Anda di halaman 1dari 11

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Kampus UNP Air Tawar Padang 25131 Telp.(0751) 7058772 Pes 273

BAHAN AJAR MINGGU 8

Nama matakuliah : Pengantar Ilmu Material


No Kode : FIS 2.62.5004
Jumlah SKS : 3 SKS
Pembina matakuliah : Dra. Yenni Darvina, M.Si

A. Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran)

UMUM: Berfikir kritis dalam menerapkan konsep-konsep dan hukum-hukum dasar


Fisika untuk mendeskripsikan,mengaplikasikan, dan menganalisis berbagai
fenomena pada bahan dalam penelitian, kehidupan dan lingkup
pekerjaannya.

KHUSUS: Berfikir kritis dalam menerapkan konsep-konsep dan hukum-hukum dasar


Fisika untuk mendeskripsikan,mengaplikasikan, dan menganalisis
Semikonduktor dan aplikasinya seperti semikonduktor intrinsik, ekstrinsik
dan devais semikonduktor

Soft skills/Karakter: Berfikir kritis, Teliti, Jujur, Mandiri, Terampil, Bertanggung jawab

B. Materi :
Semikonduktor dan Aplikasinya
1. Semikonduktor intrinsik
2. Semikonduktor ekstrinsik
3. Devais semikonduktor

BAB VIII

SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA

A. Pendahuluan
Semikonduktor pada umumnya berasal dari atom golongan IV pada sistim berkala,
seperti Silikon dan Germanium. Semikonduktor adalah bahan dasar untuk komponen aktif
dalam peralatan elektronika seperti dioda, transistor dan IC. Pada bab ini akan dibahas
tentang semikonduktor intrinsik, semikonduktor ekstrinsik dan aplikasinya.

B. Semikonduktor intrinsik

71
Semikonduktor intrinsik adalah semikonduktor yang terdiri dari satu jenis bahan saja
seperti terbuat dari silikon murni atau germanium murni. Tiap atom silikon atau germanium
mempunyai empat buah elektron valensi. Sela energi antara pita valensi dengan pita
konduksi dengan mudah dapat dilompati elektron valensi apabila temperaturnya dinaikkan.
Elektron yang pindah kepita konduksi akan meninggalkan kekosongan pada posisinya yang
disebut dengan lubang atau hole. Sehingga pada semikonduktor terdapat 2 jenis pembawa
muatan yaitu elektron dan hole, seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 8.1. Semikonduktor intrinsik (germanium)


(a) Skema elektron dalam ikatan kovalen (b) Pasangan elektron-hole
(c) Sela energi dan perpindahan elektron dari pita valensi ke konduksi

Ikatan yang terjadi antara atom silikon dengan silikon lainnya adalah ikatan kovalen.
Pada suhu yang sangat rendah mendekati 0oC semua elektron terikat pada atomnya, sehingga
tidak ada muatan yang bergerak. Akibatnya arus yang dihasilkan sama dengan nol. Pada saat
ini silikon bersifat isolator.
Pada suhu kamar banyak diantara elektron valensi berpindah ketingkat pita konduksi,
sehingga terdapat muatan yang bergerak menghasilkan arus listrik. Disaat ini dikatakan
elektron valensi berubah menjadi elektron bebas akibat eksitasi termal. Makin tinggi suhu
maka makin banyak elektron bebasnya, berarti arus yang dihasilkan makin besar. Elektron
bebas ini disebut elektron intrinsik yang bermuatan negatif dan lubangnya disebut lubang
intrinsik yang bermuatan positif. Dengan sendirinya, baik lubang maupun elektron membawa
muatan dasar yang sama yaitu 1,6 x 10-19 Coul. Pada saat ini silikon bersifat sebagai
konduktor. Karena sifatnya yang demikian disebut semikonduktor.
Semikonduktor dan isolator dibedakan berdasarkan ukuran sela energi terlarang.
Dalam semikonduktor, sela energi sedemikian sehingga jumlah elektron yang berarti dapat
melompat melalui sela antara pita valensi yang terisi ke pita konduksi yang kosong
(gambar8.2).

