Anda di halaman 1dari 40

Judul Asli :

Penulis : Syaikh Muhammad bin Ahmad Kanaan


Penerbit : Daarul Basyairil Islamiyyah
Cetakan ke : Empat tahun 1417H/1997M.
Judul Indonesia : Indahnya Menikah Sesuai Sunnah Rasulillah
Penerjemah : Ahmad Hamdani
Pasal Pertama :
1.
2.
3.
4.
5.

Makna Pernikahan
Hukum Pernikahan
Tujuan Tertinggi Pernikahan
Polygami
Tanya Jawab.

1. Makna Pernikahan (Zawaj) secara etimologi


Zawaj berasal dari bahasa Arab dan dipakai untuk menunjukkan atas pertalian dua perkara
sebagaimana yang diterangkan dalam firman Alloh taala :

Dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari yang bermata jeli. (Ath Thur : 20) Artinya Kami
pertautkan dengan bidadari-bidadari itu.
Dan karena zawaj menunjukkan atas pertalian sehingga terkadang diartikan dengan ikatan yang
mengikat antara lelaki dan perempuan maka dinamakanlah ikatan ini dengan zawaj.
Adapun makna zawaj secara Syari adalah : ikatan yang memberikan manfaat dihalalkannya bagi
seorang lelaki bernikmat-nikmat dengan seorang perempuan yang tidak dihalangi penghalang
secara syari dari ikatan tersebut. Dan dari definisi ini dipahami juga kebalikannya juga yaitu :
dihalalkannya bagi seorang perempuan bernikmat-nikmat dengan seorang lelaki.
Dan yang sama maknanya dengan zawaj adalah nikah di mana arti nikah adalah penggabungan
dan saling memasuki bersamaan adanya perselisihan di antara ulama pada maksud lafadz nikah
pada sisi hakikat apakah ia ikatan atau persetubuhan ?

Dan ikatan nikah adalah ikatan yang paling utama karena ia berhubungan dengan pribadi
manusia secara zat dan menghubungkan antara dua jiwa dengan ikatan kecintaan dan kasih
sayang dan dikarenakan penyebab adanya keturunan dan penjagaan kemaluan dari kekejian.
2. Hukum Nikah
Nikah hukumnya sunnah (mandub) salah satu dari sunnah Rasul shallallohu alaihi wa sallam.
Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallohu anhu katanya :

Tiga orang mendatangi rumah-rumah para istri Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk
menanyakan tentang ibadah beliau shallallahu alaihi wa sallam ketika telah dikabarkan ibadah
beliau kepada mereka maka mereka merasa ibadah mereka sedikit lalu mereka berkata : Di
manakah posisi kita dengan Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang telah diampuni dosadosanya yang telah lampau dan akan datang ? Salah seorang dari mereka berkata : Adapun aku
akan sholat malam selamanya tidak akan tidur. Orang kedua berkata : Aku akan puasa
selamanya dan tidak akan berbuka. Dan orang ketiga berkata : Aku tidak akan menikahi
perempuan selamanya. Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menemui mereka dan
berkata,Apakah kamu yang mengatakan demikian dan demikian ? Demi Alloh sungguh aku
orang yang paling takut kepada Alloh dan paling bertakwa kepadaNya akan tetapi aku sholat dan
aku tidur, aku puasa dan aku berbuka dan kau menikahi wanita-wanita. Barangsiapa membenci
sunnahku maka bukan dari golonganku.
Dan arti ucapan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam : Barangsiapa membenci sunnahku
maka bukan dari golonganku, yaitu barangsiapa berpaling dari jalanku, lalu ia menyelisihi apa
yang aku lakukan. Arti bukan dari golonganku, yaitu bukan dari golongan agama yang lurus
yang mudah karena ia memberat-beratkan diri dengan apa yang tidak diperintahkan dan
membebani dirinya dengan beban dan kesulitan.
Dan dikatakan artinya juga barangsiapa menyelisihi petunjuk Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam dan jalannya dan ia memandang bahwa ibadah yang ia lakukan lebih utama daripada
ibadah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Maka arti bukan dari golonganku adalah bukan
dari golongan agamaku karena keyakinan yang demikian menyebabkan pada kekafiran.
Dan hukum nikah tersebut di atas bagi orang yang normal syahwatnya, tidak hawatir terjatuh ke
dalam perzinaan dan ia mampu menanggung beban pernikahan dan tanggung jawab pernikahan.
Adapun orang yang hawatir terjatuh ke dalam perzinaan jika tidak menikah dan tidak mampu
meninggalkan zina kecuali dengan menikah maka wajib baginya menikah. Dan di sana terdapat

hukum-hukum nikah yang lainnya yang disebutkan dalam kitab-kitab fiqih, bukan di sini tempat
pembahasannya secara detail.
3. Tujuan Puncak Dari Pernikahan
Zawaj (nikah) adalah ikatan yang mulia dan diberkahi, Alloh mensyariatkannya untuk
kemaslahatan-kemaslahatan dan kemanfaatan- kemanfaatan hamba-hambaNya agar mereka
meraih maksud-maksud baik dan tujuan-tujuan puncak yang mulia.
Maksud Pertama :
Bagi yang berkehendak menikah hendaklah niat pertama menikahnya adalah dalam rangka
mendapatkan keturunan agar ia memiliki keturunan yang mulia yang beribadah kepada Alloh
dan mendoakan dirinya sepeninggalnya serta menjaga namanya di antara manusia. Telah datang
hadits dari Anas bin Malik rodhiallohu anhu, ia berkata : Adalah Nabi shallallahu alaihi wa
sallam memerintahkan kami dengan menikah dan melarang membujang dengan larang yang
keras dan bersabda :

Nikahilah oleh kamu wanita-wanita yang berpotensi banyak anak dan yang dicintai,
sesungguhnya aku membanggakan banyaknya kalian pada para nabi di hari kiamat. (HR.
Ahmad, Abu Dawud, Nasai dan Ibnu Hibban, dihasankan oleh Syaikh AlAlbani - penerj)
Alwalud adalah perempuan yang senang melahirkan anak dan alwadud adalah yang dicintai
disebabkan memiliki banyak kebaikan padanya, ahlak yang baik dan mencintai suaminya.
Almukaatsirun adalah bebangga-bangga dengan banyaknya umat beliau shallallahu alaihi wa
sallam di hari kiamat. Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam membanggakan kepada semua
nabi dengan banyaknya umatnya karena bagi yang lebih banyak umatnya maka pahalanya lebih
banyak dan disebabkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam mendapatkan pahala seperti pahala
orang yang mengikutinya sampai hari kiamat.
Tujuan yang agung dan mulia ini diisyaratkan Alloh taala dalam firmanNya :

Dan Ia menjadikan bagi kamu anak-anak dan keturunan (cucu-cucu) dari istri-istri kamu.
(anNahl :72)
Dan AlHafadhah adalah jama dari hafid anak dari anak atau cucu dan maksud dari kalimat ini
adalah anak keturunan.
Maka manusia dengan fitrahnya yang Alloh ciptakan padanya mencintai anak keturunan karena
Alloh menjadikan indah pada manusia kecintaan pada anak sebagaimana yang Ia firmankan :

Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, (Ali Imron : 14)
Manusia mencintai anak karena Alloh menjadikan anak-anak hiasan bagi kehidupan dunia
sebagaimana yang Ia katakan :

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia. (AlKahfi : 46)


Dan disebabkan seseorang sangat cintana kepada anaknya terkadang ia terjatuh ke adalah
kerusakan lalu melanggar syariat Alloh. Alloh taala berfirman :

Sesungguhnya harta-harta dan anak-anakmu adalah fitnah (cobaan) bagi kamu dan di sisi Alloh
ada pahala yang besar. (At Taghabun : 15)
Dan jika fitnah (cobaan) anak menimpa seseorang lalu mendorongnya melakukan perbuatan
yang diharamkan seperti mencari harta yang haram untuk menafkahi mereka atau meninggalkan
yang diwajibkan seperti meninggalkan jihad fi sabilillah karena menghawatirkan nasib mereka
sepeninggalnya maka anak-anak pada kondisi seperti ini berada pada posisi musuh yang wajib
berhati-hati dari berhubungan dengan mereka. Pada keadaan ini Allah taala mengisyaratkan
dengan firmanNya :

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang
menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap kemudharatan dari mereka; dan jika
kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (AtTaghabun : 14)
Telah datang sebab turunnya ayat ini hadits riwayat Tirmidzi, Hakim dan selainnya dari Abdillah
bin Abbas radhiallahu anhuma bahwa ayat :

Sesungguhnya sebagian dari istrimu dan anakmu adalah musuhmu maka hati-hatilah dari
mereka, tutun pada satu kaum penduduk Mekkah yang masuk Islam lalu istri-istri dan anakanak mereka menolak untuk meninggalkan mereka. Ketika penduduk tersebut menemui
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di Madinah dan mereka melihat manusia yang telah
mendahului hijrah telah banyak ilmu agamanya, lalu mereka berkeinginan memaafkan istriistri dan anak-anak mereka, kemudian Allah menurunkan ayat :

Dan jika kamu memaafkan dan mengampuni mereka (Hadits dihasankan Syaikh AlAlbani
dalam Shahih Tirmidzi)
Maksud Kedua : Menjaga Diri Dari yang Diharamkan
Dari perkara yang tidak diragukan padanya bahwa termasuk tujuan pernikahan yang amat
penting adalah menjaga diri dari perzinaan dan semua kekejian tidak sekedar memenuhi hajat
dan jima.
Benar bahwa memenuhi hajat syahwat adalah salah satu sebab penjagaan diri dari yang
diharamkan akan tetapi penjagaan diri tidak bisa terealisasi kecuali dengna niat dan tujuan
sehingga tidak benar memisahkan dua perkara dari sebagiannya. Karena seorang jika
menfokuskan diri melampiaskan syahwat dan terus menerus melakukan aktivitas jima dan
tujuannya bukan dalam rangka menjaga diri dari perzinaan lalu apa perbedaannya antara dirinya
dan semua binatang ?
Dengan demikian haruslah bagi lelaki maupun perempuan memiliki tujuan yang mulia ini, dari
aktivitas persetubuhan yang melampiaskan syahwat dengan halal agar terhormat dan terjauhkan
dari yang diharamkan dan inilah yang diisyaratkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
Dan Imam Bukhori dan Muslim telah meriwayatkan dari Abdillah bin Masud radhiallahu anhu
: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata kepada kami : Hai para pemuda barangsiapa
dari kamu mampu (jima) maka menikahlah sesungguhnya menikah lebih menundukkan
pandangan dan mejaga kemaluan dan barangsiapa yang tidak mampu maka hendaklah ia
berpuasa karena adalah pelindung.
Dan arti alwija adalah bagian dari pengebirian dengan memutus tali yang menghubungkan
antara buah pelir dan dzakar. Dan yang dimaksud dengan albaah adalah jima.
Dan maksud hadits di atas : barangsiapa di antara kamu hai pemuda mampu jima karena mampu
menanggung beban pernikahan maka menikahlah karena menikah lebih menundukkan
pandangan dan menjaga kemaluan jika tidak maka hendaklah puasa. Di mana puasa dapat
memutuskan besarnya syahwat seperti pengebirian bagi kejantanan agar hilang kejantanannya
sebagai kiasan lemahnya jima dalam puasa.
Maka jelaslah dari hadits yang mulia di atas bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam
menyebutkan dua hasil menikah yaitu : menundukkan pandangan dari wanita asing yang
diharamkan Allah dan menjaga diri dari perzinaan dan semua kekejian. Dan terdapat hadits yang
semacam ini yang diriwayatkan Imam Muslim dari Jabir Radhiallahu anhu , ia berkata :

Aku mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Jika salah seorang dari kamu
kagum terhadapa seorang wanita dan menakjubkan hatinya maka datangilah istrinya lalu
campurilah yang demikian itu menghilangkan rasa yang di hatinya.
Adapun orang-orang yang menikah dan sengaja meniatkan dengan nikahnya melampiaskan
syahwatnya tidak ada yang lainnya, maka tidak menambah kecuali syahwat sehingga tidak
merasa cukup dengan istri mereka yang halal bahkan terkadang menjerumuskan pada yang
diharamkan.
4. Taaddud (Polygami)
Taaddud (Polygami) dalam Islam adalah mubah, yakni bukan wajib dan bukan haram
berdasarkan firman Allah taala :

Maka kawinilah wanita-wanita lain yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika
kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang
kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.(AnNisa:3)
Dan dibolehkan bagi lelaki mengumpulkan empat istri jika memungkinkan berbuat adil di antara
mereka, amanah menunaikan hak-hak istri berupa makanan, pakaian, tempat tinggal dan semua
kebutuhan pokok yang lainnya.
Dan taaddud mempunyai manfaat yang banyak di antaranya :
a. Membantu lelaki yang tidak cukup dengan satu istri untuk menjaga diri dari perzinaan.
b. Menangani masalah kekejian zina di masyarakat karena jika dua hati lelaki dan wanita
saling terkait sampai pada batas cinta dan kerinduan maka tidak ada di hadapan keduanya
kecuali dua perkara : nikah yang halal atau zina yang haramdan tidak ditemukan orang
yang berakal memilih cara yang kedua bahkan wajib memilih satu dari dua perkara yaitu
: menikah mengamalkan hadits Rasul shallallahu alaihi wa sallam : Tidak ada cara bagi
sepasang orang yang saling mencintai selain menikah. 1
c. Membantu para janda dan perawan tua terhusus setelah terjadi peperangan di mana
banyak lelaki yang telah menikah gugur di medan tempur, maka apakah para janda dan
perawan tersebut lebih baik menghabiskan umur mereka begitu saja.tanpa suami yang
melindungi dan bermesraan dengan mereka ? Tidak, bahkan yang terbaik bagi mereka
menjadi istri yang kedua atau ketigaatau keempat jika mereka menginginkannya.
Dan kami mengetahui banyak protes terhadap masalah polygami ini dari sini dan dari
sana hususnya dari orang-orang non muslim dan juga dari sebagian muslimin.yang
1

