Anda di halaman 1dari 12

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Kampus UNP Air Tawar Padang 25131 Telp.(0751) 7058772 Pes 273

BAHAN AJAR MINGGU 13

Nama matakuliah : Pengantar Ilmu Material


No Kode : FIS 2.62.5004
Jumlah SKS : 3 SKS
Pembina matakuliah : Dra. Yenni Darvina, M.Si

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran)

UMUM: Berfikir kritis dalam menerapkan konsep-konsep dan hukum-hukum dasar


Fisika untuk mendeskripsikan,mengaplikasikan, dan menganalisis berbagai
fenomena pada bahan dalam penelitian, kehidupan dan lingkup
pekerjaannya.

KHUSUS: Berfikir kritis dalam menerapkan konsep-konsep dan hukum-hukum dasar


Fisika untuk mendeskripsikan,mengaplikasikan, dan menganalisis bahan
Keramik berkaitan dengan bahan pembentuk keramik, struktur kristal, sifat
listrik dan mekanik serta proses pembentukan bahan keramik

Soft skills/Karakter: Berfikir kritis, Teliti, Jujur, Mandiri, Terampil, Bertanggung jawab

Materi :
Bahan keramik
1. Bahan Pembentuk Keramik
2. Struktur Kristal keramik
3. Sifat listrik keramik
4. Sifat mekanik keramik

BAB XI
BAHAN KERAMIK

A. Pendahuluan
Bahan keramik terdiri dari senyawa unsur logam dan bukan logam. Contohnya
adalah Al2O3. Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan temal dan kimia
dibandingkan dengan elemennya. Al2O3 adalah senyawa yang terdiri dari elemen
alumunium dan oksigen. Karena senyawa mempunyai koordinasi atom yang lebih
komplek dari masing-masing komponen, daya tahan terhadap slip umumnya lebih baik,
sehingga pada umumnya keramik lebih keras dan selalu kurang ulet dibandingkan dengan
bahan logam atau polimer.

108
Karakteristik dielektrik, semikondukor dan magnetik dari beberapa jenis keramik
tertentu sangat penting artinya untuk merancang peralatan elektronik.

B. Bahan Pembentuk Keramik


Di kalangan orang awam kata keramik biasanya dikaitkan dengan barang-barang
kerajinan. Untuk ahli teknik , keramik mencakup barbagai jenis bahan seperti
gelas,bata,batuan,beton,bahan amplas,enamel porselen,isolator dielektrik,bahan magnetik
bukan logam,batu tahan api suhu tinggi,dan lainnya. (gambar 8-1.1)
Bahan keramik mempunyai karakteristik yaitu merupakan senyawa antara logam
dan bukan logam. Senyawa ini mempunyai ikatan ionik dan/atau ikatan kovalen. Jadi
,sifat-sifatnya berbeda dengan logam. Biasanya merupakan isolator,tembus cahaya (atau
bening), tidak dapat diubah bentuknya dan sangat stabil dalam lingkungan yang angat
berat persyaratannya. (gamb 8-1.1)
Senyawa MgO merupakan contoh bahan keramik sedehana dengan perbandingan
1:1 antara atom logam dengan bukan logam. Banyak digunakan sebagai bahan tahan
api,karna tahan suhu yang sangat tinggi (1500oC-2500oC) tanpa penguraian dan pencairan.
Lempung merupakan bahan keramik yang banyak digunakan akan tetapi lebih rumit
dibandingkan MgO. Lempung yang paling sederhana ialah Al2Si2O5(OH)4. Struktur
kristalnya mempunyai empat satuan yang berbeda: yaitu gugus Al,Si,O dan (OH).
Meskipun bahan keramik tidak semudah logam, bahan ini dapat dikelompokkan dan di
bahas berdasarkan struktur internnya. Selain itu ,struktur logam sederhana dapat digunakan
sebagai titik tolak.
Kebanyakan fasa keramik mempunyai struktur kristalin. Akan tetapi berlainan
dengan logam, struktur keramik tidak banyak elektron bebasnya. Elektron-elektron itu
dibagi dengan atom-atom yang berdekatan dalam ikatan kovalen atau berpindah dari atom
yang satu ke atom yang lainnya membentuk ikatan ion, jadi atom terionisir dan bermuatan.
Ikatan ionik menyebabkan bahwa bahan keramik mempunyai stabilitas yang relatif
tinggi. Sebagai kelompok bahan,keramik mempunyai titik cair yang tinggi,dibandingkan
logam atau bahan organik. Biasanya lebih keras dan tahan terhadap perubahan-perubahan
kimia. Keramik padat biasanya merupakan isolator sebagaimana pula halnya engan bahan
organik. Pada suhu yang tinggi dengan energi termal yang lebih tinggi,keramik dapat
menghantar listrik meskipun daya hantarnya lebih rendah dibandingkan dengan logam.
Karena tidak memiliki elektron bebas,kebanyakan bahan keramik tembus cahaya (bila
tipis) dan merupakan penghantar panas yang buruk.
Dibandingkan dengan logam, struktur kristal bahan keramik lebih rumit. Karena itu
ditambah dengan kuatnya ikatan atom, reaksi keramik lebih lamban. Gelas yang
didinginkan dengan laju pendinginan normal tidak mempunyai waktu untuk mengatur diri
membentuk stuktur kristal yang rumit. Oleh karena itu, pada suhu ruang gelas tetap
berbentuk seperti cairan dengan pendinginan lanjut untuk waktu cukup lama.