Tabel 8.1. Sela energi dalam semikonduktor

72
Gambar 8.2. Perpindahan elektron dari pita valensi ke konduksi

Elektron dengan energi tambahan sekarang dapat membawa muatan ke elektroda


positip, disamping itu lubang elektron yang terjadi dalam pita valensi dapat menghantarkan
muatan karena elektron yang terletak dibagian yang lebih dalam dari pita dapat bergerak
keatas mengisi level yang dikosongkan tadi.
Pada gambar 8.3 terlihat sela energi untuk C, Si, Ge dan Sn (kelabu). Sela dalam
intan. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pembawa muatan meningkat kalau kita
bergerak dari kelompok IV susunan periodik ke silikon, germanium dan timah putih,
akibatnya konduktivitas meningkat. Konduktivitas ini merupakan sifat dasar dari bahan dan
tidak ditimbulkan oleh kotoran. Oleh karena itu disebut semikonduktivitas intrinsik.

Gambar 8.3. Skema sela energy untuk golongan IV

Keempat unsur Kelompok IV tersebut di atas merupakan satu-satunya unsur yang


bersifat semikonduktor dengan struktur seperti Gambar 4.3(a). Beberapa senyawa III IV
mempunyai struktur yang sama (Gambar 4.3b). Atom-atom unsur kelompok III dari tabel

73
periodik (B, Al, Ga, In) bertukar letak dengan atom-atom Kelompok V (N, P, As, Sb).
Hampir semua senyawa unsur dari ke-16 senyawa III - V merupakan semikonduktor karena
setiap atom memiliki empat tetangga, dan jumlah rata-rata elektron valensi yang terbagi
adalah empat.

Rumus mengenai konduktivitas yang telah dipelajari terdahulu harus dirubah, karena
semikonduktor intrinsik mempunyai pembawa negatif dan positif. Konduktivitas yang
dihasilkan tergantung pada mobilitas elektron n dan mobilitas lubang p dalam pita konduksi
semikonduktor serta jumlah masing-masing muatan tersebut. Konduktivitas seluruhnya
merupakan gabungan dari keduanya dengan rumus :

 = nnqn + npqp 5.4

Dalam semikonduktor intrinsik, dimana terdapat perbandingan pembentukan elektron


konduksi dan lubang, satu banding satu ; n n = np, persamaan diatas dapat disederhanakan.
Untuk semikonduktor intrinsik nn tidak sama dengan np sehingga bentuk persamaan tadi tetap
digunakan. Pada tabel mengenai sifat-sifat semikonduktor , terdapat sifat-sifat dari beberapa
semikonduktor, sehingga kita dapat membuat dua pernyataan umum yaitu :
1. Besar sela energi biasanya berkurang bila bergerak dari C Si  Ge  Sn.
2. Mobilitas elektron dalam suatu semikonduktor lebih besar daripada mobilitas lubang
elektron dalam semikonduktor yang sama.
Perbedaan ini penting artinya ketika membahas kegunaan semikonduktor jenis –n
dibandingkan dengan semikonduktor –p. Pada tabel berikut akan ditampilkan sifat dari
berbagai jenis bahan semikonduktor.

Tabel 8.2. Sifat umum beberapa Semikonduktor (20oC)

C. Semikonduktor ekstrinsik

74
Semikonduktor ekstrinsik terbentuk melalui mekanisme doping, yang dimaksudkan
untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih banyak dan permanen
sehingga diharapkan akan dapat menghantarkan listrik. Semikonduktor ektinsik berasal dari
bahan semikonduktor intrisik yang diberi pengotor atau doping dari golongan III dan V pada
sistim periodik. Campuran bahan semikonduktor intrinsik dengan atom unsur golongan V
dalam susunan berkala akan memiliki lebih banyak elektron dari pada lubang. Sehingga
pembawa muatan yang dominan adalah elektron bermuatan negatif. Semikonduktor jenis ini
disebut semikonduktor ekstrinsik tipe-n. Sebaliknya bila pengotor berasal dari golongan V
pada sistem periodik maka pembawa muatan yang dominan adalah hole yang bermuatan
positif. Sehingga disebut semikonduktor ekstrinsik tipe-p.