HR. Ibnu Majah dan Hakim dari Abdillah bin Abbas radhiallahu anhuma. Hadits shahih.

kebarat-baratandan tidak lupa protes dari para wanita dengan alasan kecemburuan. Dan
kami katakan kepada mereka semuanya :
Pertama : bahwa polygami bukanlah wajib sebagaimana yang kami katakan bahkan
mubah dan arti mubah adalah boleh bagi seseorang melakukannya dan boleh
meninggalkannya apakah ia lelaki atau perempuan.jika seorang lelaki menginginkan
nikah dengan perempuan kedua lalu keinginannya ia sampaikan kepada para wanita
kemudian mereka menolaknyatidak ada seorang perempuan pun yang menerimanya
untuk menjadi istrinya yang kedua apakah akan terjadi polygami ? Jawabannya dengan
pasti :tidak. Dengan demikian memungkinkan sekali bagi wanita-wanita menghalangi
para leleki melakukan polygami ketika salah seorang wanita menolak untuk menikah
dengan lelaki yang telah beristri.dan dengan ini selesailah masalah. Akan tetapi yang
kami lihat tidaklah seperti itupara wanita menghalangi polygamidan sebagian
mereka menganggapnya sebagai pengurangan hak-hak dan kehormatan merekadan
bersamaan dengan itu ketika terpenuhi syarat bagi lelaki yang hendak
memadunya.lelaki yang berharta dan terhormat, lalu ia menerimanya dan hidup
bahagia dan ia tahu bahwa ia membuat benci istri pertama suaminya dan ia telah
dimadudan ia tidak perduli
Kedua : Sesungguhnya masyarakat polygami adalah masyarakat yang mulia dan
terhormat. Maka istri mempunyai hak-hak yang sempurna apakah ia istri yang
pertama..atau yang keempatdan ia adalah masyarakat yang damai dan bermutumaka
sedikit terjadi perzinaan, kekejian karena syahwat manusia terpenuhi dari yang
halalsehingga tidak melirik kepara yang haramkecuali orang yang rusak
ahlaknyamaka ia mendapatkan hukuman zina yang menghunus dan pedih.
Ketiga : syahwat perempuan lebih lemah dibanding syahwat laki-laki bahkan hari-hari
melewatinya hari-hari haidl, nifas dan hamil tidak bernafsu terhadap laki-laki secara
mutlak bahkan cenderung menghindari laki-laki dan ia tidak merasakan keinginan
terhadap laki-laki kecuali hari-hari mendekati haidl secara langsung dan setelah selesai
masa haidl selama seminggu yaitu kurang lebih tiap lima belas hari sementara syahwat
lelaki tiap saat menyala-nyala karena tidak adanya faktor yang melemahkannya atau
mendinginkannya.
Keempat : tidak asing lagi bahwa yang membangkitkan wanita melawan polygami hanya
satu faktor alasan saja yaitu faktor kecemburuan bukan bertolak pada penolakan terhadap
hukum agama yang membolehkan taaddud, melawannya,celaan dan anggapan
menganiaya wanita.
Sesungguhnya hak istri yang lama menolak madunya atau menolak suaminya menikah
dengan wanita lainkarena yang demikian dapat menyakiti dan menggelisahkan istri
lamanya.akan tetapi ia tidak boleh baginya mengingkari atau menolak hukum syarat

yang memutuskan : bahwa suaminya menikah dengan istri kedua adalah halal yang
disyariatkan. Telah diriwayatkan oleh Bukhori bahwa sampai kabar kepada Rasulullah
bahwa Ali hendak menikah lagi lalu beliau marah besar dan berkata : Fathimah adalah
bagian dariku barangsiapa membuat marah dia maka membuat marah padaku.
Maka dibolehkan bagi wanita membenci madunya dan menolak suaminya menikah lagi
dan dibolehkan membuat syarat ketika akan menikah agar tidak dimadu jika suaminya
menikah maka secara otomatis maka cerai karena kebencian terhadap madunya semata
kecemburuan fitrah dan emosional wanita.
Namun tidak diperbolehkan bagi wanita membenci hukum syarI yang membolehkan
taaddud karena hukum syarI mempertimbangkan kemaslahatan dan situasi dan kondisi.
Maka wajib menerima hukum syarI agar terealisasi keimanan yang sempurna dan benar
sebagaimana yang Ia katakan :

Dan tidaklah patut bagi mukmin laki-laki dan mukmin perempuan, jika Alloh dan
Rasulnya telah memutuskan suatu urusan ada pilihan lain bagi mereka dari urusan
mereka dan barangsiapa durhaka kepada Allah dan RasulNya maka sungguh sesat dengan
kesesatan yang nyata. (AlAhzab : 36)
1.
Tanya Jawab :
Apakah dibolehkan bagi seorang muslim tidak menikah dalam rangka ibadah (Rahbaniyyah) ?
Jawab : Tidak boleh karena tidak ada Rahbaniyyah dalam Islam.
2.
Apakah batasan kemampuan dalam menikah ?
Jawab : Cukup bagi seorang pemuda harta yang dapat mencukupi rumah tangga yang
layak. Adapun mahar yang sangat mahal, memenuhi rumah dengan perabot rumah di atas
kemampuan dan beban yang menghimpit bukanlah perkara yang baik.
3.
Tanya : Manakah yang lebih utama menikah dengan perawan atau janda ?
Jawab : menikah dengan perawan lebih utama dan lebih baik akan tetapi tidak apa-apa
menikah dengan janda.
4.
Tanya : Apakah ada cara lain yang dapat membantu para pemuda dan pemudi untuk
dapat menahan menikah selain puasa yang disebutkan dalam hadits di atas ?
Jawab : Ya, di sana terdapat cara-cara lain yang banyak di antaranya : menundukkan
padandangan dari wanita yang bukan mahramnya, memperbanyak membaca AlQuran, tidak
melihat film-film porno dan tidak membaca kisah-kisah dan buku-buku yang tidak seronok.
5.
Tanya : Banyak orang yang menikah, bersamaan dengan itu mereka terjerumus ke dalam
perzinaanmengapa terjadi demikian seolah pernikahan tidak bermanfaat?
Jawab : Karena lemah imanlelaki dan perempuan yang menikah hanya untuk melampiaskan
nafsu tidak dapat tercukupi dengan menikah bahkan bertambah rakus nafsunyalebih parah

daripada penyakit anjing gila sehingga tidak ada mnafaat pernikahan bagi mereka karena mereka
tidak menikah untuk menjaga kemaluan mereka dari yang diharamkan bahkan pernikahan
mereka seperti loncatan binatang.
6.
Tanya : Apakah maksdu dengan keadilan dalam polygami ?
Jawab : Keadilan yang dimaksudkan adalah adil dalam hal makanan, minuman, pakaian, rumah
dan bermalam. Maka diharamkan bagi suami menghususkan (melebihkan) salah seorang istri
dengan satu macam hal di atas kecuali dengan ijin dan keridhaannya tanpa ada tekanan maupun
paksaan dari suami. Adapun keadilan dalam hal kecondongan hati tidaklah dituntut syariat
karena manusia dapat menguasai kecondongan hati.
7.
Tanya : Apakah seorang suami mampu berbuat adil di antara para istri ?
Jawab : Ya mampu, jika ia menghendakinya dengna memohon bimbingan kepada Allah.
8.
Tanya : Jadi apa artin firman Allah taala :
Kamu sekali-sekali tidak akan mampu berbuat adil di antara istri-istrimu meskipun kamu
bersungguh-sungguh. ?
Jawab : Maksud dari ayat di atas adalah kecintaan hati yakni kamu tidak akan mampu berbuat
adil di antara istri-istrimu dalam hal kecintaan meskipun kamu berusaha bersungguh-sungguh
karena kecondongan hati adalah kecondongan yang di luar kemampuan manusia untuk berbuat
adil sehingga ia tidak tercela bila tidak bisa adil dengan syarat tidak menyeret kepada
kedhaliman dalam bermuamalah sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikutnya :
Maka janganlah kamu sangat condong kepada salah satu istrimu lalu meninggalkan yang
lainnya seperti gantungan.
Yakni jika salah seorang dari kamu condong kepada salah seorang istrimu melebihi sitri yang
lain maka janganlah mencondongkan secara keseluruhan di mana istri yang lain seperti
gantungan seolah tidak mempunyai suami, bersuamipun tidak. Makna ini dikuatkan oleh hadits
riwayat Ahmad dan Imam pemilik kita Sunan yang empat, Hakim dan selain mereka dari
Aisyah radhiallahu anha, ia berkata : Adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa salam menggilir
di antara istri-istrinya dan adil kemudian mengatakan : Ya Allah ini adalah pembagianku pada
yang aku miliki maka janganlah Engkau cela aku pada yang Engkau miliki dan tidak aku milik.
Maksud yang tidak beliau meiliki adalah kecintaan hati.
9.
Tanya : Apakah diharamkan bagi seorang lelaki berpolygami jika ia tidak mampu
berbuat adil ?
Jawab : Ya, diharamkan atasnya.
10.
Tanya : Apakah hukum wanita yang mengingkari adanya bidadari di sorga ?
Jawab : Pengingkarannya mengeluarkan dirinya dari Islam, semoga Allah melindungiku dari
perbuatan tersebut, maka wajib atasnya memperbarui Islamnya dan bertobat dan mengimani
bahwa termasuk kenikmatan di sorga adalah adanya bidadari. Maka seandainya ia termasuk
masuk sorgadengan keimnanan dan amal shalihnya, ia pun mendapatkan kenikmatan yang tidak
terbatas dan terhitung dan tidak ada baginya selain ridha dan diridhai. Adapun bila termasuk
penduduk neraka maka betapa jeleknya dia dan betapa jelek tempat kembalinya dan kami akan
menerangkan pembahasan ini pada masalah Kecemburuan pada pasa Kedua, Insya Allah.

Pasal Keenam
Kehamilan dan Melahirkan

Muqaddimah :
1. Pahala Wanita Hamil
2. Laki-laki dan Perempuan
3. Adab-adab Melahirkan
4. Siapakah yang Melahirkan ?
5. Pencegah Kehamilan
a. Sarana-sarana pencegah Kehamilan
b. Tujuan Memakai Sarana-sarana tersebut
c. Hukum Syariat Terhadap Sarana-sarana Pencegah Kehamilan
6. Menggugurkan Kehamilan dan Janin Sebelum Waktunya
a. Hamil dan Siklus Kejadian Bayi
b. Kapan Dimulai kehidupan janin dalam masa Hamil ?
c. Hukum Menggugurkan Janin
7. AlWiham (Ngidam)
8. Tanya Jawab

Muqaddimah :
Sesungguhnya tujuan tertinggi dari pernikahan secara mutlak adalah mendapatkan anak
bagi kedua suami istri sebagaimana yang difirmankan Allah dalam ayat-ayat shiam (puasa) :
Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untuk
kamu. (AlBaqarah : 187). Artinya dekatilah istrimu di malam-malam bulan Ramadhan dan
carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu berupa anak. Adapun melampiaskan nafsu,
bersenang-senang dan menyambut keinginan nafsu maka datang pada tingkatan yang
berikutnya daripada tujuan-tujuan pernikahan.
Seorang muslim tidaklah sekedar ingin mendapatkan anak bahkan hendaknya
menginginkan anak yang shalih yang akan membawa nasabnya, mendoakan dirinya dengan

doa yang baik dalam kehidupan dan setelah kematiannya, inilah doa orang-orang beriman
yang shalih yang mereka adalah hamba-hamba arRahman :
Dan orang-orang yang mengatakan dalam doanya : Hai rabb kami berilah kepada kami
istri-istri kami dan anak-anak kami sebagai penyejuk pandangan mata dan jadikanlah kami
pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. (AlFurqan : 74)
Maka anak cucu yang shalih adalah kenikmatan yang besar dari Allah atas hambahambaNya.
Adapun anak-anak yang rusak maka musibah yang besar dan kerugian yang
menyakitkan bagi seorang mukmin yang shalih. Dan Allah telah menerangkan bagi kedua
orang tua yang beriman atas anak-anaknya yang durhaka dan sesat dalam surat AlAhqaf :

Orang yang berkata kepada dua orang ibu bapaknya ketika keduanya menyeru kepada
keimanan : "Celaka bagi kamu keduanya, apakah kamu keduanya menjanjikan kepadaku
bahwa aku akan dibangkitkan dari kubur, padahal sungguh telah berlalu beberapa umat
sebelumku yang mati dan tidak ada yang dibangkitkan dari kubur? Lalu kedua ibu bapaknya
itu memohon pertolongan kepada Allah agar Ia memberinya hidayah seraya mengatakan,
"Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah benar". Lalu anaknya
menjawab: "Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang yang dahulu belaka". (AlAhqaf :
17)
Dan anak yang shalih berdoa untuk dirinya dan kedua orang tuanya :

"Ya Robku, ilhamkanlah aku untuk mensyukuri ni`mat Engkau yang telah Engkau berikan
kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau
ridhai pada waktu akan datang; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada
anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri". (AlAhqaf : 15)
Aku telah letakkan pasal ini pada pembahasan Kehamilan dan Menyusui sebagai
penjelasan perkara-perkara dan masalah-masalah yang penting yang menarik dan penjelasan
juga hukum-hukum syariat yang berhubungan dengan dua pembahasan ini dengan izin Allah
dan taufiqNya, maka kami katakan :

