsung pada saat pelaku dakwah sedang on line di internet saja.
2. Kelebihan Internet sebagai Media Dakwah
Dibandingkan media dakwah yang lain, Internet memiliki tiga keunggulan. Pertama karena
sifatnya yang never turn-off (tidak pernah dimatikan) dan unlimited access (dapat diakses
tanpa batas). Internet memberi keleluasaan kepada penggunanya untuk mengakses dalam
kondisi dan situasi apapun.
Kedua, Internet merupakan tempat yang tepat bagi mereka yang ingin berdiskusi tentang
pengalaman spiritual yang mungkin tidak rasional dan bila dibawa pada forum yang biasa
akan mengurangi keterbukaannya. Para saintis biasanya merasa terbatasi oleh koridor
ilmiah untuk mengekspresikan suatu pikiran atau pengalaman. Internet menyediakan ruang
yang mengakomodasi keinginan mereka untuk merasa bebas membicarakan sesuatu yang
di luar kelaziman ilmiah.
Ketiga, sebagian orang yang memiliki keterbatasan dalam komunikasi sering kali mendapat
kesulitan guna mengatasi dahaga spiritual mereka. Padahal mereka ingin sekali berdiskusi
dan mendapat bimbingan dari para ulama. Sementara itu ada sebagian orang yang ingin
bertanya atau siap berdebat dengan para ulama untuk mencari kebenaran namun kondisi
sering tidak memungkinkan. Internet hadir sebagai kawan (atau lawan) diskusi sekaligus
pembimbing setia. Para ulama seharusnya dapat menggunakan internet sebagai media
efektif untuk mencapai tujuan dakwah.
3.Situs dakwah
www.myQuran.com

www.indohalal.com

www.islamonline.com

www.hidayatullah.com

www.eramuslim.com

Dari penjelasan di atas maka dapat dikatakan bahwa masyarakat muslim umumnya dan
ulama/dai secara khsus agar lebih pro aktif dalam turut serta memanfaatkan multi media
sebagai sarana berdakwah dan mencari bahan untuk materi dakwah. Kemajuan teknologi
semakin hari semakin tidak bisa dibendung, oleh karena itu disamping harus bisa disikapi
secara arif juga bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk missi Islam.
Dengan kecanggihan teknologi dewasa ini, tentunya akan dapat mengurangi beban materi
dan energi dalam rangka menjalankan missi dakwah Islamiyah ke antero jagat. Para ulama
dan pakar tidak lagi membutuhkan biaya ekstra dan waktu yang lama untuk sekedar
menyampaikan dan mencari materi dakwah.
Jaringan internet dengan segala fasilitasnya yang telah memberi ruang yang cukup bagi
kelangsungan aktifitas dakwah islamiyah dengan sasaran yang plural dari berbagai suku
dan bangsa harus kita gunakan dengan seefisien mungkin.
PEKEMBANGAN AL-QURAN DI ERA TEKNOLOGI
Pada masa Rasulullah setiap wahyu yang turun ditulis di pelepah kurma, kulit binatang ,
kulit kayu ataupun media penulisan lainya. Kemudian pada masa khalifah Umar Bin Khatab,
ayat-ayat Al-Quran yang tertulis diberbagai tempat tersebut dikumpulkan dan ditulis kedalam
sebuah buku. Seiring berkembangya waktu, media penyimpanan Al-Quran semakin
berkembang dan sekarang kita bisa membaca Al-Quran dikomputer bahkan melalui selular
kita, melalui software Al-Quran digital.
1.

Pengertian, manfaat dan kegunaan al-quran digital

Al-Quran digital merupakan salah satu produk/tekhnologi terkini dalam hal pemanduan
konsep tekhnologi & religi. Al-quran digital dianggap menjadi sebuah jalan baru, bagi
perkembangan konsep dakwah agama islam.Dan keberadaan Al-quran digital merupakan
perwujudan dari konsep Al-quran yang selama ini hanya tersedia dalam bentuk cetakan
buku. Salah satu hal penting yang menjadi keunggulan Al-quran digital, meski mamiliki
bentuk yang berbeda namun kandungan isinya tidak berubah sedikit pun , sehingga tidak
perlu ada kekhawatiran dari manusia yang ingin mendengarkan & mengkaji makna Al-quran
melalui fasilitas digital tersebut. Media yang digunakan untuk fasilitas Al-quran itu pun
bermacam-macam: dlm bentuk software , dikemas melalui keping cakram & bahkan ada

pula perusahaan yang membuat sebuah piranti seperti flashdisk yang khusus memutar
lantunan ayat suci Al-quran beserta tafsirannya.

Beberapa manfaat Al-Quran digital


1. Memudahkan kita untuk bisa menyimak lantunan ayat suci Al-quran dimana saja. Baik
itu saat dalam perjalanan jauh melalui perangkat komputer bahkan melalui seluler anda.
2.