Gambar 8.4. Semikonduktor Ekstrinsik

1. Semikonduktor tipe-n
Ketidakmurnian mempengaruhi karakteristik bahan semikonduktor dengan
menimbulkan elektron dan lubang elektron tambahan. Ambillah silikon yang mengandung
fosfor sebagai contoh. Fosfor mempunyai lima elektron valensi sedang silikon memiliki
empat elektron. Pada Gambar 4.7(a), elektron tambahan tetap ada, terpisah dari pasangan
elektron yang merupakan ikatan antara atom yang berdekatan elektron ini dapat membawa
muatan ke arah elektroda positif (Gambar 4.7b). Sebaliknya, dalam Gambar 4.7(c) elektron
tambahan yang tidak dapat tinggal dalam pita valensi karena pita ini sudah penuh menempati
kedudukan dekat puncak sela energi.

75
Gambar 8.5. Semikonduktor ekstrinsik tipe-n dengan atom doping P (golongan V)

Gambar 8.6. Pita energi semikonduktor ekstrinsik tipe n

Dari tempat ini yaitu level donor Ed elektron tambahan tadi dengan mudah dapat
diaktivitasikan memasuki pita konduksi. Tanpa mengindahkan jenis model yang digunakan,
Gambar 4.7(b) atau 4.7(c), Atom-atom kelompok V (N, P,As dan Sb) dari tabel periodik
dapat menghasilkan pembawa muatan negatif, atau jenis n, untuk semikonduktor.

2. Semikonduktor jenis p
Kelompok III (B, Al, Ga dan In) hanya mempunyai tiga elektron valensi. Oleh karena
itu bila unsur tersebut ditambahkan pada silikon sebagai ketidakmurnian, terjadilah lubang
elektron. Pada Gambar 4.8(a) dan (b) terlihat bahwa setiap atom aluminium dapat menerima
sebuah elektron. Dalam proses ini, suatu muatan positif bergerak mendekati elektrode negatif.
Menggunakan pita Gambar 4.8(c) tercatat bahwa perbedaan enersi untuk elektron agar dapat
pindah dari pita valensi ke level akseptor, Ea, jauh kurang dari sela energi penuh. Oleh karena
itu, elektron lebih mudah diaktivasikan untuk menduduki tempat akseptor dibandingkan
dengan pita konduksi. Lubang elektron yang tertinggal dalam pita valensi dapat menjadi
pembawa muatan positif untuk semikonduktor jenis p.

76
Gambar 8.7. Semikonduktor ekstrinsik tipe-p dengan atom doping Al (golongan III)

Gambar 8.8. Pita energi semikonduktor ekstrinsik tipe-p

D. Aplikasi Semikonduktor
Semikonduktor banyak digunakan dalam alat-peralatan elektronika. Kita akan membahas
beberapa diantaranya

1. Foto Konduktor
Telah kita ketahui bahwa konduktivitas dari foto konduktor tergantung pada jumlah
sinar datang. Kemampuan inilah yang digunakan dalam alat penginderaan cahaya. Radiasi
tidak perlu dapat dilihat dapat berupa sinar ultraviolet atau inframerah, asalkan foton
memiliki energi yang setara atau lebih besar daripada sela energi.

2. Termistor
Alat jenis kedua adalah termistor, yaitu suatu semikonduktor dengan tahanan yang
telah dikalibrasi terhadap suhu. Bila sela energi besar, sehingga kurva In terhadap 1/T terjal ,
maka dapat dirancang suatu termistor yang dapat mencatat perubahan bahan suhu sebesar 10
-4 o
C.
Karena banyak bahan semikondktor mempunyai faktor tumpukan yang rendah,
mereka memiliki kompresibilitas yang tinggi. Percobaan menunjukkan bahwa bila volum
ditekan, ukuran sela energi turun; hal ini dengan sendiirinya meningkatkan jumlah elektron
yang dapat melompati sela energi. Dengan demikian tekan dikalibrasikan terhadap tahanan
untuk alat pengukur tekanan.