1- Pahala Wanita Hamil


Wannita yang paling utama kedudukannya adalah ibu-ibu denga sebab mereka memikul
tanggung jawab sebagai ibu-ibu dan beban berat serta kesulitan-kesulitan. Dan cukuplah
AlQuran yang menjelaskan kondisi mereka :
Kami memerintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,
ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).
Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan. (AlAhqaf : 15)
Yakni mengandungnya di perutnya selama bulan-bulan kehamilan dengan susah payah,
melahirkannya dengan susah dalam keadaan bersabar menahan beratnya kehamilan, sakitnya
melahirkan, kesulitan menyusui dan menyapih. Dan Allah taala berkata dalam surat Luqman :
Kami wasiatkan (perintahkan) kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu. (Luqman : 15)
Dan karena ibu menanggung beban yang lebih berat daripada ayah maka haknya atas
anak-anak lebih besar dan lebih banyak. Imam Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan dari
Abu Hurairah radhiallahu anhu katanya :

Datang seorang lelaki kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lalu berkata,Siapakah
orangnya yang paling berhak aku pergauli dengan baik? Rasulullah menjawab , Ibumu. Ia
bertanya,Kemudian siapa ? Beliau menjawab,Ibumu. Ia bertanya,Kemudian siapa? Beliau
menjawab,Ibumu. Ia bertanya,Kemudian siapa ? Beliau menjawab, Kemudian bapakmu.
Akan tetapi hadits ini tidaklah dipahami dibolehkannya merendahkan kedudukan dan
hak-hak ayah karena haknya atas anak besar juga akan tetapi Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam memberitahukan bahwa pada umumnya ibu, hususnya ketika itu para sahabat baru lepas
dari masa jahiliyyah di mana mereka berahlak dan bersikap jelek pada perempuan, dianggap
rendah, maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan dorongan untuk berbuat
baik kepada kedua orang tua hususnya ibu agar tak ada seorag anakpun meremehkan kebaikan
ibu dan merendahkan haknya yang mana haknya lebih besar daripada hak ayah atas anak-anak.
Allah telah mewajibkan anak-anak untuk berbakti kepada kedua orang tua dan
menjadikan berbuat baik kepada keduanya atau berbuat baik kepada keduanya pada masa
hidupnya pahala yang besar dan mengharamkan durhakan kepada keduanya atau salah satunya

dan menjadikannya termasuk dosa yang besar. Dan ayat dan hadits yang berkenaan dengan ini
banyak :
Allah taala berfirman :

(23) Rabmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan berbuat baik
kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau keduaduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah kamu sekali-kali
memperdengarkan kepada keduanya perkataan perkataan yang jelek misal "uf" dan
menampakkan perbuatan jelek seperti membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang karim.2 (24) Rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah ketika mereka telah tua atau wafat: "Wahai robku, kasihilah
mereka, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil". (AlIsra : 23-24)
Imam Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan dari Abdillah bin Amr bin AlAsh radhiallahu
anhuma, ia berkata :

Seorang lelaki menghadap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lalu berkata : Aku akan
membaiatmu untuk hijrah dan jihad mengharapkan pahala dari Allah. Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bertanya : Apakah kamu mempunyai salah satu dari orang tua yang masih
hidup ? Ia menjawab : Ya, bahkan keduanya masih hidup. Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bertanya : Apakah kamu mengharapkan pahala dari Allah taala ? Ia menjawab : Ya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata : Maka kembalilah kepada kedua orang
tuamu lalu berbaktilah kepada mereka. Dalam satu riwayat disebutkan : Maka pada
keduanya kamu berjihad.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari sahabat Abdurrahman bin Abi Bakrah
radhiallahu anhu, ia berkata,

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata : Maukah aku beritahukan pada kamu dosa
yang paling besar ? Maukah aku beritahukan pada kamu dosa yang paling besar ? Maukah aku
beritahukan pada kamu dosa yang paling besar ? Kami katakan :Tentu hai Rasulallah.
2

Yaitu perkataan yang lembut dan baik dengan adab, pengagungan dan pemuliaan. Wajib berbuat baik pada orang
tua dan sebaliknya durhaka kepada mereka dosa besar.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata : Menyekutukan Allah dan durhaka kepada
kedua orang tua. Sebelumnya berbaring lalu duduk dan berkata :Ketahuilah, ucapan dusta
dan persaksian dusta. Beliau terus menerus mengulang-ngulang perkataannya sampai kami
berkata dalam hati : Seandainya beliau berhenti berkata.
2. Anak Laki-laki dan Perempuan
Manusia dengan fitrahnya menyukai anak laki-laki dibandingkan anak perempuan
hususnya anak pertama.... ini tidak mengapa selama tidak sampai kepada kebencian dan tidak
ridha apabila Allah memberi karunia anak perempuan kepadanya.
Maka tidak diperbolehkan bagi seseorang membenci karunia Allah meskipun berupa
anak perempuan, tidak diperboleh bersedih hati dengan datangnya anak perempuan dan bangga
dengan anak laki-laki karena anak adalah pemberian sang pencipta yang Maha Besar. Orang
tua tidak mengetahui kebaikan baginype pada salah satu dari anaknya. Berapa banyak orang
tua mengangankan memiliki anak laki-laki dan berapa banyak anak perempuan
menyumbangkan kebaikan dan barakah kepada kedua orang tuanya.
Dan telah diketahui bahwa membenci anak perempuan adalah kebiasaan jahiliyyah
sebelum Allah memberikan karuni Islam kepada manusia sebagaimana yang Ia katakan :

(58) Apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah
(merah padamlah) mukanya, dan dia diam sangat sedih. (59). Ia menyembunyikan dirinya dari
orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan
memeliharanya dengan dalam kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hiduphidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.(AnNahl :58-59)
Dikarenakan mereka sangat membenci anak perempuan maka mereka mengubur hiduphidup bayi perempuan yang baru dilahirkan yang dinamakan dalam AlQuran AlMaudah yang
Allah kabarkan dengan firmanNya :

Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, (9). karena dosa apakah dia
dibunuh. (AtTakwir : 8-9)
Adat jahiliah ini masih tersisa sampai jaman sekarang pada banyak negeri dan masyarakat
bahkan di antara mereka ada yang memukul istri mereka bila ia melahirkan anak perempuan,
sebagian mereka menceraikannya dan sebagian mereka mencelanya dan menjulukinya dengan
ibu anak-anak perempuan, jika tidak melahirkan anak laki-laki.dan orang-orang bodoh itu
sungguh bodoh bahwa perut ibu hanyalah sekedar tempat janin dan mani yang menghasilkan

anak laki-laki atau perempuan adalah maninya dan keturunan adalah keterunannya bukan
keterunan istrinya, jika ia benar mencela seseorang maka celalah dirinya.
Namun kenyataan membuktikan, bahwa pencipta yang kuasa adalah Allah taala yang
berkata :

(49). Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia
kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan
memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, (50). atau Dia
menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya),
dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui
lagi Maha Kuasa. (AsySyura : 49-50)
Makna ayat di atas adalah Allahlah yang memberi, memberikan kepada siapa yang Ia
kehendaki anak perempuan saja, memberikan kepada yang lainnya anak laki-laki saja,
memberikan kepada yang lainnya anak laki-laki dan perempuan, dan tidak memberikan satu
anak pun kepada sebagian orang bahkan sebagian mereka mandul tidak melahirkan anak sama
sekali.
Dan pondasinya adalah keridhaan di atas keimanan terhadap semua keadaan. Jika seorang
beriman dan benar maka ia ridha terhadap apa yang Allah ridhai apakah Ia beri atau Ia halangi
apapun pemberianNya karena pemberian Allah adalah karuniaNya semata dan jika Ia
menghalangi maka keadilanNya. Manusia tidak mengetahui perkara ghaib dan tidak
mengetahui perkara-perkara yang tersembunyi maupun akibanya bahkan semuanya milik Allah
saja. Tidak ada bagi seorang hamba selain pasrah.. dan menerima.milik Allah rab semua
alam dan ridha terhadap keputusan dan takdirnya pada semua keadaan.
Kami katakan demikian kepada mereka yang tidak diberi karunia anak apakah karena
kemandulan dari suami istri atau salah satu dari keduanya. Jika kedua suami istri ridha
terhadap yang Allah pilihkan untuk mereka tanpa adanya keturunan dan menerimanya maka
yang demikian itu baik dan jika salah satunya tidak ridha tanpa memiliki anak maka semoga
Allah menjadikan jalan keluar bagi keduanya.
Jika istrinya yang mandul, maka semampu mungkin suaminya menahannya dalam
perlindungannya dan menikah dengan istri yang kedua mudah-mudahan Allah memberikan
rizki anak, jika keduanya tidak menyetujui jalan keluar ini atau suami tidak mampu
menanggung dua orang istri, maka keduanya diperbolehkan berpisah. Allah taala berfirman :

Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari
limpahan karunia-Nya. Dan adalah Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Bijaksana.(AnNisa : 130)
Jika suami yang mandul dan istrinya ridha terhadap kehidupan yang demikian
bersamanya maka tidak mengapa, jika istrinya memintanya diceraikan dengan cara baik karena
mengharap anak dari suami yang lain dan melepaskan tanggungan suami atas hak-hak istri
dengan kerelaannya maka suami tidak berhak menghalangi keinginan istrinya dan bahkan yang
utama : memberikan semua hak istri kemudian melepaskannya dengan cara baik.
3. Adab Melahirkan :
Yang kami maksudkan adalaha perkara-perkara yang disunnahkan yang hendaknya
dilakukan setelah kelahiran anak, di antara adab yang penting adalah :
a.
Disunnahkan memberi kabar gembira dengan kelahiran anak dan memberi ucapan
selamat atas kelahiran anak karena kabar gembira dapat menyenangkan seorang muslim. Jika
seorang diberi karunia anak atau nampak istrinya hamil maka disunnahkan memberi kabar
gembira. Allah taala berfirman :
Hai Zakariya, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (lahirnya) seorang
anak yang bernama Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah memberi nama orang yang
serupa dengan namanya3 (Maryam : 7)
Dan Allah memberi kabar gembira kepada Ibrahim alaihis salam dan istri akan kedatangan
seorang anak :

Dan Kami beri kabar gembira dengan seorang anak yang sangat penyabar. (Shaffat : 101)
dan Allah taala berfirman :

Lalu Kami beri kabar gembira dia dengan Ishak dan setelah Ishak adalah Yaqub. (Hud : 71)

Jadi yang memberi nama Yahya adalah Allah langsung yang menunjukkan kemuliaannya. Dikatakan belum
pernah ada orang yang bernama Yahya, bukan orang yang semisal Yahya dalam hal kemuliaan dan
kehormatannya karena nabi-nabi sebelumnya seperti Ibrahim lebih mulia (Adhwaul Bayan, Syanqithy ) dan
perkataan yang menyebutkan tidak mencipta orang yang serupa dengan Yahya sebelumnya kami belum
menemukan ulama yang berpendapat demikian penerj.

Dan telah diriwayatkan dari Hasan Basri rahimahullah tentang ucapan selamat atas
kelahiran anak satu ucapan yang baik. Seorang lelaki datang kepada beliau dan di sisinya ada
seorang lelaki yang baru mendapatkan karunia seorang anak lelaki, maka lelaki itu
mengatakan kepada lelaki yang di sisi Hasan Basri, Seorang penunggang kuda mengucapkan
selamat padamu. Hasan Basri berkata,Dia (anak ini) tidak tahu apakah penunggang kuda
atau keledai. Lelaki itu berkata,Apakah yang kami ucapkan? Hasan Basri
berkata:Semoga kamu diberkahi pada anakmu, kamu bersyukur kepada yang memberinya,
dan bila sampai pada usia dewasa kamu mendapatkan rizki kebaikannya.
b. Disunnahkan dikumandangkan adzan di telinga bayi di telinga bagian kanan dan
ditegakkan shalat di telinga bagian kiri agar kalimat adzan menjadi ucapan pertama kali
yang terdengar di telinga anak.
c. Disunnahkan mentahnik dengan sebutir korma korma dikunyah kemudian disuapkan
pada mulut bayi- oleh orang tuanya (ayahnya) atau orang yang shalih di sebabkan Nabi
Shallallahu alai wa sallam mentahnik banyak dari anak sahabat sebagaimana yang
disebutkan dalam kitab Shahihaini dan selain keduanya. Di antara anak sahabat yang
ditahnik Nabi adalah Shallallahu alai wa sallam Abdullah bin AzZubair anak laki-laki dari
Asma bin Abi Bakr radhiallahu anhuma. Dilahirkan oleh ibunya di Quba awal singgahnya
di Madinah pada waktu hijrah setelah mengandungnya di Mekkah, lalu ia menemui
Rasulullah Shallallahu alai wa sallam membawa anaknya kemudian beliau meletakkannya
di pangkuannya. Rasul Shallallahu alai wa sallam meminta sebutir korma kemudian beliau
kunyah kemudian meludah di mulutnya. Maka ludah Rasul Shallallahu alai wa sallam
adalah benda perta yang masuk di perut Abdullah, kemudian beliau mentahniknya dengan
buah korma dan mendoakan keberkahan kepadanya. Dan dialah anak pertama yang
dilahirkan dalam Islam bagi orang-orang muhajirin. Asma berkata,Maka para sahabat
sangat bergembira karena dikatakan kepada kaum muslimin : Orang-orang Yahudi
memperolok kamu yaitu kamu tidak akan mempunyai anak.
d. Disunnahkan menyembelih binatang aqiqah (kambing) untuk si bayi menurut pendapat
mayoritas ulama dan ahli ilmu, mereka berdalil dengan hadits yang diriwayatkan Bukhari
dalam kitab shahihnya dari Salman bin Amir radhiallahu anhu, katanya,Rasulullah
Shallallahu alai wa sallam bersabda, Bersama bayi yang dilahirkan ada aqiqah, maka
sembelihkanlah binatang dan buanglah kotoran darinya.
Dan diriwayatkan oleh pemilik kitab Sunan yang empat dari Samurah, katanya,

Rasulullah Shallallahu alai wa sallam bersabda,Tiap anak tergadaikan dengan


aqiqahnya, disembelihkan untuknya pada hari yang ketujuh, diberi nama dan dicukur
rambutnya. Artinya, menyembelih binatang aqiqah adalah cara membebaskan gadai
manusia dari setan yang menyertainya ketika ia keluar ke alam dunia.