Lebih praktis dalam hal penyimpanan, karena tidak membutuhkan tempat khusus.

3. Mudah dibawa kemana saja/dibagikan kepada siapa saja yang membutuhkan tempat
khusus.
4. Lebih aman akan terhindar dari resiko rusak seperti sobek/ terkena kotoran
sebagaimana jika kita menyimpan Al-quran dalam bentuk buku.
5. Dengan bantuan tekhnologi Al-quran digital ini akan memudahkan manusia untuk
semakin mengenal & mndekatkan pada kitab suci umat islam tersebut.
Dan juga banyak manfaat dalam sekeping CD Al-Quran digital diantaranya:
1. Tulisan Arab dan terjemah bisa dicopy ke Microsoft Word, memudahkan Anda yang
sedang menulis buku, tesis, desertasi, skripsi, makalah, majalah, bulletin. Anda hanya
tinggal copy paste saja.
2. Terjemah dua bahasa : Indonesia dan Inggris. Bagi Anda yang sedang menterjemah
buku atau naskah dari Indonesia ke Inggris atau sebaliknya, Fasilitas ini akan sangat
membantu penterjemahan ayat.
3. Suara tartil. Suara bacaan Alquran Tartil bersama dengan tampilnya tulisan Arab plus
terjemah ayat yang sedang dibaca. Anda yang baru belajar membaca seakan Anda diberi
contoh membacanya dengan benar. Anda yang ingin menghayati makna Al Quran Anda bisa
membaca artinya sambil mendengar ayatnya dibaca.
Bacaan bisa diatur secara kontinyu persurat. Surat apa yang Anda ingin dengarkan. Atau
satu Al Quran penuh. Sehingga Anda yang sedang beraktifitas bisa sambil mendengarkan
AlQuran. Jika Handphone Anda berfasilitas MP3, Anda bisa copy MP3 pada CD ke HP
Anda.
4. Sistem Cepat Pencarian Ayat seperti dalam kitab Fathur Rohman.Kitab tersebut pada
masanya menjadi senjata bagi siapa saja yang ingin mencari ayat dalam Al Quran. Saat ini,
dengan AL QURAN DIGITAL Anda dimudahkan mencari ayat dengan cepat.
5. Ada 3 pilihan bahasa Arab, Indonesia dan Inggris. Tulis Musa, Anda akan ditunjukkan di
ayat berapa saja Musa disebut dalam Al Quran.

2.

Manfaat dan keunggulan Al-Quran digital

Membantu Anda memahami arti Al-Quran walaupun belum pernah belajar bahasa
Arab.

Mempermudah Anda dalam menghafal Al-Quran.

Audio murottal, visual teks Al Quran dan Terjemahan Perkata yang dimainkan dalam satu
waktu menjadikan penggunanya mudah untuk mempelajari dan menghafalkan ayat-ayat Al
Quran.

Memperbagus cara baca Al Quran Anda sesuai kaidah tajwid

Membantu agar bacaan Al Quran Anda terdengar lebih indah

Membuat sholat Anda menjadi lebih khusyu

Dengan mendengar dan meniru murottal Al Quran dari para qaripilihan terbaik di dunia,
Anda sangat mungkin untuk menyamai kualitas dalam tajwid dan teknik membaca Al Quran
bahkan lebih. Bisa dipastikan, ketika sholat Anda menjadi lebih khusyu karena Anda
mengerti ayat-ayat Al Quran yang Anda baca.

Meningkatkan kecintaan Anda terhadap Al Quran, Karena Cinta Adalah Memahami.

Sebagai bukti bahwa Anda Cinta Al Quran adalah Anda Memahami Al Quran. InsyaAllah
dengan QURVID, Anda mampu membuktikannya.

..:: KEUNGGULAN ::..

Portable

QURVID bisa langsung diputar tanpa proses install, kompatibel dengan berbagai OS dan
Media Player.
Juga portable penggunanya, baik anak-anak maupun dewasa.

Mobilitas Tinggi

QURVID dapat dibawa kemana pun dengan handphone* dan laptop. QURVID pun dapat
diakses melalui internet. Sesibuk apapun kegiatannya, sangat mungkin untuk
menyempatkan diri belajar Al Quran.

Mudah dan Murah

Audio murottal, Teks Al Quran, Terjemah Per-kata dan Terjemah Per-ayat disajikan menjadi
video yang apik dengan perpaduan warna background dan teks sehingga sedap dipandang
mata, dan sistem pergantian ayat yang otomatis menjadikan QURVID sebagai media
pembelajaran Al Quran yang MUDAH. Dan harga yang dipasang termasuk
kategori MURAH jika Anda melihat manfaat yang diberikan.

