Anda di halaman 1dari 6

Accelerat ing t he world's research.

Pengaruh Ukuran Butir dan Struktur


Kristal terhadap Sifat Kemagnetan
pada Nanopartikel Magnetit (Fe 3 O 4
Muh Pauzan

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

SINT ESIS NANOPART IKEL MANGANESE FERRIT E (MnFe2O4) BERBASIS PASIR BESI DAN MANG…
Rajab Rajab

PEMBUATAN MAGNET PERMANEN Nd 2 Fe 14 B MELALUI MET ODE MECHANICAL ALLOYING


Imam Al Banjari

Pengembangan Bahan Magnet ik Barium Heksaferit e dari Mineral Yarosit Alam dan Karakt erisasinya
Togar Saragi, Ennels Noelik
24 Muh. Pauzan, dkk/Pengaruh Ukuran Butir dan Struktur Kristal terhadap Sifat Kemagnetan pada Nanopartikel Magnetit (Fe3O4)

Pengaruh Ukuran Butir dan Struktur Kristal terhadap Sifat


Kemagnetan pada Nanopartikel Magnetit (Fe3O4)

Muh Pauzan1, Takeshi Kato2, Satoshi Iwata2, dan Edi Suharyadi1,*


1
Laboratorium Fisika Material dan Instrumentasi (Fismatel), Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
2
Departement of Quantum Engineering, Nagoya University, Furo-cho chikusa-ku, Nagoya, Japan
*corresponding author: esuharyadi@ugm.ac.id

Abstrak -Telah dilakukan kajian sifat kemagnetan pada nanopertikel magnetit (Fe3O4) dengan analisis kurva loop
histerisis, dan ketergantungannya terhadap ukuran partikel dan maupun struktur kristal. Nilai magnetisasi saturasi (Ms)
dipengaruhi oleh kehadiran fasa pengotor hematit ( α − Fe2O3), kualitas kristalinitas dan tetapan kisi. Sedangkan medan
koersif (Hc) berbanding lurus terhadap kenaikan diameter nanopartikel magnetit (Fe3O4). Diperoleh nilai rasio (Mr/Ms)
semakin kecil seiring dengan kenaikan diameter nanopartikel magnetit (Fe3O4).

Kata kunci - kurva loop histerisis, ukuran partikel, struktur kristal, magnetisasi saturasi (Ms), medan koersif (Hc)

Abstract-Magnetic properties of magnetite nanoparticles (Fe3O4) have been analyzed by hysteresis loop, and its
dependence on diameter and crystal structure. Saturation magnetization (Ms) is affected by the presence of an impurity
phase hematite ( α − Fe2O3), quality of crystallinity and lattice constant. Coercivity field (Hc) is linear with the diameter
increase. Ratio (Mr/Ms) is obtained smaller with the increase in the diameter of magnetite nanoparticles (Fe3O4).

Key words- hysteresis loop, diameter, crystal structure, saturation magnetization(Ms), coercivityfield (Hc)

