Anda di halaman 1dari 49

BAHAN KONSTRUKSI & KOROSI

Bambang Sugiarto, MT

Jurusan Teknik Kimia


UPN Veteran Jogyakarta
2008

BAHAN / MATERI AJAR


1.
2.

3.
4.
5.

Pendahuluan
Struktur Bahan
Padat
Sifat Mekanik Bahan
Logam Dan Paduan
Pemrosesan Logam

6. Korosi Logam
7. Pengendalian Korosi
8. Bahan Polimer
9. Bahan Keramik
10. Bahan Komposit

PENDAHULUAN
KONTRAK PERKULIAHAN

Presensi min.75% dari total tatap muka


Terlambat lebih dari 15 menit tidak
diizinkan mengikuti kuliah dan sebaliknya
bila dosen terlambat lebih dari 15 menit
berarti kuliah ditiadakan
Selama proses belajar-mengajar HP harus
dalam keadaan OFF
Siap mengerjakan tugas dan diserahkan
sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan

SISTEM PENILAIAN

Tugas Kuis (Test)


Ujian Tengah Smt
Ujian Akhir

Range Nilai:
< 30
30 s/d 44,9
45 s/d 54,9
55 69,9
>70

25%
35%
40%

Nilai E
Nilai D
Nilai C
Nilai B
Nilai A

BUKU ACUAN

Jacobs, J.A & Kilduff, T.F. 1994, Engineering


Materials Technology, Structure, Processing,
Properties & Selection, 2nd Ed.Printice Hall
Engelwood Cliffs, New Jersey
Van Vlack, L, 1995, Ilmu dan Teknologi Bahan,
5th Ed., Penerbit Erlangga-Jakarta.
Fontana, M.G, 1987. Corrosion Engineering, 3th
Edition, McGraw-Hill, Int.Edition
Jones, D.A, 1992, Principles and Prevention of
Corrosion, Maxwell MacMillan Ints Editions,
Canada

Deal ?

Pengenalan Bahan

Bahan konstruksi adalah bahan yang dengan sifatsifatnya yang khas dimanfaatkan dalam pembuatan
mesin, peralatan dan bangunan; termasuk didalamnya
antara lain adalah logam, polimer, keramik, gelas, serat,
batu, pasir, kayu dan komposit.
Ilmu dan Teknologi bahan meliputi pengembangan dan
penerapan pengetahuan tentang komposisi, struktur dan
pemrosesan bahan sesuai sifat-sifat dan pemakaiannya

SIKLUS BAHAN
PENGGALIAN

PROSES

PENGETAHUAN
ILMIAH

PENGGUNAAN

PELAPUKAN

PENGETAHUAN
EMPIRIS

Ada kaitan erat antara struktur, sifat, proses, fungsi dan performans bahan.
Material Science
Ilmu Bahan
Struktur bahan
Properties/sifat Bahan

> Mekanis, mrp daya tahan thd gaya mekanik (kekerasan, keuletan,
kekuatan, rayapan dsb),
> Fisis, spt berat jenis, porositas, penghantaran dll
> Listrik, spt daya hantar listrik
> Kimia, mrp daya tahan thd zat-2 kimia & lingk, redoks

Cara Penanganan
Cara Pengolahan/pemrosesan
Penggunaan

KELANGKAAN BAHAN DAN ENERGI


RECOVERY BAHAN (METAL) 1/20 ENERGI

YANG DIPERLUKAN.