Makalah : Modernisasi dalam pandangan Islam


Makalah : Modernisasi dalam pandangan Islam
Oleh Huda Nuralawiyah/PAI-A.NIM.08.01.263
Bab I
Pendahuluan
1.1

Latar Belakang
Dalam perbincangan tentang modernisasi telah menyita Perhatian dan

konsentrasi para sarjana baik Muslim maupun non-Muslim dibuktikan dengan


telah lahirnya beragam karya dan pemikiran dibidang ini menunjukkan
modernisasi telah mendapat tempat yang cukup proporsional dalam kajian
global atau dunia yang luas ini, bahkan ditambah lagi dengan intensnya upayaupaya pembaharuan tersebut dilakukan secara serentak dan kompak baik dunia
Islam sendiri maupun di luar dunia Islam, merupakan suatu kemajuan dan arus
deras yang tidak dapat dihentikan demi menciptakan perbaikan dalam segala
bidang kemanusiaanya. Sebagaimana gerakan modernis Islam yang berusaha
mejembatani jurang pemisah antara orang-orang Islam tradisional dengan para
pembaharu yang sekuler. Modernisasi Islam seperti tanggapan Muslim modern
terhadap Barat pada abad ke-20 mempunyai sikap yang ambivalen terhadap
Barat, yaitu tertari sekaligus menolak. Eropa dikagumi karena kekuatan,
teknologi, ideal politiknya tentang kebebasan, keadilan dan persamaan, tetapi
sering juga ditolak karena tujuan dan kebijaksanaan imperialisnya.
Untuk itulah dalam tulisan yang singkat ini akan mencoba melacak tradisi
modernisasi dalam dunia Islam maupaun medernisasi dalam pandangan Islam.
dan juga bagaimana hubungan Islam dengan negara modern, yang jelas sangat
berkaitan dengan kemajuan dicapai Barat dalam segala bidangnya sebagai
indikasi sederhana bahwa genderang modernisasi yang ditabuh di dunia
Islam tidak dapat dipisahkan dari mata rantai dan tranmisi terhadap prestasi
kemajuan yang diukir oleh dunia Barat.Baik modernisasi yang dilakukan hari ini
sebagai langkah negara barat yang ingin menguasai negara dan meyebarkan
ideologinya.
1.2

Perumusan Masalah
Didalam pembuatan makalah ini ada permasalah yang akan ditinjau dan

dijadikan bahan penerangan dalam makalah ini, terdari dari :

Apa pengertian modernisasi dan filsafat Islam ?

Bagaimana munculnya modernisasi dalam Islam?

Bagaimana pandangan Islam terhadap modernisasi ?

Bagaimana hubungan Islam terhadap negara modern ?

1.3

Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan penulisan makalah yang kami tulis, dalam pembuatan

makalah yang berjudul Medernisasi dalam Pandangan Islam sesuai dengan


perumusan masalah di atas adalah :
1

Untuk menjelaskan dan mengetahui tentang pengertian modernisasi dan

filsafat Islam
2

Untuk mengetahui bagaimana munculnya modernisasi dalam Islam

Untuk mengetahui pandangan Islam terhadap medernisasi

Untuk megetahui islam dengan negara modern

1.4

Metode Penulisan Makalah


Metode atau cara yang digunakan dalam penulisan makalah yang

berjudul Modernisasi dalam Pandangan Islam dalam pembuatan makalah ini


dalam mencari referensi atau sumbernya yang kami buat adalah melakukan
studi kepustakaan dan mencari sumber dari Internet. Juga sumber-sumber lain
yang dapat menjadikan referensi makalah yang kami buat ini.
1.5

Sistematika Penulisan Makalah


Dalam Sistematika penulisan makalah yang berjudul Medernisasi dalam

Pandangan Islam terdiri dari :


Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan terdiri dari :
Latar Belakang
Perumusan Masalah

Tujuan Penulisan Makalah


Metode Penulisan Makalah
Sistematika Penulisan.
Bab II Pembahasan terdiri dari :
Pengertian Modernisasi
Munculnya Modernisasi dalam Islam
Modernisasi Dalam Pandangan Islam
Islam dan Negara Modern
Bab III Kesimpulan
Daftar Pustaka
Bab IIPembahasan
2.1

Pengertian Modernisasi dan Filsafat Islam


Kata modern yang dikenal dalam bahasa Indonesia jelas bukan istilah original

atau asli melainkan diekspor atau di amabil dari bahasa asing (modernization),
berarti terbaru atau mutakhir menunjuk kepada prilaku waktu yang
tertentu (baru). Akan tetapi, dalam pengertian yang luas modernisasi selalu saja
dikaitkan dengan perubahan dalam semua aspek kawasan pemikiran dan
aktifitas manusia sebagaimana kesimpulan Rusli Karim, dalam menganalisis
pendapat para ahli tentang modernisaisi.
Dalam masyarakat Barat kata modernisasi mengandung arti pikiran, aliran,
gerakan dan usaha untuk mengubah paham-paham, adat-istiadat, isntitusiinstitusi lama dan sebagainya agar semua itu dapat disesuaikan dengan
pendapat- pendapat dan keadaan-keadaan baru yang ditimbulkan ilmu
pengetahuan modern. Secara teoritis di kalangan sarjana Muslim mengartikan
modernisasi lebih cenderung kepada suatu cara pandang meminjam defenisi
Harun Nasution, modernisasi adalah mencakup pikiran, aliran, gerakan dan
usaha untuk merubah faham-faham, adat istiadat, institusi-institusi lama dan
sebagainnya untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam perspektif posmodernis yang berasal dari tradisi filsafat, bahwa


