Anda di halaman 1dari 12

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Kampus UNP Air Tawar Padang 25131 Telp.(0751) 7058772 Pes 273

BAHAN AJAR MINGGU 15

Nama matakuliah : Pengantar Ilmu Material


No Kode : FIS 2.62.5004
Jumlah SKS : 3 SKS
Pembina matakuliah : Dra. Yenni Darvina, M.Si

A. Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran)

UMUM: Berfikir kritis dalam menerapkan konsep-konsep dan hukum-hukum dasar


Fisika untuk mendeskripsikan,mengaplikasikan, dan menganalisis berbagai
fenomena pada bahan dalam penelitian, kehidupan dan lingkup
pekerjaannya.

KHUSUS: Berfikir kritis dalam menerapkan konsep-konsep dan hukum-hukum dasar


Fisika untuk mendeskripsikan,mengaplikasikan, dan menganalisis tentang
Komposit seperti Kombinasi bahan, Bahan yang diperkuat, Tegangan antar
muka, Komposit dengan kekakuan yang tinggi

Soft skills/Karakter: Berfikir kritis, Teliti, Jujur, Mandiri, Terampil, Bertanggung jawab

B. Materi :
Komposit
1. Kombinasi bahan
2. Bahan yang diperkuat
3. Tegangan antar muka
4. Komposit dengan kekakuan yang tinggi

BAB XIII
KOMPOSIT

A. Pendahuluan
Bahan komposit terdiri dari dua bagian utama yaitu: (1). Matriks, dan (2) Penguat
(reinforcement). Matriks adalah material dengan fasa kontinyu yang tidak kaku dan lemah.
Sedangkan penguat merupakan fasa diskontinyu yang selalu lebih kuat dan kaku daripada
matriks. Penguat umumnya berbentuk serat, rajutan, serpihan, dan partikel, yang memiliki
kemampuan utama dalam menahan beban. Penggabungan kedua bahan matriks dan
penguat akan menghasilkan material baru yang disebut komposit yang dapat
mendistribusikan beban yang diterima disepanjang penguat, sehingga material menjadi
lebih tahan terhadap pengaruh pemberian beban. Dalam hal ini matriks berfungsi sebagai

140
penyokong, pengikat fasa penguat sedangkan penguat/serat merupakan unsur penguat
terhadap matriks. Bahan komposit ini menghasilkan sebuah material baru dengan sifat-
sifat ataupun karakteristiknya yang masih didominasi oleh sifat-sifat material
pembentuknya. Di mana kekuatan bahan komposit lebih baik dari bahan penyusunnya
Ada dua hal yang diperhatikan pada komposit yang diperkuat agar dapat
membentuk produk yang efektif. (1) komponen penguat harus memiliki modulus
elastisitas yang lebih tinggi daripada komponen matriksnya. (2) harus ada ikatan
permukaan yang kuat antara komponen penguat dan matriks.

B. Kombinasi bahan

Komposit terdiri dari dua (atau lebih) bahan yang berbeda yang membentuk suatu
kesatuan. Jadi, beton bertulang merupakan komposit yang terdiri dari besi beton dalam
matriks beton. Selain itu, badan perahu layar dibuat dari plastik diperkuat dengan serat
(FRP-fiber reinforced plastics); di sini digunakan serat gelas dan plastik jenis polyester.
Contoh lain adalah : baja berlapis gelas untuk pelapis bejana pemanas air dan batu gerinda
yang diperbuat dengan jaringan serat-gelas

Gambar 13.1. Jaringan serat gelas

Baja, yang merupakan campran ferit dan karbida, tidak dapat dianggap sebagai
komposit, karena kedua komponen itu tidak terbetuk secara terpisah melainkan merupakan
produk satu proses tertentu. Sama halnya dengan aspal beton yang dianggap berasal dari
satu tempat, yaitu “kilang panas”
Sifat komposit dipelajari dan dianalisis berdasarkan sifat komponen masing-
masing. Maka berlakulah kaidah campuran, disini sifat tergantung pada jumlah dan
distribusi geometrik masing-masing komponen.