Tabel 1. Jenis Bahan Teknik

KEBAIKAN
KEBURUKAN
Relatif lebih kaku (stiff) Kerusakan karena Lelah
Umumnya konduktor Umumnya terserang oleh
korosi dan oksidasi
Modulitas tinggi

Polimer

KEBAIKAN

KEBURUKAN

Tegangan dpt mencapai Perubahan sifat thd suhu


tinggi
Elastisitas tinggi
(flexible)
Koef. Friksi rendah

Relatif sulit di daur ulang

Tahan korosi

Modulitas rendah

Mudah dibentuk
Dapat di warnai

Titik lebur rendah

Keramik & Gelas

Pemilihan Bahan (Materials


Selection)

Mempunyai stock yg cukup


Harga bhn & biaya proses murah
Kemampuan di Proses
Kualitas & Unjuk kerja (Ketahanan
mekanik dan efek korosi)
Dapat di terima konsumen (berbahaya
terhadap manusia & Lingkungan)

STRUKTUR BAHAN PADAT


-Suhu
-Lingkungan korosif
dan radiasi

Struktur

Makroskopik

Sifat Bahan
(berubah)
Atomik

Struktur Zat Padat

Struktur kristalin

Struktur Amorf

SEL SATUAN
Atom-atom di gambarkan sebagai bola dengan
ukuran bervariasi yang menempati titik-titik
dlm ruang dgn jarak tertentu

Konstanta kisi (a)

Sel Satuan

SISTEM KRISTAL
Bentuk sel satuan dan letak atom di dalamnya
dibedakan menjadi 7 sistem kristal yaitu spt
dlm tabel sbb:
Sumbu (axes)

Sudut sumbu
(axial angles)

Kubik

a=b=c

Tetragonal

a=bc

Ortorombik

abc

Monoklin

abc

Triklinik

abc

Hexagonal

a=ac

Rombohedral

a=b=c

= = = 90o
= = = 90o
= = = 90o
- - 90o
90o
= =90o ; = 120o
= = 90o

Sistem

Sistem kristal kubik


terdiri dari 3 bentuk
yaitu: Kubik sederhana,
Kubik pemusatan ruang
(kpr=BCC) dan Kubik
pemusatan sisi
(kps=FCC).

Sistem kpr
tiap atom logam
dikelilingi oleh 8
atom tetangga. Dan
setiap sel satuan
memp. 2 atom (1
atom di pusat, 8 x
1/8 pd ttk sudut)

Dalam Sistem kpr, terdapat hubungan antara


konstanta kisi (a) dgn jari-jari atom (R).

(a )log am = 4R
kpr

Dengan konsep bola keras, maka tumpukan


atom (FT) pada sistem kpr dapat
diperhitungkan sbb:
Volume Atom
Faktor Tumpukan =
Volume Sel Satuan

Karena dlm sistem kpr terdapat 2 atom, maka:


Faktor Tumpukan (FT ) =

2 4R

a3

2 4R

3 = 0,68
3

(4 R 3 )

Logam dgn sistem kpr: Besi (suhu ruang), Krom


dan Emas
Sistem kps tiap atom logam di ttk sudut
memp. 1 atom pd pusat bidang permukaan dan
tdk memp. atom pusat.

Dlm Sistem kps, terdapat 4 atom dlm setiap


sel satuan (1/8 x 8 + x 6).
Hubungan antara konstanta kisi (a) dgn jarijari atom (R).

4R
(akps )log am =
2
Faktor tumpukan atom (FT) pada sistem kps
adalah : 0.74

Sel Satuan Heksagonal


Struktur hexagonal yg
lebih padat disebut
hexagonal tumpukan
padat (htp).
Ciri struktur htp
terdptnya atom tepat di
atas ataupun di bawah
sela 3 atom.
Contoh : Seng,
Titanium dan
Magnesium (memp.sel
satuan htp)

Tembaga dgn struktur kps, memp. Jari-jari (R) atom


0,1278 nm hitunglah berat jenisnya? Bandingkan dgn nilai
yg ada di lampiran B.
Jawab:
a = 4(0,1278)/2 = 0,3615 nm
Berat jenis = (Massa/sel satuan)/(Volume/sel satuan)
= (atom/sel satuan)(gram/atom)/(konstanta kisi)3
= 4(63,5/0,602x1024)/(0,3615x10-9 m )3
= 8,93 Mg/m3 (= 8,93 g/cm3) (8,92 g/cm3)

BIDANG KRISTAL
Tumpukan bidang-bidang kristal yang dibentuk oleh
atom-atom akan mempengaruhi sifat bahan padat (solid
mats properties).
Apabila terdapat gaya luar (beban) tekan atau tarik yg
ckp besar, maka atomnya bergerak dan terjadi slip.
Derajat gerakan tsb memberikan indikasi pada keuletan
(ductility)
Untuk menunjukan bidang suatu sel satuan digunakan
indek Miller seperti (hkl), sedangkan perpotongan negatif
di tandai dgn grs di atasnya.