modernisasi bisa disebut sebagai semangat (elan) yang diandaikan ada pada
menyemangati masyarakat intelektual dan semangat yang dimaksud adalah
semangat untuk progress, semangat untuk meraih kemajuan, dan untuk
humanisasi manusia yang dilandasi oleh semangat keyakinan yang sangat
optimistik dari kaum modernis akan kekuatan rasio manusia. Sedangkan Fazlur
Rahman, sarjana asalPakistan mendefenisikan modernisasi dengan usaha-usaha
untuk melakukan hormonisasi antara agama dan pengaruh modernisasi dan
westernisasi yang berlangsung di dunia Islam. Mukti Ali, tepat disebut sebagai
orang yang mewakili sarjanaIndonesia mengartikan modernisasi sebagai upaya
menafsirkan Islam melalui pendekatan rasional untuk mensesuaikannya dengan
perkembangan zaman dengan melakukan adaptasi dengan perubahanperubahan yang terjadi di dunia modern yang sedang berlangsung.
Filsafat Islam adalah hasil pemikiran filsuf tentang ajaran ketuhanan, kenabian,
manusia, dan alam yang disinari ajaran Islam dalam suatu aturan pemikiran
yang logis dan sistematis. Sedangkan menurut Ahmad Fuad al-Ahwani filsafat
Islam ialah pembahasan tentang alam dan manusia yang disanari ajaran Islam.
Sejarah singkat timbulnya Filsafat Islam. Cara pemikiran Filsafat secara teknis
muncul pada masa permulaan jayanya Dinasti Abbasiyah. Di bawah
pemerintahan Harun al Vrasyid, dimulailah penterjemahan buku-buku bahasa
Yunani kedalam bahasa Arab. Orang-orang banyak dikirim ke kerajaan Romawi di
Eropa untuk membeli manuskrip. Awalnya yang dipentingkan adalah
pengetahuan tentang kedokteran, tetapi kemudian juga pengetahuanpengatahuan lain termasuk filsafat.
Penterjemahan ini sebagian besar dari karangan Aristoteles, Plato, serta
karangan mengenai Neoplatonisme, karangan Galen, serta karangan mengenai
ilmu kedokteran lainya, yang juga mengenai ilmu pengetahuan Yunani lainnya
yang dapat dibaca alim ulama Islam. Tak lama kemudian timbulah para filosoffilofof dan ahli ilmu pengetahuan terutama kedokteran di kalam umat Islam.
Tujuan mempelajari filsafat Islam ialah mencintai kebenaran dan kebijaksanaan.
Sedangkan manfaat mempelajarinya ialah :

1. Dapat menolong dan menididk, menbangun diri sendiri untuk berfikir lebih
mendalam dan menyadari bahwa ia mahluk Tuhan
2. Dapat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan
memecahkan persoalan .
2.2

Munculnya Modernisasi dalam Islam


Pemikiran pembaharuan atau modernisasi dalam Islam timbul terutama

sebagai hasil kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat. Dengan adanya
kontak itu, umat Islam abad XIX sadar bahwa mereka telah mengalami
kemunduran diperbandingan dengan Barat. Sebelum periode modern, kontak
sebenarnya sudah ada, terlebih antara Kerajaan Usmani yang mempunyai
daerah kekuasaan di daratan Eropa dengan beberapa negara Barat. Diketika
negara-negara itu mulai memasuki masa kemunduran. Sebagai akibat dari
perubahan itu, Kerajaan Usmani, yang biasa menang dalam peperangan,
akhirnya mengalami kekalahan-kekalahan di tangan Barat. Hal ini membuat
pembesar-pembesar Usmani menyelidiki rahasia kekuataan Eropa yang baru
muncul itu. Menurut pemikiran, rahasinya terletak dalam kekuatan militer
modern yang dimiliki Eropa. Oleh karena itu usaha pembaharuan dipusatkan
dalam lapangan militer kerajaan Usmani. Bantuan ahli-ahli Eropa diminta dan
pada permulaan abad ke delapan belas Mesehi datanglah ke Istambul ahli-ahli
seperti De Rochefort dari Perancis,Macarthy dari Irlandia, Ramsay dari Scotlandia
dan Comte de Bennevaldari Perancis. Yang akhir ini masuk Islam dengan
memakai nama Humbaraci Pasya.
Pembaharuan yang yang diusahakan pemuka-pemuka Usmani abad
kedelapan belas tidak ada artinya. Usaha dilanjutkan di abad kesembilan belas
dan inilah kemudian yang membawa kepada perubahan besar di Turki. Seoarang
terpelajar Islam memberikan gambaran pada abad kesembilan belas, Ia
mengatakan betapa terbelakangnya umat Islam ketika itu. Kontak dengan
kebudayaan Barat yang lebih tinggi ini ditambah dengan cepatnya kekuatan
Mesir dapat dipatahkan oleh Napoleon, membuka mata pemuka-pemuka Islam
Mesir untuk mengadakan pembaharuan. Dimana usaha pembaharuan dimulai
oleh Muhammad Ali Pasya (1765-1848 M) seorang perwira Turki.
2.3