Dan diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Tirmidzi dari Ummil Mukminin Aisyah
radhiallahu anha, katanya,

Rasulullah Shallallahu alai wa sallam bersabda, Anak laki-laki disembelihkan dua


kambing yang mencukupi dan bagi anak perempuan satu kambing. Hal ini disebabkan
orang-orang Yahudi menyembelihkan hewan untuk anak laki-laki dan tidak
menyembelihkan untuk anak perempuan, maka Rasulullah Shallallahu alai wa sallam
mendorong sahabat Shallallahu alai wa sallam para sahabatnya menyembelih aqiqah dua
kambing untuk anak laki-laki dan satu kambing untuk anak perempuan untuk menyelisihi
Yahudi.
e. Disunnahkan memilihkan nama yang baik untuk anak dan menamakannya di waktu
kelahirannya dan mengahirkannya menyelisihi keutamaan. Imam Muslim meriwayatkan
dari Anas bin Malik radhiallahu anhu, katanya, Rasulullah Shallallahu alai wa sallam
bersabda,
Pada malam ini dilahirkan untukku anak lelaki lalu aku namakan dengan nama ayahku,
Ibrahim. Anak beliau ini dilahirkan dari budak beliau yang bernama Mariyah
AlQibthiyyah yang menjadi ummul waladnya dan bukan dari istri beliau dan ia masuk
Islam.
Imam Muslim meriwayatkan dar Abdillah bin Umar radhiallahu anhuma, katanya,
Rasulullah Shallallahu alai wa sallam bersabda,

Sesungguhnya nama-nama kalian yang paling dicintai Allah adalah Abdullah dan
Abdurrahman. Dalam satu riwayat,Berilah nama dengan nama para nabi.
f. Disunnahkan menyunat anak, yang utama menyegerakannya dan dibenci mengahirkannya,
dan ini termasuk sunnah fitrah.
4. Siapakah yang membantu melahirkan anak, Qabilah (dukun bayi ) atau dokter ?
Sejauh perjalanan sejarah manusia yang membantu melahirkan anak adalah qabilah. Qabilah
adalah seorang wanita yang ahli di bidang kewanitaan yang berhubungan dengan kelahiran
sekarang bidan atau dukun bayi kalau di pedesaan dahulu para wanita melahirkan melalui
bantuan qabilah dan mereka tidak menemukan kesulitan apa-apa. Namun pada jaman sekarang
banyak lelaki yang berprovesi dalam bidang kebidanan atau melahirkan anak, hari demi hari,
para wanita sering bertemu dengan para doker laki-laki dan melahirkan melalui mereka.
Lalu apakah hukumnya secara syariat terhadap kenyataan ini ? Apakah bahayanya terhadap
wanita dan dokter lelaki dan selanjutnya bagi masyarakat ?

Dua pertanyaan ini akan kami jawab dengan serinci dan sejelas serta setegas mungkin,
karena masalahnya jelas tidak mengandung kemungkinan-kemungkinan.
Telah diketahui secara syari bahwa seluruh badan wanita adalah aurat kecuali wajah dan
dua telapak tangan yang dilarang dinampakkan kecuali kepada suaminya. Adapun selain
suaminya maka berbeda-beda hukumnya bagi mereka. Ayah, anak laki-laki,dasn seterusnya
tidak diperbolehkan melihat badan anak perempuan atau saudara perempuan atau ibunya kecuali
kedua betis, kedua telapak tangan, dada,kepala dan tengkuk. Dan anggota badan selain yang
disebutkan maka diharamkan atas mereka melihatnya. Artinya tidak boleh bagi ayah melihat
anggota badan anak perempuannya berupa punggung, atau perut, atau paha, dan tidak
diperbolehkan bagi anak laki-laki melihat anggota badan ibunya tersebut. Lalu bagaimana
dengan keadaan dokter laki-laki ?
Sesungguhnya dokter lelaki adalah manusia biasa sebagaimana lelaki lainnya yang
mempunyai nafsu yang sempurna di hadapan wanitadan pada umumnya dia bukanlah
mahram bagi pasien wanita.lalu sampai sejauh mana lelaki tersebut menyingkap badan
seorang wanita ?
Ya, di sana terdapat keadaan-keadaan terpaksa seperti mengobati luka-luka yang tidak
dapat dilakukan dokter perempuan. Maka pasien wanita dalam keadaan seperti ini terpaksa
pasrah di hadapan para dokter laki-laki. Dan tentu terdapat perbedaan yang jelas, dan tinggal
satu tanggung jawab di pundak para dokter laki-laki yaitu tanggung jawab syariat, ahlak,
kemanusiaan dalam kehormatan dan kemuliaan wanita. Adapun selain pada keadaan yang
darurat tersebut maka kejelekan dan kekejian. Dan inilah keterangannya :
Wajib tergambar bagi kita perasaan wanita ketika mendatangi dokter laki-laki yang akan
melahirkan, ia memerintahkannya masuk ke dalam kamar husus, melepas celananya,
menelentangkan badan, mengangkat kedua kakinya di atas dua sandaran, dalam keadaan tidak
ada penutup sehelai kain spun.
Tidak diragukan bahwa wanita yang melepas celananya di hadapan orang lain dan
mengangkat kedua kakinya meskipun untuk dokter. sama sekali bukan dalam kondisi yang
baikbahkan ia merasa tidak tenang. takut.hawatirdiliputi oleh kekacauanakan tetapi
ia harus menerima dan menghadapinya karena dua sebab : karena kebanyakan manusia
melakukannya dan karena lelaki yang menyingkap auratnya adalah dokterdan dokter tidak
sperti manusia biasa demikianlah manusia berkata sehingga hilanglah rasa keraguan dari
wanita tersebut dan ia siap melepas celana dan mengangkat kedua kakinya berkali-kali dan dia
senang karena masyarakat mengesankan dengan ketaqlidannya bahwa kemaslahatannya pada
kehormatan dirinya ada pada keadaan semacam ini bagi lelaki selain suaminya.
Maka sesungguhnya membiasakan berobat kepada dokter laki-laki bagi wanita tanpa ada
alasan darurat dan terpaksa tidak diperbolehkan dan haram hususnya apabila terdapat dokterdokter perempuan pada bidang pengobatan yang diinginkan. Maka sebagai ganti dokter laki-laki
adalah para bidan atau dukun bayi resmi. Sehingga tidak diperbolehkan sama sekali membuka
aurat perempuan bagi dokter laki-laki selama masih ada tenaga ahli perempuan yang dapat
melahirkan dikarenakan :

Pertama : Karena syariat melarang lelaki memandang aurat perempuan yang bukan
mahram sebagaimana telah diketahui. Maka tidak diperbolehkan bagi dokter laki-laki meskipun
ia ahli kebidanan melihat kemaluan, paha, perut perempuan dan anggota badan lainnya selama
masih ada wanita yang dapat melahirkannya. Jika tidak ada wanita yang ahli dan memenuhi
syarat melahirkan maka dokter laki-laki diperbolehkan melahirkannya. Akan tetapi wajib
baginya menutupi anggota badan pasiennya yang tidak perlu dilihat dan tidak berbuat
sebagaimana kebiasaan dokter-dokter barat yang memperlakukan pasien perempuan yang
hendak melahirkan seperti dokter hewan hendak melahirkan seekor sapi.
Kedua : Karena wanita yang hendak melahirkan kejadiannya secara tiba-tiba, ketika ia
dibawa saat-saat kelahiran, diharuskan bertelanjang baju di hadapan lelaki selain suaminya, di
mana keadaan ini terkadang membalik syarafnya lalu sulit mengembalikan pada posisi semula,
maka terkadang melahirkan dengan cara dibedah (cesar) perutnya hal ini banyak terjadi pada
wanita-wanita yang baru pertema melahirkan anaknya. Seandainya mereka melahirkan melalui
bidan tentu tidak merasakan luka tersebut dan kelahirannya lebih mudah. Dan yang menguatkan
pandangan kami, ketika kita melihat banyaknya keadaan kelahiran dengan cara cesar di jaman
kita ini. Sementara di jama dahulu, orang-orang tidak melahirkan anak-anak mereka ke
rumah sakit maupun dokter-dokter bahkan melahirkan melalui dukun bayi yang buta
huruf.bersamaan dengan itu Allah memudahkan kelahiran anak-anak mereka dan kami tidak
pernah mendengar adanya kejadian yang menyulitkan kelahiran pada jaman dahulu kecuali
amat sedikit.dan sebabnya kembali kepada apa yang telah kami sebutkan. Dan mudahmudahan mereka ingat bahwa para dukun bayi yang ahli melahirkan di jaman dahulu menutupi
ibu yang hendak melahirkan dengan kain dan melahirkan anak dengan tangannya dari bawah
kain tersebut dan melarang suaminya menghadiri kelahiran anaknya dan bahkan si ibu dilarang
melihat suaminya ketika melahirkan bayinya karena yang demikian mempengaruhi
syarafnya. Dan ini benar meskipun ilmu kedokteran modern melawannya.
Bahkan kami katakan yang lebih banyak daripada ini : termasuk perkara yang telah maklum
bahwa sebagian hewan kesulitan melahirkan jika salah satu kawannya berdiri melihatnya. Oleh
karena itu pemilik ternak menutup kandang sapinya agar si sapi mudah dan sempurna
melahirkan anaknya Jika hewan demikian keadaannya mengapa manusia tidak lebih malu?
Ketiga : ada tempat berbahaya, yaitu dokter lelaki haruslah menyentuh kemaluan ibu
yang sedang melahirkan dengan dan alat dan pasti melihatnya. Dan teleh diketahui bahwa nafsu
dan indera wanita yang di kemaluan batin, bahkan kemaluan yang lahir tidaklah mati hususnya
pada bagian cengger kemaluannya karena menyentuhnya dapat menggugah nafsu birahinya.
Yang saya katakan bukan dari saya pribadi akan tetapi dari ketetapan para dokter ahli yang
menegaskannya di dalam pernyataan- pernyataan dan buku-buku mereka. Dan cukuplah kami
akan menyebutkannya apa yang dikatakan oleh dokter perempuan spesialis bagi penyakit
wanita. Dia adalah dokter perempuan dari Inggris bernama Marrie Sanwis dalam bukunya
Married Love (Kebahagiaan Para Suami) yang dicetak pada tahun 1925, ia berkata :
Sesungguhnya cengger kemaluan wanita ada di bagian luar kemaluan, kalau pada
kemaluan laki-laki adalah buah pelirnya yang sama perasanya dan mudah tergugah hanya

dengan sentuhan. Jika cengger tadi tergugah maka semua bagian badan ikut tergugah dan
semua anggota badan yang lainnya bergejolak!.
Ditambahkan satu bahaya yang lainnya yaitu : adanya rasa enak (lezat) akibat
disentuhnya cengger kemaluan menjadikan timbulnya semacam ketagihan setelah itu ia
senang bertemu dengan dokter tersebut untuk mendapatkan kelezatan yang ia rasakan dan
terkadang lebih parah lagi terjadinya perzinaan. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak
menyadari atau mereka tidak mau tahu akan hal ini.
Kami tidak menjelek-jelekkan dokter akan tetapi kami mengungkapkan kenyataan yang
tidak ada tempat untuk mengingkarinya maupun berpura-pura tidak tahu di bawah perasaan apa
pun. Karena tidak diperbolehkan dengan mengatasnamakan dokter yang merupakan provesi
yang amat penting bagi kemanusiaan menjadikan kemaluan wanita mudah dilihat
dilanggarnya kehormatan dan harkat martabat manusia serta memperlakukan wanita seperti
binatang
Kami memperingatkan semua wanita membuka auratnya di hadapan lelaki lain meskipun
dokter dan kami ingatkan bahwa Allah mengharamkan yang demikian kecuali dalam keadaan
darurat yang tidak ada jalan keluar darinya. Maka kami katakan kepada para wanita muslimah :
jagalah kemaluanmu kecuali untuk suamimu dan ketahuilah bahwa dokter adalah manusia yang
memiliki keinginan terhadap wanita maka hati-hatilah janganlah menganggap remeh
kehormatanmu
Dan bagi para dokter yang menggampang-gampangkan urusan ini kami katakan :
takutlah pada Allah hai lelaki pada kehormatan manusia dan tutupkan aurat wanita, berhatihatiilah dalam memandang wanita dengan menghindari bersendirian dengan mereka, jangan
melihat selain yang diharuskan melihat dari badannya, hendaklah saat melihat badan pasien
wanita dibantu oleh perawat perempuan, bimbinglah wanita-wanita muslimah pada jalan-jalan
keselamatan dan perluaslah lapangan kerja untuk para dukun bayi dan bidan-bidan agar mereka
bekerja pada urusan kelahiran dan jangan kamu masuk ke tempat wanita kecuali terpaksa,
jadikanlah rasa taku kepada Allah di depan matamu dan ketahuilah jika kamu berbuat baik
pahalanya sangat besar maka kami memohon taufik kebenaran kepada Allah untukmu
5. Mencegah Kehamilan
Yang dimaksudkan adalah upaya menghalangi bercampurnya mani lelaki dengan sel telur
wanita dengan menggunakan bermacam-macam alat atau obat.
Pembahasan tentang mencegah kehamilan sangat penting dikarenakan bahaya dan
pentingnya dan berhubungan dengan keturunan manusia di masyarakat bebas yang banyak
kedhaliman orang-orang kuat atas orang-orang lemah di mana kebanyakan tempat hidup susah,
miskin dan lapar.