I. PENDAHULUAN dengan banyak molekul fungsional seperti enzim,


Nanopartikel magnetik merupakan salah satu objek antibodi, sel, DNA, dan RNA [3].
kajian yang banyak diminati. Peningkatan ketertarikan Nanopartikel magnetik memiliki beberapa jenis seperti
penelitian pada objek ini karena sifat fisis dan kimia yang -Fe2O3, -Fe2O3, danFe3O4. Masing-masing jenis partikel
dimiliki berbeda dengan sifat material bulknya.Perbedaan tersebut memiliki sifat yang berbeda. Seperti -Fe2O3
sifat ini berkaitan dengan keberadaan efek ukuran memiliki struktur cubic closed-packed dengan
kuantum (Quantum size effects) pada materialnya [1]. kesetimbangan kimia yang baik, dan biasanya digunakan
Sifat fisis yang unik dari nanopartikel magnetik adalah untuk perekaman dengan media magnet. -Fe2O3memiliki
sifat kemagnetan yang dimilikinya. Magnetisasi (per struktur rhombohedral, jenis ini merupakan jenis yang
atom) dan anisotropi magnetik nanopartikel berbeda paling stabil akan tetapi bersifat anti-ferromagnetik di
dengan sifat material bulk, serta memiliki perbedaan suhu bawah suhu Neel (< 955 K). Sedangkan magnetit Fe3O4
Curie (Tc) dan suhu Neel (Tn). Selain itu pada nanopartikel mempunyai struktur spinel terbalik pada suhu kamar.
ditemukan sifat yang menarik seperti giant Sebelumnya pernah dilakukan sintesis
magnetoresistance (GMR), efek magnetokalorik yang Superparamagnetic Iron Oxide Nanoparticles (SPIONs)
besar, dan sebagainya [1]. Fe3O4 menggunakan metode kopresipitasi dari bahan
Sifat lain yang istimewa pada nanopartikel magnetik FeCl3.6H2O dan FeSO4.7H2O dengan memvariasikan
yaitu bersifat superparamagnetik. Sifat superparamagnetik suhu dan memvariasikan konsentrasi NH4OH. Pada
merupakan sifat yang muncul pada material berorde satu variasi suhu 30oC, 60oC, dan 90oC, didapatkan ukuran
domain magnetik [2]. Ukurannya yang kecil partikel Fe3O4 secara berturut-turut sebesar 12,9 nm, 14,4
menyebabkan material tersebut sangat reaktif terhadap nm, dan 14,8 nm. Pada variasi konsentrasi NH4OH 4%,
medan magnet luar, namun jika medan magnet luar 6%, dan 10% didapatkan ukuran partikel Fe3O4 berturut-
dihilangkan pengaruhnya secara perlahan-lahan maka turut 11,7 nm, 15,7 nm, dan 11,4 nm [4]. Dengan bahan
sifatnya akan mirip dengan material paramagnetik[2]. sintesis dan metode sintesis yang sama, dilakukan
Beberapa sifat istimewa tersebut menyebabkan penelitian nanopartikel magnetit (Fe3O4) yang dicoating
nanopartikel magnetik telah luas digunakan dalam katalis, menggunakan polietilen glikol (PEG-4000). Hasil
mineralogi (seperti pemilihan biji besi), informasi (data pengukuran vibrating sample magnetometer (VSM)
penyimpan), bidang lingkungan (konsentrasi polutan), dan menunjukkan bahwa semakin kecil ukuran butir
lain-lain [3]. Berdasarkan pada sifatnya yang dapat (diameter) nanopartikel Fe3O4 maka semakin tinggi
dipengaruhi medan magnet, biokompatibel, respon magnetik pada nanopartikel tersebut. Selain itu,
biodegradabel, dan memiliki gugus fungsional, semakin kecil diameter butir nanopartikel Fe3O4 maka
nanopartikel magnetik dapat dengan mudah dikonjugasi

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Solo, 23 Maret 2013
ISSN : 0853-0823
Muh. Pauzan, dkk/Pengaruh Ukuran Butir dan Struktur Kristal terhadap Sifat Kemagnetan pada Nanopartikel Magnetit (Fe3O4) 25

koersivitas nanopartikel tersebut juga semakin menurun bukan merupakan nanopartikel magnetit (Fe3O4) yaitu
[5]. puncak -Fe2 O3.Kemunculan puncak difraksi pada
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tersebut di atas,
belum ada penjelasan dengan detail hubungan sifat
kemagnetan nanopartikel magnetit (Fe3O4) terhadap
ukuran butir (diameter) dan struktur kristalnya. Oleh
karena itu penelitian ini bertujuan untuk mencari
hubungan sifat kemagnetan terhadap ukuran butir
(diameter) dan struktur kristal Fe3O4.