Pada sel satuan kps (FCC), bidang (111) mrpkan bidang


dgn jmh atom terpadat yaitu 3 atom. Dan terlihat msh ada
bid. yang kosong , bila dikenai beban (gaya) akan dapat
mengalami slip, shg logam sejenis ini memp. Sifat ulet
(ductile)

Contoh:
Suatu bhn logam (Pb) yg memp. Struktur kps dgn Jarijari atom adalah 0,1750 nm, Hitunglah jumlah atom setiap
mm2 pd bidang (100) dan bidang (111).

Jawab:
4(0,1750)
=
=
= 0,495 nm
1,414
2

(a )Pb = 4R4R

(a )

kps

kps Pb

(100)

2 atom

Atom
12 atom
=
=
x
8
,
2
10
2
2
6
mm 2
mm
0,495 x10 nm

Bidang (111) Gbr.3 - 7.7


Mempunyai 3 atom dengan masing-masing 1/6 bagian per
luas segitiga yang gelap (1/2 bh)
3
Atom
=
2
1
mm

atom
6

3 0,1750 x10 nm

= 4,7 x10

12

atom
mm 2

ARAH KRISTAL (-)


Untuk bhn anisotropik memp. Sifat tdk sama pada segala
arah. Indek Miller dipakai untuk menunjukan arah kristal
[u v w] dan titik hanya x,y,z seperti pada gbr. Sedangkan
untuk arah negatif pada sumbu tertentu nilainya ditandai
dengan koefisien negatif (grs. Datar di atas nilai sumbu
tertentu)

Ketidaksempurnaan Kristal
Hal ini dapat disebabkan oleh letak atom-atomnya atau
karena adanya impuritis. Penyimpangan ini dapat berupa
cacat titik (point defect), cacat garis (line defect) dan cacat
permukaan (area defect).
Cacat titik cacat ini yg paling sederhana, dan
merupakan kekosongan (seolah-olah ada atom yg hilang)

Cacat demikian merupakan akibat penumpukan


atom yang salah waktu kristalisasi, atau dapat
juga terjadi pada suhu tinggi dimana energi
termal memungkinkan atom-atom melompat
meninggalkan tempatnya. terdapat kekosongan
tunggal, ganda maupun ganda tiga.
Cacat titik berpengaruh pada properties zat
padat kristalin, antara lain densitas, difusi,
migrasi atom-atom dan konduktivitas.
Cacat titik yang lain adalah cacat interstisi, yang
merupakan akibat adanya atom ekstra lain pada
ruang kosong diantara kisi kristal yang normal.
atom impuritas bisa ada dengan sendirinya atau
sengaja ditambahkan pada pembuatan alloy.

Cacat garis, yang paling banyak


dijumpai adalah dislokasi.

Dislokasi adalah barisan atom-atom linier dimana terjadi


beberapa ketidaksempurnaan pada ikatan antar atomatom.
Dislokasi garis dapat digambarkan sebagai sisipan satu
bidang atom tambahan dalam struktur kristal, diberi
simbol .
Dislokasi ulir menyerupai spiral dengan garis cacat
sepanjang sumbu ulir.
Kedua jenis dislokasi garis terjadi karena ada
ketimpangan dalam orientasi bagian-bagian yang
berdekatan dalam kristal, sehingga ada suatu deretan
atom tambahan ataupun kurang yang terjadi waktu
kristalisasi atau akibat deformasi plastik.