Modernisasi Dalam Pandangan Islam


Tanggapan kaum muslim terhadap kemajuan yang diberikan oleh negara

barat yang seriang disebut modern itu berbeda-beda. Karena tidak bisa di

pungkiri lagi kemajuan Barat dalam segala bidangnya sebagai indikasi sederhana
bahwa genderang modernisasi yang ditabuh di dunia Islam tidak dapat
dipisahkan dari mata rantai dan tranmisi terhadap prestasi kemajuan yang diukir
oleh dunia Barat. Baik modernisasi yang dilakukan hari ini sebagai langkah
negara barat yang ingin menguasai negara dan meyebarkan ideologinya.
Sebagaimana contoh dalam pendidikan barat modern dianggap sebagai sesuatu
yang asing, berlebihan dan mengancam kepercayaan agama. Kaum Muslim tidak
perlu jauh-jauh dalam menemukan orang-orang Eropa yang mempunyai
pendapat yang memperkuat rasa takut mereka. seorang penulis Inggris
yaitu William Wilson Hunter berkata: Agama-agama di Asia yang begitu agung
akan berubah bagaikan batang kayu yang kering jika berhubungan dengan
kenyataan dinginnya ilmu-ilmu pengetahuan Barat.
Kesimpulan seorang pakar mengenai reaksi Muslim di anak benuaIndiapada
Umumnya benar untuk banyak kegiatan dari dunia Islam. Reaksi Muslim
terhadap pendidikan Inggris sama sekali tidak sama reaksi terhadap medernitas
bermacam-macam mulai dari memusuhi secara membabi-buta sehingga
mengalahkan diri sendiri sampai bekerja sama sewajarnya dengan kebijakan
pendidikan Inggris. Bagi banyak orang kenyataan akan keungulan Eropa harus
diakui dan dihadapi dan pelajaran-pelajaran harus diperhatikan demi
kelangsungan hidup. Seperti contoh para pengusaha Muslim zaman kerajaan
Utsmaniyah, Mesir dan Iran berpaling ke Barat mengembangkan programprogram moderenisasi politik, ekonomi dan militer yang berdasarkan ilmu
pengetahuan dan teknologi Eropa. Meraka berusaha menyaingi kekuatan Barat,
mengembangkan militer dan birokrasi yang modern dan piawai dan mencari ilmu
pengetahuan yang menyangkut persenjataan modern. Guru-guru Eropa
didatangkan, misi-misi pendidikan dikirim ke Eropa, dimana kaum Muslim belajar
bahasa, ilmu pengetahuan dan politik. Biro-biro penerjemah dan penerbit
didirikan untuk menerjemahkan dan menerbitkan karya-karya Barat. Generasi
elite intelektual pun lahir-modern, terpelajar dan terbaratkan, keadaan inilah
yang mengakibatkan perubahan tersebut, dan kelompok kecil kaum elite-lah
yang melaksanakan hal ini serta merupakan pewaris utama perubahan. Hasilnya
adalah sederetan reformasi militer, administrasi, pendidikan ekoniomi, hukum
dan sosial, yang sangat dipengaruhi dan ilhami oleh Barat untuk
MEMODERNKAN masyarakat Islam. Basis Islam tradisional dan legitimasi
masyarakat kaum Muslim perlahan-lahan berubah sejalan dengan makin
disekularkannya ideology, hukum dan lembaga-lembaga negara yang berutang
kepada model-model yang didatangkan dari Barat.