C. Kaidah Campuran
Kaidah campuran sederhana berlaku untuk sifat skalar seperti berat jenis atau
kapasitas panas. Berat jenis campuran, ρm , adalah
ρm =f 1 ρ1 +f 2 ρ2 +… (15-1.1a)
atau
ρm =Σ f i ρi (15-1.1b)
Di mana f adalah farksi volume tiap unsur. Sama halnya dengan kapasitas panas, c

141
c m =Σ f i ci (15-1.2)
Dalam rumus ini, f adalah fraksi volume, dan kapasitas panas yang dinyatakan dalam J /℃
per satuan volume. Bila kapastias panas dinyatakan dalam J /℃per satuan massa, maka f
adalah fraksi massa.
Konduktivitas memiliki gradien dalam arah tertentu. Oleh karena itu, geometri
campuran perlu diperhitungkan. Dua kondisi ekstrem digambarkan dalam gamb.13.2.
Lihatlah koefisien konduktivitas termal k. pada gamb 15-1.2(a), konduksi sejajar dengan
struktur ; maka berlaku persamaan
k ∥=f 1 k 1 +f 2 k 2 +… (15-1.3)

Gambar 13.2. Struktur komposit

Pada gamb. 13.2.(b) struktur mempunyai arah seri dengan arah konduksi, jadi aliran panas
tegak lurus pada lapisan. Maka, berlaku kaidah campuran terbalik sebagai berikut :
1
=f k + f k +… (15-1.4)
k⊥ 1 1 2 2
F adalah fraksi volume.
Struktur mikro yang sering dijumpai adalah disperse dua atau lebih fasa (gamb. 15-1.2(b)
dan 15-1.2(c)). Selain itu, struktur lamel seperti perlit memiliki orientasi ioni perlit yang
acak. Sebagai pendekatan pertama, konduktivitas struktur mikro dianggap bervariasi
secara linear dengan fraksi volume. Bila salah satu diantara dua fasa tadi kontinu, c, dan
yang satu terdispersi , d , perlu dilakukan modifikasi.
a k c ≪ kd
(1+2 f d )
k m≈ kc (15-1.6)
(1−f d )
a k c ≫ kd
(1−2 f d )
k m≈ kc (15-1.7)
(1+ f d )
Pada persamaan ini, f c , f d adalah fraksi volume fasa kontinudan terdispersi. Peran
dominan dari fasa kontinu cukup jelas, meskpun dapat diangga kecil. Konduktivitasnya
tinggi dan merupakan sarana untuk transport panas (listrik). Bila fasa kontinu bersifat
isolasi, transpor terbatas, meski jumlah fasa terdispersi yang bersifat penghantar cukup
banyak.
Kaidah campuran yang disederhanakan ini, tidak dapat diterapkan begitu
sajaterhadap semua sifat dan jenis komposit. Sebagai contoh, lebih mudah menguji
campuran resin fenol formaldehida dan serbuk kayu (tahi gergaji yang halus) daripada
merumuskan kaidah campuran untuk kekuatan tekannya (Gamb.13.3)

142
Contoh soal 15-1.1 Serbuk SiO2 (serbuk kuarsa halus) sebanyak 50% (berat) ditambahkan
pada resin fenol formaldehida sebagai pengisi. (a) Tentukan berat jenis campuran. (b)
Hitung pula konduktivitas termalnya.
Prosedur. Tentukan besar fraksi volume kedua nsur tadi. Dari lampiran C dapat diketahui
berat jenis dan konduktivitas termalnya.
g g
ρ SiO 2=2.65 3 ; ρ PF=1.3 3
cm cm
W W
k SiO2=0.012 ; k PF =0.00016
mmK mmK
Gunakan 100 g ( = 50 g SiO2 + 50 g PF) sebagai dasar perhitungan.
Perhitungan
50 g SiO2 = 18.8 cm3 SiO2; f SiO2=0.33
38.4 cm3 0,67
50 g PF = fPF=
57.2 cm 3
1.0
100 g 1.75 g
ρm = 3
=
57.2 cm cm3
b) Karena k PF ≪ k SiO 2
(1+2 f d )
k m≈ kc
(1−f d )
(1+2(0.33))
k m≈ kc
(1−0.33)
W
mm
¿ 0.0004

Gambar 13.3. Kekuatan tekan

Contoh soal13.2. Rumuskan kaidah campuran untuk modulus Young (longitudinal) batang
kecil. Di siniserat gelas dengan orientasi memanjang diikat oleh resin polister.