C. Struktur Kristal Keramik


1. Kristal Keramik (AX)

109
Senyawa keramik yang paling sedehana terdiri dari atom logam dan bukan logam
dalam jumlah yang sama. MgO adalah ionik; dua elektron dipindahkan dari logam ke atom
bukan logam dan menghasilkan kation (Mg2+) dan anion (O2-) senyawa AX dapat juga
bersifat kovalen ,dimana terjadi pembagian dari elektron valensi. Sulfida seng (ZnS)
adalah salah satu contoh jenis senyawa ini.
Sifat khas senyawa AX adalah bahwa atom A terkoordinir dengan atom X sebagai
tetangga terdekat dan atom X hanya mempunyai atom A sebagai tetangga terdekat. Jadi
atom A dan X teratur dengan sangat baik. Ada tiga cara utama penyusunan senyawa AX
sehingga kedua jenis atom sama jumlahnya dan mempunyai susunan koordinasi
sebagaimana tersebut diaatas. Prototipnya adalah :
CsCl dengan BK= 8
NaCl dengan BK= 6
ZnS dengan BK= 4
CsCl mempunyai susunan atom kubik sederhana. NaCl dan ZnS mempunyai susunan kps.

2. Struktur AX (bukan kubik).


Tidak semuanya senyawa AX berbentuk kubik. Dua contoh mempunyai susunan
hexagonal tumpukan padat (htp) untuk atom X. Dalam struktur jenis NiAs, atom A
menempati semua letak sisipan 6-f. Dalam struktur jenis ZnO, atom A menempati
setengah dari letak 4-f (tabel 8-2.1). seorang dapat menelaah kembali bab-3, dimana telah
dibuktikan bahwa logam kps dan htp mempunyai faktor tumpukan (0,74) dan bilangan
koordinasi yang sama (12). Satu-satunya perbedaan terletak pada susunan penumpukan
bidang. Berdasarkan alasan ini maka terdapat kesamaan antara struktur NaCl dan NiAs ;
dan antara struktur ZnS dan ZnO. Akan tetapi perlu dicatat bahwa simetri hexagonal lebih
rendah daripada versi kubik. Jadi FeS (dengan struktur jenis NiAs) sangat keras dan rapuh;
sebaliknya MnS (dengan struktur jenis NaCl ) termasuk senyawa AX yang ulet.