Dan melihat pentingnya pembahasan ini maka kami berupaya dengan sungguh-sungguh
untuk menjelaskannya memulai dengan menerangkan cara-cara mencegah kehamilah dengan
ilmu kedokteran atau selain ilmu kedokteran yang dihususkan untuk wanita atau lelaki dan
batasan ahir dalam memakainya kemudian menerangkan hukum syariat tanpa melihat faktor
yang mengakibatkan pasangan suami istri menjadi galau dan sempit.
Namun sebelum menerangkan perkara-perkara tersebut kami pandang ada manfaatnya
menunjuk pada tiga masalah :
Bahwa hukum syariat yang akan kami sebutkan mengikuti dan tidak mengambil
dengan kacamata pelajaran yang dapat menyebabkan kericuhan bagi keadaan suami istri karena
orang yang benar boleh tidak mengambil haknya dan menanggung jika ia kehendaki akibat
perbuatannya berupa kesempitan. Dan telah diketahui bahwa memakai alat-alat atau cara-cara
pencegah kehamilan tidak sepantasnya dilaksanakan selain dengan kerelaan suami istri
sebagaimana yang akan kami jelaskan nanti. Jika kedua suami istri saling rela pada ikatan
kebebasan dan kegundahan saat bercampur dan mereka bersabar menerima keadaan tersebut
maka tidak mengapa. Demikianlah keadaan keduanya ketika memakai sarana pencegah
kehamilan.
Kedua : Sesungguhnya tujuan tertinggi pernikahan adalah menghasilkan keturunan
sebagaimana yang diperintahkan sang pencipta :
Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untuk
kamu. (AlBaqarah : 187). Artinya dekatilah istrimu hai para suami dengan meminta apa yang
telah ditetapkan Allah berupa anak dan keturunan yang shalih. Dan kami telah jelaskan masalah
ini pada pasal pertama.
Ketiga : Dalam pembahasan ini kami tidak memperhatikan kondisi manusia bahkaan
kami bicara di atas pondasi : bagaimana kita mengingat hukum syariat dan yakin bahwa hukum
Islam telah mencukupinya sehingga kami tidak menggoyang hukum syariat menghadapi
kenyataan yang berlawanan dengan hukum Islam yang lurus. Sehingga jika kita ditanya tentang
hukum memandulkan atau membatasi kelahiran yang diwajibkan oleh sebagian negara dengan
alasan bahwa perkembangan penduduk sangat banyak sedangkan sarana penghidupan tidak
mencukupi, maka kami tidak menjawab pertanyaan ini berdasarkan kenyataan tersebut karena
jawabannya pasti : ya, sementara kenyataan syariat jawabannya : tidak. Tidak diperbolehkan
memandulkan dan membatasi kelahiran dengan paksaan karena sedikitnya sarana atau tingkat
perekonomian yang rendah kalau memang benar adalah akibat perpecahana kaum muslimin,
ditegakkan undang-undang manusia. Inilah yang menyebabkan berkurangnya kemakmuran di
bumi dan jeleknya penyebaran kebaikan di antara manusia. Dan telah diketahui, tidak
ditermukan satu negeri pun di alam ini yang mendapatkan semua kebutuhannya di negerinya.
Allah yang mencipta bumi dan telah menentukan rizkinya dengan apa yang bisa memcukupi bagi
semua manusia dan memperbolehkan bagi mereka bertebaran di muka bumi tanpa adanya

penhalang untuk mencarinya dan usaha dalam menghasilkan pekerjaan-pekerjaan sebagaimana


yang Ia katakan :
Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya
dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah)
pada hari kiamat. (AlMulk : 15)
Kemudian datanglah para penguasa (selain muslimin) lalu mereka membuat aturanaturan dan batasan-batasan di bumi dan membuat penghalang-penghalang dan larangan-larangan
di antara rakyat dan suku-suku sehingga masing-masing rakyat satu negeri tidak bebas keluar ke
negeri yang lain yang menyebabkan terbengkelainya gerakan tukar menukar perdagangan yang
dapat mencukupi kebutuhan. Terjadilah rendahnya tingkat perekonomian harga mahaldan
seterusnya
Masalah Pertama : Sarana-sarana Pencegah Kehamilan :
Terdapat sarana yang bermacama-macam untuk mencegah kehamilan adanya yang dari
dokter dan ada yang dari selainnya dan sarana tersebut terbagi menjadi tiga macam : bagian
husus untuk lelaki, husus untuk perempuan dan untuk lelaki dan perempuan. Berikut
keterangannya :
Pertama : Sarana yang dihususkan untuk perempuan :
Sarana-sarana pencegah kehamilan yang dihususkan untuk perempuan semuanya berasal
dari dokter mereka tidak mampu memakainya selain dengan resep dokter di antara sarananya
adalah :
1. Obat-obat (pil), paling banyak dipakai.
2. Alat yang dipakai ketika hendak bercampur (kondom)
3. Alat kedokteran yang diletakkan dalam rahim ibu dan ada beberapa jenis di antaranya
ada yang menghalangi pertemuan antara sel telur dan sperma, di antaranya ada yang
menghalangi sel telur dikeluarkan di rahim lalu dilemparkan keluar rahim.
4. Alat yang mengikat sel telur di tempatnya kemudian dihasilkan gumpalan. Cara ini
disebut pemandulan dan pada umumnya perempuan tidak bisa hamil lagi kecuali
jarang sekali.
Kedua : Sarana yang dihususkan bagi lelaki :
Lelaki memakai alat ini untuk mencegah kehamilan dengan cara sebagai berikut :
1. Azl yaitu menahan atau mencabut dari istrinya ketika merasakan akan keluar mani
agar maninya tertumpah di luar kemaluan istri sehingga tidak terjadi faktor
penggumpalan darah sebagai calon janin. Dan memungkinkan juga istri melakukan
hal yang sama mencabut dari suaminya untuk tujuan ini.

2. Sebelum berhubungan suami memperlakukan kemaluannya yang dapat menjaga mani


dan menghalanginya mengalir ke dalam kemaluan sehingga tidak terjadi pertemuan
dengan sel telur.
3. Mengikat tali yang menghubungkan mani dari buah ke buah zakar dan dianggap
semacam pengebirian dan setelahnya tidak dapat mendapatkan keturunan.
4. Pengebirian yaitu menghilangkan aktivitas buah pelir dan jadilah lelaki mandul
karenanya.

Ketiga : Sarana pencegah kehamilan bagi suami istri


Jenis yang ketiga ini hanya satu keterangan saja bagi pencegah kehamilan yang tidak
memberikan hasil kecuali dengan saling kerjasama yang baik di antara suami istri. Dan inti dari
sarana ini adalah dibatasinya saling mendekat antara suami istri pada hari-hari tertentu. Padanya
suami dan istri mengupayakan tidak mempertemukan antara mani suami dan mani istri untuk
mencegah terjadinya gumpalan darah yang merupakan bakal gumpalan daging kemudian janin.
Aktivitas pokok cara ini adalah : segera mencampuri istri saat masa suci dari haidl dan di ahir
masa sucinya. Keterangannya adalah sebagai berikut :
a. Telah diketahui bahwa sel telur dalam rahim wanita terlepas sebulan sekali sejak usia
baligh sampai usia menapause tidak lebih banyak dari itu selama sebulan.
b. Bahwa sel telur tidak tahana untuk dibuahi lebih dari duapuluh empat jam bahkan masa
produktiv sel telur yang siap dibuahi hanya duabelas jam sementara mani lelaki cocok untuk
membuahi sel telur antara 48-78 jam jika mani telah masuk ke dalam rahim wanita dan jika sel
telur bercampur dengan mani lelaki pada masa ini maka terjadilah penggumpalan darah dengan
ijin Allah jika tidak maka tidak terjadi dan sel telur keluar bersama dengan cairan kemaluan
wanita.
c. Sel telur keluar sebelum terjadinya haidl selama dua minggu akan tetapi batasan waktu di
mana sel telur siap dibuahi berbeda-beda dengan perbedaan masa haidl. Oleh karena itu tidak
mungkin membatasi dengan waktu tertentu untuk pembuahan sel telur secara umum. Namun,
bisa jadi bila masing-masing wanita sering berkosultasi dengan para dokter wanita untuk
mengetahui masalah ini akan menemukan jalan keluarnya. Dan kami bisa menentukan waktu
terjadinya gumpalan darah berdasarkan hari-hari haidlnya yang apabila kedua suami istsri tidak
melakukan aktivitas persetubuhan di masa ini maka tidak akan terjadi.
Misalnya, wanita yang masa haidlnya selama tujuh hari sel telurnya siap dibuahi pada hari
ke ketiga belas atau keempat belas atau kelima belas atau keenambelas sejak awal haidlnya, jika
suaminya mencampurinya di hari-hari ini maka kemungkinan besar akan terjadi pertemuan sel
telur dan mani dan penggumpalan darah dan di hari selainnya tidak akan dihasilkan
penggumpalan darah.

Masalah Kedua : Tujuan Dalam Memakai Sarana Pencegah Kehamilan


Judul Mencegah Kehamilan mencakup semua sarana yang telah kami sebutkan
masing-masing suami istri berupaya sebisa mungkin menghindari pertemua nuthfah lelaki dan
perempuan sehingga tidak terjadi pergumpalan darah. Jika terjadi pergumpalan daran walaupun
telah menempuh semua cara pencegah kehamilan, maka itu adalah kehendak Allah. Dialah yang
berbuat apa yang Ia kehendaki, apa yang Ia kehendaki terjadi dan apa yang tidak Ia kehendaki
tidak terjadi.
Sesungguhnya tujuan memakai sara pencegah kehamilan ada dua :
Pertama : Tidak ingin memiliki keturunan sama sekali dari sepasang suami istri maka
mereka memakai sarana tersebut agar tidak memiliki anak.
Kedua : Membatasi keturunan yaitu keduanya mencukupkan dengan jumlah tertentu
dari anak-anak yang diharapkan lahir dan tidak menyukai lebih banyak dari itu karena alasan
yang mereka temukan yang dianggap boleh.
Di sebagian negara bagi suami istri tidak dibebaskan dalam membatasi keturunan bahkan
pemerintah ikut campur tangan untuk memaksa warganya membatasi kelahiran dengan jumlah
tertentu dan atas dasar tersebut pemerintah memaksa lelaki untuk memandulkan diri
sebagaimana yang akan kami jelaskan.
Masalah yang Ketiga : Hukum Mencegah Kehamilan
Termasuk masalah yang penting sebelum menjelaskan dengan rinci hukum-hukum
masalah ketiga ini kami akan menunjukkan bahwa menghasilkan keturunan bukanlah perkara
yang wajib bagi suami istri dan tidak diwajibkan juga berupaya mendapatkannya dengan
mempergunakan obat-obatan dan bermacam-macam operasi. Seandainya suami istri
memutuskan tidak menginginkan anak tentu mereka tidaklah dihukum karena seandainya
memiliki anak wajib bagi mereka tentu Allah tidak menjadikan salah satu dari kedua suami istri
mandul. Allah taala berfirman :

(49). Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia
kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan
memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, (50). atau Dia
menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya),
dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui
lagi Maha Kuasa. (AsySyura : 49-50)
Dan mengawini wanita yang mandul diperbolehkan tanpa ada perselisihan di kalangan
ulama. Dan telah diketahui bahwa istri Ibrahim dan Zakariya alaihimas salam mandul. Dan
Allah memberi karunia kepada Ibrahim alaihis salam dari istrinya yang mandul anak bernama

