Anda di halaman 1dari 12

A.

Pengertian
Sectio saesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding Rahim (Mochtar, 2009).
Section saesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding uterus (Mochtar, 2009).
a. Klasifikasi dan Frekuensi
1.

Letak Bokong (Frank Breech)


Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki
terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau
kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat
diraba bokong. Frekuensi 50-70%.

2. Letak sungsang Sempurna (complete breech)


Yaitu letak bokong dimana kedua kaki ada di samping bokong (letak
bokong kaki sempurna atau lopat kejang), frekuensinya 75%.
3. Letak Sungsang Tidak Sempurna (Incomplete Breech)
Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki
(incomplete or footling) (10-30%). Pada presentasi bokong kaki
tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di samping bokong,
sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi kaki
bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki. Selain bokong
bagian

terendah

Kedua

kaki

juga

kaki
:

dan

lutut,

Letak

terdiri

kaki

dari

sempurna

Satu kaki : Letak kaki tidak sempurna, frekuensi 24 %.


Ke
Satu

dua
lutut

lutut

Letak

lutut

Letak
tidak

lutut

sempurna,

sempurna
frekuensi

Posisi bokong ditentukan oleh Sacrum, ada 4 posisi yaitu :


1. Sacrum kiri depan (Left Sacrum Anterior)
2. Sacrum Kanan Depan (Right Sacrum Anterior)
3. Sacrum Kiri Belakang (Left Sacrum Posrerior)
4. Sacrum Kanan Belakang (Right Sacrum Posterior)

1%.

B.

Etiologi/Faktor Predisposisi/Presipitasi
Faktor penyebab Letak Sungsang
1. GerakanJaninyangbebas
Hal ini terjadi karena adanya hidramion, premature, gravida / multi
gravida. Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32
minggu,

jumlah

air

ketuban

relatif

lebih

banyak,

sehingga

memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin


dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau
letak lintang. Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan
cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan
kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa
untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan
kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan
demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan,
frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup
bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala.
Sedangkan pada hidramion dan drande multi ruangan yang ditempati
janin menjadi lebih luas sehingga mekanisme di atas juga terjadi dan
timbulah letak sungsang.
2. Gangguan akomodasi
Gangguan akomodasi dapat terjadi pada kelainan bentuk uterus. Adanya
tumor rahim, gemuk, placenta pada corno dan adanya ekstensi tungkai
janin.
3. Gangguan Fiksasi
Gangguan fiksasi kepala pintu atas panggul dapat terjadi karena adanya
placenta privea, tumor panggul, kesempitan panggul, anencephalus dan
hydrocephalus (Wicaksana, 2004).

Faktor Penyebab Tali Pusat menumbung


1. Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban
masih banyak dan kepala anak relatif besar.
2. Hidramnion karena anak mudah bergerak.
3. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas
panggul.
C.

Patofisiologi
Letak lintang
Sectio Caesarea
Dilakukan sayatan dinding abdomen dan dinding uterus
Pembuluh darah terputus
Perdarahan saat OP

Jaringan saraf terstimulus


jaringan
Nyeri Abdomen
invasif/jahitan/luka

Diskontinuitas

Prosedur invasif

Port de entri kuman


D.

Jenis
1. Bedah Caesar klasik /corporal.
2. Bedah Caesar transperitoneal profunda
3. Bedah Caesar ekstraperitoneal
4. Histerektomi Caersarian ( Caesarian hysterectomy)

E.

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap rutin : Hemoglobin, Leukosit, Golongan
darah, Hematokrit, dan pemeriksaan darah sesuai indikasi lainnya.
2. Pemeriksaan Radiologis : Ultrasonografi,

F.

Komplikasi
1. Ibu :
a. Perdarahan
b. Luka pada kandung kencing
c. Embolisme paru-paru
d. Rupture uteri
e. infeksi puerpural
2. Bayi : Kematian perinatal

G.

Tehnik Pelaksanaan
1. Bedah Caesar klasik /corporal.
a) Buatlah insisi

membujur secara tajam dengan pisau pada garis

tengah korpus uteri diatas

segmen bawah rahim. Perlebar insisi

dengan gunting sampai sepanjang kurang lebih 12 cm saat


menggunting lindungi janin dengan dua jari operator.
b) Setelah cavum uteri terbuka kulit ketuban dipecah. Janin dilahirkan
dengan meluncurkan kepala janin keluar melalui irisan tersebut.
c) Setelah janin lahir sepenuhnya tali pusat diklem ( dua tempat) dan
dipotong diantara kedua klem tersebut.
d) Plasenta dilahirkan secara manual kemudian segera disuntikkan
uterotonika kedalam miometrium dan intravena.
e) Luka insisi dinding uterus dijahit kembali dengan cara :
1) Lapisan I : Miometrium tepat diatas endometrium dijahit secara
silang dengan menggunakan benang chromic catgut no.1 dan 2
2) Lapisan II : lapisan miometrium diatasnya dijahit secara kasur
horizontal ( lambert) dengan benang yang sama.
3) Lapisan III : Dilakukan reperitonealisasi dengan cara peritoneum
dijahit secara jelujur menggunakan benang plain catgut no.1 dan
2