143
Prosedur. Pada pembebanan longitudinal, regangan kedua komponen tersebut harus sama
(karena harus dapat berdeformasi secara elastic sebagai satu kesatuan). [regangan latera
diabaikan dan dianggap bahwa kedua bahan tersebut memiliki rasio Poisson yang sama]
Penurunan rumus
e gl =em =e pr
F F F

[] []
fA
E gl
A
= =
E m
fA
E pr

Dimana Em adalah modulus Young campuran komposit


F
F gl =f gl Egl ;
Em

F
F pr=f pr E pr ;
Em
Karena F=F gl + F pr
F
F=( f gl Egl + f pr E pr )
Em
Em =f gl E gl +f pr E pr
Catatan. Kaidah campuran ini hanya berlaku jika regangan sama. Komposit dengan
konfigurasi seerti gamb. 15-1.2(b) akan mempunyai kaidah campuran yang berbeda bila
mengalami beban vertikal. (Lihat contoh soal 15-2.2)
Contoh soal 15-1.3 kawat baja 1060 (diameter 1 mm) dilapisi tembaga (diameter = 2 mm).
Hitung koefisien muai termal dari bahan komposit tersebut.
∆L ∆L
Prosedur . dalam komposit itu sendiri
L bj
=
L Cu ( ) ( )
dan bila tidak ada beban luar,

F Cu=−F bj. Dari Lampiran C , diketahui


Ebj =205GPa ; ECu =110 GPa ;
α bj =11 x 10−6 /℃; α Cu=17 x 10−6 /℃;
Dasar perhitungan, ∆ T =+1 ℃
Perhitungan
Abj = ( π /4 ) ( 0.001 m )2 =0.8 x 10−6 m 2 ;
ACu =( π /4 )( 0.002 m )2−0.8 x 10−6 m2 =2.4 x 10−6 m 2

( ∆LL ) =( ∆LL )
bj Cu

[ α ∆ T + ( F / A ) / E ]bj=[ α ∆ T + ( F / A ) / E ]Cu (15-1.9)


−6 2 −6 2
F bj /0.8 x 10 m −Fbj /2.4 x 10 m
( 11 x 10−6 ) ( 1 )+ 9 2
−6
=( 17 x 10 ) ( 1 ) +
205 x 10 N /m 110 x 10 9 N /m2
F bj ≈+0.61 N (tegangan tarik bila dipanaskan)
F Cu ≈−0.61 N (tekanan bila dipanaskan)
Untuk ∆ T =+1 ℃

144
∆L −0.61 N /2.4 x 10−6 m 2
( )L Cu
−6
=( 17 x 10 /℃ ) ( 1 ℃ ) +
110 x 109 N /m 2
α⃗ ≈ 15 x 10−6 /℃
Catatan. Muai panas berbeda sedikit untuk tiap jenis baja

D. Bahan yang diperkuat


Bila peningkatan kekuatan menjadi tujuan utama, komponen penguat harus
mempunyai rasio aspek yang besar, yaitu rasio panjang/diameter harus tinggi, sehingga
beban diteruskan melintasi titik perpatahan potensial. Jadi, batang baja ditanamkan dalam
konstruksi beton. Demikian pula, serat gelas dikombinasi dengan resin, menghasilkan
plastik yang diperkuat serat (RFP).
Jelas bawa bahan penguat merupakan komponen yang lebih kuat dan yang
memikul beban. Selain itu, bahan penguat harus memiliki modulus elastisitas yang lebih
tinggi. Di samping itu, ikatan antara matriks dan bahan penguat sangat kritis, karena
biasanya beban diteruskan dari matriks ke serat atau batang.
Agar bahan penguat dapat memikul beban, penguat harus memiliki modulus
elastisitas yang lebih tinggi dari matriks.untuk jelasnya, simaklah Gamb.13.4., disini inti
baja memperkuat kawat aluminium. Ketika menerima beban tarik, kedua logam tersebut
mengalami deformasi bersama-sama. Misalkan regangan, f =0,001. Karena modulus
elastisitas baja ~205.000 MPa (~30.000 psi) dan modulus elastisitasa aluminium ~70.000
MPa (~10.000.000 psi ), maka menurut pers (1-2.1) baja akan mengalami tegangan sebesar
~ 205 MPa sedang aluminium ~ 70 MPa