II. METODE EKSPERIMEN


Penelitian ini menggunakan bahan-bahan sebagai
berikut: ferric chloride hexahydrate (FeCl3.6H2O) 0.01
mol, dan ferrous sulphate heptahydrate(FeSO4.7H2O)
0.005 mol, larutan NH4OH, dan aquades sebagai bahan Gambar 1.Hasil XRD untuk tiap-tiap sampel. [4]
pencuci dan pelarut dalam metode kopresipitasi. Bahan
kisaran sudut 2 ~32,28o dalam sampel Fe3O4
lain yang digunakan sebagai pencuci peralatan yakni
menunjukkan kehadiran fasa -Fe2O3 di dalam bahan
aseton.
Secara garis besar dalam penelitian ini dilakukan Fe3O4 [6]. Hematit ( -Fe2O3)merupakan material
sintesis nanopartikel magnetit Fe3O4 menggunakan bahan antiferromagnetik selama berada di bawah suhu 950 K
dasar senyawa kompleks FeSO4.7H2O dan FeCl3.6H2 O [1]. Kehadiran fasa hematit ( -Fe2O3) yang berbentuk
menggunakan metode kopresipitasi dengan perbandingan rhombohedral merupakan hal yang wajar terjadi karena
molaritas 1:2. pada prinsipnya partikel besi oksida (Fe3O4) akan cepat
Proses pembuatan dilakukan dengan menggunakan mengalami oksidasi. Oksidasi selama melakukan sintesis
metode sintesis sebagai berikut ini: FeSO4.7H2O sebanyak Fe3O4 tidak bisa dihindari, sehingga nanopartikel magnetit
4,1703 g dan FeCl3.6H2O sebanyak 8,109 g ditimbang (Fe3O4)akan selalu terdapat oksida atau sub-oksida pada
menggunakan timbangan digital, kemudian dilarutkan permukaannya. Persamaan (1) oksidasinya sebagai
dalam 30 ml aquades lalu diaduk hingga homogen berikut:
menggunakan magnetic stirrer. Setelah campuran
homogen, diberi larutan NH4OH 10% (60 ml) sedikit
demi sedikit supaya merata dengan tetap diaduk Selain itu, secara kualitatif dapat diprediksi bahwa
menggunakan magnetik stirrer pada suhu 60oC selama 90 keberadaan fasa -Fe2O3 di dalam sampel Fe3O4 hanya
menit dan kecepatan pengadukan 450 rpm. dalam kadar yang kecil karena sampel yang diperoleh dari
Tahap selanjutnya setelah pengadukan selesai proses sintesis ini didominasi oleh warna hitam pekat
dilakukan, pada bagian bawah gelas beker diletakkan yang menunjukkan ciri khas bahan Fe3O4 sedangkan -
magnet permanen agar besi hidroksida yaitu Fe(OH)2 dan Fe2O3 memiliki warna yang dicirikan dengan warna coklat
Fe(OH)3 dapat mengendap lebih cepat sehingga terpisah [7].
dari garam (NH4Cl) dan (NH4)2SO4. Bila sudah terdapat Persamaan scherrer (2) untuk menghitung ukuran
endapan pada dasar gelas, zat cair di dalamnya dibuang partikel adalah sebagai berikut:
dengan penuangan secara hati-hati agar endapan tidak ikut