Tabel 11.1 Penumpukan senyawa AX


Atom A
Struktur Atom X kisi Bagian yang Contoh lainnya
Letak sisipan
terisi
Kubik
CsCl Letak 8-f semua
sederhana
NaCl Kps Letak 6-f Semua MgO,MnS,LiF
ZnS* Kps Letak 4-f ½ β-SiC,CdS,AIP
NiAs Htp Letak 6-f Semua FeS,MnTe
ZnO htp Letak 4-f ½ BeO,ZnS*,AIN

3. Kristal keramik (AmXp)


Tidak semua senyawa linier mempunyai jumlah atom (atau ion) A dan X sama.
Kita akan tinjau dua contoh struktur CaF2 dan struktur Al2O3. Fluorit (CaF2) merupakan

110
struktur dasar untuk UO2,yang digunakan dalam bahn bakar nuklir yang menjadi pola
untuk salah satu polimorfi ZrO2, suatu bahan oksida suhu tinggi yang baik. Korundum,
Al2O3 mrupakan salah satu bahan keramik teknik yang banyak digunakan. Salah satu
penggunaan Al2O3 ialah dalam busi dan penggunaan lain, mulai dari bahan untuk batu
gurinda amril sampai pompa asam, dan lapisan bawah untuk rangkaian cetak (gambar 8-
1.1a) sampai ke bahan suhu tinggi untuk landasan katalisator dalam sistem pembuangan
(gamb. 8-1.1b)
Struktur CaF2 mempunyai kation Ca2+ pada lokasi kps : 0, 0, 0 ; ½, ½, 0 ; ½, 0, ½ ;
dan 0, ½, ½. Anion, F-, berada di letak sisipan 4-f antara kation, termasuk kedua pasangan
yang disebut dalam pers (8-2.4a dan b). Perbandingan 4 : 8 untuk Ca2+ dan F-
memungkinkan adanya perbandingan 1 : 2 untuk m dan p dalam AmXp. Lihat gamb. 11.1

Gambar 11.1. Struktur Kristal CaF2


Struktur yang baru dibahas adalah kps dengan ion F-
yang menempati letak 4-f diantara ion-ion Ca2+. Di
samping itu ion kalsium terletak diantara delapan ion
fluor. Perlu dicatat bahwa tidak seluruh letak 8-f
ditempati; antara lain pusat sel satuan (Gamb 8-3.1) dan
titik tengah rusuk sel satuan. Kekosongan ini
penting untuk UO2 ,elemen bahan bakar nuklir yang mempunyai struktur kristal seperti ini.
Lubang-lubang kekosongan ini nantinya ditempati oleh produk fisi*.
Struktur Al2O3 merupakan senyawa biner terakhir yang akan di bahas. Ion O 2- tersusun
dalam kisi htp. Dua pertiga letak 6-f ditempati oleh ion AL3+. Jarak antara atom yang
memisahkan ion alumunium bermuatan 3+ dan 2- dengan keenam atom oksigen
tetangganya adalah 0,191 nm, oleh karena itu energi ikatnya tinggi ¿. Hal ini terbukti dari
suhu cair. (>2000oC), kekerasan (Mohs = 9) dan daya tahan Al 2O3 terhadap berbagai zat
kimia.
Selain itu kombinasi dari konduktivitas listrik yang rendah dan konduktivitas termal yang
tinggi (lamp. C) meningkatkan kegunaan Al2O3 di bidang listrik.

4. Struktur jenis AmBnXp.


Kehadiran tiga jenis atom menambah komplek senyawa A mBnXp. Beberapa diantaranya
menarik perhatian kita. Pertama-tama BaTiO3, prototip bahan keramik yang dipakai dalam
kartrid untuk piringhan hitam. Di atas 120o C, BaTiO3 mempunyai sel satuan dengan ion
Ba 2+ di sudut dan ion O 2- di tengah permukaan dan ion Ti 4+ di pusat sel. (Gamb.8-4.1).
struktur ini berubah sedikit dibawah 120oC. Dengan perubahn tersebut, bahan ini
merupakan bahan piezoelektrik yang berguna (pasal 8-6).
magnit bukan logam dapat juga merupakan senyawa AmBnXp , yang paling sering terdapat
adalh spinelferro (atau ferit) dengan komposisi MgFe2O4, dimana Mg2+ adalah kation
dengan bervalensi dua dengan jari-jari 0,075± 0,01 nm. Struktur spinel mempunyai
111
susunan tumpukan padat (fcc) untuk ion O 2- sedang setengah kation berada di letak 6-f dan
seperdelapan kation pada letak sisipan 4-f. (Gamb. 8-2.2). sifat magnetik dari bahan
tersebut dipengaruhi oleh letak kation (Pasal 8-6).

