Soft skills/Karakter: Berfikir kritis, Teliti, Jujur, Mandiri, Terampil, Bertanggung jawab
B. Materi :
Komposit
1. Kombinasi bahan
2. Bahan yang diperkuat
3. Tegangan antar muka
4. Komposit dengan kekakuan yang tinggi
BAB XIII
KOMPOSIT
A. Pendahuluan
Bahan komposit terdiri dari dua bagian utama yaitu: (1). Matriks, dan (2) Penguat
(reinforcement). Matriks adalah material dengan fasa kontinyu yang tidak kaku dan lemah.
Sedangkan penguat merupakan fasa diskontinyu yang selalu lebih kuat dan kaku daripada
matriks. Penguat umumnya berbentuk serat, rajutan, serpihan, dan partikel, yang memiliki
kemampuan utama dalam menahan beban. Penggabungan kedua bahan matriks dan
penguat akan menghasilkan material baru yang disebut komposit yang dapat
mendistribusikan beban yang diterima disepanjang penguat, sehingga material menjadi
lebih tahan terhadap pengaruh pemberian beban. Dalam hal ini matriks berfungsi sebagai
140
penyokong, pengikat fasa penguat sedangkan penguat/serat merupakan unsur penguat
terhadap matriks. Bahan komposit ini menghasilkan sebuah material baru dengan sifat-
sifat ataupun karakteristiknya yang masih didominasi oleh sifat-sifat material
pembentuknya. Di mana kekuatan bahan komposit lebih baik dari bahan penyusunnya
Ada dua hal yang diperhatikan pada komposit yang diperkuat agar dapat
membentuk produk yang efektif. (1) komponen penguat harus memiliki modulus
elastisitas yang lebih tinggi daripada komponen matriksnya. (2) harus ada ikatan
permukaan yang kuat antara komponen penguat dan matriks.
B. Kombinasi bahan
Komposit terdiri dari dua (atau lebih) bahan yang berbeda yang membentuk suatu
kesatuan. Jadi, beton bertulang merupakan komposit yang terdiri dari besi beton dalam
matriks beton. Selain itu, badan perahu layar dibuat dari plastik diperkuat dengan serat
(FRP-fiber reinforced plastics); di sini digunakan serat gelas dan plastik jenis polyester.
Contoh lain adalah : baja berlapis gelas untuk pelapis bejana pemanas air dan batu gerinda
yang diperbuat dengan jaringan serat-gelas
Baja, yang merupakan campran ferit dan karbida, tidak dapat dianggap sebagai
komposit, karena kedua komponen itu tidak terbetuk secara terpisah melainkan merupakan
produk satu proses tertentu. Sama halnya dengan aspal beton yang dianggap berasal dari
satu tempat, yaitu “kilang panas”
Sifat komposit dipelajari dan dianalisis berdasarkan sifat komponen masing-
masing. Maka berlakulah kaidah campuran, disini sifat tergantung pada jumlah dan
distribusi geometrik masing-masing komponen.
C. Kaidah Campuran
Kaidah campuran sederhana berlaku untuk sifat skalar seperti berat jenis atau
kapasitas panas. Berat jenis campuran, ρm , adalah
ρm =f 1 ρ1 +f 2 ρ2 +… (15-1.1a)
atau
ρm =Σ f i ρi (15-1.1b)
Di mana f adalah farksi volume tiap unsur. Sama halnya dengan kapasitas panas, c
141
c m =Σ f i ci (15-1.2)
Dalam rumus ini, f adalah fraksi volume, dan kapasitas panas yang dinyatakan dalam J /℃
per satuan volume. Bila kapastias panas dinyatakan dalam J /℃per satuan massa, maka f
adalah fraksi massa.
Konduktivitas memiliki gradien dalam arah tertentu. Oleh karena itu, geometri
campuran perlu diperhitungkan. Dua kondisi ekstrem digambarkan dalam gamb.13.2.
Lihatlah koefisien konduktivitas termal k. pada gamb 15-1.2(a), konduksi sejajar dengan
struktur ; maka berlaku persamaan
k ∥=f 1 k 1 +f 2 k 2 +… (15-1.3)
Pada gamb. 13.2.(b) struktur mempunyai arah seri dengan arah konduksi, jadi aliran panas
tegak lurus pada lapisan. Maka, berlaku kaidah campuran terbalik sebagai berikut :
1
=f k + f k +… (15-1.4)
k⊥ 1 1 2 2
F adalah fraksi volume.