Gambar 13.4. Kawat Al dengan inti baja

e = 0.001 = ( sst / 205.000 MPa ) = ( sAl / 70.000 MPa ) (15-2.1)


Karena Ebj ~ 3 (EAl), tegangan dalam baja ~3 sAl. umumnya untuk komposit yang
terdiri dari dua komponen,
S1/S2 = E1/E2 (15-2.2)
Modulus elastisitas (dalam keadaan tarik) plastik yang diperkuat serat, E FRP dapat
dihitung dari fraksi volume rata-rata bila semua serat sejajar dengan arah beban. Konsisten
dengan penurunan rumus dalam Contoh soal 15-1.2
E FRP=Σ f i Ei (15-2.3)

145
Dimana f i dan Ei adalah fraksi volume dan modulus elasisitas, komponen.
Misalkan ada plastik yang diperkuat serat gelasyang sejajar sebanyak 50% (volume) (E =
70.000 MPa atau 107 psi) dengan fraksi plastik yang sama yang mempunyai modulus
Young sebesar 4000 MPa (580.000 psi). komposit yang dihasilkan mempunyai modulus
Young dalam arah longitudinal sebesar ~37.000 MPa (atau 5,3 x 10 6 psi). ( Tentu saja,
modulus elastisitas dalam arah dua koordinat lainnya rendah dan mendekati nilai plastik,
karena arah tegak lurus pada arah penguatan.)
Bila jumlah gelas yang sama, tetapi berbentuk kain tenun dicampur dengan plastik,
komposit akan memiliki penguatan dalam dua arah. Akan tetapi, nilai berada di bawah
nilai yang diperoleh dari kaidah campuran (pers. 15-2.3). Selain itu, modulus 45° juga
rendah (Gamb.13.5). Umumnya sekarang digunakan serat gelas anyaman untuk mencegah
timbulnya anisotropi dalam lembaran komposit. Serat gelas dalam anyaman penguat
memiliki distribusi acak sehinga didapatkan modulus elastisitas yang merata, oleh karena
itu, distribusi beban juga merata dalam dua dimensi.

Gambar 13.5. Distribusi beban dua dimensi

Contoh soal 15-2.1 Lihat Contoh soal 15-1.3. Kekuatan luluh baa adalah 280 MPa
(40.000 psi); dan kekuatan luluh tembaga adalah 140 MPa (20.000 psi). (a) Bila komposit
dibebani beban tarik, logam mana akan lulu terlebih dahulu ? (b) Berapa besar beban F
agar komposit tidak mengalami deformasi plastik, (c) Hitung pulamodulus Young untuk
komposit ini ?
Prosedur. Dari Contoh soal 15-1.3, didapat
A st =0.8 x 10−6 m2; ACu =2.4 x 10−6 m2 ;
E st =205 GPa ; ECu =110 GPa ;
Regangan elastic untuk kedua bahan harus sama.
Perhitungan
( s/ E ) st =e st =e Cu=( s /E )cu
sst =sCu ( 205.000 MPa ) / ( 110.000 MPa )=1.86 sCu
a) Bila rasio tegangan 1.86 , tegangan daam baja adala 260 MPa dan tegangan tembaga
adala 140 MPa. Oleh karena itu, tembaga luluh lebih dulu