D. Sifat Listrik keramik


Keramik banyak digunakan sebagai isolator listrik (gamb. 8-6.1). Selain itu
berbagai jenis keramik digunakan dalam rangkaian elektromagnetik karena konstanta
dielektrik tinggi, sifat piezoelektrik atau sifat-sifat dielektrik lainnya. Akhirnya, hampir
semua unsur transisi adalh semikonduktor.

1. Keramik dielektrik.
Banyak oksida menjadi isolator yang baik karena elektron valensi dai atom logam
pindah secara tetap ke atom oksigen, membentuk ion O 2-. Baiklah kita tinjau kembali
isolator busi pada gamb.2-7.3 . ion Al3+ dari Al2O3 kehilangan semua elekton valensi yang
membawa muatan dalam alumunium logam. Elektron-elektron tersebut sekarang diikat
oleh ion oksigen. Dalam bahan isolasi lainnya, elektrom Mg2+ diikat oleh ion O2- dalam
MgO; dan siikon dan oksigen membagi elektronnya dalam tetrahedra SiO 4 (Gamb. 8-5.1).
hasilnya, komposisi MgO-Al2O3-SiO2 merupakan isolator yang terbaik.
Meskipun demikian, bahan yang dinamaka isolator dapat juga rusak dibawah
pengaruh tegangan tinggi. Biasanya kerusakan merupakan gejala permukaan. Sebagai
contoh, busi kendaraan bermotor tidak dapat berfungsi oleh karena endapan uap lembab
pada permukaan isolator keramik sehingga terjadi suatu hubungan singkat. Oleh karena
itu, isolator di desain sedemikan rupa sehingga jarak permukaan besar (lihat gambar 11.2)
dan dengan demikian kemungkinan terjadi hubungan singkat pada permukaan berkurang.
Karena renik an retak dalam memperbesar kemungkinan terjadinya kegagalan pada
permukaan, isolator biasanya diberi glasir sehingga tidak menyerap kelembaban.
Rambatan volum hanya terjadi pada gradien tegangan yang sangat tinggi. Suatu medan
dielektrik yang kuat dapat menimbulkan disrupsi dwi kutub induksi dalam isolator dan
pengawamuat terjadi sewaktu kekuatan medan melebihi kekuatan ikatan.

Gambar 11.2. Isolator keramik berupa Busi kendaraan

112
Pada tabel 11.2 tercantum sifat dielektrik beberapa jenis isolator keramik. Kekeuatan
dielektrik adalah gradien tegangan yang menghasilkan tembus listrik melalui isolator.
Konstanta dielektrik relatif k dapat dibandingkan dengan data serupa untuk plastik pada
tabel 7-6.1. umumnya nilai ini lebih tinggi sedikit pada bahan keramik, karena ion, dan
bukan dwikutub molekuler yang dipengaruhi oleh medan listrik. Konstanta dielektrik
seperti juga isolator polimer peka terhadap frekuensi. Akan tetapi,dalam daerah sushu
biasa hanay ada sedikit variasi pada isolator keramik. Sarjana listrik juga harus
memepertimbangkan faktor kerugian, tan δ bila mendesain rangkaian listrik. Hasil kali
konstanta dielektrik relatip dan faktor kerugian, k dan δ, merupakan ukuran ari energi
listrik yang terpakai oleh kapasitor dalam rangkaian arus bolak-balik sehingga alumina
atau gelas dirancang untuk pemakaian listrik (gelas-E) dalam daerah megahertz.

Tabel 11.2. Sifat dielektrik keramik


Konstanta
Tahapan Kekuatan dielektrik Faktor kerugian δ
Bahan (volum) dielektrik relatip k
ohm.m volt/mm 60 Hz 106 60 Hz 106 Hz
Hz
Porselen listrik 1011-1013 2-8 x 104 6 - 0,010 -
isolator statik >1012 8-15 x 104 6 6 0,005 0,003
Isolator zirkon ~1013 10-15 x 104 9 8 0,035 0,001
Isolator alumina >1012 104 - 9 - <0,0005
Gelas soda-
1012 104 7 7 0,1 0,01
dapur
Gelas E >1015 - - 4 - 0,0006
Silika lebur
~1018 104 4 3,8 0,001 0,0001
(SiO2)

2. Keramik piezoelektri
Beberapa jenis kristal keramik tidak memiliki simetri. Disini tidak akan di bahas
ciri-ciri kristalografik tetapi akan di bahas pengaruh kristal ion. Pusat muatan positif dan
negatif tidak identik. Akibatnya, setiap sel satuan berperan sebagai dwikutub listrik kecil
dengan ujung positif dan negatif.

