berikut :
a. kuat perlu U untuk menahan beban mati D paling tidak harus sama dengan U = 1,4
D
kuat perlu U untuk menahan beban mati D, beban hidup L, dan juga beban atap A
atau beban hujan R, paling tidak harus sama dengan U =1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau
R) (Pers. 1)
b. bila ketahanan struktur terhadap beban angin W harus diperhitungkan dalam
perencanaan, maka pengaruh kombinasi beban D, L, dan W berikut harus ditinjau
untuk menentukan nilai U yang terbesar, yaitu: U= 1,2 D + 1,0 L 1,6 W + 0,5 (A
atau R)
Kombinasi beban juga harus memperhitungkan kemungkinan beban hidup L yang
penuh dan kosong untuk mendapatkan kondisi yang paling berbahaya, yaitu: U= 0,9
D 1,6 W
Perlu dicatat bahwa untuk setiap kombinasi beban D, L, dan W, kuat perlu U tidak
boleh kurang dari persamaan 1.
Penjelasan : kuat perlu U dinyatakan dalam bentuk-bentuk beban-beban terfaktor, atau
momen-momen dan gaya yang terkait. Beban-beban terfaktor adalah beban-beban yang
ditetapkan oleh tata cara umum pembebanan yang berlaku, kemudian dikalikan dengan
faktor-faktor beban yang sesuai. Faktor-faktor yang dikenakan pada masing-masing
beban dipengaruhi oleh tingkat ketelitian sejauh mana pengaruh beban biasanya dapat
dihitung dan variasi yang mungkin terjadi pada beban selama umur pakai struktur.
c. bila ketahanan struktur terhadap beban gempa E harus diperhitungkan dalam
perencanaan, maka nilai kuat perlu U harus diambil sebagai : U = 1,2 D + 1,0 L
1,0 E atau U = 0,9 D 1,0 E
dalam hal ini nilai E ditetapkan berdasarkan ketentuan SNI 03-1726-1989-F, Tata
Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung, atau penggantinya
d. Bila ketahanan terhadap tekanan tanah H diperhitungkan dalam perencanaan, maka
pada persamaan 5, 7 dan 9 ditambah 1,6H, kecuali bahwa pada keadaan dimana aksi
struktur akibat H mengurangi pengaruh W atau E, maka beban H tidak perlu
ditambahkan pada persamaan 7 dan 9.
e. Bila ketahanan terhadap pembebanan akibat berat dan tekanan fluida, F, yang berat
jenisnya dapat ditentukan dengan baik, dan ketinggian maksimumnya terkontrol,
diperhitungkan dalam perencanaan, maka beban tersebut harus dikalikan dengan
faktor beban 1,4, dan ditambahkan pada persamaan 4, yaitu: U = 1,4 (D + F) Untuk
kombinasi beban lainnya, beban F tersebut harus dikalikan dengan faktor beban 1,2
dan ditambahkan pada persamaan 5.
f. Bila ketahanan terhadap pengaruh kejut diperhitungkan dalam perencanaan maka
pengaruh tersebut harus disertakan pada perhitungan beban hidup L.
struktur
dengan
tulangan
dengan
spiral
adalah
yang
sesuai
kuat
leleh
dengan
tulangan
spiral.................. 0,70
komponen struktur lainnya.................................................................. 0,65
kecuali untuk nilai aksial tekan yang rendah, nilai
boleh di tingkatkan
berkurangnya nilai
boleh
(kuat desain)
komponen struktur prategang tidak akan didesain menurut ketentuan metoda desain
alternatif
prosedur dan asumsi dalam perencanaan serta besarnya beban rencana mengikuti ketentuan
berikut ini :
1. ketentuan mengenai perencanaan dalam tata cara ini didasarkan pada asumsi bahwa
struktur direncanakan untuk memikul semua beban kerjanya
2. beban kerja diambil berdasarkan SNI 03-1727-1989-F, Tata Cara Perencanaan
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, atau penggantinya
3. dalam perencanaan terhadap beban angin dan gempa, seluruh bagian struktur yang
membentuk kesatuan harus direncanakan berdasarkan tata cara ini dan juga harus
memenuhi SNI 03-1726-1989, Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk rumah dan
gedung atau penggantinya
4. harus pula diperhatikan pengaruh dari gaya prategang, beban kran, vibrasi, kejut, susut,
perubahan suhu, rangkak, perbedaan penurunan fondasi, dan beban khusus lainnya yang
mungkin bekerja
penjelasan : Ketentuan-ketentuan dalam tata cara ini adalah untuk beban-beban hidup,
angin, dan gempa seperti yang direkomendasikan dalam "Minimum Design Loads Buildings
and Other Structures," dari American Society of Civil Engineers (ASCE).