Ishaq dan memberi karunia kepada Zakariya alaihis salam dari istrinya yang mandul anak
bernama Yahya alaihimus salam.
Akan tetapi tidak diragukan bahwa mencari keturunan adalah disukai dan dicintai yang
didorong oleh syariat sebagaimana yang telah dijelaskan dalam pasal Pertama : Tujuan
Menikah.
Dan dilihat dari sisi bahwa mempunyai anak tidaklah wajib bagi suami istri dan keduanya
tidak disiksa (dihukum) karena meninggalkannya maka memakai sarana-sarana untuk mencegah
kehamilan dibolehkan selama tidak mengakibatkan bahaya bagi kesehatan atau menyebabkan
hilangnya fungsi salah satu dari anggota badan atau alat kelamin secara keseluruhan. Berikut
keterangan hukum-hukumnya :
1.
Boleh bagi wanita memakai obat pencegah kehamilan meskipun menyebabkan kecemasan
baginya dengan syarat tidak mengakibatkan bahaya bagi kesehatannya dan dengan ijin suaminya
jika suami tidak mengijinkannya maka tidak boleh.
2.
Dibolehkan bagi istri memakai alat yang diletakkan di rahim untuk mencegah kehamilan
dengan syarat ijin suami.
3.
Diharamkan bagi istri mengikat saluran maninya tanpa keperluan mendesak meskipun
dengan ijin suami. Adapun bila ada keperluan yang mendesak atau darurat maka diperbolehkan
baginya seperti wanita yang melahirkan banyak anak dengan tidak normal atau dengan cara
dioperasi cesar sehingga dengan sebab ini secara kesehatan tidak siap menanggung beban
kehamilan dan kelahiran berikutnya, maka dalam keadaan seperti ini diperbolehkan dimandulkan
dengan cara di atas bahwa bila dihawatirkan membahayakan jiwanya bila ia hamil wajib
mengikatnya. Adapun bila tanpada ada keperluan yang amat penting maka tidak diperbolehkan
walaupun dengan ijin suami karena cara di atas menghilangkan manfaat alat kelamin.
4.
Dibolehkan tapi makruh - bagi suami mengadakan azl dari istrinya dengan cara
menumpahkan air maninya di luar akan tetapi dengan syarat persetujuan istrinya.
Dan dalil dibolehkannya azl adalah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhori, Muslim dan selain
keduanya dari Jabir radhiallahu anhuma, ia berkata,

Kami melakukan azl di jaman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sementara AlQuran
diturunkan. Dan ketika beliau ditanya tentang azl maka beliau mengingatkan manusia dengan
takdir, bahwa apa yang telah Allah takdirkan akan terjadi dan tidak ada seorang pun yang dapat
menghalanginya. Dan Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abi Said AlKhudri
radhiallahu anhu,
Maka kami melakukan azl lalu kami tanyakan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
maka beliau bersabda : Apakah kalian melakukannya (3x) tidaklah keturunan yang telah
ditetapkan ada sampai hari kiamat kecuali akan ada.
Dan Imam Ahmadn dan Tirmidzi telah meriwayatkan bahwa Yahudi menamakan azl
sebagai pembunuhan kecil lalu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ditanya tentang itu maka

beliau berkata,Dusta, kalau Allah menghendaki terjadinya manusia mereka tidak mampu
menolaknya. Dan benar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, kita banyak mengetahui
kehamilan yang terjadi meskipun telah diupayakan pencegahan dengan bermacam-macam sarana
pencegahan kehamilan.
Adapun hadits yang datang dalam shahih Muslim dan Musnad Ahmad bahwa shallallahu
alaihi wa sallam ditanya tentang azl lalu menjawab pembunuhan yang tersembunyi maka tidak
selaras dengan apa yang dikatakan Yahudi bahwa menyelesihinya karena Yahudi menganggap
menumpahkan mani di luar kemaluan wanita dosa besar dan menyamakan perbuatan ini dengan
mengubur hidup bayi yang baru lahir. Sedangkan hadits di atas tidak memberikan faidah
demikian bahkan artinya : Bahwa azl pembunuhan tersembunyiyaitu tidak ada hukum
baginya sama sekali karena belum terjadi penggumpalan darah sama sekali. Imam Ghazali telah
menjelaskan arti yang demikian dengan pandangan yang baik dalam kitabnya Ihya Ulumuddin,
beliau berkata,Dan sabda Nabi pembunuhan tersembunyi seperti sabdanya syirik yang
tersembunyi yaitu riya yang artinya makruh bukan haram.
Imam Ghazali telah menyebutkan dalam kitabnya tersebut sebagian niat yang
membangkitkan azl di antaranya yang terpenting adalah :
a. Menjaga kecantikan istri dan penampilannya untuk melangsungkan kenikmatan yang
lebih lama dan menjaga kehidupannya karena hawatir perceraian. Dan ini tidak dilarang.
b. Takut banyak kesulitan hidup dengan sebab banyak anak dan menjaga dari beratnya
bekerja dan masuk ke tempat-tempat terlarang- untuk mencari rizki dan ini juga tidak dilarang
karena kesulitan-kesulitan melemahkan agama. Ya, kesempurnaan dan keutamaan dalam
bertawakkal kepada Allah dan percaya terhadap jaminan Allah di mana Ia katakan :
Dan tidaklah ada binatang yang melata satu pun di muka bumi kecuali Allah yang
menanggung rizkinya. (Hud : 6) Sampai di sini ucapan Ghazali.
Maka tidak mengapa mempersedikit anak dengan tujuan menyempurnakan pendidikan anakanak, ketenangan kehidupan dan kasih sayang kepada mereka bersama dengan keimanan bahwa
Allahlah yang memberi rizki dan mempunyai kekuatan yang besar.
5. Tidak diperbolehkan bagi suami mengikat saluran mani kecuali dalam keadaan darurat, dan
tidak menyukai kelahiran anak dengan melakukan perbuatan ini tidaklah diperbolehkan, dan ini
termasuk pengebirian.
6. Tidak diperbolehkan bagi suami mengebiri dan memotong kemaluannya karena yang
demikian termasuk mengubah ciptaan Allah tanpa ada alasan kemaslahatan syarI atau darurat
yang memaksanya dan juga termasuk menyiksa diri dan merusak manfaat anggota badan tanpa
ada pembolehan dari syariat. Adapun mengebiri binatang ternak seperti kambing dan sapi
maka dibolehkan jika ada manfaatnya seperti penggemukan.
Secara mutlak sesungguhnya lebih utama tidak memakai alat-alat atau sarana pencegah
kehamilan sedikit pun dan membiarkan perkara-perkara sebagaimana keadaan aslinya selama
tidak ada keadaan yang memaksanya.

7.
Tidak diperbolehkan bagi pemerintah mengharuskan warganya membatasi jumlah
kelahiran anak-anak maupun memandulkan salah satu atau kedua suami istri apa pun sarana dan
sebabnya karena anak adalah hak kedua orang tua yang mereka tetapkan sekehendak mereka
sehingga selain keduanya dilarang memaksa mereka. Bagi pemerintah hendaklah mereka
mengingat : bahwa mereka bertanggung jawab atas perhatian terhadap hak-hak asasi manusia,
penjagaan kebaikan manusia, mengatur urusan mereka dengan pengaturan yang sesuai syariat.
Maka dengan cara ini mereka dapat mewujudkan hak-hak manusia dengan adil, kokoh dan
selamat.
5. Menggugurkan Kehamilan
Sebelum masuk pada pembahasan ini kami akan jelaskan siklurs kejadian manusia dan
kapan kehidupan dimulai dalam rahim ? Kemudian keterangan hukum menggugurkan
kehamilan yang di bawahnya ada tiga masalah :
Masalah pertama : Kehamilan dan siklus kehidupan :
Di awal kehamilan dimulai dengan ringan atas ibu, kemudian berat dan beratbersamaan
dengan perkembangan dan pertumbuhan bayi sebagaimana yang Allah katakan :

Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan
isterinya (Hawa), agar dia dekat dan tenang kepadanya. 4 Maka setelah seorang suami
mencampuri isterinya, lalu ia mengandung dengan ringan5 dan ia meneruskan hamilnya. Tatkala
dia berat karena kehamilannya, keduanya memohon kepada Allah, robnya seraya berkata:
"Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang sempurna, tentulah kami termasuk orangorang yang bersyukur". (AlAraf : 189)
Dan telah diketahui dari dalil-dalil AlQuran dan AsSunnah bahwa Allah menciptakan
manusia tahap demi tahap sebagaimana yang Allah katakan :
Dan Dia menciptakan kami dengan bertahap. (Nuh : 14)
Dan arti tahap pada Adam adalah Allah menciptanya dar tanah kemudian dijadikannya
tanah berlumpur (tin) kemudian darinya dijadikanNya tanah berlumpur dan berbau busuk
kemudian dijadikanNya tanah yang kering seperti tembikar yang berbunyi bila diketuk
kemudian Allah tiupkan ruh kepadanya maka jadilah manusia yang tegap, tingginya enam puluh
hasta dan lebernya tujuh hasta kemudian terus menerus manusia mengecil sampai sekarang
sebagaimana disebutkan dalam hadits.6

Tidak ada ketenangan dan kedekatan hubungan yang lebih besar antara dua manusia daripada hubungan antara
suami dan istri. - penerj
5
Pada awalnya wanita tidak merasakan sakit dan berat ketika hamil karena rahim mengandung nuthfah, segumpal
darah dan segumpal daging - penerj
6
Dalam riwayat Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah radhiallahu anhu.

Adapun tahapan anak cucu Adam maka dijelaskan Allah dalam kitabNya dan Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam dalam haditsnya. Allah taala berfirman :

7. Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan dengan tepat dan benar 7 Yang memulai
penciptaan manusia (Adam) dari tanah. 8. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati
air yang hina (air mani).8 9. Kemudian Dia menyempurnakan (Adam) dan meniupkan ke dalam
(tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati
(akal), (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. 9 (AsSajdah : 7-9)
Dan maksud dari
adalah meletakkan ruh ke dalam jasad Adam dan jasad
janin dalam rahim ibunya di mana Allah mencipta semua ruh sebelum mencipta jasad. Adapun
penyandaran ruh kepada Allah adalah penyandaran kemuliaan bagi ruh yang merupakan rahasia
yang besar dari rahasia-rahasiaNya sebagaimana yang Ia katakan :
Mereka bertanya kepadamu tentang roh.10 Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan husus
rabku, dan tidaklah kamu diberi ilmu Allah melainkan sedikit". 11 (AlIsra : 85)
Termasuk ayat yang merinci dengan jelas tahapan penciptaan Adam adalah firman Allah
taala dalam surat AlMukminun :

12. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari suatu saripati
(berasal) dari tanah.12 13. Kemudian Kami cipta manusia 13 dari air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim sampai waktu yang ditentukan). 14. Kemudian air
mani14 itu Kami jadikan segumpal darah yang memanjang, lalu segumpal darah itu Kami

(Ibnu Jarir dan Ibnu Katsir)


Air mani yang keluar dari tulang sulbi lelaki dan wanita. (Ibnu Katsir)
9
Maka orang yang bahagia adalah orang yang mempergunakannya untuk ketaatan kepada Alloh Taala. (Ibnu
Katsir)
10
Roh adalah bahan dasar dan materi jiwa. Jiwa tersusun dari roh dan badan. Roh adalah satu bagian jiwa. Roh yang
ditanyakan menurut Ibnu Abbas adalah ruh manusia. Wallahu alam.
11
Artinya ilmumu dibandingkan ilmu Allah sangat sedikit, roh yang kamu tanyakan termasuk perkara
kehususanNya, mahluk ciptaanNya, tidak diberitahukan kepada siapa pun kecuali sedikit. Ayat ini merupakan
jawaban yang membungkam terhadap pertanyaan yang tidak bermanfaat dan sebaiknya bagi yang ditanya berpaling
dari pertanyaan yang semisal ini kemudian menunjukkan kepada pertanyaan yang lebih penting dan bermanfaat.
(Ibnu Katsir dan (Taisir alKarimir Rahman, asSady, 534)
12
Adam berasal dari saripati tanah yang diambil dari semua jenis tanah sehingga warna kulit anak cucunya sesuai
dengan warna tanah, ada yang merah, putih, hitam dan sebagainya, ada yang bagus dan ada yang jelek dan di antara
keduanya. (Dalam riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi, hasan shahih)
13
Setelah Adam dan Hawa. (Adhwaul Bayan, Syanqithy)
14
air mani lelaki keluar dari tulang sulbi lelaki sedang air mani wanita keluar dari tulang dadanya. (Ibnu Katsir)
8

jadikan segumpal daging,15 dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang, 16 lalu tulang
itu Kami bungkus dan kuatkan dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk
yang (berbentuk) lain. 17 Maka Maha Tinggi dan Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling
Baik. 15. Kemudian, sesudah kehidupan pertama itu, sesungguhnya kamu sekalian
benar-benar akan dibangkitkan pada hari kiamat setelah mati.(AlMukminun: 12-16)

Masalah Kedua : Kapan Ada Kehidupan Dalam Rahim ?