113
Gambar 11.3. BaTiO3
Dari gambar 11.3 ternyata bahwa BaTiO 3 kubik diatas 120o C. Titik ini disebut titik curie,
dibawah 120o C terjadi pergeseran yang kecil akan tetapi penting dari ion-ion. Ion Ti 4+
tergeser sekitar 0,006 nm terhadap ion sudut Ba 2+ . ion O2- bergeser dalam arah berlawanan
, seperti terlihat pada gambar titik pusat muatan positif dan titik pusat muatan negatif
terpisah jauh d ,yaitu panjang dwikutub.
BaTiO3 berubah dimensinya bila berada dlam medan listrik karena muatan negatif
akan tertarik ke arah elektroda positif, dan muatan positif akan tertarik ke arah elektroda
negatif, sehingga panjang dwikutub,d bertambah besar. Ini berarti bahwa momoen dipol
Qd , dan polarisasi P ,meningkatkan karena P = (ΣQd ¿/V .
Efek beruntun tersebut diatas dapat digunakan untuk merubah energi mekanik
menjadi energi listrik dan sebaliknya. Lihat Gamb. 11.4 (a) untuk menjelaskan gejala ini.
Pengarahan momen dwikutub dari sel-sel satuan menghasilkan polarisasi yaitu muatan
positif berhimpun pada salah satu sisi kristal dan muatan negatif berhimpun dengan ujung
lainnya. Perhatikan sekarang Gamb 11.4 (b) dan 11.4 (d). (1) tekanlah atau tariklah kristal
dengan tegangan s. Akan tetapi regangan e, besar e bergantung pada modulus
elastisitas.regangan ini mengubah panjang dwikutub d dan secara langsung mempengaruhi
polarisasi (=ΣQd /V ¿ karena dari V tetap konstan. Bila polarisasi kecil (akibat
kompresi) ,terdapat kelebihan muatan pada kedua ujung kristal.

Gambar 11.4 Pengaruh energy mekanik (tekanan atau tarikan)


menghasilkan energy listrik

Kedua keadaan ini menunjukkan bahwa gaya mekanik dan dimensi dapat diganti
oleh muuatan listrik dan/atau tegangan (volt). Alat dengan kemampuan seperti ini disebut
transduser. Bahan dengan karakteristik tersebut diatas disebut piezoelektrik (berasal dari
tekanan-listrik). Kristal jenis BaTiO3* digunakan sebagai alat pengukur tekanan, untuk
kartrid gramapon, dan untuk pembangkit bunyi berfrekuensi tinggi. Baiklah kita lihat
kartrid gramafon keramik. Jarum mengikuti alur pada piringan. Suatu transduser kecil
dihubugkan dengan jarum yang mencatat pola getaran yang tergores dalam alur. Baik
frekuensi maupun amplitudo dapat dicatat sebagai perubahn tegangan, meskipun signal

114
volt kecil, signal ini dapat diperbesar oleh rangkaian elektronik hingga mampu
menggerakkan corong pengeras suara.

Gambar 11.5. Kristal Kuarsa

Kristal kwarsa (SiO2) juga bersifat piezoelektrik. Kwarsa dibuat untuk (Gamb.
11.5) penggunaan khusus dalam rangkaian yang memerlukan kontrol frekuensi. Sekali
dipotong menurut ukuran tertentu, frekuensi getaran elastik tetap konstan 1 : 10 8. Jadi,
pada resonansi, kristal dapat mengendalikan frekuensi rangkaian elektronik dengan
ketelitian yang sama. Rangkaian jam yang teliti dan rangkaian pengendali untuk pemancar
radio merupakan dua contoh penggunaan sifat piezoelektrik kristal kwarsa.

