Anda di halaman 1dari 3

--

Faidah :
Mensikapi Musibah-musibah
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah :
Musibah-musibah menghapuskan dosa-dosa dan sesugguhnya pahala itu
hanyakah ada pada kesabaran dalam menghadapi musibah-musibah dan
wajib hukumnya karena sesungguhnya seorang diberi pahala atas ikhtiarnya
sendiri.
Syaikh Rojihi berkata : Ini adalah faidah yang besar, sesungguhnya
musibah-musibah menghapuskan dosa-dosa, jika seorang sabar terhadap
musibah maka Alloh memberinya pahala karena kesabaran hukumnya wajib.
Jika ia marah dan gelisah maka ia mendapatkan dosa. Demikian juga tiap
kewajiban, barangsiapa yang menunaikannya maka Alloh memberinya
pahala dan bagi yang tidak menunaikannya maka terluputlah pahala dan ia
mendapatkan dosa. Adapun ridho terhadap musibah maka sunnah hukumnya
menurut salah satu dari dua pendapat ulama yang kuat dan adapun syukur
atas musibah dan menganggapnya kenikmatan maka ini adalah kedudukan

yang tinggi yang tidak didapat kecuali oleh orang yang mempunyai bagian
yang besar.
AlFawaid min Syaikh Abdil Aziz bin Abdillah ArRojihi (Maktabah
Syamilah)
Kita heran dan prihatin banyak orang yang mengaku bermanhaj salaf,
berpakaian dan berpenampilan salaf senang dan bahkan bersyukur atas
musibah yang mengenai saudara-saudara kita yang di Dammaj. Bersorak
sorai dengan gegap gempita seolah menyambut kemenangan yang ditunggutunggu sekian puluh tahun yang mengganjal di hati ingin kebinasaan
mereka. Inikah ahlak salaf ? Inikah sikap seorang muslim ? Di antara mereka
kalau ada satu hewan piaraannya mati saja sangat bersedih yang nilainya
jauh lebih rendah dibanding jiwa seorang muslim bahkan ulama dan para
pencari ilmu. Benar-benar hati mereka sudah terbalik, tidak dapat
mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, mana sunnah dan mana
bidah, mana manhaj dan mana yang bukan manhaj.
Tidak menutup kemungkinan mereka berbuat kesalahan karena mereka
manusia biasa sehingga Alloh hapus kesalahan-kesalahan mereka dengan
musibah di dunia dan seandainya mereka tidak mempunyai dosa maka
musibah itu untuk meninggikan derajat mereka di dunia dan ahirat. Aduhai,
seandainya mereka tidak dengki dan iri, seandainya mereka membaca
sejarah para nabid dan orang-orang sholih baik di AlQuran atau di kitabkitab ulama seperti Shohih Bukhori, Muslim, kitab Sunan, dan kitab-kitab
sejarah yang lainnya mereka akan menemukan banyak kisah yang lebih
mengharu birukan hati kita dan menimpa orang-orang yang jauh lebih mulia
dibanding orang-orang sholih di jaman sekarang. Di antara mereka adalah
para ribuan para nabi yang dibunuh oleh Bani Isroil, mereka ada yang diusir

dari kampung halamannya seperti nabi Musa, Ibrohim, Syuiab dan bahkan
nabi termulia diusir dari kampung kelahirannya yang beliau cintai, Mekkah.
Banyak ulama sahabat dan tabiin yang dibunuh oleh AlHajjaj bin Yusuf
AtsTsaqofy. Namun kalau hati sudah dirasuki kejahatan setan, kedengkian
yang mendalam, permusuhan, kesombongan, keangkuhan, ketamakan
terhadap pengikut dan harta, perselisihan dan segudang kerusakan hati
lainnya yang menghujam di dada mereka hususnya tokoh-tokohnya dan
pengikutnya yang taklid maka mereka tidak bisa melihat walau punya mata,
tidak bida mendengar walau punya telinga. Nah faidah di atas adalah nasihat
dan bantarahan serta pukulan buat mereka yang berpenyakit hatinya. Laa
haula wala quwwata illa billah

Anda mungkin juga menyukai