77
Alat foto multiflier bekerja berdasarkan aktivitas elektron, pertama oleh foton dan
kemudian oleh elektron-elektron sendiri. Sebagai contoh, misalkan ada sumber cahaya yang
sangat lemah, berupa sebuah foton yang mengenai electron valensi. Mata kita tidak mungkin
dapat mengamatinya. Akan tetapi bila electron tadi ditingkatkan sampai pita konduksi dan
sekaligus berada dalam medan listrik yang kuat sekali, elektron itu akan dipercepat sampai
mencapai kecepatan tinggi dan energi tinggi. Elektron ini juga dapat mengaktivasi elektron
atau beberapa elektron lainnya yang juga dapat dipengaruhi oleh medan yang kuat. Efek
penggandaan ini dapat dimanfaatkan. Suatu signal cahaya yang sangat lemah dapat
diperbesar. Melalui pengfokusan yang baik, suatu benda dalam kegelapan akan dapat dilihat.

3. Dida junction
Beberapa peralatan menggunakan sambungan antara semikonduktor jenis n dan jenis
p, yang paling sering digunakan adalah LED (dioda pemancar cahaya) LED ini digunakan
pada display digital (merah) yang ditempatkan di kalkulator. Prinsip kerja LED terlhat pada
Gambar 4.11. Pembawa muatan pada sisi-n dan sisi p dari junction adalah elektron dan
lubang. Bila arus melalui alat dalam arah seperti terlihat pada gambar, lubang dalam pita
valensi bergerak melalui junction kedalam bahan jenis n, sebaliknya elektron pita konduksi
memasuki bahan jenis p, Berdekatan dengan junction terdapat pembawa muatan yang
berlebihan yang bergabung kembali dan menghasilkan perpendaran cahaya.
n + p foton (4.8)
Bila digunakan GaAs, foton yang dikeluarkan dalam daerah penggabungan kembali berwarna
merah; GaP akan menghasilkan foton hijau.

Gambar 8.9. Dioda pemancar cahaya. (a) LED (p-n jungtion)


(b) Bias maju (saat penggabungan pembawa muatan di daerah jungtion dihasilkan foton)

Junction pada Gambar 8.9 dapat juga digunakan sebagai penyearah arus (rectifier); yaitu
menjadi suatu check valve yang dapat melakukan arus dalam suatu arah dan tidak sebaliknya.
Dengan bias maju sesuai Gambar 8.10 (a), arus dapat lewat karena pembawa muatan baik
elektron maupun lubang bergerak melalui junction. Dengan bias balik sesuai Gambar 8.10
(b), pembawa muatan tertarik menjauhi kedua sisi junctin, meninggalkan daerah yang

78
kekurangan pembawa muatan atau daerah isolasi pada pada junction. Bila tegangan
ditingkatkan daerah yang kosong betambah besar. Arus hanya dapat mengalir pada bias maju.

Gambar 8.10. Penyearah arus (rectifier)


(a) Bias Maju (b) Bias mundur

Hal ini berlaku untuk jangkau tegangan balik yang cukup besar. Akan tetapi, ada
suatu titik, di mana arus dapat lewat karena terjadi suatu hubung-singkatan ada di daerah
kosong. Khususnya, beberapa pembawa muatan yang ada di daerah kosong dipercepat hingga
mencapai kecepatan tinggi oleh perbedaan potensial yang tajam. Sama halnya dengan alat
fotomultilflier yang telah diuraikan tadi, elektron berenergi tinggi dapat melepaskan elektron
lainnya. Terjadi banjir yang menghasilkan arus yang besar. Pada hakikatnya, kita-kini
memiliki katup pengaman yang terbuka pada tegangan tertentu.
Dioda, berdasarkan prinsip tersebut di atas, dapat dirancang untuk tegangan tembus
antara 1 atau 2 Volt hingga beberapa ratus volt dengan arus yang berkisar dari milliamper
hingga beberapa amper. Dioda yang disebut diode zener, dapat digunakan sebagai filter, gate
dan pengontrol voltage tetap.

4. Transistor
Transistor adalah alat junction yang dapat memperkuat sinyal yang lemah menjadi
besaran yang lebih kuat dan dapat dimanfaatkan. Transistor paling sederhana memanfaatkan
daerah yang kekurangan pembawa-muatan untuk memperkuat keluaran (output) suatu
rangkaian. Ini disebut transistor-efek medan (FET. field-effect-transistor ). Pada Gambar
8.11, junction p-n, oleh sinyal masuk menjadi bias balikan. Dengan perubahannya sinyal,
daerah yang kekurangan pembawa-muatan berubah dan dengan demikian mengubah
resistivitas antara sumber dan penerima. Sebalikya, arus yang mangalir ke luar berubah
secara terkendali. Sinyal yang lemah dapat menghasilkan fluktuasi arus yang berarti.