3. Keramik magnetik.
Magnet logam yang kurang baik untuk penggunaan dalam rangkaian UHF dan
VHF*. Frekuensi tinggi menimbulkan arus imbas, oleh karen itu menimbulkan kerugian
daya di dalam inti logam. Ahli metalurgi memanfaatkan gejala ini untuk mencairkan
paduan bermutu tinggi. Kehilangan daya yang berubah menjadi panas tidak boleh terjadi
dalam rangkaian elektronik. Untunglah, senyawa keramik yang mngandung atom magnetik
dapat besifat magnetik dan sekaligus tidak menghantar listrik.

Gambar 11.6. Kemagnetan besi


Hal ini berarti bahwa setiap Fe2+ mempunyai ketidakseimbanganmaknetik sebesar 4 spin
elektron yang tidak berpasangan (biasa disebut magnetik bohr). Karena momen magnetik
dari setiap spin elektron adalah 9,27 x 10 -24 amp.m2 , setiap ion Fe2+ mempunyai momen
magnetik total sebesar 37 x 10-24 amp.m2. tiap ion Fe3+ mempunyai ketidakseimbangan
sebesar lima magneton bohr dan momen magnit sebesar 46,3 x 10-24 amp.m2.
3+ ¿¿

Setiap ion Am BnXp, pasal 8-4. Contohnya Ni8Fe16O32 dan magnetik (Fe3O4 atau Fe2+ 8
¿Fe ¿
16

O32). Sel satuannya terlihat dalam gambar 8-6.5.


Struktur ini kompleks akan tetapi dapat disederhanakan karena ion O2- menempati
susunan kps. Sel satuan mempunyai ukuran dua kali lipat ukuran yang dibahas sebelumnya

115
pada gamb.3-1.1 dan 8-2.2. jadi ada 32 oksigen,16 ion ferik dan 8 ion ferons dalam tiap sel
satuan [Fe2+ Fe32 +¿¿O4]8. Kation besi menenpati letak sisipan 4-f dan 6-f(gamb.8-2.2). yang
terdapat pada letak 4-f (BK = 4) mempunyai momen magnetik dalam arah <111>;yang
menempati letak 6-f mempunyai arah momen magnetik dalam arah <111> yang
berlawanan. Analisa secara detail menggambarkan bahwa 16 ion Fe3+ per sel satuan
hampir terbagi rata pada letak 4-f dan 6-f. Oleh karena itu momen magnetik dari ion Fe 3+
adalah :
(8 ion Fe3+) (5↑ per ion) + (8 ion Fe3+) (5↓ per ion) = 0 (8.6-3)
2+
Akan tetapi hampir semua ion Fe menempati letak 6-f. Karena setiap ion dari ke
8 ion Fe2+ mempunyai empat magneton bohr β sebesar 9,27 x 10-24 amp.m2, sel satuan
mempunyai mempunyai momen magnetik sebesar 32β atau sebesar 0,3 x 10-2 amp.m2.
karena sel satuan mempunyai konstanta kisi sebesar 0,837 nm dan magnetisasi jenuh M s
besarnya sama dengan momen magnetik maksimum per satuan volume, kita dapat
menghitung magnetisasi jenuh dari Fe3O4 yaitu :
Ms = (0,3 x10-21 amp.m2)/(0,837 x 10-9m)3 = 0,5 x 106 amp/m
Bandingkan dengan pengukuran eksperimen 0,53 x 106 amp/m