Dalam sunnah nabawiyyah yang mulia bahwa Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam
telah menentukan batasan waktu bagi tiap siklus penciptaan manusia dalam perut ibunya dan
menentukan waktu kapan ruh ditiupkan ke dalam janin agar menjadi hidup. Di antara hadits yang
mulia tersebut adalah yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim dari Abdillah bin Masud
radhiallahu anhuma dari Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda,

Sesungguhnya salah seorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai
nuthfah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah selama empat puluh hari,
kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari, kemudian diutus seorang malaikat
kepadanya lalu ia meniupkan ruh kepadanya.
Dengan ditiupkannya ruh dalam janin jadilah mahluk hidup yang bergerak dengan gerakan
kehidupan secara mandiri. Adapun sebelum ditiupkannya ruh padanya maka janin belum hidup
bahkan masih menjadi benda yang dapat berkembang dengan perantara ibunya sebagaimana
pertumbuhan tumbuhan. Dan atas dasar ini kita ketahui kesalahan orang yang menamakan
nuthfah sebagai mahluk hidup yang tumbuh dan memandangnya kehidupan karena dapat
bergerak. Padahal yang benar bahwa nuthfah tidak ada kehidupan padanya bahkan ia sebagai
benda yang tumbuh demikianlah hendaknya kita menamakannya bukan kehidupan yang
tumbuh, dan gerakannya bukanlah gerakan kehidupan bahkan gerakan getaran yang Allah
jadikan dalam nuthfah. Maka benda yang tumbuh bergetar setelah keluarnya dari kemaluan
lelaki beberapa saat yang cukup untuk bertemu dengan salah satu benda-benda lainnya (sel telur)
dari perempuan lalu terjadilah gumpalan darah dengan ijin Allah kemudian sel telur yang tidak
bertemu (dibuahi ) sperma menjadi mati dan berhenti gerakannya. Dan telah diketahui bahwa
gerakan sperma maupun sel telur bukan dari kehidupan dan kami menyaksikan bahwa apabila

15

segumpal daging yang tidak bergaris dan berbentuk manusia. (Ibnu Katsir)
dibentuk kepala, kedua tangan, kedua kaki, urat dan otaknya. Dalam Shahih Muslim disebutkan, setiap jasad
manusia hancur setelah dikubur kecuali tulang ekor yang darinya ia dicipta dan dibentuk. (Ibnu Katsir)
17
ditiupkan ruh lalu bergerak sehingga berbentuk mahluk lain yang memiliki pendengaran, penglihatan, akal,
gerakan dan goncangan. (Ibnu Katsir)
16

ekor dari salah satu binatang dipotong pasti bergerak-gerak dengan cepat dan pasti tidak
dinamakan hidup.
Dan termasuk kesalahan juga, mensifati kehidupan pada janin yang belum ditiup ruh
karena pertumbuhannya bukan dengan sebab kehidupan sebagaimana yang telah kami sebutkan
bahkan ia adalah pertumbuhan dan perpindahan dari satu siklus ke siklus yang lainnya dengan
ijin Allah taala tanpa kehidupan yang mandiri.
Dan yang menjadikan para ilmuwan yang meneliti tahapan kehidupan manusia ini mereka
mensifati benda yang tumbuh tersebut dan janin pada tahapan yang pertama dan dianggap hidup
adalah mereka menyaksikan gerakan pada benda yang tumbuh tersebut dan adanya pertumbuhan
pada janin dan pada umumnya mereka bukanlah para ilmuwan non muslim dan mereka
semuanya bisa jadi orang-orang yang tidak beriman dengan adanya Allah sang pencipta atau
mereka belum menemukan penjelasan dalam AlQuran tentang tahapan penciptaan manusia dan
apa yang telah dijelaskan Rasulullah Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam lalu mereka
menyangka bahwa tiap yang bergerak adalah kehidupan dan tidak membedakan antara gerakan
kehidupan dan gerakan getaran biasa dan selainnya.
Akan tetapi kami memahami wahai pembaca yang budiman, apa yang kami katakan dan
akan kami berikan satu contoh pada anda :
Telah diketahui di jaman kita sekarang ini bahwa alat-alat elektronik dan selainnya dapat
menggambarkan untuk tiap alat yang bermanfaat yang menjelaskan bagaimana cara kerjanya
agar mudah menggunakannya dan membetulkan kerusakan-kerusakan dan tanpa adanya gambar
para ahli spesialis tidak mampu memperbaiki dengan aman bahkan terkadang menjadi lebih
rusak.
Kami sangat yakin bahwa para ahli janin akan mengetahui di atas meja penelitian mereka
jika mereka mencari petunjuk dalam AlQuran dan Sunnah Nabawiyah akan menemukan rahasia
yang kokoh dan hakikat yang tidak akan berubah.
Masalah Ketiga : Hukum Menggugurkan Janin
Saya telah meneliti banyak kitab ahli fiqih dan membaca pendapat mereka dalam masalah
kita ini maka saya pandang ada baiknya meringkas pendapat-pendapat mereka dan saya akan
sebutkan pendapat mana yang paling kuat.
Ahli sepakat tanpada ada perselisihan di antara mereka bahwa diharamkan
menggugurkan janin setelah ditiupnya ruh padanya kecuali dalam keadaan darurat seperti
bahaya keselamatan jiwa ibu. Peniupan ruh selesai pada hari-hari yang sepuluh setelah bulan
keempat dari awal kehamilan sebagaimana yang disebutkan dalam hadits-hadits yang telah
kami sampaikan.

Kedua : para ahli fiqih sepakat bahwa menggugurkan janin yang telah nampak sebagian
badannya dianggap pelanggaran atau kejahatan.
Artinya nampak sebagian badan janin adalah telah nampak rambut, jari, kaki atau yang
semisalnya dan dalam tahapan ini ruh belum ditiup padanya akan tetapi menggugurkan termasuk
tindakan kejahatan kalau bukan karena alasan darurat.
Ketiga : Sebagian ahli fiqih berpendapat bahwa menggugurkan janin sebelum nampak
penicptaan dan gambarannya maka dibolehkan biasa pada umur empat puluh hari mereka
menyimpulkan bahwa pada tahapan ini janin masih berupa nuthfah sehingga menggugurkan
nuthfah dibolehkan sebagaimana azl.
Namun mayoritas ulama melemahkan pendapat ini dan membantahnya, menganggap
dosa pelakunya atau yang membantunya dosanya di bawah pelaku utamanya. Kami akan
sebutkan pendapat Imam Ghazali dan Qadlikhan mengenai hukum masalah ini.
Adapun Imam Ghazaki membedakan antara azl dan menggugurkan janin, beliau
mengatakan bahwa menggugurkan adalah tindak kejahatan atas wujud mahluk yang sudah
tercipta dan adanya mahluk melalui beberapa tahap yaitu : nuthfah dalam rahim dan bercampur
dengan mani wanita yang siap menerima kehidupan, dan merusak kehidupan ini maka termasuk
kejahatan meskipun masih dalam bentuk nuthfah. Bila sudah terbentuk gumpalan darah
merusaknya maka lebih jahat dan bila telah ditiup ruh dan penciptaan telah sempurna
menggugurkannya maka bertambah jahat dan puncak kejahatan menggugurkan setelah janin
dalam keadaan hidup.
Sementara itu Qaadlikhan setelah menunjuk pada pendapat yang membolehkan beliau
mengatakan : Aku tidak sependapat dengannya sebab orang yang ihram wajib membayar ganti
rugi telur binatang buruan karena ia adalah bibit bianatang buruan maka tidak ada hukum yang
paling ringan selain dosa bagi ibu yang menggugurkan janin akan tetapi dosanya tidak sebesar
dosa membunuh.
Dan ringkasan dari pendapat-pendapat di atas dalam masalah menggugurkan janin adalah
: menggugurkan janin sebelum terbentuk gambaran janin makruh dan ada dosanya dan haram
kalau sudah terbentuk gambaran janin dan sangat haram bila telah ditiup ruh, kalau
penggugurannya tanpa ada hal-hal yang darurat atau terpaksa menurut kesehatan.

6. Ngidam
Ngidam sebagaimana telah diketahui adalah keinginan yang sangat terhadap satu makanan
yang dirasakan oleh ibu hamil. Ngidam adalah keadaan kejiwaan ibu hamil yang keluar pada
awal kehamilan. Termasuk efek negatif ngidam adalah perasaan mual-mual dan membenci
sebagian aroma atau makanan tertentu dan perasaan sangat bernafsu terhadap satu makanan dan
pada umumnya makanan yang masam-masam.
Perkara yang kami sorot dalam pembahasan ngidam ini adalah apakah ngidam dapat
memutuskan hubungan hubungan suami istri atau tidak ?

Dan tidak tersembunyi lagi bahwa dengan sebab ngidam terjadinya perubahan di luar
kebiasaan pada saraf dan badan ibu hamil dan bahkan mengubah hubungan antara suami dan istri
pada satu keadaan. Terkadang istri yang ngidam membenci bau badan suami dan merasa takut
ketika suami mendekatinya bukan karena ia membenci suaminya bahkan karena organ-organ
tubuh sedang goncang, pada tahapan ini istri tidak bisa menguasai perasaannya sehingga
haruslah memperhatikan keadaan tersebut sampai ia melalui masa ngidam dengan selamat.
Suami yang cerdik melihat awal ngidam istrinya akan berlaku baik terhadap istrinya, lemah
lembut, memperhatikan jam istirahatnya, dan tidak memberat-beratkan permintaan dan
tuntutannya kepada istrinya.
Sebaliknya bagi istri yang sedang ngidam berupaya dengan sungguh-sungguh
membahagiakan suami dan selalu mengingatkan bahwa ngidam adalah awal keibuan dan
keibuan adalah rahmat.

8. Tanya Jawab :
1. Apakah benar bahwa wanita yang mati dengan sebab melahirkan berpahala seperti mati
syahid ?
Ya benar dengan karunia Allah taaa sebagaimana yang disebutkan hadits-hadits dan
pendapat ulama.
2. Jika kesulitan dalam melahirkan dan membahayakan jiwa ibu dan harus mengeluarkan bayi
dalam keadaan meninggal atau membedah perut ibu, apakah yang demikian boleh ?
Ya, boleh bahkan wajib menyelamatkan ibu jika memang dipastikan demikian.
3. Apakah boleh menggugurkan janin jika para dokter menetapkan bahwa bayi yang akan lahir
cacat atau mengerikan ?
Tidak, tidak boleh bahkan harus peduli terhadap bayi yang tidak sehat dan menyerahkan
urusannya kepada Allah.
4. Telah diketahui bahwa suami istri dan keluarga lebih senang terhadap kelahiran anak lakilaki daripada perempuan, apakah yang demikian dosa?
Tidak dosa atas mereka karena perbedaan kesenangan terhadap anak-anak adalah perkara
fitrah pada manusia. Kebahagiaan terhadap kelahiran anak pertama lebih besar daripada
kebahagiaan terhadap kelahiran anak yang kedua meskipun keduanya laki-laki. Dan suami
isitri bercita-cita mempunyai anak pertama lakki-laki, ini tidak mengapa karena yang paling
penting adalah ridha terhadap pemberian atau karunia Allah dan tidak membenci dan marah
terhadpa kelahiran anak perempuan.
5. Terdapat kebiasaan manusia hususnya ketika mereka menghadiri pernikahan mengucapkan
doa kebahagiaan bagi keduanya yaitu mengharapkan anak pertama mereka laki-laki, apakah
harapan ini dilarang ?
Tidak mengapa, akan tetapi lebih utama mendoakan diberi karunia anak yang shalih.

6. Apabila orang tua tidak menyembelih hewan aqiqah untuk anaknya pada hari yang telah
ditetapkan apakah dibenarkan mengahirkan aqiqah ?
Ya, tidak mengapa menurut pendapat sebagian ulama.
7. Apabila ada bidan perempuan yang dapat membantu melahirkan tetapi seorang ibu yang
hamil lebih memilih dokter laki-laki apakah ibu tersebut berdosa ?
Ya, ia berdosa karena membuka aurat di hadapan lelaki selain suami diharamkan kecuali
ketika dalam keadaan terpaksa.
8. Dilihat dari sedikitnya bidan dan dokter perempuan dan terkadang tidak mencukupi,
bagaimana jalan keluarnya ?
Pertanyaannya benar,.jalan keluarnya dengan cara mengarahkan para mahasiswi di tiap
tiap universitas mempelajari ilmu kesehatan atau kedokteran sampai seimbang antara jumlah
dokter laki-laki dan dokter perempuan. Dengan cara ini dokter laki-laki melayani laki-laki
dan dokter perempuan melayani perempuan dan ini adalah tanggung jawab pemerintah yang
kenyataannya sekarang belum ada keseimbangan. Maka darurat dibutuhkan ala kadarnya
sehingga janganlah perempuan berobat kepada dokter laki-laki kecuali terpaksa tidak ada
alasan yang lainnya.

Pasal Ke Sebelas :
Tradisi Fitrah Manusia

1. Sunat
2. Mencukur Bulu Kemaluan
3. Mencabut Bulu Ketiak
4. Memendekkan Kumis
5. Memanjangkan Jenggot
6. Memotong Kuku
7. Cebok
8. Membersihkan Sela-sela Jemari Kaki dan Tangan
9. Membersihkan Mulut
10. Memperhatikan Rambut
11. Tanya Jawab

Fitrah manusia artinya adalah sifat pembawaan asli manusia dan dinamakan juga dengan
sunan fitrah karena ia adalah sunan atau kebiasaan para nabi alaihumussalam yang kita

diperintah untuk mencontoh mereka di mana seluruh syariat para nabi tidak berselisih padanya.
Jadi seolah masalah fitri atau pembawaan manusia.
Dan pembaca akan melihat, sesungguhnya seseorang apabila memperhatikan tradisi
tersebut dan mempraktekkannya pada dirinya maka ia berarti merealisasikan tingkatan
kebersihan dan keindahan syari yang paling tinggi. Suatu tradisi yang menjadikannya diterima
di sisi manusia dan dalam hubungannya bersama anggota masyarakat dan keluarganya.
Dan tidak diragukan bahwa hubungan suami istri lebih terpengaruh oleh sunan ini
dibandingkan dengan yang lainnya. Berapa banyak seorang istri menjauh dari suaminya karena
badannya kotor dan berbau tidak sedap dan mengakibatkan perselisihan-perselisihan di antara
keduanya dan tidak sedikit berahir pada perceraian. Yang demikian itu karena faktor
kebahagiaan suami istri adalah jangan sampai salah satu dari keduanya melihat hal yang tidak
disukai dari pihak yang lainnya dan tidak mencium aroma yang tidak sedap. Maka sesungguhnya
jiwa merasa senang dan nyaman jika melihat faktor-faktor yang menyenangkannya atau
mencium aroma yang wangi.
Oleh karena itu syariat yang mulia mendorong istri berhias husus untuk suaminya bukan
untuk selainnya. Demikian juga parfum atau wewangian, istri dilarang memakainya dan berhias
untuk selain suaminya karena dialah satu-satunya manusia yang berhak menikmati hiasan dan
aroma wanginya. Dan demikian juga sebaliknya hendaklah suami berlaku kepada istrinya.
Dan kami telah menuliskan pada pasal ini untuk menjelaskan masalah-masalah yang
memperdulikan suami istri dalam kesucian, kebersihan, keindahan dan menghilangkan hal-hal
yang tidak disukai dan kami hanya mengambil reverensi dari hadits-hadits nabi yang mulia, di
antaranya ialah :
Hadits yang diriwayatkan Bukhari, Muslim dan salah satu pemilik kitab Sunan yang
empat dari Abi Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam :
Fitrah ada lima : Sunnat, mencukur bulu kemaluan, menipisi kumis, memotong kuku dan
mencabut bulu ketiak.
Hadits yang diriwayatkan Muslim dan dan salah satu pemilik kitab Sunan yang empat
dari Ummul Mukminin Aisyah radhiallahu anha dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam :

Sepuluh dari fitrah : Menipisi kumis, memanjangkan jenggot, bersiwak, menghirup air ke
lubang hidung lalu menyemburkannya, memotong kuku, mencuci celah jemari tangan dan kaki,
mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan dan cebok dengan air.