Modernisasi melalui model-model Barat yang diaprikasikan oleh penguasa


Muslim terutama motivasinya adalah keinginan untuk memperkuat dan
memusatkan kekuasaan mereka, bukan untuk berbagi. Akibat utama
modernisasi adalah timbulnya kaum elite baru dan perpecahan umat Islam, yang
tampak dalam sistem-sistem pendidikan dan hukum. Koeksistensi sekolah agama
tradisional dan sekolah secular modern, masing-masing dengan kurikulum, guru
dan pendukungnya sendiri menghasilkan dua kelas dengan pandangan dunia
yang berlainan; minoritas elite modern yang terbaratkan dan mayoritas yang
lebih tradisional yang berpegang pada agama Islam. Proses ini juga mengikis
dasar-dasar tradisional kekuasaan dan wewenang para pemimpin agama, karena
kelas-kelas baru yang terdiri dari kaum elite modern yang terlatih menduduki
posisi-posisi penting dalam pemerintahan, pendidikan dan hukum yang selama
ini selalu berada di tangan para ulama.
Di kalangan orientalis sendiri (Gibb dan Smith),menilai reaksi modernisasi
yang dilakukan di dunia Islam lebih cenderung bersifat Apologetis terhadap
Islam dari berbagai tantangan yang datang dari kaum kolonial dan misioneris.
Kristen dengan menunjukkan keunggulan Islam atas peradaban barat, dan juga
modernisasi dipandang sebagai Romantisisme atas kegemilangan peradaban
Islam yang memaksa Barat untuk belajar di dunia Islam. Akan tetapi, sesudah itu
Barat bangun dan maju, bahkan dapat mengalahkan dan mengusai dunia Islam
sehingga menarik perhatian ulama dan pemikiran Islam untuk mengadopsi
kemajuan Barat tersebut termasuk modernisasinya.
Sehingga dengan demikian jelas dari perspektif histories harus diakui bahwa
istilah modernisasi ini untuk pertama kali diperkenal bukan oleh sarjana Muslim
didunia Islam melainkan oleh sarjana Barat dalam konteks gejala keagamaan
atau lebih tepat disebut sebagai suatu aliran yang muncul dari tubuh agama
Kristen dengan munculnya gerakan pembacaan baru terhadap doktrin
kegamaan supaya terkesan lebih sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi,10
dan sangat dimungkin kalau para modernis awal di kalangan dunia Islam sangat
terinspirasi dari gejolak modernisasi keagamaan yang dihembuskan oleh Martin
Luther abad 16 -11. Dari data historis inilah nampaknya di kalangan sarjana
Muslim tidak sepakat kolektif atau meminjam istilah Yusril acapkali digunakan
secara tidak seimbang dan jauh dari sikap netral, kalau modernisasi itu
dikaitkan apalagi dikatakan sesaui dengan ajaran Islam karena alasan sejarah
bahwa lahirnya modernisasi pada awalnya bukan berasal dari rahim ajaran
Islam melainkan muncul dan perkembangan keagamaan dikalangan

Kristen,sehingga tidak mengherankan kalau umpamanya kalangan


fundamentalis, seperti Maryam Jameelah menganggap modernisasi adalah usaha
Membaratkan dan Mensekulerkan dengan menuduh tokoh modernis, seperti
Afghani (1838-1897), Abduh (1849-1905) hingga Thaha Husayn sebagai agen
Barat. Demikian juga sebaliknya di kalangan tokoh-tokoh yang menyebut dirinya
sebagai modernis menuduh kalangan yang menolak modernisasi sebagai orangorang yang dangkal dan superficial dan anti intelektual, bahkan menurut
kesimpulan Ali Syariati kemacetan pemikiran yang diakibatkan kalangan
fundamental menghasilkan Islam dekaden, sehingga dapat dikatakan konotasi
modernisasi sangat tergantung kepada siapa yang menggunakan dan dalam
konteks apa digunakan modernisasi tersebut. Penetrasi dan Perkembangan
Modernisasi di Dunia Islam Dapat dipastikan bahwa penetrasi dan perkembangan
modernisasi di dunia Islam terjadi setelah adanya koneksasi dengan Barat dalam
rentang waktu yang sangat panjang. Setidaknya menurut Harun Nasution ada
empat tahapan, di antaranya Koneksasi Islam dengan Barat
1

Koneksi yaitu permulaan abad ke-VII meluasnya wilayah Islam mencakup

Yordania, Palestina, Suria, Irak dan Mesir yang ketika itu berada dibawah
kekuasaan Kerajaan Bizantium yang berpusat di Barat.
2

Keneksasi Kedua, yaitu saat berkembangnya pemikiran rasional-ilmiah di

kalangan sarjana Muslim yang menghasilkan filsafat dan sains Islam zaman
klasik (650-1250 M).
3

Koneksasi Ketiga, yaitu saat terjadi transformasi intelektual Islam dengan

Barat yang berakibat pemikiran rasional-ilmiah Islam dibawa ke Barat.