Struktur mikro yang sering dijumpai adalah disperse dua atau lebih fasa (gamb. 15-1.2(b)
dan 15-1.2(c)). Selain itu, struktur lamel seperti perlit memiliki orientasi ioni perlit yang
acak. Sebagai pendekatan pertama, konduktivitas struktur mikro dianggap bervariasi
secara linear dengan fraksi volume. Bila salah satu diantara dua fasa tadi kontinu, c, dan
yang satu terdispersi , d , perlu dilakukan modifikasi.
a k c ≪ kd
(1+2 f d )
k m≈ kc (15-1.6)
(1−f d )
a k c ≫ kd
(1−2 f d )
k m≈ kc (15-1.7)
(1+ f d )
Pada persamaan ini, f c , f d adalah fraksi volume fasa kontinudan terdispersi. Peran
dominan dari fasa kontinu cukup jelas, meskpun dapat diangga kecil. Konduktivitasnya
tinggi dan merupakan sarana untuk transport panas (listrik). Bila fasa kontinu bersifat
isolasi, transpor terbatas, meski jumlah fasa terdispersi yang bersifat penghantar cukup
banyak.
Kaidah campuran yang disederhanakan ini, tidak dapat diterapkan begitu
sajaterhadap semua sifat dan jenis komposit. Sebagai contoh, lebih mudah menguji
campuran resin fenol formaldehida dan serbuk kayu (tahi gergaji yang halus) daripada
merumuskan kaidah campuran untuk kekuatan tekannya (Gamb.13.3)
142
Contoh soal 15-1.1 Serbuk SiO2 (serbuk kuarsa halus) sebanyak 50% (berat) ditambahkan
pada resin fenol formaldehida sebagai pengisi. (a) Tentukan berat jenis campuran. (b)
Hitung pula konduktivitas termalnya.
Prosedur. Tentukan besar fraksi volume kedua nsur tadi. Dari lampiran C dapat diketahui
berat jenis dan konduktivitas termalnya.
g g
ρ SiO 2=2.65 3 ; ρ PF=1.3 3
cm cm
W W
k SiO2=0.012 ; k PF =0.00016
mmK mmK
Gunakan 100 g ( = 50 g SiO2 + 50 g PF) sebagai dasar perhitungan.
Perhitungan
50 g SiO2 = 18.8 cm3 SiO2; f SiO2=0.33
38.4 cm3 0,67
50 g PF = fPF=
57.2 cm 3
1.0
100 g 1.75 g
ρm = 3
=
57.2 cm cm3
b) Karena k PF ≪ k SiO 2
(1+2 f d )
k m≈ kc
(1−f d )
(1+2(0.33))
k m≈ kc
(1−0.33)
W
mm
¿ 0.0004
℃
Contoh soal13.2. Rumuskan kaidah campuran untuk modulus Young (longitudinal) batang
kecil. Di siniserat gelas dengan orientasi memanjang diikat oleh resin polister.
143
Prosedur. Pada pembebanan longitudinal, regangan kedua komponen tersebut harus sama
(karena harus dapat berdeformasi secara elastic sebagai satu kesatuan). [regangan latera
diabaikan dan dianggap bahwa kedua bahan tersebut memiliki rasio Poisson yang sama]
Penurunan rumus
e gl =em =e pr
F F F
[] []
fA
E gl
A
= =
E m
fA
E pr
F
F pr=f pr E pr ;
Em
Karena F=F gl + F pr
F
F=( f gl Egl + f pr E pr )
Em
Em =f gl E gl +f pr E pr
Catatan. Kaidah campuran ini hanya berlaku jika regangan sama. Komposit dengan
konfigurasi seerti gamb. 15-1.2(b) akan mempunyai kaidah campuran yang berbeda bila
mengalami beban vertikal. (Lihat contoh soal 15-2.2)
Contoh soal 15-1.3 kawat baja 1060 (diameter 1 mm) dilapisi tembaga (diameter = 2 mm).
Hitung koefisien muai termal dari bahan komposit tersebut.