E. Sifat Mekanik Keramik


Bahan keramik terkecuali beberapa jenis bahan seperti lempung plastik, mempuyai
kekuatan geser yang tinggi, jadi keramik tidak ulet. Hal ini menyebabkan kekerasan dan
kekuatan tekan ynag tinggi, peka terhadap takkik dan kekuatan patah yang rendah.
Senyawa terdiri dari susunan atom (atau ion) yang berlainan. Untuk senyawa antar
logam hal ini telah dibahas dalam pasal 6-4. Dalam fase keramik, kation dikoordiinir oleh
anion dan anion dikoordinir oleh kation (pasal 8-2). Hal ini memang wajar, oleh karena ion
tidak sejenis tarik menarik dan ion sejenis tolak menolak. Akan tetapi susunan seperti ini
mengganggu slip, lihat gambar 8-7.1. proses slip dalam arah mendatar dihindarkan dalam
NiO,MgO, dan NaCl jenis kristal.
Keadaan tergeser dapat dicapai dengan mematahkan ikatan ion Ni2+ (positif) dan
ion O2- (negatif). Hal ini tidak terjadi pada logam.
Dalam NiO, slip terjadi arah-arah tertentu tanpa pembatasan tersebut di atas, yaitu dalam
arah 45o. Slip terjadi dalam arah <110> pada bidang {110} ;dan hanya ada enam sistem
slip yang mungkin. Bandingkan dengan duabelas slip untuk slip {111} <110> pada nikel
kps. (tabel 6-4.1).
Selain itu vektor slip b dlam NiO adalah (r + R)√ 2 atau 0,3 nm, nilai ini lebih besar dari
0,25 nm dalam nikel. Dengan mempertimbangka segala aspek, (1) gaya tolak menolak
coulomb, (2) sistem slip yang lebih sedikit dan (3) jarak pergeseran yang lebih besar*-
maka keramik kristalin mempunyai ketahanan terhadap deformasi plastik yang lebih besar
dibandingkan dengan logam. Pebedaan ini akan lebih menonjol dalam fasa keramik yang
lebih kompleks seperti silikat, spinel (Gamb.8-6.5) atau semen portland+.
1. Kekerasan.

116
Fasa keramik keras karena biasanya tidak dapat mengalami deformasi plastik.
Bahan ampelas seperti emery terdiri dari Al2O3 biasanya tercampur dengan Fe2O3 dan/atau
TiO2 sebagai larutan padat). Karbida silikon (SiC) dan TiC merupakan bahan gosok dan
pemotong logam yang penting. Salah satu bentuk SiC adalah struktur jenis ZnS (gamb.8-
2.4); TiC mempuyai struktur jenis NaCl(gambar 8-2.3)
sifat keramik yang umumya keras dapat dikaitkan secara langsung dengan
strukturnya. Talk, lempung, dan mika adalah lunak karena mempunyai struktur lempeng.
Ikatan dalam lempeng itu sendiri kuat, akan tetapi ikatan antar lempeng adalah ikatan
sekunder yang lemah (pasal 2-4).
2. Peka takik.
Suatu takik atau retak merupakan penyebab tegangan. Pengaruhnya sangat besar.
Tegangan sebenarnya σ terdapat pada pangkal takik atau cacat (Gamb.8-7.2) dan berkaitan
dengan tegangan nominal s, kedalaman retak,c, dan jari-jari lengkung r,
c

σ =s 2
r
(8-7.1)

Bila σ mengalami kekuatan luluh bahan ulet, maka pangkal takik akan bertambah
besar, dan konsentrasi gaya akan berkurang. Bila takik terdapat dalam bahan tidak ulet
(rapuh) maka jari-jari lengkung mendekati dimensi otomik (~0,1 nm). Jadi suatu retak
dengan kedalaman 0,1μm sampai 10μm (10-4 mm sampai 10-2 mm) akan mempuyai faktor
konsentrasi tegangan;σ /S , sebesar 102 atau 103.
Retak yanglebih dalam akan lebih berbahaya. Meskipun keramik tahan terhadap
geseran, konsentrasi tegangan σ dapat melampaui kekuatan ikatan antar atom. Jadi retak
tersebut dapat merambat. Berarti c bertambah besar, konsentrasi tegangan sesuai Pers(8-
7.1) bertambah, smpai terjadi perpatahan.
Bahan keramik (dan ikatan antar logam, pasal 6-4) umumnya memiliki kekuatan
tarik yang rendah karena ketahana terhadap geseran pada pangkal retak. Faktor yang sama,
kekuatan gesr, membuat keramik tahan terhadap tekanan. Beban teka dapat dipikul tanpa
menyebabkan membesarnya retakan.