4

Keneksasi Keempat, yaitu saat terjadinya penetrasi dan penjajahan di

dunia Islam yang bukan hanya melibatkan kekuasaan politik-meliter, tetapi juga
pemikiran baru tentang sains dan teknologi modern.
5

Koneksasi keempat inilah diduga kuat mengilhami lahirnya modernisasi di

dunia Islam dengan dikenalnya seperangkat gagasan Barat pada permulaan


abad ke-XIX yang dalam sejarah Islam disebut sebagai permulaan priode
modern. Koneksasi ini juga membawa fenomena baru bagi dunia Islam seperti
diperkenalkannya rasionalisme, nasionalisme, demokrasi dan sebagainya yang
semuanya menimbulkan Goncangan Hebat bagi para pemimpin dunia Islam,
bahkan diantara sebahagiannya ada yang tertarik dengan gagasan yang

hembuskan Barat tersebut yang secara pelan-pelan mulai mempelajarinya dan


pada akhirnya berubaha untuk mewujudkannya dalam realitas kehidupan umat
Islam.
Demikian juga asal usul modernisasi didunia Islam menurut Hani Srous
sebagaimana yang dikutip Yusril menyebutkan kerangka teori kebudayaan Arnold
Toynbee, yaitu tentang Teori Zealot yang merupakan sikap yang bertitik tolak
dari keyakinan bahwa salah satu cara terbaik untuk menghadapi tantangan dari
luas adalah memperkuat kekuasaan yang sudah dimiliki untuk melawan
tantangan ini, dan Teori Herodian ialah sebaliknya cara terbaik untuk melawan
tantang yang datang dari luar, ialah dengan menguasai rahasia kekuatan lawan
dan menggunakannya untuk menghadapi meraka.
Masih dalam perspektif Srous bahwa sangat besar kemungkinan kalau
modernisasi yang ada didunia Islam adalah proses harmonisasi dari kedua teori
diatas untuk mengalahkan Barat, yaitu mengalahkannya dengan menggunakan
rahasia yang digunakannya seperti rasionalisme, sains, teknologi dan sistem
organisasi harus dikuasasi oleh umat Islam.
Sedangkan Robert N. Bellah, masih dalam Yusril menambahkan bahwa
modernisasi sendiri sebenarnya merupakan bagian dari watak doktrin Islam itu
sendiri, karena menurutnya doktrin Islam itu sendiri adalah modern yang
berwajah inklusif menuju kearah yang progresif, makanya gagasan modernisasi
dalam bidang politik, seperti demokrasi sebenarnya telah lama ada dalam Islam,
bahkan dipraktekkan dalam tradisi awal Islam. Memang semangat itu terlalu
modern sehingga generasi pasca sahabat tidak mampu
melaksanakannya.Demikian juga Nurcholish Madjid, menilai bahwa modernisasi
juga sudah lama bertahta dalam tradisi Islam tepatnya dalam diri sekte
Mutazilah yang disebut-sebut pelopor modernisasi, atau juga sangat dimungkin
ide modernisasi yang muncul didunia Islam bersumber dari pemikiran cemerlang
Mutazilah untuk menyebut contoh Afghani dan Abduh sangat terobsesi dengan
rasionalismenya Mutazilah yang serius dalam menelaah filsafat Yunani. Bahkan
lebih jauh lagi pemikiran kedua tokoh modernis Islam tersebut ditransformasikan
keseluruh dunia Islam termasuk diIndonesia, baik melalui kontak langsung atau
karya-karya tokoh tersebut yang menjalar secara cepat.
2.4

Islam dan Negara Modern


Pada pertengahan abad ke-20, sebagian besar dunia Islam telah mencapai

kemerdekaan politik. Pengaruh dan daya pikat Barat yang terus-menerus


merupakan bukti lebih sekularnya jalan yang dipilih oleh kebanyakan pemerintah

dan kaum elite modern. Bahkan negara-negara di mana Islam mempunyai peran
penting dalam gerakan-gerakan nasionalis, generasi baru yang berkuasa
cenderung berorentasi lebih sekular. Jika seseorang memandang dunia Islam,
maka ada tiga arah atau metode dalam hubungan antara agama dan negara
yaitu: Islam, Sekular, Muslim. Seperti halnyaSaudi Arabiamemproklamasikan diri
sebagai negara Islam. Monarki Istana Saud mendasarkan legitimasinya pada
Islam. Istana Saud telah membangun hubungan yang erat dengan ulama, yang
terus-menerus menikmati posisi istimewa sebagai penasihat pemerintah dan
pejabat dalam sistem hukum dan pendidikan. Pemerintah Saud menggunakan
Islam untuk melegitimasi politik dalam negeri maupun luar negeri.
Turki satu-satunya peninggalan kerajaan Utsmaniyah yang ada yang
merupakan contoh memilih negara secular yang membatasi agama hanya untuk
kehidupan pribadi. Turki, di bawah kepemimpinan Kemal Ataturk (sebagai
presiden, 1923-1938), melakukan proses Turkifikasi dan Westernisasi yang
komprehensif, dan juga sekularisasi yang mengubah bahasa dan sejarah serta
agama dan politik. Buku-buku berbahasa Inggris menggantikan yang berbahasa
arab dan sejarah ditulis ulang, dengan menekan komponen-komponen Arabnya
dan mengagungkan peninggalan Turkinya. Ataturk secara otokratis mengawasi
sederetan pembaharu atau modern yang mencampakan sultan, menghapuskan
kekhalifahan, menjatuhkan Islam, menutup pondok-pondok, melarang
penggunaan jubah dan menggantikan lembaga-lembaga tradisional (hukum,
pendidikan dan pemerintahan) dengan yang modern, suatu pilihan yang diilhami
oleh Barat.
Secara ideologis, kecenderungan umum, yang mengikuti model-model Barat,
adalah membantu berkembangnnya bentuk-bentuk secular identitas dan
solidaritas nasional dan membatasi agama dalam kehidupan pribadi dan
bukannya kehidupan umum. Walaupun demikian,trend secular ini mulai berubah
hampir tidak terasa pada tahun 60-an dan perubahan itu menjadi lebih jelas
pada tahun 70-an dan 80-an. Sebagai contoh Sudan, Mesir, Libya dan Iran yang
menunjukkan bahwa penggunaan dan perwujudan Islam sangat bervariasi.
Perbedaa-perbedaan dalam lingkungan sosial politik, kepemimpinan dan
keadaan ekonomi menentukan bagaimana Islam diartikan dan diterapkan. Islam
juga terbukti sebagai tantangan dan ancaman sumber kesetabilan dan
ketidakstabilan, legtimasi dan pemberontakan, dipergunakan oleh pemerintahpemerintah pro-Barat maupun anti-Barat. Penguasa Militer dan juga bekas militer