∆L ∆L
Prosedur . dalam komposit itu sendiri
L bj
=
L Cu ( ) ( )
dan bila tidak ada beban luar,
( ∆LL ) =( ∆LL )
bj Cu
144
∆L −0.61 N /2.4 x 10−6 m 2
( )L Cu
−6
=( 17 x 10 /℃ ) ( 1 ℃ ) +
110 x 109 N /m 2
α⃗ ≈ 15 x 10−6 /℃
Catatan. Muai panas berbeda sedikit untuk tiap jenis baja
145
Dimana f i dan Ei adalah fraksi volume dan modulus elasisitas, komponen.
Misalkan ada plastik yang diperkuat serat gelasyang sejajar sebanyak 50% (volume) (E =
70.000 MPa atau 107 psi) dengan fraksi plastik yang sama yang mempunyai modulus
Young sebesar 4000 MPa (580.000 psi). komposit yang dihasilkan mempunyai modulus
Young dalam arah longitudinal sebesar ~37.000 MPa (atau 5,3 x 10 6 psi). ( Tentu saja,
modulus elastisitas dalam arah dua koordinat lainnya rendah dan mendekati nilai plastik,
karena arah tegak lurus pada arah penguatan.)
Bila jumlah gelas yang sama, tetapi berbentuk kain tenun dicampur dengan plastik,
komposit akan memiliki penguatan dalam dua arah. Akan tetapi, nilai berada di bawah
nilai yang diperoleh dari kaidah campuran (pers. 15-2.3). Selain itu, modulus 45° juga
rendah (Gamb.13.5). Umumnya sekarang digunakan serat gelas anyaman untuk mencegah
timbulnya anisotropi dalam lembaran komposit. Serat gelas dalam anyaman penguat
memiliki distribusi acak sehinga didapatkan modulus elastisitas yang merata, oleh karena
itu, distribusi beban juga merata dalam dua dimensi.
Contoh soal 15-2.1 Lihat Contoh soal 15-1.3. Kekuatan luluh baa adalah 280 MPa
(40.000 psi); dan kekuatan luluh tembaga adalah 140 MPa (20.000 psi). (a) Bila komposit
dibebani beban tarik, logam mana akan lulu terlebih dahulu ? (b) Berapa besar beban F
agar komposit tidak mengalami deformasi plastik, (c) Hitung pulamodulus Young untuk
komposit ini ?
Prosedur. Dari Contoh soal 15-1.3, didapat
A st =0.8 x 10−6 m2; ACu =2.4 x 10−6 m2 ;
E st =205 GPa ; ECu =110 GPa ;
Regangan elastic untuk kedua bahan harus sama.
Perhitungan
( s/ E ) st =e st =e Cu=( s /E )cu
sst =sCu ( 205.000 MPa ) / ( 110.000 MPa )=1.86 sCu
a) Bila rasio tegangan 1.86 , tegangan daam baja adala 260 MPa dan tegangan tembaga
adala 140 MPa. Oleh karena itu, tembaga luluh lebih dulu
146
b) F total=FCu + F st
¿ ( 140 x 106 N /m 2 )( 2.4 x 10−6 m2 ) + ( 260 x 10 6 N /m 2 ) ( 0.8 x 10−6 m 2 )
¿ 540 N
c) Dari pers. (15-2.3)
E=( fE )bj + ( fE )Cu
¿ 0.25 ( 205.000 MPa )+ ( 110.000 MPa )
¿ 130.000 MPa
Alternatively
e=( s /E )st =
[ F / ( A st + A Cu ) ]
E
E=( s )st [540 N /(3.2 x 10−6 m 2 )]
205.000 x 106 N /m 2 540 N
¿
[ 6
260 x 10 N /m 2 ][
3.2 x 10−6 m2 ]
¿ 130 x 109 N /m 2
Penurunan rumus. Beban tegak lurus, s1 = s = s2
→
s
E⊥ =s ⊥ /e=
e1 f 1 + e2 f 2
1
¿
f 1 ¿ E 1+ f 2 ¿ E 2
1
¿ → =f 1 ¿ E1 +f 2 ¿ E2 (15-2.4)
E⊥
Catatan. Pada penurunan rumus ini dan Pers (15-1.8) dianggap bahwa rasio Poison
untuk kedua komponen setara. Jadi tida ada tegangan sekunder karena perbedaan regangan
lateral
Contoh soal 15-2.3 Permukaan lembaran baja tebal 2,5 mm yang digunakan