terbuang. Endapan dicuci dengan aquades hingga D= (2)
beberapa kali pengulangan agar garam yang ikut terlarut β cos θ
semakin terminimalisir, dan kemudian endapan tersebut K adalah tetapan mesin (k = 0,916), adalah panjang
dikeringkan menggunakan furnace pada 80 0C selama 120 glombang tabung Cu K 1,5406 . adalah FWHM (full
menit hingga diperoleh nanopartikel Fe3O4. width at half maximum).Tetapan kisisampel diperoleh
Proses sintesis nanopartikel Fe3O4 di atas dilakukan dengan perhitungan menggunakan hukum Bragg.
lagi untuk variasi suhu pengadukan 30oC, 90oC serta Persamaannya adalah:
variasi lama pengadukan 30 menit, dan 150 menit.
Dengan variabel terikat yaitu kecepatan pengadukan 450
rpm.
2d sin θ = nλ (3)
Setelah itu dilakukan karakterisasi pada sampel Dari persamaan (2)dan (3)di atas, diperoleh ukuran dan
menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD), Transmission tetapan kisi nano partikel magnetit (Fe3O4) sebagai Tabel
Electron Microscopy (TEM), dan pengukuran sifat 1. berikut:
kemagnetan menggunakan Vibrating Sample
Magnetometer (VSM). Tabel 1.Ukuran sampel yang diperoleh.
Sampel Tetapan Kisi Ukuran Partikel
III. HASIL DAN PEMBAHASAN (nm) (nm)
Hasil XRD A 0,836 11,9
Hasil uji XRD dengan menggunakan software Origin8 B 0,840 12,1
untuk pembuatan grafik terlihat pada Gambar 1. C 0,835 13,0
Berdasarkan hasil XRD di atas terdapat satu puncak yang D 0,839 14,1
E 0,839 14,7
Hasil TEM
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Solo, 23 Maret 2013
ISSN : 0853-0823
26 Muh. Pauzan, dkk/Pengaruh Ukuran Butir dan Struktur Kristal terhadap Sifat Kemagnetan pada Nanopartikel Magnetit (Fe3O4)

Salah satu hasil karakterisasi TEM adalah pada sampel


A dapat dilihat pada Gambar 2. (440)
(511)
(400)
(311)
(220)

Gambar 2. Hasil karakterisasi menggunakan TEM. [4]

Berdasarkan Gambar 2, ukuran partikel tidak merata Gambar 4. Kurva loop histerisis sampel B.
namun perbedaannya tidak jauh antara ukuran satu dengan
yang lain. Distribusi ukuran partikel paling banyak pada
rentang 12 nm sampai dengan 16 nm. Hasil ini hampir
sama dengan hasil XRD yaitu diperoleh ukuran partikel
11,9 nm.Pada gambar bagian kanan terlihat adanya bentuk
cincin-cincin.Garis putus-putus pada pola cincin
menunjukkan kristalinitasnya yang tinggi. Cincin-cincin
terang tersebut menunjukkan terjadinya difraksi, sehingga
dapat diidentifikasi indeks miller dari cincin paling dalam
sampai terluar berturut-turut: (220), (311), (400), (511),
(440). Hasil TEM ini sama seperti hasil indeks miller
yang diperoleh melalui XRD.

Hasil VSM
Berdasarkan hasil VSM, diperoleh kurva loop histerisis
untuk sampel A seperti pada Gambar 3, besar medan
koersif sampel A sebesar 44,5 Oersted.
Gambar 5. Kurva loop histerisis sampel C.

Gambar 3. Kurva loop histerisis sampel A.

Kurva loop histerisis sampel B dapat dilihat pada


Gambar 4. Sampel B memiliki medan koersif sebesar
143,5 Oersted. Kurva loop histerisis sampel C dapat Gambar 6. Kurvaloop histerisis sampel D.
dilihat pada Gambar 5. Sampel C memiliki medan koersif Sampel E memiliki kurva loop histerisis seperti pada
sebesar 43,9 Oersted. Sampel D memiliki kurva loop Gambar 7. Sampel E memiliki medan koersif sebesar
histerisis seperti pada Gambar 6 di atas.Sampel D 154,7 Oersted.
memeiliki medan koersif sebesar 46,1 Oersted.
Muh. Pauzan, dkk/Pengaruh Ukuran Butir dan Struktur Kristal terhadap Sifat Kemagnetan pada Nanopartikel Magnetit (Fe3O4) 27