Gambar diatas memperlihatkan pembentukan dislokasi akibat


geseran.
Pada gambar a), garis dislokasi D akan bergerak melalui kristal
sampai pergeseran selesai.
Pada gambar b) cacat yang terjadi adalah dislokasi ulir, dengan
garis cacat sejajar dengan arah pergeseran.
Gambar c) menunjukkan cacat linier yang merupakan dislokasi
garis, garis cacat tegak lurus pada arah pergeseran.

Kesimpulan adalah cacat garis mempunyai


hubungan dengan kekuatan bahan padat,
karena menyebabkan interferensi timbal balik
pada gerakan melalui suatu kristal yang
mencegah bidang-bidang atom untuk selip
sehingga memperkuat bahan. Adanya beberapa
dislokasi menaikkan kekenyalan bahan padat
kristalin.
Cacat permukaan (area defects) merupakan
ketidaksempurnaan jenis ketiga yang berbentuk
batas butir. Pada saat kristal tumbuh, dihasilkan
sistem sumbu dimana atom-atom membuat
orientasi sendiri-sendiri.

a. Batas Butir

b. Pembentukan butir

Kristal-kristal dengan struktur kisi yang orientasinya berbeda saling


mendekati, atom-atom akhir yang harus mengambil posisi dalam
sebuah kristal akan sukar untuk menempati sisi yang normal pada
kisi, sehinga terbentuk daerah transisi yang disebut batas butir.
Sekumpulan kristal-kristal dengan orientasi yang sama disebut butir.
Atom-atom pada batas butir mempunyai ketidakteraturan yang
besar, sehingga mempunyai energi yang lebih besar daripada atomatom didalam kristal dan merupakan tumpukan atom yang kurang
efisien.
Faktor tersebut menjadi penyebab mengapa daerah batas butir
lebih mudah terkikis. Atom-tom pada batas butir dapat menjadi
sumber pembentukan kristal baru (polimorfi) bila kondisinya tepat,
serta membantu difusi atom melalui zat padat. Juga mempengaruhi
ketahanan terhadap gerakan dislokasi dan karena itu memodifikasi
kekuatan dan kemampuan bahan untuk mengalami deformasi
plastik. Pada suhu biasa, batas butir menghalangi pergeseran, oleh
karena itu bahan dengan butir halus lebih kuat daripada bahan
berbutir kasar.

BILANGAN KOORDINASI
Bilangan yg menunjukkan jumlah tetangga terdekat
oleh suatu atom. Untuk logam kpr, bilangan
koordinasinya 8, logam kps dan htp bilangan
koordinasinya 12. ( Lihat tabel 2-61,hal.61)

Tergantung pada Jumlah ikatan kovalen


disekitar atom:

jumlah elektron valensi elemen dlm grup V


(Nitrogen), maka maksimum bil.koordinasinya
adalah 3

Polimorfi & Alotropi


Polimorfi dua atau lebih
memp.komposisi bahan yg sama

ragam

kristal

yg

Alotropi polimorfi yg dapat kembali ke struktur semula


oleh pengaruh suhu (contoh: besi bila dipanaskan pd suhu
> 910oC, strukturnya berubah dari kpr kps dan bila
didinginkan akan kembali ke bentuk struktur kpr.
Polimorfi karbon murni adalah grafit yang hitam dan
merupakan bahan dengan kekuatan lemah, intan yang
sangat keras dan fullerene (gambar 2.19).
Perubahan polimorfi / alotropi menyebabkan
perubahan sifat bahan.

Polimorfi karbon : a) struktur kubik, masing-masing karbon


membentuk ikatan kovalen yang kuat dengan 4 atom karbon lain
membentuk suatu tetrahedron. b) Struktur berlapis dalam grafit.
Ikatan van der waals antar lapisan menyebabkan lapisan mudah
terlepas. c) C-60 atau molekul fullerene dengan 60 atom karbon
yang berbentuk seperti bola soccer, terdiri dari 20 heksagon dan 12
pentagon.

Anda mungkin juga menyukai