79
Gambar 8.11. Transistor efek medan dengan jungtion n-p tunggal

Pada Transistor efek medan dengan jungtion n-p tunggal, tegangan pada gate bersifat
“bias mundur” mengubah daerah yang kekurangan (deplesi). Perubahan sedikit saja pada
tegangan masuk akan mengasilkan perubahan besar pada arus yang melewati saluran
konduksi.
Dikenal transistor umum dengan dua junction yang dihubungkan secara seri. Jenisnya
adalah p-n-p atau n-p-n dan disebut transistor junction. Jenis pertama banyak digunakan pada
waktu dahulu ; akan tetapi, kita akan membahas transistor n-p-n, karena lebih mudah
menggambarkan pergerakan electron dibandingkan dengan pergerakan lubang. Namun
prinsipnya sama saja.
Sebelum membahas susunan transistor, perlu diingat kembali bahwa jika lubang
bergerak melintasi junction dengan bias maju (Gambar 8.10a), mereka akan bergabung
kembali dengan elektron dalam bahan jenis-n sesuai pers. (4.4b). Elektron bergabung dengan
lubang ketika elektron melintasi junction dan memasuki bahan jenis-p. Namun, reaksi Pers.
(4.4b) tidak terjadi seketika itu. Sebenarnya, kelebihan jumlah pembawa-muatan positif dan
negatif dapat bergerak cukup jauh melewati junction, Jumlah pembawa-muatan yang tidak
bergabung kembali yang berlebihan merupakan fungsi eksponensial dari tegangan terpasang
dan penting untuk operasi transistor.

Gambar 8.12. Transistor n-p-n

Pada transistor electron pada pemancar (emitor) sangat peka dengan tegangan V E.
Electron akan menyeberangi basis yang sempit menuju kolektor.
80
Suatu transistor terdiri dari pemancar, basis, dan kolektor. (Gambar. 8.12). Untuk
sementara, baiklah ditinjau junction pemancar saja yang ‘biased’ sedemikian rupa sehingga
elektron bergerak ke basis (dan menuju ke kolektor). Sebagai mana telah diuraikan
sebelumnya, jumlah elektron yang melintasi junction ini dan memasuki bahan jenis p
merupakan fungsi eksponensil dari tegangan pemancar, Ve. Dengan sendirinya, elektron-
elektron tersebut serentak mulai bergabung dengan lubang-lubang dalam basis, akan tetapi
bila base sempit, atau bila waktu penggabungan kembali lama ( pada pers. 4.5). elektron akan
terus bergerak bebas kerena kolektor merupakan semikonduktor jenis n, Arus total yang
mengalir melalui kolektor dikendalikan oleh tegangan pemancar, Ve. Bila tegangan pemancar
berubah-ubah, arus kolektor, lc berubah secara eksponensil. Secara logaritmis dapat ditulis
sebagai berikut :

dimana I o dan B merupakan konstan. Jadi, bila tegangan dalam pemancar dinaikkan sedikit
saja, pertambahan arus cukup besar. Hubungan inilah yang menyebabkan mengapa transistor
digunakan sebagai amplifier.

Evaluasi
1. Jelaskan perbedaan semikonduktor intrinsik dengan ekstrinsik dari segi bahan
pembuatnya.
2. Jelaskan perbedaan semikonduktor ekstrinsik tipe p dg tipe n dari segi pembawa
muatan dan pita energinya.
3. Jelaskan 3 contoh aplikasi bahan semikonduktor pada devais elektronika
4. Dengan ditemukannya transistor, jelaskan pengaruh yang terjadi pada ukuran
peralatan elektronik seperti radio?
Daftar Pustaka :
1. Van Vlack, 1992, Ilmu dan Teknologi Bahan, Jakarta: Erlangga (W1)
2. William F. Smith, 1993, Foundations of materials science and engineering, Mcgraw-
Hill,Inc, Singapore (W2)

81

Anda mungkin juga menyukai