146
b) F total=FCu + F st
¿ ( 140 x 106 N /m 2 )( 2.4 x 10−6 m2 ) + ( 260 x 10 6 N /m 2 ) ( 0.8 x 10−6 m 2 )
¿ 540 N
c) Dari pers. (15-2.3)
E=( fE )bj + ( fE )Cu
¿ 0.25 ( 205.000 MPa )+ ( 110.000 MPa )
¿ 130.000 MPa
Alternatively

e=( s /E )st =
[ F / ( A st + A Cu ) ]
E
E=( s )st [540 N /(3.2 x 10−6 m 2 )]
205.000 x 106 N /m 2 540 N
¿
[ 6
260 x 10 N /m 2 ][
3.2 x 10−6 m2 ]
¿ 130 x 109 N /m 2
Penurunan rumus. Beban tegak lurus, s1 = s = s2

s
E⊥ =s ⊥ /e=
e1 f 1 + e2 f 2
1
¿
f 1 ¿ E 1+ f 2 ¿ E 2
1
¿ → =f 1 ¿ E1 +f 2 ¿ E2 (15-2.4)
E⊥
Catatan. Pada penurunan rumus ini dan Pers (15-1.8) dianggap bahwa rasio Poison
untuk kedua komponen setara. Jadi tida ada tegangan sekunder karena perbedaan regangan
lateral
Contoh soal 15-2.3 Permukaan lembaran baja tebal 2,5 mm yang digunakan
sebagai pelapis oven dilapisi dengan enamel gelas. Proses penyelesaian dilakukan diatas
titik regang 500 ℃ (930 ℉ ) (Bagian 7-7) dan menghasilkan lapisan setebal 0,5 mm (0,02
Inci). Modulus Youn g gelas adalah 70.000 MPa dan muai panas sebesar 8,0 x 10−6 /℃
a) Hitunglah besar tegnan gelas pada 20 ℃
b) Pada 20 0 ℃, (Diumpakan bahwa tidak ada regangan plastik)

∆L
Prosedur. Karena = muai termal + regangan elastik, dalam hal ini
L
( ∆ L /L)gl=(∆ L/ L) Fe
Jadi,
α gl ∆ T + s gl E gl =α Fe ∆ T + s Fe E Fe
Perhitungan
a) Dengan menggunakan data soal dan data Lampiran C
s Fe s gl 10−6 (
205.000
MPa−
70.000
MPa=( 8.00−11.75 )
℃ ( )−480 ℃ )

Akan tetapi , AFe = 2,5 Agl dan FFe = - Fgl , jadi sgl = -2,5 sFe Jadi

147
1 2.5
s Fe [ +
205.000 70.000 ] =0.0018

Penyelesaian menghasilkan,
s Fe=+ 44 MPa (atau 6400 psi) (+: tegangan tarik)
s gl =−110 MPa (atau -16000 psi) (-; tekanan)

b) Dengan cara perhitungan yang sama untuk ∆ T =(500−200) ℃


S gl =−69 MPa ( atau−10.000 psi ) dan s Fe =+27,5 Mpa( atau4000 psi)
Catatan. Dianggap bahwa regangan bersifat satu arah. Kenyataannya, terjadi
regangan bidang (yaitu dua-dimensi). Koreksi akan menghasilkan tegangan yang lebih
besar (dikalikan faktor (1-v)-1), v adalah rasio Poisson. Tegangan sisa memang
diperbolehkan. Karena gelas berada dalam keadaan tekan, komposit lebih kuat. (Lihat
Gamb. 8_7.5)

E. Tegangan Antar muka


Ahli teknik sipil mengetahui bahwa pada permukaan antara besi beton dan beto
timbul tegangan geser. Oleh karena itu, ereka mensyaratkan besi beton bersirip sesuai
ASTM A305. Tegangan geser setara juga timbul pada permukaan antara serat penguat dan
matriks plastik disekitarnya. Namun disini, tegangan geser ditahan oleh ikatan kimia dan
bukan oleh ikatan mekanik.
Tegangan geser antarpermukaan penting bila serat tidak kontinu. Hal ini
digambarkan pada gamb. 15-3.1. Pada gambar ini, st adalah tagangan yang dibebankan
pada serat bila tidak ada efek ujung (panjang tak terhingga). Hal ini sesuai dengan
perhitungan Contoh soal 15-3.1 dan tergantung pada fraksi volume bahan penguat dan
modulus Young kedua komponen bahan.
Bila serat putus, tegangan secara otomatis mencapai nol pada ujung serat, dan
beban dialihkan ke matriks (gamb. 15-3.1b). transfer berlangsung melalui tegangan geser
pada permukaan (gamb. 15-3.1c). Tegangan geser pada ujung serat sangat tinggi dan
matriks yang lebih lemah harus memikul beban lebih ini.