seperti Muammar Qaddafi dari Libya, Gaafar Muhammad Nimeiri dari Sudan,
Anwar Sadat dari Mesir dan Zulkifri Ali Bhutto serta jenderal Zia Ul-haq dari
Pakistan menggunakan Islam untuk memperkuat legitimasi mereka,
mendapatkan dukungan yang luas dan membenarkan kebijaksanaan
pemerintah. Kontrasnya, Habib Bourguiba dariTunisia dan SyahIran mengikuti
jalan lebih modern dan sekular.
Walaupun demikian, sebagian besar negara di dunia Islam mengambil posisi
tengah. Mereka adalah negara-negara Muslim dalam arti bahwa mayoritas
penduduk dan peninggalannya adalah Muslim, namun mereka mengikuti jalan
pembangunan sekular. Sebagian besar melihat ke Barat untuk mencari basis
bagi sistem pemerintahan konstitusional, hukum dan pendidikan modern,
sementara itu mereka juga memasukan peraturan Islam ke dalam undangundang, yang menuntut agar kepala negara adalah orang yang beragama Islam
dan hukum Islam harus diakui sebagai sumber hukum (walaupun hal ini
dijalankan dalam kenyataan). Pemerintahan-pemerintahan ini berusaha
mengontrol agama dengan cara membangun lembaga-lembaga keagamaan
dalam birokrasi negara, dalam kementerian hukum, pendidikan dan urusan
keagamaan. Dengan beberapa pengecualian, pada umumnya trend, harapan
dan tujuan pemerintahan-pemerintahan kaum elite modern yang berpendidikan
Barat adalah untuk menciptakan negara modern dengan paradigma Barat
sebagai modelnya.
Bab III
Kesimpulan
Dengan demikian modernisasi adalah upaya pembaharuan cara pandang
termasuk keagamaan dengan inti pemikiran untuk berusaha merelevankan
penafsiran dengan kondisi yang ada dan sedang berlangsung supaya benarbenar mampu menyahuti keberadaan zaman yang setiap saatnya mengalir
untuk mencapai prestasi gemilang dalam membangun peradaban dianggap
sebagaimana para modernis merupakan pengejentahan doktrin Islam itu sendiri,
dan dapat dikatakan inilah yang memuluskan jalan modernisasi terjadi di dunia
Islam. Oleh karena itu tidaklah berdasar anggapan bahwa umat Islam mundur,
karena agama Islam merupakan penghamabat bagi kemajuan umat Islam lambat
dalam geraknya mencapai perubahan dan kemajuan, bukan karena agama
Islam, tetapi karena umat Islam masih terikat pada tradisi nenek moyang. Dalam
tiap masyarakat tradisi memang merupakan penghambat besar bagi tiap usahausaha medernisasi, apalagi kalau tradisi itu dianggap mempunyai sifat sakral.

Daftar Pustaka
Esposito, L John. 1996. Ancaman Islam Mitos Atau Realitas?.

Bandung : Mizan

Abidin, Zainal. Cetakan ke 4 2006. Filsafat Manusia ( Memahami Manusia


Melalui Filsafat).Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Nasution, Harun. 2002. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya.Jakarta : Penerbit
UniversitasIndonesia (UI-Press).
Mustofa, A. 2004. Filsafat Islam.Bandung : CV Pustaka Setia.
Sharif, M. 1979. Alam Pikiran Islam.Bandung : CV Diponogoro
Nuruddin, Isa, Muhammad. 1995. Islam dan Filsafat Perental.

Bandung : Mizan

Anda mungkin juga menyukai