Soft skills/Karakter: Berfikir kritis, Teliti, Jujur, Mandiri, Terampil, Bertanggung jawab
Materi :
Bahan keramik
1. Bahan Pembentuk Keramik
2. Struktur Kristal keramik
3. Sifat listrik keramik
4. Sifat mekanik keramik
BAB XI
BAHAN KERAMIK
A. Pendahuluan
Bahan keramik terdiri dari senyawa unsur logam dan bukan logam. Contohnya
adalah Al2O3. Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan temal dan kimia
dibandingkan dengan elemennya. Al2O3 adalah senyawa yang terdiri dari elemen
alumunium dan oksigen. Karena senyawa mempunyai koordinasi atom yang lebih
komplek dari masing-masing komponen, daya tahan terhadap slip umumnya lebih baik,
sehingga pada umumnya keramik lebih keras dan selalu kurang ulet dibandingkan dengan
bahan logam atau polimer.
108
Karakteristik dielektrik, semikondukor dan magnetik dari beberapa jenis keramik
tertentu sangat penting artinya untuk merancang peralatan elektronik.
109
Senyawa keramik yang paling sedehana terdiri dari atom logam dan bukan logam
dalam jumlah yang sama. MgO adalah ionik; dua elektron dipindahkan dari logam ke atom
bukan logam dan menghasilkan kation (Mg2+) dan anion (O2-) senyawa AX dapat juga
bersifat kovalen ,dimana terjadi pembagian dari elektron valensi. Sulfida seng (ZnS)
adalah salah satu contoh jenis senyawa ini.
Sifat khas senyawa AX adalah bahwa atom A terkoordinir dengan atom X sebagai
tetangga terdekat dan atom X hanya mempunyai atom A sebagai tetangga terdekat. Jadi
atom A dan X teratur dengan sangat baik. Ada tiga cara utama penyusunan senyawa AX
sehingga kedua jenis atom sama jumlahnya dan mempunyai susunan koordinasi
sebagaimana tersebut diaatas. Prototipnya adalah :
CsCl dengan BK= 8
NaCl dengan BK= 6
ZnS dengan BK= 4
CsCl mempunyai susunan atom kubik sederhana. NaCl dan ZnS mempunyai susunan kps.
110
struktur dasar untuk UO2,yang digunakan dalam bahn bakar nuklir yang menjadi pola
untuk salah satu polimorfi ZrO2, suatu bahan oksida suhu tinggi yang baik. Korundum,
Al2O3 mrupakan salah satu bahan keramik teknik yang banyak digunakan. Salah satu
penggunaan Al2O3 ialah dalam busi dan penggunaan lain, mulai dari bahan untuk batu
gurinda amril sampai pompa asam, dan lapisan bawah untuk rangkaian cetak (gambar 8-
1.1a) sampai ke bahan suhu tinggi untuk landasan katalisator dalam sistem pembuangan
(gamb. 8-1.1b)
Struktur CaF2 mempunyai kation Ca2+ pada lokasi kps : 0, 0, 0 ; ½, ½, 0 ; ½, 0, ½ ;
dan 0, ½, ½. Anion, F-, berada di letak sisipan 4-f antara kation, termasuk kedua pasangan
yang disebut dalam pers (8-2.4a dan b). Perbandingan 4 : 8 untuk Ca2+ dan F-
memungkinkan adanya perbandingan 1 : 2 untuk m dan p dalam AmXp. Lihat gamb. 11.1
1. Keramik dielektrik.
Banyak oksida menjadi isolator yang baik karena elektron valensi dai atom logam
pindah secara tetap ke atom oksigen, membentuk ion O 2-. Baiklah kita tinjau kembali
isolator busi pada gamb.2-7.3 . ion Al3+ dari Al2O3 kehilangan semua elekton valensi yang
membawa muatan dalam alumunium logam. Elektron-elektron tersebut sekarang diikat
oleh ion oksigen. Dalam bahan isolasi lainnya, elektrom Mg2+ diikat oleh ion O2- dalam
MgO; dan siikon dan oksigen membagi elektronnya dalam tetrahedra SiO 4 (Gamb. 8-5.1).
hasilnya, komposisi MgO-Al2O3-SiO2 merupakan isolator yang terbaik.