Eksplorasi kedua adneksa dan bersihkan rongga perut dari


sisa-sisa darah dan air ketuban

Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis.

2. Bedah Caesar transperitoneal profunda


a) Plika vesikouterina diatas segmen bawah rahim dilepaskan secara
melintang, kemudian secar tumpul disisihkan kearah bawah dan
samping.
b) Buat insisi secara tajam dengan pisau pada segmen bawah rahim
kurang lebih 1 cm dibawah irisan plika vesikouterina. Irisan
kemudian diperlebar dengan gunting sampai kurang lebih sepanjang
12 cm saat menggunting lindungi janin dengan dua jari operator.
c) Stetlah cavum uteri terbuka kulit ketuban dipecah dan janin
dilahirkan dengan cara meluncurkan kepala janin melalui irisan
tersebut.
d) Badan janin dilahirkan dengan mengaitkan kedua ketiaknya.
e) Setelah janin dilahirkan seluruhnya tali pusat diklem ( dua tempat)
dan dipotong diantara kedua klem tersebut.
f) Plasenta dilahirkan secara manual kemudian segera disuntikkan
uterotonika kedalam miometrium dan intravena.
g) Luka insisi dinding uterus dijahit kembali dengan cara :
1) Lapisan I : Miometrium tepat diatas endometrium dijahit secara
silang dengan menggunakan benang chromic catgut no.1 dan 2
2) Lapisan II : lapisan miometrium diatasnya dijahit secara kasur
horizontal ( lambert) dengan benang yang sama.
3) Lapisan III : Peritoneum plika vesikouterina dijahit

secara

jelujur menggunakan benang plain catgut no.1 dan 2

Eksplorasi kedua adneksa dan bersihkan rongga perut dari


sisa-sisa darah dan air ketuban

Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis.

3. Bedah Caesar ekstraperitoneal


a) Dinding perut diiris hanya sampai pada peritoneum. Peritoneum
kemudia digeser kekranial agar terbebas dari dinding cranial vesika
urinaria.

b) Segmen bawah rahim diris melintang seperti pada bedah Caesar


transperitoneal profunda demikian juga cara menutupnya.
4. Histerektomi Caersarian ( Caesarian hysterectomy)
a) Irisan uterus dilakukan seperti pada bedah Caesar klasik/corporal
demikian juga cara melahirkan janinnya.
b) Perdarahan yang terdapat pada irisan uterus dihentikan dengan
menggunakan klem secukupnya.
c) Kedua adneksa dan ligamentum rotunda dilepaskan dari uterus.
d) Kedua cabang arteria uterina yang menuju ke korpus uteri di klem
(2) pada tepi segmen bawah rahim. Satu klem juga ditempatkan
diatas kedua klem tersebut.
e) Uterus

kemudian diangkat diatas kedua klem yang pertama.

Perdarahan pada tunggul serviks uteri diatasi.


f) Jahit cabang arteria uterine yang diklem dengan menggunakan
benang sutera no. 2.
g) Tunggul serviks uteri ditutup dengan jahitan ( menggunakan chromic
catgut ( no.1 atau 2 ) dengan sebelumnya diberi cairan antiseptic.
h) Kedua adneksa dan ligamentum rotundum dijahitkan pada tunggul
serviks uteri.
i) Dilakukan reperitonealisasi sertya eksplorasi daerah panggul dan
visera abdominis.
j) Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis

ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian pada pasien sectio sesaria meliputi :
a. Pengkajian fisik

Riwayat kesehatan sebelumnya

Tanda-tanda Vital

Mamae : gumpalan, kemerahan, nyeri, perawatan payudara, management


engorgement,kondisi putting,pengeluaran ASI

Abdomen : keadaan luka operasi, jumlah jahitan, panjang luka,

Perineum : Lochea,tanda-tanda REEDA

Ekstremitas : Varices,tanda-tanda Homan

Rektum : Hemoroid dll

Aktivitas sehari-hari

Laboratorium : hemoglobin

Laporan operasi : lama operasi, jenis operasi, jumlah perdarahan selama


operasi, tindakan yang dilakukan di kamar operasi

b. Pengkajian Psikologis
Umum : status emosi,gambaran diri dan tingkat kepercayaan
Spesifik : depresi postpartum
Seksualitas : Siklus menstruasi, pengeluaran ASI dan penurunan libido

2. Diagnosa Keperawatan
a.

Nyeri akut b.d injuri agent fisik (incisi pembedahan)

b.