Gambar 13.6.

Oleh karena itu, serat yang panjang dan kontinu sangat baik untuk komposit yang
harrus menanggung beban. Serat halus dalam jumlah bayak lebih baik daripada serat kasar

148
dalam jumlah kecil, karena semakin halus serat semakin luas permukaan antara yang dapat
menanggung beban geser dan semakin kecil kemungkinan bahwa serat menyebakancacat
dalam matriks. Akhirnya, matriks yang ulet lebih mudah menyesuaikan diri dengan
konsentrasi tegangan pada ujung serat dibandingkan dengan matriks rapuh. \
Contoh soal 15-3.1 Batang polinivilidin khlorida yang diperkuat gelas mengandung
25% berat gelas berosilikat. Semua serat diarahkan secara longitudinal. Hitunglah besar
beban yang dipikul oleh gelas.
Jawab : Dasar perhitungan : 1 g (Data dari Lampiran C, gunakan g/cm3)
(0.25 g)/(2.4 g /cm3 )
gelas ( volume )=
(0.25/2.4) gl+(0.75)/(1.7) PVC
v
¿ 19 =19 % luas
o
bebangl
=e gl =e PVDC =beban PVDC / A PVDC E PVDC
A gl Egl
bebangl ( 0.19 ) (70.000 MPa) 98 %
= =
bebanPVDC ( 0.81 ) (350 MPa) 2%

F. Komposit dengan Kekakuan tinggi


Kaena komposit polimer ringan, bahan ini menarik perhatian ahli desain. Meskipun
komposit memiliki kekuatan tarik Su yang lebih rendah daripada logam, rasio
s
kerakuatan/kerapatan, u , tinggi. Namun, fungsi penguat pada beban tarik dan beban teka
ρ
E
berbeda. Pada kompresi, rasio modulus elastisitas/kerapatan, , merupakan criteria desain
ρ
E
yang lebih baik. Pada table13.1 dapat diliha rasio untuk sejumlah bahan konstruksi,
ρ
termasuk yang tercantum di Lampiran C. Perlu dicatat bahwa sebagian besar bahan
E
mempunyai harga yang bersamaan. Komposit gelas-plastik 50-50 mempunyai rasio
ρ
sebesar 20.000 Nm?g. Nilai yang agak rendah ini dijumpai pada komposit buatan. Plastik
yang diperkuat gelas harus mengandung sekitar 70% volume gelas, untuk dapat mencapai
E
logam.
ρ
Tabel 13.1. Rasio modulus/kerapatan (E/ρ) untuk berbagai bahan

149
Persen yang tinggi ini memerlukan biaya produksi yang cukup maha karena
diperlukan usaha khusus untuk mengatur arah serat. Pada table 13.2. terdaftar beberapa
jenis komposit dengan modulus yang sangat tinggi. Umumnya, bahan tersebut masih
memerlukan teknik produksi serat khusus. Serat boron dan karbon sangat baik; tetapi biaya
proses tinggi sehingga penggunaannya masih terbatas.

Tabel 13.2. Rasio modulus/kerapatan (E/ρ) untuk bahan penguat

Evaluasi
1. Jelaskan karakteristik kombinasi bahan matriks dengan penguat yang akan dijadikan
bahan komposit.
2. Bagaimanakah sifat bahan komposit bila dibandingkan dengan bahan
pembentuknya?
3. Bagaimana kaidah campuran untuk susunan serat sejajar dengan arah konduktifitas?

150
4. Bagaimanakah seharusnya tegangan antar muka pada bahan komposit?
5. Bagaimana cara membuat komposit dengan kekakuan yang tinggi?

Daftar Pustaka :
1. Van Vlack, 1992, Ilmu dan Teknologi Bahan, Jakarta: Erlangga (W1)
2. William F. Smith, 1993, Foundations of materials science and engineering, Mcgraw-
Hill,Inc, Singapore (W2)

151

Anda mungkin juga menyukai