Meskipun demikian, bahan yang dinamaka isolator dapat juga rusak dibawah
pengaruh tegangan tinggi. Biasanya kerusakan merupakan gejala permukaan. Sebagai
contoh, busi kendaraan bermotor tidak dapat berfungsi oleh karena endapan uap lembab
pada permukaan isolator keramik sehingga terjadi suatu hubungan singkat. Oleh karena
itu, isolator di desain sedemikan rupa sehingga jarak permukaan besar (lihat gambar 11.2)
dan dengan demikian kemungkinan terjadi hubungan singkat pada permukaan berkurang.
Karena renik an retak dalam memperbesar kemungkinan terjadinya kegagalan pada
permukaan, isolator biasanya diberi glasir sehingga tidak menyerap kelembaban.
Rambatan volum hanya terjadi pada gradien tegangan yang sangat tinggi. Suatu medan
dielektrik yang kuat dapat menimbulkan disrupsi dwi kutub induksi dalam isolator dan
pengawamuat terjadi sewaktu kekuatan medan melebihi kekuatan ikatan.
112
Pada tabel 11.2 tercantum sifat dielektrik beberapa jenis isolator keramik. Kekeuatan
dielektrik adalah gradien tegangan yang menghasilkan tembus listrik melalui isolator.
Konstanta dielektrik relatif k dapat dibandingkan dengan data serupa untuk plastik pada
tabel 7-6.1. umumnya nilai ini lebih tinggi sedikit pada bahan keramik, karena ion, dan
bukan dwikutub molekuler yang dipengaruhi oleh medan listrik. Konstanta dielektrik
seperti juga isolator polimer peka terhadap frekuensi. Akan tetapi,dalam daerah sushu
biasa hanay ada sedikit variasi pada isolator keramik. Sarjana listrik juga harus
memepertimbangkan faktor kerugian, tan δ bila mendesain rangkaian listrik. Hasil kali
konstanta dielektrik relatip dan faktor kerugian, k dan δ, merupakan ukuran ari energi
listrik yang terpakai oleh kapasitor dalam rangkaian arus bolak-balik sehingga alumina
atau gelas dirancang untuk pemakaian listrik (gelas-E) dalam daerah megahertz.
2. Keramik piezoelektri
Beberapa jenis kristal keramik tidak memiliki simetri. Disini tidak akan di bahas
ciri-ciri kristalografik tetapi akan di bahas pengaruh kristal ion. Pusat muatan positif dan
negatif tidak identik. Akibatnya, setiap sel satuan berperan sebagai dwikutub listrik kecil
dengan ujung positif dan negatif.
113
Gambar 11.3. BaTiO3
Dari gambar 11.3 ternyata bahwa BaTiO 3 kubik diatas 120o C. Titik ini disebut titik curie,
dibawah 120o C terjadi pergeseran yang kecil akan tetapi penting dari ion-ion. Ion Ti 4+
tergeser sekitar 0,006 nm terhadap ion sudut Ba 2+ . ion O2- bergeser dalam arah berlawanan
, seperti terlihat pada gambar titik pusat muatan positif dan titik pusat muatan negatif
terpisah jauh d ,yaitu panjang dwikutub.
BaTiO3 berubah dimensinya bila berada dlam medan listrik karena muatan negatif
akan tertarik ke arah elektroda positif, dan muatan positif akan tertarik ke arah elektroda
negatif, sehingga panjang dwikutub,d bertambah besar. Ini berarti bahwa momoen dipol
Qd , dan polarisasi P ,meningkatkan karena P = (ΣQd ¿/V .
Efek beruntun tersebut diatas dapat digunakan untuk merubah energi mekanik
menjadi energi listrik dan sebaliknya. Lihat Gamb. 11.4 (a) untuk menjelaskan gejala ini.
Pengarahan momen dwikutub dari sel-sel satuan menghasilkan polarisasi yaitu muatan
positif berhimpun pada salah satu sisi kristal dan muatan negatif berhimpun dengan ujung
lainnya. Perhatikan sekarang Gamb 11.4 (b) dan 11.4 (d). (1) tekanlah atau tariklah kristal
dengan tegangan s. Akan tetapi regangan e, besar e bergantung pada modulus
elastisitas.regangan ini mengubah panjang dwikutub d dan secara langsung mempengaruhi
polarisasi (=ΣQd /V ¿ karena dari V tetap konstan. Bila polarisasi kecil (akibat
kompresi) ,terdapat kelebihan muatan pada kedua ujung kristal.