Fe2O3)maka makin kecil nilai magnetisasi saturasi pada


sampel. Hal ini diperjelas pada tabel 2 di atas, rasio luasan
( -Fe2O3/Fe3O4) paling kecil pada sampel D yaitu 0,261
berikutnya pada sampel C sebesar 0,264. Kecilnya nilai
rasio luasan ( -Fe2 O3/Fe3O4) menunjukkan keberadaan
fasa pengotor ( -Fe2O3) makin kecil terhadap sampel
Fe3O4. Sehingga nilai magnetisasi saturasi pada sampel C
dan sampel D merupakan nilai paling besar diantara
sampel yang lain yaitu sebesar 88,48 emu/g dan 70,74
emu/g secara berturut turut. Sedangkan rasio luasan ( -
Fe2O3/Fe3O4) paling besar pada sampel A yaitu 0,310.
Besarnya nilai tersebut sebanding dengan kecilnya
magnetisasi saturasi yang dimiliki sampel A yaitu 51,59
emu/g dan merupakan magnetisasi saturasi terkecil
Gambar 7. Kurva loop histerisis sampel E. diantara sampel yang lain. Hasil ini menunjukkan bahwa
keberadaan fasa pengotor ( -Fe2O3) paling besar pada
Dari kurva loop histerisis, dapat diperoleh informasi sampel A. Semakin tinggi derajat kristalinitas dan
sifat kemagnetan dari nanopartikel magnetit (Fe3O4), yaitu semakin dekat nilai tetapan kisinya dengan material bulk,
magnetisasi saturasi (Ms), dan medan koersif (Hc), serta maka nilai magnetisasi saturasi akan semakin mendekati
rasio magnetisasi remanen terhadap magnetisasi saturasi material bulknya.
(Mr/Ms). Penjelasan masing-masing sebagai berikut: b. Medan Koersif (Hc)
a. Magnetisasi Saturasi (Ms) Medan koersif yang diperoleh dari tiap sampel dapat
Magnetisasi saturasi yang diperoleh dari tiap sampel dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 3.Medan koersif tiap sampel.
Tabel 2.Magnetisasi saturasi tiap sampel.
Sampel Ukuran Partikel Medan Koersif (Oe)
Sampel Tetapan Magnetisasi Rasio Luasan (nm)
Kisi (nm) Saturasi ( -Fe2O3/Fe3O) A 11,9 44,5
(emu/g) B 12,1 143,5
A 0,836 51,59 0,310 C 13,0 43,9
B 0,840 58,99 0,280 D 14,1 46,1
C 0,835 88,48 0,264 E 14,7 154,7
D 0,839 70,74 0,261
E 0,839 52,69 0,298
Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat dilihat trennya
bahwa semakin besar ukuran partikel maka akan makin
Berdasarkan tabel di atas, magnetisasi saturasi (Ms) besar medan koersif yang dimiliki. Hukum ini berlaku
terbesar dimiliki oleh sampel C. Magnetisasi saturasi (Ms) untuk partikel yang berukuran di bawah 40 nm.Dengan
yang dimiliki sampel C lebih kecil jika dibandingkan makin kecilnya ukuran nanopartikel magnetit (Fe3O4)
dengan magnetisasi saturasi (Ms) pada material bulk maka terjadi penurunan energi barier (energi anisotropi)