sebagai pelapis oven dilapisi dengan enamel gelas. Proses penyelesaian dilakukan diatas
titik regang 500 ℃ (930 ℉ ) (Bagian 7-7) dan menghasilkan lapisan setebal 0,5 mm (0,02
Inci). Modulus Youn g gelas adalah 70.000 MPa dan muai panas sebesar 8,0 x 10−6 /℃
a) Hitunglah besar tegnan gelas pada 20 ℃
b) Pada 20 0 ℃, (Diumpakan bahwa tidak ada regangan plastik)
∆L
Prosedur. Karena = muai termal + regangan elastik, dalam hal ini
L
( ∆ L /L)gl=(∆ L/ L) Fe
Jadi,
α gl ∆ T + s gl E gl =α Fe ∆ T + s Fe E Fe
Perhitungan
a) Dengan menggunakan data soal dan data Lampiran C
s Fe s gl 10−6 (
205.000
MPa−
70.000
MPa=( 8.00−11.75 )
℃ ( )−480 ℃ )
Akan tetapi , AFe = 2,5 Agl dan FFe = - Fgl , jadi sgl = -2,5 sFe Jadi
147
1 2.5
s Fe [ +
205.000 70.000 ] =0.0018
Penyelesaian menghasilkan,
s Fe=+ 44 MPa (atau 6400 psi) (+: tegangan tarik)
s gl =−110 MPa (atau -16000 psi) (-; tekanan)
Gambar 13.6.
Oleh karena itu, serat yang panjang dan kontinu sangat baik untuk komposit yang
harrus menanggung beban. Serat halus dalam jumlah bayak lebih baik daripada serat kasar
148
dalam jumlah kecil, karena semakin halus serat semakin luas permukaan antara yang dapat
menanggung beban geser dan semakin kecil kemungkinan bahwa serat menyebakancacat
dalam matriks. Akhirnya, matriks yang ulet lebih mudah menyesuaikan diri dengan
konsentrasi tegangan pada ujung serat dibandingkan dengan matriks rapuh. \
Contoh soal 15-3.1 Batang polinivilidin khlorida yang diperkuat gelas mengandung
25% berat gelas berosilikat. Semua serat diarahkan secara longitudinal. Hitunglah besar
beban yang dipikul oleh gelas.
Jawab : Dasar perhitungan : 1 g (Data dari Lampiran C, gunakan g/cm3)
(0.25 g)/(2.4 g /cm3 )
gelas ( volume )=
(0.25/2.4) gl+(0.75)/(1.7) PVC
v
¿ 19 =19 % luas
o
bebangl
=e gl =e PVDC =beban PVDC / A PVDC E PVDC
A gl Egl
bebangl ( 0.19 ) (70.000 MPa) 98 %
= =
bebanPVDC ( 0.81 ) (350 MPa) 2%
149
Persen yang tinggi ini memerlukan biaya produksi yang cukup maha karena
diperlukan usaha khusus untuk mengatur arah serat. Pada table 13.2. terdaftar beberapa
jenis komposit dengan modulus yang sangat tinggi. Umumnya, bahan tersebut masih
memerlukan teknik produksi serat khusus. Serat boron dan karbon sangat baik; tetapi biaya
proses tinggi sehingga penggunaannya masih terbatas.
Evaluasi
1. Jelaskan karakteristik kombinasi bahan matriks dengan penguat yang akan dijadikan
bahan komposit.
2. Bagaimanakah sifat bahan komposit bila dibandingkan dengan bahan
pembentuknya?
3. Bagaimana kaidah campuran untuk susunan serat sejajar dengan arah konduktifitas?
150
4. Bagaimanakah seharusnya tegangan antar muka pada bahan komposit?
5. Bagaimana cara membuat komposit dengan kekakuan yang tinggi?
Daftar Pustaka :
1. Van Vlack, 1992, Ilmu dan Teknologi Bahan, Jakarta: Erlangga (W1)
2. William F. Smith, 1993, Foundations of materials science and engineering, Mcgraw-
Hill,Inc, Singapore (W2)
151