Kedua keadaan ini menunjukkan bahwa gaya mekanik dan dimensi dapat diganti
oleh muuatan listrik dan/atau tegangan (volt). Alat dengan kemampuan seperti ini disebut
transduser. Bahan dengan karakteristik tersebut diatas disebut piezoelektrik (berasal dari
tekanan-listrik). Kristal jenis BaTiO3* digunakan sebagai alat pengukur tekanan, untuk
kartrid gramapon, dan untuk pembangkit bunyi berfrekuensi tinggi. Baiklah kita lihat
kartrid gramafon keramik. Jarum mengikuti alur pada piringan. Suatu transduser kecil
dihubugkan dengan jarum yang mencatat pola getaran yang tergores dalam alur. Baik
frekuensi maupun amplitudo dapat dicatat sebagai perubahn tegangan, meskipun signal
114
volt kecil, signal ini dapat diperbesar oleh rangkaian elektronik hingga mampu
menggerakkan corong pengeras suara.
Kristal kwarsa (SiO2) juga bersifat piezoelektrik. Kwarsa dibuat untuk (Gamb.
11.5) penggunaan khusus dalam rangkaian yang memerlukan kontrol frekuensi. Sekali
dipotong menurut ukuran tertentu, frekuensi getaran elastik tetap konstan 1 : 10 8. Jadi,
pada resonansi, kristal dapat mengendalikan frekuensi rangkaian elektronik dengan
ketelitian yang sama. Rangkaian jam yang teliti dan rangkaian pengendali untuk pemancar
radio merupakan dua contoh penggunaan sifat piezoelektrik kristal kwarsa.
3. Keramik magnetik.
Magnet logam yang kurang baik untuk penggunaan dalam rangkaian UHF dan
VHF*. Frekuensi tinggi menimbulkan arus imbas, oleh karen itu menimbulkan kerugian
daya di dalam inti logam. Ahli metalurgi memanfaatkan gejala ini untuk mencairkan
paduan bermutu tinggi. Kehilangan daya yang berubah menjadi panas tidak boleh terjadi
dalam rangkaian elektronik. Untunglah, senyawa keramik yang mngandung atom magnetik
dapat besifat magnetik dan sekaligus tidak menghantar listrik.
Setiap ion Am BnXp, pasal 8-4. Contohnya Ni8Fe16O32 dan magnetik (Fe3O4 atau Fe2+ 8
¿Fe ¿
16
115
pada gamb.3-1.1 dan 8-2.2. jadi ada 32 oksigen,16 ion ferik dan 8 ion ferons dalam tiap sel
satuan [Fe2+ Fe32 +¿¿O4]8. Kation besi menenpati letak sisipan 4-f dan 6-f(gamb.8-2.2). yang
terdapat pada letak 4-f (BK = 4) mempunyai momen magnetik dalam arah <111>;yang
menempati letak 6-f mempunyai arah momen magnetik dalam arah <111> yang
berlawanan. Analisa secara detail menggambarkan bahwa 16 ion Fe3+ per sel satuan
hampir terbagi rata pada letak 4-f dan 6-f. Oleh karena itu momen magnetik dari ion Fe 3+
adalah :
(8 ion Fe3+) (5↑ per ion) + (8 ion Fe3+) (5↓ per ion) = 0 (8.6-3)
2+
Akan tetapi hampir semua ion Fe menempati letak 6-f. Karena setiap ion dari ke
8 ion Fe2+ mempunyai empat magneton bohr β sebesar 9,27 x 10-24 amp.m2, sel satuan
mempunyai mempunyai momen magnetik sebesar 32β atau sebesar 0,3 x 10-2 amp.m2.
karena sel satuan mempunyai konstanta kisi sebesar 0,837 nm dan magnetisasi jenuh M s
besarnya sama dengan momen magnetik maksimum per satuan volume, kita dapat
menghitung magnetisasi jenuh dari Fe3O4 yaitu :
Ms = (0,3 x10-21 amp.m2)/(0,837 x 10-9m)3 = 0,5 x 106 amp/m
Bandingkan dengan pengukuran eksperimen 0,53 x 106 amp/m
116
Fasa keramik keras karena biasanya tidak dapat mengalami deformasi plastik.