Fe3O4. Magnetisasi saturasi material bulk sebesar Ms 98 pada partikel tersebut[8].Oleh karena itu, medan koersif
emu/g, sedangkan pada sampel C sebesar Ms 88,48 (Hc) yang dimiliki akan semakin kecil, karena energi
emu/g. Perbedaan ini ada kaitannya dengan permukaan bariersemakin berkurang sehingga medan yang
sampel dimana spinnya tidak beraturan (spin disorder) diperlukan semakin kecil untuk membuat magnetisasinya
karena disebabkan oleh Interaksi super exchange (SE) nol. Akan tetapi, terjadi penyimpangan pada sampel B dan
antara ion Fe yang dihubungkan oleh ion O2- serta sampel C, yaitu nilai medan koersifnya tidak linier
terjadinya koordinasi antar atom yang tidak lengkap pada terhadap kenaikan ukuran partikel Fe3O4. Kasus ini
permukaan. Sehingga magnetisasi nanopartikel magnetit diasumsikan disebabkan oleh adanya aglomerasi pada
Fe3O4 lebih kecil daripada material bulk [8]. sampel B, sehingga dengan adanya aglomerasi
Berdasarkan tabel 2 di atas, magnetisasi saturasi tiap (penggumpalan) maka akan berpengaruh terhadap arah
sampel berbeda-beda dan nilainya tidak terpengaruh momen magnet yang tidak bebas berfluktuasi. Dengan
ukuran sampel.Pada kasus ini, yang menyebabkan demikian dibutuhkan medan magnet luar yang lebih besar
magnetisasi saturasi kuat adalah karena keseragaman untuk membuat net magnetisasi menjadi nol.
ukuran partikel dan penyebarannya merata (tidak terjadi Selain itu, koersivitas sangat tergantung pada
penggumpalan/aglomerasi). Bervariasinya nilai magnetokristalin anisotropi dan bentuk (shape) anisotropi.
magnetisasi pada sampel yang diuji sifat kemagnetannya Persamaan yang menyatakan hubungan medan koersif
juga dapat disebabkan oleh kemunculan fasa pengotor ( - terhadap manetokristalin anisotropi yakni sebagai berikut:
Fe2O3) di dalam sampel yang memiliki perbedaan sifat
magnetik dengan Fe3O4, derajat kristalinitas serta tetapan
kisi[8].
Berdasarkan persamaan (4), medan koersif berbanding
Karena sifat magnetik fasa pengotor hematit ( -Fe2O3)
terbalik dengan magnetisasi saturasi [9].Hal ini
adalah antiferromagnetik pada suhu kamar, maka
disebabkan oleh kesebandingan antara ukuran partikel
kemunculannya mempengaruhi magnetisasi saturasi
dengan medan luar yang diberikan untuk membuar net
sampel Fe3O4. Artinya, makin banyak fasa pengotor ( -
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Solo, 23 Maret 2013
ISSN : 0853-0823
28 Muh. Pauzan, dkk/Pengaruh Ukuran Butir dan Struktur Kristal terhadap Sifat Kemagnetan pada Nanopartikel Magnetit (Fe3O4)