F. Proses Pembentukan Bahan Keramik


Kebanyakan produk keramik dibentuk mengikuti proses pembentukan viskos atau
sinter. Pembentukan viskos meliputi pencairan dan pembentukan viskos. Proses sinter
mulai dengan partikel halus yang kemudian beraglomerisasi menjadi bentuk yang
dikehendaki; disusul dengan pembakaran untuk mengikat partikel, proses ketiga yang
memanfaatkan pengikatan secara kimia a.l. adalah hidrasi semen portland. Disini hanya
akan dibahas dua proses, yaitu proses pembentukan viskos dan sinter. Hidrasi semen akan
dibahas nanti bersama beton (pasal 13-2). Pertumbuhan kristal tunggal dan proses khusus
lainnya tidak akan dibahas disini; termasuk persiapan bahan baku seperti pemurnian atau
pengeringan semprot.
Kebanyakan bahan keramik bukan kaca terbuat dari partikel halus yang disinter
(dibakar) menjadi produk. Pengrajin menerapkan suatu prosedur yang telah dikenal sejak
dahulu yaitu membentuk lempung halus yang basah dan bersifat hidroplastik. Produk
seperti bata dibentuk selagi basah, dikeringkan kemudian dibakar sehingga partikel
lempung disinter menjadi satu membentuk ikatan yang kuat dan keras. Dapat juga, bahn
117
keramik dibentuk secara cetak slip dengan membuat suspensi atau slip yang dapat
dituangkan dalam cetakan yang berpori. Cetakan menguap air dan slip yang berdekatan
dengan dinding cetakan. Kelebihan slip (yang masih cair) dibuang dan prodik dikeringkan
kemudian dibakar. Pada proses ini terjadi penyusutan yang besar karena fakto tumpukan
untuk partikel padat alam slip rendah. Produk keramik teknik biasanya dibentuk dengan
proses tekan. Isolator busi misalnya dibentuk secara isostatik (gamb. 8-8.1). cara ini
banyak keuntungannya karena tekanan tinggi yang merata. Selain itu bahan lebih kering,
sehingga penyusutan kecil dan mudah dikendalikan. Tentu saja diperlukan suhu yang
tinggi untuk sinter karena isolator ini terutama terdiri dari Al2O3. Oksida seperti ini
mempunyai ikatan yang kuat jadi difusivitas pergerakan atom rendah.
Sinter memerlukan pemanasan agar partikel halus beraglomerisasi menjadi bahan
padat. Sinter tanpa cairan memerlukan difusi dalam bahn padat itu sendiri sehingga
diperlukan suhu yang tinggi (dibawah titik cair). Kebanyakan benda logam serbuk dan
berbagai keramik dielektrik dan magnetik dibuat dengan cara sinter padat. Bahan keramik
ini tidak dapat di cor dalam keadaan cair karena belum ditemukan krusibel atau cetakan
yang sesuai.
Prinsip-prinsip yang melandasi proses sinter dijelaskan pada Gamb. 11.7.. pada (a) tampak
bahwa ada dua permukaan yang membatasi partikel sebelum sinter. Setelah sinter terdapat
satu batas butir. Kedua permukaan merupakan batas dengan energi tinggi sedang batas
butir memiliki energi yang lebih rendah.

Gambar 11.7. Pengaru sintering terhadap batas butir

Jadi reaksi ini lebih mudah terjadi pada suhu tinggi dimana atom-atom dapat
bergerak.
Mekanisme sinnter yang sebenarnya dapat dilihat pada gambar 8-8.3, disini proses sinter
diikuti dengan mikroskop scanning electron. Titik kontak antara partikel tumbuh oleh
karena difusi atom-atom. Difusi secara keseluruhan menghasilkan penyusutan yang
diiringi pengurangan porositas.

Evaluasi
1. Bahan apa sajakah yang digunakan untuk membuat keramik?
2. Berikan masing-masing 2 contoh keramik dengan struktur AX, AmXp, dan AmBnXp.
3. Gambarkan bentuk kristal dari keramik Barium Titanat. Jika diberi medan listrik
bagaimanakah pengaruhnya terhadap struktur kristalnya.
4. Jelaskan Sifat dielektrik keramik BaTiO3 yang berada dalam medan listrik.

118
5. Jelaskan Sifat mekanik keramik apabila dilakukan uji tarik dan uji tekan
6. Jelaskan cara pembuatan keramik sehingga terbentuk keramik yang kompak dan
keras

Daftar Pustaka :
1. Van Vlack, 1992, Ilmu dan Teknologi Bahan, Jakarta: Erlangga (W1)
2. William F. Smith, 1993, Foundations of materials science and engineering, Mcgraw-
Hill,Inc, Singapore (W2)

119

Anda mungkin juga menyukai