Risiko infeksi b.d tindakan invasif

c.

PK: perdarahan

3. Perencanaan
NO
1

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut b.d injuri agent fisik
(incisi pembedahan)

NOC
NIC
Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen nyeri
keperawatan selama 3 x 24 Lakukan pengkajian ny
jam nyeri berkurang
komprehensif : lokasi, k
dengan indicator :
durasi, frekuensi, kuali
Skala nyeri menurun 1-3
predisposisi.
Klien melaporkan nyeri
Observasi reaksi non ve
berkurang/hilang
ketidaknyamanan.
Klien nampak rileks
Gunakan teknik komun
Klien mampu
terapeutik untuk menge
beristirahat
pengalama nyeri klien.
Evaluasi pengalamam n
lampau.

Risiko infeksi b.d tindakan invasif Setelah diberikan tindakan


keperawatan klien tidak
mengalami infeksi dengan
criteria :
Tanda-tanda Vital : dbn
Tidak terjadi phlebitis

Bantu klien dan keluarg


mencari dan menemuka
Kontrol faktor lingkung
mempengaruhi nyeri se
ruangan, pencahayaan d
kebisingan.
Kurangi faktor presipita
Pilih dan lakukan penan
(farmakologis/ non farm
Ajarkan teknik relaksas
Berikan analgetik sesua
Evaluasi keefektifan ko
Tingkatkan istirahat.
Kolaborasi dengan dokt
komplain dan tindakan
berhasil.
Monitor penerimaan kli
manajemen nyeri.

2. Administrasi analgetik :
Tentukan lokasi, karakt
kualitas dan derajat nye
pemberian obat.
Cek intruksi dokter tent
dosis dan frekuensi.
Cek riwayat alergi.
Pilih analgesik yang dip
Tentukan pilihan analge
dari tipe dan beratnya n
Tentukan analgesik pili
pemberian dan dosis op
Pilih rute pemberian sec
untuk pengibatan nyeri
Monitor vital sign sebel
sesudah pemberian anal
Berikan analgetik tepat
terutama saat nyeri heb
Evaluasi keefektifan an
efek samping.
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Awasi tanda-tanda phlebit
3. Awasi tanda-tanda REED
4. Observasi kontraksi uterus
5. Pantau hasil pem.lab AL/W
6. Cuci tangan sebelum dan s

3.

PK: Perdarahan

Tidak terjadi ISK


AL tak meningkat
Lochea tak berbau

melakukan tindakan
7. Lakukan Vulva Hygiene
8. Rawat luka operasi setiap
9. Rawat infus dan D.cathete

Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda perdar


keperawatan selama 1x 24
pervaginam.
jam perawat akan
2. Awasi tanda-tanda vital : te
menangani dan mencegah
tubuh/kulit perifer.
komplikasi perdarahan
3. Awasi perubahan mental da
kesadaran.
4. Monitor hasil pemeriksaan
terkait.
5. Kolaborasi dengan dokter b
tanda perdarahan muncul.

DAFTAR PUSTAKA

Derek, Liewellyn-Jones ( 2001 ) Dasar-dasar obstetri dan ginekologi. Alih bahasa:


Hadyanto, Ed. 6. Jakarta: Hipokrates.
JNPKKR-POGI (2000), Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Mansjoer. Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius.
McCloskey&Bulechek. 2001. Nursing Interventions Classifications. Second edisi. By
Mosby-Year book.Inc,Newyork.
Mochtar, Rustam. 2009. Sinopsis obstetric. Jakarta: EGC.
NANDA.2012-2014. Nursing Diagnosis: Definitions and classification. Philadelphia,
USA
University IOWA., NIC and NOC Project. 2000. Nursing outcome Classifications.
Philadelphia, USA
Wignjosastro, Hanifa. 2004. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Wong,Dona L& Perry, Shanon W (1998) Maternal Child Nursing Care. Mosby Year
Book Co. Philadelphia.

LAPORAN PENDAHULUAN
SECTIO SESARIA DENGAN INDIKASI LETAK LINTANG

Untung Imam Sudrajat, S.Kep

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI

PURWOKERTO
2009

Anda mungkin juga menyukai