magnetisasinya nol. Karena makin banyak jumlah domain [3] D’Agostino, P.S., 2009. Synthesis and bio-
magnetiknya (energi barier besar) tentunya membutuhkan functionalization of nanoparticles for biosensing and
medan yang lebih besar untuk menyearahkannya. biorecognition, Universitá degli Studi di Modena e Reggio
Sehingga penyimpangan pada sampel C di tabel 3 di Emilia, Italy.
[4] Wati, D.L., 2012, Fabrikasi Superparamagnetic Iron Oxide
atas dapat dijelaskan menggunakan persamaan (4). Jika
Nanoparticles (SPIONs) Magnetit (Fe3O4) dengan Metode
melihat tabel 2, sampel C memiliki magnetisasi saturasi Kopresipitasi, Skripsi, Jurusan Fisika FMIPA UGM,
paling besar (88,48 emu/g). Nilai magnetisasi yang Yogyakarta.
muncul tersebut dapat diklaim sebagai penyebab nilai
medan koersif (Hc) pada sampel C rendah dan tidak [5] Riyanto, A., 2012, Sintesis dan Analisis Potensi
sesuai dengan kelinearan kenaikan ukuran terhadap nilai Nanopartikel Fe3O4 (Magnetit) sebagai Material Aktif
medan koersif. pada Permukaan Sensing Biosensor Berbasis Surface
Plasmon Resonance (SPR), Tesis, Jurusan Fisika FMIPA
c. Rasio (Mr/Ms) UGM, Yogyakarta.
[6] Azhar, S., 2007, Synthesis of well defined hematite films
Rasio magnetisasi remanen terhadap magnetisasi and their use for sintering studies. Lulea University Of
saturasi adalah sebagai Tabel 5.berikut: Technology.
[7] Tartaj, P., Morales, M.d.P., Verdaguer, S.V., Carreno, T.G.
Tabel 5.Rasio (Mr/Ms) tiap sampel. dan Serna, C.J., 2003, The preparation of magnetic
Sampel Rasio fasa - Rasio (Mr/Ms) nanoparticles for applications in biomedicine, J. Phys. D:
Fe2O3/Fe3O4 Appl. Phys., 36, R182-R197
[8] Barbeta, V.B., Jardim, R.F., Kiyohara, P.K., Effenberger,
A 0,836 0,086 F.B., dan Rossi, L.M., 2010, Magnetic properties of Fe3O4
B 0,840 0,087 nanoparticles coated with oleic and dodecanoic acids,
C 0,835 0,085 Journal of Applied Physics, 107, 073913
D 0,839 0,056 [9] Liang, X., Shi, H., Jia, X., Yang, Y., dan Liu, X., 2011,
E 0,839 0,050 Dispersibility, Shape and Magnetic Properties of Nano-
Fe3O4 Particles, Scientific Research, 2, 1644-1653,
www.SciRP.org/journal/msa.
Berdasarkan tabel 5 di atas, rasio (Mr/Ms) bernilai kecil
karena jika sifat suatu material makin mendekati sifat TANYA JAWAB
ferromagnetik maka rasio (Mr/Ms) akan besar. Jika kurva
loop histerisis menunjukkan sifat makin ferromagnetik Perdamean Sebayan, LIPI
maka nilai rasio (Mr/Ms) akan makin besar [9]. Ini berarti ? a. Kode sampul A, B, C dan E, apa bedanya?
bahwa rasio (Mr/Ms) sangat tergantung pada permukaan b. Mengapa pada suhu yang sama dan konsentrasi
nanopartikel itu sendiri. Jika pada permukaannya terjadi larutan berbeda menghasilkan partikel yang berbeda?
fluktuasi arah spin makin besar maka akan makin kecil
rasio (Mr/Ms) yang diperoleh. Sehingga berdasarkan tabel Muh. Pauzan, UGM
5, secara berturut-turut dari sampel A sampai dengan √ a. Ukurannya, dari sampel A, B, C, D, E berturut-turut
sampel E bahwa makin besar fluktuasi arah spin yang dari ukuran terkecil terbesar.
terjadi pada permukaan partikelnya. b. Saya tidak focus untuk menyelidiki hal tersebut,
mohon maaf saya tidak dapat menjawab.
IV. KESIMPULAN
Kajian sifat kemagnetan nanopartikel magnetit (Fe3O4) Ria Yustin,UGM
menggunakan kurva loop histerisis diperoleh beberapa ? Penentuan faktor pengotor apa dilihat dari grafik atau
kesimpulan, yaitu: nilaimagnetisasi saturasi (Ms) bagaimana?
dipengaruhi olehkehadiran fasa pengotor hematit ( α −
Fe2O3),nilai medan koersif dipengaruhi oleh aglomerasi Muh. Pauzan, UGM
(penggumpalan) dan magnetokristalin anisotropi, serta √ Membandingkan dengan referensi/ jurnal.
rasio (Mr/Ms) semakin kecil seiring dengan kenaikan
diameter nanopartikel magnetit (Fe3O4) Kartika Sari,Fisika - UNSOED
? Fe3O4 berasal dari pabrikan/ dibuat sendiri?
DAFTAR PUSTAKA
[1] Gubin, S.P., Koksharov, Y.A., Khomutov, G.B. dan
Yurkov, G.Y., 2005, Magnetic nanoparticles: preparation,
Muh. Pauzan, UGM
structure and properties, Russian Chemical Reviews, 6, √ Dibuat sendiri dengan campuran FeCl3. 6H2O dan
489-520. FeSO4. 7H2O
[2] Wu, A., Ou, P. dan Zeng, L., 2010, Biomedical
Applications of Magnetic Nanoparticles, NANO: Breif
Reports and Reviews, 5, 245-270.

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Solo, 23 Maret 2013
ISSN : 0853-0823

Anda mungkin juga menyukai