Bahan ampelas seperti emery terdiri dari Al2O3 biasanya tercampur dengan Fe2O3 dan/atau
TiO2 sebagai larutan padat). Karbida silikon (SiC) dan TiC merupakan bahan gosok dan
pemotong logam yang penting. Salah satu bentuk SiC adalah struktur jenis ZnS (gamb.8-
2.4); TiC mempuyai struktur jenis NaCl(gambar 8-2.3)
sifat keramik yang umumya keras dapat dikaitkan secara langsung dengan
strukturnya. Talk, lempung, dan mika adalah lunak karena mempunyai struktur lempeng.
Ikatan dalam lempeng itu sendiri kuat, akan tetapi ikatan antar lempeng adalah ikatan
sekunder yang lemah (pasal 2-4).
2. Peka takik.
Suatu takik atau retak merupakan penyebab tegangan. Pengaruhnya sangat besar.
Tegangan sebenarnya σ terdapat pada pangkal takik atau cacat (Gamb.8-7.2) dan berkaitan
dengan tegangan nominal s, kedalaman retak,c, dan jari-jari lengkung r,
c
√
σ =s 2
r
(8-7.1)
Bila σ mengalami kekuatan luluh bahan ulet, maka pangkal takik akan bertambah
besar, dan konsentrasi gaya akan berkurang. Bila takik terdapat dalam bahan tidak ulet
(rapuh) maka jari-jari lengkung mendekati dimensi otomik (~0,1 nm). Jadi suatu retak
dengan kedalaman 0,1μm sampai 10μm (10-4 mm sampai 10-2 mm) akan mempuyai faktor
konsentrasi tegangan;σ /S , sebesar 102 atau 103.
Retak yanglebih dalam akan lebih berbahaya. Meskipun keramik tahan terhadap
geseran, konsentrasi tegangan σ dapat melampaui kekuatan ikatan antar atom. Jadi retak
tersebut dapat merambat. Berarti c bertambah besar, konsentrasi tegangan sesuai Pers(8-
7.1) bertambah, smpai terjadi perpatahan.
Bahan keramik (dan ikatan antar logam, pasal 6-4) umumnya memiliki kekuatan
tarik yang rendah karena ketahana terhadap geseran pada pangkal retak. Faktor yang sama,
kekuatan gesr, membuat keramik tahan terhadap tekanan. Beban teka dapat dipikul tanpa
menyebabkan membesarnya retakan.
Jadi reaksi ini lebih mudah terjadi pada suhu tinggi dimana atom-atom dapat
bergerak.
Mekanisme sinnter yang sebenarnya dapat dilihat pada gambar 8-8.3, disini proses sinter
diikuti dengan mikroskop scanning electron. Titik kontak antara partikel tumbuh oleh
karena difusi atom-atom. Difusi secara keseluruhan menghasilkan penyusutan yang
diiringi pengurangan porositas.
Evaluasi
1. Bahan apa sajakah yang digunakan untuk membuat keramik?
2. Berikan masing-masing 2 contoh keramik dengan struktur AX, AmXp, dan AmBnXp.
3. Gambarkan bentuk kristal dari keramik Barium Titanat. Jika diberi medan listrik
bagaimanakah pengaruhnya terhadap struktur kristalnya.
4. Jelaskan Sifat dielektrik keramik BaTiO3 yang berada dalam medan listrik.
118
5. Jelaskan Sifat mekanik keramik apabila dilakukan uji tarik dan uji tekan
6. Jelaskan cara pembuatan keramik sehingga terbentuk keramik yang kompak dan
keras
Daftar Pustaka :
1. Van Vlack, 1992, Ilmu dan Teknologi Bahan, Jakarta: Erlangga (W1)
2. William F. Smith, 1993, Foundations of materials science and engineering, Mcgraw-
Hill,Inc, Singapore (W2)
119