Mushab bin Syaibah salah satu perawi hadits di atas - berkata, Aku lupa yang
kesepuluh, mungkin berkumur-kumur.
Imam Tirmidzi berkata,Intiqashulmaa adalah cebok dengan air.

1. Khitan (Sunat ) dan Khifadl


a. Khitan (Sunat ): mayoritas ulama berpendapat bahwa khitan hukumnya sunnah
muakkadah (yang ditekankan) dan termasuk fitrah Islam yang tidak sepantasnya ditinggalkan
bagi para lelaki dan sebagian yang lainnya berpendapat wajib.
Dan lebih afdhal anak disunnat waktu masih kecil dan banyak pendapat dari ulama tentang
batasan waktu menyunat yang bukan tempatnya menyampaikannya di sini.
Dan ulama sepakat, sebagaimana yang dinukil oleh Imam Qurthubi, bahwa Nabi Ibrahim
adalah orang pertama yang sunat dan beliau melakukannya pada usia tua.
Dan anehnya orang-orang Nasrani menentang sunat dan memandang jelek orang yang sunat
dan berbangga diri dengan tidak sunat sebagai keyakinan bagi mereka.
a. Khifadl
Khifadl adalah memotong sedikit dari jengger kemaluan wanita yang letaknya di bagian
atasnya.
Di sebagian suku di beberapa negara yang beriklim panas sunat bagi wanita ini telah dikenal
lama di mana sebagian wanita di sana mengeluhkan panjangnya jengger yang mengganggu
gerakan saat berjalan kaki. Dari sinilah mereka memotong untuk menghilangkan gangguan
tersebut.
Sebagian kaum mengatakan bahwa sunat bagi perempuan adalah aktivitas yang menyakitkan
dan hanya adat suku tertentu bukan perintah syariat Islam dan bukan hal yang dapat
memuliakan anak perempuan bahkan makruh karena tidak ada dalil yang memerintahkan dan
karena dapat menghalangi wanita merasakan kelezatan hubungan dengan suami !
2. Mencukur Bulu Kemaluan (Istihdad)
Dinamakan Istihdad karena dalam mencukurnya mempergunakan pisau yang terbuat dari
besi.
Bulu yang dicukur adalah bulu yang tumbuh di sekitar kemaluan dan dubur baik laki-laki
maupun perempuan.
Maka mencukurnya disunnahkan bagi laki-laki maupun perempuan sesuai perintah Rasul dan
untuk kebersihan hususnya di tempat tersebut. Mencukurnya lebih utama dan boleh dicabut
(kalau tidak sakit penerj)

3.

Mencabut Bulu Ketiak

Mencabut bulu ketiak adalah sunnah menurut kesepakatan ulama bagi laki-laki dan
perempuan dan mencabutnya lebih utama daripada mencukur atau mengguntingnya bagi kuat
menahan sakit.
Dan hikmah menghilangkan rambut ketiak karena di sinilah tempat keringat dan kotoran
bersarang di dalamnya sehingga dapat menimbulkan bau yang tidak sedak maka mencabutnya
dapat menghilangkan bau tersebut.
4. Menipisi Kumis
Ulama bersepakat bahwa memanjangkan kumis hukumnya makruh, sementara menipisinya
adalah sunnah sampai nampak ujung dan warna putih bibirnya.
Pendapat ulama tentang menipisi kumis :
Sebagian mereka berpendapat bahwa menipisi kumis lebih utama (afdhal) tidak berlebihan
dalam menipisinya. Dan yang lainnya berpendapat bahwa sangat menipis kumis lebih utama
walau sampai pada batas membersihkannya. Dan dikatakan keduanya dibolehkan. Sebagian
lainnya berpendapat bahwa membersihkan kumis makruh dan pelakunya dihukum dengan
pukulan.
Yang penting jangan sampai kumis sangat panjang melampaui daerah bibir sebagaimana
penampilan orang-orang kafir.
5. Memanjangkan Jenggot
Yaitu membiarkan jenggot panjang tidak dicukur. Dan telah diketahui bahwa memanjangkan
jenggot adalah sunnah yang masyhur dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang beliau
kuatkan dengan sabdanya dan perbuatannya. Sehingga tidak pantas bagi seorang muslim
menyelisihi sunnah ini terutama bagi para syaikh dan ulama.
6. Memotong Kuku
Memotong kuku adalah sunnah bagi lelaki dan perempuan dan memanjangkannya adalah
makruh karena menyelisihi sunnah Nabi kemudian kuku yang panjang adalah kotoran seperti
kotoran yang lainnya dari badan yang biasanya manusia membuangnya dari badannya
sebagaimana membuang bulu kemaluan dan ketiak dan karena di sana tempat berkumpulnya
kotoran.
Memanjangkan kuku bukanlah hiasan sebagaimana yang diyakini para wanita sekarang yang
kebanyakan mereka memanjangkan kukunya, dengan menghabiskan waktu dan banyak uang
mereka untuk memanjangkan dan merawatnya, mewarnainya dengan bermacam-macam warna
dan menyangka bahwa yang demikian itu adalah hiasan dan keindahan.

7. Menghilangkan Najis (Cebok)


Dibolehkan membuang najis dari tempatnya dengan sarana apa saja seperti air, batu dan tissu
dan yang utama membersihkannya dengan air. Dan wajib cebok dari dari buang air kecil dan
besar dengan bersih.
8. Mencuci dan Membersihkan Sela-sela Jemari
Dan disunnahkan juga mencuci sela-sela badan yang lainnya dan tempat-tempat
bersarangnya kotoran pada umumnya seperti lipatan-lipatan telinga, lubang hidung, tengahtengah pusar dan ujung kelopak mata. Disunnahkan tempat-tempat tersebut untuk menjaga
kebersihan dan keharuman badan.

9. Membersihkan Mulut
Dan telah diketahui bahwa faktor yang paling mengganggu seseorang adalah aroma yang
tidak sedap dan bau mulut adalah aroma yang paling tidak disukai.
Bau tidak sedap mulut disebabkan beberapa macam di antaranya : rusaknya langit-langit
mulut, tidak membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan, makan bawang putih atau bawang merah
dan mengisap rokok yang kebiasaan jelek yang dilakukan banyak orang.
Sehingga disunnah memperhatikan kebersihan mulut dan paling bagus dengan memakai
siwak (akar pohon miswak) karena termasuk sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

10. Memperhatikan Perawatan Rambut


Merawatnya dengan berbagai cara di antaranya :
a. Mencuci atau keramas kapan saja dibutuhkan agar rambut tidak kumal yang akan
menjadi sarang kutu maupun tumbuhnya ketombe.
b. Menyisir dan membelahnya jika tidak membelahnya maka dibiarkan dan sebaiknya bagi
wanita memintalnya.
c. Boleh menyemir rambut bagi lelaki dan perempuan dengan warna selain hitam, tidak
disukai mencabut uban rambut karena ia adalah cahaya dan kewibawaan bagi seorang muslim.
Diharamkan bagi seorang wanita menyambung rambutnya dengan rambut lain meskipun
rambut buatan berdasarkan hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam: Allah melaknat
perempuan yang menyambung rambut dan meminta disambungkan rambutnya.

11. Tanya Jawab :


1. Tanya Apakah memotong kuku dan mencabut bulu ketiak dan selain keduanya dibatasi
oleh waktu tertentu ?
Jawab : Tidak ada waktu tertentu untuk melakukan sunnah tersebut bahkan kembali pada
kebutuhan dan panjang kuku atau rambut, maka jika panjang dipotong. Dan sunnahnya
seseorang menentukan waktunya dari Jumat ke Jumat dan dimakruhhkan lebih dari empat
puluh hari sebagaimana yang diriwayatkan Imam Muslim dari Anas bin Malik berkata,Dibatasi
waktu bagi kami dalam memotong kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur
bulu kemaluan tidak membiarkan lebih dari empat puluh malam.
2. Tanya : apakah boleh memakai obat-obatan atau apa saja untuk menghilangkan rambut
sebagai ganti mencukur atau mencabutnya?
Jawab : Ya, boleh.
3. Tanya : apakah pacar yang dipakai di kuku sebagian wanita menghalangi sahnya bersuci dan
shalat jika diletakkan dalam keadaan suci?
Jawab : Pacar tersebut menghalangi sahnya wudhu jike diletakkan pada kuku dalam keadaan
suci karena ia menghalangi sampainya air ke kuku. Maka wajib dicuci/dihilangkan ketika wudhu
atau mandi junub atau haidl dan tidak ada hukum memakai khuf atau kaos kaki bagi pacar ini
agar bisa mengusapnya.
4. Tanya : Apakah bagi wanita dibolehkan menutupi rambutnya dengan rambut meminjam dan
menampakkan rambut pinjamannya di hadapan lelaki lain ?
Jawab : tidak, tidak boleh.
5. Tanya : Sebagian orang berbangga-bangga dengan memanjangkan kumis dan
menganggapnya sebagai kejantanan, apakah yang demikian diterima dalam agama?
Jawab : Tidak diterima dalam syariat dan bukan kejantanan bahkan kebodohan yang menyebar.
Adapun kejantanan itu dengan mengikuti hukum-hukum syariat dan mengamalkan sunnah
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Jika kejantanan tergantung dengan rambut maka
kejantanan hilang dengan hilangnya rambut dan betapa jelek kejantanannya.
6. Tanya : Sebagian wanita mencabut atau mencukur alis atau menggambar alis yang lainnya
dengan pensil sesuai keingingan masing-masing, apakah yang demikian dibolehkan?
Jawab : Tidak, tidak boleh, dan wanita yang melakukan untuk dirinya dan untuk yang lainnya
dilaknat karena mengubah ciptaan Allah dan memperjelek wajahnya. Wallahu alam bishshawab.

Penutup
Sesungguhnya menulis bukanlah pekerjaan yang mudah sebagaimana kata ulama,
bagaimana kalau berhubungan dengan pribadi dan rahasia manusia ?

Kami mengetahui bahwa manusia itu berjenis-jenis dan berbeda-beda keinginannya, di


antara mereka ada yang alim dan paham, di antara mereka ada yang bodoh dan tertipu. Maka
orang yang alim memuji dan memberi semangat sedangkan orang bodoh atau orang yang dengki
tidak ada keinginan selain mencibir, menghina, menjelek-jelekkan dan mencela.
Akan tetapi apakah pekerjaan ini dihentikan dan dibekukan, apakah para ahli ilmu gentar
menerangkan hukum syariat yang dibutuhkan manusia karena takut terhadap celaan para
penentang ? Tidak, bahkan wajib memahamkan kepada manusia dan mengajarkan apa yang
memberi manfaat kepada mereka dari perkara-perkara agama dan dunia mereka.
Dan kami telah menjelaskan dalam buku dengan terang-terangan secara syariat agar
menjadi sebab bahagianya kehidupan suami istri dan keluarga yang selamat dan lurus.
Dan termasuk maksud kami dengan buku ini adalah membantah penyesatan dan kerancuan
yang dilepaskan musuh-musuh Islam di Timur dan Barat melawan agama yang lurus dan hukumhukumnya yang mudah dan mulia yang berhubungan dengan keluarga dan hak-hak suam istri.
Dan menghadapi gelombang kebebasan dan globalisasi yang melanda seluruh alam dan
yang menggoncangkan masyarakat Islam dan kebahagiaan keluarga muslim.
Transparansi yang anda temukan dalam buku wahai pembaca bukanlah menggampanggampangkan maupun menjatuhkan kehormatan bahkan menjelaskan keadaan sebenarnya dan
keterangan hukum syariat yang mulia yang dibutuhkan oleh suami isti atau apa-apa yang
mereka hadapi dalam kehidupan sebagai suami istri.
Dan kami tidaklah menganggap tulisan ini sempurna bahkan kami katakan, kami hanyalah
berupaya dengan kesungguhan untuk menggambarkan ilmu-ilmu yang benar bagi kehidupan
suami istri dalam Islam yang lurus sesuai kemampuan dan keluasan kami, kami mengingatkan
kepada para suami dan yang berkehendak menjalani pernikahan akan bahaya dan pentingnya
masalah suami istri, dengan memohon kepada Allah dapat memberi manfaat kepada kaum
muslimin, memberi karunia kepada kita pemafaan, kesehatan dan keselamatn di dunia dan ahirat.
Dan shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan
sahabatnya semuanya.
Selesai menulis buku ini di kota Beirut, ashr hari Jumat, pada ahir bulan Muharram pada
tahun 1412 H bertepatan dengan tahun1991 M dan alhamdulillahi rabbil alamin.

Penulis : Muhammad bin Ahmad Kanan

Anda mungkin juga menyukai